Anda di halaman 1dari 87

Tips

Pemandu Wisata Alam

Edy Hendras Wahyono


KATA PENGANTAR

Buku ini, merupakan sebuah petunjuk praktis bila anda akan membawa
wisatawan minat khusus dari nusantara ataupun mancanegara. Minat
khusus, maksudnya wisatawan yang khusus ingin mengunjungi lokasi
yang dikehendaki untuk mengetahui lebih banyak atau belajar tentang
potensi daerah yang dikunjungi. Daerah-daerah yang banyak dikunjungi
adalah kawasan yang dilindungi seperti taman nasional, cagar alam, hutan
wisata, hutan lindung atau ke lokasi pertanian (agrowisata), dan lokasi lain
yang dianggap wisatawan menarik untuk dikunjungi dan dipelajari.
Misalnya kebudayaan, adat istiadat, peninggalan sejarah, dsb.

Mulanya buku yang disusun ini, sebagian merupakan bahan pelatihan yang
disiapkan bagi para pemandu lokal, yang diterbitkan Yayasan Alami, untuk
masyarakat di sekitar kawasan Taman Nasional Gunung Halimun. Namun
setelah dilengkapi dengan berbagai bahan, dan ditambah dengan berbagai
pelatihan dibeberapa daerah, maka buku ini dapat digunakan pemandu
lokal untuk semua daerah, atau pemandu yang sering memandu namun
ingin mendalami masalah pemanduan di alam bebas.

Seorang pemandu, tidak harus berlatar belakang pendidikan


kepariwisataan. Setiap orang dapat menjadi pemandu, dengan
pengalamannya menggeluti suatu bidang, dan bidang tersebut sangat
menarik perhatian atau seseorang ingin mengetahui hal tersebut, maka dia
dapat menjadi pemandu. Seorang petani yang memiliki keahlian dalam
bidang obat-obatan tradisional, dan biasa menggunakannya, maka dia dapat
memandu pengunjung dan menjelaskannya hal tersebut kepada
pengunjung. Atau seseorang ahli dalam bidang ilmu pengetahuan, ahli
perilaku binatang dan pengetahuan lain, maka pengetahuan tersebut dapat
dijelaskan kepada wisatawan tentang hal tersebut.

Bahan yang ada di dalam tulisan dan petunjuk ini, merupakan rangkaian
pengalaman penulis ketika membawa sejumlah wisatawan nusantara
ataupun mancanegara, sekelompok pelajar yang ingin belajar tentang alam
dan kehidupan, pelatihan yang dilakukan oleh berbagai instansi dan
organisasi serta rangkuman beberapa buku bacaan yang ada kaitannya
dengan ecoturism (ekowisata).

Sebagai buku pedoman, ungkapan pengalaman dan petunjuk praktis,


merupakan sebuah pegangan untuk pemandu dilapangan yang sifatnya
teori praktis untuk memberikan pengetahuan kepada pengunjung tentang
sesuatu yang dilihat dan ingin diketahui, bagaimana menjelaskan sesuatu

2
yang yang unik, aneh, dan baru pertama kali dilihat oleh wisatawan, serta
menjelaskan bagaimana cara-cara agar si pengunjung memperhatikan apa
yang kita jelaskan, mempercayai yang kita terangkan dan membuat
wisatawan senang, gembira, puas dan berkesan selama kunjungan.

Penulis berusaha menggunakan bahasa yang sesederhana mungkin, namun


tidak mengurangi makna keilmiahan bila yang dijelaskan telah dibuktikan
dengan berbagai penelitian, agar semua kalangan yang ingin menekuni
masalah ekowisata dapat memahami. Karena banyak sekali pemandu
pemula yang merupakan masyarakat lokal di daerah sekitar kawasan
konservasi, yang paham akan kehidupan di alam, mengerti akan kegunaan
tumbuhan di alam, namun mereka belum tahu bagaimana cara
menyampaikan pengalamannya kepada pengunjung.

Mudah-mudahan informasi sederhana ini bermanfaat bagi anda sebagai


seorang pemandu pemula atau pemandu yang telah lama menekuni
pekerjaannya namun ingin mengetahui seluk beluk tentang wisata alam,
tentang ekowista dan ingin mengetahui lebih dalam cara-cara menjadi
seorang pemandu ekowisata yang baik.

Jakarta, September 1996.


wassallam,

Penyusun,

3
PENDAHULUAN

Semakin meningkatnya wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara


yang diperkirakan lebih dari 70 juta, maka peningkatan sumber daya
manusia bidang pariwisata harus dikembangkan secara bersamaan serta
diperlukan sumber daya manusia di bidang pemandu yang handal dan
terlatih agar dapat memuaskan para tamu yang berkunjung, terus
ditingkatkan.

Saat ini banyak wisatawan mulai mencintai alam, kembali ke alam,


mengunjungi alam (back to nature) untuk menikmati keindahan alam, dan
menghilangkan serta melupakan kesibukan-kesibukan yang dilakukan
setiap harinya. Oleh karena itu seorang pemandu tidak cukup hanya
ketrampilan sebagai pengantar atau pendamping, akan tetapi lebih dari itu,
yaitu pemandu dituntut untuk mengerti tentang kehidupan di alam itu
sendiri.

Untuk melayani permintaan yang semakin meningkat untuk wisata ke alam,


maka ada beberapa istilah yang menawarkan bepergian wisata ke alam
bebas, menikmati keindahan panorama dan keunikan kehidupan di alam,
serta memberikan keuntungan bagi lingkungan yang dikunjungi (seperti
taman nasional, cagar alam dsb) maupun masyarakat di sekitarnya. Maka
munculah istilah Ekowisata yang berasal dari kata bahasa Inggris yaitu
Ecotourism.

Ekowisata, mempunyai beberapa definisi. Namun pada dasarnya adalah


perjalan yang bertanggung jawab ke tempat-tempat alami, yang mempunyai
usaha pelestarian lingkungan, dan memberikan untung atau ikut
mensejahterakan masyarakat di sekitar daerah tujuan wisata. Prinsip inilah
yang dimaksud wisata yang bertanggung jawab, sama-sama memberikan
keuntungan.

Ekowisata (Ecotourism) saat ini sedang banyak diminati oleh berbagai


wisatawan yang ingin mengetahui dan belajar lebih banyak dari alam.
Ekowisata sebenarnya merupakan bentuk wisata pilihan (alternatif) atau
bentuk baru dari wisata alam yang telah lama dilakukan oleh para
pelancong yang berkunjung ke kawasan pelestarian alam.

Akan tetapi bentuk wisata ini berlainan dengan wisata alam atau wisata
petualangan (adventure). Bila wisata petualangan lebih mengandalkan
kekuatan fisik, seperti panjat tebing, arung jeram, atau melakukan

4
perjalanan petualangan di alam bebas yang memerlukan fisik yang kuat.
Sedangkan ekowisata lebih cenderung untuk belajar mengetahui kehidupan
alam, mendidik wisatawan, memberikan informasi dan penjelasan bagi
mereka yang datang ke lokasi wisata. Selain itu ekowisata juga menekan
sekecil mungkin dampak negatif terhadap lingkungan serta
menguntungkan bagi masyarakat di sekitarnya dan lingkung an yang
dikunjungi.

Oleh karena itu Ekowisata, banyak dikembangkan di berbagai negara. Para


pembeli paket ekowisata umumnya wistawan yang ingin berkunjung ke
tempat yang sunyi, alamnya masih asli, asri dan belum banyak dirubah oleh
tangan-tangan jahil. Mereka ingin kembali ke alam, kembali menghormati
alam dan berusaha membantu melestarikannya, melindungi dari kerusakan.

Informasi yang benar tentang jenis, fungsi, perilaku, keadaan alam bagi
wisatawan adalah sangat penting artinya. Sehingga mereka mengenal,
mengetahui dan akhirnya mencintai alam dan kehidupannya itu sendiri.

Sebagai seorang pemadu ekowisata atau pemandu lokal yang banyak


mengetahui tentang situasi, kondisi dan medan di alam, adat istiadat dan
kebudayaan, kehidupan di dalam hutan, keragaman jenis flora dan fauna,
pemanfaatan tumbuhan untuk bahan makanan dan obat-obatan dsb.,
merupakan sumber daya manusia yang perlu dimanfaatkan dalam
pengembangan ekowisata. Akan tetapi walaupun telah banyak mengetahui
segala macam yang telah disebutkan di atas, tentu ingin mengetahui
bagaimana cara penyampaian informasi tersebut kepada pengunjung.

Setiap pemandu mempunyai cara tersendiri, dan mempunyai seni tersendiri


pula, bagaimana agar si pengunjung senang mengunjungi ke daerah kita,
betah tinggal lebih lama, dan sebagai pemandu tentunya akan senang bila
mereka puas dengan layanan kita, dengan informasi yang kita sampaikan,
serta menjadikan kenangan daerah yang dikunjungi, dengan harapan dapat
berkunjung kembali lagi.

Di dalam memandu wisatawan yang berkunjung ke kawasan hutan, yang


umumnya dilindungi, seorang pemandu diharapkan dapat memberikan
contoh perilaku dan memperlakukan alam dengan benar, atau
menyampaikan usaha dalam melestarikan kehidupan di alam, atau
memanfaatkan hasil hutan secara berkesinambungan. Karena hanya dengan
tindakan seperti itu, diharapkan para wisatawan akan membantu dalam
usaha pelestarian alam.

Oleh karena itu, mulai saat ini, sudah mampukah kita memberikan
informasi, layanan dan penjelasan kepada wisatawan tentang kehidupan di

5
alam ?. Mudah-mudahan setelah membaca buku ini, akan menambah
pengetahuan tentang memandu wisatawan ekowisata.

6
PARIWISATA, EKOWISATA DAN
JENIS-JENIS WISATAWAN
A.. PARIWISATA & JENIS-JENIS WISATAWAN

1. Pengertian Pariwisata

Pariwisata berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri dari 2 suku kata, yaitu
pari berarti penuh, seluruh atau penuh sedangkan wisata artinya perjalanan.
Sehingga secara keseluruhan, pariwisata dapat diartikan keseluruhan
fenomena atau gejala dan hubungan yang ditimbulkan oleh perjalanan dan
atau persinggahan yang dilakukan oleh seseorang di luar tempat tinggalnya
untuk berbagai tujuan. Tetapi perjalanan tersebut bukan untuk tinggal
menetap di tempat yang dikunjungi atau disinggahi, atau melakukan
pekerjaan untuk mendapatkan upah.

Tujuan-tujuan perjalanan tersebut, tergantung dari minat seseorang untuk


mengunjungi tempat-tempat tertentu untuk mengetahui lebih jauh lokasi
yang dituju. Sehingga ada beberapa bentuk dan jenis pariwisata yang
dikenal, misalnya :

2. Jenis-Jenis Wisata

Ada beberapa jenis wisata yang selama ini dikenal, tergantung dari daerah
tujuannya atau dari kunjungan tersebut mendapatkan suatu pengalaman
atau hasil yang di harapkan. Jenis-jenis tersebut antara lain :
x Wisata alam : adalah bentuk perjalanan ke suatu tempat yang masih
alami, yang belum mendapatkan banyak gangguan. Misalnya
berkunjung ke hutan seperti hutan lindung, taman nasional, cagar alam,
hutan wisata dsb. Atau ke gunung, dengan pemandangan, suhu dan
suasana yang sejuk, ata bahkan mengunjungi ke indahan laut baik laut
panoramanya ataupun pemandangan kehidupan di dasar laut.
Wisatawan melakukan kegiatan-kegiatan tertentu yang sekedar untuk
melihat dan mengetahui keindahan alam lebih dekat. Ada kalanya
wisata alam ini mempunyai kegiatan sedikit menantang yang dilakukan
oleh pelakunya, sehingga memerlukan kekuatan fisik, mental dan
keberanian misalnya menjelajah hutan, memanjat tebing, arung jeram
dsb. Namun ada pula yang sekedar melihat dan menikmati akan
keindahan alam, mereka tidak perlu mengeluarkan tenaga, cukup
datang ke tempat yang dituju, duduk dan menikmati kesejukan dan
kesegaran udara, keragaman tumbuhan dan binatang dsb.

7
x Wisata kebudayaan : adalah perjalanan ke pusat-pusat kebudayaan
dengan maksud untuk mengetahui lebih dekat, bentuk kebudayaan dari
masyarakat tertentu. Apabila tertarik, biasanya dilanjutkan dengan
belajar.

x Wisata belajar (Study-tour) : adalah perjalanan untuk belajar sesuatu


yang dilakukan secara berkelompok (biasanya anak sekolah) dan
berkunjung ke tempat-tempat yang mempunyai nilai pendidikan.
Misalnya berkunjung ke kebun raya, kebun binatang, pusat kebudayaan.

x Wisata pertanian atau agrowisata: adalah perjalanan untuk mengetahui


lebih dekat akan usaha pertanian di suatu tempat. Kunjungan ini
biasanya disertai dengan ikut memanen hasil pertanian atau memetik
buah yang dihasilkan suatu perkebunan. Jenis wisata ini juga
kadangkala mengunjungi tem[pat-tempat peternakan seperti tambak
ikan, udang selain berwisata mereka juga belajar.

x Wisata perbandingan : adalah perjalanan dengan tujuan


membandingkan suatu kegiatan yang telah dilakukan oleh seseorang
dengan kegiatan yang dilakukan. Sehingga akan ada tukar informasi,
tukar pengalaman, mengambil yang baik dan memperbaiki yang kurang
dari suatu pekerjaan yang telah dilakukan.

B. EKOWISATA

Ekowisata, adalah terjemahan langsung dari ecotourism (Inggris).


Terjemahan ini memang tidak baku, sedangkan terjemah yang benar adalah
Wisata Ekologis. Apabila diartikan secara bebas, adalah wisata yang
mempelajari timbal balik antara wisatawan dengan alam lingkungannya.
Sebenarnya bentuk wisata ini adalah pengembangan dari bentuk wisata
wisata sebelumnya yang telah disebutkan diatas. Oleh karena kegiatan
wisata saat ini banyak berakibat kurang baik terhadap lingkungan dan
masyarakat lokal kurang mendapatkan untuk, maka diperkenalkanlah
bentuk baru, yaitu ekowisata.

Ada beberapa pengertian tentang ekowisata, diantarnya adalah suatu


kegiatan wisata yang bertanggung jawab di tempat-tempat alami dan atau
daerah-daerah yang dibuat berdasarkan kaidah alam. Perjalanannya
mendukung upaya pelestarian lingkungan ( alam dan kebudayaan) dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Wisata ini memang berbeda dengan jenis wisata yang telah disebutkan
diatas. Bentuk ini lebih cenderung bersifat pendidikan yaitu mendidik,

8
menginformasikan kepada wisatawan tentang alam dan lingkungan yang
dikunjungi. Misalnya seorang dukun desa yang ahli dengan obat-obatan
tradisional, mengajari wisatawan tentang cara-cara membuat obat yang
diperlukan serta ramuan-ramuan yang diperlukan yang terdiri dari
beberapa jenis tumbuhan dan bagian-bagiannya. Atau seorang peneliti,
menjelaskan perilaku binatang tertentu yang dipelajari kepada pengunjung
dsb.

Umumnya wisatawan yang mengikuti paket perjalanan ekowista,


berkunjung ke kawasan yang dilindungi. Akan tetapi bentuk wisata ini
tidak harus ke kawasan pelestarian alam, dapat juga di luar kawasan yang
dilindungi, yang mempunyai potensi alam baik. Namun perlu diingat
kunjungan tersebut tidak mengakibatkan dampak yang kurang baik, tetapi
sebaliknya yaitu memberikan keuntungan bagi masyarakat setempat.
Misalnya dengan membeli kerajinannya, menginap di rumah penduduk dan
memberikan donasi, membeli makanan bila layak untuk wisatawan atau
memberikan sumbangan kepada organisasi untuk kemajuan masyarakat
setempat ataupun lingkungan alam.

C. JENIS-JENIS WISATAWAN DAN PERILAKUNYA

1. Jenis-Jenis Wisatawan
Memang tak ada ketentuan di dalam pengelompokan wisatawan yang
datang ke daerah tujuan wisata, akan tetapi agar mudah di dalam
pelayanan, di bawah ini ada beberapa jenis wisatawan yang umumnya
datang atau dilayani oleh biro perjalanan wisata atau pemandu untuk
mengunjungi ke berbagai daerah. Kelompop-kelompok wisatawan tersebut
antara lain :

a). Explorer
Yaitu wisatawan, umumnya jumlah terbatas, mempunyai jiwa
petualang. Mereka tidak memerlukan tempat khusus untuk
menginap ataupun makan, lebih senang berinteraksi langsung
dengan masyarakat, sifatnya tidak terlalu banyak mengeluarkan
uang, karena terbatas. Termasuk didalamnya adalah wisatawan yang
ingin melihat keindahan alam bebas, mendaki gunung. Umur
berkisar 25 - 45 tahun.

b). Wisatawan Minat Khusus


Yaitu sekelompok kecil wisatawan atau perseorangan yang
mempunyai maksud dan tujuan khusus, sesuai dengan minat atau
hobi yang dimiliki. Seperti melihat burung, menyelam, milihat satwa
liar. Umumnya sedikit sekali yang menyukai kebudayaan. Mereka

9
orang berada, memerlukan tempat dan pelayanan khusus, dan sering
melakukan perjalanan panjang dari satu tempat ke tempat lain.
Kelompok ini termasuk juga para ilmuwan, umur berkisar 30 - 70
tahun.

c). Wisatawan Banyak Minat


Mereka menyukai alam atau satwa liar, yang tak sulit untuk
dikunjungi atau dilihat, serta mereka senang berkunjung ke
masyarakat, menyukai kebudayaan. Senang berjalan namun tidak
terlalu jauh, umumnya mereka berada dan memerlukan tempat dan
pelayanan khusus, namun mereka juga ingin mencoba fasilitas atau
hal-hal yang primitip. Umur berkisar 35 - 60 tahun.

d). Wisatawan Backpacker (ransel)


Wisatawan yang mempunyai keinginan untuk melakukan perjalanan
panjang dengan pengeluaran yang sedikit mungkin, segala
sesuatunya haruslah yang murah baik penginapan, transportasi
atupun makanan. Mereka ingin mencari banyak pengalaman, dengan
berjalan di hutan, melihat sesuatu yang sifatnya exotic. Umumnya
mereka adalah petualang muda yang umurnya berkisar 18 - 25 tahun.

e). Wisatawan Rombongan


Adalah wisatawan yang mempunyai rombongan cukup besar,
umumnya mereka berada, senang mengunjungi tempat yang indah,
kebudayaan masyarakat. Mereka juga menyukai melihat satwa liar
yang mudah untuk dikunjungi. Umumnya memerlukan pelayanan
dan tempat yang baik. Di dalamnya termasuk rombongan/
penumpang yang menggunakan kapal mewah. Umur berkisar 40 - 80
tahun.

2. Beberapa Perilaku Wisatawan Mancanegara


Perilaku manusia memang beraneka, tentu satu sama lain tidak sama, baik
itu wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. Di bawah ini
ada beberapa perilaku wisatawan asing, yang umumnya dijumpai saat
memandu mereka.
¡ Turis yang datang, berasal dari berbagai negara yang mempunyai
tingkah laku, bahasa, kebiasaan yang berbeda. Oleh karena itu, kita
harus memaklumi, sebatas norma-norma adat istiadat yang dapat
diterima sebagai orang timur. Misalnya yang perlu kita peringatkan,
tidak memakai baju atau tidak menutupi aurat (terutama wanita)
sehingga mengundang protes masyarakat, atau tindak kriminal.
¡ Turis, biasanya mempunyai keinginan yang sangat banyak, namun
semua permintaan tidak harus dituruti, akan tetapi dapat dilaksanakan
sesuai dengan kebiasaan masyarakat.

10
¡ Apa bila turis melakukan sesuatu yang menurut pandangan masyarakat
desa, merupakan hal yang tabu, maka pemandu wajib memperingatkan.
¡ Pada saat istirahat/tidur, biasanya turis menyukai situasi yang tenang.
¡ Turis adalah pembeli (=raja) yang biasanya menuntut banyak yang
sesuai dengan apa yang dibeli. Misalnya, dalam suatu paket dituliskan
makan sesuatu, tapi tidak tersedia, dan tidak ada pemberitahuan,
biasanya turis akan menuntut. Hal itu wajar, karena di negaranya
mereka biasa dengan keterusterangan.

11
MENJADI PEMANDU

Pemandu wisata mempunyai peranan yang sangat penting di dalam


industri pariwisata, karena harus mampu membuat wisatawan memperoleh
kesan yang baik, tentang tempat, daerah dan obyek wisata yang di lihat atau
dikunjunginya. Hal ini perlu diperhatikan, karena bila pertama kali
memberikan pelayanan yang baik dan membuat kesan yang
menyenangkan, maka selanjutnya akan memberikan kesan yang baik, tak
hanya bagi wisatawan yang dipandu, akan tetapi menjadikan buah bibir
diantara wisatawan yang akan datang.

Seorang pemandu adalah duta negara, yang memberikan informasi sejelas


mungkin kepada wisatwan (khususnya wisatawan asing). Oleh karena itu
seorang pemandu dituntut untuk mampu memberikan pengertian terhadap
alam kehidupan Indonesia, tata krama adat istiadat yang dimiliki bangsa
negeri ini.

Untuk menjadi yang terbaik, seorang pemandu harus membekali dirinya


dengan ilmu dan pengetahuan yang berkaitan erat dengan kegian wisata.
Ada beberapa persyaratan yang perlu disiapkan sebelum menjadi seorang
pemandu, yaitu :

A. Persiapan Mental Dan Rohani

Daya pikir dan daya nalar merupakan salah satu yang perlu dipersiapkan
dari awal. Seorang yang berpendidikan tinggi bukanlah merupakan suatu
faktor yang menentukan baik buruknya menjadi pemandu. Sangat penting
bagi seorang pemandu adalah berpikir praktis dan sistematis di dalam
menjalankan tugasnya menjadi pemandu wisata.

Berpikir secara sistematis di dalam pemanduan, hendaknya dimulai dengan


bertanya pada diri sendiri, yaitu :
9Apa yang akan dihadapi dan dikerjakan, apa masalah yang akan
dihadapinya dan kemungkinan kemungkinan yang akan terjadi.
Pertanyaan ini dapat dikembangkan terus sesuai dengan kondisi dan
situasi.
9Siapa wisatawan yang akan dilayani. Dengan demikian seorang
pemandu dapat menyiapkan segala sesuatunya, mulai dari bahan
ceritera, bahan makanan, route perjalanan hingga kemungkinan
penyakit yang dimiliki oleh wisatawan.

12
9Kapan, hal ini menyangkut masalah waktu. Suatu hal yang perlu
mendapatkan perhatian adalah selalu tepat waktu. Dengan
memperkirakan waktu yang diperlukan dalam suatu perjalanan.
9Dimana, erat kaitannya dengan daerah tujuan wisata atau obyek
yang akan dituju. Sehingga seorang pemandu sudah menyiapkan
suatu ceritera yang menarik untuk wisatawan.
9Bagaimana, menyangkut pelaksanaan di lapangan. Berkenan atau
tidak suatu obyek yang akan disajikan, atau kemungkinan
menyangkut tentang perjalanan atau cara/tehnik dalam pemanduan
yang akan digunakan.
9Berapa, menyangkut jumlah orang yang akan dipandu. Dengan
demikian akan tahu persis hal-hal yang harus persiapan.

B. Persiapan Fisik Dan Jasmani

Penampilan diri yang segar, tubuh yang prima, pikiran jernih sedang
tidak kacau, semangat, tampak gembira selama mendampingi dan
memberikan penjelasan kepada wisatawan, merupakan salah satu kunci
sukses di dalam memandu. Kondisi yang demikian akan tercapai bila
selalu menjaga kondisi tubuh. Sebab, apabila kondisi tubuh kita sedang
tidak sehat, atau pikiran sedang kacau, maka di dalam menyiapkan atau
menjelaskan suatu ceritera, akan tidak tercapai suatu yang diharapkan.
Kemungkinan akan membuat wisatawan kecewa. Untuk itu apabila
pikiran sedang tidak jernih, banyak masalah, sebaiknya tidak memandu.

C. Persiapan Pengetahuan

Seorang pemandu wisata yang sudah dikenal atau sering


direkomendasikan untuk memandu suatu rombongan, terletak pada
pengetahuan yang mereka miliki. Pengetahuan-pengetahun tersebut
antara lain :
9Pengetahuan tentang obyek wisata yang dikunjungi, seperti obyek
alam termasuk flora fauna, obyek budaya, dengan suatu kemasan
yang menarik. Sehingga wisatawan terkesan dan mendapatkan suatu
pengetahuan yang baru dari pemandu. Suatu ceritera sederhana,
namun penyampaian ceritera tersebut dengan baik dan menarik serta
menggunakan gaya bahasa ataupun bahasa tubuh, akan memberikan
nilai tambah kepada seorang pemandu.
9Bahasa dan komunikasi, merupakan hal yang harus dimiliki oleh
pemandu. Pandai berbahasa asing, namun tidak dapat
berkomunikasi dengan wisatawan, tidak ada artinya. Karena
komunikasi merupakan suatu hal yang sangat penting di dalam

13
pemanduan. Bagaimana pemandu akan berceritera atau menjelaskan
suatu obyek bila tidak mampu untuk berkomunikasi ?.
9Menghadapi wisatawan. Ada kalanya seseorang sudah akan ““grogi””
atau ““kaku”” sebelum bertemu dengan wisatawan. Oleh karena itu
tehnik menghadapi dan menghilangkan rasa keraguan menghadapi
wisatawan, seorang pemandu perlu mempelajarinya. Ada beberapa
cara yang sederhana untuk menghilangkan kegrogian, atau takut
salah dalam berceritera atau menginformasikan sesuatu. Anggaplah
bahwa yang mengetahui ceritera itu hanyalah anda, dan wisatawan
yang umumnya baru datang tidak mengerti atau belum tahu benar
tentang obyek yang diceriterakan.
9Tehnis pelaksanaan. Seorang pemandu tidak akan dapat bekerja
sendiri, tanpa ada kerjasama dengan biro perjalanan. Seorang
pemandu tidak akan mengerti atau puas tidaknya penlayanannya
yang diberikan kepada wisatawan yang dipandu, tanpa mengadakan
evaluasi diri. Seorang pemandu mempunyai tehnik tersendiri di
dalam memandu. Mengenai hal-hal tehnis di lapangan, seorang
pemandu harus memiliki kerjasama dengan siapa saja bila ingin
meningkatkan karirnya.

