Anda di halaman 1dari 11

Tanya Jawab Tentang Rekayasa Genetik

Kategory : Categories Alam dan Hidup


Posted on 17 April 2016
Apakah rekayasa genetik dan GMO? Bagaimana membuatnya? Apa
masalahnya? Tanya Jawab ini akan memandu anda memahami salah satu
teknologi yang mengutak-utik kehidupan. CATATAN: Beberapa waktu yang
lalu Mae Wan Ho meninggalkan jasadnya dan pergi bersatu dengan alam
semesta. Dia adalah salah satu guru yang mengajari saya tentang dasar-dasar
rekayasa genetik. Sebagai ilmuwan dia telah menghabiskan hidupnya untuk
menyebarkan paham bahwa ilmu tidak netral, bahwa ilmu haruslah memihak
pada kemanusiaan dan lingkungan hidup, bukan kepada agenda korporasi.
Tulisan berikut saya muat agar kita semua bisa belajar tentang rekayasa genetik
dan dampaknya bagi kehidupan, langsung dari ahlinya. Selamat mengunyah-
ngunyah.

TANYA JAWAB TENTANG REKAYASA GENETIK

Dr. Mae Wan Ho, Insitute for Science in Society, UK.

1. Apakah GMO atau Organisme Transgenik?

GMO adalah singkatan dari genetically modified organism (organisme yang


dimodifikasi secara genetis), juga dikenal dengan istilah organisme hasil
rekayasa genetik, atau organisme transgenik. GMO memiliki materi genetik
yang dibuat di laboratorium dan dipindahkan ke tubuhnya melalui rekayasa
genetik.

2. Apakah materi genetik dan dimana tempatnya?

Materi genetik adalah DNA (deoxyribonucleic acid atau asam


deoksiribonukleat). DNA ditemukan di setiap sel, mulai dari mikroorganisme
bersel satu, hingga tumbuhan dan binatang yang memiliki banyak sel, dimana
sel-sel membentuk jaringan dan organ. Sel dan bagian-bangiannya hanya dapat
dilihat dengan bantuan mikroskop canggih (Lihat Gambar 1).
Di dalam sebuah sel tumbuhan atau binatang, materi genetik dibungkus dalam
bilik (compartment) berbentuk bola (sperikal), yaitu nukleus atau inti sel. Materi
genetik dikemas dalam struktur padat dan panjang yang disebut kromosom.
Keseluruhan materi genetik yang dikemas dalam kromosom disebut genom.
Tiap spesies memiliki genom yang berbeda. Sebagai contoh, ada 23 pasang
kromosom dalam gen manusia, yaitu satu dari tiap pasang berasal dari salah
satu orangtuanya. Bakteri mempunyai kromosom yang tidak dibungkus dalam
nukleus. Bakteri E.coli, yang hidup dalam saluran pencernaan mamalia dan
manusia, hanya memiliki satu kromosom dalam genomnya.

Gambar 1.

Dari tumbuhan hingga DNA

Tiap kromosom merupakan molekul


DNA yang sangat panjang, melilit dan
melingkari protein khusus untuk
membentuk kromatin. (Pada binatang dan tumbuhan, tiap kromosom
diduplikasi, tetapi tetap menyatu pada satu titik). Molekul DNA, jika dilepaskan
dari ikatan proteinnya, terdiri dari dua pita, yang saling terlilit membentuk
struktur double helix. Tiap pita dibentuk oleh helaian panjang unit-unit yang
menyatu dari ujung ke ujung.

