KET Word
KET Word
Laporan Kasus
NIM : 09/303015/PKU/11453
Pembimbing:
Bagian Radiologi
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan di mana sel telur yang dibuahi
dapat mengalami abortus atau ruptur pada dinding tuba dan peristiwa ini disebut
penyakit radang panggul, pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim IUD (Intra
angka mortalitas dan morbiditas ibu jika tidak mendapatkan penanganan secara
terutama pada mereka yang berumur lebih dari 30 tahun. Selain itu, adanya
kecenderungan pada kalangan wanita untuk menunda kehamilan sampai usia yang
yang sangat berbahaya6. Berdasarkan data dari The Centers for Disease Control
meningkat drastis pada 15 tahun terakhir. Menurut data statistik pada tahun 1989,
ektopik terganggu dalam 4007 persalinan, atau 1 dalam 26 persalinan. Ibu yang
bandingnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi
1. Uterus
Uterus berbentuk seperti buah pir yang sedikit gepeng ke arah muka
terdiri dari otot-otot polos. Ukuran panjang uterus adalah 7-7,5 cm, lebar 5,25 cm
dari fundus uteri, corpus dan cervix uteri. Fundus uteri adalah bagian proksimal
dari uterus, disini kedua tuba falopii masuk ke uterus. Corpus uteri adalah bagian
uterus yang terbesar, pada kehamilan bagian ini mempunyai fungsi utama sebagai
tempat janin berkembang. Rongga yang terdapat di corpus uteri disebut cavum
uteri. Cervix uteri terdiri atas pars vaginalis cervisis uteri dan pars supravaginalis
cervisis uteri. Saluran yang terdapat pada cervix disebut canalis cervicalis4.
lendir yang melapisi bagian dalam 2) Miometrium: lapisan tebal otot polos 3)
dalam masa reproduksi. Dalam masa haid endometrium sebagian besar dilepaskan
kemudian tumbuh lagi dalam masa proliferasi dan selanjutnya dalam masa
sekretorik. Lapisan otot polos di sebelah dalam berbentuk sirkuler, dan di sebelah
luar berbentuk longitudinal. Di antara lapisan itu terdapat lapisan otot oblik,
berbentuk anyaman, lapisan ini paling penting pada persalinan karena sesudah
plasenta lahir, kontraksi kuat dan menjepit pembuluh darah. Uterus ini sebenarnya
mengapung dalam rongga pelvis dengan jaringan ikat dan ligamentum yang
2. Tuba Falopii
Tuba falopii terdiri atas4: 1) Pars interstisialis, bagian yang terdapat pada
dinding uterus, 2) Pars isthmika, bagian medial tuba yang seluruhnya sempit, 3)
Pars ampularis, bagian yang berbentuk saluran agak lebar, tempat konsepsi
terjadi, 4) Infundibulum, bagian ujung tuba yang terbuka ke arah abdomen dan
mempunyai fimbrae.
3. Fimbrae
disalurkan ke dalam tuba. Bagian luar tuba diliputi oleh peritoneum viseral yang
merupakan bagian dari ligamentum latum. Otot dinding tuba terdiri atas (dari luar
ke dalam) otot longitudinal dan otot sirkuler. Lebih ke dalam lagi didapatkan
selaput yang berlipat-lipat dengan sel-sel yang bersekresi dan bersilia yang khas,
berfungsi untuk menyalurkan telur atau hasil konsepsi ke arah cavum uteri dengan
4. Ovarium
Ovarium kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan ukuran panjang sekitar
4 cm, lebar dan tebal kira-kira 1,5 cm. Setiap bulan 1-2 folikel akan keluar yang
B. Definisi
melekatnya buah kehamilan di luar tempat yang normal, yakni di luar rongga
suatu kehamilan ektopik yang mengalami abortus ruptur pada dinding tuba9.
