Anda di halaman 1dari 7

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
TANGERANG SELATAN

Analisis Laporan Keuangan dan Model Bisnis Korporasi


PT. Multi Prima Sejahtera, Tbk.

Disusun Oleh:
Ferri Andrianto / 1401160246

9-1 Akuntansi Alih Program

Dosen Pengampu:
Yuniarto Hadiwibowo

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Analisis Laporan Keuangan dan Model Bisnis Korporasi
Program Studi Diploma IV Akuntansi Alih Program
Semester IX T.A. 2017/2018
Pendahuluan
PT. Multi Prima Sejahtera Tbk. berdiri sejak 7 Januari 1982 dengan lokasi kantor di
Karawaci Office Park Blok M No. 39-50 Lippo Karawaci, Tangerang. PT. Multi Prima
Sejahtera memiliki pabrik yang berlokasi di Jl. Kabupaten No. 454, Desa Tlajung Udik,
Kecamatan Gunung Putri, Bogor Jawa Barat.
PT. Multi Prima Sejahtera memulai operasi komersial pada 1987 dengan ruang lingkup
kegiatan meliputi manufaktur busi dan suku cadang kendaraan bermotor, perdagangan barang-
barang hasil produksi sendiri dan/atau perusahaan yang mempunyai hubungan berelasi, dan
penyertaan dalam perusahaan-perusahaan dan/atau badan hukum lain. Pendapatan utama PT.
Multi Prima Sejahtera berasal dari manufaktur busi (merek Champion).
A. Economic Characteristic & Competitive Dinamycs in The Industry:
1. Value Chain Analysis

•Pembuatan
Design rancangan produk

•Penyediaan dan
Sourcing and penyimpanan
Procurement material untuk
proses produksi

•Pemrosesan input
Manufacturing berupa material untuk
and Assembly menghasilkan produk
jadi

•Pengiriman produk
Outbound
jadi kepada retail
Logisitics
outlet dan customer

Marketing &
Sales

a. Design
Pada bagian ini dilakukan perancangan produk komponen otomotif yang akan dibuat.
Pada umumnya, bentuk komponen telah memiliki standar tersendiri. Namun produsen
dapat melakukan beberapa inovasi seperti penggunaan bahan baku yang berbeda untuk
mendapatkan hasil yang berbeda ketika komponen otomotif tersebut digunakan.
b. Sourcing and Procurement
Pada bagian ini dilakukan pemilihan penyedia bahan baku/material yang akan digunakan.
Produsen pada umumnya mempertimbangkan banyak faktor untuk memilih penyedia.
Seperti harga, lokasi, dan kualitas bahan.

Page | 1
c. Manufacturing and Assembly
Pada bagian ini dilakukan pemrosesan material menjadi produk yang diinginkan.
d. Outbond Logistics
Pada bagian ini dilakukan penyimpanan/pengiriman produk jadi kepada supply chain
yang dimiliki perusahaan, retailer, atau langsung kepada konsumen.
e. Marketing & Sales
Bagian ini berfokus pada cara pengenalan serta mempromosikan produk yang dihasilkan
agar dikenal oleh masyarakat sebagai calon konsumen.
2. Porter’s Five Force Classification Framework

a. Horizontal Competition
1) Rivalry among Existing Firms: Moderate to high
Industri komponen otomotif memiliki banyak produsen, terutama bagi produk after
market. Untuk produk busi, pasar yang terbentuk merupakan jenis oligopoli. Karena
pasar busi memiliki beberapa produsen yang telah memiliki nama besar, seperti PT.
Robert Bosch (Bosch), PT. NGK Busi Indonesia (NGK), dan PT. Denso Indonesia
(Denso).
Pasar busi di Indonesia saat ini masih dikuasai oleh produk dari PT. NGK Busi
Indonesia, dengan market share tahun 2016 sebesar 48%.

