Anda di halaman 1dari 7

RESUME POPULASI

Kelompok 6

2.1 Pola-Pola Dispersi Populasi


Secara umum populasi menyebar dalam tiga pola dispersi acak
(random), mengelompok atau agregasi (clumped), dan seragam (uniform).

Gambar1 pola sebaran populasi A. acak B. Mengelompok, C.


seragam
Pola dispersi acak menunjukkan terdapat keseragaman (homogenitas)
kondisi lingkungannya. Pola dispersi random dapat disebabkan oleh pengaruh
negatif persaingan sumberdaya diantara individu anggota populasi itu.
Sedangkan pola dispersi mengelompok dapat disebabkan oleh sifat
agregasius, adanya keragaman (heterogenitas) kondisi lingkungana,
ketersediaan makanan, perkawinan, pertahanan, perilaku sosialnya, serta
faktor persaingan.
Prinsip Allee tentang pengelompokkan yaitu, pengelompokan dan
kerapatan berkaitan dengan pertumbuhan yang optimal serta kelangsungan
hidup suatu populasi berbeda menurut spesies dan kondisi, dengan demikian
maka kurangnya tingkat kerapatan (berdesakan) dan berdesakan secara
berlebihan merupakan pembatas suatu populasi (Dharmawan, 2005: 100).
Secara ringkas bahwa toritorial merupakan upaya untuk mengruangi
kompetisi, efisiensi energi, efektivitas kelangsungan proses biologi
(perkawinan, pengeraman telur, pemeliharaan ana, dll). Toritorialitas
cenderung mengatur populasi dalam kondisi di bawah batas kejenuhan.
Gambar 2 daerah sejarah (home ranger) B. Daerah teritorial
(torritorium)

2.2 Demografi
Setiap populasi memiliki karakter yang spesifik, karakter statistik
diantaranya adalah kerapatan (densitas), angka kelahiran (natalitas), angka
kematian (mortalitas) dan ditribusi umur.
2.2.1 Kerapatan/Kepadatan/Densitas Populasi
Kepadatan/kerapatan (densitas) populasi yaitu besarnya populasi
dalam hubungannya dengan satuan ruangan atau dengan kata lain
merupakan jumlah individu suatu spesies yang umumnya diteliti dan
dinyatakan sebagai cacah individu atau biomassa per satuan luas atau
persatuan ruang atau volume.
Dalam penentuan kerapatan populasi perlu dibedakan antara
kerapatan populasi kotor (crude density) dengan kerapatan ekologi
(spesific atau ecological density). Kerapatan kasar yaitu cacah individu
suatu populasi per areal seluruhnya atau total areal. Sedangkan
kerapatan ekologi adalah cacah individu per areal habitatnya. Kerabatan
ekologi dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Kerapatan nisbi yaitu bersaran suatu populasi tanpa dapat
menunjukkan cacah individu populasi per satuan area atau
volume.
b. Kerapatan absolut yaitu nilai yang menunjukkan nilai cacah
invidu suatu populasi per satuan area atau volume.
Untuk dapat memperoleh cuplikan yang dapat memberikan
gambaran suatu populasi populasi tanpa bias (bias relatif kecil dan tidak
bermakna) diperlukan metode yang tepat. Metode yang biasa digunakan
untuk mencuplik hewan antara lain yaitu:
a. Berpetak, volume (plot)
b. Transek (line transec, belt transec)
c. Penandaan (capture Mark Release and Recapture Methode-
CMR)
d. Jebakan (light trap, pitfall, dll), dll
2.2.2 Natalitas
Natalitas adalah kemampuan suatu populasi untuk bertambah
jumlah anggotanya secara inheren. Natalitas dapat terjadi dengan cara
kelahiran, penetasn telur, atau muncul individu baru akibat pembelahan
sel.
Atas dasar kondisi lingkungannya natalitas dibedakan
menjadi2,yaitu:
a. Natalitas fisiologik (natalitas maksimum/mutlak), yaitu
penambahan jumlah anggota populasi dalam kondisi ideal (tidak ada
faktor eksternal yang membatasi).
b. Natalitas ekologi adalah penambahan jumlah anggota populasi
dalam kondisi ekologinya.
Ada dua aspek yang berkaitan dengan natalitas ini antara lain :
a. Fertilitas adalah tingkat kinerja perkembangbiakan yang
direalisasikan dalm populasi, dan tinggi rendahnya aspek ini diukur
dari jumlah telur yang di ovovivarkan atau jumlah anak yang
dilahirkan.
b. Fekunditas adalah tingkat kinerja potensial populasi itu untuk
menghasilkan individu baru.
Ketentuan yang biasanya terdapat pada natalitas/daya biak yaitu :
a. Angka kelahiran : positif atau nol tidak pernah negatif
b. Daya biak selalu posiitif karena belum memperhitungkan kematian,
emigrasi, imigrasi
c. Laju pertumbuhan bisa positif, nol atau negatif karena
memperhitungkan faktor pembatas (kematian, emigrasi, imigrasi)
d. Daya biak maksimum : jumlah maksimum individu baru yang
mampu berbiak tanpa faktor pembatas (ideal)
e. Daya biak nyata : karena faktor pembatas selalu ada di alam maka
daya biak maksimum tdk pernah ada maka yang ada adalah adalah
daya biak nyata.

