Anda di halaman 1dari 41

- 131 -

Z. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAH
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
1. Tanaman 1. Lahan Pertanian 1. Penetapan kebijakan, pedoman 1. Penetapan kebijakan, 1. Penetapan kebijakan,
Pangan dan dan bimbingan pedoman dan bimbingan pedoman dan bimbingan
Hortikultura pengembangan, rehabilitasi, pengembangan, rehabilitasi, pengembangan, rehabilitasi,
konservasi, optimasi dan konservasi, optimasi dan konservasi, optimasi dan
pengendalian lahan pertanian pengendalian lahan pertanian pengendalian lahan pertanian
tingkat nasional. tingkat provinsi. tingkat kabupaten/kota.

2. Penetapan peta 2. Penyusunan peta 2. Penyusunan peta


pengembangan, rehabilitasi, pengembangan, rehabiltasi, pengembangan, rehabilitasi,
konservasi, optimasi dan konservasi, optimasi dan konservasi, optimasi dan
pengendalian lahan pertanian pengendalian lahan pertanian pengendalian lahan pertanian
nasional (lintas provinsi). wilayah provinsi (lintas wilayah kabupaten/kota.
kabupaten).

3. Pengembangan, rehabilitasi, 3. Pengembangan, rehabilitasi, 3. Pengembangan, rehabilitasi,


konservasi, optimasi dan konservasi, optimasi dan konservasi, optimasi dan
pengendalian lahan pertanian pengendalian lahan pertanian pengendalian lahan pertanian
nasional (lintas provinsi). provinsi (lintas kabupaten). wilayah kabupaten/kota.
- 132 -

PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAH
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
4. Penetapan dan pengawasan 4. Penetapan dan pengawasan 4. Penetapan dan pengawasan
tata ruang dan tata guna lahan tata ruang dan tata guna tata ruang dan tata guna
pertanian nasional. lahan pertanian wilayah lahan pertanian wilayah
provinsi. kabupaten/kota.
5.a. — 5.a. Pemetaan potensi dan 5.a. Pemetaan potensi dan
pengelolaan lahan pertanian pengelolaan lahan pertanian
wilayah provinsi. wilayah kabupaten/ kota.

.b — b. — b. Pengembangan lahan
pertanian wilayah
kabupaten/kota.

6. — 6. Pengaturan dan penerapan 6. Pengaturan dan penerapan


kawasan pertanian terpadu kawasan pertanian terpadu
wilayah provinsi. wilayah kabupaten/kota.

7. — 7. Penetapan sentra komoditas 7. Penetapan sentra komoditas


pertanian wilayah provinsi. pertanian wilayah
kabupaten/kota.

8. Penetapan sasaran areal 8. Penetapan sasaran areal tanam 8. Penetapan sasaran areal tanam
tanam nasional. wilayah provinsi. wilayah kabupaten/kota.

9. Penetapan luas baku lahan 9. Penetapan luas baku lahan 9. Penetapan luas baku lahan
pertanian yang dapat pertanian yang dapat pertanian yang dapat
diusahakan sesuai diusahakan sesuai kemampuan diusahakan sesuai kemampuan
- 133 -

PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAH
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
3. Pupuk 1. Penetapan kebijakan dan 1. Pemantauan dan evaluasi 1. Bimbingan penggunaan
pedoman penggunaan pupuk. penggunaan pupuk. pupuk.

2. Pendaftaran dan pengawasan 2. — 2. —


formula pupuk.

3.a. Penetapan pedoman 3.a. Pengawasan pengadaan, 3.a. Pengawasan pengadaan,


pengawasan pengadaan, peredaran dan penggunaan peredaran dan penggunaan
peredaran dan penggunaan pupuk wilayah provinsi. pupuk wilayah
pupuk. kabupaten/kota.

b. — b. — b. Pengembangan dan
a. pembinaan unit usaha
— pelayanan pupuk.
b.
c. — c. Bimbingan penyediaan,
c. penyaluran dan penggunaan
pupuk.
4. — c. — 4. Pelaksanaan peringatan dini
dan pengamanan terhadap
ketersediaan pupuk.
4. Pemantauan dan evaluasi
5. Penetapan standar mutu ketersediaan pupuk. 5. Bimbingan penerapan standar
pupuk. mutu pupuk.

5. Pengawasan standar mutu


- 134 -

PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAH
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
5. Alat dan Mesin 1. Penetapan kebijakan alat dan 1. Pelaksanaan kebijakan alat 1. Pelaksanaan kebijakan alat dan
Pertanian mesin pertanian. dan mesin pertanian wilayah mesin pertanian wilayah
provinsi. kabupaten/kota.

2. — 2. Identifikasi dan inventarisasi 2. Identifikasi dan inventarisasi


kebutuhan alat dan mesin kebutuhan alat dan mesin
pertanian wilayah provinsi. pertanian di wilayah
kabupaten/kota.

3. Pendaftaran prototipe alat dan 3. Penentuan kebutuhan 3. Pengembangan alat dan mesin
mesin pertanian. prototipe alat dan mesin pertanian sesuai standar.
pertanian.

4. Penetapan standar mutu alat 4. Penerapan standar mutu alat 4. Penerapan standar mutu alat
dan mesin pertanian. dan mesin pertanian. dan mesin pertanian.

5. Pengujian mutu alat dan 5. — 5. —


mesin pertanian dalam rangka
standarisasi.
6.a. Penetapan pedoman 6.a. Pembinaan dan pengawasan 6.a. Pengawasan standar mutu dan
pengawasan produksi, standar mutu alat dan mesin alat mesin pertanian wilayah
peredaran, penggunaan dan pertanian wilayah provinsi. kabupaten/kota.
pengujian alat dan mesin
pertanian.

b. — b. — b. Pembinaan dan
- 135 -

PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAH
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
6. Benih Tanaman 1.a. Penetapan kebijakan dan 1.a. Pemantauan dan evaluasi 1.a. Bimbingan penerapan
pedoman perbenihan tanaman. penerapan pedoman pedoman perbenihan tanaman
perbenihan tanaman. wilayah kabupaten/kota.

b. — b. Penyusunan kebijakan benih b. Penyusunan kebijakan benih


antar lapang. antar lapang wilayah
kabupaten/kota.

2. Pelepasan dan penarikan 2. Identifikasi dan 2. —


varietas tanaman. pengembangan varietas unggul
lokal.

