Anda di halaman 1dari 10

KETERAMPILAN DASAR ATLETIK

REKAYASA IDE

Disusun Oleh :
Nama : HARTONO ZENDRATO
NIM : 6173321029
Kelas : PKO B 2017

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur Saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan limpahan rahmat-Nya lah maka Saya boleh menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul mengenai
rekayasa ide cabang olahraga atletik yang menurut Saya dapat memberikan manfaat yang
besar bagi kita untuk mempelajari olahraga atletik.
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang Saya buat
kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca.
Dengan ini Saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat.

Medan, 9 Desember 2017

Hartono Zendrato
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i


DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1


A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
C. Tujuan.................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 2


A. Sejarah Atletik di indonesia ................................................................................ 2
B. Perkembangan Atletik di Indonesia .................................................................... 3
C. Nomor-Nomor dalam Atletik .............................................................................. 4

BAB III PENUTUP ................................................................................................. 6


A. Kesimpulan ......................................................................................................... 6
B. Saran .................................................................................................................... 6
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Atletik adalah gabungan dari beberapa jenis olahraga yang secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi lari, lempar, dan lompat. Atletik berasal dari bahasa Yunani "athlon"
yang berarti "kontes". Atletik merupakan cabang olahraga yang diperlombakan pada
olimpiade pertama pada 776 SM. Induk organisasi untuk olahraga atletik di Indonesia adalah
PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia). Olahraga atletik dilakukan di lintasan dan
lapangan. Lintasan digunakan untuk lari sedangkan lapangan digunakan untuk lempar dan
lompat.

Di abad 19, organisasi formal dari event modern dimulai. Ini termasuk dengan
olahraga reguler dan latihan di rezim sekolahan. Royal Millitary College di sandhurs
mengklaim menggunakan ini pertama kali di tahun 1812 dan 1825 tetapi tanpa bukti nyata.
Pertemuan yang paling tua diadakan di Shrewsbury, Shropshire tahun 1840 oleh Royal
Shrewsbury School Hunt. Ada detail dari seri pertemuan tersebut yang ditulis 60 tahun
kemudian oleh C.T Robinson dimana dia seorang murid disana pada tahun 1838 sampai
1841. Eeck Military Academy dimana Woolwich menyelenggarakan sebuah kompetisi yang
diorganisir pada tahun 1849, tetapi seri reguler pertama dari pertemuan digelar di Exeter
College, Oxford dari 1850.

Atletik modern biasanya diorganisir sekitar lari 400 m di trek dihampir semua event
yang ada. Acara lapangan (melompat dan melempar) biasanya memakai tempat di dalam trek.
Atletik termasuk di dalam olimpiade modern di tahun 1896 dan membentuk dasar-dasarnya
kemudian. Wanita pertama kali dibolehkan berpartisipasi di trek dan lapangan dalam event
olimpiade tahun 1928. Sebuah badan pengelola internasional dibentuk, IAAF dibentuk tahun
1912. IAAF menyelenggarakan beberapa kejuaraan dunia outdoor di tahun 1983. Ada
beberapa pertandingan regional seperti kejuaraan Eropa, Pan-American Games dan
Commonwealth Games. Sebagai tambahan ada sirkuit Liga Emas Professional, diakumulasi
dalam IAAF World Athletics Final dan kejuaraan dalam ruangan seperti World Indoor
Championship. Olahraga tersebut memiliki profil tinggi selama kejuaraan besar, khususnya
olimpiade, tetapi yang lain kurang populer.
AAU (Amateur Athletic Union) adalah badan pengelola di Amerika Serikat sampai
runtuh dibawah tekanan profesionalisme pada akhir tahun 1970. Sebuah badan baru bernama
The Athletic Congress (TAC) dibentuk, dan akhirnya dinamai USA Track and Field (USATF
atau USA T&F). Sebuah tambahan, organisasi dengan struktural yang lebih kecil, Road
Runner Club of America (RRCA) juga ada di USA untuk mempromosikan balap jalanan. Di
masa modern, atlet sekarang bisa menerima uang dari balapan, mengakhiri sebutan
“amatirisme” yang ada sebelumnya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah atletik di Indonesia?

