Anda di halaman 1dari 11

TIPE BENAR – SALAH ( TRUE – FALSE )

Pengertian dan karakteristik Tipe Benar - Salah

Soal – soal tipe benar salah berupa pernyataan – pernyataan (statement). Statement tersebut ada yang
benar dan ada yang salah. Orang yang ditanya bertugas untuk menandai masing – masing pernyataan itu
dengan melingkari huruf B jika pernyataan itu benar menurut pendapatnya dan melingkari huruf S jika
pernyataannya salah. Tipe benar-salah termasuk dalam tes objektif, karena tes ini telah menyediakan
sejumlah jawaban sehingga siswa tinggal memilih satu jawaban yang benar dari sejumlah jawaban yang
tersedia.

Menurut Arikunto (2013) bentuk benar – salah ada dua macam (dilihat dari segi mengerjakan atau
menjawab soal) yakni :

1. Dengan pembetulan (with correction), yaitu siswa diminta membetulkan bila ia memilih jawaban
yang salah.

2. Tanpa pembetulan (without Correction), yaitu siswa hanya diminta melingkari huruf B atau S tanpa
memberikan jawaban yang betul.

Kelebihan dan kelemahan Tipe Benar – Salah

Setelah kita mengetahui pengertian dan karateristik tipe benar salah, maka perlu juga kita mengetahui
kelebihan dan kelemahannya, karena setiap tipe tes tentu memiliki kelebihan dan kekurangannya
masing - masing. Menurut Azwar (2010) dan Masidjo (1995) kelebihan dan kekurangan tes tipe benar
salah adalah sebagai berikut :

a. Kelebihan tipe Benar-Salah antara lain :

1. Dapat mewakili pokok bahasan atau materi pelajaran yang lebih luas.

2. Mudah dalam penyusunannya karena hanya diperlukan satu pertanyaan.

3. Dapat digunakan berkali-kali.

4. Dapat dilihat secara cepat dan objektif.

5. Petunjuk cara mengerjakannya mudah dimengerti.

6. Mudah dalam memeriksa dan memberi skor karena hanya ada dua alternatif jawaban maka
dapat diberi skor 1 (satu) untuk yang menjawab dengan benar dan 0 (nol) untuk yang menjawab
dengan salah.

7. Merupakan instrumen yang baik untuk mengukur fakta dan hasil belajar langsung, terutama yang
berkaitan dengan ingatan.

b. Kekurangan tipe Benar-Salah antara lain :


1. Hanya dapat mengungkap daya ingatan dan pengenalan kembali.

2. Sering membingungkan.

3. Ada masalah atau bahan yang tidak selalu dapat dinyatakan hanya dengan alternatif benar atau
salah atau pilihan ganda.

4. Mendorong peserta tes untuk menebak atau menerka jawaban walaupun mereka tidak
mengetahui jawaban yang benar.

Prinsip – Prinsip Pembuatan Tipe Benar – Salah

Agar suatu tes yang dibuat oleh guru benar – benar memenuhi syarat sebagai suatu tes yang bermutu,
maka seorang guru harus berusaha mengenalnya melalui ciri – cirinya dan merencanakan instrumennya
secara jelas dan benar. Dalam penyusunan instrumen, agar tidak terjadi perbedaan persepsi, maka guru
harus memperhatikan petunjuk - petunjuk penyusunan tipe tes benar – salah. Menurut Masidjo ( 1995 )
terdapat beberapa petunjuk penyusunan tipe tes benar salah yaitu:

1. Tulislah huruf B / S pada permulaan masing – masing item dengan maksud mempermudah
mengerjakan dan menilai ( skoring )

2. Kalimat yang dipergunakan untuk menyatakan isi item harus dirumuskan secara jelas dan tegas
sehingga isi item tersebut jelas – jelas mempunyai arti tunggal yakni benar atau salah.

3. Kalimat yang dipergunakan untuk menyatakan suatu item jangan disajikan terlalu panjang, karena
uraian yang terlalu panjang kebanyakan mengarah ke jawaban yang benar dan sebaliknya.

4. Hindarilah pernyataan negatif atau pun pernyataan negatif ganda dalam suatu item seperti tidak,
bukan tidak. Karena penggunaan pernyataan negatif atau negatif ganda dalam suatu item menuntut
perhatian ekstra dari siswa untuk dapat memahami isi item tersebut. Apabila tuntutan ini tidak
dipenuhi, maka kemungkinan besar akan menjawab salah.