3. Pengaturan pemasukan dan 3. Pemantauan benih dari luar 3. Pemantauan benih dari luar
pengeluaran benih dari dan negeri di wilayah provinsi. negeri di wilayah
keluar wilayah negara RI. kabupaten/kota.

4. Penetapan standar mutu dan 4. Pengawasan penerapan 4. Bimbingan penerapan standar


pedoman pengawasan dan standar mutu benih wilayah mutu benih wilayah
sertifikasi benih. provinsi. kabupaten/kota.

5. — 5. Pengaturan penggunaan benih 5. Pengaturan penggunaan benih


wilayah provinsi. wilayah kabupaten/kota.

6.a. — 6.a. Pengawasan dan sertifikasi 6.a. Pembinaan dan pengawasan


benih. penangkar benih.
- 136 -

PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAH
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
8. Perlindungan 1. Penetapan kebijakan .1 — 1. —
Tanaman perlindungan tanaman.

2. Pengaturan dan penetapan 2. Pengamatan, identifikasi, 2. Pengamatan, identifikasi,


norma dan standar teknis pemetaan, pengendalian dan pemetaan, pengendalian dan
pengendalian Organisme analisis dampak kerugian analisis dampak kerugian
Pengganggu Tanaman (OPT) OPT/fenomena iklim wilayah OPT/fenomena iklim wilayah
dan analisis mitigasi dampak provinsi. kabupaten/kota.
fenomena iklim.

3. — 3. Bimbingan pemantauan, 3. Bimbingan pemantauan,


pengamatan, dan peramalan pengamatan, dan peramalan
OPT/fenomena iklim wilayah OPT/fenomena iklim wilayah
provinsi. kabupaten/kota.

4. — 4. Penyebaran informasi keadaan 4. Penyebaran informasi keadaan


serangan OPT/fenomena iklim serangan OPT/fenomena iklim
dan rekomendasi dan rekomendasi
pengendaliannya di wilayah pengendaliannya di wilayah
provinsi. kabupaten/kota.

5. — 5. Pemantauan dan pengamatan 5. Pemantauan dan pengamatan


daerah yang diduga sebagai daerah yang diduga sebagai
sumber OPT/fenomena iklim sumber OPT/fenomena iklim
- 137 -

PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAH
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
9. Perizinan 1. Penetapan pedoman perizinan 1. Pemberian izin usaha tanaman 1. Pemberian izin usaha tanaman
Usaha usaha tanaman pangan dan pangan dan hortikultura pangan dan hortikultura
hortikultura. wilayah provinsi. wilayah kabupaten/kota.

2. — 2. Pemantauan dan pengawasan 2. Pemantauan dan pengawasan


izin usaha tanaman pangan izin usaha tanaman pangan
dan hortikultura wilayah dan hortikultura wilayah
provinsi. kabupaten/kota.

10.Teknis 1. Penetapan pedoman teknis 1. Bimbingan penerapan pedoman 1. Bimbingan penerapan pedoman
Budidaya budidaya tanaman pangan dan teknis pola tanam, perlakuan teknis pola tanam, perlakuan
hortikultura. terhadap tanaman pangan dan terhadap tanaman pangan dan
hortikultura wilayah provinsi. hortikultura wilayah
kabupaten/kota.

2. — 2. Bimbingan peningkatan mutu 2. Bimbingan peningkatan mutu


hasil tanaman pangan dan hasil tanaman pangan dan
hortikultura wilayah provinsi. hortikultura wilayah
kabupaten/kota.
- 138 -

PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAH
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
11. Pembinaan 1. Penetapan pedoman 1. Bimbingan kelembagaan usaha 1. Bimbingan kelembagaan usaha
Usaha pembinaan usaha tanaman tani, manajemen usaha tani tani, manajemen usaha tani
pangan dan hortikultura. dan pencapaian pola kerjasama dan pencapaian pola kerjasama
usaha tani wilayah provinsi. usaha tani wilayah
kabupaten/kota.

2. — 2. Bimbingan pemantauan dan 2. Bimbingan pemantauan dan


pemeriksaan hygiene dan pemeriksaan hygiene dan
sanitasi lingkungan usaha sanitasi lingkungan usaha
tanaman pangan dan tanaman pangan dan
hortikultura wilayah provinsi. hortikultura wilayah
kabupaten/kota.

3. — 3. Pelaksanaan studi analis 3. Pelaksanaan studi amdal/UKL-


mengenai dampak lingkungan UPL di bidang tanaman pangan
(amdal)/Upaya Pengelolaan dan hortikultura wilayah
Lingkungan hidup (UKL)-Upaya kabupaten/kota.
Pemantauan Lingkungan hidup
(UPL) di bidang tanaman
pangan dan hortikultura
wilayah provinsi.

4. — 4. Bimbingan pelaksanaan amdal 4. Bimbingan pelaksanaan amdal


wilayah provinsi. wilayah kabupaten/kota.
- 139 -

PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAH
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
14.Sarana Usaha 1.a. Penetapan kebijakan dan 1.a. Pemantauan dan evaluasi 1.a. Bimbingan pengembangan
pedoman pengembangan pengembangan sarana usaha sarana usaha wilayah
sarana usaha. wilayah provinsi. kabupaten/kota.

b. — .b Bimbingan teknis b. Bimbingan teknis


pembangunan dan sarana pembangunan dan sarana fisik
fisik (bangunan) (bangunan) penyimpanan,
penyimpanan, pengolahan pengolahan dan pemasaran
dan pemasaran sarana sarana produksi serta
produksi serta pemasaran pemasaran hasil tanaman
hasil tanaman pangan pangan wilayah kabupaten/
wilayah provinsi. kota.