D. Kode Etik Pemandu Wisata

Sebagai seorang pemandu wisata yang baik, harus berpedoman kepada


kode etik Pramuwisata Indonesia, yang merupakan penjabaran dari The
Tour Guide Decalugue (Ten Comandement). Kode etik ini adalah sebagai
berikut ;
1. Pramuwisata merupakan wakil negaranya, sikap dan tindak
tanduknya haruslah mencerminkan tindak dan tanduk negaranya.
2. Selalu rapi dan berpakaian pantas dan bersih.
3. Bersikap wajar dengan penuh pertimbangan serta tidak mengurangi
keakraban dengan wisatawan.
4. Bangga akan tanah air dengan mematuhi peraturan yang berlaku,
menghormati tradisi yang terdapat pada suatu daerah dan mengajak
wisatawan untuk mematuhinya.
5. Tidak pernah memberikan pandangan yang negatif terhadap cara
hidup seseorang dari suku/bangsa lain.
6. Berikan perhatian yang sama kepada anggota/atau rombongan.
Jangan hanya seseorang atau sebagian dari rombongan yang
dipandu.
7. Berikan informasi yang benar, tepat dan bukan informasi yang hanya
kabar burung.
8. Jangan sesekali berbohong, lebih baik mengakui ketidak tahuan dari
pada berbohong.

14
9. Tidak sekali-kali meminta imbalan lebih dari yang seharusnya
dibayar oleh wisatawan, jangan mengharap atau meminta imbalan
dalam menjalankan tugas.
10. Tidak mengkritik atau berkata negatif terhadap pelayanan pemandu
wisata lain dihadapan wisatawan, dan tidak menganjurkan
wisatawan berkunjung ke obyek wisata yang tidak baik kondisinya.

Apabila hal-hal tersebut sudah dimiliki oleh seseorang, mereka dapat


menjadi seorang pemandu.

E. Beberapa Istilah

Selain istilah Pemandu atau Pramuwisata, ada beberapa istilah yang sering
digunakan atau dipakai selama melakukan perjalanan. Istilah-istilah
tersebut antara lain :

4.1. Pramuwisata Atau Pemandu/Guide


Adalah seseorang yang mendampingi serombongan orang, dan
mempunyai keahlian atau yang dapat menerangkan sesuatu kepada
rombongan tersebut. Pemandu ini ada beberapa tingkatan,
tergantung dari segi pengalaman, kwalitas dan operasional.
x Pemandu muda atau pemula : Pemandu ini ruang lingkupnya
masih sempit, misalnya daerah operasinya terbatas pada daerah
Tk II atau kabupaten. Untuk mendapatkan lisensi atau ijin
operasional, didapatkan dari Dinas Pariwisata Tk II., biasanya
dengan pelatihan serta kurikulum yang sudah baku.
x Pemandu madya : Untuk menjadi pemandu madya, umumnya
bila pemandu sudah mendapatkan ijin operasional atau lisensi
pemandu muda. Operasional cukup luas, meliputi daerah Tk I
atau propinsi. Untuk mendapatkannya biasanya mengikuti
pelatihan pemandu madya yang diadakan oleh Kantor Wilayah
Pariwisata Tk I.
x Tour operator : Dalam tingkatan pemandu, tour operator
merupakan tingkatan yang paling tinggi. Mereka dapat membawa
wisatawan ke seluruh propinsi. Untuk mendapatkan lisensi,
biasanya dilakukan pelatihan yang diadakan oleh Departemen
Pariwisata. Walaupun sudah dapat membawa wisatawan dengan
ruang lingkup yang tidak terbatas, diharapkan tour operator
menggunakan pemandu lokal atau muda, karena walaupun
bagaimana, pemandu daerah lebih banyak mengetahui tentang
seluk beluk daerahnya. Selain itu, pemandu muda yang
operasionalnya terbatas, dengan pengetahuan yang hanya di
daerah, dapat mendapatkan hasil dari kunjungan wisatawan yang
datang ke daerahnya.

15
4.2. Penunjuk Jalan
Adalah seseorang yang menjadi petunjuk dalam suatu perjalanan
karena pengalaman melewati suatu daerah tertentu.

4.3. Penterjemah
Adalah seseorang yang karena keahliannya dan menguasai bahasa
tertentu, mengalih bahasakan dari pemandu/masyarakat ke dalam
bahasa turis yang didampingi.

4.4. Porter
Adalah pembawa barang - barang milik rombongan.

F. Persiapan Bagi Pemandu

Pemandu wisata dapat dilakukan oleh siapa saja yang merasa dirinya
mampu untuk mengantarkan seseorang mengunjungi tempat yang
dikehendaki. Misalnya mengantarkan wisatawan ke kawasan yang
dilindungi seperti taman nasional, hutan wisata, cagar alam atau lokasi
peninggalan sejarah seperti candi, kebudayaan, adat istiadat dan
sebagainya. Namun dapat juga mengantarkan ke tempat-tempat tertentu
yang memiliki daya tarik tersendiri seperti pertanian, perkebunan,
perikanan atau dapat juga daerah yang dibuat untuk tujuan pariwisata
seperti Taman Mini Indonesia, Kebun Binatang, Ancol, Wisata Laut dan
masih banyak lagi.

Walaupun setiap orang dapat melakukannya, tetapi ada beberapa hal yang
perlu disiapkan seseorang yang ingin menekuni sebagai penjual jasa
pelayanan seperti pemandu, khususnya pemandu ekowisata. Di bawah ini
ada beberapa hal yang perlu disiapkan sebelum menjadi pemandu
ekowisata, antara lain :

5.1. Pengetahuan Keadaan Alam Dan Lingkungan


Sebelum seseorang menyatakan sebagai seorang pemandu dalam
suatu kawasan atau di daerahnya, sedikitnya harus menguasai :
Ÿ Kehidupan masyarakat (jumlah penduduk, pekerjaan dsb). Yang
dimaksud di sini adalah, tentang kehidupan masyarakat di
desanya. Misalnya jumlah penduduk, pekerjaan orang yang ada
(pekerjaan pokok) dsb.
Ÿ Adat istiadat & kebudayaan : Adat istiadat serta kebiasaan
kebiasaan setiap hari, ini sangat penting artinya untuk
menjelaskan setiap pengunjung yang datang ke daerahnya.
Misalnya larangan atau pantangan. Kebudayaan juga penting

16
artinya sebagai bahan ceritera untuk turis yang senang
mempelajari seni dan budaya.
Ÿ Alam lingkungan (tumbuhan dan satwa), panorama : Sebagai
pemandu ekowisata, selayaknya mengetahui sedikit banyak
tentang kehidupan satwa ataupun tumbuhan, dan tempat
pemandangan yang indah. Paling tidak mengenal suara satwa,
binatang yang hidup di sekitarnya dan mengenal tumbuhan
apalagi bila tahu khasiat dan manfaat suatu tumbuhan tertentu,
akan sangat menarik untuk diceriterakan kepada turis.
Ÿ Kondisi medan : atau keadaan medan atau lokasi yang menjadi
tujuan berwisata. Ini harus tahu benar jangan sampai saat
membawa turis tersesat.

5.2. Cara Mendapatkan Pengetahuan


Ÿ Membaca : tulisan atau laporan dari berbagai sumber, bisa dari
peneliti, surat kabar dsb. Tulisan yang menyangkut tentang
daerah yang dimaksudkan sangat penting artinya sebagai sumber
informasi. Tulisan ini biasanya tersimpan pada perpustakaan
seperti taman nasional, Sub Balai KSDA atau instansi lain yang
ada kaitannya dengan kebudayaan, adat istiadat, pertanian,
perkebunan dan sebagainya.
Ÿ Bertanya dan diskusi : Cara lain adalah dengan bertanya, berdiskusi
dengan ahlinya, sesepuh, atau orang yang berpengalaman di
bidangnya. Misalnya tanaman obat-obatan, atau tarian tradisional,
umumnya para orangtua masih mengetahui tentang hal itu,
dikhawatirkan bila mereka yang sudah lanjut usia tak ada lagi,
akan hilanglah pengetahuan yang dimilikinya, berarti hilang pula
ilmu yang telah ada.
Ÿ Pengalaman : Misalnya anda pernah menjadi pendamping peneliti,
pernah melakukan pengoleksian tanaman obat, mencari tanaman
obat, melakukan hal-hal yang disebutkan di atas.
Ÿ Belajar dari turis itu sendiri/selama menjadi pemandu. Biasanya
wisatawan yang datang, khususnya wisatawan ekowisata, banyak
yang telah mengunjungi daerah serupa di negara-negara lain.
Bertanyalah keahliannya dan bila perlu tukar pengalaman atau
tentang sesuatu yang sekiranya kita belum jelas.

5.3. Bahasa
Memang sebaiknya setiap pemandu menguasai bahasa asing
(minimal bahasa Inggris), namun kemampuan berbahasa Inggris ini
jangan dijadikan suatu kendala, pengetahuan alam lebih penting.
Bahasa Inggris dapat dipelajari setahap demi setahap, misalnya
masyarakat yang menjadi pemandu wisata lokal dapat belajar secara

17
langsung dengan pemandu wisata yang sudah berpengalaman dari
Biro Perjalanan Wisata yang membawa tamu ke daerah tersebut.

5.4. Persiapan Memandu


x Sebelum Wisatawan Datang
Apa yang harus disiapkan seorang pemandu sebelum wisatawan
yang sudah diketahui akan datang ?. Di bawah ini ada beberapa yang
sebaiknya disiapkan oleh pemandu untuk memudahkan agar
wisatawan yang datang tidak terlalu lama menunggu untuk
berangkat ke hutan/lokasi tujuan wisata alam yang diinginkan.
Persiapan tersebut antara lain :
¡ Perijinan (RT, Kepala Desa, Kecamatan, Kepolisian, Babinsa,
Taman Nasional) : Perijinan atau pemberitahuan ini sangat
penting artinya untuk faktor keamanan, apa bila terjadi hal-hal
yang tidak kita inginkan. Selain itu ada suatu kawasan (seperti
taman nasional atau daerah yang dilindungi) setiap orang harus
wajib melaporkan atau minta ijin masuk, atau membeli
tiket/karcis. Hal ini juga bermanfaat untuk mendata jumlah
pengunjung yang memasuki wilayah yang bersangkutan. Ada
beberapa daerah yang mempunyai peraturan atau perijinan yang
ketat bagi pengunjung, khususnya wisatawan asing. Hal ini
diberlakukan di daerah yang dianggap masih rawan, seperti Irian
Jaya. Perijinan ini masih berlaku untuk beberapa daerah di
Indonesia, yang masih belum banyak dikunjungi wisatawan.
Namun bila daerah yang sudah menjadi atau banyak dikunjungi
wisatawan, biasanya laporan sudah dilakukan oleh pemilik
penginapan.
¡ Penginapan : Apakah sudah siap tempat untuk menginap atau
tinggal bila ada wisatawan ?. Apakah sudah memesan
penginapan untuk sejumlah turis yang akan datang ?. Bila
wisatawan yang akan datang ingin berkunjung ke desa-desa,
apakah sudah disiapkan penginapan ?. Untuk di desa cukup
disediakan kamar yang bersih, dan ada kamar kecilnya.
¡ Makanan ; Apakah telah tersedia makanan untuk jangka waktu
tertentu ?. Apakah harus disediakan makanan ala barat ?. Apakah
tour operator/ wisatawan membawa makanan sendiri ? Apakah
perlu disiapkan makanan kaleng, atau cukup makanan seadanya
seseuai yang dimakan oleh penduduk setempat. Penting
diketahui, masalah makanan, umumnya wisatawan ada yang
tidak makan daging (Vegetarian), mereka hanya memakan
makanan dari tumbuhan seperti sayuran, buah dsb.
¡ Transportasi : Apa ada jemputan dari desa terdekat?.Apa cukup
jalan kaki, baik saat datang ataupun pulang. Kalau perlu
kendaraan sebaiknya sudah dipesan sebelum wisatawan datang.

18
x Menyiapkan Bahan Ceritera
Menyiapkan bahan ceritera untuk wisatawan yang akan datang,
memerlukan cara tersendiri. Setiap pemandu, tentu mempunyai cara
dan gaya yang berbeda. Khusus mengenai ceritera untuk wisatawan
ekowisata, tentunya tidak jauh dari masalah kehidupan di alam
beserta adat istiadat masyarakat di sekitarnya. Dibawah ini ada
beberapa cara yang dapat digunakan untuk acuan dalam pembuatan
ceritera yang menarik.
1. Siapkan bahan ceritera, khususnya yang akan diceriterakan di
hutan atau di lokasi, misalnya satwa yang mungkin akan
ditemui, tumbuhan atau kebudayaan masyarakat.
2. Pilih satwa-satwa yang biasa ditemui dan ceriterakan
kebiasaan perilakunya, tentu mempunyai perilaku yang unik
dan lucu.Kemas ceritera tersebut dengan menggunakan
bahasa yang menarik, sehingga mengundang keingintahuan
wisatawan untuk mendengarkannya. Misalnya, mengapa
monyet ekor panjang atau kunyuk atau bedes atau kra (Macaca
fascicularis) juga dalam bahasa Inggris disebut ““Crabs eating
macaque””. Kisah ceritera yang lucu, bahwa monyet ini sering
makan kepiting. Mereka mempunyai cara tersendiri saat
memancing kepiting dengan ekornya. Ekor dimasukkan ke
dalam lubang, monyet tersebut diam dan bersabar menanti
seperti halnya orang memancing ikan. Bila ekornya sudah
merasakan digigit kepiting, perlahan-lahan monyet tersebut
menarik ekornyanya atau berjalan pelan-pelan. Sampai
dipermukaan, dengan cepat monyet tersebut menangkap
kepiting. Dengan mengemas ceritera yang menarik, lucu
tersebut, akan menarik perhatian kepada pengunjung,
sehingga keinginan tahuan dan minat pengunjung akan
bertambah untuk lebih banyak mendengar ceritera yang
serupa.
3. Cara yang mudah untuk membuat ceritera, bila semua
pemandu lokal telah sepakat dan membuat route perjalanan,
sehingga selama dalam perjalanan, sudah ada tempat-tempat
tertentu yang dibuat sebuah ceritera. Misalnya dengan
menandai sebuah pohon yang mempunyai khasiat sebagai
bahan obat-obatan. Sehingga setiap pemandu yang membawa
wisatawan akan selalu ingat menceriterakan pohon tersebut.
Atau ceritera apa saja sepanjang route yang telah dibuat,
misalnya sawah, kebiasaan masyarakat mengusir satwa liar
dengan menggunakan patung, tempat keramat dsb. Untuk
membuat ceritera ini, sebelumnya dilakukan survey dan

19
identifikasi, sehingga dapat dibuat poin-poin yang menarik
(point of interest) untuk sebuah ceritera.

Ceritera menarik ini dapat dikemas secara singkat dan disampaikan


sebelum masuk ke kawasan hutan, penjelasan rincinya dapat diceriterakan
selama dalam perjalanan. Perlu diingat, bila saat bertemu dengan satwa,
menceriterakan perilaku mereka haruslah perlahan-lahan jangan sampai
mengganggu aktifitas satwa tersebut.

G. Memandu.

Selama memandu, pemandu harus memperhatikan persiapan-persiapan


apa saja yang harus dilakukan.

6.1. Persiapan Sebelum Berangkat


Perlu dipersiapkan, diperhatikan atau diingatkan kepada
pengunjung adalah, sudahkah memakai sepatu, sudahkah membawa
peralatan yang diperlukan seperti kompas (bila perlu) teropong (yang
menyukai burung/pengamatan atau satwa liar), makanan, minuman
atau peralatan pribadi lainnya. Jika akan melewati daerah yang
terbuka/panas, sudahkah mengoles dengan krem pelindung kulit,
khusus bagi mereka yang kulitnya sangat peka. Persiapan ini perlu
diAtau akan melewati suatu daera

6.2. Selama Persiapan


Sebelum berangkat, pemandu perlu menjelaskan rute perjalanan,
menjelaskan peta (bila perlu setiap orang mendapatkan peta) dan
perkiraan waktu perjalanan (berapa menit, jam) untuk menuju ke
lokasi yang dituju. Perlu dijelaskan pula, apabila ada, larangan atau
pantangan yang tak boleh dilakukan oleh pengunjung.

6.3. Menceriterakan Potensi Alam


Selama perjalan, sebisa mungkin pemandu dapat menjelaskan
potensi alam yang dimiliki, ditemui, dan bila ada, manfaatnya bagi
kehidupan manusia. Misalnya tumbuhan obat, manfaatnya untuk
menyembuhkan penyakit sesuatu.

H. Tip Penyampaian Informasi Ke Pengunjung

7.1. Tersenyum
Dengan senyuman mengandung seribu arti. Maksudnya, dengan raut
wajah yang ceria, para pengunjung akan menganggap diri kita sebagai

20
pemandu, merasa senang dengan kedatangan mereka, sehingga apa
yang akan kita sampaikan kepada pengunjung akan diterima dengan
senang hati. Khususnya penyampaian informasi di lapangan sebaiknya
dijelaskan dengan santai, sehingga tamu-tamu kita yang sebenarnya
adalah wisatawan yang ingin belajar dari alam, mengisi liburan, akan
menerima dan senang hati mendapatkan informasi yang kita berikan.

7.2. Gunakan Bahasa Yang Aktif


Yang dimaksud di sini adalah, bahasa yang sederhana, dan
mengundang perhatian para pengunjung. Misalnya. ““Kelelawar
mengawinkan tumbuhan”” bukan ““tumbuhan dikawinkan oleh
kelelawar””.

7.3. Buat Informasi Yang Menarik


Informasi yang diberikan sedapat mungkin membuat pengunjung ingin
tahu lebih banyak, dan menimbulkan pertanyaan, sehingga mereka
akan memperhatikan kita. Contoh, masalah pacaran, dan memilih
pasangan hidup. Pacaran dan memilih padangan hidup, tidak hanya
dilakukan oleh manusia, bangsa monyetpun melakukan hal itu pilih-
pilih pasangan, misalnya orangutan. Pada musim kawin orangutan
jantan atau betina tidak sembarangan pilih pasangan. Atau, ternyata
Owa-owa itu kesetiaannya terhadap pasangan adalah sehidup semati,
mereka tidak pernah berselingkuh, tidak seperti manusia, dan
sebagainya.

7.4. Pengetahuan Dan Kenyataan


Banyak orang percaya dan ingin tahu tentang hasil penelitian seorang
ahli dalam bidangnya. Namun informasi tradisional yang akan
disampaikan diusahakan didukung dengan hasil penelitian para ahli.
Seumpamanya, masyarakat disekitar hutan yang tak pernah mengenal
kompas, untuk menentukan arah di dalam hutan mereka melihat
tumbuhan merambat/lumut yang menempel pada batang pohon. Bila
tumbuhan tersebut merambat atau menempel di salah satu sisi pohon,
mereka percaya sisi pohon itu menghadap ke arah ‘‘timur’’. Secara ilmu
pengetahuan, setiap tumbuhan membutuhkan sinar matahari untuk
melakukan fotosintesa.

7.5. Perumpamaan
Berikan perumpamaan seolah-olah kehidupan di hutan itu seperti
kehidupan manusia. Misalnya, kehidupan di hutan itu sangat ramai bila
di pagi hari seperti Owa-owa , dan burung, selalu bernyanyi sahut
menyahut layaknya manusia yang sedang berpaduan suara. Atau
tumbuhan juga mempunyai perasaan, bila diperlakuan dengan kasih
sayang, mereka juga akan tumbuh subur dsb.

21
7.6. Bagaimana Menjadi Pemandu Yang Disukai Dan Menyenangkan
Pernahkah terpikirkan oleh seorang pemandu akan suatu istilah
Hospitality Industry (Industri keramahtamahan) ?. Banyak pengertian
tentang hal ini. Orang akan bahagia dan senang apabila kebutuhan
mereka dipenuhi sesuai dengan yang diharapkan. Sebaliknya seseorang
tidak akan merasa senang dan bahkan frustrasi bila kebutuhannya tidak
dapat dipenuhi. Walaupun hal ini kelihatannya sangat sederhana akan
tetapi merupakan titik kunci bagi pemandu untuk menjadi pendamping
yang disukai dan menyenangkan.

Seorang pemandu yang berpengalaman, harus menjawab dua pertanyaan


berikut :
1. Apakah yang diinginkan wisatawan yang dipandu ?.
2. Apa yang dapat dilakukan untuk memuaskan keinginana wisatawan
?.
Kedua pertanyaan tersebut merupakan hal yang dapat dijadikan kunci bila ingin
menjadi pemandu wisata yang menyenangkan dan disukai wisatawan. Namun
tugas ini tidaklah sesederhana yang dibayangkan, karena pada dasarnya manusia
mempunyai masalah yang komplek dan kebutuhan yang berbeda.

22
TUGAS & SIKAP
SEORANG PEMANDU EKOWISATA

Apabila di atas telah disinggung tentang pemandu wisata dengan berbagai


seluk beluknya, maka di bawah ini akan membicarakan pemandu minat
khusus, terutama tentang ekowisata.

Pemandu ekowisata, memang sedikit berbeda dengan pemandu umum.


Perbedaannya, terletak pada obyek yang akan diperkenalkan kepada
wisatawan, diantaranya adalah obyek yang berkaitan dengan kehidupan di
alam, dan hubungan timbal baliknya antara usaha wisata dengan kehidupan
di lingkungan sekitarnya, baik masyarakat ataupun alam yang dikunjungi.
Oleh karena itu, ada beberapa tugas dan sikap seorang pemandu ekowisata
yang perlu diperhatikan, antara lain :

A. Tugas Pokok Seorang Pemandu.


RENUNGKAN :
1. Ikut Menjaga Keutuhan Dan Kelestarian
Lingkungan Jika anda menjaga
Ÿ Menjelaskan kepada wisatawan tentang kelestarian sumber daya
peraturan lokal (adat istiadat, norma alam yang berpotensi
sosial, agama, budaya, tradisi masyarakat untuk wisata, berarti
setempat) serta peraturan kawasan anda telah melestarikan
konservasi (yang boleh dan tidak boleh sumber pendapatan
dilakukan) sendiri dan pendapatan
banyak orang
Ÿ Mengawasi dan mengoreksi perilaku
wisatawan selama perjalanan.
Ÿ Menganjurkan kepada wisatawan untuk membeli suvernir yang
ramah terhadap lingkungan dan menganjurkan untuk tidak
membeli yang merusak lingkungan.
Ÿ Memberikan contoh atau teladan pada masyarakat setempat
sebagai seorang yang perduli terhadap lingkungan.

2. Meningkatkan Apresiasi Wisatawan Terhadap Keanekaragaman,


Kekaya-An Hayati, Dan Budaya Indonesia
Ÿ Memberikan informasi ten-tang keanekaragaman kehi-dupan
daerah yang dikunju-ngi dengan benar, misalnya berkunjung ke
pusat informasi.
Ÿ Memberikan kesempatan kepada wisatawan untuk
mendiskusikan tentang perjalanan setiap harinya.

23
Ÿ Memberikan kesempatan bagi wisatawan untuk turut serta dalam
kegiatan sosial budaya masyarakat setempat sepanjang tidak
bertentangan dengan nilai yang berlaku.

3. Mengatur Wisatawan (Rombongan Atau Perorangan Dalam Wilayah


Tertentu
Ÿ Mengenali latar belakang wisatawan dan keinginannya.
Ÿ Memadukan keinginan wisatawan dengan daya tarik di dalam
kawasan termasuk negoisasi dalam perencanaan.
Ÿ Mampu mengatur waktu dan mendisiplinkan jadwal perjalanan.
Ÿ Mengenali kemampuan fisik wisatawan dalam upaya
memberikan informasi secara merata.
Ÿ Mengantisipasi dan mengatasi masalah yang timbul di lapangan.

4. Memberikan Penjelasan Tentang Rencana Perjalanan Dalam Wilayah


Tertentu
Ÿ Memberikan gambaran situasi dan penjelasan tehnis perjalanan
Ÿ Mengecek perlengkapan dan bahan makanan.
Ÿ Memberikan penjelasan kemungkinan terjadi perubahan jadwal
perjalanan.

