Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN TANDA BAHAYA KEHAMILAN

PADA IBU HAMIL DI DUSUN TRAJENG


Disusun Oleh:
Fatma Prastiwi NIM. 135070601111002/Kebidanan

A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan proses mengandung hasil konsepsi sampai lahirnya janin.


Lama hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dari hari pertama
dihitung dari hari pertama haid terakhir. Secara umum, usia kehamilan dibagi menjadi 3
trimester. Trimester pertama secara umum berlangsung pada minggu pertama hingga
ke-12 (12 minggu), trimester dua pada minggu ke-13 hingga ke-28 (15 minggu) dan
trimester ke tiga pada minggu ke 29 hingga minggu ke 40 (Saifudin, 2002). Normalnya,
proses kehamilan berlangsung secara normal tanpa hambatan. Akan tetapi, tidak sedikit
dari ibu hamil yang mengalami masalah selama kehamilan. Timbulnya masalah pada
masa kehamilan memerlukan penanganan sehingga tidak menimbulkan bahaya yang
mengancam kesehatan dan keselamatan baik ibu maupun janin. Beberapa tanda
bahaya yang dapat terjadi pada masa kehamilan antara lain perdarahan pervaginam,
mual muntah, demam dan tanda bahaya lainnya (Manuaba, 2001).
Desa Pakisjajar adalah salah satu desa di Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang,
Jawa Timur memiliki 3 dusun yang terdiri dari dusun Krajan, Robyok, dan Trajeng.
Jumlah penduduk di desa ini 10.788 jiwa yang terdiri dari 3.139 KK. Berdasarkan data
yang ada di Trajeng di Posyandu Janur Kuning 1 dan Janur Kuning 2 terdapat 13 ibu
hamil. Pelayanan kesehatan ibu hamil yang ada di desa ini berfokus pada pelayanan
Ante Natal Care yang ada di posyandu masing-masing dusun. Pelayanan kesehatan
yang selama ini berjalan melalui pendekatan kesehatan promotif/preventif. Salah satu
upaya preventif yang dapat dilakukan salah satunya melalui penyuluhan tanda bahaya
dalam kehamilan. Oleh karena itu dalam program PKNM ini kami bermaksud
meningkatkan kesadaran masyarakat terutama ibu hamil mengenai tanda bahaya yang
dapat terjadi dalam kehamilan. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan
ibu hamil mengenai kesehatan selama kehamilan dan meningkatkan kualitas kesehatan
baik ibu hamil maupun janin yang dikandungnya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit tentang kebutuhan gizi pada ibu
hamil diharapkan ibu hamil mengetahui tentang kebutuhan zat gizi selama
kehamilan.

2. Tujuan Khusus
Setelah pemberian penyuluhan diharapkan ibu hamil mampu memahami
tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan

C. Rencana Kegiatan
1. Metode
Penyuluhan Tanda Bahaya Kehamilan pada Ibu Hamil
2. Media
Leaflet dan poster
3. Waktu dan Tempat
Waktu : Selasa, 10 Januari 2017
Pukul : 10.00-10.30 WIB
Tempat : Dusun Trajeng Kec.Pakisjajar Kab.Malang
4. Materi : Penyuluhan tentang Tanda Bahaya Kehamilan pada Ibu Hamil
5. Peserta : 13 ibu hamil di Dusun Trajeng

6. Tahap – tahap Kegiatan


Tahap Waktu Kegiatan Kegiatan Ibu Metode Media
hamil
Pendahuluan 5’ - Membuka kegiatan - Menjawab Two way
dengan salam method
mengucapkan salam - Mendengarkan (diskusi)
dan memperkenalkan dan
diri memperhatikan
- Menyebutkan kontrak
waktu
- Menggali
pengetahuan ibu
tentang apa saja
tanda bahaya pada
kehamilan.
Pelaksanaan 15’ - Menjelaskan tentang - mendengarkan One way leaflet
tanda bahaya dan method dan
kehamilan pada ibu memperhatikan (ceramah) poster
hamil
5’ - memberikan - aktif bertanya Two way
kesempatan peserta - mendengarkan method
untuk bertanya jawaban dari (diskusi)
- menjawab pemateri
pertanyaan
Penutup 5’ - Menyimpulkan materi Memperhatikan Two way
penyuluhan dan menjawab method
- Mengucapkan terima salam (diskusi)
kasih
- Mengucapkan salam

D. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Adanya koordinasi yang baik antara pemateri dengan pihak kader posyandu ibu
hamil janur kuning 1 dusun Trajen untuk menentukan waktu dan tempat kegiatan
b. Adanya persiapan yang baik terkait alat dan media yang sesuai dengan kegiatan
c. Pengorganisasian kegiatan penyuluhan tanda bahaya kehamilan dilakukan
sebelum kegiatan dimulai, yaitu pada tanggal 09 Januari 2017 yang
disampaikan kepada ibu hamil bahwa pada tanggal 10 Januari 2017 ada
kegiatan penyuluhan tanda bahaya kehamilan di rumah Ibu Purwanti (ketua
kader posyandu ibu hamil)
d. Jumlah peserta yang hadir minimal 50% (6 ibu hamil) dari 13 orang ibu hamil di
dusun Trajeng.
2. Evaluasi Proses
a. Semua ibu hamil mengikuti penyuluhan dari awal hingga akhir acara
b. Ibu hamil memberikan respon atau umpan balik berupa pertanyaan terkait
Kebutuhan gizi selama hamil

3. Evaluasi Hasil
a. Empat Ibu hamil mampu menyebutkan dua macam tanda bahaya kehamilan
dan cara mengatasinya selama proses kehamilan.

E. Materi Penyuluhan

Tanda Bahaya Kehamilan


Tanda bahaya kehamilan adalah gejala yang menunjukkan bahwa ibu dan bayi
dalam keadaan bahaya. Macam – macam tanda bahaya kehamilan :
1. Perdarahan Pervaginam
A. Pengertian
Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22 minggu.
Pada masa kehamilan muda, perdarahan pervaginam yang berhubungan
dengan kehamilan dapat berupa plasenta previa, solusio plasenta, abortus,
kehamilan mola, kehamilan ektopik (Saifudin, 2002).
B. Penanganan
Siapkan fasilitas tindakan gawat darurat, lakukan pemeriksaan secara
cepat keadaan umum ibu termasuk tanda vital (nadi, tekanan darah, respirasi,
dan temperatur). Jika dicurigai adanya syok, segera lakukan tindakan meskipun
tanda–tanda syok belum terlihat. Ingat bahwa saat melakukan evaluasi lebih
lanjut kondisi ibu dapat memburuk dengan cepat. Jika terjadi syok, sangat
penting untuk segera memulai penanganan syok, yaitu pasang infus dan
berikan cairan intravena. Lakukan restorasi cairan darah sesuai dengan
keperluan (Saifudin, 2002).
C. Macam – macam perdarahan pervaginam
1) Plasenta previa
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi rendah sehingga
menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum.
Tanda dan gejala
Perdarahan tanpa rasa nyeri bisa secara tiba- tiba dan kapan saja. Bagian
terendah anak sangat tinggi karena plasenta terletak pada bagian bawah rahim
sehingga bagian terendah tidak dapat mendekati pintu atas panggul. Pada
plasenta previa, ukuran panjang rahim berkurang maka pada plasenta previa
lebih sering disertai kelainan letak.