15.Pengembangan 1. Penetapan kebijakan dan .1 Penyusunan statistik tanaman 1. Penyusunan statistik tanaman
Statistik dan pedoman perstatistikan pangan dan hortikultura pangan dan hortikultura
Sistem tanaman pangan dan wilayah provinsi. wilayah kabupaten/kota.
Informasi hortikultura.
Tanaman
Pangan dan 2. Pembinaan dan pengelolaan .2 Bimbingan penerapan sistem 2. Bimbingan penerapan sistem
Hortikultura data dan statistik serta sistem informasi tanaman pangan dan informasi tanaman pangan dan
informasi tanaman pangan hortikultura wilayah provinsi. hortikultura wilayah
dan hortikultura. kabupaten/kota.
- 140 -

PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAH
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
16. Pengawasan 1. Pengawasan dan evaluasi 1. — 1. —
dan Evaluasi pelaksanaan kebijakan,
norma, standar, kriteria,
pedoman dan prosedur di
bidang tanaman pangan dan
hortikultura.
- 141 -

PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAH
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
2. Perkebunan 1. Lahan 1.a. Penetapan kebijakan, pedoman 1.a. Bimbingan dan pengawasan 1.a. Penetapan kebutuhan dan
Perkebunan dan bimbingan pengembangan, rehabilitasi, pengembangan lahan
pengembangan, rehabilitasi, konservasi, optimasi dan perkebunan wilayah
konservasi, optimasi dan pengendalian perkebunan. kabupaten/kota.
pengendalian lahan
perkebunan.

.b — b. Penyusunan peta .b Penyusunan peta


pengembangan, rehabilitasi, pengembangan, rehabilitasi,
konservasi, optimasi dan konservasi, optimasi, dan
pengendalian lahan pengendalian lahan
perkebunan. perkebunan wilayah
kabupaten/kota.

.c — c. Pengembangan, rehabilitasi, .c Pengembangan, rehabilitasi,


konservasi, optimasi dan konservasi, optimasi dan
pengendalian lahan pengendalian lahan
perkebunan. perkebunan wilayah
kabupaten/kota.

2.a. Penetapan dan pengawasan 2.a. Penetapan dan pengawasan 2.a. Penetapan dan pengawasan
tata ruang dan tata guna lahan tata ruang dan tata guna tata ruang dan tata guna
perkebunan nasional. lahan perkebunan wilayah lahan perkebunan wilayah
provinsi. kabupaten/kota.

b. — b. Pemetaan potensi dan .b Pemetaan potensi dan


- 142 -

PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAH
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
.2 Pemanfaatan 1.a. Penetapan kebijakan, 1.a. Bimbingan pemanfaatan 1.a. Pemanfaatan sumber-sumber
Air Untuk pedoman, bimbingan dan sumber-sumber air untuk air untuk perkebunan.
Perkebunan evaluasi pemanfaatan air perkebunan.
untuk perkebunan.

.b — b. Bimbingan pemanfaatan air b. Pemanfaatan air permukaan


permukaan dan air tanah dan air tanah untuk
untuk perkebunan. perkebunan.

.c — c. Pemantauan dan evaluasi c. Pemantauan dan evaluasi


pemanfaatan air untuk pemanfaatan air untuk
perkebunan. perkebunan.

2.a. Penetapan kebijakan 2.a. Bimbingan pengembangan 2.a. Pengembangan sumber-


pengembangan teknologi dan sumber-sumber air untuk sumber air untuk perkebunan.
evaluasi pemanfaatan air perkebunan.
untuk perkebunan.

.b — b. Bimbingan pengembangan b. Pengembangan teknologi


teknologi irigasi air permukaan irigasi air permukaan dan
dan air bertekanan untuk irigasi bertekanan untuk
perkebunan. perkebunan.

.c — c. Pemantauan dan evaluasi c. Pemantauan dan evaluasi


pengembangan air untuk pengembangan air untuk
- 143 -

PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAH
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
3. Pupuk 1. Penetapan kebijakan dan 1. Pemantauan dan evaluasi 1. Bimbingan penggunaan
pedoman penggunaan pupuk. penggunaan pupuk. pupuk.

2. Pendaftaran dan pengawasan 2. — 2. —


formula pupuk.

3.a. Penetapan pedoman 3.a. Pengawasan pengadaan, 3.a. Pengawasan pengadaan,


pengawasan pengadaan, peredaran dan penggunaan peredaran dan penggunaan
peredaran dan penggunaan pupuk wilayah provinsi. pupuk wilayah
pupuk. kabupaten/kota.

b. — b. — b. Pengembangan dan
pembinaan unit usaha
pelayanan pupuk.

c. — c. — c. Bimbingan penyediaan,
penyaluran dan penggunaan
pupuk.

d. — d. Pemantauan dan evaluasi d. Pelaksanaan peringatan dini


ketersediaan pupuk. dan pengamanan terhadap
ketersediaan pupuk.

4. Penetapan standar mutu 4. Pengawasan standar mutu 4. Bimbingan penerapan standar


pupuk. pupuk. mutu pupuk.
- 144 -

PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAH
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
4. Pestisida 1. Penetapan kebijakan dan 1. Pelaksanaan kebijakan 1. Pelaksanaan kebijakan
pedoman penggunaan penggunaan pestisida wilayah penggunaan pestisida wilayah
pestisida. provinsi. kabupaten/kota.

2. Pendaftaran dan pengawasan 2. — 2. —


formula pestisida.

3.a. Penetapan pedoman 3.a. Pengawasan pengadaan, 3.a. Pengawasan pengadaan,


pengawasan pengadaan, peredaran dan penggunaan peredaran dan penggunaan
peredaran dan penggunaan pestisida wilayah provinsi. pestisida wilayah
pestisida. kabupaten/kota.

.b — b. — b. Pengembangan unit usaha


pelayanan pestisida.

.c — c. — c. Bimbingan penyediaan,
penyaluran dan penggunaan
pestisida.

.d — d. Pemantauan dan evaluasi d. Pelaksanaan peringatan dini


ketersediaan pestisida. dan pengamanan terhadap
ketersediaan pestisida.

.4 Penetapan standar mutu 4. Pengawasan standar mutu 4. Bimbingan penerapan standar


pestisida. pestisida. mutu pestisida.
- 145 -

PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAH
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
5. Alat dan Mesin 1. Penetapan kebijakan alat dan 1. Pelaksanaan kebijakan alat 1. Pelaksanaan kebijakan alat
Perkebunan mesin perkebunan. dan mesin perkebunan dan mesin perkebunan
wilayah provinsi. wilayah kabupaten/kota.

2. — 2. Identifikasi dan inventarisasi 2. Identifikasi dan inventarisasi


kebutuhan alat dan mesin kebutuhan alat dan mesin
perkebunan wilayah provinsi. perkebunan wilayah
kabupaten/kota.

3. Pendaftaran prototipe alat dan 3. Penentuan kebutuhan 3. Pengembangan alat dan mesin
mesin perkebunan. prototipe alat dan mesin perkebunan sesuai standar.
perkebunan.