5. Menjelaskan Tentang Obyek-Obyek/Daya Tarik Wisata


Ÿ Menceriterakan keadaan alam kawasan yang dikunjungi,
menceriterakan hal-hal yang menarik secara atraktif sepanjang
perjalanan, seperti sejarah, kebudayaan, kepercayaan dan seni
budaya setempat yang berhubungan dengan obyek dan daya
tarik ekowisata.
Ÿ Memberikan ceramah singkat tentang hal-hal yang menarik
sepanjang perjalanan dengan cara melihat, menyentuh, mencium,
mencicipi, mendengar, meraba dsb.
Ÿ Memberikan penjelasan tentang pengembangan dan pelestarian
obyek-obyek wisata dan daya tarik ekowista.

6. Memberikan Pertolongan Kepada Wisatawan Yang Sakit Mendapat


Kecelakaan, Kehilangan Atau Musibah Lainnya
Ÿ Melakukan cara-cara P3K, baik secara tradisional maupun medis.
Ÿ Mengambil tindakan cepat dan tepat ke instansi yang terkait.
Ÿ Mempelajari lokasi terdekat untuk pengobatan (Rumah Sakit,
Puskesmas dll), mengantisipasi bila terjadi kecelakaan.

7. Menjaga Keselamatan, Kenyamanan Dan Keamanan Wisatawan.


Ÿ Memberikan tentang petunjuk praktis tentang kesehatan
perjalanan untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan yang
dapat membahayakan wisatawan.

24
Ÿ Menjamin tingkat kenyamanan sesuai dengan kondisi setempat
Ÿ mengatur dan membatu perijinan.

B. Sikap Seorang Pemandu

1. Jujur dan terus terang :


Jujur adalah masalah pokok yang harus dipunyai seorang pemandu,.
karena kejujuran merupakan hal yang dapat meningkatkan kepercayaan
wisatawan terhadap pemandu. Sebaliknya jika tidak mempunyai sifat
ini, akan merusak reputasi/citra pemandu itu sendiri atau daerah tujuan
wisata itu sendiri. Kita harus ingat bahwa kunjungan yang pertama, bila
kita jujur dan baik pelayanan terhadap turis, kelak di kemudian hari
akan dikunjungi lagi. atau kita mendatangkan turis, tujuannya adalah
agar turis tersebut dapat datang lagi di kemudian hari atau
memberitahukan kepada teman, tetangga, saudaranya untuk
berkunjung.
2. Sebagai orang timur, sebaiknya kita tidak perlu meniru perilaku turis
yang tidak pantas untuk kehidupan masyarakat kita.
3. Terus terang, umumnya turis menyukai keterus terangan kita. Tidak
usah malu, takut untuk menyampaikan sesuatu. misalnya masalah
makanan, penginapan.
4. Tidak terlalu banyak janji. Janji yang tidak ditepati, atau tidak ada
kenyataannya, sebaiknya dihindarkan. Misalnya, dalam perjalanan kita
menjelaskan pasti akan bertemu dengan binatang A, namun
kenyataannya tidak, hal ini akan mengecewakan mereka. Sebaiknya kita
bicara, mudah-mudahan atau apabila beruntung, kita akan bertemu
binatang A.
5. Memaksa. Jangan sampai terjadi memaksa turis menuruti kehendak.
Misalnya harus beli sesuatu dengan memaksa, atau meminta sesuatu
barang dari turis. Bila mereka memberi sesuatu, secara ihlas, baru kita
terima.

C. Apa Yang Harus Diceriterakan Oleh Seorang Pemandu?

1. Apabila anda telah banyak mengetahui dan berpengalaman di


lapangan baik kehidupan masyarakat, seperti kebudayaan, mata
pencaharian, kehidupan di hutan atau pekerjaan anda sendiri, dapat
dijelaskan kepada pengunjung yang datang. Penjelasan ini sedapat
mungkin singkat dan informatif, dan bila mereka bertanya, baru anda
menjabarkan selengkap mungkin.
2. Tentang masyarakat. Untuk menjelaskan tentang kehidupan
masyarakat, baik jumlah penduduk, pekerjaan, sekolahan sampai
aparat desa, dapat diceriterakan pada saat-saat perkenalan atau

25
mengunjungi obyek yang dituju. Misalnya ke persawahan,
perladangan, atau pekerjaan lain. Di sini harus diingat, umumnya
wisatawan ekowisata, kurang menyenangi pekerjaan yang merusak
lingkungan dan lebih tertarik pada usaha pelestarian alam. Apabila
secara tidak sengaja menemui hal yang merusak alam, maka kita
dapat menjelaskan apa adanya (tidak boleh bohong dan ditutupi),
namun dapat disinggung usaha untuk memperbaiki atau mencari
pekerjaan alternatif. Dapat juga dijelaskan adanya usaha penyuluhan
dan pendidikan konservasi terhadap masyarakat, untuk
meningkatkan kehidupan dan memberikan nilai tambah tanpa
mengganggu kelestarian lingkungan.
3. Untuk kehidupan liar di hutan, ada beberapa hal yang perlu
diketahui dan sedapat mungkin untuk menceriterakannya, tidak
perlu bersuara keras. Jelaskan bila ada suara-suara binatang di hutan.
Sebisa mungkin anda menjawab bila dengan pasti mendengarkan
sendiri, dan jawabannya tidak bohong. Bila tidak tahu, katakan,
dengan kata-kata ““mungkin”” atau ““menyerupai”” suara anu. Untuk
menuju ke suatu tempat, harus diingat ““jangan sampai menjanjikan
bertemu dengan satwa”” dan sebelum berangkat, katakan ““ bila kita
beruntung, kita akan bertemu dengan binatang yang dimaksud””.
Jangan sampai membuat kecewa para turis yang tidak bertemu
dengan binatang.
4. Bila melihat binatang yang cepat bergerak, sebaiknya kita
memberikan kode dengan bahasa tubuh atau gerakan terlebih dahulu
agar turis berhenti tidak bergerak dan tidak mengeluarkan suara
berisik. Setelah pasti binatang yang dimaksud tidak akan bergerak,
saatnyalah untuk memberitahukan kepada wisatawan yang kita
bawa.
5. Menjelaskan mengenai tumbuhan, terangkan dengan jelas,
manfaatnya (bila ada), beracun atau tidak. Bila ada manfaatnya,
untuk apa (obat tertentu - menyembuhkan penyakit apa). Bila
beracun, racunnya kuat atau tidak, kalau keracunan penangkalnya
apa, dsb.

26
PEMBUATAN PAKET WISATA DAN
PENENTUAN HARGA JUAL
A. PEMBUATAN PAKET PERJALANAN

Paket wisata yang dibuat untuk wisatawan, sangat penting artinya di dalam
mengembangkan pariwisata dan meningkatkan kunjungan wisatawan ke
daerah. Paket ini berupa sebuah rencana perjalanan dari satu tempat ke
tempat yang lain, lokasi yang menarik dan layak dikunjungi dsb.

Di dalam pembuatan paket wisata, hendaknya dibuat selengkap mungkin


dan seinformatif mungkin, tempat yang baik, jadwal pemberangkatan,
lokasi yang akan dikunjungi, waktu tempuh, panorama yang indah,
binatang yang kemungkinan dapat dijumpai, tumbuhan yang dapat
dimanfaatkan, adat istiadat dan kebudayaan yang masih ada, ataupun
peninggalan-peninggalan sejarah yang masih ada.

Semuanya itu penting artinya agar wisatawan yang membeli atau mengikuti
paket yang dibuat dapat mempersiapkan diri dengan daerah atau medan
yang dikunjungi. Serta kegiatan harian, apa saja yang akan ditonton, dilihat,
ditemui dsb

Di dalam pembuatan paket wisata perlu juga dicantumkan fasilitas-fasilitas


yang ada, misalnya tempat menginap : di hotel, di pondok, di perahu, di
rumah penduduk atau di hutan yang memerlukan peralatan tidur seperti
tenda atau kantong tidur (Sleeping Bed). Perlu juga diinformasikan pula
masalah makanan, makan pagi, siang atau malam serta jenis makanannya
dsb.

Paket yang sudah ditentukan waktunya, misal 3N/4D (3 malam/night dan


4 hari/day) dapat diperpanjang bila wisatawan menghendaki pada suatu
tempat atau ke lokasi lain. Bila hal demikian terjadi, maka si pemandu harus
mempunyai pilihan daerah tujuan atau lokasi yang baik. Hal ini dapat juga
dikombinasikan antara daerah yang satu dengan yang lain, sehingga
merupakan paket jangka panjang, misalnya 6 - 15 hari. Contoh paket
kombinasi gabungan antar pulau, antar propinsi dengan daerah kunjungan
taman nasional, kebudayaan, adat istiadat dan peninggalan sejarah yang
disertai dengan rencana perjalanan :

1. Paket Perjalanan Gabungan.

27
MELIHAT PENDIDIKAN GAJAH DI TN WAY KAMBAS, MENGENAL
MASYARAKAT BADUY, BERKUNJUNG KE PUSAT REHABILITASI
ORANGUTAN DI KALIMANTAN DAN KEMEGAHAN CANDI
BOROBUDUR.

8 Hari, 7 malam
HARI 01 : (L/D)*
Dari Bandara Bandar Lampung dilanjutkan perjalanan menuju Tanjung
Karang (1 jam), makan siang di Restoran X kemudian menuju TN Way
Kambas ( 3 Jam) melihat Pusat Pelatihan Gajah. Sore hari menuju Way
Kanan, menginap 1 malam (makan malam)
Hari : 02 (B/L/D).
Pagi-pagi setelah makan pagi, menelusuri jalan setapak keliling hutan.
Kembali ke penginapan, setelah makan siang, menuju ke Bandar
Lampung dan selanjutnya ke Bakauheni, menyeberang dengan Fery
menuju Merak dilanjutkan ke Pantai Carita menginap di Hotel X dan
makan malam.
Hari 03 : (B/L/D).
Pagi-pagi sekali seusai sarapan, ke perkampungan Baduy, makan siang di
restoran x. Sore hari perjalanan dilanjutkan ke Jakarta, menginap di hotel
x.
Hari 04 : (B/L/D).
Seusai makan pagi, ke Bandara Halim Perdana Kesuma, untuk
selanjutnya terbang dengan Merpati menuju ke Pangkalan Bun. Setibanya
di Bandara, makan siang di Restoran, kemudian dengan perahu diesel
menuju ke Hotel yang berdekatan dengan taman nasional, makan malam
di hotel.
Hari 05 : (B/L/D).
Pagi-pagi seusai makan pagi, ke Kam Leakey, dengan perahu, melihat
lokasi pelepasan orangutan. Berjalan ke hutan dengan membawa
makanan siang. Sore hari Pk 16.00 melihat pemberian makan orangutan,
selanjutnya kembali ke hotel.
Hari 06 : (B/L/D).
Kembali ke Bandara, dan terbang menuju ke Semarang dan dilanjutkan
ke Yogyakarta. Dari Semarang menggunakan kendaraan darat, ke Candi
Borobudur, hingga sore hari dan menginap di Yogyakarta.
Hari 07 : (B/L/D)
Keliling kota, melihat Keraton Jogja, belanja suvernir, ke Candi
Prambanan, Candi Sewu, dan kembali ke Hotel.
Hari 08 : (B/L/D).
Ke Bandara Adisucipto untuk melanjutkan perjalanan selanjutnya.
* (artinya sarapan B/Breakfast, makan siang -L/lunch dan makan malam -
D/dinner)

28
Di atas hanya sebuah contoh, pembuatan paket perjalanan yang
dikombinasikan dengan daerah lain. Khusus untuk pembuatan paket wisata
lokal, dapat dibuat sebaik mungkin, untuk mengunjungi ke daerah tertentu,
lamanya perjalanan dan perincian biaya, sesuai dengan kondisi daerah
setempat.

Pada umumnya dalam pembuatan paket bersambung, dilakukan kerjasama


antar biro perjalanan, atau bila sudah mampu, dikerjakan sendiri dan
mendampingi wasatawan mengikuti perjalanan dan berpedoman pada
paket yang dibuat. Usahakan bekerja sama dengan pemandu lokal, karena
merekalah yang mengetahui kondisi dan keadaan medan serta adat istiadat
masayarakat sekitarnya.

2. Perjalanan untuk lokal :


4 Hari, 3 Malam ke Taman Nasional Halimun :
Hari 01 : (L/D)
Menuju ke Desa Leuwi Jamang dengan kendaraan darat, makan siang di
Bogor, dan makan malam di Desa. Menginap di Pondok Wisata yang
dikelola Masyarakat.
Hari 02 : (B/L/D/)
Keliling Desa melihat pemandangan alam yang indah, aktifitas
masyarakat, dan satwa liar. Siang hari seusai makan siang, ke Desa
Citalahap, masih dalam kawasan TN Gunung Halimun. Makan malam
dan menginap di Pondok Wisata.
Hari 03 B/L/D:
Melihat pemandangan alam, perkebunan teh, cara memetik dan
pengumpulannya, melihat satwa liar dsb. Seusai makan siang, perjalanan
dilanjutkan ke Desa Cipta Rasa. Menginap dan makan malam di Pondok
Wisata.
Hari 04 B/L:
Keliling Desa melihat pemandangan alam, pembuatan gula kelapa,
aktifitas masyarakat, adat kebudayaan, melihat upacara adat (bila
kebetulan ada). Seusai makan siang, kembali ke Jakarta. Perjalanan
selesai.

Bentuk paket ini dapat diperpanjang, sesuai dengan kemampuan wisatawan


atau bila ada permintaan wisatawan atau memang sudah menjadi paket
perjalanan yang ditawarkan semula.

B. PENENTUAN HARGA PAKET

Harga jual sebuah paket yang ditawarkan kepada pengunjung atau


wisatawan sangat bervariasi harganya, tergantung dari banyak sedikitnya

29
biaya yang dikeluarkan oleh penjual. Misalnya harga paket untuk 3 hari 2
malam kunjungan ke Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah.
Untuk memudahkan perhitungan, agar lebih terinci dan tidak salah hitung,
hitunglah pengeluaran secara harian. Untuk lebih terinci lihat contoh
perhitungan perjalanan halaman berikut.

Selanjutnya harga jual kepada wisatawan, tergantung dari pengambilan


keuntungan, misalnya 25%, 50%, 75% atau 100% dari biaya pengeluaran.
Adanya perbedaan harga jual paket setiap Biro Perjalanan Wisata,
dikarenakan banyak sedikitnya pengambilan keuntungan dari biaya
pengeluaran yang sudah disebutkan di atas, atau fasilitas yang disediakan
atau pelayanannya. Seperti harga paket termasuk mencuci pakaian,
makanan memilih sendiri, mendapatkan suvernir dengan gratis atau
diberkan secara cuma-cuma perlengkapan lapangan seperti topi, ransel dsb.
Umumnya Biro Perjalanan Wisata, penjualan harga paket tidak termasuk
tiket pesawat, cuci pakaian dan minuman.

Dalam prakteknya, perjalanan ekowisata, selalu memberikan donasi kepada


masyarakat atau kawasan yang dikunjungi untuk kegiatan kemasyarakatan
atau usaha perlindungan alam. Donasi ini tergantung dari kebijakan
perusahaan biro perjalanan wisata atau pemandu yang mengeluarkan harga
paket. Di samping itu, biasanya wisatawan juga akan memberikan donasi
bila kita dapat menjelaskan kegunaan donasi (sumbangan) yang diberikan.
Apabila anda atau biro perjalanan wisata tempat anda bernaung, ingin
menerapkan ekowisata, maka harga jual sebuah paket harus diperhitungkan
di dalamnya. Misalnya donasi ke kawasan konservasi, yayasan atau
organisasi yang membantu pelestarian alam, kegiatan sosial,
kemasyarakatan dsb. Atau langsung diberikan kepada orang-orang tertentu
yang terlibat di dalam kegiatan perjalanan wisata tersebut. Yang penting,
perjalanan ke daerah yang dikunjungi, tidak meninggalkan kesan kotor
(sampah), perusakan (mengganggu dalam kawasan konservasi dengan
coretan atau mengambil tumbuhan atau binatang) dan menguntungkan
masyarakat yang dikunjungi. Misalnya membeli kerajinan tangan atau
donasi yang telah disebutkan di atas.

Perhitungan perjalanan ke Taman Nasional Tanjung Puting 5 hari 4 malam


untuk 1 wisatawan (dalam rupiah)
No Rincian Satuan Sub Keterangan
Total
1 Donasi
*. Tour Object 5000 5000 2 object CL/NL
*. Masyarakat/kelomp./organisasi 25000 25000

2 Tiket, asuransi + 1 Guide

30
*. Tiket masuk taman nasional 2000 12000 2 orang/3hari
*. Assuransi 2500 12000 idem
*. Tiket perahu 2000 6000 3 hari

3 Transportasi
Darat/taxi
*. Bandara-Pelabuhan-Bandara 15000 15000 2 taxi
*. Carter 2 hari 75000 150000 1 car
Transportasi sungai
*. Klotok/perahu disel 4 75000 300000 1 klotok
hari/carter

4 Akomodasi + pajak/servis 21%


*. Lodge 3N 104090 312270 1
orang/3malam
*. Hotel 1N 99000 99000 idem

5 Makanan
*. Makan siang di Hotel (1x) 20000 20000
*. Makan malam di Lodge (3x) 20000 600000
*. Makan siang kotak (3x) 10000 300000
*. Makan malam di Hotel (1x) 20000 20000
*. Buah-buahan 20000 10000
*. Aqua 10000 10000

6 Guide + Assisten
*. 1 Guide x 5 hari 50000 250000
*. 1 Assistant x 5 days 20000 100000

Total 1.166.270

Operasional lapangan untuk 1 orang : Rp 1.166.270,-


Keuntungan perusahaan 50 % : Rp 583.135,-*
Jadi harga jual ke wisatawan : Rp 1.749.405,-
Apabila dijual dalam dolar, tinggal menghitung kurs dollar yang berlaku.

Bandingkan dengan perhitungan di bawah ini perjalanan waktu dan tujuan


sama hanya berbeda jumlah wisatawan yang berkunjung.

Perhitungan perjalanan ke Taman Nasional Tanjung Puting 5 hari 4 malam


untuk 4 wisatawan ( dalam rupiah)
No Rincian Satuan Sub Keterangan
Total

31
1 Donasi
*. Tour Object 5000 15000 2 object CL/NL
*. Masyarakat/kelomp./organisasi 25000 25000

2 Tiket, asuransi + 1 Guide


*. Tiket masuk taman nasional 2000 48000 4orang/3hari
*. Assuransi 2500 30000 idem
*. Tiket perahu 2000 6000 3 hari

3 Transportasi
Darat/taxi
*. Bandara-Pelabuhan-Bandara 15000 30000 2 taxi
*. Carter 2 hari 75000 150000 1 car
Transportasi sungai
*. Klotok/perahu disel 4 hari/carter 75000 300000 1 klotok

4 Akomodasi + pajak/servis 21%


*. Lodge 3N 104090 1249080 4orang/3mala
m
*. Hotel 1N 99000 396000 idem

5 Makanan
*. Makan siang di Hotel (1x) 20000 80000
*. Makan malam di Lodge (3x) 20000 240000
*. Makan siang kotak (3x) 10000 120000
*. Makan malam di Lodge (1x) 20000 80000
*. Buah-buahan 20000 20000
*. Aqua 10000 20000

6 Guide + Assisten
*. 1 Guide x 5 hari 50000 250000
*. 1 Assistant x 5 days 20000 100000

Total 3.135.080
*) Catatan :
Biaya diatas adalah biaya operasional di lapangan, tanpa tiket pesawat terbang. Jadi
pemandu atau agen biro perjalanan hanya bertanggung jawab dari bandara dan
kembali lagi ke bandara. Di luar itu, tanggung jawab wisatawan.

Untuk perhitungan harga jual, khususnya bagi Biro perjalanan wisata


adalah sbb :
Operasional lapangan untuk 4 orang : Rp 3.135.080,-
Jadi biaya perorang adalah : Rp 783.770,-

32
Keuntungan perusahaan 50 % : Rp 391.885,*)
Jadi harga jual ke wisatawan untuk setiap orang : Rp 1.175.655,-

*) Keuntungan perusahaan setiap biro perjalanan wisata berbeda ada yang


mengambil keuntungan 100 %, 75 %, 50 %. Karena di perusahaan memerlukan
biaya yang cukup besar seperti biaya tilphon, fax, sewa gedung, pajak, menggajih
karyawan dsb. Apabila anda sebagai seorang pemandu dan akan menjualnya ke
wisatawan, tentunya akan lebih murah, karena tidak banyak memerlukan
pengeluaran untuk kantor.

Untuk harga jual paket, semakin banyak wisatawan yang dibawa, harga
paket setiap orangnya semakin murah, hal ini dikarenakan untuk meyewa
alat transportasi, membayar pemandu, penunjuk jalan atau porter, bisa
bersama-sama sehingga lebih ringan, lihat dan bandingkan perhitungan di
atas. Perlu diingat harga perhitungan untuk satu orang, sebaiknya tidak
langsung dikalikan dengan jumlah wisatawan yang akan dibawa
seandainya akan menjual paket.

Coba anda membuat sebuah paket perjalanan dengan perhitungan


pengeluaran untuk daerah anda, misalnya 2 malam 3 hari untuk 3 orang
atau 5 orang, 6 orang dsb. Atau silahkan anda membuat perhitungan yang
berlainan, misalnya 3 malam 4 hari untuk untuk jumlah orang yang sama.
Selamat mencoba.

33
DASAR-DASAR EKOLOGI & PELESTARIAN
ALAM PEMANDU EKOWISATA

Bumi ini adalah milik kita bersama, milik keluarga kita, milik orang-orang yang masih hidup,
milik orang-orang yang sudah mati dan milik anak-anak kita yang belum lahir. Untuk itu mari
kita jaga dan kita lestarikan bersama-sama.

A. Pengertian Ekologi BANTULAH


PELESTARIAN
Ekologi berasal dari bahasa Yunani, yang KAWASAN YANG
terdiri dari 2 kata, yaitu Eikos artinya DILINDUNGI DENGAN :
rumah dan logos artinya ilmu. Karena itu
secara sederhana dapat dikatakan ekologi 1. Tidak mengambil,
adalah ilmu yang mempelajari kehidupan di memetik tanaman yang
dalam rumah, atau suatu tempat segala ada di dalam kawasan.
2. Tidak mengambil,
macam mahluk hidup mempunyai
menangkap satwa yang
aktifitas. Di dalam rumah, tentu terjadi
ada di dalam kawasan.
hubungan timbal balik, satu sama lain
3. Tidak memasukkan
saling memerlukan, dan tidak mungkin
tumbuhan atau binatang
mahluk hidup dapat berdiri sendiri.
yang bukan merupakan
fauna atau flora asli.
Pada intinya ekologi adalah ilmu yang 4. Menegur siapa saja yang
mempelajari hubungan timbal balik antara melakukan pelanggaran
mahluk hidup dengan lingkungannya, yang telah ditetapkan oleh
baik kepada sesama mahluk hidup undang-undang.
(misalnya manusia dengan tumbuhan,
manusia dengan binatang, manusia
dengan manusia, manusia dengan air dsb). Suatu mahluk hidup selalu
tergantung dengan mahluk atau benda lainnya.

Sebagai seorang pemandu, hal ini harus dimengerti dengan benar. Karena
pengertian ini menjadi dasar untuk menjelaskan masalah kehidupan di
alam, masalah pelestarian alam dan masalah kehidupan manusia itu sendiri.
Apabila sudah dipahami, maka tindak tanduk seorang pemandu selalu
berwawasan lingkungan, ikut memelihara kehidupan dan membantu
pelestarian alam.

34
Sebagai contoh yang paling mudah tentang ketergantungan mahkluk hidup
yang satu dengan yang lain adalah, manusia setiap hari perlu makan, dan
makanan itu dihasilkan dari tumbuhan.
Atau manusia memerlukan daging JAGALAH KEBERSIHAN DI
binatang sedangkan binatang memakan DALAM KAWASAN
rumput atau tumbuhan. Tumbuhan KONSERVASI DENGAN ;
memerlukan makanan dari tanah yang 1. Tidak membuang sampah
berupa pembusukan segala macam sembarangan, terutama
kehidupan yang telah mati (daun, sampah plastik, karet, filter
kotoran binatang, atau binatang yang rokok, bekas kaleng
minuman dan bahan-bahan
mati dan telah membusuk, dsb).
lain yang tidak dapat
Tumbuhan memerlukan bantuan membusuk.
serangga untuk penyerbukan atau 2. Bawalah sampah-sampah
memerlukan satwa pemakan biji seperti kembali dan buang ke
kelelawar, monyet, burung dan lain lain tempoat sampah yang telah
untuk penyebaran biji. disediakan petugas atau
ambilah bila menemui
Dari siklus hubungan timbal balik itulah, sampah di dalam kawasan
konservasi.
satu sama lain saling memerlukan, saling
3. Jangan membuat coretan
ketergantungan satu sama lain, dan tak atau tulisan indentitas diri
mungkin hidup sendiri. Permasalahan dengan bahan apapun di
itu dipelajari dengan disiplin ilmu yang dalam kawasan konservasi
disebut Ekologi. seperti pada batu, pohon,
bangunan atau mengukir
Apabila mahluk hidup yang hidupnya pada batu atau pohon.
saling tergantung satu sama lain itu 4. Apabila melihat seseorang
yang melakukan hal
rantai kehidupannya diputus, maka
tersebut, tegurlah karena
sangat membahayakan bagi bila kawasan sudah banyak
kelangsungan hidup satwa yang tulisan cat, akan
menggantungkan hidupnya dari alam. mengurangi keindahan alam
Misalnya pohon berbunga yang dalam yang sedang kita nikmati.
penyerbukannya memerlukan bantuan
serangga, seperti lebah. Apa yang terjadi
bila lebah tersebut hilang, musnah karena penyemprotan pestisida
(misalnya). Lambat laun tanaman tak berbuah, tak ada biji yang disebarkan,
lambat laun musnah karena tak lagi berbiak

Suatu contoh kejadian yang pernah dialami di bumi ini adalah punahnya
burung Dodo, di Kepulauan Mauritus yang terletak di Samudera Hindia,
dekat Madagaskar, Afrika Timur. Burung ini punah 100 tahun silam akibat
perburuan. Dengan hilangnya burung tersebut, maka ada sejenis tanaman
bunga Calvalia major, lambat laun berkurang dan akhirnya suatu saat nanti
akan punah pula. Bagaimana bila suatu jenis binatang di Indonesia ini

35
punah ?. Kemungkinan besar ada tumbuhan di alam tropika ini akan ikut
punah pula, walaupun akan terasa beberapa tahun mendatang.

