Buku ini, merupakan sebuah petunjuk praktis bila anda akan membawa
wisatawan minat khusus dari nusantara ataupun mancanegara. Minat
khusus, maksudnya wisatawan yang khusus ingin mengunjungi lokasi
yang dikehendaki untuk mengetahui lebih banyak atau belajar tentang
potensi daerah yang dikunjungi. Daerah-daerah yang banyak dikunjungi
adalah kawasan yang dilindungi seperti taman nasional, cagar alam, hutan
wisata, hutan lindung atau ke lokasi pertanian (agrowisata), dan lokasi lain
yang dianggap wisatawan menarik untuk dikunjungi dan dipelajari.
Misalnya kebudayaan, adat istiadat, peninggalan sejarah, dsb.
Mulanya buku yang disusun ini, sebagian merupakan bahan pelatihan yang
disiapkan bagi para pemandu lokal, yang diterbitkan Yayasan Alami, untuk
masyarakat di sekitar kawasan Taman Nasional Gunung Halimun. Namun
setelah dilengkapi dengan berbagai bahan, dan ditambah dengan berbagai
pelatihan dibeberapa daerah, maka buku ini dapat digunakan pemandu
lokal untuk semua daerah, atau pemandu yang sering memandu namun
ingin mendalami masalah pemanduan di alam bebas.
Bahan yang ada di dalam tulisan dan petunjuk ini, merupakan rangkaian
pengalaman penulis ketika membawa sejumlah wisatawan nusantara
ataupun mancanegara, sekelompok pelajar yang ingin belajar tentang alam
dan kehidupan, pelatihan yang dilakukan oleh berbagai instansi dan
organisasi serta rangkuman beberapa buku bacaan yang ada kaitannya
dengan ecoturism (ekowisata).
2
yang yang unik, aneh, dan baru pertama kali dilihat oleh wisatawan, serta
menjelaskan bagaimana cara-cara agar si pengunjung memperhatikan apa
yang kita jelaskan, mempercayai yang kita terangkan dan membuat
wisatawan senang, gembira, puas dan berkesan selama kunjungan.
Penyusun,
3
PENDAHULUAN
Akan tetapi bentuk wisata ini berlainan dengan wisata alam atau wisata
petualangan (adventure). Bila wisata petualangan lebih mengandalkan
kekuatan fisik, seperti panjat tebing, arung jeram, atau melakukan
4
perjalanan petualangan di alam bebas yang memerlukan fisik yang kuat.
Sedangkan ekowisata lebih cenderung untuk belajar mengetahui kehidupan
alam, mendidik wisatawan, memberikan informasi dan penjelasan bagi
mereka yang datang ke lokasi wisata. Selain itu ekowisata juga menekan
sekecil mungkin dampak negatif terhadap lingkungan serta
menguntungkan bagi masyarakat di sekitarnya dan lingkung an yang
dikunjungi.
Informasi yang benar tentang jenis, fungsi, perilaku, keadaan alam bagi
wisatawan adalah sangat penting artinya. Sehingga mereka mengenal,
mengetahui dan akhirnya mencintai alam dan kehidupannya itu sendiri.
Oleh karena itu, mulai saat ini, sudah mampukah kita memberikan
informasi, layanan dan penjelasan kepada wisatawan tentang kehidupan di
5
alam ?. Mudah-mudahan setelah membaca buku ini, akan menambah
pengetahuan tentang memandu wisatawan ekowisata.
6
PARIWISATA, EKOWISATA DAN
JENIS-JENIS WISATAWAN
A.. PARIWISATA & JENIS-JENIS WISATAWAN
1. Pengertian Pariwisata
Pariwisata berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri dari 2 suku kata, yaitu
pari berarti penuh, seluruh atau penuh sedangkan wisata artinya perjalanan.
Sehingga secara keseluruhan, pariwisata dapat diartikan keseluruhan
fenomena atau gejala dan hubungan yang ditimbulkan oleh perjalanan dan
atau persinggahan yang dilakukan oleh seseorang di luar tempat tinggalnya
untuk berbagai tujuan. Tetapi perjalanan tersebut bukan untuk tinggal
menetap di tempat yang dikunjungi atau disinggahi, atau melakukan
pekerjaan untuk mendapatkan upah.
2. Jenis-Jenis Wisata
Ada beberapa jenis wisata yang selama ini dikenal, tergantung dari daerah
tujuannya atau dari kunjungan tersebut mendapatkan suatu pengalaman
atau hasil yang di harapkan. Jenis-jenis tersebut antara lain :
x Wisata alam : adalah bentuk perjalanan ke suatu tempat yang masih
alami, yang belum mendapatkan banyak gangguan. Misalnya
berkunjung ke hutan seperti hutan lindung, taman nasional, cagar alam,
hutan wisata dsb. Atau ke gunung, dengan pemandangan, suhu dan
suasana yang sejuk, ata bahkan mengunjungi ke indahan laut baik laut
panoramanya ataupun pemandangan kehidupan di dasar laut.
Wisatawan melakukan kegiatan-kegiatan tertentu yang sekedar untuk
melihat dan mengetahui keindahan alam lebih dekat. Ada kalanya
wisata alam ini mempunyai kegiatan sedikit menantang yang dilakukan
oleh pelakunya, sehingga memerlukan kekuatan fisik, mental dan
keberanian misalnya menjelajah hutan, memanjat tebing, arung jeram
dsb. Namun ada pula yang sekedar melihat dan menikmati akan
keindahan alam, mereka tidak perlu mengeluarkan tenaga, cukup
datang ke tempat yang dituju, duduk dan menikmati kesejukan dan
kesegaran udara, keragaman tumbuhan dan binatang dsb.
7
x Wisata kebudayaan : adalah perjalanan ke pusat-pusat kebudayaan
dengan maksud untuk mengetahui lebih dekat, bentuk kebudayaan dari
masyarakat tertentu. Apabila tertarik, biasanya dilanjutkan dengan
belajar.
B. EKOWISATA
Wisata ini memang berbeda dengan jenis wisata yang telah disebutkan
diatas. Bentuk ini lebih cenderung bersifat pendidikan yaitu mendidik,
8
menginformasikan kepada wisatawan tentang alam dan lingkungan yang
dikunjungi. Misalnya seorang dukun desa yang ahli dengan obat-obatan
tradisional, mengajari wisatawan tentang cara-cara membuat obat yang
diperlukan serta ramuan-ramuan yang diperlukan yang terdiri dari
beberapa jenis tumbuhan dan bagian-bagiannya. Atau seorang peneliti,
menjelaskan perilaku binatang tertentu yang dipelajari kepada pengunjung
dsb.
1. Jenis-Jenis Wisatawan
Memang tak ada ketentuan di dalam pengelompokan wisatawan yang
datang ke daerah tujuan wisata, akan tetapi agar mudah di dalam
pelayanan, di bawah ini ada beberapa jenis wisatawan yang umumnya
datang atau dilayani oleh biro perjalanan wisata atau pemandu untuk
mengunjungi ke berbagai daerah. Kelompop-kelompok wisatawan tersebut
antara lain :
a). Explorer
Yaitu wisatawan, umumnya jumlah terbatas, mempunyai jiwa
petualang. Mereka tidak memerlukan tempat khusus untuk
menginap ataupun makan, lebih senang berinteraksi langsung
dengan masyarakat, sifatnya tidak terlalu banyak mengeluarkan
uang, karena terbatas. Termasuk didalamnya adalah wisatawan yang
ingin melihat keindahan alam bebas, mendaki gunung. Umur
berkisar 25 - 45 tahun.
9
orang berada, memerlukan tempat dan pelayanan khusus, dan sering
melakukan perjalanan panjang dari satu tempat ke tempat lain.
Kelompok ini termasuk juga para ilmuwan, umur berkisar 30 - 70
tahun.
10
¡ Apa bila turis melakukan sesuatu yang menurut pandangan masyarakat
desa, merupakan hal yang tabu, maka pemandu wajib memperingatkan.
¡ Pada saat istirahat/tidur, biasanya turis menyukai situasi yang tenang.
¡ Turis adalah pembeli (=raja) yang biasanya menuntut banyak yang
sesuai dengan apa yang dibeli. Misalnya, dalam suatu paket dituliskan
makan sesuatu, tapi tidak tersedia, dan tidak ada pemberitahuan,
biasanya turis akan menuntut. Hal itu wajar, karena di negaranya
mereka biasa dengan keterusterangan.
11
MENJADI PEMANDU
Daya pikir dan daya nalar merupakan salah satu yang perlu dipersiapkan
dari awal. Seorang yang berpendidikan tinggi bukanlah merupakan suatu
faktor yang menentukan baik buruknya menjadi pemandu. Sangat penting
bagi seorang pemandu adalah berpikir praktis dan sistematis di dalam
menjalankan tugasnya menjadi pemandu wisata.
12
9Kapan, hal ini menyangkut masalah waktu. Suatu hal yang perlu
mendapatkan perhatian adalah selalu tepat waktu. Dengan
memperkirakan waktu yang diperlukan dalam suatu perjalanan.
9Dimana, erat kaitannya dengan daerah tujuan wisata atau obyek
yang akan dituju. Sehingga seorang pemandu sudah menyiapkan
suatu ceritera yang menarik untuk wisatawan.
9Bagaimana, menyangkut pelaksanaan di lapangan. Berkenan atau
tidak suatu obyek yang akan disajikan, atau kemungkinan
menyangkut tentang perjalanan atau cara/tehnik dalam pemanduan
yang akan digunakan.
9Berapa, menyangkut jumlah orang yang akan dipandu. Dengan
demikian akan tahu persis hal-hal yang harus persiapan.
Penampilan diri yang segar, tubuh yang prima, pikiran jernih sedang
tidak kacau, semangat, tampak gembira selama mendampingi dan
memberikan penjelasan kepada wisatawan, merupakan salah satu kunci
sukses di dalam memandu. Kondisi yang demikian akan tercapai bila
selalu menjaga kondisi tubuh. Sebab, apabila kondisi tubuh kita sedang
tidak sehat, atau pikiran sedang kacau, maka di dalam menyiapkan atau
menjelaskan suatu ceritera, akan tidak tercapai suatu yang diharapkan.
Kemungkinan akan membuat wisatawan kecewa. Untuk itu apabila
pikiran sedang tidak jernih, banyak masalah, sebaiknya tidak memandu.
C. Persiapan Pengetahuan
13
pemanduan. Bagaimana pemandu akan berceritera atau menjelaskan
suatu obyek bila tidak mampu untuk berkomunikasi ?.
9Menghadapi wisatawan. Ada kalanya seseorang sudah akan “grogi”
atau “kaku” sebelum bertemu dengan wisatawan. Oleh karena itu
tehnik menghadapi dan menghilangkan rasa keraguan menghadapi
wisatawan, seorang pemandu perlu mempelajarinya. Ada beberapa
cara yang sederhana untuk menghilangkan kegrogian, atau takut
salah dalam berceritera atau menginformasikan sesuatu. Anggaplah
bahwa yang mengetahui ceritera itu hanyalah anda, dan wisatawan
yang umumnya baru datang tidak mengerti atau belum tahu benar
tentang obyek yang diceriterakan.
9Tehnis pelaksanaan. Seorang pemandu tidak akan dapat bekerja
sendiri, tanpa ada kerjasama dengan biro perjalanan. Seorang
pemandu tidak akan mengerti atau puas tidaknya penlayanannya
yang diberikan kepada wisatawan yang dipandu, tanpa mengadakan
evaluasi diri. Seorang pemandu mempunyai tehnik tersendiri di
dalam memandu. Mengenai hal-hal tehnis di lapangan, seorang
pemandu harus memiliki kerjasama dengan siapa saja bila ingin
meningkatkan karirnya.
14
9. Tidak sekali-kali meminta imbalan lebih dari yang seharusnya
dibayar oleh wisatawan, jangan mengharap atau meminta imbalan
dalam menjalankan tugas.
10. Tidak mengkritik atau berkata negatif terhadap pelayanan pemandu
wisata lain dihadapan wisatawan, dan tidak menganjurkan
wisatawan berkunjung ke obyek wisata yang tidak baik kondisinya.