2. Bagaimana perkembangan atletik di Indonesia?

3. Bagaimana perincian nomor-nomor atletik?

C. Tujuan

1. Untuk menyelesaikan tugas mata kuliah keterampilan dasar atletik

2. Menjelaskan mengenai atletik


BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Atletik di Indonesia

Atletik adalah event asli dari olimpiade pertama di tahun 776 Sebelum Masehi dimana
satu-satunya event adalah perlombaan lari atau stade. Ada beberapa “games” yang digelar
selama era klasik Eropa : Panhellenik Games: The Pythian Games (dimulai 527 Sebelum
Masehi) digelar di Delphi tiap empat tahun.

The Nemean Games (dimulai 516 Sebelum Masehi) digelar di Argolid setiap dua tahun.
The Isthmian Games (dimulai 523 Sebelum Masehi) digelar di Isthmus dari Corinth setiap
dua tahun. The Roman Games – Berasal dari akar Yunani murni, Roman Games memakai
perlombaan lari dan melempar. Bukannya berlomba kereta kuda dan bergulat seperti di
Yunani, olahraga Etruscan memakai pertempuran galiatoral, yang juga sama-sama memakai
panggung.
Masyarakat lain menggemari kontes atletik, seperti Celtic, Teuton dan Goths yang juga
digemari orang Roma. Tetapi, olahraga ini sering dihubungkan dengan pelatihan tempur. Di
masa abad pertengahan anak seorang bangsawan akan dilatih dalam berlari, bertarung dan
bergulat dan tambahan berkuda, memanah dan pelatihan senjata. Kontes antar rival dan
sahabat sangat umum di arena resmi maupun tidak resmi.
Di abad 19 organisasi formal dari event moderen dimulai. Ini termasuk dengan olahraga
reguler dan latihan di rezim sekolahan. Royal Millitary College di Sandhurst mengklaim
menggunakan ini pertama kali di tahun 1812 dan 1825 tetapi tanpa bukti nyata. Pertemuan
yang paling tua diadakan di Shrewsbury, Shropshire di tahun 1840 oleh Royal Shrewsbury
School Hunt. Ada detail dari seri pertemuan tersebut yang ditulis 60 tahun kemudian oleh
C.T Robinson dimana dia seorang murid disana pada tahun 1838 sampai 1841. Royal
Military Academy dimana Woolwich menyelenggarakan sebuah kompetisi yang diorganisisr
pada tahun 1849, tetapi seri reguler pertama dari pertemuan digelar di Exeter College, Oxford
dari 1850.
Atletik modern biasanya diorganisir sekitar lari 400 m di trek di hampir semua event
yang ada. Acara lapangan (melompat dan melempar) biasanya memakai tempat di dalam trek.
Atletik termasuk di dalam olimpiade modern di tahun 1896 dan membentuk dasar-dasarnya.
Kemudian wanita pertama kali dibolehkan berpartisipasi di trek dan lapangan dalam event
olimpiade tahun 1928. Sebuah badan pengelola internasional dibentuk, IAAF dibentuk tahun
1912. IAAF menyelenggarakan beberapa kejuaraan dunia outdoor di tahun 1983. Ada
beberapa pertandingan regional seperti kejuaraan Eropa, Pan-American Games dan
Commonwealth Games. Sebagai tambahan ada sirkuit Liga Emas Professional, diakumulasi
dalam IAAF World Athletics Final dan kejuaraan dalam ruangan seperti World Indoor
Championship. Olahraga tersebut memiliki profil tinggi selama kejuaraan besar, khususnya
olimpiade, tetapi yang lain kurang populer.
AAU (Amateur Athletic Union) adalah badan pengelola di Amerika Serikat sampai
runtuh dibawah tekanan profesionalisme pada akhir tahun 1970. Sebuah badan baru bernama
The Athletic Congress (TAC) dibentuk, dan akhirnya dinamai USA Track and Field (USATF
atau USA T&F). Sebuah tambahan, organisasi dengan struktural yang lebih kecil, Road
Runner Club of America (RRCA) juga ada di USA untuk mempromosikan balap jalanan. Di
masa moderen, atlet sekarang bisa menerima uang dari balapan, mengakhiri sebutan
“amatirisme” yang ada sebelumnya.

