Anda di halaman 1dari 3

Sejarah dan Etiologi

Infectious Bursal Disease (IBD) dikenal juga sebagai penyakit Gumboro pertama kali
diisolasi di kota Gumboro, Delaware, Amerika pada tahun 1957, merupakan penyakit viral
yang disebabkan oleh virus yang merupakan anggota dari genus Avibirnavirus (keluarga
Birnaviridae).

Ayam terserang virus IBD mempunyai tingkat morbiditas 40 sampai 60% dan mortalitas bisa
mencapai 2,0 - 31,8%. Menyerang rata-rata 7,78% (Broiler) dan 7,34% (petelur).

Patogenesa

Virus dapat menular secara langsung (melalui air mata atau kontak langsung ayam yg
terinfeksi) dan tidak lansung (melalui feses, pakan dan tempat pakan dll). Virus ini
menyerang sistem kekebalan tubuh atau Immunosupresif yakni bursa fibrisius dan thymus
pada anakan ayam usia 3 – 6 minggu, di saat perkembangan bursa Fabricius mencapai
optimum karena target sel virus IBD adalah sel limfoid bursa Fabricius yang sudah matang,
menyebabkan kerusakan pada bursa Fabricius berupa nekrosis dan apoptosis pada sel limosit
B. Infeksi pada umumnya melalui oral bersama pakan yang tercerna virus masuk ke dalam
usus. Virus kemudian ditangkap oleh sel makrofag atau limfosit sebagai Antigen Precenting
Cell (APC). Keberadaan IBD dapat dideteksi 13 jam pi pada sebagian besar folikel. Setelah
16 jam pi terjadi viremia kedua dan replikasi sekunder pada organ lainnya yang dapat
menimbulkan kematian.

Gejala Klinis

Pada ayam muda tanpa antibodi maternal, gejala klinis mulai terlihat pada 48 jam pertama
Sementara itu, pada ayam yang divaksinasi, gejala klinis terlihat 3 hari pasca infeksi, dan
ayam-ayam tersebut mati setelah 2 – 3 hari memperlihatkan gejala klinis

GK : ayam lesu, bulu kusam, anoreksia dan sayap menggantung. Selain itu juga sering
ditemukan gejala diare, serta kotoran yang menempel pada kloaka. Gejala yang paling
patognomonis adalah ukuran folikel bursa Fabricius, mengecil, hingga mencapai 1/4 – 1/5
dari ukuran asli.
Atrofi bursa fabrisius, A = normal, B = bursa ayam IBD (Baxendale & Wit 2000)

Virus IBD dari strain yang amat ganas (vvIBDv) menyebabkan lesi yang parah, yang dapat
teramati
pada timus, limpa, bursa Fabricius, hati, ginjal, jantung, proventrikulus, gizard dan seka
tonsil. Pada seka tonsil terjadi hiperplasia 6 jam pertama.

Epidemiologi

Pencegahan dan Pengobatan

- Pencegahan
Pencegahan terhadap penyakit IBD yang efektifa dalah dengan melakukan program
vaksinasi yangt teratur diikuti program biosekuriti. Tipe vaksin IBD intermediate
paling umum digunakan.

- Pengobatan
Tidak ada pengobatan yang efektif. Namun perlakuan terhadap ternak ayam yang
sakit dapat diberikan pengobatan, misalnya dengan tetes 5% dalam air minum selama
3 hari, gula rnerah 2% dicampur dengan NaHC03 0,2% dalam air minum selama 2
hari, pemberian vitamin, elektrolit dan mineral dapat mencegah dehidrasi serta
pemberian antibiotik dapat mencegah infeksi sekunder serta mengurangi kadar protein
dalam makanan.

Anda mungkin juga menyukai