Terdapat empat unit berbeda dalam DNA, ditandai dengan huruf A, T, G, and
C, yang merupakan tanda basa dari unit adenine, thymine, guanine and cytosine.
Tiap unit terkait dengan molekul gula (deoksiribose) yang pada gilirannya
terikat pada suatu kelompok fosfat (Pi). Unit ini dikenal sebagai nukleotida.
Basa dari dua pita DNA berpasangan, A dengan T pada pita lainnya, dan G
dengan C. Basa melekat pada sudut sembilan puluh derajat dari punggung pita,
yang terdiri dari fosfat dan gula secara bergantian. Kedua pita DNA bersifat
anti-paralel, masing-masing menghadap ke arah berlawanan. Akibatnya, double
helix terlihat seperti tangga spiral, dengan pasangan basa membentuk anak
tangga.

Karena basa berapasangan dengan cara amat spesifik, urutan basa pada satu pita
bersifat komplementer terhadap pita lainnya. Dengan kata lain, tiap pita adalah
“template” atau salinan untuk membuat pita yang lain; dan inilah yang menjadi
dasar bagi replikasi, yang merupakan salah satu fungsi dari materi genetik.

DNA adalah materi genetik pada semua organisme. Banyak virus, – parasit
genetis yang tergantung pada sel untuk berkembang biak– memanfaatkan RNA
sebagai materi genetik. RNA adalah ribose nucleic acid atau asam ribonukleat.
RNA mirip dengan DNA kecuali bahwa gulanya adalah ribosa (bukan
deoksiribosa), dan basa thymine (T) diganti uracil (U). RNA tidak berbentuk
pita ganda. RNA terlibat dalam transkripsi urutan basa DNA pada tahap
pertama sintesis protein.

3. Apa fungsi materi genetik?

Materi genetik direplikasi dan diturunkan dari satu generasi ke generasi


berikutnya melalui proses reproduksi, dan menimbulkan beberapa kemiripan
antara orangtua dan anaknya. Walaupun demikian, cara kerja materi genetik
sangat rumit dan amat tergantung pada lingkungan.

Selain mereplikasi dirinya, potongan tertentu dari DNA, yang disebut gen,
menentukan protein yang dibentuk, melalui ‘kode genetik’. Tiga basa berturut-
turut, yaitu ‘triplet’, membentuk kode untuk salah satu dari 20 jenis asam amino
yang dijalin untuk membentuk protein. Terdapat 64 (4 x 4 x 4 ) kemungkinan
triplet dari 4 basa; jadi satu asam amino bisa saja dikode oleh lebih dari satu
satu triplet, dan ada triplet untuk ‘mulai (start) dan ‘stop’.

Protein melakukan semua fungsi vital dalam tubuh. Urutan asam amino dari tiap
protein serta struktur lipatan tiga dimensinya sangat sesuai untuk melakukan
fungsi khusus. Potongan-potongan lain dalam DNA adalah unsur pengatur
(regulatory elements), yang memungkinkan protein berinteraksi satu dengan
yang lain dan dengan lingkungan, untuk mengatur kapan, dimana, kadar dan
untuk berapa lama tiap gen diekspresikan, yaitu ketika protein yang ditentukan
oleh gen dibuat dalam sel.

Hingga pertengahan tahun 1970an, kebanyakan ahli biologi berpikir bahwa


aliran ‘informasi genetik’ berlangsung hanya satu arah, dari DNA ke protein.
Pemikiran ini tidak benar. Umpan balik dari lingkungan sangat penting, dan
mendorong banyak pemotongan serta perubahan di antara gen dan protein,
bahkan sering mengubah DNA itu sendiri.

4. Apakah rekayasa genetik?

Rekayasa genetik adalah serangkaian teknik laboratorium untuk memisahkan


materi genetik dari organisme, memotong dan menggabungkannya kembali
untuk membuat kombinasi baru, menggandakan salinan materi genetik yang
sudah dirkombinasikan (juga disebut DNA rekombinan) dan mentransfernya ke
dalam organisme, tanpa melalui proses reproduksi. Gen dapat dipertukarkan
antar spesies yang tidak akan saling kawin secara alami di alam. Jadi, gen laba-
laba bisa berada dalam kambing, gen manusia pada tumbuhan, tikus dan bakteri,
serta gen bakteri pada tumbuhan.