5. Usahakan agar jumlah butir soal yang harus dijawab B sama dengan butir soal yang dijawab S
dalam hal ini hendaknya pola jawaban tidak bersifat teratur misalnya : B – S – B - S – B – S atau SS-BB-
BB-SS.

6. Hindari item yang masih bisa diperdebatkan :

Contoh : B-S. Kekayaan lebih penting dari kepandaian.

7. Hindarilah pertanyaan – pertanyaan yang persis dengan buku.

8. Hindarilah kata – kata yang sifatnya mutlak, seperti selalu, semua, tidak pernah, mesti, dsb, sebab
item yang mengandung kata – kata tersebut cenderung merupakan suatu item yang jawabannya salah .
sebaliknya penggunaan kata – kata yang sifatnya relatif, seperti barangkali, kadang – kadang, biasanya,
mungkin dsb seringkali merupakan tanda bahwa item yang bersangkutan adalah benar.
Contoh SK/KD menggunakan alat evaluasi tipe Benar-Salah

Standar Kompetensi :

1. Menghargai berbagai peinggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-
Budha, dan Islam, keragaman kenampakan alam dan suku bangsa, serta kegiatan ekonomi di Indonesia.

Kompetensi Dasar :

1.1.Mengenal makna peninggalan sejarah yang berskala nasional dari masa Hindu-Budha, dan Islam di
Indonesia.

Contoh soal :

1. B/S Candi Prambanan merupakan candi peninggalan sejarah bercorak Hindu. (Jawaban Benar,
karena Candi Prambanan memang merupakan candi peninggalan sejarah berorak Hindu).

2. B/S Candi Kalasan, Candi Mendut, Candi Borobudur, Candi Ratu Boko, Candi Sewu, dan Candi
Prambanan merupakan candi peninggalan sejarah Dinasti Syailendra. (Jawaban Salah, karena Candi
Prambanan merupakan candi peninggalan Rakai Pikatan).

3. B/S Candi Borobudur merupakan candi terbesar di dunia. (Jawaban Benar).

4. B/S Ciri khas pada Masjid Agung Demak adalah pada empat tiang utama di dalam masjid, tiang
tersebut dibuat oleh Walisanga. (Jawaban Benar, karena masjid ini dibangun pada masa pemerintahan
Raden Patah dan empat tiang tersebut dibuat dari sisa kayu gergajian).

5. B/S Semboyan Bhineka Tunggal Ika diambil dari kitab Sutasoma. (Jawaban Benar, karena di dalam
kitab Sutasoma terdapat tulisan Bhineka Tunggal Ika dan dijadikan semboyan bangsa Indonesia).

6. B/S Raja Mulawarman adalah raja dari kerajaan Tarumanegara yang pertama kali membuat
prasasti Yupa. (Jawaban Salah, karena Prasasti Yupa merupakan Prasasti Peninggalan Kerajaan Kutai).

7. B/S Masjid Demak merupakan hasil karya Walisanga yang dibuat pada masa pemerintahan Raden
Patah pada tahun 1748. (Jawaban Benar, karena Masjid Demak memang dibangun pada tahun 1748 saat
pemerintahan Raden Patah).

8. B/S Kerajaan Kutai, Kerajaan Majapahit, dan Kerajaan Demak merupakan kerajaan yang bercorak
agama Hindu. (Jawaban Salah, karena kerajaan Demak merupakan kerajaan bercoran Islam yang
pertama di pulau Jawa).

9. B/S Prasasti Talang Tuo ditemukan satu tahun sebelum prasasti Kedukan Bukit. (Jawaban Salah,
karena Prasasti Talang Tuo ditemukan pada tahun 684 M, yaitu satu tahun setelah ditemukannya
Prasasti Kedukan Bukit).

10. B/S Prasasti Kedukan Bukit, Prasasti Kota Kapur, dan Prsasti Ligor merupakan prasasti peninggalan
kerajaan Mataram Kuno. (Jawaban Salah, karena Prasasti Kedukan Bukit dan Prasasti Kota Kapur
merupakan peningggalan sejarah Kerajaan Sriwijaya).
Kelebihan tipe Benar-Salah untuk materi IPS kelas V dengan SK/KD tersebut di atas adalah dapat
mengukur tingkat pemahaman siswa apabila guru dalam membuat soal tipe Benar-Salah
memperhatikan prinsip-prinsip pembuatan. Kekurangan tipe Benar-Salah untuk materi IPS kelas V
dengan SK/KD tersebut di atas adalah apabila guru dalam membuat soal kurang memperhatikan prinsip
pembuatan soal dan hanya persis dengan isi materi maka hanya mengungkap ingatan atau hafalan.