Misalnya, orangutan di dalam hutan mempunyai peran dalam menyebarkan


biji-bijian. Menurut penelitian lebih dari 40 jenis biji yang disebarkan oleh
kera merah tersebut. Ada beberapa tumbuhan yang mempunyai nilai
ekonomi penting yang perlu bantuan satwa untuk menyebarkan bijinya.
Bagaimana bila orangutan punah ??.
Dengan memahami pengertian ekologi ini, diharapkan seorang pemandu
yang menjadi ujung tombak kunjungan ekowisata, dapat menjadi panutan,
baik bagi wisatawannya sendiri yang dipandu selama dalam perjalanan,
ataupun masyarakat di sekitarnya dalam hal mencontoh seseorang yang
peduli terhadap pelestarian alam.

Masih banyak ceritera yang menarik tentang kehidupan di alam ini satu
sama lain mempunyai keterkaitan, dan tidak dapat hidup sendiri.

B. Pengertian & Mengenal Kawasan Konservasi

Pengertian konservasi, diambil dari bahasa asing yaitu conservation, yang


artinya perlindungan. Apabila membicarakan mengenai perlindungan,
maka kita akan menyinggung masalah cagar alam, atau pencagar alaman
(nature conservation). Di dalam kamus Poerwadarminta cagar berarti benda
yang dipakai sebagai tanggungan pinjaman atau hutang. Apabila dikaitkan
kata cagar alam dalam kamus Poerwadarminta maka mempunyai arti
bahwa alam ini bukan milik kita, melainkan milik dari generasi mendatang.
Kita hanya meminjam, tentunya seorang peminjam harus mengembalikan
lebih baik dari semula.Ada beberapa istilah untuk sebutan kawasan yang
dilindungi diantaranya adalah :

2.1. Suaka alam :


Adalah sebidang lahan yang dijaga untuk melindungi flora dan fauna yang
ada di dalamnya. Di dalam suaka alam ini tak boleh dilakukan suatu
kegiatan seperti eksploitasi (misalnya pengambilan barang-barang yang ada
di dalamnya baik di permukaan tanah seperti kayui, rotan dsb, maupun
barang yang dikandung di dalamnya, emas, batubara, minyak dsb). Suaka
alam ini dibagi menjadi dua istilah, antara lain :

x Cagar Alam, yang lebih cenderung untuk melindungi tumbuhan


(flora) dan
x Suaka Margasatwa yang ditekankan untuk melindungi satwa
endemik pada suatu kawasan tertentu.

36
2.2. Hutan Lindung :
Adalah suatu kawasan hutan yang karena kepentingannya hutan ini
dilindungi untuk mencegah terjadinya erosi, tanah longsor, banjir ataupun
sebagai daerah penangkap air hujan yang mendukung keperluan air bagai
masyarakat di sekitarnya.

2.3. Taman Nasional :


Adalah kawasan pelestarian alam yang dikelola dengan sistem zonasi yang
terdiri dari zona inti, zona rimba, zona pemanfaatan dan zona penyangga.
Hanya pada zona pemanfaatan saja yang dapat dikunjungi oleh wisatawan,
karena ditempat ini dapat dimanfaatkan atau telah disediakan lokasi wisata.
Sedangkan zona inti dan rimba, hanya boleh dikunjungi untuk kepentingan
penelitian.

C. Pemandu Ekowisata & Konservasi

Seorang pemandu ekowisata, erat kaitannya dengan masalah lingkungan


dan konservasi. Pariwisata yang sedang berkembang dengan pesatnya di
Indonesia, khususnya kunjungan ke alam (back to nature), masalah
lingkungan adalah masalah utama yang harus dipertahankan.

Kelangsungan hidup pariwisata sangat ditentukan oleh baik buruknya


lingkungan. Pariwisata sangat peka sekali terhadap perubahan lingkungan,
misalnya pencemaran (seperti sampah yang bertumpuk, asap, debu baik
dari rumah tangga maupun pabrik, yang menyebabkan bau tidak sedap dan
nampak kotor), kerusakan pemandangan akibat penebangan hutan hingga
nampak gersang dan tak ada lagi binatang, sikap penduduk yang tak
ramah, keamanan yang kurang, banyak pencurian, perampokan dsb. Tanpa
lingkungan yang baik, maka tak mungkin pariwisata akan berkembang.

Oleh karena itu dalam pengembangan pariwisata harus memperhatikan


terjaganya mutu lingkungan, sebab dalam industri pariwisata sebenarnya,
lingkungan itulah yang dijual. Apa bila mutu lingkungan tidak baik, maka
akan mengurangi minat wisatawan akan berkunjung, malah akan terhenti
tak ada wisatawan yang datang. Jadi memelihara lingkungan dalam usaha
pariwisata, bukanlah slogan atau kata-kata klise belaka, namun merupakan
usaha yang nyata, yang harus dilakukan oleh setiap individu yang bekerja
di dalam sektor pariwisata, termasuk seorang pemandu.

37
MENGENAL HUTAN HUJAN TROPIK & ISINYA

A. Apa Itu Hutan ?

Hutan tropik di dunia saat ini hanya ada di Amerika Latin, Afrika yang terletak di
khatulistiwa serta sebagian benua Asia (khatulistiwa) termasuk Indonesia.

Hutan adalah sekumpulan pohon yang menempati ruang dan waktu dan
dapat menimbulkan iklim mikro. Yang dimaksud dengan iklim mikro di
sini adalah, perubahan yang diakibatkan adanya hutan dan terjadi disekitar
hutan. Misalnya keteduhan, pengadaan air dsb. Sedangkan hutan hujan
tropik adalah hutan yang tumbuh dan berada pada daerah tropika (di
sekitar garis khatulistiwa).

Di dunia, setiap tahunnya hutan tropik terus berkurang dan diperkirakan


setiap menitnya 200.000 meter persegi, dan kini diperkirakan hanya tinggal
0,9 milyard hektar. Sedangkan di Indonesia hutan hujan tropik diperkirakan
hanya tinggal tidak lebih dari 120-an juta hektar.

B. Beberapa Jenis Hutan Yang Ada Pada Hutan Tropik

2.1. Hutan Mangrove/Hutan Bakau.


Hutan mangrove atau bakau umumnya tumbuh di daerah pantai berdekatan
dengan muara sungai atau di pulau-pulau. Hutan bakau tumbuh pada daerah
yang beriklim tipe A dengan curah hujan rata-rata 2.000-3.000 mm per
tahunnya. Tumbuh pada jenis tanah aluvial hidromorf, aluvial dan aluvial-
grey humus. Di Indonesia terdapat hampir di semua pulau atau pantai
kecuali daerah pantai yang berkarang. Karena hidup pada tanah yang selalu
terendam air, tumbuhannya mempunyai akar nafas yang muncul ke
permukaan atau keluar dari batang utaman.
Umumnya binatang yang hidup pada hutan bakau adalah buaya, cacing,
kepiting, kerang, siput, dan hewan lainnya secara langsung hidup di laut.
Selain itu binatang daratan yang sering berkunjung ke darah hutan bakau
adalah biawak, burung, kadal, laba-laba, monyet, serangga, tikus, ular dan
binatang lain yang hidupnya tidak langsung tergantung dari laut.
Kehidupan pada hutan mangrove, sangatlah menarik untuk dipelajari, air
yang selalu pasang dan surut memberikan keaneka ragaman kehidupan. Bagi
orang awam atau yang baru mengunjungi hutan ini, memang tak ada
bedanya dengan hutan-hutan rawa lainnya. Namun seorang pemandu yang
berpengalaman yang sering mengunjungi dan melihat kehidupan pada hutan
bakau, memiliki ceritera yang menarik. Mulai dari datang dan perginya ikan,
kepiting yang membuat lubang dengan engeluarkan suara yang sahut

38
menyahut, burung air yang sering terlihat bertengger atau beberapa jenis
binatang melata yang hilir mudik mencari makan. Merupakan ceritera yang
menarik bila mendalami atau mengemas sebuah ceritera masalah hutan
bakau.
Perakaran tumbuhan pada hutan bakau, memiliki ceritera yang sangat
menarik untuk dijelaskan kepada wisatawan. Akar-akar yang menonjol ke
permukaan dengan berbagai bentuk dan berfungsi untuk bernafas ini, satu
sama lain dimiliki oleh jenis yang berbeda. Bagaimana pemandu dapat
menjelaskannya ?

2.2. Hutan Pantai


Hutan pantai, tumbuh di sepanjang pantai yang berpasir atau berbatu karang
atau berlempung. Tumbuhan yang tumbuh pada hutan ini diantaranya
adalah pohon cemara, kelapa, pandan, ketapang dsb. Sedangkan jenis
binatang yang sering ditemukan antara lain, beberapa jenis penyu (penyu
sisik, penyu belimbing, penyu hijau, penyu pipih), kepiting, kerang siput, dan
juga binatang mamalia seperti monyet, lutung, sambar, beberapa jenis burung
dsb.

2.3. Hutan Rawa


Adalah hutan yang keberadaannya di daerah rawa, pada umumnya
sepanjang tahun akarnya tertutup air. Tumbuhan yang hidup pada hutan
rawa mempunyai ciri-ciri khas, antara lain mempunyai akar nafas atau akar
papan (baner). Akar-akar ini berfungsi untuk pernafasan, menhirup udara.

Hutan rawa adalah hutan yang selalu hijau sepanjang tahun, sehingga
banyak ditumbuhi tumbuhan merambat atau tumbuhan yang menempel
pada pohon yang besar. Misalnya lumut, paku-pakuan, anggrek. Sedangkan
jenis binatangnya lebih beragam, misalnya gajah, harimau, badak, tapir,
rusa, biawak, berbagai jenis ikan, kadal, kalajengking, ular, serangga,
berbagai jenis burung, buaya air tawar, beberapa jenis primata dsb.

2.4. Hutan Rawa Gambut


Seperti halnya hutan rawa, hutan gambut atau disebut juga hutan rawa
gambut, mempunyai ciri yang hampir sama, baik tumbuhannya, maupun
satwanya. Perbedaanya terletak pada gambut yang terdapat pada dasar
hutan. Gambut ini terbentuk dari serasah yang terus menumpuk karena
selalu terendam air, sehingga tidak dapat membusuk. Hutan gambut
tersebar di Sumatera, Kalimantan dan Irian Jaya. Selain itu pada hutan rawa
gambut, ada ciri khas lainnya, yaitu air berwarna hitam, kadar keasamannya
tinggi.

2.5. Hutan Hujan Basah


Hutan hujan basah, merupakan jenis hutan tropik yang berbeda bila
dibandingkan dengan hutan yang telah di sebutkan di atas. Hutan ini

39
tumbuh hampir di seluruh Indonesia, dan tersebar luas, mulai dari daerah
dataran rendah hingga lereng pegunungan, puncak gunung.
Jenis binatang yang ada juga mempunyai variasi yang tinggi, karena
menyediakan segala jenis makanan yang cukup, mulai dari mamalia tingkat
tinggi seperti orangutan hingga jenis serangga, jamur, anggrek, tumbuhan
merambat, hingga tumbuhan besar yang mempunyai nilai ekonomi penting.

C. Stratifikasi Hutan Hujan Tropik

Hutan mempunyai stratifikasi yang terbentuk dari rangkaian ketinggian dari


tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di hutan tersebut. Ketinggian tumbuh-
tumbuhan penyusun hutan tersebut bervariasi mulai dari beberapa milimeter
sampai puluhan meter. Ketinggian tumbuh-tumbuhan tersebut dapat
diklasifikasikan berdasarkan ukuran tinggi dan perbedaan lapisan.

Tajuk dari tumbuh-tumbuhan yang tinggi membentuk lapisan yang hampir


berkesinambungan di atas dasar dari hutan. Celah-celah kanopi terjadi hanya
jika ada pohon yang tumbang. Lapisan kanopi yang tebal ini mendapatkan
sebagian besar cahaya, karena itu menyebakan terbentuknya lingkungan
yang khusus di bawahnya, teduh, lembab dan sejuk.

Lingkungan dibawah kanopi ternaung dan gelap, tidak ada cahaya yang
cukup untuk tumbuhan pionir seperti rumput-rumputan dan semak-semak.
Pada relung ekologi (habitat kecil) seperti ini hanya ditumbuhi oleh jenis
tumbuh-tumbuhan khusus yang dapat beradaptasi pada kondisi seperti ini.
Di dasar hutan umumnya dapat temukan jenis tumbuhan pakis, lumut dan
herba (herba adalah tumbuhan yang batangnya tidak berkayu dan banyak
mengandung air, misalnya tepus, begonia dll), beragam semak dengan daun
yang lebar dan lunak, sejumlah palem membentuk lapisan lain. Dan diantara
lapisan semak dan kanopi tumbuh sedikit pohon-pohon kecil, pohon muda
atau palem. Dari perbedaan tinggi tiap tumbuhan tersebut nampak
menyusun suatu strata horizontal, yang terdiri dari 4 lapisan yakni;
a. Lapisan penutup tanah,
b. Lapisan semak,
c. Lapisan pohon-pohon kecil, dan
d. Lapisan pohon-pohon besar

D. LAPISAN TAJUK (KANOPI)

Kanopi merupakan semacam naungan yang terbentuk dari susunan cabang


dan kumpulan-kumpulan rindanganya pepohonan. Di dalam lingkungan
kanopi tersebut biasanya terdapat suatu ekosistem tertentu yang banyak
dihuni oleh hewan-hewan baik di kanopi ataupun pada dasar hutan. Pada

40
kanopi terdapat berbagai macam buah, sehingga hewan dominan yang hidup
di sana umumnya jenis hewan pemakan buah, seperti jenis-jenis primata,
burung rangkong, kalong dll. Umumnya mereka jarang bahkan mungkin
tidak pernah turun ke lantai hutan, karenanya pergerakan (mobilitas) mereka
hanya dilakukan melalui cabang-cabang pohon ke tajuk pohon-pohon lain.

Sedangkan jenis hewan yang hidup di dasar hutan umumnya pemakan daun-
daunan dan buah-buahan yang jatuh ke tanah. Hanya sedikit hewan
mendiami daerah diantara dasar hutan dan kanopi. Kebanyakan adalah
hewan yang dapat terbang atau menggantung dari satu batang pohon ke
batang pohon lain dan umumnya pemakan serangga, misalnya tupai, bajing,
burung pelatuk dll.

E. TUMBUHAN SEKUNDER

Di kawasan hutan tropika, kadangkala dijumpai suatu daerah yang hanya


ditumbuhi oleh semak-semak, rumput-rumput dan belukar dan hanya sedikit
ditumbuhi oleh pohon-pohon besar. Daerah tersebut dikenal dengan daerah
"vegetasi sekunder".

Vegetasi sekunder merupakan suatu kumpulan tumbuh-tumbuhan yang


menempati suatu daerah tertentu, dan bukan merupakan tumbuhan yang
pertama hidup di daerah tersebut, tetapi kumpulan ini tumbuh sesudah
vegetasi yang asli berkurang jumlahnya atau musnah. Tempat ini juga
sebelumnya pernah ditumbuhi oleh hutan yang lebat, tetapi pepohonannya
ditebangi atau karena bencana alam (gunung meletus, longsor, banjir,
kebakaran hutan, pohon-pohon tua mati, pohon terserang penyakit dsb).
Akibatnya akan terbentuk suatu daerah yang terbuka dengan dipenuhi oleh
sinar matahari.

Pada tempat-tempat terbuka dan banyak sinar matahari pohon-pohon tidak


dapat tumbuh. Mereka membutuhkan kelembaban dan keteduhan yang
menaungi dasar hutan untuk memulai kehidupan mereka. Tetapi ada
beberapa tumbuhan yang dapat tumbuh pada kondisi yang keras seperti
panas dan sinar matahari yang kuat atau hujan yang lebat. Tumbuh-
tumbuhan seperti ini disebut tumbuhan pionir atau pemula. Kebanyakan
tumbuhan pionir adalah rumput-rumputan, semak dan lain-lain.

41
KEHIDUPAN PADA HUTAN HUJAN TROPIK

A. SATWA HUTAN HUJAN TROPIK

1. Mengenal Satwa Tropika


Indonesia, merupakan salah satu negara yang kaya akan jenis-jenis binatang,
hal ini dimungkinkan karena Indonesia mempunyai hutan tropika yang luas
dan cukup untuk memberikan makanan serta tempat tinggal bagi
kehidupan satwa-satwa yang ada. Untuk mengenal satwa yang hidup pada
hutan tropik, di bawah ini akan diuraikan satu persatu kelompok satwa
yang kita miliki. Sedangkan untuk mengetahui setiap jenisnya (sebagian
yang dilindungi) lihat lampiran satwa yang dilindungi di Indonesia.

1.1. Binatang Menyusui (Mamalia)

Binatang yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah semua satwa yang
menyusui, baik yang hidup di darat maupun di perairan. Jenis binatang
menyusui di Indonesia ada sekitar 500-an jenis atau lebih. Binatang
menyusui dapat digolongkan menjadi beberapa golongan antara lain, Jenis-
jenis binatang mengerat (tupai, tikus dsb) ; Binatang pemangsa (Harimau,
macan, musang, kucing dsb) ; Primata/monyet atau kera (Orangutan,
lutung, owa, beruk dsb).

Binatang menyusui yang hidup di perairan (Lumba-lumba, duyung, ikan


paus dsb), yang bisa terbang (kalong, kubung dsb), berkuku genap (sapi,
rusa, kijang dsb), sedangkan yang berkuku ganjil (kuda).

1.2. Burung (Aves)

Burung, keragaman jenisnya sangat bervariasi. Di Indonesia, diperkirakan


ada 2500-an jenis. Seperti halnya mammalia, burung-burung inipun dibagi
menjadi beberapa kelompok. Misalnya jenis burung pemangsa (elang,
rajawali, burung hantu dsb) sampai burung pemakan biji (pipit, gelatik dsb).
Ciri-ciri burung ini dapat dilihat dengan memperhatikan bentuk paruh,
bentuk kaki, warna bulu dsb. Untuk lebih jelasnya lihat cara pengamatan
burung, serta lampiran sebagian satwa yang dilindungi.

1.3 Binatang Melata (Reptilia)

Binatang melata, mudah dikenal, karena pergerakannya merayap. Ada yang


memiliki kaki (kadal, biawak) adapula yang tidak memiliki kaki (ular).
Semuanya mempunyai sisik. Namun sisiknya ada yang tersusun rapih,
adapula yang menyatu hingga membentuk tempurung yang keras (penyu,

42
kura). Binatang melata, makanannya bervariasi, ada jenis yang memakan
serangga (kadal), pemakan ikan, pemangsa satwa lain (ular), tapi ada pula
yang memakan daun atau buah dan rumput (iguana, penyu). Di dalam
lampiran dicantumkan beberapa satwa melata yang dilindungi.

1.4 Dua Alam (Amphibi)

Binatang ini mudah dan banyak ditemui di sekitar kita. Mereka hidup di
dua alam, darat dan air. Saat kecil hidup di air setelah dewasa hidup di
darat (Kodok dan Katak). Makanannya serangga, ada yang dapat
dimanfaatkan (dimakan) tapi ada pula yang beracun.

1.5. Ikan (Pisces)

Ikan adalah kelompok vertebrata (bertulang belakang) yang seluruh


hidupnya berada di perairan baik tawar (sungai, rawa) ataupun asin (laut).
Jenisnya cukup banyak dan semuanya belum diketahui jenisnya. Ada
beberapa yang telah dilindungi karena kelangkaannya dan bila tidak
dilindungi akan punah (Arowana).

Lima golongan besar yang disebutkan di atas adalah binatang yang


memiliki tulang punggung atau disebut Vertebrata. Binatang penghuni
hutan tidak hanya itu, namun banyak sekali jenis-jenis yang sudah dketahui
ataupun belum. Binatang-binatang tersebut diantaranya adalah :

2. Cara Mengenal Satwa Di Alam

Untuk mengenal satwa liar, sebagai seorang pemandu sangat perlu mencari
informasi tentang satwa yang umum ditemui pada daerah yang akan
dikunjungi dari buku-buku ataupun informasi langsung dari masyarakat.
Kecuali apabila di daerah tersebut belum pernah diadakan penelitian dan
belum ada tulisan tentang daerah yang akan dikunjungi. Namun adanya
informasi dari masyarakat sekitar hutan akan mempermudah dalam
pengenalan dan menjelaskan kepada wisatawan.

Ringkasnya pengetahuan dan persiapan sebagai seorang pemandu ekowisata


yang perlu dilakukan untuk mengenali satwa di lapangan ada baiknya
dikaitkan dengan informasi dari masyarakat mengenai satwa liar yang ada.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sbb;

2.1. Jenis Satwa Liar


Pengenalan jenis seperti tanda-tanda atau ciri-ciri satwa pada bagian
luar tubuh (morfologi) yang dimiliki, sehingga dapat membedakan

43
jenis binatang dalam kelompok satwa liar. Keperluan ini akan mudah
jika ada buku identifikasi satwa liar.

2.2. Habitat
Pengenalan tempat hidup atau kebiasaan hidup (habitat) yang disukai
oleh satwa liar, seperti kondisi habitat pada daerah yang akan
dikunjungi : hutan bakau, hutan rawa, hutan pegunungan, padang
rumput dsb.

2.3. Perilaku
Merupakan kebiasaan-kebiasaan satwa liar dalam kehidupan sehari-
hari. Misalnya pengelompokan, cara hidup, waktu aktif, daerah
pergerakan, cara mencari makan, membuat sarang, kawin dan
melahirkan anak, hubungan sosial, interaksi dengan species lain, dsb.

2.4. Jejak
Bekas tapak kaki di tanah, kotoran, bagian-bagian yang ditinggalkan,
suara, sarang, bau-bauan dan tanda-tanda lain perlu juga dipelajari
dengan seksama. Bekas tapak kaki di tanah, penting untuk diketahui
ukurannya, bentuk dan umurnya. Tempat-tempat yang mudah untuk
mendapatkan jejak kaki antar di tepi-tepi sungai, tempat kubangan
atau minum, pantai, tempat-tempat istirahat, lorong-lorong diantara
tumbuhan bambu dan semak belukar.

2.5. Kotoran (Feces)


Penemuan kotoran penting karena dapat mengetahui masih baru atau
sudah lama. Untuk mengetahui berapa lama satwa liar tersebut berada
di daerah yang ada kotorannya, dengan melihat tingkat kekeringan,
banyak sedikitnya serangga dsb. Dengan melihat kotoran secara
sederhana dapat diketahui jenis makanan mereka, maka dapat pula
diketahui jenis binatang yang meninggalkan kotoran.

2.6. Bagian-Bagian Anggota Tubuh


Ada beberapa jenis satwa yang mempunyai kebiasaan melepas atau
meninggalkan bagian tubuhnya seperti, bulu (bangsa burung, ayam,
merak), bulu duri (landak), telur dsb-nya.

2.7. Suara Dan Bunyi


suara yang dimaksud adalah sesuatu yang terdengar akibat
dikeluarkan oleh mulut satwa liar seperti kijang, harimau, burung, owa
dsb, sedangkan bunyi adalah sesuatu yang terdengar akibat dari
tingkah laku satwa liar seperti buaya di air, ulang menangkap mangsa
dsb.

44
2.8. Tanda-Tanda Habitat
Tanda-tanda satwa liar dapat tertinggal setelah satwa tersebut
melakukan aktivitas seperti tingkah laku pada saat mencari makan,
waktu kawin, mandi, berkubang dsb. Tanda-tanda tersebut dapat
berupa gigitan-gigitan pada sisa daun yang dimakan, kulit pohon,
akar, pucuk-pucuk pohon yang patah, bekas cakaran, sisa buah dan
jalur lintasan.

2.9. Sarang
Adalah sesuatu yang dengan sengaja atau tidak dibangun oleh satwa
yang dipergunakan untuk perkembang biakan, atau digunakan
sebagai tempat istirahat. Letaknya bermacam-macam, di pohon, atau
di tanah, di lubang pohon mati.