5. Bagaimana GMO dibuat?


Tahap pertama adalah membuat kombinasi baru materi genetik dengan
menggunakan enzym (protein yang menjadi katalisator reaksi di dalam
organisme) untuk memotong dan menggabungkan DNA dari sumber yang
berbeda menjadi satu pita. Misalnya, untuk membuat tanaman transgenik yang
toleran terhadap herbisida, sebuah gen yang mengkode suatu protein yang
menonaktifkan herbisida dihubungkan dengan unsur pengatur, yang
memungkinkan kode itu dibaca oleh sel guna membuat protein yang sesuai.

Salah satu unsur pengatur yang penting adalah sinyal untuk mulai, atau
promoter dan sinyal berhenti yaitu teminator. Trio promoter-gen-terminator ini
membentuk sebuah ‘kaset ekspresi’, yaitu suatu satuan konstruksi (Gambar 2).

Gambar 2. Sebuah kaset ekspresi

Seringkali, lebih dari satu kaset ekspresi dihubungkan bersama (atau ditumpuk)
dan konstruksi keseluruhan disambungkan ke dalam sebuah plasmid, yaitu
potongan DNA parasitik dalam bakteri yang memperbanyak diri secara mandiri,
tidak diatur oleh kromosom. Dengan demikian jutaan salinan konstruksi bisa
dihasilkan. Salinan ini yang kemudian dimasukkan ke dalam sel atau embrio
suatu organisme, seperti jagung atau tikus, sehingga konstruksi dapat
dimasukkan ke dalam genom sel. Ahli genetika menggunakan cara mekanik
untuk memasukkan konstruksi asing ke dalam sel, atau mereka
menyambungkan gen ke dalam sebuah vektor yang kemudian
”menyelundupkannya” ke dalam sel (lihat Gambar.3).

Cara mekanik mencakup injeksi dengan pipet gelas halus dalam kasus embrio
tikus, atau particle bombardment (penembakan partikel), dimana partikel emas
atau tungsten yang halus dilapisi dengan konstruksi DNA dan ditembakkan ke
dalam sel dengan sebuah ‘senapan gen’. Atau medan listrik yang kuat
digunakan untuk membuat pori-pori pada membran sel sehingga dapat
melewatkan DNA asing masuk ke dalamnya. Ini biasanya menimbulkan
kerusakan pada sel.

Vektor atau pembawa gen dibuat dari virus atau bakteri yang mampu masuk ke
sel. Konstruksi disambung ke vektor dan dibawa masuk ke dalam sel bersama
vektor itu sendiri. Vektor pembawa konstruksi, atau kontstruksinya itu sendiri,
kemudian menyisipkan diri ke dalam gen di sel.

Ada beberapa ciri utama dari proses transgenesis yang membuatnya tidak dapat
diprediksi dan diandalkan, terlepas dari cara yang digunakan, yaitu baik secara
mekanik maupun melalui vektor. Penyisipan konstruksi transgenik tidak dapat
dikendalikan dan bersifat benar-benar acak. Ahli genetik tidak dapat meletakkan
gen sisipan ke lokasi spesifik dalam genom secara tepat, atau mempertahankan
struktur dari sisipan seperti yang diinginkan. Hal ini menimbulkan banyak efek
yang tidak diduga dan tidak diinginkan. Tergantung pada bentuk dan lokasi
materi genetik asing di dalam genom, organisme transgenik yang dhasilkan
akan mempunyai sifat yang berbeda-beda.

Bahan yang disisipkan bisa saja melompat ke dalam salah satu gen inang dan
mengganggu fungsinya; atau promoter yang kuat dalam konstruksi, yang sering
berasal dari virus patogen, bisa mengarah pada ekspresi berlebihan dari gen
inang yang tidak diinginkan.