4. Penetapan kebijakan standar 4. Penerapan standar mutu alat 4. Penerapan standar mutu alat
mutu alat dan mesin dan mesin perkebunan. dan mesin perkebunan.
perkebunan.

5. Pengujian mutu alat dan 5. — 5. —


mesin perkebunan dalam
rangka standarisasi.

6.a. Penetapan pedoman 6.a. Pembinaan dan pengawasan 6.a. Pengawasan standar mutu dan
pengawasan produksi, standar mutu alat dan mesin alat mesin perkebunan
peredaran, penggunaan dan perkebunan wilayah provinsi. wilayah kabupaten/kota.
pengujian alat dan mesin
perkebunan.
- 146 -

PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAH
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
8. Perlindungan 1. Penetapan kebijakan 1. — 1. —
Perkebunan perlindungan perkebunan.

2.a. Pengaturan dan penetapan 2.a. Pengamatan, identifikasi, 2.a. Pengamatan, identifikasi,
norma dan standar teknis pemetaan, pengendalian dan pemetaan, pengendalian dan
pengendalian OPT dan analisis analisis dampak kerugian analisis dampak kerugian
mitigasi dampak fenomena OPT/fenomena iklim wilayah OPT/fenomena iklim wilayah
iklim. provinsi. kabupaten/kota.

b. — b. Bimbingan pemantauan, b. Bimbingan pemantauan,


pengamatan, dan peramalan pengamatan, dan peramalan
OPT/fenomena iklim wilayah OPT/fenomena iklim wilayah
provinsi. kabupaten/kota.

c. — c. Penyebaran informasi keadaan c. Penyebaran informasi keadaan


serangan OPT/fenomena iklim serangan OPT/fenomena iklim
dan rekomendasi dan rekomendasi
pengendaliannya di wilayah pengendaliannya di wilayah
provinsi. kabupaten/kota.

d. — d. Pemantauan dan pengamatan d. Pemantauan dan pengamatan


daerah yang diduga sebagai daerah yang diduga sebagai
sumber OPT/fenomena iklim sumber OPT/fenomena iklim
wilayah provinsi. wilayah kabupaten/kota.

e. — e. Penyediaan dukungan e. Penyediaan dukungan


- 147 -

PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAH
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
9. Perizinan Usaha 1.a. Penetapan pedoman perizinan 1.a. Pemberian izin usaha 1.a. Pemberian izin usaha
usaha perkebunan (budidaya perkebunan lintas perkebunan wilayah
dan industri pengolahan). kabupaten/kota. kabupaten/kota.

b. — .b Pemantauan dan pengawasan b. Pemantauan dan pengawasan


izin usaha perkebunan lintas izin usaha perkebunan di
kabupaten/kota. wilayah kabupaten/kota.

10.Teknis 1. Penetapan pedoman teknis 1. Bimbingan penerapan pedoman 1. Bimbingan penerapan pedoman
Budidaya budidaya perkebunan. teknis budidaya perkebunan teknis budidaya perkebunan
wilayah provinsi. wilayah kabupaten/kota.
- 148 -

PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAH
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
11.Pembinaan 1.a. Penetapan pedoman 1.a. Bimbingan kelembagaan usaha 1.a. Bimbingan kelembagaan
Usaha pembinaan usaha perkebunan. tani, manajemen usaha tani usaha tani, manajemen usaha
dan pencapaian pola kerjasama tani dan pencapaian pola
usaha tani wilayah provinsi. kerjasama usaha tani wilayah
kabupaten/kota.

.b — .b Bimbingan pemantauan dan b. Bimbingan pemantauan dan


pemeriksaan hygiene dan pemeriksaan hygiene dan
sanitasi lingkungan usaha sanitasi lingkungan usaha
perkebunan wilayah provinsi. perkebunan wilayah
kabupaten/kota.

.c — .c Pelaksanaan studi amdal/UKL- c. Pelaksanaan studi amdal/UKL-


UPL di bidang perkebunan UPL di bidang perkebunan
wilayah provinsi. wilayah kabupaten/kota.

.d — .d Bimbingan pelaksanaan amdal d. Bimbingan pelaksanaan amdal


wilayah provinsi. wilayah kabupaten/kota.

.2 Penetapan program .2 Bimbingan penerapan 2. Bimbingan penerapan


kerjasama/kemitraan usaha pedoman/kerjasama kemitraan pedoman/kerjasama kemitraan
perkebunan. usaha perkebunan wilayah usaha perkebunan.
provinsi.
- 149 -

PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAH
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
12.Panen, Pasca 1.a. Penetapan kebijakan 1.a. Pemantauan dan evaluasi 1.a. Bimbingan penanganan panen,
Panen dan penanganan panen, pasca penanganan panen, pasca pasca panen dan pengolahan
Pengolahan panen dan pengolahan hasil panen dan pengolahan hasil hasil perkebunan wilayah
Hasil perkebunan. perkebunan wilayah provinsi. kabupaten/kota.

b. — .b Bimbingan peningkatan mutu b. Bimbingan peningkatan mutu


hasil perkebunan wilayah hasil perkebunan wilayah
provinsi. kabupaten/kota.

2. Penetapan pedoman perkiraan 2. Bimbingan penghitungan 2. Penghitungan perkiraan


kehilangan hasil perkebunan. perkiraan kehilangan hasil kehilangan hasil perkebunan
perkebunan wilayah provinsi. wilayah kabupaten/ kota.

3. Penetapan standar unit 3. Pengawasan standar unit 3. Bimbingan penerapan standar


pengolahan, alat transportasi, pengolahan, alat transportasi, unit pengolahan, alat
unit penyimpanan dan unit penyimpanan dan transportasi, unit penyimpanan
kemasan hasil perkebunan. kemasan hasil perkebunan dan kemasan hasil perkebunan
wilayah provinsi. wilayah kabupaten/kota.

4.a. Penetapan pedoman teknologi 4.a. Penyebarluasan dan 4.a. Penyebarluasan dan
panen, pasca panen dan pemantauan penerapan pemantauan penerapan
pengolahan hasil. teknologi panen, pasca panen teknologi panen, pasca panen
dan pengolahan hasil wilayah dan pengolahan hasil wilayah
provinsi. kabupaten/kota.

b. — .b — b. Bimbingan penerapan teknologi


- 150 -

PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAH
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
14. Sarana Usaha 1.a. Penetapan kebijakan dan 1.a. Pemantauan dan evaluasi 1.a. Bimbingan pengembangan
pedoman pengembangan pengembangan sarana usaha sarana usaha wilayah
sarana usaha. wilayah provinsi. kabupaten/kota.