Maka dari itu cara kita untuk mengatasi kekurangan tersebut yaitu dengan memperhatikan prinsip-
prinsip pembuatan soal evaluasi Benar-Salah dan tidak hanya terpaku pada buku.

Penulisan aitem

Aitem-aitem tes yang bertipe Benar-Salah harus juga memenuhi beberapa kriteria sebagai kaidah
penulisan, agar syarat kualitas aitem dapat terpenuhi. Berikut adalah petunjuk atau kaidah penulisan
aitem tipe Benar-Salah menurut Azwar ( 2010 ) :

1) Aitem haruslah mengungkap ide atau gagasan yang penting.

Kurang baik :

Presiden Sukarno lahir di Blitar

Komentar : kecuali dalam konteks belajar sejarah, masalah tempat dimana seseorang dilahirkan,
sekalipun beiau orang penting, hanyalah menarik untuk dijadikan topik pembicaraan sehari-hari dan
kurang berarti untuk dijadikan pertanyaan dalam tes yang harusnya berisi hal-hal yang tidak boleh untuk
tidak diketahui. Masih banyak hal lain mengenai Presiden Sukarno yang lebih patut untuk diungkap.

Lebih baik :

Dwikora dikumandangkan oleh presiden Sukarno dalam rangka perjuangan pembebasan Irian Barat.

2) Aitem tipe Benar-Salah hendaknya menguji pemahaman, jangan hanya mengungkap ingatan
mengenai suatu fakta atau hafalan.

Kurang baik :

Kuadrat hipotenusa pada suatu segitiga siku-siku sama dengan jumlah kuadrat sisi yang lain.

Komentar : aitem seperti contoh di atas tidak lebih daripada pengulangan apa yang sudah tertulis di
dalam buku, karenanya hanya akan mengukur kemampuan menghafal tanpa menambah pengertian.

Lebih baik :

Apabila hipotenusa suatu segitiga siku-siku sama sisi adalah 7 cm, maka panjang masing-masing sisi yang
lain pasti lebih daripada 5 cm.
3) Kebenaran atau ketidakbenaran suatu aitem haruslah bersifat mutlak.

Kurang baik :

Menambah jumlah aitem pada suatu tes akan meningkatkan reliabilitas tes tersebut

Komentar : jawaban terhadap aitem tersebut adalah B (Benar) apabila penjawab berasumsi bahwa
aitem yang ditambahkan adalah pararel atau homogen isinya dengan aitem yang sudah ada di dalam tes
itu. Tetapi, mereka yang menjawab S (Salah) pun haruslah diberi angka, karena tanpa disebutkan
mengenai keadaan aitem yang ditambahkan, maka tidak ada keharusan untuk berasumsi mengenai
homogenitas aitem yang dimaksud.

Lebih baik :

Suatu tes yang terdiri dari 40 aitem mempunyai reliabilltas r=0,60. Apabila pada tes tersebut
ditambahkan 20 aitem lagi yang pararel isinya, maka estimasi reliabilitas adalah r=0,90.

4) Aitem harus menguji pengetahuan yang spesifik dan jawabannya tidak jelas bagi semua orang,
kecuali bagi mereka yang menguasai pelajaran.

Kurang baik :

Belajar yang kurang teratur dapat menyebabkan nilai ujian yang rendah.

Komentar : aitem seperti itu terlalu umum dan terlalu jelas jawabannya bagi siapa saja, baik ia tahu
masalah maupun ia tidak memahami bahan pelajaran.

Lebih baik menanyakan hal yang spesifik berkenaan dengan teori tentang belajar.

Lebih baik :

Menghafal tiga kali sehari masing-masing selama 30 menit lebih baik hasilnya daripada menghafal satu
kali sehari selama 120 menit.

5) Aitem harus dinyatakan secara jelas.

Kurang baik :

Belajar dengan prinsip 2 x 4 adalah lebih baik daripada 4 x 2. Ini sejalan dengan prinsip “The Law of
Effect” nya Thorndike.

Komentar : ada beberapa hal yang menyebabkan aitem ini dianggap aitem yang buruk. Pertama, prinsip
2x4 tersebut tidak dapat diterapkan pada semua jenis belajar. Jadi, kebenaran aitem tersebuut masih
diperdebatkan. Kedua, tidak jelas sebenarnya apa yang ingin diuji oleh penulis aitem, pengetahuan
mengenai prinsip belajarkah atau pengetahuan mengenai siapa tikoh yang mengemukakan prinsip
tersebut, ataukah kecocokan antara prinsip dengan teori Thorndike?

