BAB I
PENDAHULUAN
akan tetapi seluruh alat genetalia baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan
bagi ibu setelah melahirkan. Sebab selama masa kehamilan dan persalinan telah
bersifat lembut dan kendor, otot-otot teregang, uterus membesar, postur tubuh
berubah sebagai kompensasi terhadap perubahan berat badan pada masa hamil, serta
terjadi bendungan pada tungkai bawah. Pada saat persalinan dinding panggul selalu
teregang dan mungkin terjadi kerusakan pada jalan lahir, serta setelah persalinan
otot-otot dasar panggul menjadI longgar karena diregang begitu lama pada saat hamil
psikologis yang normal terjadi pada seorang ibu yang baru melahirkan. Namun hanya
sebagian ibu postpartum yang dapat menyesuaikan diri, sebagian yang lain tidak
baby blues (Pieter & Namora, 2013). Masalah baby blues pada ibu pascamelahirkan
dapat berakibat fatal. Gangguan kejiwaan yang berat setelah persalinan dapat
penyebab lain, terutama pada tahun pertama setelah melahirkan. Lebih dari 50% di
United Kingdom wanita yang meninggal karena bunuh diri disebabkan karena
gangguan afek atau mood pada ibu yang baru melahirkan dari yang ringan sampai
2
berat yaitu: postpartum blues, depresi postpartum, dan psikosis postpartum. Menurut
penelitian Cury, (2008, dalam Miyansaski, 2013) gangguan afek atau mood yang
paling sering dijumpai pada ibu yang baru melahirkan adalah postpartum blues.
Amerika Serikat 27%, Prancis 31,3% dan Yunani 44,5%. Prevalensi untuk Asia
kodrati yang harus dilalui tetapi sebagian wanita menganggap sebagai peristiwa
kualitas hidup manusia baik fisik dan psikologis wanita perlu dipertahankan.
Penurunan psikologis dapat terjadi pada ibu post partum yaitu post partum blues.
Post partum blues terjadi karena kurangnya dukungan terhadap penyesuaian yang
dibutuhkan oleh wanita 18 dalam menghadapi aktifitas dan peran barunya sebagai
Asuhan pada ibu nifas yang baik akan dapat mengurangi dampak dari morbiditas dan
1.2 Tujuan
b. Mampu mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pada aspek masukan proses, hasil dan
Rumah Sakit.
BAB II
4
PEMBAHASAN
2.1.1 Definisi
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Masa nifas kira-kira berlangsung
Masa nifas adalah suatu periode dalam minggu minggu pertama setelah
kelahiran. Lamanya periode 4 hingga 6 minggu (42 hari), dengan ditandai perubahan
1. Puerperium Dini : Masa kepulihan, yakni saat ibu diperbolehkan berdiri dan
berjalan- jalan.
2. Puerperium Intermedial: Masa kepulihan menyeluruh dari organ-organ genetal
Lochea adalah istilah untuk sekret dari uterus yang keluar melalui vagina selama
Ada beberapa jenis lochea, yakni (Suherni, Hesty Widyasih, Anita Rahmawati,
2009, pp.78-79) :
Lochea ini berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel- sel darah
desidua (Desidua yakni selaput tenar rahim dalam keadaan hamil), venix caseosa
(yakni palit bayi, zat seperti salep terdiri atas palit atau semacam noda dan sel-
sel epitel yang mnyelimuti kulit janin), lanugo (yakni bulu halus pada anak yang
baru lahir), dan mekonium (yakni isi usus janin cukup bulan yang terdiri atas
2) Lochea Sanguinolenta
Warnanya merah kuning berisi darah dan lendir. Ini terjadi pada hari ke 3-
7 pasca persalinan.
3) Lochea Serosa
Berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-14 pasca
persalinan.
4) Lochea Alba
5) Lochea Purulenta
Ini terjadi karena infeksi, keluarnya cairan seperti nanah berbau busuk.