3. Tehnik Pengamatan Langsung

Teknik ini biasanya diterapkan untuk inventarisasi dan sensus. Pada


inventrisasi pengamatan ditujukan untuk mengenal jenis-jenis satwa liar dari
tanda-tanda yang dimilikinya, baik bentuk, ukuran, warna, bulu atau rambut,
keadaan anggota badan, panjang dan tinggi badan, bentuk muka, kepala,
tanduk dsb. Sedangkan untuk sensus merupakan perhitungan semua
individu satwa liar yang terdapat di suatu areal pada suatu waktu tertentu,
atau suatu interval waktu pada areal tertentu. Dalam kegiatan sensus diamati
dan dicatat jumlah individu, struktur umur, kondisi fisik satwa dan jenis
kelamin.

3.1. Pengamatan Burung

Pengamatan burung, dapat lebih mudah dilakukan dan lebih mudah


untuk diidentifikasikan dengan membuat sket gambar pada buku
catatan, seperti tanda-tanda warna pada setiap bagian tubuhnya.
Burung-burung umumnya mempunyai ciri-ciri yang sangat mencolok,
baik dari warnanya, bentuk tubuhnya, bentuk paruh maupun
suaranya.

Untuk mengamati burung sebaiknya dilakukan pada saat burung-


burung tersebut sedang aktif malaksanakan aktifitas kehidupannya,
seperti mencari makan, biasanya kegiatan tersebut dilakukan pada
pagi hari (jam 06:00-08:00) pada saat burung meninggalkan pohon
sarangnya untuk mencari makan dan sore hari (jam 17:00-18:00) pada
saat burung kembali untuk istirahat.

Ada beberapa buku paduan mengenal burung-burung di Indonesia,


anatara lain Karangan John MacKinnon (Burung-burung Jawa dan

45
Bali), John MacKinnon dan Karen Phillipps (A Field Guide to the Birds
Of Borneo, Sumatera, Java and Bali), Ben King (Bird of South East Asia)
dan Bruce M Beehler dkk (Birds of New Guinea). Buku-buku tersebut
cukup untuk mengenal beberapa jenis burung yang tersebar luas di
Indonesia.

Atau bila ingin mempraktekkan diri untuk menjadi pemandu masalah


burung, dapat juga belajar di Taman Burung TMII atau Kebun
Binatang Ragunan, Taman Burung di Bali atau ke Museum Zoologi
Bogor.

3.2. Mamalia Darat.

Mengenal mamalia darat, tentu berbeda dengan pengamatan burung


yang jenis lebih banyak. Bila berjumpa satwa yang masih liar, catat ciri-
ciri hewan yang khas, seperti tanduknya, warna, seperti bentuk
tubuhnya, atau menyerupai binatang yang dikenal sehari-hari dsb.
Buatlah sketsa gambar, kemudian bandingkan dengan buku-buku
mengenai mamalia darat Indonesia untuk mengetahui keterangan
lebih lanjut.

Untuk mengamati jenis-jenis mamalia, harus diketahui jam berapa


mereka mulai aktif mencari makan, merumput, minum, sumber air
dan habitatnya. Umumnya jam aktif adalah pada pagi hari dan sore
hari. Pada siang hari biasanya hewan-hewan tersebut beristirahat di
dalam kerimbunan hutan. Mengamati jenis-jenis mamalia liar
sebaiknya kita jangan menentang arah angin, maksudnya posisi
dimana kita berada jangan sampai bau badan kita terbawa ke arah
hewan yang sedang diamati. Biasanya jenis mamalia sangat sensitif
pada pendatang baru, sehingga kemungkinan hewan liar tersebut
dapat menghindar atau menyerang kita.

4. Pengamatan Tidak Langsung

Pengenalan satwa secara tidak langsung dapat dilakukan dengan menelusuri


jejak satwa yang dimaksud. Salah satu cara diantaranya adalah dengan
pengenalan tapak. Di bawah ini akan disebutkan beberapa jenis jejak yang
dapat ditemui di dalam hutan, yang ditinggalkan oleh binatang.

4.1. Tapak

Tapak adalah jejak dari telapak kaki binatang yang ditinggalkan, yang
membekas pada tanah atau pasir. Jejak binatang ini ada berbagai jenis
tergantung dari jenis binatangnya. Setiap binatang mempunyai cetakan

46
tapak yang berbeda, dan mempunyai ciri-ciri khusus, ukuran. Cetakan
tapak biasanya hanya untuk mengenal jenis saja, tidak biasa untuk
mengenal kelamin. Kadang-kadang beberapa jenis tapak dapat
menentukan umur (dewasa atau anak).

4.2. Bekas Makan

Bekas makan, adalah sisa makanan yang ditinggalkan oleh binatang


tertentu. Misalnya bekas gigitan buah, daun, biji atau bekas makanan
lain atau sisa makanan binatang pemangsa. Sisa makanan pemangsa,
biasanya akan tersisa, seperti tulang binatang, sisik, rambut atau
bagian tubuh binatang yang dimangsa, kecuali ular, tidak pernah
menyisakan hasil tangkapannya, karena semuanya ditelan.

4.3. Bau Air Kencing


Bau yang menyengat di hutan (pesing) biasanya merupakan air
kencing yang dikeluarkan oleh binatang tertentu. Setiap binatang
mempunyai bau yang khas, sesuai dengan makananya. Bau air kencing
ini dapat juga diartikan sebagai daerah teritorial (kekuasaan) suatu
jenis binatang.

Harimau jantan dan betina menandai daerah teritorinya dengan air


kencing yang disebarkan dan kotorannya diletakkan secara menyolok.
Bau yang ditimbulkannya sangat khas dan akan tercium dari jarak
beberapa meter. Tanda untuk daerah teritori semacam ini lazim dibuat
oleh bangsa kucing lainnya.

4.4. Kotoran
Setiap binatang akan membuang kotoran. Dari kotoran binatang yang
ditinggalkan, seseorang dapat mengenal atau paling tidak
memperkirakan binatang yang meninggalkan kotoran tersebut.
Kotoran yang ada pada batu-batu besar, yang terdiri dari biji-bijian,
umumnya musang untuk menandai teritorinya.

4.5. Sarang
Ada beberapa jenis binatang, bila akan tidur memerlukan sarang.
Sarang ini dibangun tidak hanya untuk tidur, akan tetapi juga dibuat
untuk berkembang biak. Sarang dapat di pohon atau di tanah, yang
dibuat dari kumpulan daun kering, rumput kering atau ranting kecil
serta ada beberapa yang menggunakan air liur, bulu burung dsb.

Beberapa jenis binatang ada yang setiap harinya membangun sarang


setiap akan tidur (Orangutan). Orangutan selalu pindah tempat

47
untuk membangun sarang setiap sore hari dengan daun yang masih
segar. Beruang madu biasanya sering menggunakan sarang bekas,
sedangkan babi membuat sarang (biasanya di tanah) hanya saat
berbiak atau melahirkan hingga beberapa waktu sampai anak dapat
berjalan. Beberapa jenis burung selalu membangun sarang setiap
akan berbiak dan menempati hingga anaknya menetas dan dapat
hidup mandiri.

4.6. Goresan Dan Galian


Goresan atau torehan pada pohon, atau pada tanah, juga dapat
digunakan untuk mengetahui binatang yang meninggalkan tanda
tersebut. Goresan cakar pada pohon, biasa dilakukan oleh bangsa
kucing (macan atau harimau). Sedangkan galian pada tanah yang
agak basah, biasa dilakukan oleh babi yang sedang mencari cacing.

5. Aktifitas Hidup Binatang Di Hutan


Semua kehidupan, mempunyai cara tersendiri di dalam hidupnya,
khususnya dalam mencari makan. Di bawah ini ada beberapa istilah yang
sering digunakan untuk menggolongkan waktu aktifitas binatang :

5.1. Diurnal (aktif siang hari)


Jenis satwa yang melakukan sebagian besar aktivitasnya, terutama
untuk mencari makan pada siang hari. Kelompok satwa diurnal adalah
rusa, banteng, gajah, monyet, burung. Kelompok ini memulai
kegiatannya setelah matahari terbit sampai menjelang matahari
terbenam.

5.2. Nokturnal (aktif malam hari)


Jenis satwa yang melakukan sebagian besar aktivitasnya, terutama
mencari makan pada malam hari. Jenis-jenis satwa yang termasuk
nokturnal antara lain karnivora ; seperti harimau, anjing hutan,
meskipun demikian terdapat juga satwa lain yang bukan karnivora
yang termasuk nokturnal seperti tikus (yang mulai kegiatannya sekitar
matahari terbenam.

5.3. Crepascular (Aktif pada siang dan malam hari).


Jenis-jenis satwa ini aktif pada siang dan malam hari, khususnya dalam
mencari makanan. Contoh satwa yang masuk dalam dalam golongan
ini adalah babi hutan. Satwa kelompok ini memulai kegiatannya
mencari makan menjelang matahari terbenam sampai menjelang
tengah malam dan dilanjutkan menjelang matahari terbit. Pada siang
hari mereka istirahat, berkubang dsb.

48
Jejak binatang darat sangatlah bervariasi dan banyak ragamnya,
kadang-kadang binatang yang hidup di pohon juga meninggalkan
tapak di tanah. Di hutan banyak ditemui jejak babi, bajing tanah,
monyet, luwak, ajak (di Sumatera), kucing hutan, macan, gajah,
banteng dll.

6. Sifat Hidup Berdasarkan Makanan


Berdasarkan jenis makanannya, satwa digolongkan dalam beberapa
kelompok antara lain ;

6.1. Karnivora
Yaitu satwa pemakan daging. Golongan ini di dalam ekosistem bertindak
sebagai predator/pemangsa terhadap golongan lain atau bahkan memangsa
golongan karnivora dari jenis lain, contoh harimau memangsa rusa dan babi
hutan, elang memangsa kelinci, tikus atau ular (karnivora), ular memangsa
tikus.

6.2. Herbivora
Yaitu golongan satwa yang sebagian besar makanannya berupa tanaman
hijauan, golongan ini terdiri dari;
xHerbivora murni, mempunyai perut tunggal, disamping hijauan yang
banyak mengandung serat kasar sebagai makanannya memerlukan
pula biji-bijian, misalnya kuda.
xRuminansia, berperut ganda, yang mampu mencerna serat kasar,
sehingga seluruh makanannya berupa hijauan, misalnya Banteng,
Rusa, dan Gajah.

6.3. Omnivora
Yaitu golongan satwa pemakan segala jenis makanan. Golongan ini
memakan hampir semua jenis makanan, baik berupa rumput, daun-daunan,
umbi, biji-bijian dan sumber protein hewani lain misalnya memakan cacing,
telur, tikus, serangga dsb. Contoh adalah babi, beruang dan termasuk
manusia.

6.4. Insektivora
Yaitu golongan satwa pemangsa serangga, contohnya Trenggiling (Manis
javanicus), Cecurut (Suncus spp.) dan beberapa jenis burung.

6.5. Gravivora
Golongan burung-burung pemakan biji-bijian, contoh kakatua, parkit,
gelatik dll.

6.6. Frugifora
Adalah golongan yang hampir seluruh hidupnya memakan buah-bahan.

49
7. Cara Hidup Binatang

Menurut cara hidup, satwa liar dapat digolongkan dalam;

7.1. Hidup berkelompok,


Umumnya golongan ini selalu ditemui berkelompok, menurut musim, dan
khas pada setiap jenis. Kecuali pada individu-individu yang telah tersingkir
dari kelompoknya. Contoh: babi hutan, berkelompok sesuai jenis
kelaminnya, dan bergabung pada musim kawin. Bekantan sering
membentuk kelompok tersendiri yang semuanya jantan, karena terusir dari
kelompoknya yang dipimpin oleh jantan dominan (yang berkuasa). Gajah
umumnya selalu berkelompok, betina tertua sebagai pemimpin dan selalu
berada di garis terdepan dan di belakangnya diikuti betina-betina muda dan
anak-anaknya dan barisan paling belakang adalah gajah jantan. Individu
jantan yang sudah tua dan telah kehilangan kekuatannya akan disingkirkan
dari kelokmpok dan hidup terpisah secara soliter. Hidup berkelompoknya
binatang ada yang dipimpin oleh seekor jantan dewasa (monyet, lutung,
bekantan) tapi ada pula hidup berkelompok hanya berdasarkan sesama
jenis.

7.2. Hidup Soliter,


Golongan ini melakukan seluruh aktivitas hidupnya secara soliter atau
menyendiri. Kecuali pada musim kawin, yang sering terlihat bersma-sama
dengan pasangannya, atau individu betina dengan beberapa ekor anaknya.
Misal harimau loreng, macan dahan, orangutan dsb.

8. Perilaku Tidur
Perilaku tidur dan waktu tidur setiap binatang tidaklah sama, tergantung dari
jenis binatangnya dan perilaku aktifitasnya (aktif pada malam hari atau siang
hari). Bagi yang aktif pada siang hari, maka malam harinya dihabiskan untuk
istirahat, demikian juga sebaliknya yang aktif pada malam hari, menjelah
matahari terbit mereka istirahat dan tidur.

Cara tidur setiap hewan berlainan, ada yang memerlukan sarang (orangutan,
burung, beruang dsb) tapi adapula yang tidak, mereka hanya perlu pohon
untuk berlindung (monyet, owa, burung, macan tutul). Ada pula yang masuk
ke tempat yang permanen yang dijadikan untuk tinggal baik istirahat
ataupun berbiak seperti Goa (harimau), lobang pohon (tarsius), burung
rangkong dsb.

50
B. MENGENAL TUMBUHAN TROPIK (BOTANI)

Tumbuh-tumbuhan yang menyusun hutan sangat beragam bentuknya, baik


itu akar, batang, daun, buah maupun bunganya. Setiap tempat, mulai dari
dataran rendah sampai pegunungan; keadaan jenis tanah dan iklim sangat
menentukan keberadaan dan bentuk dari tumbuh-tumbuhan. Misalnya
daerah hutan hujan tropis dapat dicirikan dengan banyaknya tumbuhan
lumut, paku-pakuan dan liana.

Kalau kita ingin mempelajari dan mengenal tumbuh-tumbuhan maka kita


perlu mengenal seluruh bagian yang ada mulai dari akar sampai bunga,
baik itu berupa penampakan bagian luar maupun sifat-sifat dalamnya.
Setiap jenis tumbuhan yang ada mempunyai ciri tersendiri. Hal-hal dibawah
ini perlu untuk dicatat jika kita kelapangan:

1. Akar : bentuk percabangan


2. Batang : berbentuk pohon tinggi, liana, perdu atau merambat;
berkayu atau herba; mempunyai banir atau tidak.
3. Daun : bentuk tepi daun (rata, bergerigi); bentuk daun (bulat,
lonjong, menjari); susunan daun (daun tunggal atau majemuk); tebal
atau tipis; susunan urat daun; tangkai daun (berpelepah, mempunyai
helai/tidak, bertangkai atau tidak); permukaan kasar atau mengkilat;
warna daun dsb.
4. Buah : buah tunggal/majemuk; berdaging atau kering; warna; letak
buah.
5. Bunga : bunga tunggal/majemuk; warna; bau, dsb.
6. Bagian-bagian lain : sulur, duri dan rambut-rambut halus yang
lembut atau tajam
7. Mahkota pohon: bentuknya bulat, lonjong, segitiga atau lebar seperti
payung
8. Pertajukannya: saling tumpang tindih atau terpisah-pisah

Selain mengenal bagian dari tumbuhan maka perlu kita mengetahui kondisi
tanah dan tempat tumbuhan tersebut tumbuh. Juga perlu diketahui bagian-
bagian mana dari tumbuhan tersebut yang mengandung racun. Masyarakat
setempat lebih berpengalaman mengenal beberapa tumbuhan yang
berpotensi sebagai obat atau keperluan lain dan pengetahuan tersebut
sebaiknya dibuatkan catatannya. Musim berbuah atau berbunga perlu
dicatat dan ini ada hubungannya dengan keberadaan binatang di
sekitarnya, sehingga memudahkan untuk mengetahui pula bagaimana
keterkaitan antara tumbuhan dan binatang.

Berberapa jenis dari tumbuhan lain seperti jamur, kantung semar dan bunga
bangkai adalah jenis yang jarang dijumpai. Merekapun mempunyai

51
keunikan ciri tersendiri yang perlu dicatat dan diamati. Keunikan mereka
terletak pada cara hidup, mendapatkan makanan, seperti bunga bangkai
dengan bau busuknya banyak mengundang lalat yang akhirnya dimakan
(setelah busuk) demikian juga kantung semar.

Rupanya tumbuhanpun mempunyai pertahanan untuk menghadapi segala


gangguan musuh, sehingga tumbuh-tumbuhan mempunyai racun. Racun
ini ada pada akar, batang, daun dan buah, karena musuh (binatang)
memakan bagian-bagian tersebut. Keberadaan racun pada bagian dari
tumbuhan tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat secara tradisional untuk
kepentingan berburu ataupun sebagai obat terhadap berbagai macam
penyakit.

C. KEUNIKAN HUTAN TROPIK

Hutan tropik yang belum banyak dijamah oleh manusia, masih asli, masih
utuh, maka di sanalah banyak keunikan, keanehan yang jarang kita jumpai
dalam kehidupan sehari-hari. Dibawah ini ada beberapa keunikan yang
sering dijumpai.

1. Suara
Di tengah rimba, kadang-kadang terdengar suara-suara yang aneh dan
membuat seseorang bertanya-tanya, atau atau ada yang mengkaitkan
dengan suara gaib. Bagi yang percaya kadang membuat ketakutan. Suara-
suara tersebut seringkali ditimbulkan oleh alam itu sendiri, seperti perilaku
binatang ataupun tumbuhan, misalnya :
a) Ketokan. Suara seperti orang mengetuk pintu atau memukul pohon.
Suara ini bisa ditimbulkan oleh burung pelatuk yang mencari makan
dari pohon mati atau burung yang sedang membuat lubang.
b) Seperti pohon roboh. Suara yang gemuruh yang terjadi di hutan,
memang disebabkan oleh robohnya sebuah pohon. Akan tetapi di daerah
yang ada orangutannya, hal ini bisa disebabkan oleh perilaku orangutan
yang sengaja merobohkan pohon mati untuk dicari rayapnya atau
mencari perhatian orangutan jantan penguasa. Biasanya tak berapa lama
akan terdengar suara yang melengking keras ““long call”” yang
dikeluarkan orangutan jantan dewasa.
c) Sibakan dalam air. Bila berdekatan dengan sungai atau rawa dan
terdengar suara seperti orang menyibak air ada beberapa kemungkinan
yaitu : Buaya yang menangkap mangsa, Biawak yang mengejar mangsa,
Babi yang bergerak di rawa dsb.
d) Suara binatang lain. Suara binatang ada berbagai macam jenis
tergantung dari daerah tertentu. Umumnya suara yang terdengar
diakibatkan oleh rasa terkejut sehingga binatang tersebut memberikan
tanda bahaya bagi anggotanya (kijang, lutung), akibat terusik terganggu

52
sehingga binatang tersebut seperti marah (orangutan), suara yang
dikeluarkan karena daerahnya terganggu oleh binatang lain yang sejenis
(Bakantan, lutung), suara yang memang dilakukan oleh binatang setiap
pagi atau sore (owa, siamang, berbagai jenis burung), suara tantangan
atau memanggil pasangannya biasanya suara jantan (orangutan).

2. Cahaya/sinar

Di tengah rimba, khususnya pada malam hari, sering terlihat cahaya yang
bergerak atau berdiam diri. Cahaya ini dikeluarkan oleh binatang tertentu
atau tumbuhan yang telah membusuk atau jamur. Cahaya tersebut
berwarna kuning kehijauan, antara lain :
a) Sepasang bulat bergerak atau diam di darat. Bila di bawah/ dasar hutan
dapat disebabkan oleh binatang malam yang mencari mangsa seperti
harimau, macan, kucing, musang. Cahaya ini akan keluar bila ada
pantulan cahaya, misalnya senter, cahaya rembulan dsb. Bila di pohon,
dapat disebabkan oleh adanya burung hantu, kelelawar, musang, macan
dahan dsb.
b) Sepasang bulat bergerak atau diam di perairan. Pantulan cahaya yang
ada di permukaan air dapat ditimbulkan oleh binatang perairan, bila
terkena pantulan cahaya dari senter atau bulan. Umumnya binatang ini
adalah buaya, ikan arowana, ikan pemangsa dsb.
c) Tunggal, berkelap-kelip, bergerak atau diam. Cahaya ini dikeluarkan
oleh bangsa serangga tertentu yaitu kunang-kunang (fire-fligh). Cahaya
yang dikeluarkan, terjadi tanpa adanya pantulan cahaya. Kunang-
kunang yang cahayanya tidak berkelap-kelip, biasanya kunang-kunang
jantan. Jenis-jenis kunang dapat diketahui dari panjang pendeknya
waktu berkelap-kelip. Perilaku kunang-kunang ini sangat menarik.
Kunang-kunang betina mempunyai sifat kanibal, memakan sesama jenis.
Betina yang emiliki caya tanpa kedip, menempel pada dahan, ranting
atau daun, untuk memanggil jantan. Jantan menghampiri. Setelah
melakukan perkawinan, betina langsung menyerang jantan dan
memakannya.
d) Cahaya tidak beraturan, besar dan kecil. Cahaya ini dikeluarkan oleh
sejenis jamur yang tumbuh pada dedaunan atau kayu yang sedang
membusuk. Selama proses pembusukan itulah mengeluarkan zat
phosphor yang bercahaya (seperti pada arloji). Cahaya yang dikeluarkan
tanpa adanya sinar pantulan. Pada hutan tropik biasanya ditemukan
pada dasar hutan dan kadang kadang areal yang bercahaya cukup luas
satu meter persegi atau kadang-kadang lebih tapi tidak beraturan.
e) Cahaya tidak beraturan pada perairan yang keluar biasanya diakibatkan
oleh plankton (mikro-organisme), dan cahaya ini keluar karena ada
pantulan cahaya, seperti di laut atau di perairan payau.

53
D. BINATANG DAN TUMBUHAN ENDEMIK
Kata endemik mempunyai arti hanya terdapat atau tersebar pada daerah
tertentu, dan di daerah lain tidak ditemukan. Binatang dan tumbuhan yang
bersifat endemik, adalah mahluk hidup yang hanya terdapat atau hidup atau
dijumpai terbatas pada suatu daerah, dan secara alami tidak terdapat di
tempat lain, misalnya:
1. Bekantan hanya ada di Kalimantan,
2. Wanga, Babirusa dan Anoa di Sulawesi
3. Cendrawasih di Irian Jaya
4. Siamang Kerdil di Mentawai.
5. Badak Jawa di, Ujung Kulon, Jawa Barat.
6. Komodo di Pulau Komodo dan sekitarnya, dsb.

Untuk jenis jenis tumbuhan, beberapa yang mempunyai sifat endemik, antara
lain :
1. Suku Dipterocarpaceae yang kebanyakan marganya merupakan
tumbuhan endemik Kalimantan,
2. Tusam/Pinus (Pinus merkusii - Pinaceae) di Sumatera Utara.
3. Kayu Ebony, terdapat di Sulawesi.
4. Kayu Cedana di Nusa tenggara Timur, dsb

Walaupun terbatas dalam persebaran, populasi kelompok ini tidak harus


rendah. Mahluk yang tersebar jarang secara alami tidak mempunyai populasi
dengan kerapatan tinggi. Kejarangan berbiak, persaingan antar individu dan
sebab-sebab alami lainnyalah yang menyebabkan terbentuknya pola
kerapatan sedemikian rupa itu. Kelompok mahluk inilah yang layak disebut
langka. (Bunga bangkai raksasa dan kembang padma tergolong langka).
Mahluk dapat menjadi relik (tersisa) oleh adanya persaingan ketat antar jenis,
terutama jenis yang sudah tua, mungkin terdesak kepinggiran suatu kawasan
fisik, misalnya, biawak Komodo (Varanus komodoensis) dan Badak Jawa
(Rhinoceros sondaicus).
Keterbatasan populasi dapat juga terjadi oleh ulah manusia, misalnya dalam
kegiatan memanfaatkan suatu jenis secara berlebihan (tidak seimbang dengan
laju pemulihannya) dan pengubahan habitat menjadi bentuk lain, populasi
mahluk yang bersangkutan dapat menurun mencapai berbagai taraf, yang
secara kasar dapat digolongkan menjadi rawan dan terkikis. Bila pengikisan
terjadi terus menerus dan tidak ada tindakan yang mencegah merosotnya
populasi mahluk yang bersangkutan, akhirnya akan punah. Contoh yang
rawan diantaranya adalah kayu ulin, orang utan, kakatua raja, kima raksasa
(Tridacna gigas) dan mata lembu (Turbo marmoratus), sedangkan yang sudah
mengalami pengikisan adalah kedawung, harimau, gajah, duyung (Dugong
dugong) dan ikan terubuk (Hilsa toli).

54
Tiap-tiap jenis mahluk mempunyai rentang kehidupan (life span) dan juga
batas umur yang bermacam-macam, sehingga keberadaannya di alam ini ada
batasnya. Karena pada suatu waktu secara alami jenis akan mengakhiri masa
hidupnya. Seluruh populasi serta individu anggotanya akan mati atau punah
dari muka bumi. Banyak jenis walaupun tidak mengalami tekanan oleh
manusia tetap menjadi punah. Umumnya adalah jenis tumbuhan tua yang
telah punah pada jaman-jaman purba, misalnya tumbuhan paku berbiji
(Pteridospermae) dan reptil raksasa purba Dinosaurus. Namun ada pula
mahluk yang masih dapat berumur panjang yang telah melewati berbagai
perubahan keadaan geologi dunia dan masih hidup sampai kini, misalnya
biawak komodo di Pulau Komodo, Nusa Tenggara, penyu di kepulauan
Galapagos.