C. Etiologi
pada tuba falopii. b) Adhesi peritubal setelah infeksi pasca abortus/ infeksi pasca
ostium asesorius dan hipoplasi. Namun ini jarang terjadi. d) Bekas operasi tuba
patensi tuba pada sterilisasi. e) Tumor yang merubah bentuk tuba seperti mioma
progesteron
4. Hal lain seperti; riwayat KET dan riwayat abortus induksi sebelumnya2.
D. Klasifikasi
20-40 tahun dengan umur rata-rata 30 tahun. Lebih dari 60% kehamilan ektopik
terjadi pada wanita 20-30 tahun dengan sosio-ekonomi rendah dan tinggal di
sehingga menghambat perjalanan ovum yang dibuahi dari ampula ke rahim dan
berimplantasi ke tuba4.
etopik terganggu lebih sering dijumpai pada wanita kulit hitam dari pada kulit
putih karena prevalensi penyakit peradangan pelvis lebih banyak pada wanita kulit
terhadap persalinan di rumah sakit. Banyak wanita dalam masa reproduksi tanpa
terhadap kelahiran secara relatif meningkat. Selain itu IUD dapat mencegah secara
ektopik4.
terjadi di tuba (90-95%), khususnya di ampula tuba (78%) dan isthmus (2%). Pada
servikal (0,5%)5.
F. Patogenesis
Proses implantasi ovum di tuba pada dasarnya sama dengan yang terjadi di
cavum uteri. Telur di tuba bernidasi secara kolumnar atau interkolumnar. Pada
nidasi secara kolumnar telur bernidasi pada ujung atau sisi jonjot endosalping.
biasanya telur mati secara dini dan direabsorbsi. Pada nidasi interkolumnar, telur
bernidasi antara dua jonjot endosalping. Setelah tempat nidasi tertutup maka
ovum dipisahkan dari lumen oleh lapisan jaringan yang menyerupai desidua dan
dinamakan pseudokapsularis. Karena pembentukan desidua di tuba malahan
implantasi, tebalnya dinding tuba dan banyaknya perdarahan yang terjadi oleh
invasi trofoblas4.
graviditi dan tropoblas, uterus menjadi besar dan lembek, endometrium dapat
menempati sel luminal. Sitoplasma mengalami vakuolisasi seperti buih dan dapat
yang degeneratif1.
sampai 10 minggu. Karena tuba bukan tempat pertumbuhan hasil konsepsi, tidak
mungkin janin tumbuh secara utuh seperti dalam uterus. Beberapa kemungkinan
ovum yang dibuahi cepat mati karena vaskularisasi yang kurang dan dengan
dinding pembuluh darah oleh vili korialis pada dinding tuba di tempat implantasi
membran terhadap dinding tuba terpisah bila pemisahan sempurna, seluruh hasil
3. Ruptur dinding tuba : Penyebab utama dari ruptur tuba adalah penembusan
dinding vili korialis ke dalam lapisan muskularis tuba terus ke peritoneum. Ruptur
tuba sering terjadi bila ovum yang dibuahi berimplantasi pada isthmus dan
biasanya terjadi pada kehamilan muda. Sebaliknya ruptur yang terjadi pada pars-
intersisialis pada kehamilan lebih lanjut. Ruptur dapat terjadi secara spontan, atau
yang disebabkan trauma ringan seperti pada koitus dan pemeriksaan vagina.1,4,13
G. Gambaran Klinis
lokasinya4. Tanda dan gejalanya sangat bervariasi tergantung pada ruptur atau
antara lain5:
a. Keluhan gastrointestinal : Keluhan yang paling sering dikemukakan oleh
pentingnya keluhan gastrointestinal dan vertigo atau rasa pening. Semua keluhan
tersebut mempunyai keragaman dalam hal insiden terjadinya akibat kecepatan dan
b. Nyeri tekan abdomen dan pelvis : Nyeri tekan yang timbul pada palpasi
pada lebih dari tiga perempat kasus kehamilan ektopik sudah atau sedang
pervaginam yang lazim pada kehamilan ektopik sebagai periode haid yang
endokrin dari endometrium sudah tidak memadai lagi, mukosa uterus akan
salah satu sisi oleh masa ektopik tersebut. Pada kehamilan ligamentum latum atau
ligamentum latum terisi darah, uterus dapat mengalami pergeseran hebat. Uterine
cast akan dieksresikan oleh sebagian kecil pasien, mungkin 5% atau 10% pasien.
Eksresi uterine cast ini dapat disertai oleh gejala kram yang serupa dengan
f. Tekanan darah dan denyut nadi : Reaksi awal pada perdarahan sedang
tidak menunjukkan perubahan pada denyut nadi dan tekanan darah, atau reaksinya
kadang-kadang sama seperti yang terlihat pada tindakan flebotomi untuk menjadi
donor darah yaitu kenaikan ringan tekanan darah atau respon vasovagal disertai
dalam posisi duduk merupakan tanda yang paling sering menunjukkan adanya
penurunan volume darah yang cukup banyak. Semua perubahan tersebut mungkin
h. Suhu tubuh : Setelah terjadi perdarahan akut, suhu tubuh dapat tetap
normal atau bahkan menurun. Suhu yang lebih tinggi jarang dijumpai dalam
keadaan tanpa adanya infeksi. Karena itu panas merupakan gambaran yang
dengan salpingitis akut, dimana pada keadaan ini suhu tubuh umumnya diatas
38oC.