Page | 2
2) Threat of New Entrants: Moderate
Saat ini, semakin banyak perusahaan atau produk busi dengan merek baru yang masuk
dengan mudah ke pasar Indonesia, beberapa contohnya adalah merek TDR, Autolite,
Duration, dan Splitfire. Hal tersebut disebabkan oleh pertumbuhan pengguna kendaraan
bermotor / otomotif di Indonesia yang tinggi serta tidak adanya entry barrier bagi
produsen baru.
Di sisi lain, perusahaan yang telah existing seperti BGK, Bosch dan Denso yang juga
memiliki brand image tersendiri di kalangan masyarakat tertentu, terus menggempur
pasar dengan penggunaan teknologi baru dalam produk yang ditawarkan dengan harga
bersaing.
3) Threat of Subtitutes: Low
Produk komponen otomotif bersifat unik, yaitu tidak dapat digantikan dengan produk
lain yang berbeda spesifikasi. Pada produk busi sendiri, masih belum ditemukan produk
yang dapat menjadi substitusi.
b. Vertical Competition
1) Supplier Power: Low
Bahan baku bagi industri komponen otomotif sangat beragam, tergantung jenis produk
yang dibuat. Produsen busi pada umumnya menggunakan bahan baku logam atau bahan
primer.
PT. Multi Prima Sejahtera melakukan pembelian bahan baku dari Federal Mogul
Qingdao, China, sebagai pemasok utama. Selain itu, perusahaan juga memiliki supplier
sekaligus sebagai pihak yang mempunyai perikatan dan komitmen yaitu Federal Mogul
Pty, Ltd., Amerika Serikat. Perusahaan membeli komponen utama busi berbentuk
insulator dengan merek “Champion”.
2) Buyer Power: Moderate
Konsumen perseorangan produk komponen otomotif memiliki banyak pilihan ketika
akan membeli produk. Selain disebabkan banyaknya produsen, juga terdapat banyak
jenis produk serupa dengan spesifikasi atau teknologi dan harga yang bersaing.
Konsumen dengan skala besar, seperti toko retail, memiliki buyer power terhadap
produk yang ditawarkan oleh produsen komponen otomotif.
3. Economic Attributes Framework
a. Demand
1) Dengan adanya banyak pesaing yang menawarkan produk serupa dan teknologi yang
bersaing, konsumen produk komponen otomotif relatif sensitif terhadap perubahan
harga. Perbedaan harga dibanding teknologi yang ditawarkan dapat membuat
konsumen memutuskan untuk beralih produk dengan merek lain.
2) Dengan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor setiap tahun, terutama di Indonesia,
membuka peluang meningkatnya permintaan komponen otomotif seperti busi.

Page | 3
3) Permintaan komponen otomotif cenderung stabil selama tahun berjalan, karena tidak
terdapat peningkatan signifikan pada saat tertentu. Namun saat mendekati hari raya
keagamaan, lebih banyak masyarakat melakukan penggantian komponen otomotif.
Sehingga terdapat sedikit lonjakan permintaan pada saat tersebut.
b. Supply
1) Terdapat cukup banyak pelaku industri komponen otomotif. Dalam lingkup produk
busi, terdapat beberapa perusahaan yang menawarkan produk dengan spesifikasi dan
rentang harga yang relatif sama.
2) Beberapa produsen besar dalam industri komponen otomotif, seperti NGK dan Denso
untuk busi, memiliki dominasi pasar dan product image yang menimbulkan kesulitan
bagi produsen baru untuk memasuki pasar.
3) Industri komponen otomotif melibatkan penggunaan logam-logam berat, sehingga
menimbulkan hambatan tersendiri untuk keluar dari industri.
c. Manufacturing
1) Proses perakitan komponen otomotif cenderung banyak membutuhkan modal
dibandingkan tenaga kerja, karena dibutuhkan ketelitian dan tingkat presisi yang tinggi.
2) Sedangkan untuk kegiatan distribusi produk cenderung tidak bersifat capital-intensive.
3) Proses manufaktur untuk komponen otomotif sangat kompleks dan memiliki tingkat
toleransi yang rendah terhadap kesalahan. Perubahan spesifikasi produk yang tidak
sesuai standar dapat mengakibatkan kecelakaan bagi konsumen.
d. Marketing
 Produk komponen otomotif yang bersifat after market pada umumnya dijual secara
langsung kepada konsumen. Sedangkan komponen Original Equipment Manufacturer
(OEM) pada umumnya disalurkan kepada produsen kendaraan bermotor untuk
keperluan perakitan.
 Produk komponen otomotif memiliki tingkat permintaan yang stabil walaupun hanya
disalurkan melalui distributor, namun untuk produk baru atau fitur baru tentu
membutuhkan pengenalan melalui iklan untuk menarik konsumen.
e. Investing and Financing
 Produsen komponen otomotif berinvestasi dalam jumlah besar untuk aset tetap,
terutama pabrik dan mesin serta peralatan.
 Proses manufaktur komponen otomotif yang bersifat padat modal membutuhkan
pendanaan jangka panjang.
 Pertumbuhan keuntungan industri komponen otomotif cenderung stabil, disebabkan
cukup banyaknya rival dan jenis produk di pasaran. Sehingga, diperlukan juga
pendanaan eksternal bagi perusahaan.