Marga flora endemik yang terdapat di Malesia dibagi 3 bagian :


a. Malesia Barat (Sumatera 17 marga, Malaya 71 marga dan Kalimantan 59
marga);
b. Malesia Selatan (Jawa 10 marga, Pulau-pulau lain 4 marga);
c. Malesia Timur (Sulawesi 7 marga, Maluku 1 marga, Filipina 33 marga, dan
Irian 124 marga).

E. BINATANG DAN TUMBUHAN EKSOTIK


Binatang dan tumbuhan exotik, adalah mahluk hidup yang jarang ditemui,
mempunyai bentuk dan perilaku yang unik dan oleh sebagaian wisatawan
belum pernah menemui secara langsung atau biasanya mereka hanya
pernah melihat melalui gambar atau mendengarkan ceritera orang.

Pada hutan tropik, keunikan keunikan binatang dan tumbuhan seperti ini,
banyak ditemui. Di bawah ini ada beberapa contoh binatang dan tumbuhan
eksotik yang mempunyai daya tarik bagi pengunjung.

1. Binatang.

Pada umumnya semua binatang mempunyai musuh atau predator yang


akan memangsa dirinya atau binatang pemangsa untuk memudahkan
menangkap mangsanya mereka harus menyesuaikan diri dengan
lingkungan. Sebaliknya binatang yang akan dimangsa, untuk menghindari
diri dari pemangsa, mereka juga menyesuaikan diri dengan lingkungan agar
terlepas dari sergapan pemangsa. Di bawah ini ada beberapa binatang yang
merubah bentuk agar sesuai dengan lingkungan :

a) Belalang : Belalang, yang masuk ke dalam keluarga serangga, yang


merupakan sumber makanan bagi beberapa jenis binatang (burung,
reptil, amphibi). Ada beberap jenis belalang yang sayapnya mirip/sama

55
dengan daun kering, sehingga agak sulit untuk membedakan antara
belalang dengan daun kering. Selain itu ada pula yang tubuhnya
menyerupai patahan ranting
b) Trenggiling : adalah jenis mamalia yang bersisik. Untuk menghindari
pemangsa, biasanya binatang ini melingkar dan sulit untuk dibuka.
c) Kadal : Beberapa jenis reptil sering merubah warna kulitnya, seperti
blungkon, untuk memudahkan menangkap mangsa. Namun bila
diserang musuh, sering menanggalkan ekornya, sehingga binatang ini
terlepas dari kejaran musuh.
d) Beberapa jenis monyet : Beberapa jenis monyet, terutama yang bertubuh
kecil, umumnya hidup berkelompok, untuk menghindari serbuan
pemangsa. Mereka sering tidur berkelompok di tepian sungai. Ada teori
yang mengatakan, dengan tidur di tepian sungai, selain mudah
menemukan makanan dari tumbuhan yang selalu hijau, juga bila ada
pemangsa cepat menceburkan diri. Bangsa monyet di Kalimanatan
(Monyet ekor panjang dan Bekantan) yang sering menyeberangi sungai,
bila hendak menyeberang sering menunggu perahu lewat. Dengan
demikian mereka terhindar dari musuh perairan, seperti ikan toman dan
buaya supit.

2. Tumbuhan.
Selain binatang, tumbuhan juga mempunyai cara untuk mencari makan,
bernafas. Karena kondisi lingkunganlah, tumbuhan tersebut melakukan hal
yang demikian, agar dalam persaingan merebutkan makanan di hutan
dapat berhasil sehingga dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.

a) Kantong semar : Tumbuhan perdu ini biasanya tumbuh pada daerah


yang miskin unsur hara. Kantong kantong yang tumbuh pada ujung
daun atau pada batang utama ini berfungsi untuk menangkap serangga.
Serangga yang masuk, yang di dalamnya terdapat air, akan membusuk
dan tumbuhan akan menyerap nitrogen dari hasil pembusukan
serangga. Kantong mempunyai tutup yang berwarna mencolok yang
menarik perhatian serangga, selanjutnya serangga terjebak dan masuk ke
dalam kantong.
b) Bunga Bangkai : Karena mempunyai bau busuk yang menyengat, maka
banyak mengundang lalat untuk hinggap. Serangga-serangga yang
hinggap inilah terjebak dan menjadi sumber nitrogen bagi bunga
bangkai.
c) Akar Papan : Akar papan, merupakan pelebaran akar yang berbentuk
pipih, mempunyai fungsi untuk menahan batang yang menjulang tinggi.
Selain itu mempunyai fungsi untuk bernafas, umumnya tumbuhan
banyak ditemukan pada daerah hutan rawa.
d) Liana : merupakan kekhasan pada daerah hutan tropik. Tumbuhan ini
merambat dan bertumpu pada tumbuhan lain, dan menjalar cukup

56
panjang dapat mencapai 100 meter. Liana jenis tertentu dapat diambil
airnya bila kita kekurangan air di dalam hutan.
e) Beringin Pencekik : Jenis beringin ini, mulanya tumbuh dan menempel
pada batang, dan tidak merugikan batang yang ditempeli. Namun
setelah besar, karena kekuatan akar yang tumbuh, lama kelamaan
tumbuhan penumpu mati, karena seluruh permukaannya dililit oleh
beringin tsb.
f) Buah Bersayap : Buah yang mempunyai sayap, umumnya dari jenis
dipterocarpaceae (meranti). Sayap ini mempunyai fungsi untuk
menyebarkan biji sejauh mungkin bila tertiup angin. Selain jenis meranti
juga dimiliki oleh tumbuhan mahoni.
g) Tumbuhan berlubang : Beberapa jenis tumbuhan pada hutan tropik,
sering ditemui tidak memiliki kayu, dan bagian tengahnya berlubang.
Lubang ini ternyata mempunyai fungsi untuk menarik binatang tinggal
di dalamnya. Tumbuhan mempunyai keuntungan yang besar, karena
tumbuhan akan mendapatkan makanan/pupuk dari kotoran binatang
yang tinggal.

F. PERSAINGAN KEHIDUPAN PADA HUTAN TROPIK


Kehidupan pada hutan tropik, merupakan kehidupan yang sangat komplek, tak
ubahnya seperti kehidupan manusia di alam ini yang penuh dengan persaingan
untuk mendapatkan makanan. Kehidupan pada hutan demikian pula. Mereka
satu sama lain, baik binatang ataupun tumbuhan saling merebutkan makanan,
cahaya ataupun pasangan. Dibawah ini ada beberapa keunikan kehidupan
pada hutan tropik :

1. Merebutkan Cahaya
Semua tumbuhan memerlukan cahaya untuk ““memasak”” makanannya.
Sehingga tumbuhan pada hutan yang belum terganggu akan nampak
menjulang tinggi, seolah-olah ingin menguasai cahaya yang ada. Sedangkan
tumbuhan yang masih muda, akan selalu berusaha untuk tumbuh tegak
lurus hingga mendapatkan cahaya yang cukup. Ada keunikan pada
beberapa tumbuhan untuk merebutkan cahaya dengan cara yang yang
menarik untuk dipelajari antara lain :
Tumbuhan merambat pada hutan tropik tidak saja liana, namun ada
beberapa jenis seperti bambu, rotan dsb. Liana dan bambu memiliki cara
yang unik. Mereka umumnya bertumpu pada pohon dan cabang hingga
ranting-ranting. Dalam tumbuh kembangnya, liana tersebut seolah-olah
menarik kebawah dengan lilitan dan beban yang cukup berat. Ranting atau
dahan yang tidak kuat akan patah, dengan demikian pucuk liana akan
mendapatkan cahaya matahari yang lebih leluasa.

57
Pada bambu yang merambat, umumnya mereka menutupi seluruh
permukaan tumbuhan yang menjadi inangnya. Tidak seperti lianan yang
memiliki pangkal yang besar, bambu hanya mengandalkan kecepatan
bertunans bila mendapatkan cahaya yang cukup. Sedangkan tumbuhan
penumpu masih hidup.

Rotan. Tumbuhan ini pada ujungnya memiliki duri kait yang tajam. Rotan
tumbuhnya tidak melilit seperti liana. Pada saat tumbuh, ujung tangkai
daun yang panjang dan berduri, berfungsi untuk mengait pada tumbuhan
lain untuk bertahan agar dapat tegak dan hidup menjulang ke atas. Setelah
sampai di atas dan mendapatkan cahaya yang cukup, biasanya rotan
menjalar ke pohon lain hingga mencapai kehidupan yang maksimim.
Biasanya tidak mematikan pohon tumpuan.

2. Merebutkan udara
Paling mudah untuk mendapatkan tumbuhan yang bersaing untuk
mendapatkan udara adalah tumbuhnya akar nafas. Seperti pada pohon
beringin (ficus) atau pohon-pohon yang tumbuh pada daerah perairan, rawa
atau hutan bakau. Maka di sana akan nampak akar-akar yang bermunculan
dari dahan ataupun dari dalam tanah.

Pada tumbuhan yang tumbuh pada tanah kering, dapat diambik contoh
tumbuhan yang memiliki akar baner atau akar papan. Akar yang melebar
ini tidak hanya sekedar sebagai penunjang atau menahan batang yang
tinggi, akan tetapi juga berfungsi untuk memperluas permukaan batang.
Sehingga akan mendapatkan cukup udara. Dapat diamati pada tumbuhan
yang berbaner, umumnya tumbuhan di sekitarnya sangat jarang.

Selain itu ada pula tumbuhan yang selalu mengganti kulitnya, seperti pada
jenis-jenis reptil, atau serangga. Tumbuhan ini untuk menyegarkan kulit
serta agar dapat mendapatkan udara yang cukup, selalu mengelupas,
sehingga kulit yang baru ada di permukaan dan dapat berfungsi untuk
mendapatkan udara segar.

3. Merebutkan Makanan
Tak ubahnya seperti manusia, ada tumbuhan yang rakus, menghalalkan
segala cara untuk mendapatkan makanan dan mematikan tumbuhan lain.
Tumbuah yang mempunyai perilaku ini antara lain :

Mengeluarkan racun : alang-alang, merupakan rumput yang memiliki zat


racun bagi tumbuhan (alelopati). Oleh karena itu di mana ada tumbuhan
padang alang-alang, jarang ditemui tumbuhan lain. Namun ada jenis
tanaman yang berbiji polong dapat membunuh alang-alang.

58
Akasia, merupakan tumbuhan yang rakus akan air, sehingga tumbuhan di
sekitarnya jarang ada yang hidup karena kalah bersaing dalam merebutkan

Larangan apa yang harus disampaikan ?

Selama membawa pengunjung, ada beberapa hal yang perlu disampaikan mengenai
anjuran, himbauan atau larangan kepada wisatawan. Lebih baik disampaikan sebelum
menuju ke lokasi. Larangan larangan tersebut diantaranya :
1. Jangan mengganggu kehidupan di dalam kawasan, dalam bentuk apapun sehingga
dapat merubah kehidupan di alam.
2. Mengambil, membawa, atau memetik, tumbuhan atau binatang yang ada didalam
kawasan.
3. Membuat coretan, atau membuat tulisan (vandalisme), pada bebatuan, pohon atau
tempat lain yang mengganggu keindahan kawasan.
4. Membuang sampah di sembarang tempat, khususnya bahan-bahan dari plastik yang
tak bisa membusuk.
5. Saat bertemu dengan satwa, dilarang membuat gaduh atau mengganggunya,
sehingga dapat mempengaruhi perilakunya.
6. Membawa atau memasukan binatang atau tumbuhan yang bukan tanaman atau
satwa asli yang ada dalam kawasan yang dilindungi.
Larangan-larangan ini perlu sekali diterapkan kepada pengunjung. Namun
pemandu ““harus”” memberikan contoh kepada pengunjung dan tidak berbuat sesuatu
yang terdapat dalam daftar larangan. Misalnya pengunjung dilarang membuang sampah
plastik, tetapi pemandu sendiri dengan enaknya membuang bungkus permen. Hal ini
harus dihindari.
air.

59
EVALUASI

Setelah memandu, mengantarkan wisatawan keliling daerah yang


dikunjungi, hendaknya diadakan evaluasi kegiatan yang telah dilakukan.
Evaluasi sangat penting artinya untuk mengoreksi diri sendiri, apakah
selama memandu wisatawan yang kita pandu itu cukup puas atau tidak.
Sehingga dapat memperbaiki kekurangan kekurangan yang selama itu kita
jalankan.

Selain untuk mengoreksi diri sendiri sebagai seorang pemandu ekowisata,


tentunya juga ingin mengetahui pendapat atau komentar atau usulan-
usulan wisatawan terhadap lokasi yang dikunjungi. Misalnya pelayanan
hotel, jenis makanan yang dihidangkan, macam-macam cindera mata yang
dijual sampai lokasi yang dikunjungi.

Apabila ada saran dan masukan dari wisatawan, tentunya sangat


bermanfaat bagi kita sendiri, bagi lingkungan ataupun layanan jasa lainnya,
untuk mengembangkan lebih baik atau untuk berbuat sebaik mungkin atau
meningkatkan mutu pelayanan kepada wisatawan, agar kelak akan kembali
lagi.

Di dalam menyampaikan formulir evaluasi ini, alangkah baiknya diberikan


pada saat malam terakhir, saat makan malam, sambil berbincang-bincang
atau diskusi selama perjalanan.

CONTOH EVALUASI
Silahkan anda isi formulir ini untuk memberikan masukan kepada kami dalam
mengembangkan pariwisata di daerah X.
¡ Tanggal :
¡ Nama : L/P :
¡ Umur :
¡ Alamat :
¡ Pekerjaan :

¡ Pemandu yang mendampingi anda adalah Nama :

Tentang lokasi pariwisata di daerah X.


¡ Apakah anda datang ke lokasi ini untuk pertama kali ? ya/tidak
¡ Apabila pernah datang, kapan anda pertama datang ke lokasi ini ? (bln/th)
Berapa lama anda datang waktu itu ? ........ hari.

Apa bila pertama kali datang, dari mana informasi yang anda peroleh tentang
lokasi wisata di daerah X

60
¡ Brosur, Travel Agent, Teman, Baca Koran/Majalah.

Pelayanan pemandu :
Selama anda di pandu oleh pemandu yang selama ini menemani anda, bagaimana
kesan anda tentang pemandu tersebut mengenai :
¡ Bahasa : sangat bagus/bagus/cukup/kurang.
¡ Pelayanan : sangat bagus/bagus/cukup/kurang.
¡ Interaksi dengan anda : sanagt bagus/bagus/cukup/kurang.

Saran anda :
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
Obyek wisata yang anda kunjungi, bagaimana komentar anda :
¡ Menarik sekali/menarik/biasa-biasa saja/kurang menarik.
Saran anda :
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................

Penginapan :
¡ Kebersihan : Bersih/cukup/kotor.
¡ Pelayanan : Bagus/cukup/kurang.
¡ Fasilitas (wc, air dll) : Bagus/cukup/kurang.
Saran anda :
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................

¡ Makanan : Enak sekali/Enak/Cukup/Kurang.


Saran anda :
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................

Transportasi :
¡ Pengemudi : Bagus/Cukup/Kurang.
¡ Kebersihan kendaraan : Bagus/Cukup/Kurang
Saran anda :
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................

Terima kasih atas komentar anda, masukan dari anda sangat bermanfaat untuk
pengembangan sumber daya manusia di dalam melayani wisatawan di masa yang
akan datang.

(.................................................)
Tanda tangan/nama terang.

61
BUKU BACAAN DALAM PENYUSUSNAN
BUKU INI

Djamin, D (1997), Persiapan Seorang pemandu. Makalah dalam


pelatihan pemandu muda. HPI Sumatera Barat.

Ekariono, W dan Edy Hendras W, (1996): Pedoman untuk ekowisata


ke kawasan taman nasional di Indonesia (inpress).

INDECON, (1996 ) : Prosiding Symposium Ekowisata. Konsep,


Prinsip dan Kriteria-kriterianya.

Kodhyat, H. (1995) : Buku Panduan Program Pendidikan dan


Pelatihan Pemandu Ekowisata, LSPI/INDECON, Jakarta.

Kodhyat, H. (1996) : Sejarah Pariwisata Dan Perkembangannya di


Indonesia, Grasindo, Jakarta.

Mitrasetia, T, Edy Hendras W dan Ary Suhandy, (1996) : Pelatihan


Pemandu Ekowisata, Yayasan Alami.

Otto Sumarwoto, (1983) : Ekologi Lingkungan Hidup dan


Pembangunan. Penerbit Djambatan, Jakarta.

Sam H. Ham, (1992) : Environmental Interpretation. A practical guide


for people with big ideas and small budged. Department of Resource
Recreation and Tourism College of Forestry, Wildlife, and Range
Sciences, University of Idaho USA.

The Ecotourism Society, (1993) : Ecotourism Guiglines. For nature


tour operators. North Bennington, Vermont, USA.

Whitmore, T.C. 1984. Tropical Rain Forest of the Far East, Clarendon
Press, Oxford.

62
LAMPIRAN : 1
Taman-taman nasional di Indonesia dan lokasinya

1. Taman Nasional Gunung Leuser : DI Aceh


2. Taman Nasional Siberut : Propinsi Sumatera Barat
3. Taman Nasional Berbak : Propinsi Jambi.
4. Taman Nasional Kerinci Seblat : Terletak di tiga propinsi, antara lain
Propinsi Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi dan Sumatera Selatan
5. Taman Nasional Bukit Barisan Selatan : Propinsi Lampung.
6. Taman Nasional Way Kambas : Propinsi Lampung.
7. Taman Nasional Laut Pulau Seribu : DKI Jakarta.
8. Taman Nasional Ujung Kulon : Propinsi Jawa Barat.
9. Taman Nasional Gn Gede Pangrango : Propinsi Jawa Barat.
10. Taman Nasional Gn Halimun : Propinsi Jawa Barat.
11. Taman Nasional Laut Karimun Jawa : Propinsi Jawa Tengah.
12. Taman Nasional Bromo Tengger Semeru : Propinsi Jawa Timur.
13. Taman Nasional Alas Purwo : Propinsi Jawa Timur.
14. Taman Nasional Meru Betiri : Propinsi Jawa Timur.
15. Taman Nasional Baluran : Propinsi Jawa Timur.
16. Taman Nasional Bali Barat : Propinsi Bali.
17. Taman Nasional Gunung Rinjani : Pulau Lombok.
18. Taman Nasional Pulau Komodo : Pulau Komodo
19. Taman Nasional Kelimutu : Pulau Flores.
20. Taman Nasional Kutai : Propinsi Kalimantan Timur.
21. Taman Nasional Tanjung Puting : Propinsi Kalimantan Tengah.
22. Taman Nasional Gunung Palung : Propinsi Kalimantan Barat.
23. Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya : Propinsi Kalimantan Tengah.
24. Taman Nasional Laut Bunaken : Propinsi Sulawesi Utara.
25. Taman Nasional Bogani Nani Wartabone : Sulawesi Utara
26. Taman Nasional Lore Lindu : Propinsi Sulawesi Tengah.
27. Taman Nasional Rawa Aopa-Watumohai : Propinsi Sulawesi Tenggara.
28. Taman Nasional Laut Taka Bone Rate : Sulawesi Selatan
29. Taman Nasional Manusela : Propinsi Maluku.
30. Taman Nasional Lorentz : Propinsi Irian Jaya.
31. Taman Nasional Laut Teluk Cendrawasih : Propinsi Irian Jaya.
32. Taman Nasional Wasur : Propinsi Irian Jaya.

LAMPIRAN : 2
Daerah Tujuan Ekowisata (DTE) ungggulan versi Masyarakat Ekowisata
Iindonesia (MEI) :

1. Taman Nasional Kerinci Seblat (Sumbar),


2. Taman Nasional Ujung Kulon (Jabar),
3. Taman Nasional Tanjung Puting (Kalteng),

63
4. Bedugul (Bali), Gili Air (Lombok),
5. Taman Nasional Komodo (NTT), Tanah Toraja,
6. Taman Nasional Take Nonarate (Sulsel),
7. Kep. Leasi (Maluku) Kep. Padaido (Biak-Irja).

Daerah lain yang berpotensi dikembangkan menjadi DTE, al :


Kep. Togian (Sulteng), Kep. Wakatobi (Sultra)
Taman Nasional Wasur (Irja),
Taman Nasional Halimun (Jabar).

LAMPIRAN : 3
DAFTAR NAMA SATWA YANG DILINDUNGI DI INDONESIA

A. MAMALIA (Binatang Menyusui)

BALAENOPTERIDAE (Ikan Paus)


1.Balaenoptera musculus (Blue Whale -Paus Biru)
2.B. physalis (Fin Whale, Razorback -Paus Sirip)
3.Megaptera novaeangliae(Humpback Whale -Paus Bongkok)
4.Cetacea spp. (Whale's -Paus)

BOVIDAE (Keluarga Kerbau)


1.Bubalus depressicornis (Lowland Anoa -Anoa Dataran
Rendah)
B. quarlesi (High Land Anoa -Anoa Dataran Tinggi)
2.Bos javanicus (Banteng -Banteng)
3.Capricornis sumatrensis (Sumatran Serow -Kambing Sumatera)

CANIDAE (Kel. Anjing)


1.Cuon alpinus (Asiatic Wild Dog -Ajag)
CERCOPITHECIDAE (Kel. monyet)
1.Cynopithecus niger (Celebes crested macaque -Monyethitam Sulawesi)
2.Macaca bruescans (Booted macaque -Monyet buntung)
M. maura (Moor Macaque -Monyet Dare)
M. nigra (Crested Celebes Macaque -Monyet dihe)
M. pagensis (Mentawai Pigtailed Macaque-Beruk Mentawai)
M. tonkeana (Tonkean macaque -Monyet Digo)
3.Nasalis larvatus (Proboscis monkey -Bekantan)
4.Presbytis aygula (Javan leaf monkey -Lutung surili)
P. frontata (White fronted leaf monkey-Lutung dahi putih)
P. potenziari (Mentawai langur-Lutung Mentawai)
P. rubicunda (Maroon leaf monkey -Lutung Merah)
P. thomasi (Thomas/Banded leaf monkey-Rungka, Kedih)

64
5.Simias concolor(Pigtailed langur/Snubnosed Monkey-Simpai Mentawai)

CERVIDAE (Kel Rusa)


1.Cervus timorensis (Deer -Rusa)
C. unicolor (Sambar -Sambar)
2.Hylelaghus kuhlii (Axis kuhlii) (Bawean deer, Kuw's deer -Rusa Bawean)
3.Muntiacus muntjak (Barking Deer -Kijang)

CYNOCPHALIDAE (Kel. Lemur)


1.Cynocephalus variegatus (Flying Lemur -Kubung, Tando)

DELPHINIDAE (Kel. Lumba-lumba)


1.Delphinus delphis (Common Dolphin-Lumba-lumba Delpis)
D. roseirostris (Red fellied Dolphin-Lumba-lumba perut merah)
2.Orcella brevirostris (Irrawady Dolphin-Lumba-lumba Trawedi)
3.Trusiops spp. (Bottle nose Dolphin-Lumba-lumba botol)
4.Orcella sp. (Mahakam Dolphin -Pesut)
5.Gramphus griscus (Bottled nosed Gramphus -Lumba-lumba gromphus)
6.Peponocephala electra (Little Killer -Lumba-lumba pemangsa kecil)

DUGONGIDAE (kel. Ikan Duyung)


1.Dugong dugon (Dugong -Duyung)

ELEPANTIDAE (Kel. Gajah)


1.Elephas maximus (Asian Elephant -Gajah)

FELIDAE (kel. Kucing)


1.Felis badia (Bornean Bay Cat-Kucing merah)
F. bengalensis (Leopard Cat-Kucing hutan, Meong Congkok)
F. marmorata (Marble Cat-Luwak)
F. Planniceps (Flatheaded Cat-Kucing dampak)
F. temminckii (Golden Cat-Kucing Emas)
F. viverrinus (Fishing Cat-Kucing Bakau)
2.Panthera pardus (Leopard Panther -Macan Kumbang, Macan Tutul)
P. tigris sondaica (Javan Tiger-Harimau Jawa)
P. tigris sumatrae (Sumatran Tiger-Harimau Sumatera)
3.Neofelis nebulosa (Clouded Leopard-Harimau Dahan)

HYLOBATIDAE (kel. Owa-owa)


1.Hylobates agilis (Klose Gibbon-Jenis-jenis Owa tidak berbuntut)
H. lar (White Handed Gibbon-Sarudung)
H moloch (Silvery Gibbon-Klampiau)

65
HYSTRICIDAE (kel. Landak)
1.Hystrix brachyura (Porcupine-Landak)

LEPORIDAE (Kel.Kelinci)
1.Nesolagus netsheri (Sumatran Shorteared Rabbit-Kelinci Liar Sumatera)

LORISIDAE (kel. Kukang)


1.Nicticebus coucang (Slow loris-Malu-malu)

MACROPODIDAE (Kel. Kanguru)


1.Debdrolagus dorianus (Unicolored Tree Kangaroo-Kanguru Pohon)
D. goodfellowi (Ornata Tree Kangaroo-Kanguru Pohon)
D. inustus (Grizzled Tree Kangaroo-Kanguru Pohon)
D. ursinus (Dustry Tree Kangaroo-Kanguru Pohon)
2.Dorcopsis muelleri (Wallaby-Kanguru Tanah)
3.Thylogale bruijni (Dusky Pademelon-Kanguru Tanah)
T. stigmatica (Red Legged Pademelon-Kanguru Tanah)