6) Locheohosis
1) Vagina
Pada minggu ketiga, vagina mengecil dan timbul vugae (lipatan-lipatan atau
kerutan-kerutan) kembali.
2) Perlukaan vagina
dijumpai. Mungkin ditemukan setelah persalinan biasa, tetapi lebih sering terjadi
akibat ekstrasi dengan cunam, terlebih apabila kepala janin harus diputar,
robekan terdapat pada dinding lateral dan baru terlihat pada pemeriksaan
spekulum.
Terjadi robekan perineum hampir pada semua persalinan pertama dan tidak
garis tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat, sudut
arkus pubis lebih kecil daripada biasa, kepala janin melewati pintu bawah
panggul dengan ukuran yang lebih besar dan pada sirkumfarensia suboksipito
bregmatika. Bila ada laserasi jalan lahir atau luka bekas episiotomi (penyayatan
Rahmawati, 2009).
lahir. Supaya buang air besar kembali teratur dapat diberikan diit atau makanan
yang mengandung serat dan pemberian cairan yang cukup. Bila usaha ini tidak
berhasil dalam waktu 2 atau 3 hari dapat ditolong dengan pemberian huknah
atau gliserin spuit atau diberikan obat laksan yang lain (Eny Retna Ambarwati,
II yang dilalui 3) Bersarnya tekanan kepala yang menekan pada saat persalinan
a) Suhu badan
payudara. Bila kenaikan mencapai 38°C pada hari kedua sampai hari-hari
b) Denyut nadi
Denyut nadi ibu akan melambat sampai sekitar 60 kali per menit, yakni pada
waktu habis persalinan karena ibu dalam keadaan istirahat penuh. Ini terjadi
c) Tekanan darah
d) Respirasi
tidak lain karena ibu dalam kedaan pemulihan/dalam kondisi istirahat. Bila
ada respirasi cepat postpartum (>30x per menit) mungkin karena ikutan
pp.83-84).
Tanggung jawab bertambah dengan hadirnya bayi yang baru lahir. Dorongan serta
perhatian anggota keluarga lainnya merupakan dukungan positif untuk ibu. Dalam
a. Fase taking in
sampai kedua setelah melahirkan. Pada fase ini, ibu sedang berfokus terutama
9
pada dirinya sendiri. Ibu akan berulang kali menceritakan proses persalinan yang
Yaitu periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase
ini ibu timbul rasa kawatir akan ketidakmampuan dan tanggung jawab dalam
merawat bayi. Ibu mempunyai perasaan sangat sensitif mudah tersinggung dan
gampang marah.
c. Fase letting go
Yaitu periode menerima tanggung jawab akan peran barunya. Fase ini
a. Gizi
1) Makan dengan diet berimbang, cukup karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan
mineral.
pertama, 6 bulan selanjutnya 500kalori/hari dan tahun kedua 400 kalori. Jadi
b. Ambulasi
distensi abdominal dan konstipasi. Bidan harus menjelaskan kepada ibu tentang
tujuan dan manfaat ambulasi dini. Ambulasi ini dilakukan secara bertahap sesuai
kekuatan ibu. Terkadang ibu nifas enggan untuk banyak bergerak karena merasa
letih dan sakit. Jika keadaan tersebut tidak segera diatasi, ibu akan terancam
Pada persalinan normal dan keadaan ibu normal, biasanya ibu diperbolehkan
untuk mandi dan ke WC dengan bantuan orang lain, yaitu pada 1 atau 2 jam
setelah persalinan. Sebelum waktu ini, ibu harus diminta untuk melakukan
latihan menarik napas dalam serta latihan tungkai yang sederhana Dan harus
duduk serta mengayunkan tungkainya di tepi tempat tidur. Sebaiknya, ibu nifas
11
turun dan tempat tidur sediri mungkin setelah persalinan. Ambulasi dini dapat
puerperalis, dan emboli perinorthi. Di samping itu, ibu merasa lebih sehat dan
kuat serta dapat segera merawat bayinya. Ibu harus didorong untuk berjalan dan
tidak hanya duduk di tempat tidur. Pada ambulasi pertama, sebaiknya ibu dibantu
karena pada saat ini biasanya ibu merasa pusing ketika pertama kali bangun
mencegah infeksi. Tindakan ini paling sering menggunakan air hangat yang
hipertensi, post- seksio sesaria) harus dibantu mandi setiap hari dan mencuci
daerah perineum dua kali sehari dan setiap selesai eliminasi. Setelah ibu mampu
mandi sendiri (dua kali sehari), biasanya daerah perineum dicuci sendiri.
