Anda di halaman 1dari 19

MANAJEMEN PRODUKSI & OPERASI

A. Pengantar
Setiap kegiatan dalam sebuah organisasi bisnis dimaksudkan
untuk mendapatkan nilai tambah (added value) yang secara lebih
konkrit sebagai output berupan hasil keuntungan (profit). Untuk
mendapatkan keuntungan tersebut, sebuah perusahaan atau organisasi
bisnis biasanya melakukan kegiatan produksi atau operasioanl, yaitu
merubah bahan mentah (raw material) atau yang sering disebut unsur
masukan (input) menjadi keluaran berbentuk bahan jadi (output)
sehingga sesuai dengan kebutuhan konsumen. Setelah diperoleh barang
jadi yang berbentuk suatu produk atau jasa yang sesuai dengan yang
diharapkan dan dibutuhkan konsumen, sebuah perusahaan dapat
memperoleh nilai tambah (added value) dari adanya proses produksi
atau operasional tersebut. Adanya additional value inilah yang
sebenarnya merupakan keuntungan (profit) bagi sebuah perusahaan.
Pada kenyataannya, bentuk sebuah organisasi tidak seluruhnya
bersifat mencari keunyungan (profit organization), tapi ada juga yang
berbentuk tidak mencari laba atau nir-laba (non for profit
organization) . Bentuk organisasi bisnis yang bersifat profit oriented
adalah Perseroan Terbatas (PT), Company Vereniging (CV), Usaha
Dagang (UD), Firma, dan lain-lain usaha yang bersifat mencari untung.
Bentuk-bentuk usaha non-profit seperti Yayasan Lembaga Konsumen,
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan lain-lain. Lembaga Koperasi
adalah lembaga yang berbentuk anatara profit murni dan social atau
non-profit. Koperasi menggunakan istilah keuntungan saja malu-malu,
seperti Sisa Hasil Usaha (SHU), bahkan ada yang mengistilahkan Sisa
Amal Usaha (SAU). Untuk tujuan lembaga atau organisasi yang non-
profit, tetap harus diterapkan system Majemen Produksi/Operasi yang
modern agar diperoleh sebuah system organisasi yang optimal, efisien
dan efektis sehingga menjadi sehat bauik secara financial maupun
pengelolaan pada umumnya. Walaupun tidak terang-terangan mencari
keuntungan, namun sebuah organisasi social teteap harus memilki
pendapatan dan pendanaan yang cukup sehingga harus mampu
mengelola organisasi secara efisien. Sebagai contoh, sebuah sekolah
atau universitas atau bahkan rumah sakit, tentu harus smampu

Manajemen Produksi & Operasi. 1


membayar tenaga nmedis, administrasi, biaya beban tetap bulanan dan
sebagainya. Dalam gal ini, termasuk juga instansi pemerintah.
Apabila isntitusi nir-laba (non-for profit) secara tidak terus
terang berani mengatakan ingin mendapatkan profit, maka dengan
menerapkan konsep-konsep dan teori-teori pada system manajemen
produksi/operasi diharapkan akan memberikan sebuah kemaslahatan
atau kemanfaatan yang lebih baik (benefit) bagi masyarakat luas.
Agar diperoleh keuntungan sesuai dengan yang diinginkan
perusahaan, cara yang paling efektif adalah menerapkan konsep
miminimasi dan maksimasi. Konsep minimasi adalah usaha menekan
biaya (cost) dalam proses produksi atau operasi hanya sesuai dengan
yang dibutuhkan, sehingga dengan cost yang lebih kecil maka dapat
diperoleh sebuah perbandingan antara penerimaan (revenue) atau
profit yang diperoleh dengan pengorbanan yang dikeluarkan akan
menjadi lebih tinggi. Konsep maksimasi adalah usaha perusahaan untuk
memaksimalkan keluaran (output) proses produksi/operasi dari
constrains (kendala-kendala) kelangkaan dan keterbatasan jumlah
bahan baku (scarcity) sebagai masukan (input) yang tersedia.
Untuk tujuan inilah sebenarnya perusahaan perlu mengelola
proses konversi dalam kegiatan produksi atau operasional. Bidang ilmu
yang mempelajari masalah ini adalah Manajemen Produksi dan Operasi.