i. Masa pelvis : Masa pelvis dapat teraba pada ± 20% pasien. Masa tersebut
mempunyai ukuran, konsistensi serta posisi yang bervariasi. Biasanya masa ini
berukuran 5-15 cm, sering teraba lunak dan elastis. Akan tetapi dengan terjadinya
infiltrasi dinding tuba yang luas oleh darah masa tersebut dapat teraba keras.
Hampir selalu masa pelvis ditemukan di sebelah posterior atau lateral uterus.
Keluhan nyeri dan nyeri tekan kerap kali mendahului terabanya masa pelvis dalam
tindakan palpasi.
dalam lumen tuba, kavum peritonium atau keduanya. Gejala perdarahan aktif
tidak terdapat dan bahkan keluhan yang ringan dapat mereda, namun darah yang
terus merembes akan berkumpul dalam panggul, kurang lebih terbungkus dengan
H. Diagnosis
kasus-kasus kehamilan ektopik yang belum mengalami atau ruptur pada dinding
Douglas. Adanya darah yang diisap berwarna hitam (darah tua) biar pun sedikit,
membuktikan adanya darah di kavum Douglasi. 3. Dilatasi dan Kuretase :
terganggu meragukan. Namun beberapa dekade terakhir alat ini juga dipakai
laparoskopi ialah tidak invasif, artinya tidak perlu memasukkan rongga dalam
rongga perut. Dapat dinilai cavum uteri, kosong atau berisi, tebal endometrium,
adanya massa di kanan kiri uterus dan apakah cavum Douglas berisi cairan. 6. Tes
janin dapat diraba suatu tumor. 7. Foto Rontgen : Tampak kerangka janin lebih
tinggi letaknya dan berada dalam letak paksa. Pada foto lateral tampak bagian-
gambaran kavum uteri kosong dan lebih besar dari biasa, dengan janin di luar
sudah dipastikan dengan USG (Ultra Sono Graphy) dan MRI (Magnetic
I. Diagnosis Banding
haid dan jarang setelah mengenai amenore. Nyeri perut bagian bawah dan tahanan
yang dapat diraba pada pemeriksaaan vaginal pada umumnya bilateral. Pada
infeksi pelvik perbedaan suhu rektal dan ketiak melebihi 0,5 0C, selain itu
leukositosis lebih tinggi daripada kehamilan ektopik terganggu dan tes kehamilan
ektopik terganggu perdarahan lebih merah sesudah amenore, rasa nyeri yang
sering berlokasi di daerah median dan adanya perasaan subjektif penderita yang
merasakan rasa tidak enak di perut lebih menunjukkan ke arah abortus imminens
atau permulaan abortus incipiens. Pada abortus tidak dapat diraba tahanan di
samping atau di belakang uterus, dan gerakan servik uteri tidak menimbulkan rasa
nyeri.
3. Tumor/ Kista ovarium: Gejala dan tanda kehamilan muda, amenore, dan
perdarahan pervaginam biasanya tidak ada. Tumor pada kista ovarium lebih besar
gerakan cervix uteri seperti yang ditemukan pada kehamilan ektopik terganggu.
Nyeri perut bagian bawah pada apendisitis terletak pada titik McBurney4.
J. Terapi
terhadap jiwa penderita, dapat dilakukan terapi konservatif, tetapi sebaiknya tetap
yaitu walaupun darah berkumpul di rongga abdomen lambat laun dapat diresorbsi
vagina dari darah di cavum Douglas), sisa darah dapat menyebabkan perlekatan-
Namun jika penderita belum mempunyai anak, maka kelainan tuba dapat
Perdarahan sedini mungkin dihentikan dengan menjepit bagian dari adneksa yang
menjadi sumber perdarahan. Keadaan umum penderita terus diperbaiki dan darah
darah4.
