Anda di halaman 1dari 19

Soal:

1. Sebutkan TAK apa yang cocok dengan masalah kelompok anda dan jelaskan
alasannya!
2. Sebutkan sesi TAK anda dan tiap sesi itu untuk mencapai TUK berapa?
3. Bikin proposal TAK sesuai dengan sesi di atas (lihat panduan TAK) .

Jabawan:

1) TAK Stimulasi Persepsi


Alasannya: karena dalam TAK ini kita akan memberikan stimulasi persepsi kepada
klien yang bertujuan untuk mencegah keinginan bunuh diri, meningkatkan harga diri,
dan menggunakan mekanisme koping yang adaptif. Sehingga diharapkan klien nanti
akan berespon terhadap stimulasi persepsi yang diberikan, memberikan pendapat dan
pandangannya, dan menunjukan mekanisme koping konstruktif
2) Sesi 1 : Melindungi pasien dari bunuh diri (TUK 2)
Sesi 2 : Meningkatkan Harga Diri pasien (TUK 3)
Sesi 3 : Menggunakan mekanisme koping yang adaptif (TUK 4 dan 5)
3) Proposal TAK
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

1.1 Latar Belakang


Klien yang diamati di rumah sakit jiwa pada umumnya dengan keluhan tidak dapat
diatur, mencederai orang lain atau dirinya sendiri : resiko bunuh diri
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu tindakan keperawatan untuk klien
gangguan jiwa. Terapi jiwa ini adalah terapi yang pelaksanaannya merupakan
tanggung jawab penuh dari seorang perawat, oleh karena itu seorang perawat
khususnya perawat jiwa harus mampu melakukan terapi aktivitas jiwa dengan tepat.
Terapi aktivitas kelompok adalah suatu upaya untuk memfasilitasi psikoterapis
terhadap sejumlah klien dalam waktu yang sama untuk memantau dan meningkatkan
hubungan interpersonal antar anggota untuk mencapai hal tersebut diperlukan adanya
suatu pedoman dalam pelaksanaan terapi aktifitas kelompok seperti : Terapi aktivitas
kelompok stimulus, persepsi, orientasi realitas, persepsi mengontrol halusinasi,
peningkatan harga diri, penyaluran energi, orientasi realitas :
Dalam hal ini akan lebih diperjelas lagi tentang terapi aktivitas kelompok stimulus
persepsi yang akan dilakukan pada acara yang diselenggarakan anggota kelompok.
Terapi aktivitas kelompok stimulus persepsi merupakan cara untuk membantu klien
yang mengalami kemunduran orientasi dalam upaya memotivasi proses pikir dan
afektif. Serta mengurangi perilaku maladaptive salah satu karakteristik klien yang dapat
dilatih dengan terapi aktivitas kelompok tersebut adalah klien dengan resiko bunuh diri,
Dengan demikian penyusunan proposal ini dihapapkan klien dengan resiko bunuh
diri dapat melaksanakan terapi aktivitas kelompok dengan stimulasi persepsi dengan
baik sehingga klien dapat terlatih dalam mengatasi masalah.

1.2 Tujuan
a. Tujuan umum
Meningkatkan kemampuan uji realitas melalui komunikasi dan umpan balik dengan
atau dari orang lain, melakukan sosialisasi, meningkatkan kesadarn terhadap
hubungan reaksi emosi dengan tindakan maladaptive untuk kemajuan fungsi kognitif
dan afektif.
b. Tujuan khusus
1. Klien mampu memperkenalkan diri
2. Klien mampu hubungan interpersonal dengan rekan dan perawat
3. Klien mampu mengetahui dan mengenal keinginan bunuh diri
4. Klien mampu mengontrol keinginan bunuh diri dengan bercakap dengan orang
lain
5. Klien mampu mengontrol keinginan bunuh diri dengan melakukan kegiatan
6. Klien patuh minum obat

1.3 Manfaat
a. Bagi klien
Klien dapat memahami apa yang dialaminya dan dapat memahami apa yang harus
dilakukan saat keinginan itu muncul.
b. Bagi perawat.
Dapat melatih keterampilan dan kesabaran perawat dalam memberikan tindakan
keperawatanjiwa khususnya pada terapi aktivitas kelompok stimulus persepsi.