.b — .b Bimbingan teknis .b Bimbingan teknis


pembangunan dan sarana fisik pembangunan dan sarana fisik
(bangunan) penyimpanan, (bangunan) penyimpanan,
pengolahan dan pemasaran pengolahan dan pemasaran
sarana produksi serta sarana produksi serta
pemasaran hasil perkebunan pemasaran hasil perkebunan
wilayah provinsi. wilayah kabupaten/kota.

15.Pengembangan 1. Penetapan kebijakan dan 1. Penyusunan statistik 1. Penyusunan statistik


Statistik dan pedoman perstatistikan perkebunan wilayah provinsi. perkebunan wilayah
Sistem perkebunan. kabupaten/kota.
Informasi
Perkebunan 2. Pembinaan dan pengelolaan 2. Bimbingan penerapan sistem 2. Bimbingan penerapan sistem
data dan statistik serta sistem informasi perkebunan wilayah informasi perkebunan wilayah
informasi perkebunan. provinsi. kabupaten/kota.
- 151 -

PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAH
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
16.Pengawasan 1. Pengawasan dan evaluasi 1. — 1. —
dan Evaluasi pelaksanaan kebijakan,
norma, standar, kriteria,
pedoman dan prosedur di
bidang perkebunan.

3. Peternakan 1. Kawasan 1. Penetapan pedoman tata cara 1. Penetapan dan pengawasan 1. Penetapan dan pengawasan
dan Peternakan penetapan dan pengawasan kawasan peternakan wilayah kawasan peternakan wilayah
Kesehatan kawasan peternakan. provinsi. kabupaten/kota.
Hewan
2.a. Penetapan peta potensi 2.a. Penetapan peta potensi 2.a. Penetapan peta potensi
peternakan. peternakan wilayah provinsi. peternakan wilayah
kabupaten/kota.

b.— b.Penetapan dan pengawasan b.Bimbingan penetapan kawasan


kawasan peternakan wilayah industri peternakan rakyat.
provinsi.

c. — c. Penetapan peta potensi c. Pengembangan lahan hijauan


peternakan wilayah provinsi. pakan.

3. Penetapan pedoman penetapan 3. Penerapan pedoman 3. Penetapan padang


padang pengembalaan. penetapan padang pengembalaan.
pengembalaan.
- 152 -

PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAH
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
2. Alat dan Mesin 1.a. Penetapan kebijakan alat dan 1.a. Penerapan kebijakan alat dan 1.a. Penerapan kebijakan alat dan
Peternakan dan mesin peternakan dan mesin peternakan dan mesin peternakan dan
Kesehatan kesehatan hewan dan kesehatan hewan dan kesehatan hewan dan
Hewan dan kesmavet. kesmavet wilayah provinsi. kesmavet wilayah kabupaten/
Kesehatan kota.
Masyarakat
Veteriner .b— b.Pemantauan, identifikasi dan b.Identifikasi dan inventarisasi
(Kesmavet) inventarisasi kebutuhan alat kebutuhan alat dan mesin
dan mesin peternakan dan peternakan dan kesehatan
kesehatan hewan dan hewan dan kesmavet.
kesmavet.

.2 Penetapan pedoman dan .2 Penerapan standar mutu dan .2 Pengawasan


standar mutu kebijakan alat alat dan mesin peternakan penerapan standar mutu alat
dan mesin peternakan dan dan kesehatan hewan dan dan mesin peternakan dan
kesehatan hewan dan Kesmavet wilayah provinsi. kesehatan hewan dan
kesmavet. kesmavet.

3.a. Penetapan pedoman 3.a. Pembinaan dan pengawasan


pengawasan produksi, standar mutu alat dan mesin 3.a. Pengawasan penerapan
peredaran, penggunaan dan peternakan dan kesehatan standar mutu alat dan mesin
pengujian alat dan mesin hewan dan kesmavet wilayah peternakan dan kesehatan
peternakan dan kesehatan provinsi. hewan dan kesmavet wilayah
hewan dan kesmavet. kabupaten/kota.

.b— .bPenerapan pedoman


- 153 -

PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAH
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
4. Obat hewan, .1 Penetapan kebijakan obat .1 Penerapan kebijakan obat 1. Penerapan kebijakan obat
Vaksin, Sera hewan. hewan wilayah provinsi. hewan wilayah
dan Sediaan kabupaten/kota.
Biologis .2 Penerbitan sertifikat Cara .2 Pemetaan identifikasi dan 2. Identifikasi dan inventarisasi
Pembuatan Obat Hewan yang inventarisasi kebutuhan obat kebutuhan obat hewan
Baik (CPOHB). hewan wilayah provinsi. wilayah kabupaten/kota.

3.a. Penetapan standar mutu obat 3.a. Penerapan dan pengawasan 3.a. Penerapan standar mutu obat
hewan. standar mutu obat hewan hewan wilayah
wilayah provinsi. kabupaten/kota.

.b — .b — .b Pengawasan peredaran dan


penggunaan obat hewan
tingkat depo, toko, kios dan
pengecer obat hewan wilayah
kabupaten/kota.
.c — .c — .c Bimbingan pemakaian obat
hewan di tingkat peternak.

.4 Pengawasan produksi dan .4 Pembinaan dan pengawasan 4. Bimbingan peredaran obat


peredaran obat hewan di peredaran obat hewan di hewan tingkat depo, toko, kios
tingkat produsen dan importir. tingkat distributor. dan pengecer obat hewan
wilayah kabupaten/kota.

.5 Penetapan pedoman produksi, .5 Pembinaan dan pengawasan 5. Pemeriksaan, pengadaan,


peredaran dan penggunaan peredaran obat hewan di penyimpanan, pemakaian dan
- 154 -

PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAH
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
5. Pakan Ternak 1. Penetapan kebijakan pakan 1. Penerapan kebijakan pakan 1. Penerapan kebijakan pakan
ternak. ternak di wilayah provinsi. ternak wilayah
kabupaten/kota.