B. Definisi Manajemen Produksi dan Operasi (MPO).


Menurut Everete E. Adam dan Ebert J. Ronald (1996) dalam
bukunya Production and Operation Management, definisi Manajemen
Produksi dan Operasi adalah pengelolaan proses konversi dari input
(masukan) menjadi output (keluaran), baik berupa produk manufaktur
(goods) maupun jasa (services). Input dapat berupa lahan, pekerja,
investasi, manajemen, teknologi, dan lain-lain. Sedangkan output yang
diperoleh biasanya berupa jasa pelayanan, barang-barang konsumsi dan
lain-lain.
Dengan demikian, pengertian dan tujuan serta sasaran
Manajemen Produksi sebenarnya sama saja dengan Manajemen Operasi.
Hal yang membedakan antara Manajemen Produksi dan Manajemen
Operasi adalah berdasarkan sifat hasil output yang ada. Jika focus
perhatian terhadap proses konversi atau produksi yang keluarannya
berupa barang (goods) disebut Manajemen Produksi, namun jika
keluarannya berupa jasa (services) disebut Manajemen Operasi. Namun

2 Manajemen Produksi & Operasi.


pada saat ini ke dua istilah tersebut lebih sering digunakan secara
bersama-sama menjadi Manajemen Produksi dan Operasi.

Gambar 1.1. Tujuan Perusahaan

Pemerintah
Pusat
Kelompok Pemerintah
politik Daerah

Pemasok
Supplier Penyalur

Organisasi Media Masa


Buruh

Kelompok
Pesaing Perusahaan

Lembaga
Serikat Konsumen
Buruh
Pelanggan
Karyawan
Pasar Lembaga
uang Keuangan

Gambar 1.2. Perusahaan Sebagai Bagian dari Masyarakat Pluralistik

Manajemen Produksi & Operasi. 3


Secara skematis, diagram umum untuk menggambarkan kegiatan
Manajemen Produksi dan Operasi adalah sebagai berikut :

Random fluctuations

Adjustments Monitor
Needed output
Inputs Conversion
 Land process
Outputs
 Labour  Goods
 Servic
 Management
e
Comparison
actual vs.
deesired

Feed Back
 Inventory levels
 Labour efficiency
 Sales volume

Gambar 1.3.
Sistem Konversi atau Proses Produksi/Operasi menurut E, Adam et.all.

Untuk memberikan penjelasan lebih lengkap, berikut dapat


dilihat proses produksi/operasional pada system operasional
departemen store dan usaha pertanian (a farm).

4 Manajemen Produksi & Operasi.


DEPARTMENT STORE

Random fluctuations
 Late deliveries
Inputs
 Land  RecesSIons
 Labour  Labour turnover
 Building, Conversion Outputs
Equipment process  Goods
merchandise custom
 store er with
manager deSIred
(+or-) mercha
ndise
Feed Back
 observation of crop and soil conditions
 prices received
 prices received

Gambar 1.4. Sistem Operasi sebuah Department Store.

FARM
Random fluctuations
 Weather
 Inflation
Inputs  Government controls
 Land
 equipment
 Farmer labour
 Tractors, Conversion breakdown Outputs
combines, process  Grain
plows, etc.  Beef
 buildings  Milk
 management
skills of farmer
(+or-)

Feed back
 observation of crop and soil conditions
 prices received

Gambar 1.5. Sistem Operasi sebuah Usaha Peternakan.

Manajemen Produksi & Operasi. 5


Disamping proses produksi/operasional pada setiap perusahaan
atau organisasi bisnis untuk menjelaskan kedudukan system
pengelolaan produksi atau operasional, dapat dilihat bahwa dalam
setiap perusahaan terdapat system dan fungsi-fungsi yang berlaku
dalam mencapai tujuannya, yaitu profit atau nilai tambah.
Untuk mencapai tujuan proses produksi atau operasi, sebuah
organisasi membentuk departemen atau unit-unit secara terpadu yang
sesuai dengan strategi perusahaan secara umum. Fungsi-fungsi
manajemen yang dimaksud secara garis besar terdiri dari tiga bagian,
yaitu : pemasaran, keuangan atau akuntansi dan produksi/operasi.
Beberapa contoh aktual tentang fungsi dan peranan secara
manjerial dan terpadu dari ke tiga bagian dalam system organisasi
dapat lebih secara mendalam digambarkan dalam Tabel 1.1. di bawah
ini.

Tabel 1.1. Tiga Fungsi yang Diperlukan Setiap Organisasi Bisnis.

OORGANIZATION MARKETING OPERATION FINANCE/ACCOUNTIG

Fast food Advertise on TV Make Pay supplies


Restaurant Give a way hamburgers/fries Collect cash
Promotional materials Maintain equipment Pay employees
Sponsor kid’s leagues Design new facilities Pay bank loans
Mail cataloes Research for truth
Call on high schools Disseminate Ruth
University Advertise on TV, Deign automobiles Pay faculty/staff
In newspaper, etc. Manufacture parts Collect tuition
Support auto racing Assemble
Automobile Offer rebates automobiles Pay supplies, employees
Manufacturer Develop suppliers Prepare budgets
Callon newcomers Conduct weddings Pay dividends
Conduct funerals Sell stock
Conduct service

Count contributions
Church/synagogue Keep track of pledges
Pay the
mortgage,OtherBills

Sedangkan bentuk transformasi dari inputs menjadi outputs


secara aktual dapat dicontohkan pada Gambar 1.6. dibawah ini.

6 Manajemen Produksi & Operasi.


Transformations
The production function transforms
Input into outputs

Process Industry
Inputs Output
Posting sorting Banking
Checks deposits Chemical processes Refining Cancelled checks
Petroleum Cooking Restaurant Gasoline, nylon
Produce, meat Farming Dairy Prepared
Land, cows Scheduling Airline hamburgers
Airplanes, pilots Repair, maintenance Hospital Wheat, butter
Doctors, equipment Crews, food, and
Assembly Automobile
Engines, tires seats
Patched hernia
Mini van

Gambar 1.6.
sistem Produksi/Operasi Merubah Input Menjadi Output.

Beberapa contoh nama perusahaan yang menghasilkan output


sesuai dengan bidang usahanya dapat dilihat pada table 1.2. di bawah
ini.

Manajemen Produksi & Operasi. 7


Table 1.2.
Contoh Beberapa Perushaan dan Jenis Usaha yang Dilakukan.

COMPANY / ORGANIZATION EXAMPLE

Manufacturing sector General Electric, Ford, U.S


Construction sector Bencher, McDermott
Mining sector Homes take Mining

Service sector
Government Federal, state, local
Education Public and private schools
Food McDonald’s, Lusby’s Cafeteria
Lodging Motel 6, Hilton Hotels
Entertainment Walt Disney, Paramount Pictures
Trade(retail, wholesale) Walgreen’s, Wal-Mart, Kmart
Utilities Pacific Gas & Electric

Transportation
Airlines American Airlains, Soutwest Airlines
Railroad CSX, Santa Fe
Trucking Overnight, J. B. Hunt
Finance Citicorp, American Express
Insurance Prudential, Aetna
Real estate

Development Trammell Crow


Sales Caldwell Bankers
Legal Hunt on & William, Local Law Offices
Medical Mayo Computer Maintenance, Xerox
Repair and maintenance Maintenance, Pitney-Bowes

8 Manajemen Produksi & Operasi.


(a)
AIRLINE

Operations Finance/accounting Marketing


Engineering Accounting Traffic administration
Ground Support Equipment Accounts payable Reservations
New Equipment Accounts receivable Schedules
Aircraft maintenance General ledger Tariffs (pricing)
Ground operations Finance Sales
Facility maintenance Cash control Advertising
Catering International
Flight operations Exchange
Crew scheduling
Flying
Communications
Dispatching
Operations research

(b)

COMMERCIAL BANK

Marketing Finance Operations


Loans Investments Teller scheduling
Commercial Securities Check clearing
Industrial Real state Collections
Financial Transactions processing
Personal Facilities design/layout
Mortgage Accountin Vault operations
g Maintenance
Auditing Security
Trust Department

Manajemen Produksi & Operasi. 9


(c) MANUFACTURING

Production Finance/accounting Marketing


Facilities Disbursements/credits Sales promotion
Construction: Maintenance Accounts receivable Advertising
Production and Inventory control Accounts payable Sales
Scheduling; Materials control General ledger Market research
Quality assurance and control Founds management
Procurement (purchaSIng) Money market
Manufacturing International exchange
Tooling; Fabrication; Assembly Capital requirements
Engineering/design Stock issue
Product development and design Bond issue and recall
Detailed product specifications
Industrial engineering
Efficient use of machines, space, and
personnel
Process engineering
Development and installation of
production tools and equipment

Perbedaan hasil keluaran proses konversi dapat digunakan


sebagai indikator apakah perusahaan tersebut menghasilkan goods atau
services :
 Tangible/intangible dari keluaran
 Konsumsi output
 Jenis kerja (nature of work)
 Tingkat keterlibatan konsumen
 Partisipasi konsumen dalam proses konversi
 Tingkat kinerja

C. Sejarah Manajemen Produksi dan Operasi.


Telah lebih dari dua abad Manajemen Produksi dan Operasi
diketahui sebagai salah satu faktor yang penting dalam ikut
memajukan tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat banyak.
Pada awalnya POM (Production and Operation Management)
dikenal sebagai Manufacturing Management, kemudian Production
Management dan akhirnya Operation Management.
Manufacturing Management dikenal pada abad 18, setelah Adam
Smith memperkenalkan Spesialisasi Tenaga Kerja (Labour
Specialization). Kemudian pada tahun 1930-an mulai dikenal istilah

10 Manajemen Produksi & Operasi.


Production Management setelah dirilisnya buku Scientific Management
oleh Frederick Winslow Taylor. Istilah ini terus populer sampai dengan
tahun 1950-an.
Sejak bisnis sektor jasa seperti rumah makan, jasa penerbangan
dan lain-lain berkembang begitu pesat, ternyata istilah Manajemen
Produksi kurang mampu menampung aspek bisnis sektor jasa. Maka,
pada tahun 1970-an mulailah dikenal istilah Manajemen Produksi dan
Operasi.
Pada perkembangan terakhir, seiring dengan berkembangan
bisnis jasa, khususnya jasa informasi yang didukung oleh pesatnya
kemajuan teknologi informasi dan internet, Manajemen Produksi dan
Operasi juga semakin cenderung berubah menjadi dua arah, yaitu
Manajemen produksi dan Manajemen Operasi. Namun demikian,
pendekatan yang digunakan tetap, yaitu pendekatan kualitatif dan
kuantitatif. Hampir semua model kuantitatif yang diterapkan pada
sistem produksi pada bisnis manufaktur, juga dapat digunakan pada
sistemm operasi pada bisnis jasa. Pada akhirnya kini semacam terdapat
kecenderungan adanya dua focus kajian antara manajemen Operasi
dan Manajemen Produksi secara sendiri-sendiri. Sebenarnya yang
terjadi tidaklah demikian, namun hanya secara praktis untuk
mempermudaha focus kajian saja. Sedangkan seluruh prinsip-prinsip
atauy konsep dan teori serta pendekatan yang digunakan tetap sama
saja.
Hal ini dapat dilihat perkembangan literature terakhir ini, bahwa
para ahli atau pengarang buku-buku manajemen produksi atau operasi
yang dulu selalu menggabungkan pembahasananya dalam satu buku,
sekarang cenderung mulai dipisahkan mernjadi dua buah buku yang
terpisah, yaitu Manajemen Produksi dan Manajemen Operasi.
Sebenarnya tujuan dari pemisahan tersebut agar lebih memudahkan
focus pembahasan saja, dan lebih mudah mengelompokkan contoh-
contoh kasus yang homogen, misalkan kelompok jasa atau manufaktur.
Dengan demikian, para pembaca akan mendapatkan focus kajian yang
lebih mendalam dan spesifik, apakah akan mempelajari manajemen
system produksi untuk industri manufaktur, atau system operasi untuk
bisnis jasa.

Manajemen Produksi & Operasi. 11


Tabel 1.3.
Ringkasan Sejarah MPO

Perkiraan
Jenis Sumbangan ke MPO Kontributor
Tahun

1776 Specialization of labour in manufacturing Adam Smith

1799 Interchangeable parts, cost accounting Eli Whitney and others

1832 Division of labor by skill; asSIgnment of job skill; Charles Babb age
basics of time study

1900 Scientific management; time study and work study Frederick W. Taylor
developed; dividing planning and doing of work

1900 Motion study of jobs Frank B. Gilberts

1901 Scheduling technique for employees, machines, Henry L. Gantt


jobs in manufacturing

1915 Economic lot SIzes for inventory control F.W. Harris

1927 Human relations; the hawthorn studies Elton Mayo

1931 Statistical inference applied to product quality; Walter A. Stewart


quality control charts

1935 Statistical sampling applied to quality control; H. F. Dodge and H. G.


inspection sampling plans Rooming

1940 Operations research applications in World War II Jhon Mauchy and


J.P. Eckert
1946 Digital computer George B. Dantzig,

1947 Linier Programming William Orchard Hays,


and Others
1950 Mathematical programmng, nonlinier and stochastic A.Charnes, W. W
processes Cooper, H. Raiffa, and
others
1951 Commercial digital computer; large-scale Sperry Univac
computations available