perineum akibat episiotomi, ruptura, atau laserasi merupakan daerah yang tidak
mudah untuk dijaga agar tetap bersih dan kering. Tindakan membersihkan vulva
terbenam, lakukan masase payudara secara perlahan dan tarik keluar secara hati
- hati. Pada masa postpartum, seorang ibu akan rentan terhadap infeksi. Untuk
itu, menjaga kebersihan sangat penting untuk mencegah infeksi. Anjurkan ibu
12
Ajari ibu cara membersibkan daerah genitalnya dengan sabun dan air bersih
setiap kali setelah berkemih dan defekasi. Sebelum dan sesudah membersihkan
genitalia, ia harus mencuci tangan sampai bersih. Pada waktu mencuci luka
daerah anusnya yang terakhir. Ibu harus mengganti pembalut sedikitnya dua kali
payudaranya.
Alat kelamin wanita ada dua, yaitu alat kelamin luar dan dalam. Vulva adalah
alat kelamin luar wanita yang terdiri dan berbagai bagian, yaitu kommissura
robekan tenjadi di garis tengah dan dapat meluas apabila kepala janin lahir
lebam, dan trauma. Rasa sakit pada perineum semakin parah jika perineum
robek atau disayat pisau bedah. Seperti semua luka baru, area episiotomi atau
Infeksi dapat terjadi, tetapi sangat kecil kemungkinanya jika luka perineum
dirawat dengan baik. Selama di rumah sakit, dokter akan memeriksa perineum
setidaknya sekali sehari untuk memastikan tidak terjadi peradangan atau tanda
infeksi lainnya. Dokter juga akan memberi instruksi cara menjaga kebersihan
Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup untuk mengurangi kelelahan, tidur
13
siang atau istirahat selagi bayi tidur dan kembali ke kegiatan rumah tangga
menyediakan waktu untuk istirahat pada siang kira-kira 2 jam dan malam 7-8
jam.
Kurangnya istirahat pada ibu nifas menurut Suherni, Hesty Widyasih, Anita
e. Senam Nifas
Selama kehamilan dan persalinan ibu banyak mengalami perubahan fisik seperti
dinding perut menjadi kendor, longgarnya liang senggama, dan otot dasar
agar tetap prima, senam nifas sangat baik dilakukan pada ibu setelah melahirkan.
Ibu tidak perlu takut untuk banyak bergerak, karena dengan ambulasi secara dini
Senam nifas adalah senam yang dilakukan sejak hari pertama melahirkan
setiap hari sampai hari yang kesepuluh, terdiri dari sederetan gerakan tubuh
Kebutuhan seksual sering menjadi perhatian ibu dan keluarga. Diskusikan hal ini
sejak mulai hamil dan diulang pada postpartum berdasarkan budaya dan
kepercayaan ibu dan keluarga. Seksualitas ibu dipengaruhi oleh derajat ruptur
ibu menurun karena kadar hormon rendah, adaptasi peran baru, keletihan
14
(kurang istirahat dan tidur). Penggunaan kontrasepsi (ovulasi terjadi pada kurang
lebih 6 minggu) diperlukan karena kembalinya masa subur yang tidak dapat
diprediksi. Menstruasi ibu terjadi pada kurang lebih 9 minggu pada ibu tidak
menyusui dan kurang Iebih 30 - 36 minggu atau 4 - 18 bulan pada ibu yang
menyusui.