MANIDAE (kel. Trenggiling)


1.Manis javanica (Scaly anteater/Pangolin-Trenggiling)

MUSTELIDAE (kel. Sigung)


1.Arctonyx collaris (Hognose Badger-Pulusan)
2 Mydaus javanensis (Malay Stink Badger-Sigung)

PHALANGERIDAE (kel.Kuskus)
1.Phalanger atrimaculatus(Black phalanger -Kuskus)
P. celebensis (Celebes phalange-Kuskus)
P. gymnotis (Gray phalanger-Kuskus)
P. maculatus (Spotted phalanger-Kuskus)
P. orientalis (Common phalanger-kuskus)
P. ursinus (Bear phalanger-Kuskus)

PHOCOENIDAE (Kel. Lumba-lumba)


1.Neophocaena phocaenoides (Black Finless Porpoise-Lumba-lumba tak bersirip
punggung)

PONGIDAE (kel. Kera)


1.Pongo pygmaeus pygmaeus (Orang utan Kalimantan-Mawas/Orangutan)
P.p.abeli (Orangutan Sumatera-Mawas/Orangutan)

66
RHINOCEROTIDAE (kel Badak)
1.Dicerorhinus sumatrensis (Sumatran Rhino-Badak Sumatra)
2.Rhinoceros sondaicus (Javan Rhino-Badak Jawa)

SCIURIDAE (Kel. Tupai)


1.Iomys horsfieldii (Red Tailed Flying Squirrel-Bajing Terbang Ekor Merah)
2.Laricus hosei (Foursriped Ground Squirrel-Bajing Tanah Bergaris Empat)
L. insignis (Theestriped Ground Squirrel-Tupai Tanah)
3.Petaurista elegants (Spotted Giant Flying Squirrel-Bajing Terbang)
4.Ratufa bicolor (Black Giant Squirrel-Jelarang)

STONIDAE (Kel. Lumba-lumba)


1.Sotalia borneensis (Indonesian White Dolphin-Lumba-lumba Borneo)
S. chinensis (Chinese White Dolphin-Lumba-lumba Cina)
S. plombea (Plumboeus Dolphin-Lumba-lumba Timah)
2.Stenella malayana (Malayan Dolphin-Lumba-lumba Malaya)
3.Steno bredanensis (Rough toothed Dolphin-Lumba-lumba Gigi Kasar)

SUIDAE (kel. babi)


1.Babyrousa babirussa (Babyrusa-Babi Rusa)

TACHYGLOSSIDAE (Kel. Landak)


1.Zagglossus bruijni (Spiny Anteater-Landak Irian, Nokdiak)

TAPIRIDAE (Kel. Tapir)


1.Tapirus indicus (Malay Tapir-Tapir)

TARSIIDAE (Kel. Binatang hantu)


1.Tarsius bancanus (Tarsier-Binatang Hantu, Singapuar)
Tarsius spectrum (Tarsier -Binatang Hantu, singapuar)

TRAGULIDAE (Kel Kancil)


1.Tragulus javanicus (Smaller Mouse Deer-Kancil)
T. napu (Large Mouse Deer-Pelanduk)

URSIDAE (kel. Beruang)


1.Helarctos malayanus (Malayan Sun Bear-Beruang Madu)

VIVERRIDAE (Kel. musang)


1.Arctictis binturong (Binturung-Binturung)
2.Cynogale bennetti (Otter civet-Musang Air)
3.Macrogalidea musschenbrockii (Celebes Palm Civet-Musang Sulawesi)
4.Prionodon linsang (Banded linsang-Musang congkok)

67
ZIIPHIIDAE (Kel. Ikan Paus)
1.Ziphius cavirostris (Civier's Whale-Paus Paruh Angsa)

B. AVES (Burung)

CASSUARIDAE (Kel. Kasuari)


1.Casuarius bennetti (Dwarf Cassowary-Kasuari Kerdil)
C. Casuarius (Double Wattled Cassowary-Kasuari Gelambir Ganda)
C. unappendiculatus (Single Wattled Cassowary-Kasuari Gelambir Tunggal)

PELECANIDAE (Kel. Pelikan)


1.Pelecanus conspicilatus (Australian Pelican-Undan Kacamata)
P. onocrotalus (Eastern White Pelican-Undan Putih)
P. roseus (Spot Billed Pelican-Undan Paruh Botol)

SULIDAE
1.Sula abbotti (Abbott's Booby-Gangsa Batu Abotti)
S. dactylatra (Blue Faced Booby-Gangsa Batu Muka Biru)
S. leucogaster (Browned Booby-Gangsa Batu Coklat)
S. sula (Red Footed Booby-Gangsa Batu Kaki Merah)

ANGHINGIDAE1.(Kel. Pecuk)
1.Anhinga melanogaster (Oriental Darter-Pecuk Ular)

FREGATIDAE
1.Fregata andrewsi (Christmas Island Frigate Bird-Bintayung P. Chrismas)

ARDEIDAE (Kel. Kuntul)


1.Bulbucus ibis (Cattle Egret-Kuntul Kerbau)
2.Egretta alba (Greater Egret-Kuntul Besar)
E. intermedia (Lesser Egret-Kuntul Sedang)
E. garzetta (Little Egret-Kuntul Kecil)
E. eulophotes (Chinese Egret-Kuntul Cina)
E. sacra (Pacific Reef Egret-Kuntul Karang)
3.Nycticorax caledonicus (Rufous Night Heron-Kowak Merah)

CICONIIDAE (Kel. Bangau)


1.Ciconia episcopus (Wolly Necked Stork-Bangau Hitam)

68
2.Ibis cinereus (Milky Stork-Bluwok Putih)
3.Leptoptilos javanicus (Lesser Adjutant Stork-Bangau Tongtong)
4.Ibis leucocephalus (Painted Stork-Bluwok Berwarna)

THRESKIERNITHEDAE (kel. Ibis)


1.Threskiornis melanocepalus (Black Headed Ibis-Ibis Putih Kepala Hitam)
2.Pseudibis davisoni (White Shouldered Ibis-Ibis Bahu Putih)
3.Plegadis falcinollus (Glossy Ibis-Roko-roko, Ibis Hitam)

ACCIPITRIDAE (Kel. Alap-alap)


1.Accipiter badius (Shikra Goshawk -Alap-alap)
A. erythreuchen (Moluccan Sparrowhawks -Alap-Alap Berkalung)
A. fasciatus (Brown goshawk-Alap-alap Coklat)
A. grisciceps (Celebes Crested Goshawk-Alap-alap Sulawesi)
A. henicogrammus (White Headed Sparrowhawk-Alap-alap Kepala Putih)
A. melanochlamys (Black Mantled Sparrowhawk-Alap-alap Punggung Hitam)

A. meyerianus (Meyer's Goshawk-Alap-alap Meyer)


A. nanus (Celebes Little Sparrowhawk-Alap-alap Kecil Sulawesi)

A. novaehollnadiaea (White Goshawk-Alap-alap Putih)


A. poliocephalus (Grey Headed Sparrowhawk-Alap-alap Kepala Kelabu)
A. rhodogaster (Vinous Breasted Sparrowhawk-Alap-alap Sulawesi)
A. soleonsis (Chinese Goshawk-Alap-alap Cina)
A. trivingatus (Crested Goshawk-Alap-alap Jambul)
A. trinotatus (Spottailed Sparrowhawk -Alap-alap Ekor Bintik)
A. virgatus (Asiatic Sparrowhawk -Alap-alap Burung)
2.Aviceda jerdoni (Crested Lizard Hawk -Alap-alap Kadal Jambul)
A. subscriastata (Cuckeo Falcon Hawk -Alap-alap Kukuk)
3.Butastur indicus (Gray Faced Buzzard -Elang Kelabu)
B. liventer (Cinoamon Winged Buzzard-Elang Coklat)
4.Circus aeruginosus (Western March Harrier -Elang Rawa)
C. assimulis (Spotted Harrier -Elang Tutul)
C. melanoleucus (Pied Harrier -Elang Cina)
5.Elanus caeruleus (Black Winged Kite-Elang Tikus)
6.Haliaetus leucogaster (White Bellied Sea Eagle -Elang Laut Perut
Putih)
H. indus (Brahminy Kite -Elang Bondol, Wulung)
H. spenurus (Whistling Kite -Elang Siul)
7.Harpyopsis novaeguineae (New Guinea Haspy Eagle-Elang Irian)
8.Heniscopernis longicauda (Hawk Eagle-Elang)
9.Hieractus kionerii (Ruffous Bellied Eagle-Elang Kecil)
H. morphodes (Little Eagle-Elang Kecil Australi)
10.Ichthyophaga ichthyactus (Grey Headed Fishing Eagle-Elang Laut Kelabu)

69
I. nana (Lesser Fishing Eagle-Elang Laut Kecil)
11.Machaerhamphus alcinus (Bat Hawk-Alap-alap Kelelawar)
12.Magatriorochis deriae (Doria's Goshawk -Alap-alap Doria)
13.Milvus migrans (Black Kite-Alap-alap Malam)
14.Pernis celebensis (Parred Honey Buzzard-Alap-alap Belang)
P. ptilorhynchus (Asiatic Honey Buzzard-Alap-alap Belang)
15.Spilornis cheela (Crested Serpent Eagle-Elang Ular)
S. rufipectus (Celebes Serpent Eagle-Bido Sulawesi)
S. elgini (Andaman Serpent Eagle-Bido Andaman)
16.Spizaetus bartelsi (Java Hawk Eagle-Elang Jawa)
S. cirrhatus (Changeable Hawk Eagle-Elang Hitam)
S. gurneyi (Hawk Eagle-Elang Gurne)
S. alboniger (Black and White Hawk Eagle-Elang Hitam Putih)
S. nipalensis (Hawk Eagle-Elang Sulawesi)
S. lanceolatus (Celebes Shorterested Hawk Eagle -Elang Sulawesi Jambul)
S. nanus (Wallace's Hawk Eagle-Elang Biliton, Elang Wallace)
17.Aquila audax (Wedge Tailed Eagle-Garuda Australia)
A. gurneyi (Gurney's Eagle -Garuda Irian)

PANDIONIDAE
1.Pandion haliaetus (Osprey -Elang Ikan)

FALCONIDAE (Kel. Elang)


1.Falcio peregrinus (Peregine falcon-Sikap Elang)
F. severus (Oriental Bobby-Alap-alap macan)
F. tinnunculus (Common Kostrel-Alap-alap)
F. lengipennis (Little Falcon-Alap-alap Kecil)
F. cenchroides (Nanken Kestrel -Alap-alap Irian)
F. nolvecensis (Spotted Kestrel -Alap-alap Menara)
2.Microhierax fringillarius (Black Legged Falconet -Elang Belalang)
M. latifrons (Bornean Falconed-Elang Kecil Borneo)

MEGAPODIDAE (Kel. Maleo/gosong)


1.Macrocephalon maleo (Maleo -Maleo)
2.Megapodidus freycinet (Incubator Bird-Burung Gosong)
M. arfakisnus (Waffled Brush Incubstro Bird-Burung Gosong)
M. bruijni (Bryn's Brush Incubator Bird-Burung Gosong)
M. freycinet affinis (Incubator Bird-Burung Gosong)
M. nicobarensis (Incubator Bird-Burung Gosong)
M. tenimberensis (Incubator BirdBurung Gosong)
3.Eulipoa wallacei (Mollucan Srum Hern-Burung Gosong)
4.Telogalla fuscirostris(Black Billed Brush-Kamur)
T. jobiensis (Brown Collared Brush Turkey-Umgran)

70
PHASIANIDAE (Kel. Merak)
1.Argusianus argus (Great Argus Pheasant-Kuao)
2.Pavo muticus (Green Peafowl-Merak)
3.Polyplectron malacense (Malaysian Peacock Pheasant-Merak Kerdil)
4.Lophura bulweri (Bulwer's Wattled Pheasant-Beleang Bulwor)

GRUIDAE
1.Grus satigone (Sarus Grane-Jenjang)

BALLIDAE
1.Aramidopsis plateni (Celebes Rails-Mandar Sulawesi)

CHARAIRIIDAE
1.Venellus tricolor (Javan Wattled Lapwing-Trulek Jawa)

SCOLOPACIDAE
1.Numenius arquata (Buraskan Curlew-Gegajahan Besar)
N. shcopus (Wimbrel-Gegajahan Sedang)
N. madagascariensis (Curlew-Gegajahan Paruh Besar)
N. minutus (Little Curlew-Gegajahan Kecil)
2.Tringa guttifer (Spotted Greenshak-Trinil Asia)

RECURVIRESTRIDAE
1.Himantopus himantopus (Black Winged Stilt-Trulak Lidi)
BURHINIDAE
1.Esacus magnirostris (Great Reef Thick Knee-Wili-wili)

LARIDAE
1.Strena ziumermani (Chinese Crested Tern-Dara Laut Berjambul)
2.Anous stolidus (Brown Noody-Camar Coklat)
A. minutus (White Capped Noody-Camar Kerudi Putih)
A. tenuirostris (Black Noody-Camar Hitam)
3.Chlidonias hybrida (Whishered Tern -Dara Laut Kumis)
C. niger (Black Tern-Dara Laut Sayap Hitam)
C. leucopterus (White Winged Tern-Dara Laut Sayap Putih)
4.Gygis alba (White Tern-Camar Putih Mata Cincin)
5.Sterna albifrons (Little Crested Tern-Dara Laut Kecil)
S. anacthetus (Bridled Tern-Dara Laut Kendal)
S. bengalensis (Lesser Crested Tern-Dara Laut Jambul Kecil)
S. bergii (Greater Crested Tern-Dara Laut Jambul Besar)
S. dougalltii (Roseate Tern-Dara Laut Dougalii)
S. uscata (Sooty Tern-Dara Laut Hitam)
S. hirundo (Common Tern-Dara Laut Hirunda)
S. sumatrana (Black Naped Tern-Dara Laut Tengkuk Hitam)

71
COLUMBIDAE
1.Caloenas nicobarica (Nicobar Pigeon-Junai Emas)
2.Goura scheepmakeri (Grounded Pigeon-Mambruk Skop Makeri)
G. cristata (Grounded Pigeon-Mambruk Biasa)
G. victoria (Victoria Crowded Pigeon -Mambruk Viktoria)

Psittacidae
1.Cacatua galerita triton (Greater Sulphur Crested Cockatoo -Kakatua
Putih Besar jambul kuning)
2.Lorius domicellus (Black Naped Lory-Nuri Merah Kepala Hitam)
L. lory (Blck Capped Lory-Nuri Merah Kepala Hitam)
L. rotatus (Electus Parrot-Payap)
3.Loriculus exilis (Celebas Spoted Hanging Parrot-Serindit
Sulawesi)
4.Probosciger aterrimus (Palm Cockatoo-Kakatua Raja)
5.Psittrichas fulgidus (Peacquet's Parrot-Kasturi Raja)
6.Tanygnathus sumatranus (Muller's Parrot-Nuri Sulawesi)
7.Trichogloscus ornatus (Orrate Lorikeet-Kasturi Sulawesi)

Strigidae
1.Otus manadensis beccarii (Biak Scops Owl-Celepuk Biak)

Trogonidae
1.Harpactes disrdii (Diardi's Trogon -Kasumba)
H. duvaucelli (Scarlet Rumped Trogon-Kasumba Punggung Ungu)
H. oreskios (Orange Breasted Trogon-Kasumba Kepala Merah)
H. orrophaeus (Cinnamon Remped Trogon-Kasumba Tinanggang Cinnamas)
H. reinwardtii (Blue Tailed Trogon-Kasumba Ekor Biru)
H. white headi (White Head's Trogon-Kasumba Kalimantan)

Alcedinadae
1.Alcedo atthis (River Kingfisher -Raja Udang Sungai)
A. coerulesceus (Small Blue Kingfisher-Raja Udang Biru Kecil)
A. euryzone (Brond Zoned Kingfisher-Raja Udang Binti)
A. meninting (Malaysian Kingfisher-Raja Udang Binti)
2.Ceyx azurea (Azure Kingfisher-Raja Udang Biru)
C. eritharus (Indian Forest Kingfisher-Raja Udang Kuku Tiga)
C. fallax (Kingfisher Celebes Pygmy-Raja Udang Kerdil Sulawesi)

C. lepidus (Dwarf Kingfisher-Raja Udang Elok)


C. pusilus (Little Kingfisher-Raja Udang Kecil)
C. rufidorsus (Malay Forest Kingfisher-Raja Udang Hutan Punggung Merah

72
3.Cittura cynanotis (Celebes Blue Eared Kingfisher-Raja Udang Sulawesi
Telinga Biru)
4.Clytoceyx pex (Shovel Billed Kingfisher-Raja Udang Paruh
Sendok)
5.Dacelo gaudichaudi (Red Bellied Great Kingfisher-Raja Udang Besar Paruh
Merah)
D. leachii (Blue Winged Kookabura-Raja Udang Irian Sayap Biru)
D. tyro (Aru Giant Kingfisher-Raja Udang Aru Besar)
6.Halcyon australasia (Kingfisher-Raja Udang Timor)
H. chloris (White Colared Kingfisher-Raja Udang Kalung Putih)
H. concreta (Chesnut Collared Kingfisher-Raja Udang Kalung Coklat)
H. coromanda (Red Kingfisher-Raja Udang Merah)
H. cyanoventris (Java Kingfisher-Raja Udang Biru Jawa)
H. funebris (Kingfisher-Raja Udang)
H. fulgidus (Kingfisher-Raja Udang)
H. macleayii (Forest Kingfisher-Raja Udang Hutan)
H. megarhynchus (Mountain Yellow Billed Kingfisher-Raja Udang
Punggung Paruh Kuning)
H. monacha (Kingfisher Molucean-Raja Udang)
H. nigricyanea (Blue black Kingfisher-Raja Udang Biru Hitam)
H. pileata (Black Capped Kingfisher -Raja Udang Kuduk Hitam)
H. smynensis (White Threated Kingfisher-Raja Udang Leher Putih)
H. princepa (Kingfisher-Raja Udang)
H. sancta (Sacred Kingfisher-Raja Udang)
H. torotoro (Lesser Yellow Billed Kingfisher -Raja Udang Paruh
Kuning Kecil)
H. laruli (Kingfisher-Raja Udang)
7.Lacedo pulchella (Banded Kingfisher-Raja Udang Pita)
8.Melidora macrorhina (Hook Billed Kingfisher-Raja Udang Paruh
Bengkok)
9.Pelargopsis eapensis (Stork Billed Kingfisher-Raja Udang Paruh Bango)
P. melanochyncha (Kingfisher Black Bellied-Raja Udang Perut Hitam)
10.Tanysiptera corolinae (Numfor Paradise Kingfisher-Raja Udang
Numfor)
T. ellioti (Kofiau Paradise Kingfisher-Raja Udang Kofiau)

T. galatea (Common Paradise Kingfisher-Raja Udang Ekor Panjang)


T. hydrochari (Aru Paradise Kingfisher-Raja Udang Aru)
T. nympha (Pint Breasted Paradise Kingfisher -Raja Udang Kemerah-
merahan)
T. riedelii (Biak Paradise Kingfisher-Raja Udang Biak)
T. sylvia (White Tailed Paradise Kingfisher -Raja Udang Ekor
Putih)

73
T. danae (Brown Backed Paradise Kingfisher-Raja Udang Ekor
Punggung Coklat)
T. dane (Kingfisher-Raja Udang)

Bucerotidae
1.Rhyticeros cassidix (Hornbill-Rangkok Buton)
R. coronatus (Hornbill-Kangkareng)
R. everetti (Sumba Hornbill-Rangkong Sumba)
R. leucocephalus (Wrinkled Hornbill-Burung Tahun)
R. plicatus (Blyth's Hornbill-Burung Lipat)
R. undulatus (Wieated Hornbill-Enggang Musim)
2.Berenicornis comatus (White Crowned Hornbill-Enggang Jambul Putih)

3.Anorrhinus guleritus (Bushy Crested Hornbill-Enggang Kode)


4.Anthracoceros malayanus (Black Hornbill-Enggang Hitam)
A. malabaricus (Great Pied Hornbill-Rangkok Kecil)
5.Buceros rhinoceros (Rhinoceros Hornbill-Rangkok Badak)
B. bicornis (Great Hornbill-Rangkok Papan)
6.Rhinoplax vigil (Helmeted Hornbill-Enggang Gading)
7.Rhyticeros plicatus (Papuan Hornbill -Rangkok Irian)
8.Penelopides exarhatus (Celebes Hornbill -Rangkok Sulawesi)

Capitonidae
1.Magalaima corvina (Brown Throaled Barbet-Maruku)
M. javensis (Java Barbet-Tulumtumpuk)
M. armillaris (Blue Crowned Barbet-Cangkarang)

Pittidae
1.Pitta baudi (Blue Headed Pitta-Paok Kepala Biru)
P. brachyura (Blue Winged Pitta-Paok Sayap Biru)
P. caerulea (Giant Pitta-Paok Besar Biru)
P. erythrogaster (Red Breasted Pitta-Paok Dada Merah)
P. garnatina (Garnet Pitta-Paok Garnet)
P. guajana (Bandet Pitta-Paok Ekor Biru)
P. maxima (Greater Pitta-Paok Halmahera)
P. mollucensis (Moluccan Blue-Paok Maluku)
P. schneideri (Schneide's Pitta-Paok Schneideri)
P. sordida (Hooded Pitta-Paok Topi)
P. arcuata (Blue Banded Pitta-Paok Biru)
P. versicolor (Hoisy Pitta-Paok)

Muscicapidae
1.Moscivapa rueeki (Rueek's Blue Flycather-Burung Kipas Biru)
2.Rhipidura javanica (Pied Faintail-Burung Kipasan)

74
R. phoenicura (Red Tailed Fantail-Burung Kipas Ekor Merah)
R. euryura (White Bellied Fantail-Burung Kipas Gunung)

Aegithalidae
1.Psaltria exilis (Pygmy Tit-Glatik Kecil)

Nectariniidae
1.Aethopyga doyvenhodei (Duyrebode's Sunbird-Burung Madu Sangir)
A. eximialis (Khul's Sunbird-Burung Madu)
A. mystacalis (Scarlet Sunbird-Burung Madu Merah)
A. siparaja (Crimson Sunbird-Burung Madu Merah jingga)
2Anthreptes malacensis (Brown Threated Sunbird-Burung Madu)
A. rhodolaema (Red Threated Sunbird-Burung Madu, Jantingan)
A. singalensis (Ruby Checked Sunbird-Burung Madu Pipi Merah)
3Arachnothera affinis (Grey Breasted Spiderhunter-Burung Jantung Kelabu)
A. chrysogenys (Lesser Yellow Eared Spiderhunter-Burung Jantung
Kecil)
A. crassirostris(Thick Billed Spiderhunter-Burung Madu Paruh Tebal)
A. flavigaster (Greater Yellow Cared Spiderhunter-Burung Jantung Besar)
A. robusta (Long Billed Spiderhunter -Burung Jantung Besar)
A. longirostris (Little Spiderhunter-Burung Madu)
4Nectarinia hypogramica (Purple Naped Sunbird-Burung Madu Kuduk
Ungu)
N. sperata (Purple Threated Sunbird-Burung Madu Tenggorokan Ungu
N. chalcostetha (Copper Threated Sunbird -Burung Madu Tenggorokan
Pirang)
N. jugularis (Yellow Threated Sunbird -Burung Madu Kuning)
N. sericea (Black Sunbird-Burung Madu Hitam)

Zosterropidae
1.Lophozosterops javanicus (Javan Grey Throated White Eye-Burung Kacamata
Leher Abu-abu)

Meliphagidae
1.Conophila albogularis (Rufous Breasted Honey Eater-Burung Madu
Dada Coklat)
2.Entomyzen eater (Blue Faced Honey Eater -Burung Madu Mata Biru)
3.Glycichaera fallax (White Eye Honey Eater-Burung Madu Mata Putih)
4.Lichmera alboouricularis(White Eared Honey Eater-Burung Madu Kuping
Putih)
L. flavicans (Honey Eater-Burung Madu)
L. argentaurus (Plain Olive Honey Eater-Burung Madu Hijau)
L. deningeri (Honey Eater-Burung Madu)
L. indistincta (Brown Honey Eater-Burung Sesap Madu Coklat)

75
L. Lombokia (Lombok Honey Eater-Burung Madu Lombok)
L. monticola (Honey Eater-Burung Madu)
L. notabilis (Honey Eater-Burung Madu)
L. squamata (Honey Eater-Burung Madu)
5Melidectes beredi (Belford's Honey Eater-Burung Madu Belford)
M. fuscus (Soety Honey Eater-Burung Madu)
M. leuciatephes (White Fronted Honey Eater-Burung Madu Muka Putih)