Faktor-faktor yang mempengaruhi natalitas/daya biak (Susanto, 2000),


yaitu :
a. Nisbah Kelamin (sex ratio), perbandingan jumlah jantan dan betina
dalam suatu populasi
b. Umur tertua satwaliar masih mampu melahirkan (maximum
breeding age)
c. Jumlah anak per kelahiran/jumlah telur per sarang
d. Kepadatan populasi
2.2.3 Mortalitas
Mortalitas adalah pengurangan cacah invidu suatu populasi. Seperti
halnya natalitas, maka mortalitas dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Mortalitas fisiologik (mortalitas minimum) adalah pengurangan
individu anggota populasi dalam kondisi ideal.
b. Mortalitas ekologik adalah pengurangan individu anggota populasi
dalam kondisi ekologinya.
Mortalitas juga merupakan parameter demografi, yang menunjukan
pengurangan individu pada suatu populasi
Ketentuan :
a. Untuk setiap populasi terdapat daya surut minimum yang
menunjukkan besarnya kehilangan dlm keadaan ideal atau keadaan
tanpa keterbatasan
b. Dalam kondisi yang baik pun tetap saja ada bagian populasi yang
mati.
c. Panjang umur rata-rata jauh di bawah rentang hidup maksimumnya,
shg angka kematian yg sebenarnya lebih besar daripada
minimumnya.
d. Daya surut lebih banyak dipengaruhi oleh berbagai perubahan
lingkungan dibandingkan dengan daya biak.
Faktor yang mempengaruhi (Dharmawan, A., dkk. 2005):
a. Decimating factors faktor yang langsung mematikan satwaliar
(Perburuan, Pemangsaan, Kecelakaan, Penyakit, Bencana Alam,
Peracunan dll)
b. Welfare factors faktor yang menyangkut kesejahteraan satwaliar
terutama menyangkut kualitas habitat/lingkungan satwaliar (pakan,
air Pelindung, tempat berbiak dll)
c. Influencing factors faktor yang berpengaruh pada kualitas dan
kuantitas satwa liar (Pembakaran, Penebangan, Pembuatan Dam,
Pemupukan dll).
2.2.4 Struktur Umur
Struktur umur biasanya digolonggkan menjadi 3 pola, yaitu
a. Struktur umur menurun, yaitu struktur umur yang mempunyai
kerapatan kecil pada umur muda, besar pada kelompok umur
sedang dan kecil pada kelompok umur tua. Perkembangan populasi
pada kelompok yang demikian ini cenderung menurun dan pada
periode tertentu akan punah.
b. Struktur umur stabil, yang jika digambarkan distribusi kelompok
umur ini mempunyai bentuk seperti piramida sama sisi. Populasi
dengan pola umur seperti ini dapat mempertahankan kebradaanya
dalam waktu yang relatif lama.
c. Struktur umur meningkat (berkembang), yaitu populasi dengan
kerapatan kelompok umur muda paling besar. Populasi dengan
seperti ini akan mengalami perkembangan kerapatan yang relatif
tinggi pada periode waktu mendatang.
2.3 Tabel Kehidupan
Variavel-variabel yang dicatat dalam tabel kehidupan antara lain :
1. Umur atau masa hidup rata-rata suatu jenis (yang ditulis dengan simbol x),
angka-angka umur dalam variabel ini dapat berupa tahap perkembangan
siklus hidup (misalnya: larva, pupa, imago untuk hewan-hewan serangga).
2. Jumlah hewan yang hidup pada awal tiap interval umur (lx).
3. Jumlah kematian pada setiap interval umur (dx)
4. Prosentase jumlah kematian setiap interval umur (dx/lx) ditulis dengan
simbol qx
5. Angka ketahanan hidup (survival) yang merupakan perbedaan antara
angka dengan 100% (100-qx)dinyatakan dengan simbol sx.
6. Angka harapan hidup dinyatakan dengan ex, yaitu waktu rata-rata yang
berlalu dari umur yang ditentukan ke waktu kematian dari semua individu
yang ada dalam satu kelompok umur.

Tabel kehidupan dapat digunakan untuk beberapa kepentingan, yaitu;


1. Menghitung rata-rata masa hidup atau panjang umur dari suatu
populasi
2. Menunjukkan komposisi umur suatu populasi
3. Menandai tahap-tahap kritis dalam siklus hidup yang tercermin pada
saat angka kematian yang tinggi
4. Menunjukkan keberhasilan jenis hewan yang sama dalam komunitas
berbeda
5. Memberikan informasi tentang eksploitasi terhadap hewan-hewan liar
dan pemungutan ikan dan pengontrolan hama.
6. Untuk menilai faktor biotik dan abiotik terhadap pertumbuhan populasi
di alam.

Tabel kehidupan dibedakan menjadi tiga macam, yaitu


1. Tabel kehidupan berdasarkan umur-khusus di laboratorium digunakan
untuk memperkirakan parameter angka kelahiran dan kematian suatu
kelompok individu pada kondisi yang ditentukan. Kondisi-kondisi itu
ditentukan oleh penelitian di laboratorium. Tabel ini sering digunakan
untuk memperkirakan pengaruh tingkat perbedaan faktor lingkungan
terhadap tingkat kehidupan (vital rates)
2. Tabel kehidupan berdasarkan umur di lapangan diperlukan untuk
memperkirakan pengaruh beebagai faktor lingkungan terhadap ketahanan
hidup (survivirship) dan perkembangbiakan populasi di lapangan. Tabel
itu juga dapat digunakan untuk memperkirakan variasi waktu kelahiran
sampai kematian dari suatu populasi.
3. Tabel kehidupan variasi-waktu umur khusus di lapangan terdidi dari
potret-potret angka kelahiran-kematian di bawah kondisi lapangan
khusus. Tabel ini merupakan gambar bergerak tentang dinamika kelahira
sampai kematian populasi, sehingga merupakan cara terbaik untuk
membuat model-model dinamika populasi berdasarkan struktur umur.

Anda mungkin juga menyukai