Anda di halaman 1dari 2

A.

Urgensi Literasi Sains

Literasi sains adalah keterampilan yang penting dan dibutuhkan dalam era
digital saat ini. Pentingnya literasi sains karena permasalahan berkaitan
dengan pengetahuan dan teknologi. Selain itu literasi sains memberdayakan
masyarakat untuk membuat keputusan pribadi dan berpartisipasi dalam
perumusan kebijakan publik yang berdampak pada kehidupan mereka. (Yuni
Kusuma, 2016)

Martinez-Hernandez, Ikpeze, Kimaru (2015) pendidik mengembangkan


keterampilan literasi sains siswa untuk meningkatkan: 1) pengetahuan dan
penyelidikan ilmu pengetahuan Alam, 2) kosa kata lisan dan tertulis yang
diperlukan untuk memahami dan berkomunikasi ilmu pengetahuan dan, 3)
hubungan antara sains, teknologi dan masyarakat.

Pentingnya literasi sains ditinjau dari perubahan revolusioner abad ke-21


dibidang genetika, nanosains, neurosains dan teknologi. Selain itu juga
ditinjau dari permasalahan baru yang berkaitan dengan etika, moral dan isu-
isu global seperti pemanasan global, pencemaran, dan krisis energi yang
dapat menjadi ancaman. Literasi sains semakin diperlukan agar dapat hidup di
tengah-tengah masyarakat modern. Trend dalam kebijakan pendidikan sains
menekankan pentingnya literasi sains sebagai transferable outcome.
Internationally, tujuan utamanya adalah agar siswa memiliki kemampuan
dalam memahami dan berpartisipasi dalam perdebatan sosial mengenai
pertanyaan-pertanyaan yang terkait sains dan teknologi. Fokus literasi sains
adalah membangun pengetahuan siswa untuk menggunakan konsep sains
secara bermakna, berfikir kritis dan membuat keputusan yang seimbang dan
memadai terhadap permasalahan-permasalahan yang relevan bagi kehidupan.
Literasi sains penting bagi semua siswa. Hal ini disebabkan karena sebagian
besar siswa tidak akan menjadi ilmuwan yang professional (Sri Rahayu,
2016).

Dengan demikian melalui penerapan literasi sains dalam pembelajran


diharapkan siswa akan memiliki kemampuan-kemampuan yaitu: a). Memiliki
kemampuan dalam hal pengetahuan dan pemahaman tentang konsep-konsep
ilmiah dan proses yang diperlukan untuk partisipasi dalam masyarakat era
digital; b). kemampuan mencari, atau menentukan jawaban pertanyaan yang
berasal dari rasa ingin tahu tentang pengalaman sehari-hari; c). memiliki
kemampuan untuk menggambarkan, menjelaskan dan memprediksi
fenomena; d). Kemampuan membaca dengan memahami artikel tentang ilmu
pengetahuan dan terlibat dalam percakapan sosial; e). dapat mengidentifikasi
isu-isu ilmiah yang mendasari keputusan ilmiah dan teknologi informasi; f).
kemampuan mengevaluasi informasi ilmiah atas dasar sumber dan metode
yang digunakan; g). memiliki kapasitas mengevaluasi argumen berdasarkan
bukti dan menarik kesimpulan dari argumen tersebut.

Hernandez, Ikpeze, Kimaru. 2015. Perspectives on Science Literacy: A


comparative study of United States and Kenya .Chemistry Faculty Publications

Kusuma, Yuni. 2016. Literasi Sains dalam Pembelajaran IPA. Jawa Barat : Vol.
VII No. 3B:67-72.

Rahayu, Sri. 2010. Peran Kurikulum Nasional Dalam Mengembangkan Literasi


Sains. Malang : University Press-UM

Anda mungkin juga menyukai