Anda di halaman 1dari 2

A.

Latar Belakang
Gen-gen yang mengalami tautan pada satu kromosom tidak selalu
bersama-sama pada saat pembentukan gamet melalui pembelahan meiosis.
Gen-gen yang tertaut tersebut dapat mengalami pindah silang. Pindah silang
(crossing over) adalah peristiwa pertukaran gen-gen suatu kromatid dengan
gen-gen kromatid homolognya (Suryo. 2010)
Pindah silang (crossing over) adalah peristiwa penukaran segmen dari
kromatid-kromatid bukan saudara dari sepasang kromosom homolog.
Peristiwa pindah silang sangat umum terjadi pada saat pembentukan gamet
pada kebanyakan makhluk. Pindah silang terjadi pada akhir profase I atau
awal metafase I yang terjadi pada saat kromosom telah mengganda menjadi
dua kromatid. Pindah silang umumnya terjadi pada kromatid-kromatid tengah
yaitu kromatid nomor dua dan tiga dari tetrad kromatid. Tetapi tidak menutup
kemungkinan adanya pindah silang pada kromatid-kromatid yang lain
(Campbell. 2004)
Selama meiosis, kromosom homolog saling berpasangan membentuk tetrad.
Pada keadaan ini, terjadi pertukaran materi genetik antara kromosom dan
pasangan homolognya. Menyebabkan gen-gen dapat berpindah dari satu
kromosom ke kromosom homolognya.Perpindahan ini dapat terjadi
sepanjang pasangan kromosom. Proses ini disebut juga pindah silang
(crossing over). Pada proses meiosis, pindah silang terjadi pada kiasma.
Oleh karena materi serta susunan gen berubah akibat pindah silang, proses
ini disebut juga rekombinasi gen. (Yatim. 1986)
Peristiwa pindah silang diikuti oleh patah dan melekatnya kromatid
pada waktu profase dalam pembelahan meiosis. Pindah silang mengakibatkan
rekombinasi sehingga dihasilkan kombinasi parental dan rekombinasi pada
fenotipenya. Dalam menghitung presentase tipe rekombinan di antara
keturunan dapat digunakan unit peta, yaitu jarak antara gen-gen untuk
menyatakan posisi relatifnya pada suatu kromosom. Untuk menentukan unit
peta antara gen-gen, terlebih dahulu dihitung nilai pindah silang (NPS)
= (jumlah tipe rekombinan / jumlah individu seluruhnya) x 100%
(Hardjosubroto. 1998)
Muller menegaskan bahwa suatu pindah silang yang terjadi pada
suatu tempat tentu menghambat terjadinya pindah silang lain yang
berdekatan. Inilah yang dinamakan interferensi. Untuk mencari besarnya
interferensi harus dicari besarnya koefisien koinsidens (KK) dahulu, yaitu
perbandingan antara banyaknya pindah silang ganda yang sesungguhnya
dengan banyaknya pindah silang ganda yang diharapkan (Elrod & Stansfield.
2002)

B.

Anda mungkin juga menyukai