12 Manajemen Produksi & Operasi.


Perkiraan
Jenis Sumbangan ke MPO Kontributor
Tahun

1960 Organinizational behavior; continued study of L. Cummings, L.


people at work Porter, and others

1970 Integrating operations into overall strategy and W. Skinner


policy
Computer applicants to manufacturing, scheduling, J. Orlicky and O.
and control, material requiremants planning (MRP) Wright

1980 Quality and productivity applications from Japan


robotics, computer-aided dSIgn and manufacturing W. E. Deming and J.
(CAD/CAM) Juran

D. Mengelola Sistem Produksi/Operasi.


Manajemen Produksi dan Operasi berfungsi meminimasi biaya
produksi, khususnya yang berkaitan dengan tenaga kerja, dimana pada
saat sekarang biaya tenaga kerja cukup tinggi. Dengan mempelajari
Manajemen Produksi dan Operasi diusahakan tingkat efisiensi atau
produktifitas tenaga kerja yang maksimal agar diperoleh cost yang
minimal.
Sebagai contoh, jika standar pelayanan sebuah restoran adalah
200 porsi per jam, maka jika ada sebuah restoran yang hanya mampu
memberikan pelayanan 150 porsi per jam, maka Eficiency Tenaga
Kerja-nya dapat diketahui dari membagi Labour Output dengan
Labour Input kemudian dikalikan dengan 100%.

150 porsi
Efisiensi tenaga kerja   X 100% = 75%.
200 porsi

Dibandingkan dengan standar pelayanan, maka tingkat efisiensi


tenaga kerja restoran tersebut adalah 75%.

E. Peranan Strategis Manajemen Produksi dan Operasi.


Dalam mengembangkan strategi organisasi secara keseluruhan,
prioritas strategi yang diterapkan harus berdasarkan empat
karakteristik sebagai berikut :

Manajemen Produksi & Operasi. 13


 Quality (Product performance), artinya penampilan dan kualitas
produk yang dihasilkan harus mampu bersaing atau kompetitif.
 Cost Efficiency (Low product price), dengan efisiensi pada proses
konversi dapat dihasilkan produk berkualitas dengan harga murah.
 Dependability (reliable, timely delivery etc), artinya produk yang
dihasilkan dapat memberikan tingkat keandalan yang tinggi, dapat
dipertanggungjawabkan dan tepat waktu sampai di tangan
konsumen.
 Flexibelity (responding rapidly), artinya produk yang dihasilkan
harus selalu disesuaikan dengan selera masyarakat pengguna
(konsumen).

F. Fungsi Model Matematis Dalam Manajemen Produksi dan Operasi.


Seperti halnya disiplin ilmu yang lain, Manajemen Produksi dan
Operasi juga tidak lepas dan bebas berdiri sendiri. Manajemen Produksi
dan Operasi memerlukan alat bantu berupa ilmu murni (pure science)
seperti matematika, statistik, aljabar, aritmatika dll.
Beberapa konsep dalam analisis pemecahan kasus pada
Manajemen Produksi dan Operasi dapat dilihat pada contoh berikut ini :

Kasus Dalam MPO Alat Bantu yang Digunakan

Optimasi Keuntungan Linear Programming


Minimasi Biaya Linear Programming
Manajemen Transportasi Linear Programming
Manajemen Proyek Quantitative Analysis
Forecasting Regreasi Linear
Pengendalian kualitas Statistik Process Control
Dll.