2.a. Penetapan pedoman produksi 2.a. Bimbingan produksi pakan 2.a. Bimbingan produksi pakan
pakan ternak (konsentrat dan ternak dan bahan baku dan bahan baku pakan ternak
hijauan pakan) dan bahan pakan ternak wilayah wilayah kabupaten/kota.
baku pakan. provinsi.

b. — .b — b. Bimbingan penerapan
teknologi pakan ternak
wilayah kabupaten/kota.

3.a.Penetapan standar mutu 3.a. Penerapan standar mutu 3.a. Bimbingan standar mutu
pakan ternak. pakan ternak wilayah pakan ternak wilayah
provinsi. kabupaten/kota.

b. — .b Pembinaan dan pengawasan b. —


labelisasi dan sertifikasi
pakan ternak wilayah
provinsi.

c. — .c Labelisasi dan sertifikasi c. —


mutu pakan ternak.

4.a.Penetapan pedoman 4.a. Pengawasan mutu pakan dan 4.a. Pengawasan mutu pakan
- 155 -

PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAH
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
9. Penyebaran 1.a. Penetapan kebijakan dan 1.a. Penerapan dan pengawasan 1.a. Pelaksanaan kebijakan
dan pedoman penyebaran dan pelaksanaan kebijakan dan penyebaran pengembangan
Pengembangan pengembangan peternakan. pedoman penyebaran dan peternakan wilayah
Peternakan pengembangan peternakan kabupaten/kota.
wilayah provinsi.

.b — .b — .b Pemantauan penyebaran
ternak yang dilakukan swasta
wilayah kabupaten/kota.

2.a. Penetapan pedoman lalu lintas 2.a. Pemantauan lalu lintas ternak 2.a. Pemantauan lalu lintas ternak
ternak antar daerah. wilayah provinsi. wilayah kabupaten/kota.

.b — .b — .b Bimbingan melaksanakan
kebijakan penyebaran dan
pengembangan peternakan
wilayah kabupaten/kota.

.c — .c — .c Bimbingan pemantauan dan


penyebaran ternak yang
dilakukan swasta.

3.a. — 3.a. Pembinaan penetapan 3.a. Bimbingan pelaksanaan


pedoman lalu lintas ternak penetapan penyebaran ternak
bibit wilayah provinsi. wilayah kabupaten/kota.
- 156 -

PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAH
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
d. — d. Pembinaan dan pengawasan d. Bimbingan pengelolaan unit
pengelolaan unit pengolahan pengolahan, alat transportasi,
alat transportasi, unit unit penyimpanan hasil bahan
penyimpanan hasil bahan asal asal hewan wilayah
hewan wilayah provinsi. kabupaten/kota.

e. — e. Promosi komoditas peternakan e. Promosi komoditas peternakan


wilayah provinsi. wilayah kabupaten/kota.

f. — f. Pembinaan analisis usaha tani f. Bimbingan analisis usaha tani


dan pemasaran hasil dan pemasaran hasil
peternakan wilayah provinsi. peternakan wilayah
kabupaten/kota.

g. — g. Pembinaan kelembagaan g. Bimbingan kelembagaan


usaha tani, manajemen usaha usaha tani, manajemen usaha
tani dan pencapaian pola tani dan pencapaian pola
kerjasama usaha tani wilayah kerjasama usaha tani wilayah
provinsi. kabupaten/kota.
- 157 -

PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAH
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
h. — h. Pembinaan dan pengawasan h. Bimbingan pelaksanaan
penerapan standar teknis standardisasi teknis analisa
peternakan dan kesehatan usaha, pembinaan mutu dan
hewan, pembinaan mutu dan pengolahan hasil serta
pengelolaan hasil peternakan, pemasaran.
kelembagaan usaha tani,
pelayanan dan izin usaha.

i. — i. — i. Pembinaan mutu dan


pengelolaan hasil produk
olahan peternakan dan
keswan.

j. — j. Pembinaan dan pengawasan j. Bimbingan penerapan


penerapan teknologi panen, teknologi panen, pasca panen
pasca panen dan pengolahan dan pengolahan hasil
hasil peternakan wilayah peternakan wilayah
provinsi. kabupaten/kota.

k. — k. Pembinaan dan pengawasan k. Bimbingan pemantauan dan


pemeriksaan hygiene dan pemeriksaan hygiene dan
sanitasi lingkungan usaha sanitasi lingkungan usaha
peternakan wilayah provinsi. peternakan wilayah
kabupaten/kota.

l. — l. Pembinaan dan pelaksanaan l. Bimbingan dan pelaksanaan


- 158 -

PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAH
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
13. Panen, Pasca 1. Penetapan kebijakan 1. Pemantauan dan evaluasi 1. Bimbingan penanganan
Panen dan penanganan panen, pasca penanganan panen, pasca panen, pasca panen dan
Pengolahan panen dan pengolahan hasil panen dan pengolahan hasil pengolahan hasil peternakan
Hasil peternakan. peternakan wilayah provinsi. wilayah kabupaten/kota.
2. Penetapan metode perkiraan 2. Bimbingan perhitungan 2. Perhitungan perkiraan
kehilangan hasil budidaya perkiraan kehilangan hasil kehilangan hasil budidaya
peternakan. budidaya peternakan wilayah peternakan wilayah
provinsi. kabupaten/kota.

3. Penetapan standar unit 3. Pengawasan standar unit 3. Bimbingan penerapan standar


pengolahan, alat transportasi pengolahan, alat transportasi unit pengolahan, alat
dan unit penyimpanan dan dan unit penyimpanan dan transportasi dan unit
kemasan hasil peternakan. kemasan hasil peternakan penyimpanan dan kemasan
wilayah provinsi. hasil peternakan wilayah
kabupaten/kota.

4.a. Penetapan pedoman panen, 4.a. Penyebarluasan dan 4.a. Penyebarluasan dan
pasca panen dan pengolahan pemantauan penerapan pemantauan penerapan
hasil peternakan. teknologi panen, pasca panen teknologi panen, pasca panen
dan pengolahan hasil dan pengolahan hasil
peternakan wilayah provinsi. peternakan wilayah
kabupaten/kota.

.b — b. — b. Bimbingan penerapan
teknologi panen, pasca panen
dan pengolahan hasil
- 159 -

PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAH
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
14. Pemasaran 1. Penetapan pedoman 1. Pemantauan dan evaluasi 1. Bimbingan pemasaran hasil
pemasaran hasil peternakan. pemasaran hasil peternakan peternakan wilayah
wilayah provinsi. kabupaten/kota.

2. Promosi komoditas peternakan 2. Promosi komoditas peternakan 2. Promosi komoditas peternakan


nasional dan internasional. wilayah provinsi. wilayah kabupaten/kota.

3. Penyebarluasan informasi 3. Penyebarluasan informasi 3. Penyebarluasan informasi


pasar dalam dan luar negeri. pasar wilayah provinsi. pasar wilayah
kabupaten/kota.

15. Pengembangan 1. Penetapan kebijakan 1. Bimbingan penerapan sistem 1. Penerapan sistem


sistem statistik pengembangan sistem statistik perstatistikan dan informasi perstatistikan dan informasi
dan informasi dan informasi peternakan peternakan wilayah provinsi. peternakan wilayah
peternakan nasional. kabupaten/kota.
dan keswan

2. Pembinaan dan pengelolaan 2. Pengolahan sistem statistik 2. Pengumpulan, pengolahan dan


sistem statistik dan informasi dan informasi peternakan analisis data peternakan
peternakan nasional. wilayah provinsi. wilayah kabupaten/kota.
- 160 -

PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAH
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
3. Penetapan kebijakan dan 3. Pembinaan dan pengawasan 3. Bimbingan penerapan
pedoman perstatistikan penerapan perstatistikan perstatistikan peternakan dan
peternakan dan keswan peternakan dan keswan keswan wilayah
nasional. wilayah provinsi. kabupaten/kota.

4.a. Pembinaan dan pengelolaan 4.a. Pembinaan dan pengawasan 4.a. Bimbingan penerapan sistem
sistem statistik dan informasi penerapan sistem informasi informasi wilayah
peternakan dan kesehatan wilayah provinsi. kabupaten/kota.
hewan nasional.

b. — b. Pembinaan dan pengawasan b. —


pengumpulan, pengelolaan,
analisis, penyajian dan
pelayanan data dan statistik
peternakan dan kesehatan
hewan wilayah provinsi.

c. — c. Pembinaan dan pengawasan c. —


manajemen pengumpulan,
pengolahan data
komoditas/produksi
peternakan dan sumberdaya
strategis lintas
kabupaten/kota.
- 161 -

PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAH
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
d. — d. Pembinaan dan pengawasan d. —
pengumpulan, pengolahan,
analisis, penyajian dan
pelayanan data dan statistik
komoditas strategis.

e. — e. Pembinaan dan pengawasan e. —


pelayanan informasi
pembangunan peternakan dan
keswan wilayah provinsi.

f. — f. Pembinaan dan pengawasan f. —


terminal cyber space agribisnis
peternakan dan keswan
wilayah provinsi.

g. — g. Pembinaan dan pengawasan g. —


pengumpulan, analisis dan
informasi kebutuhan produk
peternakan dan keswan
wilayah provinsi.
- 162 -

PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAH
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
16.Pengawasan 1. Pengawasan dan evaluasi 1. — 1. —
dan Evaluasi pelaksanaan kebijakan, norma,
standar, kriteria, pedoman dan
prosedur di bidang peternakan
dan keswan dan kesmavet.
- 163 -

PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAH
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
4. Ketahanan 1. Ketahanan 1.a. Pengaturan, pengawasan dan 1.a. Identifikasi ketersediaan dan 1.a. Identifikasi potensi
Pangan Pangan pembinaan peningkatan keragaman produk pangan. sumberdaya dan produksi
ketersediaan dan keragaman pangan serta keragaman
pangan. konsumsi pangan masyarakat.

.b — .b Identifikasi kebutuhan b. Pembinaan peningkatan


produksi dan konsumsi produksi dan produk pangan
masyarakat. berbahan baku lokal.

.c — c. Koordinasi pencegahan dan c. Pembinaan pengembangan


pengendalian masalah pangan penganekaragaman produk
sebagai akibat menurunnya pangan.
ketersediaan pangan karena
berbagai sebab.

.d — d. — d. Pencegahan dan pengendalian


masalah pangan sebagai
akibat menurunnya
ketersediaan pangan.

2.a. Pengaturan dan koordinasi 2.a. Pembinaan cadangan pangan 2.a. Identifikasi cadangan pangan
cadangan pangan pemerintah masyarakat. masyarakat.
dan pembinaan cadangan
pangan masyarakat.

.b — b. Pengembangan dan b. Pengembangan dan


- 164 -

PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAH
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
2. Keamanan 1. Perumusan standar Batas 1. Pembinaan penerapan standar 1. Penerapan standar BMR
Pangan Minimum Residu (BMR). BMR wilayah provinsi. wilayah kabupaten/kota.

2. Penyusunan modul pelatihan 2. Pelatihan inspektur, fasilitator, 2. Pelatihan inspektur, fasilitator,


inspektur, fasilitator, Penyidik PPNS keamanan pangan PPNS keamanan pangan
Pegawai Negeri Sipil (PPNS) wilayah provinsi. wilayah kabupaten/kota.
keamanan pangan.

3. Pembinaan sistem manajemen 3. Pembinaan sistem manajemen 3. Pembinaan sistem manajemen


laboratorium uji mutu dan laboratorium uji mutu dan laboratorium uji mutu dan
keamanan pangan nasional. keamanan pangan provinsi. keamanan pangan
kabupaten/kota.

4.a. Monitoring otoritas kompeten 4.a. Monitoring otoritas kompeten 4.a. —


provinsi. kabupaten/kota.

.b — .b Pelaksanaan sertifikasi dan b. Pelaksanaan sertifikasi dan


pelabelan prima wilayah pelabelan prima wilayah
provinsi. kabupaten/kota.
- 165 -

PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAH
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
5. Penunjang 1. Karantina 1. Penetapan kebijakan dan 1. — 1. —
Pertanian pedoman perkarantinaan
pertanian (hewan dan
tumbuhan).

2. Pelaksanaan 2. — 2. —
perkarantinaan pertanian
(hewan dan tumbuhan).
- 166 -

PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAH
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
2. Pengembangan 1. Penetapan kebijakan SDM 1. Penetapan kebijakan SDM 1. Penetapan kebijakan SDM
Sumber Daya pertanian tingkat nasional. pertanian tingkat provinsi. pertanian tingkat
Manusia kabupaten/kota.
(SDM)
Pertanian 2. Penetapan persyaratan jabatan 2. Penerapan persyaratan 2. Penerapan persyaratan
pada institusi pertanian. jabatan pada institusi jabatan pada institusi
pertanian di wilayah provinsi. pertanian di wilayah
kabupaten/kota.

3. Perencanaan, pengembangan, 3. Perencanaan, pengembangan, 3. Perencanaan, pengembangan,


mutasi jabatan fungsional mutasi jabatan fungsional mutasi jabatan fungsional
(rumpun ilmu hayat dan non (rumpun ilmu hayat dan non (rumpun ilmu hayat dan non
rumpun ilmu hayat) nasional. rumpun ilmu hayat) wilayah rumpun ilmu hayat) di wilayah
provinsi. kabupaten/kota.

4. Pengkajian SDM pertanian. 4. — 4. —

5. Penetapan norma, standarisasi 5. — 5. —


kelembagaan pendidikan
keahlian pertanian.

6. Penyelenggaraan pendidikan 6. Penyelenggaraan pendidikan 6. Penyiapan tenaga didik/peserta


keahlian pertanian. keterampilan pertanian. pendidikan keahlian dan
keterampilan.

7. Penetapan norma, standar dan 7. Penerapan norma, standar dan 7. —


- 167 -

PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAH
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
4. Penelitian dan 1. Penetapan kebijakan arah dan 1. — 1. —
Pengembangan prioritas penelitian dan
Teknologi pengembangan pertanian.
Pertanian
2. Penelitian yang menghasilkan 2. Pemantauan dan pengawasan 2. Bimbingan, pendampingan
teknologi di bidang pertanian. penerapan teknologi pertanian dan pengawasan penerapan
spesifik lokasi. teknologi hasil penelitian dan
pengkajian.
3. Pembinaan, supervisi dan 3. Pembinaan, supervisi dan 3. —
fasilitasi pengkajian, fasilitasi pengembangan dan
diseminasi dan penerapan penerapan hasil pengkajian
teknologi/hasil pertanian. teknologi spesifik lokasi.
- 168 -

PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAH
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
5. Perlindungan 1. Pengawasan penerapan Hak 1. — 1. —
Varietas Kekayaan Intelektual (HKI) di
bidang Perlindungan Varietas
Tanaman (PVT).

2. Pengaturan dan pemberian 2. — 2. —


hak PVT kepada penemu
varietas baru.

3. Pemberian nama dan 3. Pemberian nama dan 3. Pemberian nama dan


pendaftaran varietas lokal yang pendaftaran varietas lokal pendaftaran varietas lokal
sebaran geografisnya meliputi yang sebaran geografisnya yang sebaran geografisnya
lintas provinsi. meliputi lintas pada satu kabupaten/kota.
kabupaten/kota.

4. Izin penggunaan varietas lokal 4. Izin penggunaan varietas lokal 4. Izin penggunaan varietas lokal
untuk pembuatan varietas untuk pembuatan varietas untuk pembuatan varietas
turunan esensial yang sebaran turunan esensial yang sebaran turunan esensial yang sebaran
geografisnya meliputi lintas geografisnya meliputi lintas geografisnya pada satu
provinsi. kabupaten/kota. kabupaten/kota.
- 169 -

PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAH
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
6. Sumber Daya 1.a. Menetapkan kebijakan 1.a. Pengaturan pembagian 1.a. Pengaturan hasil pembagian
Genetik (SDG) pengelolaan (pelestarian dan keuntungan yang diperoleh keuntungan yang diperoleh
pemanfaatan) sumber daya dari pemanfaatan SDG yang untuk konservasi SDG dan
genetik yang berkaitan dengan terdapat di beberapa kesejahteraan masyarakat.
akses dan pembagian kabupaten/kota yang ada di
keuntungan yang diperoleh provinsi tersebut.
dari pemanfaatan SDG secara
berkelanjutan.

b. — b. Pengawasan penyusunan .b Pengawasan penyusunan


perjanjian akses terhadap perjanjian akses terhadap
pembagian keuntungan dari pembagian keuntungan dari
pemanfaatan SDG yang ada di pemanfaatan SDG yang ada di
provinsi tersebut (kalau satu wilayahnya.
jenis SDG terdapat di
beberapa kabupaten/kota).

2. Pengaturan pemasukan dan 2. — .2 —


pengeluaran plasma nutfah
Convention on International
Trade Endanger Species
(CITES).
- 170 -

PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAH
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
.7 Standarisasi 1. Perumusan kebijakan sektor 1. Rekomendasi usulan 1. Rekomendasi usulan
dan Akreditasi pertanian di bidang kebijakan sektor pertanian di kebijakan sektor pertanian di
standarisasi. bidang standarisasi sesuai bidang standarisasi sesuai
pengalaman di daerah. pengalaman di daerah.

2. Penyusunan rencana dan 2. Rekomendasi aspek teknis, 2. Rekomendasi aspek teknis,


penetapan program sosial dan ekonomi dalam sosial dan ekonomi dalam
standarisasi sektor pertanian. penyusunan rencana dan penyusunan rencana dan
program standarisasi sektor program nasional di bidang
pertanian. standarisasi di daerah.

3. Koordinasi standarisasi 3. Koordinasi standarisasi sektor 3. Koordinasi standarisasi sektor


nasional sektor pertanian. pertanian di provinsi. pertanian di kabupaten/kota.

4. Perumusan rancangan 4. Koordinasi pengusulan 4. Pengusulan kebutuhan


Standar Nasional Indonesia kebutuhan standar yang akan standar yang akan
(SNI) sektor pertanian melalui dirumuskan sesuai kebutuhan dirumuskan.
konsensus untuk ditetapkan daerah.
sebagai SNI.
5. Rekomendasi aspek teknis, 5. Rekomendasi aspek teknis,
5. Penetapan pemberlakuan sosial dan bisnis dalam sosial dan bisnis dalam rencana
SNI wajib. rencana pemberlakuan wajib pemberlakuan wajib SNI serta
SNI serta memberikan usulan mengusulkan usulan
pemberlakuan wajib SNI. pemberlakuan wajib SNI.

6. Penerapan sistem manajemen 6. Penerapan sistem manajemen


- 171 -

Anda mungkin juga menyukai