1.4 Karakteristik Klien


Berdasarkan kajian yang dilakukan, karakteristik klien yang dapat dilakukan dalam
terapi aktivitas kelompok ini adalah klien dengan resiko bunuh diri.
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK( TAK ) STIMULASI PERSEPSI PADA KLIEN
DENGAN RISIKO BUNUH DIRI

A. Topik
Pencegahan Resiko Bunuh Diri

Sesi 1 : Melindungi pasien dari bunuh diri (TUK 2)

Sesi 2 : Meningkatkan Harga Diri pasien (TUK 3)

Sesi 3 : Menggunakan mekanisme koping yang adaptif (TUK 4 dan 5)

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Peserta TAK mampu meningkatkan hubungan interpersonal anggota kelompok,
berkomunikasi, mampu berinteraksi maupun berespon terhadap stimulasi yang
diberikan
2. Tujuan Khusus
Sesi 1
a. Klien dapat meningkatkan harga diri
b. Klien dapat berpikir positif terhadap dirinya
Sesi 2
a. Klien dapat menggunakan mekanisme koping yang adaptif
b. Klien dapat membuat rencana masa depan yang realistis

C. Landasan Teori
Bunuh diri adalah segala sesuatu perbuatan dengan tujuan untuk
membinasakan dirinya sendiri dan dengan sengaja dilakukan oleh seseorang yang tau
akan akibatnya yang mungkin pada waktu yang singkat (W.F. Maramis, 1992) .
Bunuh diri adalah tindakan agresif terhadap diri sendiri untuk mengakhiri
kehidupan (Budi Anna Keliat, 1993) .
Bunuh diri adalah suatu tindakan agresif yang langsung terhadap diri sendiri
untuk mengakhiri kehidupan. Bunuh diri merupakan koping terakhir dari individu
untuk memecahkan masalah yang dihadapi.( Jenny., dkk. (2010). Asuhan
Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Psikososial dan Gangguan Jiwa ) .
Resiko bunuh diri adalah resiko untuk mencederai diri sendiri yang
dapatmengancam kehidupan. Bunuh diri merupakan kedaruratan psikiatri karena
merupakan perilaku untuk mengakhiri kehidupannya.Perilaku bunuh diri disebabkan
karena stress yang tinggi dan berkepanjangan dimana individu gagal dalam
melakukan mekanisme koping yang digunakan dalam mengatasi masalah. Beberapa
alasan individu mengakhiri kehidupan adalah kegagalan untuk beradaptasi, sehingga
tidak dapat menghadapi stress, perasaan terisolasi, dapat terjadi karena kehilangan
hubungan interpersonal/ gagal melakukan hubungan yang berarti, perasaan marah/
bermusuhan, bunuh diri dapat merupakan hukuman pada diri sendiri, cara untuk
mengakhiri keputusasaan (Stuart, 2006).
Kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai hubungan antar satu dengan
yang lainnya, saling ketergantungan serta mempunyai norma yang sama (Stuart & Sundeen,
1991). Anggota kelompok mungkin datang dari berbagai latar belakang yang harus ditangani
sesuai dengan keadaannya.Sedangkan kelompok terapeutik memberi kesempatan untuk saling
bertukar (sharing) tujuan, umpamanya membantu individu yang berperilaku destruktif dalam
berhubungan denga orang lain, mengidentifikasi dan memberikan alternative untuk
membantu mengubah perilaku destruktif menjadi konstruktif (Yalom, 1995).
Terapi kelompok adalah metode pengobatan ketika klien ditemui dalam rancangan
waktu tertentu, dengan tenaga yang memenuhi persyaratan tertentu. Focus terapi kelompok
adalah membuat sadar diri (self awarreness), peningkatan hubungan interpersonal, membuat
perubahan atau ketiganya.
Terapi aktivitas kelompok dibagi menjadi 4, salah satunya adalah terapi aktivitas
kelompok stimulasi persepsi.Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi adalah salah satu
bentuk terapi yang membantu klien untuk mengubah persepsi yang ada .

