Anda di halaman 1dari 5

A.

Pendahuluan
Dalam kehidupan ini menunjukkan suatu masa transisi hampir dalam segala bidang, baik dalam
bidang ilmu pengetahuan, maupun dalam bidang pendidikan sekolah bahkan dalam pola pemikiran
– pemikiran manusia, lebih- lebih di negara – negara yang sedang berkembang untuk membangun
membutuhkan orang – orang yang berjiwa membangun. Mengalami masa transisi menimbulkan
segala macam tantangan dan kesukaran, baik bagi mereka yang berumur sudah tua maupun bagi
mereka yang masih berumur muda, malah sangat berat, sesuai dengan penelitian seorang terhadap
hal yang dihadapinya.

Masalah yang ringan biasanya dapat diselesaikan sendiri, tetapi penyelesaian masalah yang
kompleks dan sukar barangkali sangat mungkin seseorang membutuhkan bantuan orang lain, ada
orang yang berkeinginan kuat dan juga mampu menyelesaikan masalahnya sendiri saat ini atau
yang akan mereka alami. Kelak, dengan membuat pilihan yang tegas diantara berbagai
kemungkinan atau dengan mengadakan penyelesaian diri dalam situasi dimana tidak mungkin untuk
memilih antara berbagai kemungkinan.

Ada pula orang yang tidak sebegitu mampu untuk mencari penyelesaian sendiri, sekurang –
kurangnya pada saat- saat tertentu atau mereka yang masih dalam tahap perkembangan menuju
kedewasaan. Mereka inilah yang dapat mengambil manfaat dari bantuan orang lain yang ditawarkan
kepada mereka, mereka inilah yang dapat mengambil manfaat dari bimbingan dalam motivasi
belajar di sekolah kaitannya dengan tingkat kemandirian dan kreativitas belajar yang tepat dan
memang sesuai dengan keinginan siswa.

Bimbingan dan konseling di sekolah, yang diberikan dengan bimbingan dan layanan informasi yang
penting atau orientasi lainnya memang menjadi instrumen yang penting dan kebutuhan siswa dalam
tingkat kemandirian dan kreativitas belajar, pengalaman di lapangan memperlihatkan masih banyak
para siswa yang bingung dalam menguraikan beberapa penjelasan dari seorang guru sehingga
seorang anak akan malas dalam belajar terutama pada siswa tingkat menengah dan tingkat atas.
Hal ini erat kaitannya dengan prestasi dan kreativitasnya dalam belajar, para guru disibukkan
dengan banyaknya siswa.

Bahkan orang tua yang berkonsultasi, untuk meminta pendapat terhadap pihak sekolah tentang
bagaimana mencari metode yang paling cocok untuk putra – putrinya. Kesibukan para guru
terutama sehubungan dengan minimnya tata yang tersedia, saat inilah diperlukan bimbingan dan
penyuluhan, maka dengan adanya bimbingan dan motivasi di sekolah diharapkan dapat menjadi
media pelengkap dari pertimbangan di atas, dengan data atau informasi yang kemungkinan
pertimbangan, pemilihan, serta keputusan mendekati sebenarnya, dan penjelasan ini lebih banyak
dari pihak sekolah ( guru study/ pembimbing/ wali kelas/ kepala sekolah) terhadap siswa menjadi
suatu supporting/ motivasi dalam mengukir prestasi dan oleh orang itu dapat diterima.

Bila pendidikan di sekolah ditinjau dari segi murid mengalami suatu perkembangan di dalamnya
dirinya selama dia bersekolah, perkembangan ini mengandung pola beberapa komponen atau
aspek, antara lain perkembangan intelektual, perkembangan emosi, perkembangan motivasi, dan
perkembangan sosial. Secara tradisional perkembangan intelektual mendapat perhatian utama di
sekolah, hal ini berlaku pula dewasa ini tetapi perkembangan murid dalam aspek – aspek yang lain
semakin perlu juga diperhatikan disekolah, mengingat tujuan pendidikan nasional jauh lebih dari
pada pemahaman dan pengetahuan ( prestasi intelektual). Hasil perkembangan yang bulat
menyangkut perkembangan dari semua komponen atau aspek yang harus dikaitkan antara satu
dengan yang lain.