2.2.1 Pengertian
Postpartum blues adalah perasaan sedih yang dibawa ibu sejak masa hamil
blues terjadi pada 14 hari pertama pasca melahirkan puncaknya pada 3 atau 4 hari
pasca melahirkan (Pieter, 2011). Menurut Bobak (2005) postpartum blues adalah
suatu tingkat keadaan depresi bersifat sementara yang dialami oleh kebanyakan ibu
yang baru melahirkan karena perubahan tingkat hormon, tanggung jawab baru
Arneliwati3), 2015.
Syndrome baby blues adalah perasaan sedih yang dibawa ibu sejak hamil yang
sebenarnya merupakan respon alami dari kelelahan pasca persalinan (Pieter dan
Lubis, 2010). Mansyur (2009) juga menyebutkan bahwa Syndrome baby blues
merupakan perasaan sedih yang dialami oleh ibu setelah melahirkan, hal ini
berkaitan dengan bayinya. Postpartum baby blues adalah gangguan suasana hati
yang berlangsung selama 3-6 hari pasca melahirkan. Syndrome baby blues ini
sering terjadi dalam 14 hari pertama setelah melahirkan, dan cenderung lebih buruk
Muhammad (2011), menjelaskan bahwa Baby blues syndrome atau stress pasca
persalinan, merupakan salah satu bentuk depresi yang sangat ringan yang biasanya
terjadi dalam 14 hari pertama setelah melahirkan dan cenderung lebih buruk sekitar
hari ketiga atau keempat pasca persalinan. Postpartum Distress Syndrome atau yang
juga sering disebut dengan Baby Blues Syndrome merupakan reaksi psikologis yang
berupa gejala depresi postpartum dengan tingkat ringan. Syndrome ini muncul
pasca melahirkan dan seringkali terjadi pada hari ketiga atau keempat pasca partum
dan memuncak pada hari kelima dan keempat belas pasca melahirkan (Medicastore,
2012)
Ibu yang baru melahirkan dapat merasakan perubahan mood yang cepat dan
berganti-ganti (mood swing) seperti kesedihan, suka menangis, hilang nafsu makan,
gangguan tidur, mudah tersinggung, cepat lelah, cemas, dan merasa kesepian.
(Aprilia, 2010).
a. Dipenuhi oleh perasaan kesedihan dan depresi disertai dengan menangis tanpa
sebab.
e. Menjadi tidak tertarik dengan bayi anda atau menjadi terlalu memperhatikan dan
Sedangkan Menurut Young dan Ehrhardt (2009) Syndrome gejala antara lain :
1) Perubahan keadaan dan suasana hati ibu yang bergantian dan sulit diprediksi
2) Pola tidur yang tidak teratur karena kebutuhan bayi yang baru dilahirkannya,
3) Merasa kesepian, jauh dari keluarga, menyalahkan diri sendiri karena suasana
baru dilahirkannya.
a. Perubahan hormonal.
drastis, dan juga disertai penurunan kadar hormon yang dihasilkan oleh kelenjar
tiroid yang menyebabkan inudah lelah, penurunan mood, dan perasaan tertekan.
b. Fisik
dalam keluarga, terutama ibu. Mengasuh si kecil sepanjang siang dan malam
17
c. Psikis
percaya diri karena perubahan bentuk tubuh dan sebelum hamil serta kurangnya
d. Sosial
Perubahan gaya hidup dengan peran sebagai ibu baru butuh adaptasi. Rasa
keterikatan yang sangat pada si kecil dan rasa dijauhi oleh lingkungan juga
berbagai hormon dalam tubuh ibu meningkat seinng pertumbuhan janin. Setelah
kondisi emosional ibu. Kelelahan flsik dan rasa sakit setelah persalinan, air susu
yang belum keluar sehingga bayi rewel dan payudara membengkak, serta
dukungan moril yang kurang dapat menjadi alasan lain timbulnya baby blues
1. Dukungan sosial
Perhatian dari lingkungan terdekat seperti suami dan kelurga dapat berpengaruh.
sangat penting. Dorongan moral dari teman-teman yang sudah pernah bersalin
juga dapat membantu. Dukungan sosial adalah derajat dukungan yang diberikan
jenis kelamin bayi yang tidak sesuai harapan, bayi dengan cacat bawaan ataupun
3. Komplikasi kelahiran
misalnya proses persalinan yang sulit, pendarahan, pecah ketuban dan bayi
Kehamilan yang tidak diharapkan seperti hamil di luar nikah, kehamilan akibat
perkosaan, kehamilan yang tidak terencana sehingga wanita tersebut belum siap
wanita lain menerima kehamilan sebagai kehendak alam dan bahkan pada
ketika tahu bahwa dirinya hamil, namun seiring waktu mereka akan menerima
19
5. Steressor Psikososial.
6. Riwayat depresi
dengan riwayat problem emosional sangat rentan untuk mengalami baby blues
syndrome.
7. Hormonal
8. Budaya
Pengaruh budaya sangat kuat menentukan muncul atau tidaknya baby blues
dibandingkan di Asia, karena budaya timur yang lebih dapat menerima atau
Faktor faktor yangmenyebabkan baby blues sidrom menurut Sujiyatini dkk (2010),
yaitu :
estriol yang terlalu rendah. Kadar estrogen turu secara bermakna setelah melahirkan
ternyata estrogen memiliki effek serupsi aktifitas enzim non adrenalin maupun
20
kompleks.
d. Faktor postpartum syndrome baby blues umum dan paritas (jumlah anak).
g. Stres yang dialami ibu dalam keluarga karena banyak kebutuhan ditambah
i. Rasa memiliki bayi yang terlalu dalam sehingga timbul rasa takut yang
Jika kondisi baby blues syndrome tidak disikapi dengan benar, bisa berdampak
pada hubungan ibu dengan bayinya, bahkan anggota keluarga yang lain juga bisa
merasakan dampak dari baby blues syndrome tersebut. Jika baby blues syndrome
berlangsung tiga sampai enam bulan. bahkan terkadang sampai delapan bulan. Pada
keadaan lanjut dapat mengancam keselamatan diri dan anaknya (Kasdu, 2007).
22
a. Pada ibu
1) Menyalahkan kehamilannya
2) Sering menangis
3) Mudah tersinggung
5) Hilang percaya diri mengurus bayi, merasa takut dirinya tidak bisa
b. Pada anak
1) Masalah perilaku
dibandingkan dengan anak-anak dari ibu yang tidak depresi. Mereka akan
3) Sulit bersosialisasi
23
4) Masalah emosional
Anak-anak dari ibu yang mengalami baby blues syndrome cenderung merasa
rendah diri, lebih sering merasa cemas dan takut, lebih pasif, dan kurang
independen.
c. Pada suami
Keharmonisan pada ibu yang mengalami baby blues syndrome biasanya akan
terganggu ketika suami belum mengetahui apa yang sedang di alami oleh
istrinya yaitu baby blues syndrome, suami cenderung akan menganggap si ibu
tidak becus mengurus anaknya bahkan dalam melakukan hubungan suami istri
1) Mempersiapkan jauh-jauh hari kelahiran yang sehat, ibu yang hamil dan
suaminya harus benar-benar di persiapkan dari segi kesehatan janin pada saat
2) Adanya pembagian tugas antara suami dan istri pada saat proses kehamilan
berlangsung.
3) Tanamkan pada benak ibu hamil bahwa anak adalah anugrah ilahi yang akan
24
Pencegahan baby blues syndrome menurut Conectique (2011), juga dapat dilakukan
a. Mintalah bantuan orang lain, misalnya kerabat atau teman untuk membantu anda
mengurus si kecil.
b. Ibu yang baru saja melahirkan sangat butuh istirahat dan tidur yang cukup. Lebih
bias mencegah depresi dan memulihkan tenaga yang seolah terkuras habis.
c. Konsumsilah makanan yang bernutrisi agar kondisi tubuh cepat pulih, sehat dan
segar.