B. Perkembangan Atletik di Indonesia

Istilah “atletik” berasal dari kata Yunani “atlon” yang berarti “berlomba” atau
“bertanding”. Kita dapat menjumpainya dalam kata “pentatlon” yang terdiri dari kata “penta”
yang berarti “lima” atau panca dan “athlon” yang berarti “lomba”. Arti selengkapnya adalah
pancalomba atau perlombaan yang terdiri dari lima nomor. Demikian juga dalam kata
“declathon” yang terdiri dari kata “deca” yang berarti “sepuluh/dasa” dan “athlon” yang
berarti “lomba”.

Istilah atletik ini juga dapat kita jumpai dalam berbagai bahasa antara lain dalam bahasa
Inggris “athletic”, dalam bahasa Perancis “athletique”, dalam bahasa Belanda “athletiek”,
dalam bahasa Jerman “athletik”. Kalau kita mengatakan perlombaan athletic, pengertiannya
adalah mengikuti perlombaan jalan cepat, lari, lompat, dan lempar yang di dalam bahasa
Inggris digunakan istilah “Track and Field”, atau kalau kita terjemahkan dalam bahasa
Indonesia adalah perlombaan yang dilakukan di lapangan (field) atau dalam bahasa Jerman
“leicht athletic”. Istilah “athletic” dalam bahasa Inggris dan “athletik” dalam bahasa Jerman
mempunyai pengertian yang lebih luas meliputi berbagai cabang olahraga yang bersifat
perlombaan atau pertandingan termasuk renang, bola basket, tenis, sepakbola, senam, dan
lain-lain.
Untuk dapat memahami pengertian tentang atletik, tidaklah lengkap kalau kita tidak
mengetahui sejarah atau riwayat istilah atletik dan perkembangannya sebagai suatu cabang
olahraga mulai zaman purba sampai zaman modern ini. Memahami sejarah tidak hanya
sekedar untuk pengetahuan, karena dengan mengetahui kejadian-kejadian masa lampau kita
juga dapat mengambil hikmah dalam menentukan langkah-langkah yang akan datang.

C. Perincian Nomor-Nomor Atletik

Pada perkembangannya, atletik dibagi dalam 4 nomor pokok, yaitu:

1. Nomor lari
2. Nomor lompat
3. Nomor lempar
4. Nomor jalan

a. Nomor Lari
Nomor lari dibagi 3 bagian, yaitu lari jarak pendek, menengah, dan jauh.
- Nomor-nomor lari jarak pendek meliputi:
100 m, 200 m, 400 m, 110 m gawang, 100 m gawang, 400 m gawang, 4 x 100 m,
4 x 400 m.
- Nomor-nomor lari jarak menengah meliputi:
800 m, 1500 m, 3000 m, 3000 m steeplechase.
- Nomor-nomor lari jarak jauh meliputi:
5000 m, 10.000 m, 42,195 km (marathon).

b. Nomor Lompat
- Lompat jauh,
- Lompat tinggi,
- Lompat jangkit, dan
- Lompat tinggi galah.
c. Nomor Lempar
 Lempar cakram,
 Lempar lembing,
 Tolak peluru, dan
 Lontar martil.

d. Nomor Jalan Cepat


- 5 km,
- 10 km,
- 20 km, dan
- 50 km.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Atletik adalah gabungan dari beberapa jenis olahraga yang secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi lari, lempar, dan lompat. Atletik berasal dari bahasa Yunani "athlon"
yang berarti "kontes". Atletik merupakan cabang olahraga yang diperlombakan pada
olimpiade pertama pada 776 SM. Induk organisasi untuk olahraga atletik di Indonesia adalah
PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia). Olahraga atletik dilakukan di lintasan dan
lapangan. Lintasan digunakan untuk lari sedangkan lapangan digunakan untuk lempar dan
lompat.
Untuk dapat memahami pengertian tentang atletik, tidaklah lengkap kalau kita tidak
mengetahui sejarah atau riwayat istilah atletik dan perkembangannya sebagai suatu cabang
olahraga mulai zaman purba sampai zaman modern ini. Memahami sejarah tidak hanya
sekedar untuk pengetahuan, karena dengan mengetahui kejadian-kejadian masa lampau kita
juga dapat mengambil hikmah dalam menentukan langkah-langkah yang akan datang.

B. Saran
Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan
makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis
pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai