Anda di halaman 1dari 4

KISAH KTR UNHAS Dampak buruk akibat tembakau

dan merokok pada kesehatan

Rokok adalah lintingan atau masyarakat di Indonesia tampak jelas

gulungan tembakau yang pada hasil kajian Badan Litbangkes

digulung/dibungkus dengan kertas, tahun 2013. Hasil kajian menunjukkan

daun, atau kulit jagung, sebesar telah terjadi kenaikan kematian

kelingking dengan panjang 8-10 cm, prematur akibat penyakit terkait

biasanya dihisap seseorang setelah tembakau dari 190.260 (2010)

dibakar ujungnya. Rokok menimbulkan menjadi 240.618 kematian (2013),

bahaya yang sangat merusak serta kenaikan penderita penyakit

kesehatan. Menurut WHO, Rokok akibat konsumsi tembakau dari

mengandung 4000 384.058 orang

racun yang (2010) menjadi

diantaranya adalah 962.403 orang

nikotin yang (2013). Kondisi

mengandung zat tersebut berdampak

adiktif dan tar yang pula pada

merupakan zat peningkatan total

karsinogenik. kumulatif kerugian

Mengenai “tulisan” ekonomi secara

dalam sampul rokok yang mengatakan makro akibat penggunaan tembakau.

“rokok dapat menyebabkan kanker, Jika dinilai dengan uang, kerugian

serangan jantung, impotensi, ekonomi naik dari 245,41 trilyun

gangguan kehamilan dan janin”, itu rupiah (2010) menjadi 378,75 trilyun

karena hasil dari racun dan rupiah (2013). Nilai kerugian ini lebih

karsinogenik yang muncul dari hasil besar bila dibandingkan dengan

pembakaran tembakau itu sendiri. jumlah uang yang diperoleh negara

dari cukai rokok, yakni 87 trilyun


rupiah di tahun 2010 dan 113 trilyun

rupiah di tahun 2013

Berbagai cara telah dilakukan

untuk menekan angka perokok di

Indonesia. Salah satunya dengan

penetapan kawasan tanpa asap rokok

melalui Peraturan Pemerintah RI No.

109 tahun 2012 tentang Pengamanan

Bahan yang Mengandung Zat Adiktif

Berupa Produk Tembakau bagi

Kesehatan. PP ini mengatur mengenai

Pemerintah dan Pemerintah Daerah

wajib mewujudkan Kawasan Tanpa menjual, mengiklankan, dan/atau


Rokok (KTR). Untuk di kawasan mempromosikan Produk Tembakau.
sulawesi selatan sendiri telah ada Dalam Peraturan Wali Kota Makassar
peraturan yang mengatur tentang No. 13 tahun 2011 telah ditetapkan
KTR yaitu Perda Provinsi Sulawesi beberapa kawasan tanpa rokok,
Selatan No. 1 Tahun 2015, Peraturan diantaranya :
Walikota Makassar No 13 Tahun 2011
a. Fasilitas pelayanan kesehatan;
dan Perda Kota Makassar No. 4 Tahun
b. Tempat proses belajar-
2013.
mengajar;
Menurut Peraturan Pemerintah
c. Tempat anak bermain;
RI No. 109 tahun 2012 Kawasan Tanpa

Rokok adalah ruangan dan area d. Tempat ibadah;

dengan batas pagar terluar yang


e. Angkutan umum;
dinyatakan dilarang untuk kegiatan
f. Tempat kerja; dan;
merokok atau kegiatan memproduksi,
g. Tempat umum dan tempat lain Walaupun seperti itu, sudah ada

yang ditetapkan. beberapa fakultas yang mulai

menerapkan KTR dengan memasang


Tempat proses belajar mengajar
papan informasi tentang larangan
adalah tempat yang diperuntukkan
merokok di area fakultas tersebut,
untuk kegiatan pendidikan dan/atau
seperti FKM, FK, FKG dan Farmasi.
pelatihan dan/atau bimbingan.
Tanpa adanya kejelasan dari
Tempat proses belajar mengajar yang
penerapan KTR di Universitas
dimaksud dibagi atas dua yaitu
Hasanuddin, kita dapat melihat
tempat pendidikan formal
orang-orang yang merokok dengan
diantaranya Sekolah Dasar (SD),
bebas di dalam kampus. Tidak hanya
Sekolah Menengah Pertama (SMP),
itu, rokok di jual dengan bebas di
Sekolah Menengah Atas (SMA),
kantin-kantin yang ada di dalam
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK),
kampus. Bahkan beberapa kegiatan
Madrasah, Akademi, Politeknik,
kampus di sponsori langsung oleh
Sekolah Tinggi, Institut, Universitas
beberapa produk rokok. Betapa
dan tempat pendidikan Nonformal
mirisnya keadaan ini.
yaitu Lembaga Kursus, Lembaga

Pelatihan, Kelompok Belajar, Taman

Kanak-kanak, Pusat Belajar

Masyarakat.

Universitas Hasanuddin sebagai

salah tempat proses belajar

mengajar yang berada di Kota

Makassar. Akan tetapi hingga saat ini

Rektor Universitas Hasanuddin

belum membuat sebuah kebijakan

yang mengatur Kawasan Tanpa Rokok.


Berdasarkan penelitian yang mengimplementasikan KTR ini. Hanya

dilakukan oleh Ikram Rifqi (2017) beberapa fakultas yang mencoba

Sebagian besar dekan fakultas di untuk menerapkannya dengan

Universitas Hasanuddin menginginkan memasang tanda larangan merokok,

adanya aturan dalam bentuk SK itupun tanpa arahan dari Pimpinan

Rektor dan pedoman pelaksanaan Universitas. Lalu bagaimana dengan

Kawasan Tanpa Rokok di Universitas implementasinya secara menyeluruh ?

Hasanuddin sehingga semua fakultas Apakah kemudian kita harus diam dan

akan dengan secara serentak menjadi asbak ?

menerapkan Kawasan Tanpa Rokok di


Berdasarkan hal tersebut kami
fakultas masing-masing dan bertugas
mahasiswa Universitas Hasanuddin
mengawasi pelaksanaan aturan
menyuarakan tuntutan. Adapun
tersebut. Tapi kemudian Aturan
tuntutan aksi gerakan ini adalah
Kawasan Tentang Asap Rokok
1. Mendesak rektor untuk
(AKTAR) di Kampus Merah tidak jelas
mengeluarkan surat keputusan (SK)
implementasinya. Jika kita kembali
penerapan KTR di Universitas
merujuk pada Perwali, seharusnya
Hasanuddin
Pimpinan/Penanggung Jawab KTR

(read: Rektor Unhas) sudah 2. Pelarangan iklan rokok di

menerapkan KTR ini paling lambat Universitas Hasanuddin

enam bulan
3. Pelarangan csr dalam bentuk
setelah Perwali
apapun dari industri rokok
ini diundangkan.
4. Pembentukan tim perumus
Namun, empat
aturan KTR di Universitas Hasanuddin
tahun berlalu

seakan tidak

ada upaya

untuk

Anda mungkin juga menyukai