d. Cobalah berbagi rasa dengan suami atau orang terdekat lainnya. Dukungan dari
BAB III
LAPORAN KASUS
Plasenta Previa Totalis Akreta + Baby Blues Syndrom Di RSUP Dr.M.Djamil Padang
3.1 Pengkajian
A. Data Subyektif
Biodata
Pendidikan : SMA SD
b) Riwayat Kesehatan
Suami mengatakan ibu tidak pernah menderita penyakit seperti sesak nafas,
makan, banyak minum dan sering kencing, penyakit kuning dan penyakit dengan
gejala mengeluarkan cairan dari kemaluan yang berbau dan membuat gatal.
Suami mengatakan sekarang ibu tidak sedang menderita penyakit seperti sesak
nafas, jantung berdebar, batuk yang lama/ menahun, penyakit dengan gejala
banyak makan, banyak minum dan sering kencing, penyakit tekanan darah
tinggi, penyakit kuning dan penyakit dengan gejala mengeluarkan cairan dari
suami mengatakan dari keluarga ibu atau suami tidak ada yang pernah menderita
penyakit menurun seperti penyakit jantung, sesak nafas, tekanan darah tinggi
dan kencing manis dan tidak ada yang menderita penyakit menular seperti batuk
4) Riwayat Kebidanan
a. Haid
Haid pertama kali pada usia - tahun, haid rutin setiap setiap bulan, lamanya 6-7
hari. Pada hari pertama dan kedua ganti pembalut 3x sehari, hari ke 3 sampai
Usia kehamilan 9 bulan, ibu mulai merasakan gerakan janin pada usia
kehamilan 4 bulan sejak hamil muda, ibu memiliki keluhan hilangnya nafsu
27
2018, berat badan lahir 3400gr JK: PR A/S: 8/9. Setelah operasi ibu dirawat
diruang ICU sampai tanggal 19 Maret 2018 dan pada tanggal20 Maret 2018 ibu
Ibu mengatakan terasa nyeri pada daerah luka operasi. Ibu mengatakan bila
menutup mata tampak orang berbaju putih dan merasa orang disekitarnya
membicarakannya.
e. KB
anak kedua ini ibu belum memikirkan untuk menggunakan alat kontrasepsi.
f. Nutrisi
Selama hamil : Ibu makan 3x sehari, porsi sedang habis, komposisi nasi, lauk
Selama nifas : ibu selalu menghabiskan porsi makanan yang disediakan oleh
ahli gizi.
g. Eliminasi
Selama hamil : Waktu hamil muda, kencing 5-6 x sehari, berkurang pada
h. Aktifitas
Selama hamil : Kegiatan ibu selama hamil melakukan kegiatan rumah tangga
Istirahat/ Tidur
Selama hamil : Tidur siang + 1 jam dan tidur malam mulai pukul 21.00 dan
Selama nifas : Setelah melahirkan ibu di rawat diruang ICU. Saat di ruang
tanpa sebab.
i. Personal Hygiene
payudara
j. Riwayat Ketergantungan
apapun.
Ibu tidak berpantang pada jenis makanan tertentu (seperti telur,daging dan ikan) .
Tidak ada kebiasaan tidak keluar rumah sebelum 40 hari, ibu tidak membuang ASI
Kehadiran bayi ini sangat diharapkan. Suami dan keluarga sangat gembira dengan
8) Kehidupan Seksual
Selama 40 hari setelah persalinan ibu tidak akan melakukan hubungan dan
B. Data Obyektif
1. Keadaan Umum
Kesadaran : Komposmentis
2. Tanda-tanda vital
S: 36,5 °C R : 20 x/menit
3. Pemeriksaan fisik
30
1) Penampilan
2) Rambut/kulit kepala
3) Muka
4) Mata
Tidak ada oedem kelopak mata, conjungtiva merah muda, sclera tidak ikterik
5) Hidung
6) Mulut/Gigi
Warna bibir tidak pucat, mulutbersih, tidakada stomatitis, tidakada caries gigi,
7) Telinga
Bentuk simetris, tidak ada kelainan fungsi, bersih tidak ada serumen.
8) Leher
Jugular venous pressure 5-2 cmH2O, tampak massa sebesar telur ayam
9) Thorax/ payudara
tenggelam dan sebelah kiri datar, konsistensi payudara lembek dan terasa
10) Abdomen
Terlihat luka bekas operasi, TFU teraba 3 jari bawah pusat, kontraksi uterus
baik, uterus keras dan bundar, posisi uterus ditengah dan kandung kemih
terasa lembek.
11) Genetalia
12) Anus
14) Ekstremitas bawah : Tidak oedema, tidak varises, simetris, tidak ada
kelainan fungsi.
a) Ceftriaxone 2 x 500mg
b) Asammefenamat 3 x 500mg
c) SF 2 x 1 tablet
d) Vitamin C 3 x 1
e) Metronidazole 3 x 500mg
f) Transamin 3 x 1 ampul
Diagnosa : Ny. L P2A0H2 Nifas hari ke-6 P2A1H1 Post Partum SC Histerektomi
3.5 Perencanaan
Nutrisi
Perawatan luka sc
Eliminasi
Personal hygiene
Aktivitas ibu
3.6 Implementasi
d) Memberikan informasi pada ibu agar memenuhi kebutuhan nutri seperti tinggi
protein.
3.7 Evaluasi
3. Memberikan dukungan pada ibu baik dari keluarga dan tenaga kesehatan.
4. Memantau keadaan umum ibu dengan masalah yang dialami saat ini.
34
BAB IV
PEMBAHASAN
Ny.”L” Ibu postpartum hari ke-2 dengan post histerektomi dan baby blues sindrom.
Kiriman dari kamar ICU tanggal 19 maret 2018. Pada tgl 20 maret 2018 pkl.10 wib
pasien dipindahkan keruang perawatan Data subjektif pada anamnesa keluhan ibu saat
ini, menunjukkan bahwa ibu merasa masih sangat nyeri di daerah perut ibu setelah
tindakan operasi SC dan post histerektomi. Data objektif pada pemeriksaan fisik sedikit
tampak wajah ibu pucat, masih ada PPV, dan hasil pemeriksaan HB 11,6 gr%.
Berdasarkan hasil anamnesa yang dilakukan pada tanggal 20 maret 2018 di kamar
nifas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Ny. “L” mengalami Baby blues sindrom.
Ibu mengatakan bahwa keluarga dari pihak suami tidak menyukainya dan
blues adalah perubahan mood pada ibu postpartum yang terjadi setiap waktu setelah ibu
melahirkan tetapi seringkali terjadi pada hari ketiga atau keempat postpartum dan
memuncak antara hari kelima dan ke-14 postpartum yang ditandai dengan tangisan
singkat, perasaan kesepian atau ditolak, cemas, bingung, gelisah, letih, pelupa dan tidak
dapat tidur. Mansyur (2009) juga menyebutkan bahwa Syndrome baby blues merupakan
perasaan sedih yang dialami oleh ibu setelah melahirkan, hal ini berkaitan dengan
bayinya. Postpartum baby blues adalah gangguan suasana hati yang berlangsung selama
3-6 hari pasca melahirkan. Syndrome baby blues ini sering terjadi dalam 14 hari pertama
setelah melahirkan, dan cenderung lebih buruk pada hari ke tiga dan ke empat.