G. Klasifikasi Masalah dalam Manajemen Produksi dan Operasi.


Jika out come (hasil) telah dapat diketahui dengan pasti dalam
sebuah bisnis tertentu, tentu kita tidak perlu melakukan analisis-
analisis atau peramalan yang complicated (rumit). Kegiatan bisnis yang
hasilnya sudah dapat dipastikan sebelum dilaksanakan, adalah kegiatan
bisnis yang memiliki tingkat kepastian out come 100%. Kegiatan ini

14 Manajemen Produksi & Operasi.


disebut kegiatan yang memiliki out come yang pasti, disebut certainty
outcome business type. Dalam bisnis jenis ini, pengusaha tidak
dihadapkan pada sebuah resiko (risks free business).
Sebaliknya, jika kita dihadapkan pada beberapa alternatif
investasi bisnis yang hasilnya (out come) belum pasti (under
uncertainty), maka kita akan menghadapi risiko.
Contoh :

1. Certainty (Keputusan atas hasil /out come yang pasti)


Golden Trully Supermarket merencanakan membuka outlet baru
di empat kota; Ambon, Balikpapan, Cirebon dan Denpasar. Jika
manajemen menghendaki profit yang maksimal selama sepuluh tahun
mendatang ternyata, setelah dilakukan ektensive analisis datanya
sebagai berikut :

Ten-year Annual Profit


Kota
($ millions)
Ambon 0.70
Balikpapan 0.95
Cirebon 0.60
Denpasar 0.84

Dari data tersebut, tentu saja management Golden Trully


akan mendirikan outlet barudi kota B, karena hasilnya sudah pasti
yaitu, $.95 juta.

2. Uncertainty (Keputusan atas hasil atau out come yang belum


pasti).
Jika Golden Trully Supermarket merencanakan membuka outlet
baru di empat kota tersebut tapi outcome yang diharapkan belum
dapat diketahui secara pasti karena out come yang akan diperoleh
sangat dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan penduduk (population
rate) setiap kota, yaitu : low, medium dan high population growth,
maka konsep yang dipakai adalah konsep :
 Expected value, yaitu total hasil perkalian antara outcome dan
probabilitas yang diharapkan dari setiap kota.
 Maximax, yaitu pendekatan optimistik dengan mencari out come
terbaik/tertinggi dari masing-masing kota tanpa memandang

Manajemen Produksi & Operasi. 15


probabilitas tiap kota. Dengan kata lain, pendekatan optimistik ini
adalah pendekatan Best of the Best, artinya keputusan untuk
memilih alternatif didasarkan atas prediksi out come tertinggi yang
diinginkan dari setiap kota. Biasanya pendekatan ini dipakai oleh
para manager bertipe Risk Lover.
 Maximin, yaitu pendekatan pesimistik dengan cara memilih
alternatif yang diperoleh dari mencari prediksi out come
terrendah/terkecil dari masing-masing kota dan kemudian dari
yang terrendah itu kita cari yang paling baik. Maka, hasil yang
akan diperoleh hampir mendekati pasti. Metode ini disebut juga
metode Best of the Worst. Manager tipe Risk Averter biasanya
akan menerapkan pendekatan ini dalam memilih alternatif.
 Principle of insufficient reason, caranya sama dengan
pendekatan metode Expected Value, tapi prediksi out come yang
ada dalam alternatif tiap kota tidak dikalikan dengan
probabilitas.

Ternyata, dari analisis yang ekstensif diperoleh data tentang Golden


Trully Supermarket sebagai berikut :

Rate of Population
Location Low (<=5%) Medium (5-10%) High (>=10%)
Ambon $ .3 $ .8 $ .9
Balikpapan $ .2 $ .6 $ 1.1
Cirebon $ .4 $ .5 $ .6
Denpasar $ .6 $ .7 $ .8
Probability (P) .2 .3 .5

Setelah dilakukan analisis perhitungan yang cermat, maka data yang


diperoleh sebagai berikut :

16 Manajemen Produksi & Operasi.


Matrik Perhitungan Calculation of expected value ($ Million), sebagai
berikut :

Expective
Alternatif Outcomes x Probabilities Summation Value
(profit)

1 .3X.2 =.06 .8X.3 =.24 .9X.5 = .45 .06 + .24 + .45 = .75

2 .2X.2 =.04 .6X.3 =.18 1.1x.5 = .55 .04 + .18 + .55 = .77

3 .4X.2 = .8 .6X.3 =.18 1.1x.5 = .55 .08 + .15 + .55 = .53

4 .6X.2 =.12 .7x.3 =.21 .8x.5 = .40 .12 + .21 + .40 = .73

Kesimpulan :
1. Jika dipakai pendekatan Expected Value, outlet baru akan didirikan
di kota Balikpapan dengan nilai EV = $ 0.77 juta
2. Jika dipakai pendekatan Maximax, outlet baru juga didirikan di kota
Balikpapan karena akan memberikan prediksi anual profit selama 10
tahun mendatang adalah $1.1 juta.
3. Jika dipakai pendekatan Maximin, outlet baru akan didirikan di kota
Denpasar, karena di kota ini diharapkan akan diperoleh anul profit
sebesar $.6 juta.
4. Jika dipakai pendekatan insuficient reason, maka alternatif
pembukaan outlet baru adalah kota D dengan prediksi profit $2.1
juta.