K. Prognosis
turun sejalan dengan ditegakkannya diagnosis dini dan persediaan darah yang
bersifat bilateral. Sebagian ibu menjadi steril (tidak dapat mempunyai keturunan)
resiko 10% untuk terjadinya kehamilan ektopik terganggu berulang. Ibu yang
kemungkinan wanita steril. Dari sebanyak itu yang menjadi hamil kurang lebih
LAPORAN KASUS
keluhan perdarahan lewat jalan lahir dan nyeri abdomen terutama nyeri supra
pubic. Haid terakhir kurang lebih 13 minggu sebelum masuk rumah sakit, G1 P0
A0. Keluhan dirasakan sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, merasakan
flek-flek sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit dan dirasakan perdarahan
semakin banyak. BAB dan BAK normal. Riwayat demam disangkal, mual dan
muntah disangkal. Pasien masuk rumah sakit dengan diagnosa awal abortus
imminens.
Pada pemeriksaan fisik keadaan umum baik, gizi baik, sedikit anemis,
keadaan dan vital sign baik, cor dan pulmo normal. Keadaan motorik baik,
ekstremitas atas dan bawah baik. Nyeri tekan pada regio abdomen bawah dan
suprapubic.
test (+).
- Vesica urinaria : terisi cairan, dinding licin, tak tampak menebal, tak
mirip cincin yang tebal (tubal ring ) seperti gambaran gestational sac yang
tidak utuh, cairan bebas (+), fetus tidak begitu jelas terlihat, pulsasi (-),
intrabdominal.
Terapi
Pada pasien ini dilakukan tindakan laparatomi salpingektomi sinistra dan partial
ooforektomi sinistra atas indikasi ruptur pada kehamilan tuba dan ruptur sebagian
ovarium sinistra.
BAB IV
PEMBAHASAN
Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan dimana sel telur yang dibuahi
dapat mengalami abortus atau ruptur pada dinding tuba dan peristiwa ini disebut
yang telah dibuahi menuju cavum uteri sehingga perjalanannya terhenti sebelum
tuba (90%) terutama di ampula dan isthmus3. Sangat jarang terjadi di ovarium,
Pada pasien ini gambaran USG tidak dapat menunjukkan secara tepat letak
dari implantasi ovum tersebut, sehingga hanya dapat dinilai bahwa implantasi
ovum terjadi di adneksa. Pada pemeriksaan USG ini ditemukan juga adanya
tahap “terganggu” dimana sudah terdapat ruptur dari organ yang diimplantasi,
gejala dari kehamilan ektopik terganggu meliputi adanya riwayat terlambat haid
dan gejala kehamilan muda, akut abdomen, terutama nyeri perut kanan / kiri
bawah, perdarahan per vaginam (dapat juga tidak ada), keadaan umum ibu dapat
baik sampai buruk / syok, tergantung beratnya perdarahan yang terjadi, kadang
disertai febris.
Pada pasien ini hasil tes kehamilan menunjukkan positif, dan terdapat
nyeri perut bawah. Ditemukan adanya perdarahan per vaginam namun belum ada
terganggu.
pemeriksaan fisik berupa adanya nyeri goyang porsio. Dapat pula ditunjang
dengan pemeriksaan kuldosintesis dan USG. Namun diagnosis pasti hanya dapat
foto polos abdomen. Pada pasien ini dilakukan pencitraan dengan USG karena
pemeriksaan ini bersifat non-invasif, tidak menimbulkan rasa sakit pada penderita,
dapat dilakukan dengan cepat, aman dan data yang diperoleh mempunyai nilai
Dari satu penelitian yang dilakukan oleh Wong TW dkk pada tahun 1997,
penelitian lain yang mencari akurasi dari transvaginal sonografi dalam mendeteksi
dan 99 % 20.
kehamilan, ada tidaknya gangguan kehamilan (ruptur, abortus), serta banyak dan
USG hanya bisa ditegakkan bila terlihat kantong gestasi berisi mudgah atau janin
yang letaknya di luar kavum uteri, namun sayangnya gambaran ini hanya bisa
1. Pseudogestational sac
sebagai akibat reaksi desidua. Cavum uteri sering berisi cairan eksudat yang
diproduksi oleh sel-sel desidua, yang pada pemeriksaan terlihat sebagai cincin
dengan kantong gestasi yang sebenarnya, kantong gestasi palsu letaknya simetris
2. Massa adnexa
bervariasi. Bisa terlihat kantong gestasi yang masih utuh dan berisi mudgah,
mungkin hanya berupa massa echogenik dengan batas ireguler, atau pun massa
kompleks yang terdiri dari bagian echogenik dan anechoic. Gambaran massa yang
tidak spesifik ini mungkin sulit dibedakan dari gambaran yang disebabkan oleh
ovulasi.
seperti kumpulan cairan anechoic. Tidak ada ketentuan berapa jumlah cairan yang
kadang-kadang cairan peritoneal dalam jumlah kecil bisa terjadi pada kehamilan
4. Tubal ring
pada ovarium dan uterus, dan ini menunjukkan prediksi yang tinggi untuk
luteum jika ovarium tidak tervisualisasi dengan baik. Kista korpus luteum
dan kista berisi cairan lebih jernih. Jika dikelilingi oleh cairan bebas, ini kadang-
terjadi bila ovum bernidasi pada pars interstisialis tuba. Keadaan ini jarang terjadi
dan hanya merupakan 1 % dari semua kehamilan tuba. Ruptur pada keadaan ini
terjadi pada kehamilan lebih tua, dapat mencapai bulan keempat. Perdarahan yang
terjadi sangat banyak dan bila tidak segera ditangani, akan menyebabkan
kematian.
maupun kista korpus luteum. Kehamilan cervical , kejadiannya hanya sekitar 0,15
% dari semua kejadian kehamilan ektopik. Pada kehamilan ini terjadi dilatasi
abdominal sekunder, dimana terjadi jika kehamilan ektopik tuba ruptur ke cavum
terjadi di cavum douglas dan posterior dinding uterus, namun bisa terjadi di lokasi
atau lien.
berbentuk lingkaran yang dikelilingi gambaran mirip cincin yang tebal ( tubal
ring ) seperti gambaran gestational sac yang tidak utuh dan sulit dibedakan dari
gambaran yang disebabkan oleh peradangan adneksa, tumor ovarium atau pun
massa endometrium. Dilihat dari tanda dan gejala klinik pada pasien dengan PP
test (+), perdarahan pervaginam, dan nyeri abdomen suprapubic dan hasil USG
di atas maka disimpulkan diagnosis akhir dari pasien ini adanya kehamilan
ektopik terganggu.
BAB V
KESIMPULAN
perut bagian bawah dan perdarahan pervaginam, secara radiologis melalui USG
space dan cavum douglass; uterus : ukuran dan echostruktur baik, tak tampak
gambaran tubal ring (+) di luar uterus, cairan bebas intra abdominal (+), fetus
tergantung usia kehamilan, ada tidaknya gangguan kehamilan serta banyak dan
USG hanya bisa ditegakkan bila terlihat kantong gestasi berisi mudgah yang
letaknya di luar cavum uteri, namun gambaran ini hanya bisa dijumpai pada
sedikit kasus. Gambaran lain yang mengarah ke kehamilan ektopik adalah pseudo
gestasional sac, massa adneksa, tubal ring dan adanya cairan bebas di cavum
peritoneum.
USG transabdominal.
DAFTAR PUSTAKA
Dalam: Ilmu Kandungan, edisi II. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Ektopik). Dalam : Buku Ajar Patologi II. Edisi IV. Jakarta: Penerbit buku
Edisi III. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 2002; 362-85
6. Jones HW. Ectopic Pregnancy. In: Novak’s Text Book of Gynecology. 3rd
883-05.
Sinopsis Obstetri, Obstetri Fisiologis dan Obstetri Patologis. Edisi II. Jakarta:
9. Polan ML, Wheeler JM. Kehamilan Ektopik (Diagnosis dan Terapi). Dalam:
10. Farlex. The Free Dictionary. [Online Database] 2007 January [2007 May 23]
interstitial+pregnancy
Selekta Kedokteran Jilid I. Edisi III. Jakarta: Media Aesculapius. 2001; 267-
70
http:/www.emedicinehealth.com/script/main/art.asp?articlekey=58753&
page=1#Ectopic%20Pregnancy%20Overview
16. Schwart SI, Shires TS. Kehamilan Ektopik. Dalam: Intisari Prinsip-Prinsip
Ilmu Bedah. Edisi VI. Editor: Spencer FC. Jakarta: Penerbit Buku
17. Jain KA, Hamper UM, Sander RC. Comparison of transabdominal and
18. Thorsen MK, Lawson TL, Aiman EJ. Diagnosis of ectopic pregnancy :
19. Wong TW, Lau CC, Yeung A, Lo L, Tai CM. Efficacy of Transabdominal
Cairan bebas *
b. Dengan scaning yang lebih teliti, terlihat adnexa ring kecil dengan
gambaran yolk sac di tengahnya ( panah )
TVS menunjukkan fetal pole
(panah pendek) berada dalam
ruang amnion yang dibatasi
oleh adnexa ring di cul de
sac.