Gambar 3. Cara membuat Organisme Transgenik

Untuk memilih dan mengidentifikasi sel yang telah menyisipkan konstruksi


asing, ahli genetika menggunakan gen marka (penanda) yang bersifat tahan
antibiotik, yang dijahitkan pada gen yang akan dimasukkan. Jadi, setelah diberi
antibiotik, hanya sel yang telah mengambil bahan asing yang akan bertahan
hidup.

Apabila sebuah embrio memiliki konstruksi asing yang disisipkan pada genom
beberapa selnya, embrio itu akan tumbuh menjadi organisme yang membawa
gen asing pada beberapa selnya. Dalam perkembangbiakan selanjutnya,
diperoleh GMO (organisme transgenik) yang, secara teoritis, membawa gen
asing yang sama pada setiap selnya. Pada kasus sel tumbuhan yagn telah
mengambil sisipan gen asing, tiap sel dapat distimulasi untuk tumbuh meenjadi
tumbuhan transgenik, yang kemudian digunakan untuk menghasilkan lini
transgenik.

Akibat ketidakpastian dari proses transgenik, setiap lini transgenik berbeda dari
yang lain. Karenanya penting untuk mempunyai data molekuler yang dapat
mengidentifikasi setiap lini secara khusus.

Sayangnya, konstruksi buatan mengandung banyak ikatan yang lemah dan telah
dibuktikan tidak stabil. Perubahan-perubahan lebih lanjut bisa saja terjadi pada
masa pertumbuhan atau regenerasi untuk mendapatkan tanaman transgenik dan
selama reproduksi generasi berikutnya. Guna memastikan bahwa garis
transgenik yang dihasilkan bersifat stabil, data molekuler ’event specific’ harus
dikumpulkan untuk memperlihatkan bahwa baik struktur sisipan transgenik
maupun lokasinya di dalam genom inang tidak berubah pada generasi-generasi
berikutnya. Hingga saat ini, tidak ada data yang mendukung kestablilan genetis
dari lini tanaman transgenik manapun yang sudah disetujui untuk dilepaskan
secara komersial.

6. Apa perbedaan organisme transgenik dengan organisme yang dihasilkan dari


proses pemuliaan konvensional?
Pada pemuliaan konvensional dengan reproduksi, hanya individu-individu dari
spesies sama atau spesies yang berkerabat yang dapat dikawinkan untuk
mendapatkan keturunan. Keturunan ini akan memiliki gen dari kedua
orangtuanya, tetapi gen-gen tersebut hanyalah varian yang berbeda dari gen-gen
yang sama yang mengkode fungsi yang sama. Sebaliknya, organisme transgenik
dihasilkan tanpa melalui semua proses reproduksi; jadi gen yang sama sekali
baru, dengan fungsi-fungsi baru, diintroduksi ke dalam suatu organisem; gen-
gen itu dapat berinteraksi dengan gen organisme dalam cara-cara yang tidak
dapat diprediksikan.

Pemuliaan konvensional melibatkan persilangan banyak individu dari satu


varietas atau spesies dengan individu yang lain. Proses ini menghasilkan
populasi yang melestarikan sebagian besar dari keanekaragaman genetik asli
orangtua; dan seleksi terjadi pada beberapa generasi berikutnya sampai hasil
yang diinginkan dicapai. Oleh karena itu, proses ini lebih dapat dikendalikan
dan diprediksi.

Sebaliknya, sebuah lini transgenik dihasilkan dari even penyisipan gen dalam
satu sel, yang kemudian digunakan untuk menghasilkan seluruh lini. Organisme
ini miskin dari segi keanekaragaman genetis.

Lebih jauh lagi, proses rekayasa genetik untuk membuat organisme transgenik
tidak dapat dikendalikan dan rentan terhadap kesalahan (lihat di atas); proses ini
menyebabkan gangguan acak pada sistem, membuat hasilnya sangat tidak dapat
diprediksi sekaligus tidak stabil. Ketidakstabilan genetis dari GMO sekarang
merupakan masalah yang sudah diketahui secara luas. Tanaman transgenik
banyak yang gagal dan binatang transgenik belum terlalu berhasil.