Deteksi dini
a. Pengumpulan data
Tanyakan pada ibu tentang karakteristik perdarahanya, kapan mulai, berapa
banyak, apa warnanya, adakah gumpalan.
b. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan tekanan darah, suhu nadi dan denyut jantung janin jangan
melakukan pemeriksaan dalam dan melakukan pemasangan tampon karena
hanya akan menimbulkan perdarahan yang berbahaya dan menambah
kemungkinan infeksi. Lakukan pemeriksaan luar (eksternal), rasakan apakah
perut bagian bawah lembut pada perabaan. Pemeriksaan inspekulo dilakukan
secara hati- hati dapat menentukan sumber perdarahan berasal dari kanalis
servikalis atau sumber lain seperti varises yang pecah, dan kelainan servik
(polip, erosi ca). Pemeriksaan USG.

Penanganan
a. Segera melakukan operasi persalinan untuk dapat menyelamatkan ibu dan
anak untuk mengurangi kesakitan dan kematian.
b. Memecahkan ketuban diatas meja operasi selanjutnya pengawasan untuk
dapat melakukan pertolongan lebih lanjut.
c. Bidan yang menghadapi perdarahan plasenta previa dapat mengambil sikap
melakukan rujukan ketempat pertolongan yang mempunyai fasilitas yang
cukup dengan pemasangan infus untuk mengimbangi perdarahan, sedapat
mungkin diantar oleh petugas, dilengkapi dengan keterangan
secukupnya, serta dipersiapkan donor darah untuk transfusi darah (Kusmiyati,
2008).
2) Solusio plasenta
Solusio plasenta adalah lepasnya plasenta sebelum waktunya. Secara
normal plasenta lepas setelah bayi lahir.
Tanda dan gejala
a. Darah dari tempat pelepasan keluar dari servik dan terjadilah perdarahan
keluar atau perdarahan banyak.
b. Kadang- kadang darah tidak keluar terkumpul di belakang plasenta
(perdarahan tersembunyi atau perdarahan ke dalam).
c. Perdarahan disertai nyeri, juga diluar
d. Nyeri abdomen pada saat di pegang
e. Palpasi sulit dilakukan
f. Fundus uteri makin lama makin naik
g. Bunyi jantung biasanya tidak ada (Kusmiyati, 2008).

Deteksi dini
Tanyakan pada ibu tentang karateristik perdarahannya, kapan mulai,
seberapa banyak, apa warnanya, adakah gumpalan. Tanyakan pada ibu apakah
ia merasa nyeri atau sakit kepala mengalami perdarahan tersebut (Kusmiyati,
2008).
Penanganan
a. Solusio plasenta ringan : Perut tegang sedikit, perdarahan tidak terlalu
banyak. Keadaan janin masih baik dapat dilakukan penanganan secara
konservatif.
b. Perdarahan berlangsung terus ketegangan makin meningkat, dengan janin
yang masih baik dilakukan secsio sesarea.
c. Perdarahan yang terhenti dan keadaan baik pada kehamilan prematur
dilakukan perawatan inap.
d. Solusio plasenta tingkat sedang dan berat
b. Penanganannyan dilakukan dirumah sakit karena dapat membahayakan jiwa
penderita. Tatalaksananya adalah penanganan infuse dan transfusi darah,
memecahkan ketuban, induksi persalinan atau dilakukan secsio sesaria.
Komplikasi
Penyulit (komplikasi) dari ibu seperti perdarahan, gangguan pembekuan darah,
oliguria, perdarahan post partum, penyulit pada janin (Manuaba,2001).
DAFTAR PUSTAKA

Hastuti, Y. (2011). Pengaruh Penyuluhan Tanda Bahaya Kehamilan terhadap Sikap Ibu

Hamil dalam menghadapi Tanda Bahaya Kehamilan di Pondok Bersalin Puri

Husada Manggung Ngemplak Boyolali.

Hermayoni, Ni Made Indah. 2014. Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender terhadap

Tingkat Kecemasan Ibu Hamil di Puskesmas III dan IV Denpasar Selatan.

Denpasar: Universitas Udayana.

Kusmiyati, Yuni, et all. 2008. Perawatan Ibu Hamil asuhan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya.

Lampiran Poster

Anda mungkin juga menyukai