E. Beberapa Istilah
Selain istilah Pemandu atau Pramuwisata, ada beberapa istilah yang sering
digunakan atau dipakai selama melakukan perjalanan. Istilah-istilah
tersebut antara lain :
15
4.2. Penunjuk Jalan
Adalah seseorang yang menjadi petunjuk dalam suatu perjalanan
karena pengalaman melewati suatu daerah tertentu.
4.3. Penterjemah
Adalah seseorang yang karena keahliannya dan menguasai bahasa
tertentu, mengalih bahasakan dari pemandu/masyarakat ke dalam
bahasa turis yang didampingi.
4.4. Porter
Adalah pembawa barang - barang milik rombongan.
Pemandu wisata dapat dilakukan oleh siapa saja yang merasa dirinya
mampu untuk mengantarkan seseorang mengunjungi tempat yang
dikehendaki. Misalnya mengantarkan wisatawan ke kawasan yang
dilindungi seperti taman nasional, hutan wisata, cagar alam atau lokasi
peninggalan sejarah seperti candi, kebudayaan, adat istiadat dan
sebagainya. Namun dapat juga mengantarkan ke tempat-tempat tertentu
yang memiliki daya tarik tersendiri seperti pertanian, perkebunan,
perikanan atau dapat juga daerah yang dibuat untuk tujuan pariwisata
seperti Taman Mini Indonesia, Kebun Binatang, Ancol, Wisata Laut dan
masih banyak lagi.
Walaupun setiap orang dapat melakukannya, tetapi ada beberapa hal yang
perlu disiapkan seseorang yang ingin menekuni sebagai penjual jasa
pelayanan seperti pemandu, khususnya pemandu ekowisata. Di bawah ini
ada beberapa hal yang perlu disiapkan sebelum menjadi pemandu
ekowisata, antara lain :
16
artinya sebagai bahan ceritera untuk turis yang senang
mempelajari seni dan budaya.
Alam lingkungan (tumbuhan dan satwa), panorama : Sebagai
pemandu ekowisata, selayaknya mengetahui sedikit banyak
tentang kehidupan satwa ataupun tumbuhan, dan tempat
pemandangan yang indah. Paling tidak mengenal suara satwa,
binatang yang hidup di sekitarnya dan mengenal tumbuhan
apalagi bila tahu khasiat dan manfaat suatu tumbuhan tertentu,
akan sangat menarik untuk diceriterakan kepada turis.
Kondisi medan : atau keadaan medan atau lokasi yang menjadi
tujuan berwisata. Ini harus tahu benar jangan sampai saat
membawa turis tersesat.
5.3. Bahasa
Memang sebaiknya setiap pemandu menguasai bahasa asing
(minimal bahasa Inggris), namun kemampuan berbahasa Inggris ini
jangan dijadikan suatu kendala, pengetahuan alam lebih penting.
Bahasa Inggris dapat dipelajari setahap demi setahap, misalnya
masyarakat yang menjadi pemandu wisata lokal dapat belajar secara
17
langsung dengan pemandu wisata yang sudah berpengalaman dari
Biro Perjalanan Wisata yang membawa tamu ke daerah tersebut.
18
x Menyiapkan Bahan Ceritera
Menyiapkan bahan ceritera untuk wisatawan yang akan datang,
memerlukan cara tersendiri. Setiap pemandu, tentu mempunyai cara
dan gaya yang berbeda. Khusus mengenai ceritera untuk wisatawan
ekowisata, tentunya tidak jauh dari masalah kehidupan di alam
beserta adat istiadat masyarakat di sekitarnya. Dibawah ini ada
beberapa cara yang dapat digunakan untuk acuan dalam pembuatan
ceritera yang menarik.
1. Siapkan bahan ceritera, khususnya yang akan diceriterakan di
hutan atau di lokasi, misalnya satwa yang mungkin akan
ditemui, tumbuhan atau kebudayaan masyarakat.
2. Pilih satwa-satwa yang biasa ditemui dan ceriterakan
kebiasaan perilakunya, tentu mempunyai perilaku yang unik
dan lucu.Kemas ceritera tersebut dengan menggunakan
bahasa yang menarik, sehingga mengundang keingintahuan
wisatawan untuk mendengarkannya. Misalnya, mengapa
monyet ekor panjang atau kunyuk atau bedes atau kra (Macaca
fascicularis) juga dalam bahasa Inggris disebut “Crabs eating
macaque”. Kisah ceritera yang lucu, bahwa monyet ini sering
makan kepiting. Mereka mempunyai cara tersendiri saat
memancing kepiting dengan ekornya. Ekor dimasukkan ke
dalam lubang, monyet tersebut diam dan bersabar menanti
seperti halnya orang memancing ikan. Bila ekornya sudah
merasakan digigit kepiting, perlahan-lahan monyet tersebut
menarik ekornyanya atau berjalan pelan-pelan. Sampai
dipermukaan, dengan cepat monyet tersebut menangkap
kepiting. Dengan mengemas ceritera yang menarik, lucu
tersebut, akan menarik perhatian kepada pengunjung,
sehingga keinginan tahuan dan minat pengunjung akan
bertambah untuk lebih banyak mendengar ceritera yang
serupa.
3. Cara yang mudah untuk membuat ceritera, bila semua
pemandu lokal telah sepakat dan membuat route perjalanan,
sehingga selama dalam perjalanan, sudah ada tempat-tempat
tertentu yang dibuat sebuah ceritera. Misalnya dengan
menandai sebuah pohon yang mempunyai khasiat sebagai
bahan obat-obatan. Sehingga setiap pemandu yang membawa
wisatawan akan selalu ingat menceriterakan pohon tersebut.
Atau ceritera apa saja sepanjang route yang telah dibuat,
misalnya sawah, kebiasaan masyarakat mengusir satwa liar
dengan menggunakan patung, tempat keramat dsb. Untuk
membuat ceritera ini, sebelumnya dilakukan survey dan
19
identifikasi, sehingga dapat dibuat poin-poin yang menarik
(point of interest) untuk sebuah ceritera.
G. Memandu.
7.1. Tersenyum
Dengan senyuman mengandung seribu arti. Maksudnya, dengan raut
wajah yang ceria, para pengunjung akan menganggap diri kita sebagai
20
pemandu, merasa senang dengan kedatangan mereka, sehingga apa
yang akan kita sampaikan kepada pengunjung akan diterima dengan
senang hati. Khususnya penyampaian informasi di lapangan sebaiknya
dijelaskan dengan santai, sehingga tamu-tamu kita yang sebenarnya
adalah wisatawan yang ingin belajar dari alam, mengisi liburan, akan
menerima dan senang hati mendapatkan informasi yang kita berikan.
7.5. Perumpamaan
Berikan perumpamaan seolah-olah kehidupan di hutan itu seperti
kehidupan manusia. Misalnya, kehidupan di hutan itu sangat ramai bila
di pagi hari seperti Owa-owa , dan burung, selalu bernyanyi sahut
menyahut layaknya manusia yang sedang berpaduan suara. Atau
tumbuhan juga mempunyai perasaan, bila diperlakuan dengan kasih
sayang, mereka juga akan tumbuh subur dsb.
21
7.6. Bagaimana Menjadi Pemandu Yang Disukai Dan Menyenangkan
Pernahkah terpikirkan oleh seorang pemandu akan suatu istilah
Hospitality Industry (Industri keramahtamahan) ?. Banyak pengertian
tentang hal ini. Orang akan bahagia dan senang apabila kebutuhan
mereka dipenuhi sesuai dengan yang diharapkan. Sebaliknya seseorang
tidak akan merasa senang dan bahkan frustrasi bila kebutuhannya tidak
dapat dipenuhi. Walaupun hal ini kelihatannya sangat sederhana akan
tetapi merupakan titik kunci bagi pemandu untuk menjadi pendamping
yang disukai dan menyenangkan.
22
TUGAS & SIKAP
SEORANG PEMANDU EKOWISATA
23
Memberikan kesempatan bagi wisatawan untuk turut serta dalam
kegiatan sosial budaya masyarakat setempat sepanjang tidak
bertentangan dengan nilai yang berlaku.
24
Menjamin tingkat kenyamanan sesuai dengan kondisi setempat
mengatur dan membatu perijinan.
25
mengunjungi obyek yang dituju. Misalnya ke persawahan,
perladangan, atau pekerjaan lain. Di sini harus diingat, umumnya
wisatawan ekowisata, kurang menyenangi pekerjaan yang merusak
lingkungan dan lebih tertarik pada usaha pelestarian alam. Apabila
secara tidak sengaja menemui hal yang merusak alam, maka kita
dapat menjelaskan apa adanya (tidak boleh bohong dan ditutupi),
namun dapat disinggung usaha untuk memperbaiki atau mencari
pekerjaan alternatif. Dapat juga dijelaskan adanya usaha penyuluhan
dan pendidikan konservasi terhadap masyarakat, untuk
meningkatkan kehidupan dan memberikan nilai tambah tanpa
mengganggu kelestarian lingkungan.
3. Untuk kehidupan liar di hutan, ada beberapa hal yang perlu
diketahui dan sedapat mungkin untuk menceriterakannya, tidak
perlu bersuara keras. Jelaskan bila ada suara-suara binatang di hutan.
Sebisa mungkin anda menjawab bila dengan pasti mendengarkan
sendiri, dan jawabannya tidak bohong. Bila tidak tahu, katakan,
dengan kata-kata “mungkin” atau “menyerupai” suara anu. Untuk
menuju ke suatu tempat, harus diingat “jangan sampai menjanjikan
bertemu dengan satwa” dan sebelum berangkat, katakan “ bila kita
beruntung, kita akan bertemu dengan binatang yang dimaksud”.
Jangan sampai membuat kecewa para turis yang tidak bertemu
dengan binatang.
4. Bila melihat binatang yang cepat bergerak, sebaiknya kita
memberikan kode dengan bahasa tubuh atau gerakan terlebih dahulu
agar turis berhenti tidak bergerak dan tidak mengeluarkan suara
berisik. Setelah pasti binatang yang dimaksud tidak akan bergerak,
saatnyalah untuk memberitahukan kepada wisatawan yang kita
bawa.
5. Menjelaskan mengenai tumbuhan, terangkan dengan jelas,
manfaatnya (bila ada), beracun atau tidak. Bila ada manfaatnya,
untuk apa (obat tertentu - menyembuhkan penyakit apa). Bila
beracun, racunnya kuat atau tidak, kalau keracunan penangkalnya
apa, dsb.
26
PEMBUATAN PAKET WISATA DAN
PENENTUAN HARGA JUAL
A. PEMBUATAN PAKET PERJALANAN
Paket wisata yang dibuat untuk wisatawan, sangat penting artinya di dalam
mengembangkan pariwisata dan meningkatkan kunjungan wisatawan ke
daerah. Paket ini berupa sebuah rencana perjalanan dari satu tempat ke
tempat yang lain, lokasi yang menarik dan layak dikunjungi dsb.
Semuanya itu penting artinya agar wisatawan yang membeli atau mengikuti
paket yang dibuat dapat mempersiapkan diri dengan daerah atau medan
yang dikunjungi. Serta kegiatan harian, apa saja yang akan ditonton, dilihat,
ditemui dsb
27
MELIHAT PENDIDIKAN GAJAH DI TN WAY KAMBAS, MENGENAL
MASYARAKAT BADUY, BERKUNJUNG KE PUSAT REHABILITASI
ORANGUTAN DI KALIMANTAN DAN KEMEGAHAN CANDI
BOROBUDUR.
8 Hari, 7 malam
HARI 01 : (L/D)*
Dari Bandara Bandar Lampung dilanjutkan perjalanan menuju Tanjung
Karang (1 jam), makan siang di Restoran X kemudian menuju TN Way
Kambas ( 3 Jam) melihat Pusat Pelatihan Gajah. Sore hari menuju Way
Kanan, menginap 1 malam (makan malam)
Hari : 02 (B/L/D).
Pagi-pagi setelah makan pagi, menelusuri jalan setapak keliling hutan.
