Anda di halaman 1dari 6

Gatyla (Garden Typha Latifolia): Commented [U1]: Spasi judulnya terlalu bawah.

Before
afternya jadi 0 aja ya

Strategi Peningkatan Remediasi terhadap Air di Kawasan Industri Limbah


Aktif

Oleh Deasy Ramatia Commented [U2]: Dibuat identitas autor lengkap dan
ukurannya lebih kecil dari judul

Oleh Ilham Maulidin

Mahasiswa Departemen Teknologi Industri Pertanian, Institut Pertanian Bogor

Commented [U3]: Penempatan gambar di letakan di paragraph


penutup supaya klimaksnya dapet

Gambar 1. Gatyla (Garden Typha Latifolia).

Misal

Dewasa ini, perkembangan arus globalisasi seperti adanya pembangunan


kawasan industri di Indonesia telah berkembang dengan pesat dan mampu
membawa perubahan besar terhadap kondisi lingkungan secara umum. Pada
hakikatnya pembangunan kawasan industry diharapkan mampu memberikan
dampak positif terhadap aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Namun tidak
dapat dipungkiri bahwa perkembangan industry saat ini justru memberikan
dampak yang sebaliknya. Permasalahan pencemaran lingkungan adalah salah satu
contohnya. Berdasarkan data yang dilansir oleh …… 2 atau 3 atau berapa tahun
terakhir menyebutkan bahwa Saat ini, terdapat 232 kawasan industri di Indonesia Commented [U4]: Baiknya di latar belakang gunakan kalimat
sederhana dulu, giring dulu pembacanya. Jangan to the point.
dengan luas total sekitar 78.976 hektare (sumber kemenperin.go.id). Kawasan
limbah industri tersebut sejatinya akan terus meningkat, seiring dengan Commented [U5]: Ini diperjelas lagi maksudnya gimana,
kawasan industry atau lmbah industry? Konteksnya beda
berjalannya program hilirisasi industri dan peningkatan kinerja perekonomian. Commented [U6]: Pemilihan kata yang sederhana aja, anggap
bahwa pembaca adalah orang awam. Okey?
Himpunan Kawasan Industri (HKI) mencatat, terdapat 27.000 hektare lahan yang Commented [U7]: Tahun ?

difungsikan sebagai kawasan industri di Indonesia yang tidak termanfaatkan


secara optimal. , tetapi belum dikembangkan secara maksimal. Apabila Commented [U8]: Ini dihapus aja ya

permasalahan tersebut dibiarkan secara terus-menerus maka akan berimplikasi


pada tercemarnya lingkungan dan menganggu ekosistem mahluk hidup lainnya,
ditambah lagi banyaknya senyawa logam berat yang semakin memperparah
kandungan senyawa didalam air tersebut.

Menurut Palar (2004), menjelaskan bahwa badan perairan telah


kemasukan senyawa/ion-ion Pb (timbal) sehingga jumlah Pb yang ada dalam Commented [U9]: Diganti jadi terkontaminasi.. gunakan istilah
ilmiah
badan perairan melebihi konsentrasi yang semestinya, sehingga dapat
mengakibatkan kematian bagi biota perairan tersebut. Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No. 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu
Air, baku mutu Pb di air ialah 0,03 ppm. Jika konsentrasi Pb yang mencapai 188
mg, banyak ikan akan dapat terbunuh. Bila pada badan perairan di mana biota itu
berada terlarut Pb pada konsentrasi 2,75-49 mg/l dan terpapar selama 245 jam,
Crustacea akan mati, sedangkan pada konsentrasi Pb yang terlarut sebesar 3,5-64
mg/l yang terpapar selama 168-336 jam, Insecta akan mati.

Sementara itu, penyebab kematian Insect dan Crustacea tersebut


dikarenakan biota-biota yang tidak dapat mengabsorpsi logam berat yang ada Commented [U10]: Masih belum paham ini maksudnya gimana

pada kandungan-kandungan kimia di dalam limbah. Sebagai upaya dalam


mengatasi hal tersebut, dibutuhkan tanaman air yang mempunyai resistan tinggi
untuk dapat mendegradasi kandungan logam berat tersebut dan mampu hidup di
permukaan tanah yang telah tercemar logam berat dan limbah disekitar areal
perindustrian.

Hasil penelitian ini didukung oleh FAO (2010) yang menunjukkan bahwa
konsentrasi pemberian kadar logam berat seng (Zn) pada tanah dengan kadar
tertentu memperlihatkan pengaruh peningkatan pertumbuhan pada T. latifolia.
Oleh karena itu, agar pencemaran terhadap lingkungan tidak terjadi secara terus-
menerus, diperlukan inovasi dalam pemanfaatan tanaman sebagai agen
fitoremediasi untuk meningkatkan remediasi terhadap air.
Inovasi pemanfaatan tanaman tersebut dapat dilakukan melalui program Commented [U11]: Dsini baru masuk gambar yang di atas itu

Gatyla (Garden Typha latifolia), yaitu suatu program yang menjadikan kebun
tanaman air tifa (Typha latifolia) disekitar bantaran sungai limbah industri sebagai
salah satu bentuk Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk industri dan
pabrik serta masyarakat, dan sebagai agen fitoremediasi dalam menjaga suatu Commented [U12]: Ini kurang-kurangi ya :D

ekosistem lingkungan. Metode yang diterapkan dalam Gatyla ini adalah metode
observasi lapangan dan metode fitoremediasi.

Metode observasi lapangan dilakukan di suatu kawasan yang


memungkinkan untuk dibangunnya sebuah areal perkebunan tanaman air tifa
(Typha latifolia) disepanjang hulu-hilir sungai yang aktif dialiri oleh limbah
perindustrian. Sistem tata kelola perkebunan tanaman air tifa (Typha latifolia) ini,
nantinya juga ditanami oleh tanaman air tifa (Typha latifolia) di tengah-tengah
sungai yang memanjang dengan diameter dan ukuran yang sama sehingga akan
terbentuk seperti sekat-sekat tifa (Typha latifolia) disepanjang sungai yang
bertujuan sebagai biofilter air limbah. Sifat dari tanaman air ini adalah mampu
hidup di tanah dengan genangan air lumpur dan tanah yang tercemar oleh logam
berat. Berdasarkan hal di atas, tanaman ini bisa digunakan sebagai bioindikator
dalam memonitor lingkungan yang tercemar oleh logam berat. Supaya hasil yang
diperoleh lebih optimal, dibutuhkan juga metode fitoremediasi dalam
memudahkan peningkatan remediasi agar terwujudnya perkebunan tanaman air
tifa (Typha latifolia) disekitar bantaran sungai perindustrian.
Dalam proses peningkatan remediasi tersebut, tumbuhan dapat bersifat
aktif maupun pasif dalam mendegradasi bahan polutan. Ada yang melakukan
proses transformasi, fitoekstraksi (pengambilan dan pemulihan dari kontaminan
pada biomassa bawah tanah), fitovolatilisasi, fitodegrradasi, fitostabilisasi
(menstabilkan daerah limbah dengan kontrol penyisihan dan evapotrannspirasi),
dan rhizofiltrasi (menyaring logam berat ke sistem akar) (Surtikanti 2011).
Keenam proses ini dibedakan berdasarkan proses fisik dan biologis. Sementara
itu, secara pasif tumbuhan melakukan biofilter,transfer oksigen, menghasilkan
karbon, dan menciptakan kondisi lingkungan (habitat) bagi pertumbuhan mikroba.
Hal tersebut dapat ditunjang dengan peningkatan perbaikan media tumbuh
dan ketersediaan mikroba tanah untuk meningkatkan efesiensi dalam proses
degradasi bahan polutan yang sudah tercemar. Proses pendegradasian tersebut
dapat dilakukan dengan menggunakan metode fitoremediasi.
Metode fitoremediasi merupakan proses yang menggunakan tumbuhan
untuk memulihkan tanah dan air yang sudah tercemar oleh bahan polutan dan
senyawa-senyawa logam berat (Surtikanti 2011). Metode fitoremediasi ini sangat
sederhana, yaitu bahan pencemar didegradasi oleh bakteri, jamur, dan organisme
lainnya sehingga menghasilkan zat anorganik dengan struktur lebih sederhana.
Hasil penguraian zat organik menjadi anorganik tersebut diabsorpsi oleh tanaman
dan melalui proses metabolisme digunakan untuk pertumbuhan organnya seperti
akar, batang, daun, bunga, dan buah (Evasari 2012). Metode fitoremediasi juga
sudah berkembang pesat karena metode ini dinilai mempunyai beberapa
keunggulan, salah satunya relatif murah bila dibandingkan dengan metode
konvensional biaya sehingga dapat menghemat kegiatan output sebesar 75-85%
(Surakusumah 2010).