Ibu postpartum yang mengalami postpartum blues mempunyai gejala antara lain
rasa marah, murung, cemas, kurang konsentrasi, mudah menangis (tearfulness), sedih
35
(sadness), nafsu makan menurun (appetite), sulit tidur (Pillitari, 2003; Lyn dan Pierre,
Berdasarkan gejala yang dialami oleh ibu, maka ibu membutuhkan dukungan dan
perhatian dari orang orang terdekat seperti suami, orangtua, dan mertua. Karena menurut
As’ari, 2005 bahwa perlunya adanya Dukungan sosial. Perhatian dari lingkungan terdekat
seperti suami dan kelurga dapat berpengaruh. Dukungan berupa perhatian, komunikasi
dan hubungan emosional yang hangat sangat penting. Dorongan moral dari teman-teman
yang sudah pernah bersalin juga dapat membantu. Dukungan sosial adalah derajat
dukungan yang diberikan kepada individu khususnya sewaktu dibutuhkan oleh orang-
orang yang memiliki hubungan emosional yang dekat dengan orang tersebut (As’ari,
2005). Dukungan sosial adalah kenyamanan, bantuan, atau informasi yang diterima oleh
seseorang melalui kontak formal dengan individu atau kelompok (Landy dan Conte,
2007).
Memberikan informasi kepada keluarga terkhususnya suami, bahwa saat ini ibu
mengalami baby blues sindrom, oleh karena itu perlunya dukungan dan perhatian penuh
kepada ibu, seperti menemani pasien, ikut berperan dalam merawat pasien seperti
memperhatikan kebutuhan intake dan output pasien, mengajak pasien untuk mengobrol
seperti nama bayi yang cocok untuk diberikan, mengajak pasien bercerita tentang
sehingga pasien akan merasa diperhatikan, serta memberikan dukungan baik secara moril
dan spritual agar lebih dekat lagi kepada TUHAN YANG MAHA ESA.
36
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Ny.”L” P1A0H2 nifas hari ke-6 dengan persalinan SC, pasien kiriman dari
histerektomi, oleh karena itu diberikan asuhan perawatan luka bekas sc.
Memberikan informasi kepada ibu bahwa nyeri dari luka operasi merupakan hal
yang fisiologis, oleh karena itu tidak boleh melakukan pekerJaan yang berat berat
Syndrome baby blues adalah perasaan sedih yang dibawa ibu sejak hamil yang
sebenarnya merupakan respon alami dari kelelahan pasca persalinan (Pieter dan
Lubis, 2010). Mansyur (2009) juga menyebutkan bahwa Syndrome baby blues
merupakan perasaan sedih yang dialami oleh ibu setelah melahirkan, hal ini
berkaitan dengan bayinya. Postpartum baby blues adalah gangguan suasana hati
yang berlangsung selama 3-6 hari pasca melahirkan. Syndrome baby blues ini
sering terjadi dalam 14 hari pertama setelah melahirkan, dan cenderung lebih buruk
Berdasarkan data yang yang dikaji, masalah lain yang dialami pasien adalah
pasien mengalami baby blues sindrom, dikarenakan disaat pasien sadar, pasien
sering sekali menangis, sedih, berbicara ngawur, dan susah tidur. seperti menurut
(Aprilia, 2010) bahwa gejala dari baby blues sindrom yaitu seperti kesedihan, suka
menangis, hilang nafsu makan, gangguan tidur, mudah tersinggung, cepat lelah,
cemas, dan merasa kesepian. Oleh karena itu diperlukan dukungan penuh baik
37
berasal dari keluarga terkhususnya suami dan tenaga kesehatan, dukungan yang
diberikan yaitu baik dalam perawatan kebutuhan nutrisi ibu, istirahat, perawatan
luka, serta dukungan untuk merawat bayinya, melakukan pendekatan selalu kepada
ibu agar ibu tidak merasa kesepian dan merasa dihargai, oleh karena itu pentingnya
dukungan moril, dan spritual agar terhindar dari masalah yanga lebih berat yaitu
depresi postpartum.
5.2 SARAN
Perlunya perhatian sepenuhnya dan dukungan moril dan spritual kepada pasien
serta pendekatan kepada Tuhan YME agar pasien tidak merasa kesepian dan
merawat bayinya, bekerja sama dalam merawat bayinya. Mendekatkan diri kepada
agama agar tidak terbawa dalam hal yang membuat stres sehingga terjadi depresi.
tentang kesiapan persalinan baik pada masa hamil, bersalin dan nifas, agar ibu siap
untuk menghadapi proses persalinan dan masa nifas, sehingga dapat meminimalkan