D. Klien
1. Kriteria
- Klien yang sehat fisik
- Klien dengan harga diri rendah kronis
- Klien yang memiliki perasaan negatif pada dirinya
- Klien dengan resiko bunuh diri
2. Proses Seleksi
- Berdasarkan observasi klien sehari- hari
- Berdasarkan informasi dan diskusi dengan perawat ruangan mengenai perilaku
klien sehari- hari
- Hasil diskusi kelompok
- Berdasarkan asuhan keperawatan
- Adanya kesepakatan dengan klien

E. Pengorganisasian
1. Waktu
a. Hari/ tanggal :
b. Jam :
c. Acara :
- Pembukaan :
- Perkenalan pada klien :
- Perkenalan TAK :
- Penutup
d. Tempat :
e. Jumlah pasien :
2. Tim Terapis
a. Leader
Tugas Leader:

o Mengkoordinasi seluruh kegiatan.


o Memimpin jalannya terapi kelompok.
o Memimpin diskusi.
o Kontrak waktu
 Menyimpulkan hasil kegiatan
 Menutup acara
b. Co Leader
Tugas Co Leader
1. Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan.
2. Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang.
3. Membantu memimpin jalannya kegiatan.
4. Menggantikan leader jika terhalang tugas.
c. fasilitator
Tugas fasilitator
1. Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok.
2. Memotivasi anggota dalm ekspresi perasaan setelah kegiatan.
3. Mengatur posisi kelompok dalm lingkungan untuk melaksanakan
kegiatan.
4. Membimbing kelompok selama permainan diskusi.
5. Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan.
6. Bertanggung jawab terhadap program antisispasi masalah.
d. Observer
Tugas observer
1. Membantu klien meluruskan dan menjelaskan tugas yang harus
dilakukan
2. Mendampingi peserta TAK
3. Memotivasi klien untuk aktif dalam kelompok
4. Menjadi contoh bagi klien selama kegiatan
e. Anggota
Tugas Anggota: Menjalankan dan mengikuti kegiatan terapi
3. Metode dan media
a. Metode
1. Diskusi
2. Permainan
b. Alat :
1. Spidol sebanyak jumlah klien yang mengikuti TAK.
2. Kertas putih HVS dua kali jumlah klien yang mengikuti TAK.
c. Setting :
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang.
F. Pembagian Tugas
Leader : Ade Nina Pradana
Co Leader : Lhing Lhing Meilisa
Observer : Annisa Dharma Puspha
Fasilitator : Fairuz Brilliannita
Pradita Imas Ambarwati
Sesi 1

Stimulasi persepsi : Pencegahan Bunuh Diri


Mencegah Keinginan untuk Bunuh Diri (TUK 2)

Tujuan :

1. Klien dapat mengendalikan saat ada keinginan atau dorongan untuk bunuh diri
2. Klien dapat mengekspresikan perasaannya

Setting :

1. Terapis dank lien duduk bersama secara melingkar


2. Tempat nyaman dan tenang.

Alat

1. Spidol sebanyak jumlah klien yang mengikuti TAK.


2. Kertas putih HVS dua kali jumlah klien yang mengikuti TAK.

Metode

1. Diskusi dan Tanya jawab


2. Permainan

Langkah Kegiatan

1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan Resiko Bunuh Diri
b. Membuat kontrak dengan klien.
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1. Salam dari terapis kepada klien.
2. Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama).
3. Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama).
b. Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini.
c. Kontrak
1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mencegah keinginan untuk
bunuh diri
2. Terapis menjelaskan aturan main berikut :
a. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin
kepada terapis.
b. Lama kegiatan 30 menit.
c. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a. Terapis memperkenalkan diri : nama lengkap dan nama panggilan serta
memakai papan nama.
b. Terapis menanyakan perasaan klien saat ini
c. Terapis menanyakan apakah klien masih ada keinginan bunuh diri
d. Terapis menanyakan apa yang dilakukan klien saat keinginan tersebut muncul
e. Terapis menjelaskan cara mengalihkan bila keinginan untuk bunuh diri muncul
dengan modifikasi lingkungan psikis.
f. Terapis memberi pujian pada setiap peran serta klien.
4. Tahap terminasi.
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut.
Terapis meminta klien menceritakan kembali cara mengalihkan bila keinginan
bunuh diri muncul secara tertulis.
c. Kontrak yang akan datang.
1. Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu mengidentifikasi hal positif
yang dimiliki untuk meningkatkan harga diri
2. Menyepakati waktu dan tempat.