H. Software Computer Sebagai Alat Bantu dalam MPO.


Dalam perkembangan teknologi komputer yang sangat pesat
akhir-akhir ini, mempelajari manajemen produksi/operasi kini menjadi
lebih mudah dan sederhana. Hal ini karena didukung oleh
perkembangan para ahli piranti lunak yang terus menerus
mengintegrasikan modul-modul MPO (Manajemen Produksi/Operasi)
menjadi system analisis kuantitatif yang dapat diaplikasikan dengan
program-program komputer. Banyak program komputer yang sangat

Manajemen Produksi & Operasi. 17


membantu analisis system produksi/operasional. Sebagai contoh : AB :
POM, POM for Windows, Minitab, SPSS, LINDO, dll.
Untuk mendapatkan software-software tersebut, kita dapat
menghubungi penerbit buku-buku MPO atau membeli di took-toko pusat
software di kota-kota terdekat. Prograam-program computer juga
biasanya dilampirkan pada buku literartur atau hand book jika kita
membeli buku-buku aslinya dari penerbit. Misalkan kita membeli buku
yang diterbitkan oleh Prentice Hall atau McGrawhill, biasanya sekaligus
akan disertakan sebuah disekt atau CD-rom. Jika tidak, kita bias pesan
lewat internet, dengan cara mengunjungi web-site para penerbit,
biayanya di www.amazon.com.

SOAL-SOAL UNTUK LATIHAN


1. Mr. Saliemsoeling, seorang manager produksi PT. TISANI (maaf;
bukan akronim dari “tipu sana, tipu sini”) sebuah pabrik
manufacturing menganalisis kemungkinan pembelian mesin baru
untuk segera digunakan dalam proses produksinya.
Dari kegiatan pengumpulan data yang ekstra hati-hati, diperoleh
data penggunaan daya listrik dalam watts dari tiga mesin yang
prospektif untuk diusulkan ke President Director, Mr. Hunsen Leo
Chandra untuk segera dibeli. Penggunaan daya listrik juga
tergantung pada tingkat penggunaan harian (daily usage rate) pada
operasional pabrik tersebut.

Power in watts per daily operation:


Machine Daily usage in mega-watts
Low Medium High
A 100 MW 200 MW 300 MW
B 190 MW 200 MW 220 MW
C 150 MW 190 MW 230 MW

Jika anda sebagai seorang konsultan diminta untuk membantu


memecahkan masalah tersebut, tentu saja saudara akan
menggunakan konsep Expected value, maximum, Maximin dan
Insuficient Reason. Coba saudara jelaskan bagaimana pemecahan
kasus tersebut dengan menggunakan pendekatan-pendekatan yang
telah tersedia.

18 Manajemen Produksi & Operasi.


2. Empat alternatif metode proses produksi sedang dipertimbangkan
untuk membuat produk baru. Keuntungannya (profit) tergantung
kepada bagaimana Cara proses pembuatannya serta tingkat
penerimaan produk oleh konsumen. Antisipasi probabilitas dan
prakiraan outcome-nya adalah sebagai berikut:

Proyeksi tingkat penerimaan konsumen


Metode Low Moderate High Very High
I 100 200 300 600
II 175 300 400 500
III 250 300 350 425
IV 100 300 400 450
Probability 25 35 20 20

Pertanyaan:
a. Metode produksi yang mana yang paling baik menurut masing-
masing pendekatan berikut?
b. Metode produksi mana yang harus dipilih? Mangapa ?

3. Sebuah perusahaan antar jemput sedang mempertimbangkan


pembelian truk bekas. Umur kegunaan truk tersebut diperkirakan 3
tahun dengan probabilitas .1, 4 tahun dengan probabilitas .4, dan 5
tahun dengan probabilitas .3, dan 6 tahun dengan probabilitas .2.
Berapa sebenarnya umur kegunaan truk bekas tersebut yang dapat
diharapkan?

Manajemen Produksi & Operasi. 19

Anda mungkin juga menyukai