A. Latar Belakang
2. Tujuan Khusus
Setelah pemberian penyuluhan diharapkan ibu hamil mampu memahami
tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan
C. Rencana Kegiatan
1. Metode
Penyuluhan Tanda Bahaya Kehamilan pada Ibu Hamil
2. Media
Leaflet dan poster
3. Waktu dan Tempat
Waktu : Selasa, 10 Januari 2017
Pukul : 10.00-10.30 WIB
Tempat : Dusun Trajeng Kec.Pakisjajar Kab.Malang
4. Materi : Penyuluhan tentang Tanda Bahaya Kehamilan pada Ibu Hamil
5. Peserta : 13 ibu hamil di Dusun Trajeng
D. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Adanya koordinasi yang baik antara pemateri dengan pihak kader posyandu ibu
hamil janur kuning 1 dusun Trajen untuk menentukan waktu dan tempat kegiatan
b. Adanya persiapan yang baik terkait alat dan media yang sesuai dengan kegiatan
c. Pengorganisasian kegiatan penyuluhan tanda bahaya kehamilan dilakukan
sebelum kegiatan dimulai, yaitu pada tanggal 09 Januari 2017 yang
disampaikan kepada ibu hamil bahwa pada tanggal 10 Januari 2017 ada
kegiatan penyuluhan tanda bahaya kehamilan di rumah Ibu Purwanti (ketua
kader posyandu ibu hamil)
d. Jumlah peserta yang hadir minimal 50% (6 ibu hamil) dari 13 orang ibu hamil di
dusun Trajeng.
2. Evaluasi Proses
a. Semua ibu hamil mengikuti penyuluhan dari awal hingga akhir acara
b. Ibu hamil memberikan respon atau umpan balik berupa pertanyaan terkait
Kebutuhan gizi selama hamil
3. Evaluasi Hasil
a. Empat Ibu hamil mampu menyebutkan dua macam tanda bahaya kehamilan
dan cara mengatasinya selama proses kehamilan.
E. Materi Penyuluhan
Deteksi dini
a. Pengumpulan data
Tanyakan pada ibu tentang karakteristik perdarahanya, kapan mulai, berapa
banyak, apa warnanya, adakah gumpalan.
b. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan tekanan darah, suhu nadi dan denyut jantung janin jangan
melakukan pemeriksaan dalam dan melakukan pemasangan tampon karena
hanya akan menimbulkan perdarahan yang berbahaya dan menambah
kemungkinan infeksi. Lakukan pemeriksaan luar (eksternal), rasakan apakah
perut bagian bawah lembut pada perabaan. Pemeriksaan inspekulo dilakukan
secara hati- hati dapat menentukan sumber perdarahan berasal dari kanalis
servikalis atau sumber lain seperti varises yang pecah, dan kelainan servik
(polip, erosi ca). Pemeriksaan USG.
Penanganan
a. Segera melakukan operasi persalinan untuk dapat menyelamatkan ibu dan
anak untuk mengurangi kesakitan dan kematian.
b. Memecahkan ketuban diatas meja operasi selanjutnya pengawasan untuk
dapat melakukan pertolongan lebih lanjut.
c. Bidan yang menghadapi perdarahan plasenta previa dapat mengambil sikap
melakukan rujukan ketempat pertolongan yang mempunyai fasilitas yang
cukup dengan pemasangan infus untuk mengimbangi perdarahan, sedapat
mungkin diantar oleh petugas, dilengkapi dengan keterangan
secukupnya, serta dipersiapkan donor darah untuk transfusi darah (Kusmiyati,
2008).
2) Solusio plasenta
Solusio plasenta adalah lepasnya plasenta sebelum waktunya. Secara
normal plasenta lepas setelah bayi lahir.
Tanda dan gejala
a. Darah dari tempat pelepasan keluar dari servik dan terjadilah perdarahan
keluar atau perdarahan banyak.
b. Kadang- kadang darah tidak keluar terkumpul di belakang plasenta
(perdarahan tersembunyi atau perdarahan ke dalam).
c. Perdarahan disertai nyeri, juga diluar
d. Nyeri abdomen pada saat di pegang
e. Palpasi sulit dilakukan
f. Fundus uteri makin lama makin naik
g. Bunyi jantung biasanya tidak ada (Kusmiyati, 2008).
Deteksi dini
Tanyakan pada ibu tentang karateristik perdarahannya, kapan mulai,
seberapa banyak, apa warnanya, adakah gumpalan. Tanyakan pada ibu apakah
ia merasa nyeri atau sakit kepala mengalami perdarahan tersebut (Kusmiyati,
2008).
Penanganan
a. Solusio plasenta ringan : Perut tegang sedikit, perdarahan tidak terlalu
banyak. Keadaan janin masih baik dapat dilakukan penanganan secara
konservatif.
b. Perdarahan berlangsung terus ketegangan makin meningkat, dengan janin
yang masih baik dilakukan secsio sesarea.
c. Perdarahan yang terhenti dan keadaan baik pada kehamilan prematur
dilakukan perawatan inap.
d. Solusio plasenta tingkat sedang dan berat
b. Penanganannyan dilakukan dirumah sakit karena dapat membahayakan jiwa
penderita. Tatalaksananya adalah penanganan infuse dan transfusi darah,
memecahkan ketuban, induksi persalinan atau dilakukan secsio sesaria.
Komplikasi
Penyulit (komplikasi) dari ibu seperti perdarahan, gangguan pembekuan darah,
oliguria, perdarahan post partum, penyulit pada janin (Manuaba,2001).
DAFTAR PUSTAKA
Hastuti, Y. (2011). Pengaruh Penyuluhan Tanda Bahaya Kehamilan terhadap Sikap Ibu
Kusmiyati, Yuni, et all. 2008. Perawatan Ibu Hamil asuhan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya.
Lampiran Poster