Evaluasi dan dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk
TAK sesi 2 stimulasi persepsi :pencegahan resiko bunuh diri, kemampuan klien yang
diharapkan adalah mampu menceritakan kembali cara mencegah bila keinginan
bunuh diri. Formulir evaluasi sebagai berikut :

Nama Peserta TAK

No Aspek yang Dinilai

1 Menyebutkan cara yang selama


ini digunakan untuk mengalihkan
bila muncul keinginan bunuh diri

2 Menyebutkan efektivitas cara

3 Memperagakan mengalihkan bila


keinginan bunuh diri muncul

Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama.
2. Beri tanda (√) jika klien mampu dan tanda (X) jika klien tidak mampu.

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki oleh klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi , TAK stimulasi persepsi
pencegahan resiko bunuh diri. Klien mampu menuliskancara mengalihkan bila
keinginan bunuh diri muncul dan tingkatkan reinforcement (pujian).
Sesi 2

Stimulasi persepsi : Pencegahan Bunuh Diri


Meningkatkan Harga Diri Klien (TUK 3)

Tujuan

1. Klien dapat mengidentifikasik pengalaman yang tidak menyenangkan.


2. Klien dapat mengidentifikasi hal positif pada dirinya

Setting

1. Terapis dank lien duduk bersama dalam lingkaran.


2. Ruang nyaman dan tenang.

Alat

1. Spidol sebanyak jumlah klien yang mengikuti TAK.


2. Kertas putih HVS dua kali jumlah klien yang mengikuti TAK.

Metode

1. Diskusi
2. Permainan

Langkah kegiatan

1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan gangguan konsep diri,
harga diri rendah.
b. Membuat kontrak dengan kien.
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1. Salam dari terapis kepada klien.
2. Perkenalkan nama dan panggilan terapis ( pakai papan nama).
3. Menanyakan nama dan panggilan semua klien ( beri papan nama )
b. Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini.
c. Kontrak
1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu bercakap-cakap tentang hal positif
diri sendiri.
2. Terapis menjelaskan aturan main berikut.
a. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin
kepada terapis.
b. Lama kegiatan 45 menit.
c. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap Kerja
a. Terapis memperkenalkan diri : nama lengkap dan nama panggilan serta
memakai papan nama.
b. Terapis membagikan kertas dan spidol kepada klien.
c. Terapis meminta tiap klien menulis pengalaman yang tidak menyenangkan.
d. Terapis memberi pujian atas peran serta klien.
e. Terapis membagikan kertas yang kedua.
f. Terapis meminta tiap klien menulis hal positif tentang diri sendiri,
kemampuan yang dimiliki, kegiatan yang biasanya dilakukan di rumah dan
dirumah sakit.
g. Terapis meminta klien membacakan hal positif yang sudah ditulis secara
bergiliran sampai semua klien mendapat giliran.
h. Terapis memberi pujian pada setiap peran serta klien
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut.
Terapis meminta klien menulis hal positif lain yang belum tertulis.

c. Kontrak yang akan dating.


1. menyepakati TAK yang akan datang, yaitu melatih hal positif diri yang
dapat diterapkan dirumah sakit dan dirumah.
2. Menyepakati waktu dan tempat.
Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi
presepsi: harga diri rendah sesi 3, kemampuan klien yang diharapkan adalah menuliskan
pengalaman yang tidak menyenangkan dan aspek positif (kemampuan) yang dimiliki.
Formulir evaluasi sebagai berikut.

Kemampuan menulis pengalaman yang tidak menyenangkan dan hal positif diri sendiri

No. Nama klien Menulis pengalaman yang Menulis hal positif diri
tidak menyenangkan sendiri

Petunjuk:

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menulis pengalaman yang tidak
menyenangkan dan aspek positif diri sendiri. Beri tanda cek jika klien mampu dan
tanda silang jika klien tidak mampu.
Dokumentasi

Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperaawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti sesi 3, TAK stimulasi persepsi harga diri
rendah. Klien mampu menuliskan tiga hal pengalaman yang tidak menyenangkan, mengalami
kesulitan menyebutkan hal positif diri.Anjurkan klien menulis kemampuan dan hal positif
dirinya dan tingkatkan rinforcement (pujian).
Sesi 3

Stimulasi persepsi : Pencegahan Bunuh Diri


Menggunakan mekanisme koping yang adaptif (TUK 4,5)