Ketiga, aitem tersebut mengandung dua gagasan atau lebih yang keduanya dapat hanya benar salah
satunya saja, sehingga tidak berisi ide yang tunggal dan spesifik.

Lebih baik :

Menurut Thorndike, agar bahan pelajaran tidak mudah terlupakan, kita harus sering mengulanginya.
Pemberian Skor

Menentukan skor pada jawaban tes objektif tidaklah sekompleks menentukan skor pada tes karangan.
Pada penentuan skor jawaban tes objektif korektor tidak perlu memahami isi jawaban dari item. Oleh
karena itu, pemeriksaan jawaban benar dapat dilakukan oleh komputer. Menurut Arikunto (2013) rumus
untuk mencari skor akhir bentuk benar-salah ada dua macam yaitu :

a. Dengan denda.

Rumusnya : S = R-W

Keterangan :

S : skor yang diperoleh

R : right (jawaban yang benar)

W: Wrong (jawaban yang salah)

Contoh : jumlah soal tes sama dengan 20 buah. A menjawab betul 16 buah dan salah 4 buah. Maka skor
untuk A adalah 16 – 4 sama dengan 12.

Dengan menghunakan rumus seperti ini maka ada kemungkinan seorang siswa memperoleh skor
negatif.

b. Tanpa denda.

Rumus : S = R

Keterangan :

S : skor yang diperoleh

R : right (jawaban yang benar)

Dihitung hanya yang betul (untuk soal yang tidak dikerjakan dinilai 0)

Kuis

1. B / S Jumlah jawaban benar seimbang dengan jawaban salah.(B)

2. B / S Jawaban tipe benar-salah mudah ditebak.(S)

3. B / S Dalam pemberian skor tipe benar-salah ada dua cara yaitu dengan

denda dan tanpa denda. (B)

4. B / S Kebenaran atau ketidakbenaran pada suatu aitem tipe benar-salah

bersifat pasti. (B)


5. B / S Tes tipe benar-salah termasuk dalam tes semi objektif. (S)

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi II. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Azwar, Saifudin. 2010. Tes Prestasi : Fungsi Dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar,Edisi
II.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Masidjo, Ign. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah.Yogyakarta : Kanisius.
Karakteristik

Soal benar salah terdiri dari dua bagian yaitu bagiam pertama ada!ah alternatif jawaban benar sa!ah(B –
S) yang harus dipilih oleh peserta didik, dan bagian ke dua adalah pernyataan yang harus direspon oleh
peserta didik. Jika pernyataan benar menurut peserta didik maka is akan memilih jawaban benar (B),
dan jika menurut peserta didik pernyataan itu salah maka is akan memilih jawaban salah (S).

Jumlah alternatif jawaban (B – S) harus sama dengan jurniah pernyataan. Ciri khusus bentuk benar salah
ada!ah terbatas pada mengukur kemampuan mengidentifikasi informasi berdasarkan hubungan yang
sederhana. Bentuk soar benar salah dapat juga menggunakan gambar, tabel, dan diagram.

Kemampuan yang Diukur

Bentuk soal benar salah sangat balk untuk mengukur kemampuan peserta didi yang sangat sederhana,
yaitu kemampuan untuk mengidentifikasi kebenaran fakta yang disajikan dalam soak Jika fakta yang
disajikan benar menurut peserta didik maka ia akan memilih jawaban benar (B), sebaliknya jika fakta
yang disajikan salah menurut peseta didik maka ia akan memilih jawaban salah (S).

Contoh soal benar salah

B—S Gaya adalah sesuatu yang mengubah kedudukan atau bentuk benda.

B—S 25% dari 44 adalah kurang dari 12

B—S UUD 1945 telah diamandemen sebanyak 4 kali

B—S UUD 1945 tidak boleh dirubah substansinya.

Jenis Soal

Bentuk soal benar salah terdiri atas benar tidak benar, tepat tidak tepat, ya tidak, fakta atau pendapat,
dan setuju tidak setuju. Berdasarkan jawaban peserta didik dan penskorannya maka soal benar salah
adalah soar yang menuntut peserta didik untuk memilih satu jawaban yaitu B kalau benar dan S kalau
salah

Penskoran
Penskoran soal benar salah sangat sederhana karena menggunakan penskoran dikotomi yaitu skor 1
kalau jawaban benar dan skor 0 kalau jawaban salah.

Keunggulan dan kelemahan

Keunggulan soal benar salah adalah

Mudah penyusunanya

Mudah penskorannya

banyak pokok bahasan, atau kompetensi dasar dan indikator yang dapat dicakup dalam soal karena
peserta didik dapat merespon soal dalam jumlah banyak dengan waktu singkat.