Dengan demikian murid yang sedang berkembang perlu dibantu dalam semua aspek
perkembangannya. Justru jenjang pendidikan sekolah menengah kejuruan dapat sangat
berpengaruh terhadap perkembangan murid – murid remaja, yang kerap kali kurang mendapat
bantuan dari keluarganya dalam menghadapi tuntutan- tuntutan pada kehidupan zaman modern.
Maka sekolah dewasa ini mendapat tugas untuk lebih membulatkan pendidikan generasi muda
kiranya usaha- usaha lewat bimbingan pengajaran saja tidak cukup lagi untuk menunaikan tugas ini;
dibutuhkan bidang baru dalam keseluruhan pendidikan disekolah yang khusus memperhatikan
pembulatan perkembangan pribadi murid masing- masing.

Pendidikan di sekolah yang bertujuan menghasilkan perubahan- perubahan yang positif ( tingkah
laku ) yang sedang terjadi dalam diri murid menuju kedewasaanya adalah bantuan kepada individu
dalam menghadapi persoalan yang ( dapat) timbul dalam hidupnya. Bantuan semacam ini sangat
tepat dilakukan, di sekolah supaya murid tersebut akan berkembang sesuai dengan apa yang
menjadi harapan serta keinginannya dalam menggapai cita- cita yang diharapkannya. Dengan
demikian bimbingan akan menjadi bidang pelayanan khusus dalam keseluruhan kegiatan
pendidikan sekolah.

Semua manusia semasa hidupnya terpaksa menghadapi masalah yang mau tidak mau harus dicari
penyelesaiannya, baik dia sudah dewasa maupun belum. Tenaga ahli dalam bidang sekolah (
tenaga konselor sekolah), diharapkan dapat membantu mereka dalam membuat pilihan- pilihan
secara bertanggung jawab. Dalam kegiatan pendidikan di sekolah peranan tenaga konselor sekolah
akan sangat penting dalam merangsang dan membimbing secara memberi fasilitas- fasilitas yang
menunjang dalam belajar dan memberikan layanan orientasi dan informasi akan dapat membentuk
suatu keadaan yang kondusif bagi perkembangan siswa. Sehingga mereka akan mendapatkan
gambaran serta ancang- ancang masa depan.

Tujuan pendidikan Nasional yang tertuang dalam GBHN tahun 2007 disebutkan bahwa : Pendidikan
Nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman
dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri,
tangguh, cerdas, kreatif, terampil,berdisiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab, dan
produktif serta sehat jasmani dan rohani. (Utami,1999:7)

Sesuai dengan tujuan pendidikan tersebut diatas maka perlu dikembangkan iklim belajar dan
mengajar sehingga dapat menumbuhkan rasa percaya diri serta sikap dan perilaku yang inovatif dan
kreatif. Dengan demikian pendidikan nasional akan mampu mewujudkan manusia- manusia
pembangunan yang berkualitas, untuk melaksanakan pembangunan pendidikan baik dari segi
kualitatif maupun kuantitatif.

Untuk itu siswa di sekolah perlu diberikan perhatian terhadap semua rangsangan yang mengarah ke
arah pencapaian tujuan belajar. Sedangkan tujuan yang ingin dicapai perlu adanya kesadaran akan
arti pentingnya motivasi belajar bagi siswa. Oleh karena itu motivasi belajar pada diri mereka harus
dibangkitkan dan dikembangakan atau diterpakan, hal ini dilakukan karena dalam proses
pembelajaran itu terdapat motivasi dan sikap kemandirian siswa yang akan menuju kearah
kreativitas. Kreativitas itu sendiri tidak adanya motivasi dan sikap kemandirian. Jadi jelaslah bahwa
keberhasilan prestasi belajar tergantung dari beberapa aspek yang telah penulis ungkapkan di atas
serta ditunjang dari semua siswa sebagai objek pengajaran.
A. Pengertian Bimbingan Belajar
Menurut A J Jones, bimbingan belajar merupakan suatu proses pemberian bantuan seseorang pada
orang lain dalam menentukan pilihan dan pemecahan masalah dalam kehidupannya.
Menurut L D Crow dan A Crow, bimbingan belajar merupakan suatu bantuan yang dapat diberikan
oleh seseorang yang telah terdidik pada orang lain yang mana usianya tidak ditentukan untuk dapat
menjalani kegiatan dalam hidupnya.
Layanan bimbingan belajar adalah layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta
didik mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar
yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan
belajar lainnya, sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi, dan kesenian. (Sukardi, 2008: 62)
Dari beberapa pengertian yang telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa layanan
bimbingan belajar adalah layanan yang diberikan oleh BK (bimbingan dan konseling) atau guru agar
siswa dapat mengembangkan dan menyelesaikan masalah dirinya berkenaan dengan sikap dan
kebiasaan belajar.
B. Tujuan Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar merupakan suatu proses yang bertujuan sebagai berikut :
a. Agar siswa bertanggung jawab menilai kemampuannya sendiri dan menggunakan pengetahuan
mereka secara efektif bagi dirinya.
b. Agar siswa menjalani kehidupannya sekarang secara efektif dan menyiapkan dasar kehidupan
masa depannya sendiri.
c. Agar semua potensi siswa berkembang secara optimal meliputi semua aspek pribadinya sebagai
individu yang potensial.

Menurut Skinner, bimbingan bertujuan untuk menolong setiap individu dalam membuat pilihan dan
menentukan sikap yang sesuai dengan kemampuan, minat, dan kesempatan yang ada yang sejalan
dengan nilai-nilai sosialnya. (Oemar Hamalik, 2010: 195).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan layanan bimbingan belajar untuk mengarahkan
siswa agar memiliki sikap tanggungjawab, dan mampu menggunakan potensi didalam dirinya
secara maksimal.
C. Fungsi Bimbingan Belajar
Fungsi bimbingan belajar adalah sebagai berikut :
a. Membantu individu siswa untuk memperoleh gambaran yang objektif dan jelas tentang potensi,
watak, minat, sikap, dan kebiasaannya agar ia dapat menghindarkan diri dari hal-hal yang tidak
diinginkan.
b. Membantu individu siswa untuk mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan, bakat,
minat, dan kemampuannya dan membantu siswa itu untuk menentukan cara yang efektif dan efisien
dalam menyelesaikan bidang pendidikan yang telah dipilihnya agar tercapai hasil yang diharapkan.
c. Membantu individu siswa untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang kemungkinan-
kemungkinan dan kecenderungan-kecenderungan dalam lapangan pekerjaan agar ia dapat
melakukan pilihan yang tepat di antara lapangan pekerjaan tersebut. Di samping itu, membantunya
untuk mendapatkan kemajuan yang memuaskan dalam pekerjaannya sambil memberikan
sumbangan secara maksimal terhadap masyarakatnya.
Menurut Romine, fungsi bimbingan belajar adalah sebagai berikut :
a. Mengorientasikan para siswa kepada sekolah.
b. Membantu siswa untuk merencanakan pendidikannya di sekolah menengah.
c. Membantu para siswa untuk mengenal minat dan kemampuan masing-masing.
d. Mengorintasikan para siswa kearah dunia kerja.
e. Membantu siswa untuk memecahkan masalah hubungan antara siswa perempuan dan laki-laki.
f. Membantu siswa berlatih menyelesaikan tugas-tugas atau pekerjaan. (Oemar Hamalik, 2010: 196)
D. Jenis Layanan Bimbingan Belajar dalam Kaitannya dengan PBM
Seorang guru dalam memberikan layanan bimbingan belajar harus tetap berporos pada
terselenggaranya proses belajar mengajar. Oleh karena itu, diperlukanlah suatu jenis layanan
bimbingan belajar yang berkaitan dengan proses belajar mengajar. Maka jenis layanan bimbingan
belajar dalam konteks Proses Belajar Mengajar yang dapat dan seyogianya dijalankan oleh para
guru, antara lain :
a) Mengumpulkan informasi mengenai diri siswa
b) Memberikan informasi mengenai berbagai kemungkinan jenis program dan kegiatan yang sesuai
dengan karakteristik siswa.
c) Menempatkan siswa dengan kelompok belajar yang sesuai.
d) Memberikan program belajar yang sesuai.
e) Mengidentifikasi siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar.
f) Membuat rekomendasi tentang kemungkinan usaha selanjutnya.
g) Melakukan remedial teaching.
E. Materi kegiatan layanan bimbingan belajar
Materi-materi kegiatan layanan bimbingan belajar meliputi :
a. Mengembangkan pemahaman tentang diri, terutama pemahaman sikap, sifat, kebiasaan, bakat,
minat, kekeuatan-kekuatan dan penyalurannya, kelemahan-kelemahan dan penanggulangannya,
dan usaha-usaha pencapaian cita-cita/ perencanaan masa depan.
b. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi, bertingkah laku dalam hubungan sosial dengan
teman sebaya, guru, dan masyarakat luas.
c. Mengembangkan sikap dan kebiasaan dalam disiplin belajar dan berlatih secara efektif dan
efisien.
d. Tehnik penguasaan materi pelajaran, baik ilmu pengetahuan teknologi, dan kesenian.
e. Membantu memantapkan pilihan karir yang hendak dikembangkan melalui orientasi dan informasi
karir, orientasi dan informasi dunia kerja dan perguruan tinggi yang sesuai dengan karier yang
hendak dikembangkan.
f. Orientasi belajar di perguruan tinggi dan
g. Orientasi hidup berkeluarga. (Sukardi, 2008: 63)
F. Tahapan-Tahapan Pelaksanaan Layanan Bimbingan Belajar
Layanan bimbingan belajar dilaksanakan melalui tahap-tahap sebagai berikut :
a. Pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar
Di sekolah, di samping banyaknya siswa yang berhasil secara gemilang dalam belajar, sering pula
dijumpai adanya siswa yang gagal, seperti nilai rapot rendah, tidak lulus ujian akhir, dan sebagainya.
Secara umum, siswa-siswa yang seperti itu dipandang sebagai siswa yang mengalami masalah
belajar. Masalah belajar memiliki bentuk yang banyak ragamnya, yang pada umumnya dapat
digolongkan atas :
1. Keterlambatan akademik, yaitu keadaan siswa yang diperkirakan memiliki inteligensi yang cukup
tinggi, tetapi tidak dapat memanfaatkanya secara optimal.
2. Ketercepatan dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki bakat akademik yang cukup
tinggi atau lebih, tetapi masih memerlukan tugas-tugas khusus untuk memenuhi kebutuhan dan
kemampuan belajarnya yang amat tinggi.
3. Sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki bakat akademik yang kurang
memadai dan perlu dipertimbangkan untuk mendapat pendidikan atau pengajaran khusus.
4. Kurang motivasi dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang kurang bersemangat dalam belajar.
5. Bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi siswa yang kegiatan atau
perbuatan belajarnya sehari-hari antagonistik dengan yang seharusnya, seperti suka menunda-
nunda tugas dan sebagainya.
6. Siswa yang mengalami masalah belajar seperti tersebut dapat dikenali melalui prosedur
pengungkapan melalui tes hasil belajar, tes kemampuan dasar, skala pengungkapan sikap, dan
kebiasaan belajar. (Prayitno dan Amti, 2004: 279-280)

b. Upaya membantu siswa yang mengalami masalah belajar


Siswa yang mengalami masalah belajar seperti diutarakan didepan perlu mendapatkan bantuan
agar masalahnya tidak berlarut-larut yang nantinya dapat mempengaruhi perkembangan siswa.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah:
1). Pengajaran perbaikan
Pengajaran perbaikan merupakan suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada seorang atau
kelompok siswa yang menghadapi masalah belajar dengan maksud untuk memperaiki kesalahan-
kesalahan dalam proses dan hasil belajar mereka.
2). Kegiatan pengayaan
Kegiatan pengayaan merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan kepada seorang atau
beberapa orang siswa yang sangat cepat dalam belajar. Mereka memerlukan tugas-tugas tambahan
yang terencana untuk menambah, memperluas pengetahuan dan ketrampilan yang telah dimilikinya
dalam kegiatan belajar sebelumnya.
3). Peningkatan motivasi belajar
Di sekolah sebagaian siswa mungkin telah memiliki motif yang kuat untuk belajar, tetapi sebagian
lagi mungkin belum. Di sisi lain, mungkin juga ada siswa yang semula motifnya amat kuat, tetapi
menjadi pudar. Dalam hal ini guru, konselor, dan staf sekolah lainnya berkewajiban membantu siswa
meningkatkan motivasinya dalam belajar.
4). Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik
Setiap siswa diharapkan menerapkan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif. Tetapi tidak
menutup kemungkinan ada siswa yang mengamalkan sikap dan kebiasaan yang tidak diharapkan
dan tidak efektif. Sebagian siswa memerlukan bantuan untuk mampu melihat secara keritis sikap-
sikap dan kebiasaan-kebiasaan belajar yang mereka miliki. Dalam layanan bimbingan belajar
peranan guru dan koselor adalah saling membantu, mengisi, dan menunjang. (Prayitno dan Amti,
2004: 284-287).

Anda mungkin juga menyukai