Kembali ke penginapan, setelah makan siang, menuju ke Bandar
Lampung dan selanjutnya ke Bakauheni, menyeberang dengan Fery
menuju Merak dilanjutkan ke Pantai Carita menginap di Hotel X dan
makan malam.
Hari 03 : (B/L/D).
Pagi-pagi sekali seusai sarapan, ke perkampungan Baduy, makan siang di
restoran x. Sore hari perjalanan dilanjutkan ke Jakarta, menginap di hotel
x.
Hari 04 : (B/L/D).
Seusai makan pagi, ke Bandara Halim Perdana Kesuma, untuk
selanjutnya terbang dengan Merpati menuju ke Pangkalan Bun. Setibanya
di Bandara, makan siang di Restoran, kemudian dengan perahu diesel
menuju ke Hotel yang berdekatan dengan taman nasional, makan malam
di hotel.
Hari 05 : (B/L/D).
Pagi-pagi seusai makan pagi, ke Kam Leakey, dengan perahu, melihat
lokasi pelepasan orangutan. Berjalan ke hutan dengan membawa
makanan siang. Sore hari Pk 16.00 melihat pemberian makan orangutan,
selanjutnya kembali ke hotel.
Hari 06 : (B/L/D).
Kembali ke Bandara, dan terbang menuju ke Semarang dan dilanjutkan
ke Yogyakarta. Dari Semarang menggunakan kendaraan darat, ke Candi
Borobudur, hingga sore hari dan menginap di Yogyakarta.
Hari 07 : (B/L/D)
Keliling kota, melihat Keraton Jogja, belanja suvernir, ke Candi
Prambanan, Candi Sewu, dan kembali ke Hotel.
Hari 08 : (B/L/D).
Ke Bandara Adisucipto untuk melanjutkan perjalanan selanjutnya.
* (artinya sarapan B/Breakfast, makan siang -L/lunch dan makan malam -
D/dinner)
28
Di atas hanya sebuah contoh, pembuatan paket perjalanan yang
dikombinasikan dengan daerah lain. Khusus untuk pembuatan paket wisata
lokal, dapat dibuat sebaik mungkin, untuk mengunjungi ke daerah tertentu,
lamanya perjalanan dan perincian biaya, sesuai dengan kondisi daerah
setempat.
29
biaya yang dikeluarkan oleh penjual. Misalnya harga paket untuk 3 hari 2
malam kunjungan ke Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah.
Untuk memudahkan perhitungan, agar lebih terinci dan tidak salah hitung,
hitunglah pengeluaran secara harian. Untuk lebih terinci lihat contoh
perhitungan perjalanan halaman berikut.
30
*. Tiket masuk taman nasional 2000 12000 2 orang/3hari
*. Assuransi 2500 12000 idem
*. Tiket perahu 2000 6000 3 hari
3 Transportasi
Darat/taxi
*. Bandara-Pelabuhan-Bandara 15000 15000 2 taxi
*. Carter 2 hari 75000 150000 1 car
Transportasi sungai
*. Klotok/perahu disel 4 75000 300000 1 klotok
hari/carter
5 Makanan
*. Makan siang di Hotel (1x) 20000 20000
*. Makan malam di Lodge (3x) 20000 600000
*. Makan siang kotak (3x) 10000 300000
*. Makan malam di Hotel (1x) 20000 20000
*. Buah-buahan 20000 10000
*. Aqua 10000 10000
6 Guide + Assisten
*. 1 Guide x 5 hari 50000 250000
*. 1 Assistant x 5 days 20000 100000
Total 1.166.270
31
1 Donasi
*. Tour Object 5000 15000 2 object CL/NL
*. Masyarakat/kelomp./organisasi 25000 25000
3 Transportasi
Darat/taxi
*. Bandara-Pelabuhan-Bandara 15000 30000 2 taxi
*. Carter 2 hari 75000 150000 1 car
Transportasi sungai
*. Klotok/perahu disel 4 hari/carter 75000 300000 1 klotok
5 Makanan
*. Makan siang di Hotel (1x) 20000 80000
*. Makan malam di Lodge (3x) 20000 240000
*. Makan siang kotak (3x) 10000 120000
*. Makan malam di Lodge (1x) 20000 80000
*. Buah-buahan 20000 20000
*. Aqua 10000 20000
6 Guide + Assisten
*. 1 Guide x 5 hari 50000 250000
*. 1 Assistant x 5 days 20000 100000
Total 3.135.080
*) Catatan :
Biaya diatas adalah biaya operasional di lapangan, tanpa tiket pesawat terbang. Jadi
pemandu atau agen biro perjalanan hanya bertanggung jawab dari bandara dan
kembali lagi ke bandara. Di luar itu, tanggung jawab wisatawan.
32
Keuntungan perusahaan 50 % : Rp 391.885,*)
Jadi harga jual ke wisatawan untuk setiap orang : Rp 1.175.655,-
Untuk harga jual paket, semakin banyak wisatawan yang dibawa, harga
paket setiap orangnya semakin murah, hal ini dikarenakan untuk meyewa
alat transportasi, membayar pemandu, penunjuk jalan atau porter, bisa
bersama-sama sehingga lebih ringan, lihat dan bandingkan perhitungan di
atas. Perlu diingat harga perhitungan untuk satu orang, sebaiknya tidak
langsung dikalikan dengan jumlah wisatawan yang akan dibawa
seandainya akan menjual paket.
33
DASAR-DASAR EKOLOGI & PELESTARIAN
ALAM PEMANDU EKOWISATA
Bumi ini adalah milik kita bersama, milik keluarga kita, milik orang-orang yang masih hidup,
milik orang-orang yang sudah mati dan milik anak-anak kita yang belum lahir. Untuk itu mari
kita jaga dan kita lestarikan bersama-sama.
Sebagai seorang pemandu, hal ini harus dimengerti dengan benar. Karena
pengertian ini menjadi dasar untuk menjelaskan masalah kehidupan di
alam, masalah pelestarian alam dan masalah kehidupan manusia itu sendiri.
Apabila sudah dipahami, maka tindak tanduk seorang pemandu selalu
berwawasan lingkungan, ikut memelihara kehidupan dan membantu
pelestarian alam.
34
Sebagai contoh yang paling mudah tentang ketergantungan mahkluk hidup
yang satu dengan yang lain adalah, manusia setiap hari perlu makan, dan
makanan itu dihasilkan dari tumbuhan.
Atau manusia memerlukan daging JAGALAH KEBERSIHAN DI
binatang sedangkan binatang memakan DALAM KAWASAN
rumput atau tumbuhan. Tumbuhan KONSERVASI DENGAN ;
memerlukan makanan dari tanah yang 1. Tidak membuang sampah
berupa pembusukan segala macam sembarangan, terutama
kehidupan yang telah mati (daun, sampah plastik, karet, filter
kotoran binatang, atau binatang yang rokok, bekas kaleng
minuman dan bahan-bahan
mati dan telah membusuk, dsb).
lain yang tidak dapat
Tumbuhan memerlukan bantuan membusuk.
serangga untuk penyerbukan atau 2. Bawalah sampah-sampah
memerlukan satwa pemakan biji seperti kembali dan buang ke
kelelawar, monyet, burung dan lain lain tempoat sampah yang telah
untuk penyebaran biji. disediakan petugas atau
ambilah bila menemui
Dari siklus hubungan timbal balik itulah, sampah di dalam kawasan
konservasi.
satu sama lain saling memerlukan, saling
3. Jangan membuat coretan
ketergantungan satu sama lain, dan tak atau tulisan indentitas diri
mungkin hidup sendiri. Permasalahan dengan bahan apapun di
itu dipelajari dengan disiplin ilmu yang dalam kawasan konservasi
disebut Ekologi. seperti pada batu, pohon,
bangunan atau mengukir
Apabila mahluk hidup yang hidupnya pada batu atau pohon.
saling tergantung satu sama lain itu 4. Apabila melihat seseorang
yang melakukan hal
rantai kehidupannya diputus, maka
tersebut, tegurlah karena
sangat membahayakan bagi bila kawasan sudah banyak
kelangsungan hidup satwa yang tulisan cat, akan
menggantungkan hidupnya dari alam. mengurangi keindahan alam
Misalnya pohon berbunga yang dalam yang sedang kita nikmati.
penyerbukannya memerlukan bantuan
serangga, seperti lebah. Apa yang terjadi
bila lebah tersebut hilang, musnah karena penyemprotan pestisida
(misalnya). Lambat laun tanaman tak berbuah, tak ada biji yang disebarkan,
lambat laun musnah karena tak lagi berbiak
Suatu contoh kejadian yang pernah dialami di bumi ini adalah punahnya
burung Dodo, di Kepulauan Mauritus yang terletak di Samudera Hindia,
dekat Madagaskar, Afrika Timur. Burung ini punah 100 tahun silam akibat
perburuan. Dengan hilangnya burung tersebut, maka ada sejenis tanaman
bunga Calvalia major, lambat laun berkurang dan akhirnya suatu saat nanti
akan punah pula. Bagaimana bila suatu jenis binatang di Indonesia ini
35
punah ?. Kemungkinan besar ada tumbuhan di alam tropika ini akan ikut
punah pula, walaupun akan terasa beberapa tahun mendatang.
Masih banyak ceritera yang menarik tentang kehidupan di alam ini satu
sama lain mempunyai keterkaitan, dan tidak dapat hidup sendiri.
36
2.2. Hutan Lindung :
Adalah suatu kawasan hutan yang karena kepentingannya hutan ini
dilindungi untuk mencegah terjadinya erosi, tanah longsor, banjir ataupun
sebagai daerah penangkap air hujan yang mendukung keperluan air bagai
masyarakat di sekitarnya.
37
MENGENAL HUTAN HUJAN TROPIK & ISINYA
Hutan tropik di dunia saat ini hanya ada di Amerika Latin, Afrika yang terletak di
khatulistiwa serta sebagian benua Asia (khatulistiwa) termasuk Indonesia.
Hutan adalah sekumpulan pohon yang menempati ruang dan waktu dan
dapat menimbulkan iklim mikro. Yang dimaksud dengan iklim mikro di
sini adalah, perubahan yang diakibatkan adanya hutan dan terjadi disekitar
hutan. Misalnya keteduhan, pengadaan air dsb. Sedangkan hutan hujan
tropik adalah hutan yang tumbuh dan berada pada daerah tropika (di
sekitar garis khatulistiwa).
38
menyahut, burung air yang sering terlihat bertengger atau beberapa jenis
binatang melata yang hilir mudik mencari makan. Merupakan ceritera yang
menarik bila mendalami atau mengemas sebuah ceritera masalah hutan
bakau.
Perakaran tumbuhan pada hutan bakau, memiliki ceritera yang sangat
menarik untuk dijelaskan kepada wisatawan. Akar-akar yang menonjol ke
permukaan dengan berbagai bentuk dan berfungsi untuk bernafas ini, satu
sama lain dimiliki oleh jenis yang berbeda. Bagaimana pemandu dapat
menjelaskannya ?
Hutan rawa adalah hutan yang selalu hijau sepanjang tahun, sehingga
banyak ditumbuhi tumbuhan merambat atau tumbuhan yang menempel
pada pohon yang besar. Misalnya lumut, paku-pakuan, anggrek. Sedangkan
jenis binatangnya lebih beragam, misalnya gajah, harimau, badak, tapir,
rusa, biawak, berbagai jenis ikan, kadal, kalajengking, ular, serangga,
berbagai jenis burung, buaya air tawar, beberapa jenis primata dsb.
39
tumbuh hampir di seluruh Indonesia, dan tersebar luas, mulai dari daerah
dataran rendah hingga lereng pegunungan, puncak gunung.
Jenis binatang yang ada juga mempunyai variasi yang tinggi, karena
menyediakan segala jenis makanan yang cukup, mulai dari mamalia tingkat
tinggi seperti orangutan hingga jenis serangga, jamur, anggrek, tumbuhan
merambat, hingga tumbuhan besar yang mempunyai nilai ekonomi penting.
Lingkungan dibawah kanopi ternaung dan gelap, tidak ada cahaya yang
cukup untuk tumbuhan pionir seperti rumput-rumputan dan semak-semak.