Gambar 2. Skematik aliran air, karbondioksida dan zat kimia pada tanaman

(sumber: Schnoor 1997).


Pada dasarnya, hasil penguraian yang digunakan untuk pertumbuhan
tumbuhan tersebut akan memicu terjadinya peningkatan remediasi terhadap air
limbah perindustrian. Dengan memadu pandankan metode-metode tersebut secara
sinergis, diharapkan program Gatyla (Garden Typha latifolia)dapat segera
diaplikasikan ke lingkup Masyarakat-Perindustrian dalam meningkatkan kualitas
air dan keproduktivitasan daerah aliran sungai di Indonesia.Selain itu, program ini
mampu dijadikan wadah untuk seluruh pihakmulaidari pemerintah, swasta, dan
masyarakatagarsaling bekerja sama dalam mendukung pengembangan program
Gatyla (Garden Typha latifolia) guna menyosong Indonesia dalam meningkatkan
konservasi sumber daya air.

DAFTAR PUSTAKA

Evasari J. 2012. Pemanfaatan lahan basah buatan dengan menggunakantanaman


typha latifolia untuk mengelola limbah cair domestik (studikasus: limbah
cair kantin fakultas teknik universitas indonesia). [Skripsi]. Depok: Commented [U13]: Dibuat miring
Commented [U14]: Jangan lupa ID. Ex. Bogor (ID):
Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Indonesia.
Fao EDP.2010. Toksisitas dan Akumulasi Logam Berat Seng (Zn) Terhadap
Tumbuhan Obor (Typha latifolia) Pada Proses Fitoremediasi [internet].
Diakses dari http://teknik-lingkunganusm.blogspot.no/2010/05/toksisitas-
danakumulasi-logam-berat.html (11 November 2011). Commented [U15]: Yang miring nya ini ya.. id websitenya
Commented [U16]: Kalau dari internet, buatnya [Diakses
Kemenperin.2016. Berita Industri [internet]. Diakses dari tanggal … November … 2017]

http://www.kemenperin.go.id/artikel/4702/Kawasan-Industri-ButuhLahan-
10-Ribu-Ha (24 Oktober 2017). Commented [U17]: Ini belum di justify. Dibuat lurus ya
formatnya

Palar H. 2004. Pencemaran dan Toksikologi Logam. Jakarta[ID]: Rineka Cipta. Commented [U18]: Jakarta (ID):

Schnoor J L. 1997. Uptake and Metabolism of Atrazine by Popular Trees.


Enviromental Science and Technology, Volume 31, No 5. Commented [U19]: Nama jurnal dibuat miring, selain itu biasa
aja
SurakusumahW. 2010.Fitoremediasi dan pembangunan berkelanjutan[internet].
http://file.upi.edu/direktori/fpmipa/jur._pend._biologi/197212031999031w
ahyu_surakusumah/Fitoremediasi_dan_pm%20bangunan_berkelanjutan.p
df ( 21 April 2013). Commented [U20]: miring
Commented [U21]: ini adalah tanggal akses deasy, bukan
Surtikanti, H.K. 2011. Toksikologi Lingkungan dan Metode Uji Hayati. Bandung ngikutin di webnya ya

[ID]: Rizqi Press.

Anda mungkin juga menyukai