7. Apakah makanan transgenik aman dikonsumsi dan aman untuk


lingkungan hidup?
Ada beberapa alasan untuk sangat berhati-hati tentang keamanan makanan
trangenik.

Ada banyak gen dan produk gen baru yang diperkenalkan, kebanyakan berasal
dari bakteri, virus dan spesies non-makanan, yang tidak pernah kita makan
sebelumnya, setidaknya tidak dalam jumlah sebanyak itu. Bahan-bahan itu
mungkin beracun atau mungkin menyebabkan reaksi alergi.

Gen dan produk gen baru mungkin juga berbahaya bagi organisme lain yang
berinteraksi dengan tanaman transgenik.

Kebanyakan tanaman transgenik direkayasa agar tahan terhadap herbisida


berspektrum luas yang tidak hanya membunuh tanaman lain, tetapi juga
diketahui bersifat toksik bagi binatang dan manusia.

Transgen dan gen marka yang tahan antibiotik bisa menyebar di luar kendali,
tidak hanya melalui persilangan dengan spesies yang tidak berkerabat, namun
juga melalui DNA transgenik yang diambil oleh spesies yang tidak ada
kaitannya, termasuk hewan domestik dan manusia yang mengkonsumsi
makanan transgenik. Hal ini disebut sebagai disebut transfer gen horizontal
(lihat di bagian berikut ini).

7. Apakah transfer gen horizontal itu dan mengapa berbahaya?

Sebuah sel dapat mengambil potongan materi genetik langsung dari


lingkungannya; bisa saja sel tidak mencernanya sebagai makanan, tapi justru
memasukkan materi genetik ke dalam genomnya. Materi genetik yang diambil
dapat berasal dari spesies yang sama atau spesies yang tidak berkerabat.
Perpindahan gen secara tidak sengaja ini disebut transfer gen horizontal, guna
membedakannya dari transfer vertikal yang terjadi melalui reproduksi.
Transfer gen horizontal melintasi batasan spesies sangat jarang terjadi di alam,
terutama pada organisme multiselluler. Sebagian besar materi genetik asing
dipecah atau dibuat tidak aktif. Dan bahkan setelah dimasukkan dalam genom,
bahan ini masih dapat dikeluarkan.

Rekayasa genetik, dalam kadar tertentu, terdiri dari transfer gen horizontal
buatan. Kombinasi-kombinasi baru materi genetik dari spesies yang berbeda
dibuat (direkombinasi) di laboratorium. Konstruksi buatan dirancang untuk
melintasi semua penghalang spesies dan langsung masuk ke genom. Dari segi
struktur, konstruksi ini tidak stabil, mengandung banyak sambungan lemah dan
cenderung putus serta lalu bergabung lagi secara tidak pas, atau bergabung
dengan materi genetik dari genom lain. Dengan kata lain, proses rekayasa
genetik meningkatkan potensi terjadinya transfer gen horizontal uang tidak
terkendali.

Transfer horizontal dari DNA transgenik dapat menciptakan virus dan bakter
penyebab penyakit baru, menyebarkan gen tahan antibiotik ke patogen sehingga
membuat penyakit tidak dapat diobati. Penyisipan DNA asing ke dalam sel
binatang juga dapat memicu kanker.

Versi asli diterbitkan oleh:

The Institute of Science in Society dan Third World Network

Website: www.i-sis.org.uk dan www.twnside.org.sg

Versi Indonesia diterbitkan oleh:

KONPHALINDO (Konsorsium Nasional untuk Pelestarian Hutan dan Alam


Indonesia)

Website: www.beritabumi.or.id

Anda mungkin juga menyukai