Tujuan :

1. Klien dapat mengenali hal-hal yang ia sayangi


2. Klien dapat menggunakan mekanisme koping yang adaptif
3. Klien dapat merencanakan dan menetapkan masa depan yang realistis

Setting

1. Terapis dan klien duduk bersama secara melingkar


2. Tempat nyaman dan tenang.

Alat

1. Spidol sebanyak jumlah klien yang mengikuti TAK.


2. Kertas putih HVS dua kali jumlah klien yang mengikuti TAK.

Metode

1. Diskusi dan Tanya jawab


2. Permainan

Langkah kegiatan

1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 4.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapiutik.
1. Salam dari terapis kepada klien.
2. Klien dan terapis pakai papan nama.
b. Evaluasi / validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini.
c. Kontrak
1. Terapis menjelaskan tujuan TAK
2. Terapis menjelaskan aturan main berikut :
a. Jika ada kien yang meninggalkan kelompok, harus meminta izin
kepada terapis.
b. Lama kegiatan30 menit.
c. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a. Terapis membagikan kertas HVS dan spidol, masing-masing satu buah untuk
setiap klien
b. Terapis meminta klien menuliskan siapa orang yang paling disayangi dan
dicintai
c. Terapis meminta klien memilih dari salah satu orang yang dicintai, siapa yang
paling dekat dan paling dipercaya oleh klien
d. Terapis menjelaskan pentingnya koping yang adaptif dan menganjurkan klien
untuk berbagi masalah kepada orang yang paling dekat dan dipercaya agar
klien tidak merasa tertekan dan terbebani
e. Terapis menjelaskan pentingnya memiliki tujuan hidup (masa depan) agar
bersemangat berusaha mewujudkan dan optimistis
f. Terapis meminta klien menuliskan masing-masing tujuan hidup (masa depan)
klien di kertas yang telah dibagikan.
g. Terapis meminta klien untuk membacakan tujuan hidup (masa depan) yang
telah ditulisnya secara bergantian
h. Terapis memberikan pujian dan mengajak tepuk tangan klien lain jika satu
orang klien telah selesai membacakan.
i. Terapis meminta klien melihat lagi tujuan hidupnya (masa depannya),
mencoret tujuan yang sulit (tidak mungkin) dicapai.
j. Terapis meminta klien membaca ulang tujuan hidup (masa depan) yang
benar-benar realistis ( seperti langkah d).
k. Terapis memberikan pujian kepada klien setiap selesai membacakan tujuan
hidupnya.

4. Tahap terminasi.
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2. Terapis memberikan pujian kepada kelompok.
b. Tindak lanjut
Terapis meminta klien untuk menyimpan kertas tersebut dan menuliskan
lagi\tujuan hidup yang mungkin masih ada dan pengalaman-pengalaman yang
menyenangkan bersama orang yang dicintai dan membacanya kembali agar bisa
menggunakan mekanisme koping yang adaptif
c. Kontrak yang akan dating
1. Menyepakati kegiatan TAK yang akan datang,
2. Menyepakati waktu dan tempat untuk TAK

Evaluasi dan dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap


kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK stimulasi persepsi : Menggunakan mekanisme koping yang adaptif pada
sesi III, kemampuan klien yang diharapkan adalah mampu menggunakan mekanisme
koping yang adaptif dan mampu menentukan masa depan yang realistis. Formulir
evaluasi sebagai berikut :

No Aspek yang Dinilai Nama Peserta TAK

1 Menyebutkan orang yang paling


dicintai dan disayangi

2 Memilih orang yang paling dekat


dan dipercaya

3 Menyebutkan cara menggunakan


koping yang adaptif

4 Menuliskan tujuan hidup (masa


depan)

5 Membaca tujuan hidup (masa


depan)

6 Memilih tujuan hidup (masa


depan) yang realistis
Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama.
2. Beri tanda (√) jika klien mampu dan tanda (X) jika klien tidak mampu.

Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien.Contoh : klien mengikuti sesi 4, TAK stimulasi persepsi :
Menggunakan Mekanisme Koping yang Adaptif. Misalnya : Klien mampu berbagi masalah
dengan keluarga. Anjurkan dan jadwalkan agar klien melakukannya serta berikan pujian.

Anda mungkin juga menyukai