Kelernahan soal benar salah adalah:

Soal benar salah hanya dapat digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif.

Tingginya peluang peserta didik untuk menebak jawaban benar karena pada soal benar salah peserta
didik mempunyai peluang 50% untuk menjawab benar, sehingga skor tinggi belum tentu
menggambarkan kemampuan tinggi.

Guru kesulitan dalam menginterpretasi kemampuan peserta didik yang sebenarnya, sehingga sulit bagi
guru untuk memutuskan apakah peserta didik sudah memiliki kemampuan yang sesuai dengan yang
diukur dalam soak

Kaidah penulisan

Agar dapat menghasilkan soal benar salah yang relatif baik maka ada beberapa kaidah penulisan soal
yang harus diikuti yaitu:

Hindari penyataan yang sangat umum, seperti penggunaan kata selalu, umumnya, seringkali, kadang-
kadang,tidak pernah, semua, dan tidak ada.

Hindari pernyataan yang berlebihan, seperti penulisan soal yang berliku-liku, panjang lebar, atau soal
cerita. Soal benar salah harus dirumuskan dengan singkat, jelas dan tegas.

Hindari pernyataan negatif, sepeti bukan, tidak, kecuali, tak, dan lain sebagainya.

Soal hendaknya tidak menjurus kejawaban tertentu, seperti kadang-kadang, pasti, selalu, dan tidak
satupun.
Jumlah soal yang benar sama sama dengan jumlah soal yang salah.

TIPE Soal Benar-Salah (B-S)

Macam-macam bentuk soal Benar-Salah, yaitu :

1) Tipe Benar-Salah dengan koreksi (with correction)

Siswa diminta untuk membetulkan soal bila ia memilih jawaban yang salah.

2) Tipe Benar-Salah tanpa koreksi (without correction)

3) Tipe Benar-Salah Berumpun

Contoh soal Benar-Salah dengan koreksi (with correction) :

Perhatikan soal dibawah ini ! Jika pernyataan Salah, Jelaskan mengapa salah.

1. (B / S) Semua Bahan akan memuai jika dipanaskan.

Karena bahan yang bentuknya cair tidak memuai, tetapi menguap.

2. (B / S) Semua jenis thermometer memberikan hasil yang sama bila mengukur suhu suatu system
tertentu.

Karena setiap jenis thermometer memiliki satuan yang berbeda-beda, jadi hasilnya tergantung dari jenis
thermometer yang digunakan.

3. (B / S) Hukum Ohm adalah V = I x R.

4. (B / S) Medan listrik dari suatu muatan listrik selalu menjauh dari muatan.

Karena hanya untuk muatan q positif medan magnet menjauh dari muatan, sedangkan untuk muatan q
negative medan listrik mendekati muatan.

5. (B / S) Kapasitansi suatu kapasitor keeping parallel bergantung pada beda tegangan diantara
keeping-kepingnya.

6. (B / S) Dielektrik yang di sisipkan kedalam suatu kapasitor akan menurunkan kapasitansi kapasitor
tersebut.

Karena ketika bahan dielektrik di sisipkan, maka beda potensial antara 2 keping akan turun, jumlah
muatan pada tiap keeping tetap, dan kapasitansi akan naik.

Contoh soal Benar-Salah tanpa koreksi (without correction) :

1. (B / S) Gelombang cahaya tampak yang terpanjang adalah cahaya merah dan yang terpendek
adalah cahaya ungu.
2. ( B / S ) Pada Efek fotolistrik cahaya berperilaku sebagai gelombang.

3. ( B / S ) Energi kinetik elektron yang diemisikan dari permukaan logam pada efek fotolistrik tidak
bergantung pada intensitas cahaya yang diberikan.

4. ( B / S ) Agar terjadinya fotolistrik maka frekuensi ambang harus lebih besar dari frekuensi cahaya
yang menyinari katoda.

5. ( B / S ) Jika ada dua kawat saling sejajar dipasang saling berdekatan maka kedua kawat akan saling
tarik-menarik jika dialiri arus searah.

6. ( B / S) partikel listrik negative disebut electron.

Contoh soal Benar-Salah berumpun :

1. Manakah dari besaran berikut ini yang termasuk besaran pokok

(B / S) kecepatan

(B / S) waktu

(B / S) luas

(B / S) kuat arus

(B / S) panjang

2. Manakah dari nama benda langit berikut ini yang termasuk planet

(B / S) asteroid

(B / S) komet

(B / S) bulan

(B / S) saturnus

(B / S) pluto

Anda mungkin juga menyukai