Anda di halaman 1dari 5

1.

Definisi Pneumonia
Pneumonia adalah proses inflamasi parenkim paru yang terdapat konsolidasi dan terjadi
pengisian alveoli oleh eksudat yang disebabkan oleh bakteri, virus, dan benda-benda asing
(Muttaqin, 2008).
Pneumonia adalah infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah yang mengenai parenkim
paru. Menurut anatomis pneumonia pada anak dibedakan menjadi 3 yaitu pneumonia lobaris,
pneumonia lobularis (bronchopneumonia), Pneumonia interstisialis (Mansjoer, 2000).

Pneumonia merupakan penyakit dari paru-paru dan sistem pernapasan dimana alveoli(
mikroskopik udara mengisi kantong dari paru yang bertanggung jawab untuk menyerap oksigen
dari atmosfer) menjadi radang dan dengan penimbunan cairan. Pneumonia disebabkan oleh
berbagai macam sebab,meliputi infeksi karena bakteri,virus,jamur atau parasit (Reevers, 2000).

2. Klasifikasi Pneumonia

Menurut buku Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia yang dikeluarkan


Perhimpunan Dokter Paru Indonesia 2003, menyebutkan 3 klaisfikasi pneumonia, yaitu:
Berdasarkan klinis dan epidemiologi
a. Pneumonia komuniti ( Community-Acquired Pneumonia/ CAP)
Pneumonia yang didapatkan di masyarakat yaitu terjadinya infeksi di luar lingkungan rumah
sakit. Infeksi LRT yang terjadi dalam 48 jam setelah dirawat di rumah sakit pada pasien yang
belum pernah dirawat di rumah sakit selama > 14 hari.
b. Pneumonia yang didapat dari rumah sakit (nosokomial)

pneumonia yang terjadi selama atau lebih dari 48 jam setelah masuk rumah sakit. jenis ini
didapat selama penderita dirawat di rumah sakit (Farmacia, 2006). Hampir 1% dari penderita
yang dirawat di rumah sakit mendapatkan pneumonia selama dalam perawatannya. Demikian
pula halnya dengan penderita yang dirawat di ICU, lebih dari 60% akan menderita pneumonia.
c. Pneumonia aspirasi
Infeksi oleh bakteroid dan organisme anaerob lain setelah aspirasi orofaringeal dan cairan
lambung. Pneumonia jenis ini biasa didapat pada pasien dengan status mental terdepresi,
maupun pasien dengan gangguan refleks menelan. Stroke, penyakit Parkinson, kesulitan
menelan, dapat menyebabkan aspiration pneumonia.
d. Pneumonia pada penderita immunocompromised/ oportunistik
Pneumonia jenis ini menyerang mereka yang lemah sistem kekebalan tubuhnya. Misalnya
penderita AIDS atau yang pernah melakukan transplantasi organ tertentu. Kemoterapi dan
penanganan corticosteroid juga dapat memicu penyakit ini.
Berdasarkan bakteri penyebab
a. Pneumonia bakterial / tipikal.
Dapat terjadi pada semua usia. Beberapa bakteri mempunyai tendensi menyerang sesorang
yang peka, misalnya Klebsiella pada penderita alkoholik, Staphyllococcus pada penderita pasca
infeksi influenza.
b. Pneumonia atipikal
Disebabkan Mycoplasma, Legionella dan Chlamydia
c. Pneumonia virus
Penyebab utama pneumonia virus adalah virus influenza (bedakan dengan bakteri hemofilus
influenza yang bukan penyebab penyakit influenza, tetapi bias menyebabkan pneumonia juga).
Gejala wala dari pneumonia akibat virus sama seperti gejala influenza, yaitu demam, batuk
kering, sakit kepala, nyeri otot, dan kelemahan. Dalam 12-36 jam penderita menjadi sesak, batuk
lebih parah, dan sedikit berlendir. Terdapat panas tinggi yang disertai membirunya bibir.
d. Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder.
Predileksi terutama pada penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised).
Berdasarkan predileksi infeksi
a. Pneumonia lobaris
Pneumonia yang terjadi pada satu lobus (percabangan bsar dari pohon bronkus) baik kanan
maupun kiri.
b. Pneumonia bronkopneumonia
Pneumonia yang ditandai bercak-bercak infeksi pada berbagai tempat di paru. Bisa kanan
maupun kiri yang disebabkan virus atau bakteri dan sering terjadi pada bayi atau orang tua.

3. Etiologi Pneumonia

Bakteri
Pneumonia bakteri biasanya didapatkan pada usia lanjut. Organisme gram posifif seperti :
Steptococcus pneumonia, S. aerous, dan streptococcus pyogenesis. Bakteri gram negatif seperti
Haemophilus influenza, klebsiella pneumonia dan P. Aeruginosa.
Virus
Disebabkan oleh virus influensa yang menyebar melalui transmisi droplet. Cytomegalovirus
dalam hal ini dikenal sebagai penyebab utama pneumonia virus.
Jamur
Infeksi yang disebabkan jamur seperti histoplasmosis menyebar melalui penghirupan udara yang
mengandung spora dan biasanya ditemukan pada kotoran burung, tanah serta kompos. Contoh
jamur yang dapat menjadi penyebab antara lain Candida, Histoplasma, Aspergilus
Protozoa
Menimbulkan terjadinya Pneumocystis carinii pneumonia (CPC). Biasanya menjangkiti pasien
yang mengalami immunosupresi.
Bahan kimia
Minyak tanah, bensin
Aspirasi (cairan amnion, makanan, cairan lambung, susu) (Reevers, 2000; Sectish, 2003).