M. achromelas (Mid Mountain Honey Eater-Burung Madu Gunung)


M. princeps (Long Bearded Honey Eater-Burung Madu Kumis)
M. nouhysi (Short Bearned Honey Eater-Burung Madu Kumis)
M. torguatus (Linnamen Brearted Honey Eater-Burung Madu Dada Coklat)
M. megarhynchus (Long Billed Honey Eater-Burung Madu)
6Meliphaga albonotata (White Marked Honey Eater-Burung Madu
Bercak Putih)
M. analoga (Memic Honey Eater-Burung Madu)
M. aruensis (Puff Bathed Honey Eater-Burung Madu)
M. flavirictus (Yellow Gadep Honey Eater-Burung Madu Kuning)
M. gracilis (Sleder Billed Honey Eater-Burung Madu Paruh Langsing)
M. Mimikae (Large Spot Breasted Honey Eater -Burung Madu Besar)
M. montana (White Eared Honey Eater -Burung Madu Telinga Putih)
M. orientalis (Small Spot Breasted Honey Eater-Burung Madu Dada Tutul)
M. Virescens (Singing Honey Eater-Burung Madu)
M. fumigatus (Common Honey Eater-Burung Madu)
M. gymnops (Arfak Melipetes -Burung Madu Arfak)
7.Myza celebensis (Celebes Honey Eater-Burung Madu Sulawesi)
M. sarasinorum (Honey Eater-Burung Madu)
8.Myzomela adolphinae (Mountai Red Headed Honey Eater-Burung Madu
Gunung Merah)
M. blassii (Honey Eater-Burung Madu)
M. cruentata (Red Honey Eater-Burung Madu Merah)
M. crythrocephala (Mangrove Red Headed Honey Eater-Burung Madu Rawa)

M. eques (Red Spot Honey Eater-Burung Madu)


M. kuehni (Honey Eater-Burung Madu)
M. nigrita (Black Honey Eater-Burung Madu Hitam)
M. obscura (Dusky Honey Eater-Burung Madu)
M. Rosenbergii (Black and Red Honey Eater-Burung Madu Hitam
Merah)
M. sanguinolenta (Honey Eater-Burung Madu)
M. vulnerata (Honey Eater-Burung Madu)
9.Oedistoma pygmae (Pygmy Honey Eater-Burung Madu Pigmi)
O. iliolophum (Honey Eater-Burung Madu)

76
O. chrysogenys (Orange Checked Honey Eater-Burung Madu Pipi
Merah)
O. abscurus (Honey Eater-Burung Madu)
10.Philemon brassi (Brass Fiar Bird-Burung Madu Kerongkongan Hitam
P. buceroides (Nossy Fiar Bird-Burung Madu Besar, Cikus-kua)
P. citreogularis (Yellow Threated Fiar Bird-Burung Madu Bsr
Kerongkongan Kuning)
P. fuscipilus (Fiar Bird Eater-Burung Madu Besar)
P. gilolansis (Grigolo Fiar Bird Eater-Burung Madu Besar)
P. inornatus (Timor Fiar Bird Eater-Burung Madu Besar)
P. meyeri (Meyer's Fiar Bird Eater-Burung Madu Besar)
P. molluecensis (Moluccan Fiar Bird Eater -Burung Madu Besar
Maluku)
P. novaeguineae (New Guinea Fiar Bird Eater-Burung Madu Besar Irian)

P. subcorniculatus (Seram Fiar Bird Eater-Burung Madu Besar Seram)


11.Ptiloprora guisei (Red Backed Honey Eater-Burung Madu Punggung Merah)
P. meekiana (Meek's Stresked Honey Eater-Burung Madu Bergaris)
P. Perstriata (Honey Eater-Burung Madu)
P. plumbea (Leader's Honey Eater-Burung Madu)
12.Pygnopygius cinerus (Grey Honey Eater-Burung Madu Kelabu)
P. ixoides (Brown Honey Eater-Burung Madu Coklat)
13.Toxorhampus novaeguineae (Yellow Billed Honey Eater-Burung Madu
Paruh)
T. poliopterus (Slaty Chinned Honey Eater-Burung Madu Pipi Kelabu)
14.Pygpygius stictocephalus (Steak Capped Honey Eater-Burung Madu
Kerudung Setrip)
15.Toxorhampus iliolophus (Grey Billed Long Bill Honey Eater-Burung Madu
Perut)
16.Timeliopsis fellvigula (Mountain Straight Billed Honey Eater-Burung
Madu Gunung)
T. Griseigula(Lowland Staright Billed Honey Eater-Burung Madu Paruh
Lurus)
17.Ramsayornis modestus (Modest Honey Eater-Burung Madu Sederhana)

Sturnidae
1.Gracula relligosa robusta (Nias Talking Starling-Beo Nias)
2.Leucopsar rothschildi (Rotschild's Starling-Jalak Bali Putih)
3.Sturnus melanoptera (Black Winged Starling-Jalak Putih)

Ptilonorhynchidae
1.Ailuroedes buccides (White Tared Cat Bird-Burung Kucing Telinga Putih)
A. melanetis (Black Tared Cat Bird-Burung Kucing Telinga Hitam)
2.Amblyornis inornatus (Gardener Tared Bower Bird-Burung Serambi)

77
A. Flavifrons (Yellow Fronted Golden Bower Bird-Burung Namdur Jumbai)
A. macgregoriae (Crested Gardener-Burung Namdur Jambul)

3.Archboldia papuensis (Archcold's Bower Bird-Burung Namdur Hitam)

4.Clamydera cerviniventris (Brown Broasted Bower Bird-Burung Namdur


Coklat)
C. lauterbachi (Lauterbach's Bower Bird-Burung Namdur Kuning Muda)
5.Sericulus aurens (Golden Bower Bird-Burung Namdur Kuning Emas)

Paradisaeidae
1.Astrapia nigra (Arfak Astrapia Bird of Paradise-Burung Dewata Ekor
Panjang)
A. splendidissima (Splendid Adtrapia Bird of Paradise-Burung
Dewata)
2.Astrapimachus elliotti (Elliot's Bird of Paradise-Burung Dewata Elliot)
3.Cincinurus ragius (King Bird of Paradise-Burung Raja)
4.Diphyllodes magnificus (Magnificent Bird of Paradise-Burung Dewata
Raja Kecil)
D. Republica (Waigeo Bird of Paradise-Burung Dewata Waigeo)
D. albertsi (Black Sickle Billed Bird of Paradise-Burung Dewata Paruh Panjang)
5.Drepanornis bruijnii (White Sickle Bird of Paradise-Burung Dewata
Paruh Sabit Putih)
6.Epimachus mayeri (Brown Sickle Billed Bird of Paradise-Burung Dewata
Paruh Sabit Coklat)
E. Fuscatus (Black Sickle Billed Bird of Paradise-Burung Dewata
Paruh Sabit Hitam)
7.Laboparadisae sericea (Wattle Billed Bird of Paradise-Burung Dewata
Berpial)
8.Lophorina superba (Superba Bird of Paradise-Burung Dewata Superba)
9.Loria loriae (Loria's Bird of Paradise-Burung Dewata Loria)
10.Lycocorax pyrrhopterus (Paradise Crown-Burung Gagak Surga)
11.Maegregoria pulchra (Macgregor's Bird of Paradise-Burung Dewata
Topeng)
12.Manucodia ater (Jobi Manucode-Burung Dewata Jobi)
M. Chalybatus (Crinkled Collared Manucode-Burung Dewata Hijau)
M. Ater (Glossy Wantled Manucode-Burung Dewata)
13.Paradigalla carumculata(Long Tailed Paradigala-Cendrawasih Berpial)
P. Brevicanda (Short Tailed Paradigala-Cendrawasih Berpial Ekor
Pendek)
14.Paradisea apoda (Greater Bird of Paradise-Cendrawasih Kuning Besar)
P. Minor (Lesser Bird of Paradise-Cendrawasih Kuning Kecil)
P. Rubra (Red Bird of Paradise-Cendrawasih Kuning Merah)
P. Raggiana (Count Rangi's Bird Six of Paradise-Cendrawasih Jingga)

78
15.Parotia corolea (Queen Carol's Sister of Paradise-Burung Dewata Bulu Enam
Putih)
P. sefilate(Arfak Six Wired Bird of Paradise-Burung Dewata Bulu Enam)
16.Pteridophora alberti (Enammeled Bird of Paradise-Burung Dewata
Pembawa Pinji)
17.Phonygammus keraudrenii (Trumpet Bird-Burung Dewata Trompet)
18.Ptiloris magnificus (Magnificent Rifle Bird-Cendrawasih Memenjat)
19.Seleucidis melanoleuea (Twelve Wired Bird of Paradise-Burung Dewata
Dua Belas Kawat)
20.Semioptera wallasei (Wallace's Standar Wing-Burung Plat)
21.Pseudastrapia lobata (False Lobel Long Tail-Burung Dewata Ekor
Panjang)

Timaliidae
1.Alcippe pyrrhoptera (Java nun Babler-Brencer Wergan)
2.Cairina scutulata (White Winged Duck-Itik Liar)
3.Crocias albonotatus (Spotted Sibig-Burung Matahari)
4.Garrulax rufifrons (Red Fronted Laughing Thrush-Burung Kuda)
5.Niltiva ruecki (Rueck's Blue Flycatcher-Burung Kipas Biru)
6.Stachyris grammiceps (White Brested Tree Babler-Burung Tepus Dada
Putih)
S. melanothorax (Pearl Cheek Tree Bablier -Burung Tepus Pipi
Perak)

Charairiidae
1.Ducula whartoni (Imperial Pigeon -Pergam Raja)
2.Lophozosterops javanica(Javan Grey Throated White Eye-Burung Kacamata
Leher Abu-abu)
3.Otus beccarri (Biak Cops Owl-Burung Hantu Biak)
4.Venellus macropterus (Javan Wattled Plover-Trulek Jawa)

C. REPTILIA

Emydidae
1.Batagur baska (River Terropin-Tuntong)
2.Orlitia borneensis (Aquatio tortoise -Kura-kura)

Corottochelidae
1.Carettachelys insculpta (Irian Tortoiso-Kura-kura Irian)
2.Elseya novaeguineae (New Gunea Snapper-Kura-kura Irian Leher Pendek)

Chelyidae
1.Chelodina novaeguineae(New Gunea Snapper-Kura-kura Irian Leher Panjang)

79
Dermochelydae
1.Caretta caretta (Red Brown Longger Head-Penyu Tempayan)
2.Dermochelys coriacea (Leather Back Turtle-Penyu Belimbing)
3.Lepidochelys olivaceae (Grey Olive Longerhead-Penyu Ridel)

Trioychdae
1.Chitra indica (Giant Fresh Water Turtle -Labi-labi Besar)

Crocodylidae
1.Crocodylus novaeguineae(New Guinea Fresh Water Crocodile-Buaya Air
Tawar Irian)
C. porosus (Marsh Cocodile-Buaya Muara)
C. siamensis (Siamese Crocodile-Buaya Siam)
2.Tomistoma schegellii (Malayan Gavial-Buaya Capit Senyulong)

Agamidae
1.Chlamydosaurus kingi (Collar Skin Flapped Lizard-Soa Payung)
2.Gonyocephalus dilophus(Giant Cahmeleon-Bunglon Sisir Raksasa)
3.Hydrosaurus ambonensis (Fintaited Lizard -Soa-soa)

Boidae
1. Chondropython viridis (Green Python-Sanca Hijau)
2. Python molurus (Rock Python-Sanca Bodo)
P. timorensis (Timor Python-Sanca Timor)

Scincidae
1. Tiligua gigas (Giant Skink-Ular Kaki Empat, Biawak Panama)

Varanidae
1. Varanus bengalensis (Grey Monitor Lizard-Biawak Abu-abu)
V. borneensis (Cantarus Lizard-Biawak Kalimantan)
V. indicus (Indian Water Monitor-Biawak Maluku)
V. gouldii (Brown Monitor-Biawak Coklat)
V. komodoensis (Komodo Dragon -Biawak Komodo)
V. parasinus (Green Monitor Lizard-Biawak Hijau)
V. salvator togianus (Togian Monitor-Biawak Togian)
V. timorensis (Timor Lizard-Biawak Timor)

D. PISCES ikan
1. Hornaloptera gymnogaster(Maninjau Loach-Selusur Maninjau)
2. Notopterus sp. (Maninjau Loach -Belida Jawa)
3. Pristis sp. (Sentani Shark -Pari Sentani)
4. Puntius microps (Maninjau Loach -Wader Goa)
5. Schlerophages formosus (Asian Bonitangue-Petang Malaya)

80
S. leichardti (Dawson River Salmon-Peyang Irian)

E. INSECT - Serangga

Papilionidae

1. Cethosia myrina (Birdwing Butterfly-Kupu Bidadari)


2. Ornithoptera chimaera (Birdwing Butterfly-Kupu Sayap Burung
Peri)
O. goliath (Birdwing Butterfly-Kupu Sayap Burung Goliat)
O. paradisea (Birdwing Butterfly-Kupu Sayap Burung Surga)
O. priamus (Birdwing Butterfly-Kupu Sayap Burung Priamus)
O. rotschildi (Birdwing Butterfly-Kupu Sayap Burung Rotsil)
O. tithonus (Birdwing Butterfly-Kupu Sayap Burung Fiton)
3.Troides andromane (Birdwing Butterfly-Kupu Raja Odromas)
T. amparysus (Birdwing Butterfly-Kupu Raja Amprisus)
T. criton (Birdwing Butterfly-Kupu Raja Kriton)
T. haliphinon (Birdwing Butterfly-Kupu Raja Halifrom)
T. helena (Birdwing Butterfly-Kupu Raja Helena)
T. hypolitus (Birdwing Butterfly-Kupu Raja Hipolitus)
T. meoris (Birdwing Butterfly-Kupu Raja Neoris)
T. miranda (Birdwing Butterfly-Kupu Raja Miranda)
T. plato (Birdwing Butterfly-Kupu Raja Plato)
T. rhadamantus (Birdwing Butterfly-Kupu Raja Radaman)
T. reideli (Birdwing Butterfly-Kupu Raja Ridel)
T. vadepolli (Birdwing Butterfly-Kupu Raja Vandepel)
4. Trogonotera brookiana (Birdwing Butterfly-Kupu Tragon)

F. CORAL

1. Antiphates sp. (Black Coral-Akar bahar)


2. Birgus latro (Coconut Crab, Robber-Ketam Kelapa)
3. Cassis cornuta (Giant Helmet Shell-Kepala Kambing)
4. Cheronia tritonis (Triton Thrumpet-Triton Terompet)
5. Hippopus porcellanus (Cina Clam-Kima Cina)
H. hippopus (Horse Hoof, Bear's Paw Clam-Kima Telapak Kuda,
Kima Pasir)
6. Nautilus pompillius (Pearly, Chambered Nautilus-Nautilus Berongga)
7. Tachypleus gigas (Horse Shoe Crab-Ketam Telapak Kuda)

81
8. Tachypleus tridentatus (King crab-Mimi)
9. Tridacna crocea (Saffron Coloured,Boring Clam-Kima
Kunia,Lubang)
T. derasa (Shoutern Giant Clam-Kima Selatan)
U. gigas (Giant Clam-Kima Raksasa)
T. maxima (Small Giant Clam-Kima Besar)
T. squamosa (Scaly Clam-Kima Sisik, Kima Seruling)
10. Trochus niloticus (Mother of Pearl, Top Shell-Troka, Susu Bundar)

11. Turbo marmoratus (Green Snail-Batu Laga, Siput Hijau)

LAMPIRAN : 4
POHON-POHON YANG DILINDUNGI DAN BOLEH DITEBANG
SETELAH MEMENUHI KETENTUAN YANG DITETAPKAN

I. Jenis flora yang dilindungi berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian


No.54/Kpts/Um/2/1972 tanggal 5 Februari 1972 adalah:
A. Phon-pohon yang mutlak dilindungi
1. Jenis-jenis pohon yang dilindungi berdasarkan Ordonasi Perlindungan
Alam 1941 Stbl. 1941 no. 187.
2. Pohon-pohon yang dipergunakan sebagai sarang lebah dan merupakan
lapangan penghidupan bagi rakyat setempat.
3. pohon-pohon induk.
4. Pohon-pohon yang tumbuh di atas saerah/tempat yang dinyatakan
keramat/suci.
5. Pohon-pohon yang tumbuh di sekitar daerah sumber air/tepi sungai
dengan radius sedikit-dikitnya 50 meter.
B. Pohon-pohon yang dilindungi dan dapat ditebang setelah memenuhi
ketentuan yang ditetapkan, tertera dalam lampiran.

II. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.37/5/1968 tanggal 27


Mei 1978, maka semua jenis anggrek alam ialah tanaman anggrek berasal dari
alam (hutan) tidak diperkenankan dikeluarkan, kecuali untuk keperluan
ilmiah dengan seijin Menteri Pertanian atau pejabat yang ditunjuk.

III. Bersarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 43 tanggal 15


Desember 1978 (Lembaran negara 1978 No. 51) tentang Ratifikasi CITES
(Convention on International Trdae in Endangered Species of Wild Fauna and Flora)
perlu dilakukan pengawasan terhadap lalu lintas/perdagangan binatang atau
tumbuh-tumbuhan baik hidup maupun mati serta bagian-bagian berasal
daripadanya.

A.POHON-POHON YANG MENGHASILKAN GETAH-GETAH,


DAMAR/KEPAL ANTARA LAIN:

82
1. Agathis labillardiari (Damar, Kopal) - 50
2.Dipterocarpus sp (Keruing (minyak) - 50
3.Dryobalanop camphora (Kapur Barus) - 50
4.Dyera sp. (Jelutung) - 60
5.Ganus motleyana (Katiau) - 50
6.Palquim gutta (Malam Merah, Sumban Getah Merah)- (diameter setinggi
dada 50)
7.P. leiocarpum (Hangkang) - 50
8.Shorea sp (Mata Kucing) - 50
9.Styrax sp. (Kemenyan) - 50

B. POHON-POHON YANG MENGASILKAN BUAH ANTARA LAIN :

1. Aleurites moluccana (Kemiri) - 50


2. Anacardium occidentale (Jambu monyet) - 30
3. Arenga pinnata (Enau) - 40
4. Durio zibethinus (Durian) - 60
5. Palaquim walsurifolium (Balam Suntai) - 50
P. burckii

C. POHON-POHON YANG MENGHASILKAN KULIT KAYU, ZAT


WARNA ANTARA LAIN:

1. Caesalpinia sappan (Kayu Sopang) - 10


2. Cinnamomum birmannii (Kayu Manis) - 25
C. cullilawan (Kulit Lawang) - 25
3. Cudrania sp. (Kayu kuning) - 10
4. Cryptocaria massoi (Massoi) - 24
5. Excoecaria agallocha (Buta-buta, Garu) - 25
6. Myristica argenta (Hongi, saya) - 30

D. POHON-POHON YANG MENGHASILKAN KAYU/BATANG


ANTARA LAIN:
1. Azadirachta indica (Imba) - 50
2. Cordia subcordata (Purnamasada) -40
3. Dalbergia latifolia (Sonokeling) - 50
4. Eusideroxylon zwageri (Ulin) - 60
5. Eucalyptus sp. (Eucaliptus) - 40
6. Diospyros sp. (Kayu hitam) - 40
7. Duabanga moluccana (Taker, Benuang) - 60
8. Fragacea fragans (Trembesi) - 50

83
9. Instia amboinensis (ipik) - 60
10. Manilkara kauki (Sawo kecik) - 40
11. Pterospermum sp. (Bayur) - 60
12. Protium javanicum (Trenggulung) -
50
13. Santalum album (Cendana) - 50
14. Scorodocarpus borneonsis(Kayu bawang, kulim) - 50
15. Timonius sercus (Ketimun) - 40
16. Toona sureni (Suren) - 60

LAMPIRAN : 5
DAFTAR NAMA FLORA LANGKA YANG PERLU DILINDUNGI
DI INDONESIA

Apocynaceae
1. Rauwolfia spp. (Pulau Pandak)

Araceae
1. Amorphophallus decussilvae (Bunga Bangkai Jangkung)
A. titanum (Bunga Bangkai Raksasa)
2. Balanophora spp. (Parasite Plant-Balanofora)
3. Rafflesia spp. (Parasite Plant-Rafllesia, Bunga Padma)
4. Rhisanthes sippelii (Parasite Plant-Risantes)

Palmae
1. Borassodendron borneonsis (Budang)
2. Caryota no (Fishtail Palm-Sarai Raja)
3. Ceratolobus glaucescens (Palem Jawa)
4. Eugeissona utilis (Bertam)
5. Johannesteijsmannia altifrons (Daun payung)
6. Livistona rotundifolia (Serdang)
7. Nenga gajah (Palem gajah)
8. Phoenix paludosa (Korma Rawa)
9. Pigafetta filaris (Wanga)
10 Pinanga javana (Pinang Jawa)

Orchidaceae
1. Ascocentrum miniatum (Anggrek kebutan)
2. Coelogyne pandurata (Black orchid-Anggrek Hitam)
3. Corybas fornicatus (Anggrek Koribas)
4. Cymbidium hartinahianum (Anggrek Hartinah)
5. Dendrobium d'albertisii (Anggrek Albert)
D. lasianthera (Anggrek Stuberi)
D. macrophylum (Anggrek Jamrud)

84
D. ostrinoglossum (Anggrek Karawai)
D. phalaenopsis (Anggrek Larat)
6. Grammatophyllum papuanum (Anggrek Raksasa Irian)
G. speciosum (Giant-Anggrek Tebu)
7.Macodes petola (Anggrek Ki Aksara)
8.Paraphalaenopsis denevei (Anggrek Bulan Bintang)
P. laycockii (Anggrek Bulan Kalimantan
Tengah)
P. serpentiliga (Anggrek Bulan Kalimantan Barat)
9.Paphiopedillum chamberlainnianum (Anggrek Kasut Kumis)
P. glaucophyllum (Java's Slipper Orchid-Anggrek
Kasut Berbulu)
P. praestns (Anggrek Kasut Pita)
10.Phalaenopsis amboinensis (Anggrek Bulan Ambon)
P. gigantea (Anggrek Bulan Raksasa)
P. sumatrana (Anggrek Bulan Sumatera)
11.Renanthera matutina (Anggrek Jingga)
12.Spathoplottis zurea (Anggrek Sendok)
13.Vanda pumila (Vanda)
V. sumatrana (Vanda Sumatera)
V. celebica (Vanda Mungil)
V. hookeriana (Anggrek Pensil)

LAMPIRAN : 6
Kutipan beberapa bab dari Undang Undang No 5 Tahun 1990.
*). Catatan :
x dengan terbitnya Undang-Undang no. 5 tahun 1990 tentang
konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya maka
semua peraturan pelaksanaan dari peraturan perundang-undangan
di bidang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya yang telah ada sepanjang tidak bertentangan dengan
Undang-Undang ini, tetap berlaku sampai dikeluarkannya
peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Undang-Undang ini
(Pasal 42 Bab XII Undang-Undang No. 5 tahun 1990).
x Balam Bab V Pasal 21 UU No. 5 tahun 1990, dinyatakan bahwa :

(1) Setiap orang dilarang untuk:


a. mengambil, menebang, memiliki, merusak, memusnahkan,
memelihara, mengangkut, dan memperniagakan tumbuhan yang
dilindungi atau bagian-bagiannya dalam keadaan hidup atau mati;
b. Mengeluarkan tumbuhan yang dilindungi atau bagian-bagiannya
dalam keadaan hidup atau mati dari suatu tempat di Indonesia ke
tempat lain di dalam atau di luar Indonesia.

85
(2) Setiap orang dilarang untuk:
a. Menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki,
memelihara, mangangkut dan memperniagakan satwa yang
dilindungi dalam keadaan hidup;
b. Menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut dan
memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan mati;
c. Mengeluarkan satwa yang dilindungi dari suatu tempat di
Indonesia ke tempat lain di dalam atau di luar Indonesia.
d. Memperniagakan, menyimpan atau memiliki kulit, tubuh, atau
bagian-bagian lain satwa yang dilindungi atau barang-barang yang
dibuat dari bagian-bagian satwa tersebut atau mengeluarkannya
dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di dalam atau di luar
Indonesia;
e. Mengambil, merusak, memusnahkan, memperniagakan,
menyimpan atau memiliki telur dan atau sarang satwa yang
dilindungi.

x Dalam Bab VII Pasal 33 UU No. 5 tahun 1990 dinyatakan pula


bahwa, Setiap orang dilarang melakukan kegiatan yang tidak
sesuai dengan fungsi zona pemanfaatan dan zona lain dari Taman
Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam.

x Beberapa pengecualian diatur pula dalam Bab V Pasal 22 UU No. 5


tahun 1990 sebagao berikut:

(1) Pengecualian dari larangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 21


hanya dapat dilakukan untuk keperluan penelitian, ilmu
pengetahuan, dan/atau penyelamatan jenis tumbuhan dan satwa
yang bersangkutan.
(2) Termasuk dalam penyelamatan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) adalah pemberian atau penukaran jenis tumbuhan dan satwa
kepada pihak lain di luar negrei dengan izin Pemerintah.
(3) Pengecualian dari larangan menagkap, melukai dan membunuh
satwa yang dilindungi dapat pula dilakukan dalam hal oleh karena
suatu sebab satwa yang dilindungi membahayakan kehidupan
manusia.
(4) Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat
(2) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

x Bagi mereka yang melanggar, dapat dikenakan sangsi pidana dan


denda sebagaimana di atas dalam Bab XII Pasal 40 UU No. 5 tahun
1990:

86
1. Barang siapa dengan sengaja melakukan pelanggaran terhadap
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) dan ayat
(2) serta Pasal 33 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling
lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp 100.000.000,00
(seratus juta rupiah).
Barang siapa karena kelalaiannya melakukan pelanggaran
terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1)
dan ayat (2) serta Pasal 33 ayat (3) dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp
50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

87

Anda mungkin juga menyukai