Page | 4
B. Company Strategies
1. Nature of Product or Service
PT. Multi Prima Sejahtera memproduksi komponen otomotif berupa busi, yang bersaing
secara global dengan produsen lain dengan produk sejenis. Perusahaan melakukan kegiatan
produksi dan distribusi busi merek Champion di bawah lisensi dari Federal Mogul Pty,
Ltd., Amerika Serikat.
Karena produk yang dihasilkan kurang terdiferensiasi dengan produk dari perusahaan lain,
maka perusahaan berada pada Low-Cost Leadership Strategy.
2. Integration Within Value Chain
PT. Multi Prima Sejahtera melakukan proses desain dan manufaktur produk secara
swakelola. Sedangkan untuk penyediaan bahan baku telah dilakukan oleh pemilik lisensi
yaitu Federal Mogul Pty, Ltd., Amerika Serikat.
3. Geographical Diversification
Pada poin 34 Catatan atas Laporan Keuangan PT. Multi Prima Sejahtera, dapat diketahui
bahwa perusahaan melakukan segmentasi penjualan untuk wilayah lokal sebesar 99,43%
dan penjualan ekspor sebesar 0,57% (pada tahun 2016).
Aset perusahaan dan entitas anak berlokasi di Indonesia. Untuk PT. Multi Prima Sejahtera
sendiri memiliki kantor di kawasan Karawaci, Tangerang dan pabrik di Gunung Putri,
Bogor, Jawa Barat.
Sedangkan untuk entitas asosiasi/subsidiary, terdapat PT. Maxx Coffee Prima yang
memiliki 70 outlet penjualan makanan/minuman pada beberapa wilayah di Indonesia.
4. Industry Diversification
PT Multi Prima Sejahtera memiliki beberapa entitas anak/subsidiary, yaitu:
a. PT. Multi Usaha Wisesa (MUW)
Mulai beroperasi pada tahun 1982 dengan lokasi di Gunung Putri, Bogor, Jawa barat.
PT. MUW memproduksi tepung singkong fermentasi dan singkong sawut kering
dengan jenis kegiatan pokok perdagangan umum dan penyertaan.
b. PT. Champion Multi Usaha (CMU), bergerak di bidang perdagangan dan perindustrian
umum.
c. PT. Metropolitan Sinar Indah (MSI), bergerak di bidang perdagangan dan perindustrian
umum.
d. PT. Metropolitan Tirta Perdana (MTP), bergerak di bidang perdagangan dan
perindustrian umum.
e. PT. Cipta Selaras Maju Jaya (CSMJ), bergerak di bidang perdagangan, jasa,
pembangunan dan percetakan.
f. PT. Karya Indah Selaras Jaya (KISJ), bergerak di bidang perdagangan, jasa,
pembangunan dan percetakan.

Page | 5
g. PT. Cipta Global Internasional, bergerak di bidang perdagangan, jasa, pembangunan
dan percetakan.
h. PT. Maxx Prima Pasifik (MPP), bergerak di bidang perdagangan dan jasa.
i. PT. Bintang Sinar Fortuna (BSF), bergerak di bidang perdagangan, jasa, pembangunan
dan percetakan.
j. PT. Maxx Coffee Prima (MCP), bergerak di bidang penyediaan makanan dan minuman
melalui coffee shop dengan merek Maxx Coffee.

Referensi
Wahlen, J.M., & Baginski, S.P., Bradshaw M.T.. 2014. Financial Reporting, Financial
Statement Analysis, and Valuation - A Strategic Perspective, 8th Ed. Boston: Cengage
Learning.

PT. Multi Prima Sejahtera Tbk. 2017. Laporan Keuangan Konsolidasian untuk Tahun yang
Berakhir 31 Desember 2016. Jakarta.

PT. Multi Prima Sejahtera Tbk. 2016. Laporan Keuangan Konsolidasian untuk Tahun yang
Berakhir 31 Desember 2015. Jakarta.

PT. Multi Prima Sejahtera Tbk. 2015. Laporan Keuangan Konsolidasian untuk Tahun yang
Berakhir 31 Desember 2014. Jakarta.

Page | 6

Anda mungkin juga menyukai