Pada relung ekologi (habitat kecil) seperti ini hanya ditumbuhi oleh jenis
tumbuh-tumbuhan khusus yang dapat beradaptasi pada kondisi seperti ini.
Di dasar hutan umumnya dapat temukan jenis tumbuhan pakis, lumut dan
herba (herba adalah tumbuhan yang batangnya tidak berkayu dan banyak
mengandung air, misalnya tepus, begonia dll), beragam semak dengan daun
yang lebar dan lunak, sejumlah palem membentuk lapisan lain. Dan diantara
lapisan semak dan kanopi tumbuh sedikit pohon-pohon kecil, pohon muda
atau palem. Dari perbedaan tinggi tiap tumbuhan tersebut nampak
menyusun suatu strata horizontal, yang terdiri dari 4 lapisan yakni;
a. Lapisan penutup tanah,
b. Lapisan semak,
c. Lapisan pohon-pohon kecil, dan
d. Lapisan pohon-pohon besar
40
kanopi terdapat berbagai macam buah, sehingga hewan dominan yang hidup
di sana umumnya jenis hewan pemakan buah, seperti jenis-jenis primata,
burung rangkong, kalong dll. Umumnya mereka jarang bahkan mungkin
tidak pernah turun ke lantai hutan, karenanya pergerakan (mobilitas) mereka
hanya dilakukan melalui cabang-cabang pohon ke tajuk pohon-pohon lain.
Sedangkan jenis hewan yang hidup di dasar hutan umumnya pemakan daun-
daunan dan buah-buahan yang jatuh ke tanah. Hanya sedikit hewan
mendiami daerah diantara dasar hutan dan kanopi. Kebanyakan adalah
hewan yang dapat terbang atau menggantung dari satu batang pohon ke
batang pohon lain dan umumnya pemakan serangga, misalnya tupai, bajing,
burung pelatuk dll.
E. TUMBUHAN SEKUNDER
41
KEHIDUPAN PADA HUTAN HUJAN TROPIK
Binatang yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah semua satwa yang
menyusui, baik yang hidup di darat maupun di perairan. Jenis binatang
menyusui di Indonesia ada sekitar 500-an jenis atau lebih. Binatang
menyusui dapat digolongkan menjadi beberapa golongan antara lain, Jenis-
jenis binatang mengerat (tupai, tikus dsb) ; Binatang pemangsa (Harimau,
macan, musang, kucing dsb) ; Primata/monyet atau kera (Orangutan,
lutung, owa, beruk dsb).
42
kura). Binatang melata, makanannya bervariasi, ada jenis yang memakan
serangga (kadal), pemakan ikan, pemangsa satwa lain (ular), tapi ada pula
yang memakan daun atau buah dan rumput (iguana, penyu). Di dalam
lampiran dicantumkan beberapa satwa melata yang dilindungi.
Binatang ini mudah dan banyak ditemui di sekitar kita. Mereka hidup di
dua alam, darat dan air. Saat kecil hidup di air setelah dewasa hidup di
darat (Kodok dan Katak). Makanannya serangga, ada yang dapat
dimanfaatkan (dimakan) tapi ada pula yang beracun.
Untuk mengenal satwa liar, sebagai seorang pemandu sangat perlu mencari
informasi tentang satwa yang umum ditemui pada daerah yang akan
dikunjungi dari buku-buku ataupun informasi langsung dari masyarakat.
Kecuali apabila di daerah tersebut belum pernah diadakan penelitian dan
belum ada tulisan tentang daerah yang akan dikunjungi. Namun adanya
informasi dari masyarakat sekitar hutan akan mempermudah dalam
pengenalan dan menjelaskan kepada wisatawan.
43
jenis binatang dalam kelompok satwa liar. Keperluan ini akan mudah
jika ada buku identifikasi satwa liar.
2.2. Habitat
Pengenalan tempat hidup atau kebiasaan hidup (habitat) yang disukai
oleh satwa liar, seperti kondisi habitat pada daerah yang akan
dikunjungi : hutan bakau, hutan rawa, hutan pegunungan, padang
rumput dsb.
2.3. Perilaku
Merupakan kebiasaan-kebiasaan satwa liar dalam kehidupan sehari-
hari. Misalnya pengelompokan, cara hidup, waktu aktif, daerah
pergerakan, cara mencari makan, membuat sarang, kawin dan
melahirkan anak, hubungan sosial, interaksi dengan species lain, dsb.
2.4. Jejak
Bekas tapak kaki di tanah, kotoran, bagian-bagian yang ditinggalkan,
suara, sarang, bau-bauan dan tanda-tanda lain perlu juga dipelajari
dengan seksama. Bekas tapak kaki di tanah, penting untuk diketahui
ukurannya, bentuk dan umurnya. Tempat-tempat yang mudah untuk
mendapatkan jejak kaki antar di tepi-tepi sungai, tempat kubangan
atau minum, pantai, tempat-tempat istirahat, lorong-lorong diantara
tumbuhan bambu dan semak belukar.
44
2.8. Tanda-Tanda Habitat
Tanda-tanda satwa liar dapat tertinggal setelah satwa tersebut
melakukan aktivitas seperti tingkah laku pada saat mencari makan,
waktu kawin, mandi, berkubang dsb. Tanda-tanda tersebut dapat
berupa gigitan-gigitan pada sisa daun yang dimakan, kulit pohon,
akar, pucuk-pucuk pohon yang patah, bekas cakaran, sisa buah dan
jalur lintasan.
2.9. Sarang
Adalah sesuatu yang dengan sengaja atau tidak dibangun oleh satwa
yang dipergunakan untuk perkembang biakan, atau digunakan
sebagai tempat istirahat. Letaknya bermacam-macam, di pohon, atau
di tanah, di lubang pohon mati.
45
Bali), John MacKinnon dan Karen Phillipps (A Field Guide to the Birds
Of Borneo, Sumatera, Java and Bali), Ben King (Bird of South East Asia)
dan Bruce M Beehler dkk (Birds of New Guinea). Buku-buku tersebut
cukup untuk mengenal beberapa jenis burung yang tersebar luas di
Indonesia.
4.1. Tapak
Tapak adalah jejak dari telapak kaki binatang yang ditinggalkan, yang
membekas pada tanah atau pasir. Jejak binatang ini ada berbagai jenis
tergantung dari jenis binatangnya. Setiap binatang mempunyai cetakan
46
tapak yang berbeda, dan mempunyai ciri-ciri khusus, ukuran. Cetakan
tapak biasanya hanya untuk mengenal jenis saja, tidak biasa untuk
mengenal kelamin. Kadang-kadang beberapa jenis tapak dapat
menentukan umur (dewasa atau anak).
4.4. Kotoran
Setiap binatang akan membuang kotoran. Dari kotoran binatang yang
ditinggalkan, seseorang dapat mengenal atau paling tidak
memperkirakan binatang yang meninggalkan kotoran tersebut.
Kotoran yang ada pada batu-batu besar, yang terdiri dari biji-bijian,
umumnya musang untuk menandai teritorinya.
4.5. Sarang
Ada beberapa jenis binatang, bila akan tidur memerlukan sarang.
Sarang ini dibangun tidak hanya untuk tidur, akan tetapi juga dibuat
untuk berkembang biak. Sarang dapat di pohon atau di tanah, yang
dibuat dari kumpulan daun kering, rumput kering atau ranting kecil
serta ada beberapa yang menggunakan air liur, bulu burung dsb.
47
untuk membangun sarang setiap sore hari dengan daun yang masih
segar. Beruang madu biasanya sering menggunakan sarang bekas,
sedangkan babi membuat sarang (biasanya di tanah) hanya saat
berbiak atau melahirkan hingga beberapa waktu sampai anak dapat
berjalan. Beberapa jenis burung selalu membangun sarang setiap
akan berbiak dan menempati hingga anaknya menetas dan dapat
hidup mandiri.
48
Jejak binatang darat sangatlah bervariasi dan banyak ragamnya,
kadang-kadang binatang yang hidup di pohon juga meninggalkan
tapak di tanah. Di hutan banyak ditemui jejak babi, bajing tanah,
monyet, luwak, ajak (di Sumatera), kucing hutan, macan, gajah,
banteng dll.
6.1. Karnivora
Yaitu satwa pemakan daging. Golongan ini di dalam ekosistem bertindak
sebagai predator/pemangsa terhadap golongan lain atau bahkan memangsa
golongan karnivora dari jenis lain, contoh harimau memangsa rusa dan babi
hutan, elang memangsa kelinci, tikus atau ular (karnivora), ular memangsa
tikus.
6.2. Herbivora
Yaitu golongan satwa yang sebagian besar makanannya berupa tanaman
hijauan, golongan ini terdiri dari;
xHerbivora murni, mempunyai perut tunggal, disamping hijauan yang
banyak mengandung serat kasar sebagai makanannya memerlukan
pula biji-bijian, misalnya kuda.
xRuminansia, berperut ganda, yang mampu mencerna serat kasar,
sehingga seluruh makanannya berupa hijauan, misalnya Banteng,
Rusa, dan Gajah.
6.3. Omnivora
Yaitu golongan satwa pemakan segala jenis makanan. Golongan ini
memakan hampir semua jenis makanan, baik berupa rumput, daun-daunan,
umbi, biji-bijian dan sumber protein hewani lain misalnya memakan cacing,
telur, tikus, serangga dsb. Contoh adalah babi, beruang dan termasuk
manusia.
6.4. Insektivora
Yaitu golongan satwa pemangsa serangga, contohnya Trenggiling (Manis
javanicus), Cecurut (Suncus spp.) dan beberapa jenis burung.
6.5. Gravivora
Golongan burung-burung pemakan biji-bijian, contoh kakatua, parkit,
gelatik dll.
6.6. Frugifora
Adalah golongan yang hampir seluruh hidupnya memakan buah-bahan.
49
7. Cara Hidup Binatang
8. Perilaku Tidur
Perilaku tidur dan waktu tidur setiap binatang tidaklah sama, tergantung dari
jenis binatangnya dan perilaku aktifitasnya (aktif pada malam hari atau siang
hari). Bagi yang aktif pada siang hari, maka malam harinya dihabiskan untuk
istirahat, demikian juga sebaliknya yang aktif pada malam hari, menjelah
matahari terbit mereka istirahat dan tidur.
Cara tidur setiap hewan berlainan, ada yang memerlukan sarang (orangutan,
burung, beruang dsb) tapi adapula yang tidak, mereka hanya perlu pohon
untuk berlindung (monyet, owa, burung, macan tutul). Ada pula yang masuk
ke tempat yang permanen yang dijadikan untuk tinggal baik istirahat
ataupun berbiak seperti Goa (harimau), lobang pohon (tarsius), burung
rangkong dsb.
50
B. MENGENAL TUMBUHAN TROPIK (BOTANI)
Selain mengenal bagian dari tumbuhan maka perlu kita mengetahui kondisi
tanah dan tempat tumbuhan tersebut tumbuh. Juga perlu diketahui bagian-
bagian mana dari tumbuhan tersebut yang mengandung racun. Masyarakat
setempat lebih berpengalaman mengenal beberapa tumbuhan yang
berpotensi sebagai obat atau keperluan lain dan pengetahuan tersebut
sebaiknya dibuatkan catatannya. Musim berbuah atau berbunga perlu
dicatat dan ini ada hubungannya dengan keberadaan binatang di
sekitarnya, sehingga memudahkan untuk mengetahui pula bagaimana
keterkaitan antara tumbuhan dan binatang.
Berberapa jenis dari tumbuhan lain seperti jamur, kantung semar dan bunga
bangkai adalah jenis yang jarang dijumpai. Merekapun mempunyai
51
keunikan ciri tersendiri yang perlu dicatat dan diamati. Keunikan mereka
terletak pada cara hidup, mendapatkan makanan, seperti bunga bangkai
dengan bau busuknya banyak mengundang lalat yang akhirnya dimakan
(setelah busuk) demikian juga kantung semar.
Hutan tropik yang belum banyak dijamah oleh manusia, masih asli, masih
utuh, maka di sanalah banyak keunikan, keanehan yang jarang kita jumpai
dalam kehidupan sehari-hari. Dibawah ini ada beberapa keunikan yang
sering dijumpai.
1. Suara
Di tengah rimba, kadang-kadang terdengar suara-suara yang aneh dan
membuat seseorang bertanya-tanya, atau atau ada yang mengkaitkan
dengan suara gaib. Bagi yang percaya kadang membuat ketakutan. Suara-
suara tersebut seringkali ditimbulkan oleh alam itu sendiri, seperti perilaku
binatang ataupun tumbuhan, misalnya :
a) Ketokan. Suara seperti orang mengetuk pintu atau memukul pohon.
Suara ini bisa ditimbulkan oleh burung pelatuk yang mencari makan
dari pohon mati atau burung yang sedang membuat lubang.
b) Seperti pohon roboh. Suara yang gemuruh yang terjadi di hutan,
memang disebabkan oleh robohnya sebuah pohon. Akan tetapi di daerah
yang ada orangutannya, hal ini bisa disebabkan oleh perilaku orangutan
yang sengaja merobohkan pohon mati untuk dicari rayapnya atau
mencari perhatian orangutan jantan penguasa. Biasanya tak berapa lama
akan terdengar suara yang melengking keras “long call” yang
dikeluarkan orangutan jantan dewasa.
c) Sibakan dalam air. Bila berdekatan dengan sungai atau rawa dan
terdengar suara seperti orang menyibak air ada beberapa kemungkinan
yaitu : Buaya yang menangkap mangsa, Biawak yang mengejar mangsa,
Babi yang bergerak di rawa dsb.
d) Suara binatang lain. Suara binatang ada berbagai macam jenis
tergantung dari daerah tertentu. Umumnya suara yang terdengar
diakibatkan oleh rasa terkejut sehingga binatang tersebut memberikan
tanda bahaya bagi anggotanya (kijang, lutung), akibat terusik terganggu
52
sehingga binatang tersebut seperti marah (orangutan), suara yang
dikeluarkan karena daerahnya terganggu oleh binatang lain yang sejenis
(Bakantan, lutung), suara yang memang dilakukan oleh binatang setiap
pagi atau sore (owa, siamang, berbagai jenis burung), suara tantangan
atau memanggil pasangannya biasanya suara jantan (orangutan).
2. Cahaya/sinar
Di tengah rimba, khususnya pada malam hari, sering terlihat cahaya yang
bergerak atau berdiam diri. Cahaya ini dikeluarkan oleh binatang tertentu
atau tumbuhan yang telah membusuk atau jamur. Cahaya tersebut
berwarna kuning kehijauan, antara lain :
a) Sepasang bulat bergerak atau diam di darat. Bila di bawah/ dasar hutan
dapat disebabkan oleh binatang malam yang mencari mangsa seperti
harimau, macan, kucing, musang. Cahaya ini akan keluar bila ada
pantulan cahaya, misalnya senter, cahaya rembulan dsb. Bila di pohon,
dapat disebabkan oleh adanya burung hantu, kelelawar, musang, macan
dahan dsb.
b) Sepasang bulat bergerak atau diam di perairan. Pantulan cahaya yang
ada di permukaan air dapat ditimbulkan oleh binatang perairan, bila
terkena pantulan cahaya dari senter atau bulan. Umumnya binatang ini
adalah buaya, ikan arowana, ikan pemangsa dsb.
c) Tunggal, berkelap-kelip, bergerak atau diam. Cahaya ini dikeluarkan
oleh bangsa serangga tertentu yaitu kunang-kunang (fire-fligh). Cahaya
yang dikeluarkan, terjadi tanpa adanya pantulan cahaya. Kunang-
kunang yang cahayanya tidak berkelap-kelip, biasanya kunang-kunang
jantan. Jenis-jenis kunang dapat diketahui dari panjang pendeknya
waktu berkelap-kelip. Perilaku kunang-kunang ini sangat menarik.
Kunang-kunang betina mempunyai sifat kanibal, memakan sesama jenis.
Betina yang emiliki caya tanpa kedip, menempel pada dahan, ranting
atau daun, untuk memanggil jantan. Jantan menghampiri. Setelah
melakukan perkawinan, betina langsung menyerang jantan dan
memakannya.
d) Cahaya tidak beraturan, besar dan kecil. Cahaya ini dikeluarkan oleh
sejenis jamur yang tumbuh pada dedaunan atau kayu yang sedang
membusuk. Selama proses pembusukan itulah mengeluarkan zat
phosphor yang bercahaya (seperti pada arloji). Cahaya yang dikeluarkan
tanpa adanya sinar pantulan. Pada hutan tropik biasanya ditemukan
pada dasar hutan dan kadang kadang areal yang bercahaya cukup luas
satu meter persegi atau kadang-kadang lebih tapi tidak beraturan.
e) Cahaya tidak beraturan pada perairan yang keluar biasanya diakibatkan
oleh plankton (mikro-organisme), dan cahaya ini keluar karena ada
pantulan cahaya, seperti di laut atau di perairan payau.
53
D. BINATANG DAN TUMBUHAN ENDEMIK
Kata endemik mempunyai arti hanya terdapat atau tersebar pada daerah
tertentu, dan di daerah lain tidak ditemukan. Binatang dan tumbuhan yang
bersifat endemik, adalah mahluk hidup yang hanya terdapat atau hidup atau
dijumpai terbatas pada suatu daerah, dan secara alami tidak terdapat di
tempat lain, misalnya:
1. Bekantan hanya ada di Kalimantan,
2. Wanga, Babirusa dan Anoa di Sulawesi
3. Cendrawasih di Irian Jaya
4. Siamang Kerdil di Mentawai.
5. Badak Jawa di, Ujung Kulon, Jawa Barat.
6. Komodo di Pulau Komodo dan sekitarnya, dsb.
Untuk jenis jenis tumbuhan, beberapa yang mempunyai sifat endemik, antara
lain :
1. Suku Dipterocarpaceae yang kebanyakan marganya merupakan
tumbuhan endemik Kalimantan,
2. Tusam/Pinus (Pinus merkusii - Pinaceae) di Sumatera Utara.
3. Kayu Ebony, terdapat di Sulawesi.
4. Kayu Cedana di Nusa tenggara Timur, dsb
54
Tiap-tiap jenis mahluk mempunyai rentang kehidupan (life span) dan juga
batas umur yang bermacam-macam, sehingga keberadaannya di alam ini ada
batasnya. Karena pada suatu waktu secara alami jenis akan mengakhiri masa
hidupnya. Seluruh populasi serta individu anggotanya akan mati atau punah
dari muka bumi. Banyak jenis walaupun tidak mengalami tekanan oleh
manusia tetap menjadi punah. Umumnya adalah jenis tumbuhan tua yang
telah punah pada jaman-jaman purba, misalnya tumbuhan paku berbiji
(Pteridospermae) dan reptil raksasa purba Dinosaurus. Namun ada pula
mahluk yang masih dapat berumur panjang yang telah melewati berbagai
perubahan keadaan geologi dunia dan masih hidup sampai kini, misalnya
biawak komodo di Pulau Komodo, Nusa Tenggara, penyu di kepulauan
Galapagos.
Pada hutan tropik, keunikan keunikan binatang dan tumbuhan seperti ini,
banyak ditemui. Di bawah ini ada beberapa contoh binatang dan tumbuhan
eksotik yang mempunyai daya tarik bagi pengunjung.
1. Binatang.
55
dengan daun kering, sehingga agak sulit untuk membedakan antara
belalang dengan daun kering. Selain itu ada pula yang tubuhnya
menyerupai patahan ranting
b) Trenggiling : adalah jenis mamalia yang bersisik. Untuk menghindari
pemangsa, biasanya binatang ini melingkar dan sulit untuk dibuka.
c) Kadal : Beberapa jenis reptil sering merubah warna kulitnya, seperti
blungkon, untuk memudahkan menangkap mangsa. Namun bila
diserang musuh, sering menanggalkan ekornya, sehingga binatang ini
terlepas dari kejaran musuh.
d) Beberapa jenis monyet : Beberapa jenis monyet, terutama yang bertubuh
kecil, umumnya hidup berkelompok, untuk menghindari serbuan
pemangsa. Mereka sering tidur berkelompok di tepian sungai. Ada teori
yang mengatakan, dengan tidur di tepian sungai, selain mudah
menemukan makanan dari tumbuhan yang selalu hijau, juga bila ada
pemangsa cepat menceburkan diri. Bangsa monyet di Kalimanatan
(Monyet ekor panjang dan Bekantan) yang sering menyeberangi sungai,
bila hendak menyeberang sering menunggu perahu lewat. Dengan
demikian mereka terhindar dari musuh perairan, seperti ikan toman dan
buaya supit.
2. Tumbuhan.
Selain binatang, tumbuhan juga mempunyai cara untuk mencari makan,
bernafas. Karena kondisi lingkunganlah, tumbuhan tersebut melakukan hal
yang demikian, agar dalam persaingan merebutkan makanan di hutan
dapat berhasil sehingga dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.
56
panjang dapat mencapai 100 meter. Liana jenis tertentu dapat diambil
airnya bila kita kekurangan air di dalam hutan.
e) Beringin Pencekik : Jenis beringin ini, mulanya tumbuh dan menempel
pada batang, dan tidak merugikan batang yang ditempeli. Namun
setelah besar, karena kekuatan akar yang tumbuh, lama kelamaan
tumbuhan penumpu mati, karena seluruh permukaannya dililit oleh
beringin tsb.
f) Buah Bersayap : Buah yang mempunyai sayap, umumnya dari jenis
dipterocarpaceae (meranti). Sayap ini mempunyai fungsi untuk
menyebarkan biji sejauh mungkin bila tertiup angin. Selain jenis meranti
juga dimiliki oleh tumbuhan mahoni.
g) Tumbuhan berlubang : Beberapa jenis tumbuhan pada hutan tropik,
sering ditemui tidak memiliki kayu, dan bagian tengahnya berlubang.
Lubang ini ternyata mempunyai fungsi untuk menarik binatang tinggal
di dalamnya. Tumbuhan mempunyai keuntungan yang besar, karena
tumbuhan akan mendapatkan makanan/pupuk dari kotoran binatang
yang tinggal.
1. Merebutkan Cahaya
Semua tumbuhan memerlukan cahaya untuk “memasak” makanannya.
Sehingga tumbuhan pada hutan yang belum terganggu akan nampak
menjulang tinggi, seolah-olah ingin menguasai cahaya yang ada. Sedangkan
tumbuhan yang masih muda, akan selalu berusaha untuk tumbuh tegak
lurus hingga mendapatkan cahaya yang cukup. Ada keunikan pada
beberapa tumbuhan untuk merebutkan cahaya dengan cara yang yang
menarik untuk dipelajari antara lain :
Tumbuhan merambat pada hutan tropik tidak saja liana, namun ada
beberapa jenis seperti bambu, rotan dsb. Liana dan bambu memiliki cara
yang unik. Mereka umumnya bertumpu pada pohon dan cabang hingga
ranting-ranting. Dalam tumbuh kembangnya, liana tersebut seolah-olah
menarik kebawah dengan lilitan dan beban yang cukup berat. Ranting atau
dahan yang tidak kuat akan patah, dengan demikian pucuk liana akan
mendapatkan cahaya matahari yang lebih leluasa.
57
Pada bambu yang merambat, umumnya mereka menutupi seluruh
permukaan tumbuhan yang menjadi inangnya. Tidak seperti lianan yang
memiliki pangkal yang besar, bambu hanya mengandalkan kecepatan
bertunans bila mendapatkan cahaya yang cukup. Sedangkan tumbuhan
penumpu masih hidup.
Rotan. Tumbuhan ini pada ujungnya memiliki duri kait yang tajam. Rotan
tumbuhnya tidak melilit seperti liana. Pada saat tumbuh, ujung tangkai
daun yang panjang dan berduri, berfungsi untuk mengait pada tumbuhan
lain untuk bertahan agar dapat tegak dan hidup menjulang ke atas. Setelah
sampai di atas dan mendapatkan cahaya yang cukup, biasanya rotan
menjalar ke pohon lain hingga mencapai kehidupan yang maksimim.
Biasanya tidak mematikan pohon tumpuan.
2. Merebutkan udara
Paling mudah untuk mendapatkan tumbuhan yang bersaing untuk
mendapatkan udara adalah tumbuhnya akar nafas. Seperti pada pohon
beringin (ficus) atau pohon-pohon yang tumbuh pada daerah perairan, rawa
atau hutan bakau. Maka di sana akan nampak akar-akar yang bermunculan
dari dahan ataupun dari dalam tanah.
Pada tumbuhan yang tumbuh pada tanah kering, dapat diambik contoh
tumbuhan yang memiliki akar baner atau akar papan. Akar yang melebar
ini tidak hanya sekedar sebagai penunjang atau menahan batang yang
tinggi, akan tetapi juga berfungsi untuk memperluas permukaan batang.
Sehingga akan mendapatkan cukup udara. Dapat diamati pada tumbuhan
yang berbaner, umumnya tumbuhan di sekitarnya sangat jarang.
Selain itu ada pula tumbuhan yang selalu mengganti kulitnya, seperti pada
jenis-jenis reptil, atau serangga. Tumbuhan ini untuk menyegarkan kulit
serta agar dapat mendapatkan udara yang cukup, selalu mengelupas,
sehingga kulit yang baru ada di permukaan dan dapat berfungsi untuk
mendapatkan udara segar.
3. Merebutkan Makanan
Tak ubahnya seperti manusia, ada tumbuhan yang rakus, menghalalkan
segala cara untuk mendapatkan makanan dan mematikan tumbuhan lain.
Tumbuah yang mempunyai perilaku ini antara lain :
58
Akasia, merupakan tumbuhan yang rakus akan air, sehingga tumbuhan di
sekitarnya jarang ada yang hidup karena kalah bersaing dalam merebutkan
Selama membawa pengunjung, ada beberapa hal yang perlu disampaikan mengenai
anjuran, himbauan atau larangan kepada wisatawan. Lebih baik disampaikan sebelum
menuju ke lokasi. Larangan larangan tersebut diantaranya :
1. Jangan mengganggu kehidupan di dalam kawasan, dalam bentuk apapun sehingga
dapat merubah kehidupan di alam.
2. Mengambil, membawa, atau memetik, tumbuhan atau binatang yang ada didalam
kawasan.
3. Membuat coretan, atau membuat tulisan (vandalisme), pada bebatuan, pohon atau
tempat lain yang mengganggu keindahan kawasan.
4. Membuang sampah di sembarang tempat, khususnya bahan-bahan dari plastik yang
tak bisa membusuk.
5. Saat bertemu dengan satwa, dilarang membuat gaduh atau mengganggunya,
sehingga dapat mempengaruhi perilakunya.
6. Membawa atau memasukan binatang atau tumbuhan yang bukan tanaman atau
satwa asli yang ada dalam kawasan yang dilindungi.
Larangan-larangan ini perlu sekali diterapkan kepada pengunjung. Namun
pemandu “harus” memberikan contoh kepada pengunjung dan tidak berbuat sesuatu
yang terdapat dalam daftar larangan. Misalnya pengunjung dilarang membuang sampah
plastik, tetapi pemandu sendiri dengan enaknya membuang bungkus permen. Hal ini
harus dihindari.
air.
59
EVALUASI
CONTOH EVALUASI
Silahkan anda isi formulir ini untuk memberikan masukan kepada kami dalam
mengembangkan pariwisata di daerah X.
¡ Tanggal :
¡ Nama : L/P :
¡ Umur :
¡ Alamat :
¡ Pekerjaan :
Apa bila pertama kali datang, dari mana informasi yang anda peroleh tentang
lokasi wisata di daerah X
60
¡ Brosur, Travel Agent, Teman, Baca Koran/Majalah.
Pelayanan pemandu :
Selama anda di pandu oleh pemandu yang selama ini menemani anda, bagaimana
kesan anda tentang pemandu tersebut mengenai :
¡ Bahasa : sangat bagus/bagus/cukup/kurang.
¡ Pelayanan : sangat bagus/bagus/cukup/kurang.
¡ Interaksi dengan anda : sanagt bagus/bagus/cukup/kurang.
Saran anda :
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
Obyek wisata yang anda kunjungi, bagaimana komentar anda :
¡ Menarik sekali/menarik/biasa-biasa saja/kurang menarik.
Saran anda :
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
Penginapan :
¡ Kebersihan : Bersih/cukup/kotor.
¡ Pelayanan : Bagus/cukup/kurang.
¡ Fasilitas (wc, air dll) : Bagus/cukup/kurang.
Saran anda :
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
Transportasi :
¡ Pengemudi : Bagus/Cukup/Kurang.
¡ Kebersihan kendaraan : Bagus/Cukup/Kurang
Saran anda :
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
Terima kasih atas komentar anda, masukan dari anda sangat bermanfaat untuk
pengembangan sumber daya manusia di dalam melayani wisatawan di masa yang
akan datang.
(.................................................)
Tanda tangan/nama terang.
61
BUKU BACAAN DALAM PENYUSUSNAN
BUKU INI
Whitmore, T.C. 1984. Tropical Rain Forest of the Far East, Clarendon
Press, Oxford.
62
LAMPIRAN : 1
Taman-taman nasional di Indonesia dan lokasinya
LAMPIRAN : 2
Daerah Tujuan Ekowisata (DTE) ungggulan versi Masyarakat Ekowisata
Iindonesia (MEI) :
63
4. Bedugul (Bali), Gili Air (Lombok),
5. Taman Nasional Komodo (NTT), Tanah Toraja,
6. Taman Nasional Take Nonarate (Sulsel),
7. Kep. Leasi (Maluku) Kep. Padaido (Biak-Irja).
LAMPIRAN : 3
DAFTAR NAMA SATWA YANG DILINDUNGI DI INDONESIA
64
5.Simias concolor(Pigtailed langur/Snubnosed Monkey-Simpai Mentawai)
65
HYSTRICIDAE (kel. Landak)
1.Hystrix brachyura (Porcupine-Landak)
LEPORIDAE (Kel.Kelinci)
1.Nesolagus netsheri (Sumatran Shorteared Rabbit-Kelinci Liar Sumatera)
PHALANGERIDAE (kel.Kuskus)
1.Phalanger atrimaculatus(Black phalanger -Kuskus)
P. celebensis (Celebes phalange-Kuskus)
P. gymnotis (Gray phalanger-Kuskus)
P. maculatus (Spotted phalanger-Kuskus)
P. orientalis (Common phalanger-kuskus)
P. ursinus (Bear phalanger-Kuskus)
66
RHINOCEROTIDAE (kel Badak)
1.Dicerorhinus sumatrensis (Sumatran Rhino-Badak Sumatra)
2.Rhinoceros sondaicus (Javan Rhino-Badak Jawa)
67
ZIIPHIIDAE (Kel. Ikan Paus)
1.Ziphius cavirostris (Civier's Whale-Paus Paruh Angsa)
B. AVES (Burung)
SULIDAE
1.Sula abbotti (Abbott's Booby-Gangsa Batu Abotti)
S. dactylatra (Blue Faced Booby-Gangsa Batu Muka Biru)
S. leucogaster (Browned Booby-Gangsa Batu Coklat)
S. sula (Red Footed Booby-Gangsa Batu Kaki Merah)
ANGHINGIDAE1.(Kel. Pecuk)
1.Anhinga melanogaster (Oriental Darter-Pecuk Ular)
FREGATIDAE
1.Fregata andrewsi (Christmas Island Frigate Bird-Bintayung P. Chrismas)
68
2.Ibis cinereus (Milky Stork-Bluwok Putih)
3.Leptoptilos javanicus (Lesser Adjutant Stork-Bangau Tongtong)
4.Ibis leucocephalus (Painted Stork-Bluwok Berwarna)
69
I. nana (Lesser Fishing Eagle-Elang Laut Kecil)
11.Machaerhamphus alcinus (Bat Hawk-Alap-alap Kelelawar)
12.Magatriorochis deriae (Doria's Goshawk -Alap-alap Doria)
13.Milvus migrans (Black Kite-Alap-alap Malam)
14.Pernis celebensis (Parred Honey Buzzard-Alap-alap Belang)
P. ptilorhynchus (Asiatic Honey Buzzard-Alap-alap Belang)
15.Spilornis cheela (Crested Serpent Eagle-Elang Ular)
S. rufipectus (Celebes Serpent Eagle-Bido Sulawesi)
S. elgini (Andaman Serpent Eagle-Bido Andaman)
16.Spizaetus bartelsi (Java Hawk Eagle-Elang Jawa)
S. cirrhatus (Changeable Hawk Eagle-Elang Hitam)
S. gurneyi (Hawk Eagle-Elang Gurne)
S. alboniger (Black and White Hawk Eagle-Elang Hitam Putih)
S. nipalensis (Hawk Eagle-Elang Sulawesi)
S. lanceolatus (Celebes Shorterested Hawk Eagle -Elang Sulawesi Jambul)
S. nanus (Wallace's Hawk Eagle-Elang Biliton, Elang Wallace)
17.Aquila audax (Wedge Tailed Eagle-Garuda Australia)
A. gurneyi (Gurney's Eagle -Garuda Irian)
PANDIONIDAE
1.Pandion haliaetus (Osprey -Elang Ikan)
70
PHASIANIDAE (Kel. Merak)
1.Argusianus argus (Great Argus Pheasant-Kuao)
2.Pavo muticus (Green Peafowl-Merak)
3.Polyplectron malacense (Malaysian Peacock Pheasant-Merak Kerdil)
4.Lophura bulweri (Bulwer's Wattled Pheasant-Beleang Bulwor)
GRUIDAE
1.Grus satigone (Sarus Grane-Jenjang)
BALLIDAE
1.Aramidopsis plateni (Celebes Rails-Mandar Sulawesi)
CHARAIRIIDAE
1.Venellus tricolor (Javan Wattled Lapwing-Trulek Jawa)
SCOLOPACIDAE
1.Numenius arquata (Buraskan Curlew-Gegajahan Besar)
N. shcopus (Wimbrel-Gegajahan Sedang)
N. madagascariensis (Curlew-Gegajahan Paruh Besar)
N. minutus (Little Curlew-Gegajahan Kecil)
2.Tringa guttifer (Spotted Greenshak-Trinil Asia)
RECURVIRESTRIDAE
1.Himantopus himantopus (Black Winged Stilt-Trulak Lidi)
BURHINIDAE
1.Esacus magnirostris (Great Reef Thick Knee-Wili-wili)
LARIDAE
1.Strena ziumermani (Chinese Crested Tern-Dara Laut Berjambul)
2.Anous stolidus (Brown Noody-Camar Coklat)
A. minutus (White Capped Noody-Camar Kerudi Putih)
A. tenuirostris (Black Noody-Camar Hitam)
3.Chlidonias hybrida (Whishered Tern -Dara Laut Kumis)
C. niger (Black Tern-Dara Laut Sayap Hitam)
C. leucopterus (White Winged Tern-Dara Laut Sayap Putih)
4.Gygis alba (White Tern-Camar Putih Mata Cincin)
5.Sterna albifrons (Little Crested Tern-Dara Laut Kecil)
S. anacthetus (Bridled Tern-Dara Laut Kendal)
S. bengalensis (Lesser Crested Tern-Dara Laut Jambul Kecil)
S. bergii (Greater Crested Tern-Dara Laut Jambul Besar)
S. dougalltii (Roseate Tern-Dara Laut Dougalii)
S. uscata (Sooty Tern-Dara Laut Hitam)
S. hirundo (Common Tern-Dara Laut Hirunda)
S. sumatrana (Black Naped Tern-Dara Laut Tengkuk Hitam)
71
COLUMBIDAE
1.Caloenas nicobarica (Nicobar Pigeon-Junai Emas)
2.Goura scheepmakeri (Grounded Pigeon-Mambruk Skop Makeri)
G. cristata (Grounded Pigeon-Mambruk Biasa)
G. victoria (Victoria Crowded Pigeon -Mambruk Viktoria)
Psittacidae
1.Cacatua galerita triton (Greater Sulphur Crested Cockatoo -Kakatua
Putih Besar jambul kuning)
2.Lorius domicellus (Black Naped Lory-Nuri Merah Kepala Hitam)
L. lory (Blck Capped Lory-Nuri Merah Kepala Hitam)
L. rotatus (Electus Parrot-Payap)
3.Loriculus exilis (Celebas Spoted Hanging Parrot-Serindit
Sulawesi)
4.Probosciger aterrimus (Palm Cockatoo-Kakatua Raja)
5.Psittrichas fulgidus (Peacquet's Parrot-Kasturi Raja)
6.Tanygnathus sumatranus (Muller's Parrot-Nuri Sulawesi)
7.Trichogloscus ornatus (Orrate Lorikeet-Kasturi Sulawesi)
Strigidae
1.Otus manadensis beccarii (Biak Scops Owl-Celepuk Biak)
Trogonidae
1.Harpactes disrdii (Diardi's Trogon -Kasumba)
H. duvaucelli (Scarlet Rumped Trogon-Kasumba Punggung Ungu)
H. oreskios (Orange Breasted Trogon-Kasumba Kepala Merah)
H. orrophaeus (Cinnamon Remped Trogon-Kasumba Tinanggang Cinnamas)
H. reinwardtii (Blue Tailed Trogon-Kasumba Ekor Biru)
H. white headi (White Head's Trogon-Kasumba Kalimantan)
Alcedinadae
1.Alcedo atthis (River Kingfisher -Raja Udang Sungai)
A. coerulesceus (Small Blue Kingfisher-Raja Udang Biru Kecil)
A. euryzone (Brond Zoned Kingfisher-Raja Udang Binti)
A. meninting (Malaysian Kingfisher-Raja Udang Binti)
2.Ceyx azurea (Azure Kingfisher-Raja Udang Biru)
C. eritharus (Indian Forest Kingfisher-Raja Udang Kuku Tiga)
C. fallax (Kingfisher Celebes Pygmy-Raja Udang Kerdil Sulawesi)
72
3.Cittura cynanotis (Celebes Blue Eared Kingfisher-Raja Udang Sulawesi
Telinga Biru)
4.Clytoceyx pex (Shovel Billed Kingfisher-Raja Udang Paruh
Sendok)
5.Dacelo gaudichaudi (Red Bellied Great Kingfisher-Raja Udang Besar Paruh
Merah)
D. leachii (Blue Winged Kookabura-Raja Udang Irian Sayap Biru)
D. tyro (Aru Giant Kingfisher-Raja Udang Aru Besar)
6.Halcyon australasia (Kingfisher-Raja Udang Timor)
H. chloris (White Colared Kingfisher-Raja Udang Kalung Putih)
H. concreta (Chesnut Collared Kingfisher-Raja Udang Kalung Coklat)
H. coromanda (Red Kingfisher-Raja Udang Merah)
H. cyanoventris (Java Kingfisher-Raja Udang Biru Jawa)
H. funebris (Kingfisher-Raja Udang)
H. fulgidus (Kingfisher-Raja Udang)
H. macleayii (Forest Kingfisher-Raja Udang Hutan)
H. megarhynchus (Mountain Yellow Billed Kingfisher-Raja Udang
Punggung Paruh Kuning)
H. monacha (Kingfisher Molucean-Raja Udang)
H. nigricyanea (Blue black Kingfisher-Raja Udang Biru Hitam)
H. pileata (Black Capped Kingfisher -Raja Udang Kuduk Hitam)
H. smynensis (White Threated Kingfisher-Raja Udang Leher Putih)
H. princepa (Kingfisher-Raja Udang)
H. sancta (Sacred Kingfisher-Raja Udang)
H. torotoro (Lesser Yellow Billed Kingfisher -Raja Udang Paruh
Kuning Kecil)
H. laruli (Kingfisher-Raja Udang)
7.Lacedo pulchella (Banded Kingfisher-Raja Udang Pita)
8.Melidora macrorhina (Hook Billed Kingfisher-Raja Udang Paruh
Bengkok)
9.Pelargopsis eapensis (Stork Billed Kingfisher-Raja Udang Paruh Bango)
P. melanochyncha (Kingfisher Black Bellied-Raja Udang Perut Hitam)
10.Tanysiptera corolinae (Numfor Paradise Kingfisher-Raja Udang
Numfor)
T. ellioti (Kofiau Paradise Kingfisher-Raja Udang Kofiau)
73
T. danae (Brown Backed Paradise Kingfisher-Raja Udang Ekor
Punggung Coklat)
T. dane (Kingfisher-Raja Udang)
Bucerotidae
1.Rhyticeros cassidix (Hornbill-Rangkok Buton)
R. coronatus (Hornbill-Kangkareng)
R. everetti (Sumba Hornbill-Rangkong Sumba)
R. leucocephalus (Wrinkled Hornbill-Burung Tahun)
R. plicatus (Blyth's Hornbill-Burung Lipat)
R. undulatus (Wieated Hornbill-Enggang Musim)
2.Berenicornis comatus (White Crowned Hornbill-Enggang Jambul Putih)
Capitonidae
1.Magalaima corvina (Brown Throaled Barbet-Maruku)
M. javensis (Java Barbet-Tulumtumpuk)
M. armillaris (Blue Crowned Barbet-Cangkarang)
Pittidae
1.Pitta baudi (Blue Headed Pitta-Paok Kepala Biru)
P. brachyura (Blue Winged Pitta-Paok Sayap Biru)
P. caerulea (Giant Pitta-Paok Besar Biru)
P. erythrogaster (Red Breasted Pitta-Paok Dada Merah)
P. garnatina (Garnet Pitta-Paok Garnet)
P. guajana (Bandet Pitta-Paok Ekor Biru)
P. maxima (Greater Pitta-Paok Halmahera)
P. mollucensis (Moluccan Blue-Paok Maluku)
P. schneideri (Schneide's Pitta-Paok Schneideri)
P. sordida (Hooded Pitta-Paok Topi)
P. arcuata (Blue Banded Pitta-Paok Biru)
P. versicolor (Hoisy Pitta-Paok)
Muscicapidae
1.Moscivapa rueeki (Rueek's Blue Flycather-Burung Kipas Biru)
2.Rhipidura javanica (Pied Faintail-Burung Kipasan)
74
R. phoenicura (Red Tailed Fantail-Burung Kipas Ekor Merah)
R. euryura (White Bellied Fantail-Burung Kipas Gunung)
Aegithalidae
1.Psaltria exilis (Pygmy Tit-Glatik Kecil)
Nectariniidae
1.Aethopyga doyvenhodei (Duyrebode's Sunbird-Burung Madu Sangir)
A. eximialis (Khul's Sunbird-Burung Madu)
A. mystacalis (Scarlet Sunbird-Burung Madu Merah)
A. siparaja (Crimson Sunbird-Burung Madu Merah jingga)
2Anthreptes malacensis (Brown Threated Sunbird-Burung Madu)
A. rhodolaema (Red Threated Sunbird-Burung Madu, Jantingan)
A. singalensis (Ruby Checked Sunbird-Burung Madu Pipi Merah)
3Arachnothera affinis (Grey Breasted Spiderhunter-Burung Jantung Kelabu)
A. chrysogenys (Lesser Yellow Eared Spiderhunter-Burung Jantung
Kecil)
A. crassirostris(Thick Billed Spiderhunter-Burung Madu Paruh Tebal)
A. flavigaster (Greater Yellow Cared Spiderhunter-Burung Jantung Besar)
A. robusta (Long Billed Spiderhunter -Burung Jantung Besar)
A. longirostris (Little Spiderhunter-Burung Madu)
4Nectarinia hypogramica (Purple Naped Sunbird-Burung Madu Kuduk
Ungu)
N. sperata (Purple Threated Sunbird-Burung Madu Tenggorokan Ungu
N. chalcostetha (Copper Threated Sunbird -Burung Madu Tenggorokan
Pirang)
N. jugularis (Yellow Threated Sunbird -Burung Madu Kuning)
N. sericea (Black Sunbird-Burung Madu Hitam)
Zosterropidae
1.Lophozosterops javanicus (Javan Grey Throated White Eye-Burung Kacamata
Leher Abu-abu)
Meliphagidae
1.Conophila albogularis (Rufous Breasted Honey Eater-Burung Madu
Dada Coklat)
2.Entomyzen eater (Blue Faced Honey Eater -Burung Madu Mata Biru)
3.Glycichaera fallax (White Eye Honey Eater-Burung Madu Mata Putih)
4.Lichmera alboouricularis(White Eared Honey Eater-Burung Madu Kuping
Putih)
L. flavicans (Honey Eater-Burung Madu)
L. argentaurus (Plain Olive Honey Eater-Burung Madu Hijau)
L. deningeri (Honey Eater-Burung Madu)
L. indistincta (Brown Honey Eater-Burung Sesap Madu Coklat)
75
L. Lombokia (Lombok Honey Eater-Burung Madu Lombok)
L. monticola (Honey Eater-Burung Madu)
L. notabilis (Honey Eater-Burung Madu)
L. squamata (Honey Eater-Burung Madu)
5Melidectes beredi (Belford's Honey Eater-Burung Madu Belford)
M. fuscus (Soety Honey Eater-Burung Madu)
M. leuciatephes (White Fronted Honey Eater-Burung Madu Muka Putih)
76
O. chrysogenys (Orange Checked Honey Eater-Burung Madu Pipi
Merah)
O. abscurus (Honey Eater-Burung Madu)
10.Philemon brassi (Brass Fiar Bird-Burung Madu Kerongkongan Hitam
P. buceroides (Nossy Fiar Bird-Burung Madu Besar, Cikus-kua)
P. citreogularis (Yellow Threated Fiar Bird-Burung Madu Bsr
Kerongkongan Kuning)
P. fuscipilus (Fiar Bird Eater-Burung Madu Besar)
P. gilolansis (Grigolo Fiar Bird Eater-Burung Madu Besar)
P. inornatus (Timor Fiar Bird Eater-Burung Madu Besar)
P. meyeri (Meyer's Fiar Bird Eater-Burung Madu Besar)
P. molluecensis (Moluccan Fiar Bird Eater -Burung Madu Besar
Maluku)
P. novaeguineae (New Guinea Fiar Bird Eater-Burung Madu Besar Irian)
Sturnidae
1.Gracula relligosa robusta (Nias Talking Starling-Beo Nias)
2.Leucopsar rothschildi (Rotschild's Starling-Jalak Bali Putih)
3.Sturnus melanoptera (Black Winged Starling-Jalak Putih)
Ptilonorhynchidae
1.Ailuroedes buccides (White Tared Cat Bird-Burung Kucing Telinga Putih)
A. melanetis (Black Tared Cat Bird-Burung Kucing Telinga Hitam)
2.Amblyornis inornatus (Gardener Tared Bower Bird-Burung Serambi)
77
A. Flavifrons (Yellow Fronted Golden Bower Bird-Burung Namdur Jumbai)
A. macgregoriae (Crested Gardener-Burung Namdur Jambul)
Paradisaeidae
1.Astrapia nigra (Arfak Astrapia Bird of Paradise-Burung Dewata Ekor
Panjang)
A. splendidissima (Splendid Adtrapia Bird of Paradise-Burung
Dewata)
2.Astrapimachus elliotti (Elliot's Bird of Paradise-Burung Dewata Elliot)
3.Cincinurus ragius (King Bird of Paradise-Burung Raja)
4.Diphyllodes magnificus (Magnificent Bird of Paradise-Burung Dewata
Raja Kecil)
D. Republica (Waigeo Bird of Paradise-Burung Dewata Waigeo)
D. albertsi (Black Sickle Billed Bird of Paradise-Burung Dewata Paruh Panjang)
5.Drepanornis bruijnii (White Sickle Bird of Paradise-Burung Dewata
Paruh Sabit Putih)
6.Epimachus mayeri (Brown Sickle Billed Bird of Paradise-Burung Dewata
Paruh Sabit Coklat)
E. Fuscatus (Black Sickle Billed Bird of Paradise-Burung Dewata
Paruh Sabit Hitam)
7.Laboparadisae sericea (Wattle Billed Bird of Paradise-Burung Dewata
Berpial)
8.Lophorina superba (Superba Bird of Paradise-Burung Dewata Superba)
9.Loria loriae (Loria's Bird of Paradise-Burung Dewata Loria)
10.Lycocorax pyrrhopterus (Paradise Crown-Burung Gagak Surga)
11.Maegregoria pulchra (Macgregor's Bird of Paradise-Burung Dewata
Topeng)
12.Manucodia ater (Jobi Manucode-Burung Dewata Jobi)
M. Chalybatus (Crinkled Collared Manucode-Burung Dewata Hijau)
M. Ater (Glossy Wantled Manucode-Burung Dewata)
13.Paradigalla carumculata(Long Tailed Paradigala-Cendrawasih Berpial)
P. Brevicanda (Short Tailed Paradigala-Cendrawasih Berpial Ekor
Pendek)
14.Paradisea apoda (Greater Bird of Paradise-Cendrawasih Kuning Besar)
P. Minor (Lesser Bird of Paradise-Cendrawasih Kuning Kecil)
P. Rubra (Red Bird of Paradise-Cendrawasih Kuning Merah)
P. Raggiana (Count Rangi's Bird Six of Paradise-Cendrawasih Jingga)
78
15.Parotia corolea (Queen Carol's Sister of Paradise-Burung Dewata Bulu Enam
Putih)
P. sefilate(Arfak Six Wired Bird of Paradise-Burung Dewata Bulu Enam)
16.Pteridophora alberti (Enammeled Bird of Paradise-Burung Dewata
Pembawa Pinji)
17.Phonygammus keraudrenii (Trumpet Bird-Burung Dewata Trompet)
18.Ptiloris magnificus (Magnificent Rifle Bird-Cendrawasih Memenjat)
19.Seleucidis melanoleuea (Twelve Wired Bird of Paradise-Burung Dewata
Dua Belas Kawat)
20.Semioptera wallasei (Wallace's Standar Wing-Burung Plat)
21.Pseudastrapia lobata (False Lobel Long Tail-Burung Dewata Ekor
Panjang)
Timaliidae
1.Alcippe pyrrhoptera (Java nun Babler-Brencer Wergan)
2.Cairina scutulata (White Winged Duck-Itik Liar)
3.Crocias albonotatus (Spotted Sibig-Burung Matahari)
4.Garrulax rufifrons (Red Fronted Laughing Thrush-Burung Kuda)
5.Niltiva ruecki (Rueck's Blue Flycatcher-Burung Kipas Biru)
6.Stachyris grammiceps (White Brested Tree Babler-Burung Tepus Dada
Putih)
S. melanothorax (Pearl Cheek Tree Bablier -Burung Tepus Pipi
Perak)
Charairiidae
1.Ducula whartoni (Imperial Pigeon -Pergam Raja)
2.Lophozosterops javanica(Javan Grey Throated White Eye-Burung Kacamata
Leher Abu-abu)
3.Otus beccarri (Biak Cops Owl-Burung Hantu Biak)
4.Venellus macropterus (Javan Wattled Plover-Trulek Jawa)
C. REPTILIA
Emydidae
1.Batagur baska (River Terropin-Tuntong)
2.Orlitia borneensis (Aquatio tortoise -Kura-kura)
Corottochelidae
1.Carettachelys insculpta (Irian Tortoiso-Kura-kura Irian)
2.Elseya novaeguineae (New Gunea Snapper-Kura-kura Irian Leher Pendek)
Chelyidae
1.Chelodina novaeguineae(New Gunea Snapper-Kura-kura Irian Leher Panjang)
79
Dermochelydae
1.Caretta caretta (Red Brown Longger Head-Penyu Tempayan)
2.Dermochelys coriacea (Leather Back Turtle-Penyu Belimbing)
3.Lepidochelys olivaceae (Grey Olive Longerhead-Penyu Ridel)
Trioychdae
1.Chitra indica (Giant Fresh Water Turtle -Labi-labi Besar)
Crocodylidae
1.Crocodylus novaeguineae(New Guinea Fresh Water Crocodile-Buaya Air
Tawar Irian)
C. porosus (Marsh Cocodile-Buaya Muara)
C. siamensis (Siamese Crocodile-Buaya Siam)
2.Tomistoma schegellii (Malayan Gavial-Buaya Capit Senyulong)
Agamidae
1.Chlamydosaurus kingi (Collar Skin Flapped Lizard-Soa Payung)
2.Gonyocephalus dilophus(Giant Cahmeleon-Bunglon Sisir Raksasa)
3.Hydrosaurus ambonensis (Fintaited Lizard -Soa-soa)
Boidae
1. Chondropython viridis (Green Python-Sanca Hijau)
2. Python molurus (Rock Python-Sanca Bodo)
P. timorensis (Timor Python-Sanca Timor)
Scincidae
1. Tiligua gigas (Giant Skink-Ular Kaki Empat, Biawak Panama)
Varanidae
1. Varanus bengalensis (Grey Monitor Lizard-Biawak Abu-abu)
V. borneensis (Cantarus Lizard-Biawak Kalimantan)
V. indicus (Indian Water Monitor-Biawak Maluku)
V. gouldii (Brown Monitor-Biawak Coklat)
V. komodoensis (Komodo Dragon -Biawak Komodo)
V. parasinus (Green Monitor Lizard-Biawak Hijau)
V. salvator togianus (Togian Monitor-Biawak Togian)
V. timorensis (Timor Lizard-Biawak Timor)
D. PISCES ikan
1. Hornaloptera gymnogaster(Maninjau Loach-Selusur Maninjau)
2. Notopterus sp. (Maninjau Loach -Belida Jawa)
3. Pristis sp. (Sentani Shark -Pari Sentani)
4. Puntius microps (Maninjau Loach -Wader Goa)
5. Schlerophages formosus (Asian Bonitangue-Petang Malaya)
80
S. leichardti (Dawson River Salmon-Peyang Irian)
E. INSECT - Serangga
Papilionidae
F. CORAL
81
8. Tachypleus tridentatus (King crab-Mimi)
9. Tridacna crocea (Saffron Coloured,Boring Clam-Kima
Kunia,Lubang)
T. derasa (Shoutern Giant Clam-Kima Selatan)
U. gigas (Giant Clam-Kima Raksasa)
T. maxima (Small Giant Clam-Kima Besar)
T. squamosa (Scaly Clam-Kima Sisik, Kima Seruling)
10. Trochus niloticus (Mother of Pearl, Top Shell-Troka, Susu Bundar)
LAMPIRAN : 4
POHON-POHON YANG DILINDUNGI DAN BOLEH DITEBANG
SETELAH MEMENUHI KETENTUAN YANG DITETAPKAN
82
1. Agathis labillardiari (Damar, Kopal) - 50
2.Dipterocarpus sp (Keruing (minyak) - 50
3.Dryobalanop camphora (Kapur Barus) - 50
4.Dyera sp. (Jelutung) - 60
5.Ganus motleyana (Katiau) - 50
6.Palquim gutta (Malam Merah, Sumban Getah Merah)- (diameter setinggi
dada 50)
7.P. leiocarpum (Hangkang) - 50
8.Shorea sp (Mata Kucing) - 50
9.Styrax sp. (Kemenyan) - 50
83
9. Instia amboinensis (ipik) - 60
10. Manilkara kauki (Sawo kecik) - 40
11. Pterospermum sp. (Bayur) - 60
12. Protium javanicum (Trenggulung) -
50
13. Santalum album (Cendana) - 50
14. Scorodocarpus borneonsis(Kayu bawang, kulim) - 50
15. Timonius sercus (Ketimun) - 40
16. Toona sureni (Suren) - 60
LAMPIRAN : 5
DAFTAR NAMA FLORA LANGKA YANG PERLU DILINDUNGI
DI INDONESIA
Apocynaceae
1. Rauwolfia spp. (Pulau Pandak)
Araceae
1. Amorphophallus decussilvae (Bunga Bangkai Jangkung)
A. titanum (Bunga Bangkai Raksasa)
2. Balanophora spp. (Parasite Plant-Balanofora)
3. Rafflesia spp. (Parasite Plant-Rafllesia, Bunga Padma)
4. Rhisanthes sippelii (Parasite Plant-Risantes)
Palmae
1. Borassodendron borneonsis (Budang)
2. Caryota no (Fishtail Palm-Sarai Raja)
3. Ceratolobus glaucescens (Palem Jawa)
4. Eugeissona utilis (Bertam)
5. Johannesteijsmannia altifrons (Daun payung)
6. Livistona rotundifolia (Serdang)
7. Nenga gajah (Palem gajah)
8. Phoenix paludosa (Korma Rawa)
9. Pigafetta filaris (Wanga)
10 Pinanga javana (Pinang Jawa)
Orchidaceae
1. Ascocentrum miniatum (Anggrek kebutan)
2. Coelogyne pandurata (Black orchid-Anggrek Hitam)
3. Corybas fornicatus (Anggrek Koribas)
4. Cymbidium hartinahianum (Anggrek Hartinah)
5. Dendrobium d'albertisii (Anggrek Albert)
D. lasianthera (Anggrek Stuberi)
D. macrophylum (Anggrek Jamrud)
84
D. ostrinoglossum (Anggrek Karawai)
D. phalaenopsis (Anggrek Larat)
6. Grammatophyllum papuanum (Anggrek Raksasa Irian)
G. speciosum (Giant-Anggrek Tebu)
7.Macodes petola (Anggrek Ki Aksara)
8.Paraphalaenopsis denevei (Anggrek Bulan Bintang)
P. laycockii (Anggrek Bulan Kalimantan
Tengah)
P. serpentiliga (Anggrek Bulan Kalimantan Barat)
9.Paphiopedillum chamberlainnianum (Anggrek Kasut Kumis)
P. glaucophyllum (Java's Slipper Orchid-Anggrek
Kasut Berbulu)
P. praestns (Anggrek Kasut Pita)
10.Phalaenopsis amboinensis (Anggrek Bulan Ambon)
P. gigantea (Anggrek Bulan Raksasa)
P. sumatrana (Anggrek Bulan Sumatera)
11.Renanthera matutina (Anggrek Jingga)
12.Spathoplottis zurea (Anggrek Sendok)
13.Vanda pumila (Vanda)
V. sumatrana (Vanda Sumatera)
V. celebica (Vanda Mungil)
V. hookeriana (Anggrek Pensil)
LAMPIRAN : 6
Kutipan beberapa bab dari Undang Undang No 5 Tahun 1990.
*). Catatan :
x dengan terbitnya Undang-Undang no. 5 tahun 1990 tentang
konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya maka
semua peraturan pelaksanaan dari peraturan perundang-undangan
di bidang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya yang telah ada sepanjang tidak bertentangan dengan
Undang-Undang ini, tetap berlaku sampai dikeluarkannya
peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Undang-Undang ini
(Pasal 42 Bab XII Undang-Undang No. 5 tahun 1990).
x Balam Bab V Pasal 21 UU No. 5 tahun 1990, dinyatakan bahwa :
85
(2) Setiap orang dilarang untuk:
a. Menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki,
memelihara, mangangkut dan memperniagakan satwa yang
dilindungi dalam keadaan hidup;
b. Menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut dan
memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan mati;
c. Mengeluarkan satwa yang dilindungi dari suatu tempat di
Indonesia ke tempat lain di dalam atau di luar Indonesia.
d. Memperniagakan, menyimpan atau memiliki kulit, tubuh, atau
bagian-bagian lain satwa yang dilindungi atau barang-barang yang
dibuat dari bagian-bagian satwa tersebut atau mengeluarkannya
dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di dalam atau di luar
Indonesia;
e. Mengambil, merusak, memusnahkan, memperniagakan,
menyimpan atau memiliki telur dan atau sarang satwa yang
dilindungi.
86
1. Barang siapa dengan sengaja melakukan pelanggaran terhadap
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) dan ayat
(2) serta Pasal 33 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling
lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp 100.000.000,00
(seratus juta rupiah).
Barang siapa karena kelalaiannya melakukan pelanggaran
terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1)
dan ayat (2) serta Pasal 33 ayat (3) dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp
50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
87