4. Penatalaksanaan Pneumonia
Penatalaksanaan pneumonia dilakukan berdasarkan penentuan klasifikasi pada anak, yaitu :
Pneumonia Barat
Tanda : tarikan dinidng dada ke dalam
Penderita pneumonia berat juga mungkin disertaii tanda lain, seperti :
- Nafas cuping hidung
- Suara rintihan
- Sianosis
Tindakan : cepat dirujuk ke rumah sakit ( diberikan satu kali dosis antibiotika dan
kalau ada demam atau wheezing diobati lebih dahulu)
Pneumonia
Tanda : tidak ada tarikan dinding dada ke dalam, disertai nafas cepat
Tindakan :
1. Nasehati ibunya untuk tindakan perawatan di rumah
2. Beri antibiotik selama 5 hari
3. Anjurkan ibu untuk kontrol 2 hari atau lebih cepat apabila keadaan memburuk
4. Bila demam, obati
5. Bila ada wheezing , obati
WHO menganjurkan penggunaan antibiotika untuk pengobatan
pneumonia yakni dalam bentuk tablet atau sirup ( kortimoksazol, amoksisilin,
ampisilisn ) atau dalam bentuk suntikan intra muskuler ( prokain penisilin )
Bukan Pneumonia
Tanda : tidak ada tarikan dinding dada ke dalam, tidak ada nafas cepat
Tindakan :
1. Bila batuk > 30 hari, rujuk
2. Obati penyakit lain bila ada
3. Nasehati ibunya untuk perawatan di rumah
4. Bila demam, obati
5. Bila ada wheezing , obati

Selain penatalaksanaan diatas ada beberapa penatalaksaan pada penderita


pneumonia, diantaranya:
Oksigen 1-2L/menit
Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100mmhg atau saturasi 95-96% berdasarkan
pemeriksaan AGD
Humidifikasi dengan nebulizer untuk mengencerkan dahak
Fisioterapi dada untuk mengeluarkan dahak , khususnya dengan clapping dan
vibrasi
Pemberian kortikosteroid , diberikan pada fase sepsis
Ventilasi mekananis , indikasi intubasi dan pemasangan ventilator dilakukan bila
terjadi hipoksemia persisten, gagal nafas yang disertai peningkatan respiratory
distress dan respiratory arrest
IVFD Dextrose 10% : NaCl 0,9%=3:1,+KCl 10 mEq/500 ml cairan. Jumlah cairan
sesuai BB, kenaikan suhu, dan status hidrasi.
Jika sesak tidak terlalu hebat, dapat di mulai makanan enteral bertahap melalui
selang nasogastrik dengan feeding drip.
Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan
beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier.
Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit
Antibiotik sesuai hasil biakan atau berikan :
Untuk kasus pneumonia Community base :
- Ampisilin 100mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian
- Kloramfenikol 75mg/Kg BB/hari dalam 4 kali pemberian
Untuk kasus pneumonia Hospital base :
- Sefotaksim 100mg/Kg BB/hari dalam 2 kali pemberian
- Amikasin 10-15mg/Kg BB/hari dalam 2 kali pemberian

Tabel Pemilihan Antibiotika berdasarkan Etiologi


Mikroorganisme Antibiotika
Streptokokus dan Penisilin G 50.000 unit/hari IV atau
Stafilokokus Penisilin Prokain 600.000U/kali/hari IM atau
Ampisilin 100mg/Kg BB/hari atau
Seftriakson 75-200 mg/Kg BB/hari
M.Pnemoniae Eritromisin 15mg/Kg BB/hari atau derivatnya
H.Influenzae Kloramfenikol 100mg/Kg BB/hari atau
Klebsiella Sefalosforin
(Misnadiarly, 2008; Effendy, 2001).

Dapus :
Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.
Muttaqin, dkk. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan System Pernapasan.
Jakarta : Salemba Medika
Reevers, Charlene J, et all. 2000. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba Medica.
Sectish TC, Prober CG. 2003. Pnemonia. Dalam : Behrman RE, Kleigman RM, Jenson HB,
penyunting. NelsonTextbook of Pediatrics. Edisi ke-17. Philadelphia : WB
Saunders, 1432-5.
Misnadiarly. 2008. Penyakit Infeksi Saluran Nafas Pneumonia pada Anak, Orang Dewasa,
Usia Lanjut, Pneumonia Atipik, & Pneumonia Atypik Mycobacterium. Jakarta:
Pustaka Obor Populer.
Effendy, Nur. 2001. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai