Anda di halaman 1dari 128

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Selama lebih dari tiga dekade terakhir, di dalam sebuah studio

rekaman telah banyak mengalami terjadinya perubahan teknis yang

luas. Hal ini telah mengubah bagaimana cara musik dihasilkan. Secara

khusus, industri komputer telah banyak memperkenalkan teknologi

digital untuk memproduksi sebuah musik dengan cara mendorong

perusahaan perangkat keras dan perangkat lunak agar satu sama lain

dapat menciptakan intergrasi produk yang lebih besar dikarenakan

pengolahan audio pada Personal Computer (PC) untuk multimedia telah

banyak dibutuhkan dan konversi teknologi mereka menarik industri

audio ke dalam industri mereka sendiri. (Sarata Persson, 2006 : 14).

Berkaitan dengan adanya revolusi teknologi digital yang telah

memberikan kontribusi untuk produksi musik, perubahan perangkat,

dan semakin pentingya standarisasi dalam audio di industri perekaman

membuat studio produksi merubah pola produksi musik.

Dalam produksi musik tugas penata suara memiliki peranan penting

pada proses produksi dan pasca produksi. Masalah yang umumnya

terjadi pada tahapan produksi adalah banyaknya proses perekaman

sumber suara baik itu mulai dari input, instrument, microphone, speaker

monitor, headphone, dan penggunaan amplifier. Contohnya adalah

pada produksi musik live recording band di ArtSound Studio Jakarta

1
dibutuhkan 22 channel input, 14 jenis microphone, 8 pre-amp, 7 speaker

monitor, dan 3 headphone amplifier. Dalam produksi ini juga dibutuhkan

talent dan session player untuk dapat memainkan instrument pada

setiap channel yang telah ditentukan.

Selain itu, permasalahan yang terkait dengan proses perekaman

dalam bentuk analog adalah sumber suara signal baik itu output

maupun inputnya selalu dalam bentuk analog. Contohnya pada musik

yang diproduksi oleh Joe Mellow Mood harus dilakukan proses

replacing suara drum menggunakan Musical Instrument Digital Interface

(MIDI) dan kuantisasi pada suara drum untuk memperbaiki akurasi beat

dan tempo pada lagu tersebut.

Berdasarkan permasalahan diatas, maka dibuatlah musik

menggunakan sistem optimalisasi Digital Audio Workstation (DAW)

dengan memanfaatkan virtual instrument berbasis MIDI untuk

memproduksi suara instrument dalam bentuk digital.

Digital Signal Processing – Plugins (DSP – Plugins) yang telah

diintergrasikan melalui sistem DAW dan software DAW berfungsi untuk

mewakili alat pemrosesan signal layaknya perangkat keras meliputi

equalizer, compressor, pre-amp dan limiter sehingga data audio yang

diolah sepenuhnya dapat diakses melalui komputer.

Pada saat melakukan proses perekaman vokal digunakan audio

interface dan microphone yang telah terhubung dengan seluruh sistem

perangkat lunak DAW pada komputer.

2
Audio interface yang digunakan juga berfungsi sebagai Analog to

Digital/Digital to Analog (AD/DA) sehingga data vokal yang direkam

dalam bentuk analog dapat terkonversi menjadi dalam bentuk digital.

Selanjutnya audio interface yang juga dilengkapi dengan AD/DA dan

headphone amplifier dihubungkan dengan headphone untuk monitor

vokal dan juga speaker monitor sebagai output dalam bentuk analog

untuk mendengarkan proses dan hasil produksi musik yang telah

dibuat.

B. Rumusan Ide Penciptaan

Dalam produksi musik ini, penulis memiliki rumusan ide penciptaan

yang merupakan rancangan skema produksi untuk membuat karya

musik menggunakan optimalisasi Digital Audio Workstation (DAW),

berikut beberapa perumusan penciptaannya.

1. Ide Penciptaan

Untuk mendukung karya musik menggunakan optimalisasi

DAW, ada beberapa metode dan teknik produksi yang penulis

lakukan diantaranya sebagai berikut.

a. Bagaimana melakukan proses produksi musik yang simpel dan

efisien

b. Bagaimana memproduksi musik menggunakan sistem Digital

Audio Workstation (DAW)

c. Bagaimana melakukan tahapan proses produksi musik

menggunakan sistem DAW

3
2. Konsep Judul Karya

Berdasarkan latar belakang diatas, penata suara menerapkan

metode dari pengembangan produksi musik dimana data sumber

suara yang sepenuhnya direkam dalam bentuk analog dengan cara

live recording band dapat diproduksi langsung dalam bentuk digital

dengan menggunakan sistem digital audio workstation (DAW).

Tahap awal yang dilakukan adalah melakukan proses intergrasi

perangkat lunak dalam komputer yang terdiri dari software DAW,

virtual instrument, dan Digital Signal Processing – Plugins (DSP –

Plugins). Musik yang diproduksi sepenuhnya diolah melalui

komputer dengan melakukan teknik drawing menggunakan notasi

dalam bentuk MIDI dan suara instrument musik yang dihasikan

berasal dari virtual instrument yang outputnya telah diolah melalui

instrument track pada software DAW.

Penata suara ingin memberikan informasi dan kepada pemirsa

bahwa musik yang dihasilkan sepenuhnya diolah melalui komputer

dengan menggunakan sistem DAW. Dikarenakan dengan sistem

tersebut penata suara dapat melakukan proses aransemen musik,

rekaman, editing, mixing hingga mastering di dalam sistem

antarmuka dalam komputer menggunakan DAW.

Atas dasar inilah, maka sebagai seorang penata suara dalam

produksi musik, melakukan pemilihan virtual instrument yang sesuai,

kemudian teknik perekaman vokal diambil menggunakan

4
microphone yang terhubung dengan audio interface sebagai

perangkat Analog to Digital/Digital to Analog (AD/DA) yang berfungsi

untuk mengkonversi sinyal vokal dalam bentuk analog menjadi

sebuah sinyal digital.

Gambar 1. Blok Diagram DAW


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Audio interface yang telah terhubung dengan komputer yang

telah terinstall audio interface software dan software DAW pada

komputer lewat kabel Universal Serial Bus (USB) digunakan untuk

mengatur input data audio baik dari hasil rekaman maupun suara

yang dihasilkan dari virtual instrument menggunakan MIDI untuk

output yang dihasilkan agar dapat didengarkan melalui speaker

monitor.

Audio interface yang dilengkapi dengan mic preamp dan

phantom power digunakan untuk melakukan proses interkoneksi

microphone untuk merekam sumber suara pada talent saat

5
melakukan proses rekaman vokal. Proses signal routing dari sumber

suara yang direkam melalui microphone dikonfigurasikan pada

software DAW Cubase agar talent dapat melakukan monitoring

suara yang direkam dengan mengikuti guide musik yang telah

diproduksi melalui proses aransemen menggunakan headphones.

Tahap selanjutnya menggabungkan beberapa sumber suara

untuk dilakukan mixing ke dalam software DAW Cubase dimana di

dalam software tersebut telah terintergrasi dengan DSP – Plugins

yang disertai dengan graphical interface agar dapat memproses

sinyal data audio secara visual. Dengan melalui 6 element mixing

yaitu balancing, panning, ekualisasi, dynamic processing,

penambahan efek dan interest maka data audio dari beberapa track

yang telah selesai diolah di mixdown menjadi menjadi satu data audio

dan dilakukan proses audio mastering.

Dalam proses mastering data audio yang telah menjadi satu file

audio mixdown diedit kesalahan - kesalahan kecilnya yang terjadi

pada proses mixdown, mengurangi noise, menyesuaikan lebar

stereo, penambahan ambience, pengoptimalan frekuensi, mengatur

volume, kompresi atau ekspansi, limiting, dan dithering.

3. Deskripsi Karya

Format dalam karya produksi ini adalah musik yang dilengkapi

dengan video tutorial tahapan dalam penciptaan karya musik

menggunakan optimalisasi digital audio workstation (DAW). Dengan

6
menggunakan format audio dan video diharapkan dapat menghibur

pemirsa tentang proses penciptaan karya musik. Penulis selaku

penata suara juga memberikan informasi secara garis besar

bagaimana memproduksi sebuah musik menggunakan sistem DAW

dengan menyajikan karya produksi ini dalam bentuk satu set

sehingga penulisan skripsi ini juga berfungsi sebagai manual book

tentang panduan bagaimana memproduksi sebuah karya musik

menggunakan sistem DAW di BAB III dan BAB IV. Hal tersebut

dilakukan agar karya produksi audio dan video yang dihasilkan tidak

menjadi over duration jika harus menayangkan seluruh proses

produksi musik secara mendetail.

4. Format Audio dan Video

Format karya produksi audio menggunakan format .WAV

dengan sample rate 48.000 Hz dan 24 Bit. Serta format karya

produksi video menggunakan format .AVI dengan fps 25, resolusi

1280 x 70 pxl.

5. Durasi Acara

Durasi dalam karya produksi ini video tutorial 26 menit 10 detik

serta satu buah lagu dengan durasi satu menit.

6. Target Khalayak

Karya ini ditujukan untuk pria dan wanita dengan usia semua

umur.

7
7. Lokasi Penciptaan

Produksi ini dilaksanakan di Jogja Audio School yang terletak di

Jl.manggis No.81b Gaten, Condong Catur, Depok, Daerah Istimewa

Yogyakarta.

C. Orisinalitas

Produksi musik ini, untuk ide beserta konsepnya asli berasal dari

pemikiran penata suara dan tim, namun ada beberapa pendekatan

karya acuan untuk memperkuat gagasan yang ingin penata suara buat

dan karya tersebut dapat dipertanggung jawabkan. Dalam pembuatan

karya musik ini, penata suara melakukan sebuah pendekatan

dariberbagai karya yang telah ada, salah satunya karya yang diproduksi

dalam sebuah akun youtube “Master Class with Dave Darlington :

Mixing with Hybrid Plugins” yang diproduksi pada 21 April 2016.

Gambar 2. Karya Musik “Mixing with Hybrid Plugins”


Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=ajN2XZFlg60
(Diakses pada tanggal 18 April 2017)

8
Karya musik ini mempertunjukkan tentang produksi musik yang

diolah menggunakan sistem DAW, tetapi karya dari Dave Darlington

tersebut tidak menggambarkan secara keseluruhan tentang tahapan –

tahapan apa saja yang harus dilalui dalam memproduksi musik

menggunakan sistem tersebut. Dari pengamatan penata suara pada

karya ini kurang menyimpulkan secara detail proses produksi musik

yang dihasilkan dengan durasi waktu yang lama.

Metode alur produksi multimedia dalam karya musik yang penata

suara buat ini membagi tiap scene dalam video menjadi tiga tahapan

dalam produksi musik yaitu pra produksi, produksi, dan pasca produksi

sesuai dengan metode kerja pada sistem Digital Audio Workstation

(DAW). Pada tahap pra produksi penata suara melakukan persiapan

dan instalasi peralatan DAW, setelah itu pada tahap produksi penata

suara melakukan proses produksi musik menggunakan MIDI pada

software DAW disertai intergrasi dengan virtual instrument. Setelah

musik yang telah diproduksi selesai, penata suara melakukan proses

rekaman vokal menggunakan sistem DAW melalui microphone dan

9
headphone sebagai monitor untuk talent yang telah dihubungkan lewat

audio interface.

Gambar 3. Karya Musik “Optimalisasi Digital Audio Workstation”


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 3 di atas menjelaskan proses realisasi dari produksi musik

menggunakan MIDI yang sudah penata suara buat, agar mendapat

suara instrument musik secara real, sehingga mendapatkan data suara

yang baik dalam bentuk digital dan data lebih mudah untuk diolah pada

saat melalui proses mixing dan mastering pada tahap pasca produksi.

Orisinalitas dari isi produksi musik optimalisasi digital audio

workstation (DAW) dalam proses produksi musiknya sepenuhnya

menggunakan metode aransemen MIDI yang diolah pada komputer

menggunakan software DAW dan virtual instrument yang sudah penata

suara buat, kemudian di mixing dan mastering menggunakan software

DAW yang disertai Digital Signal Processing – Plugins (DSP – Plugins)

10
untuk menambah efek suara pada data audio tiap instrument dan musik

yang telah dibuat.

D. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan Penciptaan

Tujuan dari pembuatan karya musik Optimalisasi Digital Audio

Workstation (DAW) yaitu untuk menerapkan metode produksi musik

pada karya musik menggunakan sistem DAW.

2. Manfaat Penciptaan.

a. Manfaat bagi Penulis

Mampu mewujudkan karya musik yang menekankan pada

intergrasi sistem DAW melalui komputer yang dikembangkan

menjadi digital music production

b. Manfaat bagi STMM MMTC

Hasil karya dapat menambah perbendaharaan karya

penciptaan audio terutama dalam produksi musik menggunakan

sistem Digital Audio Workstation (DAW)

c. Manfaat bagi Masyarakat.

Menyajikan program produksi musik berbasis digital dengan

sistem Digital Audio Workstation (DAW).

11
BAB II

LANDASAN TEORI PENCIPTAAN

A. Kajian Sumber Penciptaan

1. Karya Audio Visual

Dalam karya audio visual ini penata suara mencari ide serta

mendapat referensi dari beberapa karya yang penata suara

kembangkan lagi dan ada beberapa metode yang bisa diterapkan

serta di implementasikan dalam karya produksi yang penata

suara buat, beberapa referensi yang di jadikan acuan dalam

pembuatan produksi musik ini diantaranya :

a. Karya musik Music Production Techniques and Concepts

Gambar 4. Tampilan program “Music Production Techniques


and Concepts”
Sumber : https://audioz.download/tutorials/video/121375-
download_lynda-music-production-techniques-and-concepts-
tutorial.html
(Diakses pada tanggal 19 April 2017)

12
Karya musik ini diproduksi pada bulan 23 November 2016

diproduksi oleh Scoot Jacoby yang merupakan pengajar dari

website penyedia layanan pendidikan online www.lynda.com.

Selain ingin menyampaikan edukasi tentang bagaimana cara

memproduksi musik menggunakan DAW, fitur dalam karya ini

membagi setiap tahapan dengan menayangkan setiap kasus

yang terjadi dalam melakukan produksi musik berbasis digital

membuat karya video produksi musik ini sangat menarik untuk

dinikmati penonton.

Dalam video yang berdurasi 3 jam lebih ini mempunyai 28

scene dengan penampilannya secara terpisah, menampilkan

beberapa kasus dalam metode rekaman, editing, mixing, dan

mastering dengan tipe kasus yang berbeda – beda dalam satu

data project musik persegmennya sehingga penonton dapat

memilih pada bagian mana yang ingin dipelajari.

Pada karya musik Music Production Techniques and

Concepts acuan penulis adalah teknik blocking kamera yang

tertuju pada penata suara dan juga video screen pada project

musik di software DAW yang di dubbing dengan penjelasan

penata suara pertiap tahapan produksi, sehingga menjadi satu

kesatuan dengan tiap track project musik yang dibuat saat

memproduksi musik menggunakan sistem DAW.

13
b. Karya musik Music Production 101- Make Music on Your

Computer!

Gambar 5. Program Video Music Production 101- Make


Music on Your Computer!
Sumber : https://audioz.download/tutorials/video/102224-
download_udemy-music-production-101-make-music-on-
your-computer-tutorial.html

Pada karya musik ini penata suara memanfaat teknologi

MIDI yang dapat menghasilkan suara instrument yang

dirancang pada software DAW sehingga produksi musiknya

sepenuhnya menggunakan komputer, kemudian dipadukan

dengan proses mixing agar suara instrument yang diproduksi

menjadi satu kesatuan.

Pada karya ini penata suara memperhatikan teknik

drawing menggunakan mouse saat memproduksi notasi

musik tersebut, teknik yang digunakan pada saat melakukan

proses aransemen musik menggunakan MIDI adalah teknik

memilih notasi single note yang dapat melakukan loops,

14
Chord Progressions, dan Chord Inversions yang diproduksi

setelah menentukan notasi nada dasar.

2. Kajian Pustaka

Selain melihat referensi karya audio visual, penata suara

juga mencari data pustaka untuk mendapat teori yang akurat

untuk mendukung judul yang penulis buat :

a. Buku Modern Recording Techniques 8th Edition

Gambar 6. Modern Recording Techniques 8th Edition


Sumber : www.expertlychosen.com

Buku ini ditulis oleh David Miles Hubber dan Robert E.

Runstein. Pada buku ini dijelaskan tentang konfigurasi sistem

teknologi produksi musik berbasis digital serta menjelaskan

bagaimana sebuah data audio bekerja sehingga penata suara

mendapatkan landasan teori dan dapat menguasai peralatan,

teknik perekaman, dan teknik produksi musik menggunakan

sistem perangkat digital.

Dalam buku ini dijelaskan pula landasan teori tentang

bagaimana memproduksi musik menggunakan sistem Digital

Audio Workstation (DAW), sehingga produksi musik dapat

15
dikerjakan dan diolah sepenuhnya dalam komputer dengan

menggunakan intergrasi dari sistem DAW tersebut. Pada

buku ini pula penulis menemukan metode pemanfaatan Digital

Signal Processing – Plugins (DSP-Plugins) dan virtual

instrument yang ingin penulis terapkan untuk memproduksi

musik pada penciptaan karya produksi ini.

b. Buku Principles of Digital Audio 6th Edition

Gambar 7. Principles of Digital Audio 6th Edition


Sumber : http://thumbs.ebaystatic.com/

Buku ini ditulis oleh Ken C. Pohlmann dan diterbitkan

oleh The McGraw-Hill Companies pada tahun 2010. Dalam

buku ini dijelaskan tentang penggunaan Digital Audio

Workstation (DAW) sebagai sebuah sistem berbasis

komputer yang dapat menyediakan kemampuan untuk

melakukan proses perekaman, penyimpanan, dan sistem

antarmuka pada data audio secara ektensif yang ingin

penulis buat dalam karya ini.

16
Terdapat juga beberapa fungsi DAW yang sering

dijumpai dan diulas dalam buku ini antara lain pengolahan

sinyal digital yang digunakan untuk mixing, ekualisasi,

compression, dan penambahan reverb yang merupakan

faktor pendukung bagi penata suara untuk memproduksi

musik menggunakan DAW.

c. The Art of Digital Audio Recording: A Practical Guide for

Home and Studio

Gambar 8. The Art of Digital Audio Recording : A Pratical


Guide for Home and Studio
Sumber : http://i.gr-assets.com/

Buku di atas menjelaskan tentang metode produksi

audio berbasis komputer menggunakan Digital Audio

Workstation (DAW) dan menjelaskan bagaimana mengolah

data audio menggunakan console dari DAW. Pada buku ini

pula penulis menitik beratkan penggunaan metode

konfigurasi DAW yang penulis kembangkan, karena pada

17
DAW inilah penulis bisa memproduksi dan mengolah data

audio dalam bentuk digital pada karya yang penulis buat.

B. Landasan Teori Penciptaan

Penciptaan karya produksi berjudul “OPTIMALISASI DIGITAL

AUDIO WORKSTATION (DAW) UNTUK PRODUKSI MUSIK” ini

menggunakan beberapa landasan teori untuk pedoman diantaranya:

1. Optimalisasi

Optimalisasi adalah hasil yang dicapai sesuai dengan

keinginan, jadi optimalisasi merupakan pencapaian hasil sesuai

harapan secara efektif dan efisien. Menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (Depdikbud : 1995 : 628) optimalisasi berasal

dari kata optimal yang berarti terbaik, tertinggi. Menurut Winardi

(1996 : 363) Optimalisasi adalah ukuran yang menyebabkan

tercapainya tujuan. Secara umum optimalisasi adalah pencarian

nilai terbaik dari yang tersedia dari beberapa fungsi yang

diberikan pada suatu konteks.

Dalam hal ini adalah menjadikan Digital Audio Workstation

(DAW) dapat memproduksi musik sesuai dengan aplikasi dan

metode yang telah ditetapkan.

18
2. Digital Audio Workstation

Gambar 9. Skema sederhana dari DAW


(Sumber:Focusrite 6 USB Manual)

Digital audio workstation (DAW) adalah sebuah sistem

berbasis komputer yang menyediakan aplikasi fungsional

pengolahan data audio meliputi perekaman, penyimpanan,

editing, dan kemampuan antarmuka. DAW dapat melakukan

banyak fungsi dari studio rekaman tradisional dan digunakan

secara luas untuk memproduksi sebuah musik. Dengan hanya

menggunakan komputer dan aplikasi software audio mendorong

banyaknya penata suara, musisi dan penyedia jasa home

recording menggunakan sistem tersebut untuk meningkatkan

produktivitas serta proses kreatif yang sangat besar. (Ken C.

Pohlman, 2011 : 547).

19
3. Produksi Musik

Produksi musik adalah pengembangan dari teknologi,

komposisi, orkestrasi dan performatif dari komposer. Produksi

musik juga mencakup dalam ketepatan dan kemampuan

melekat untuk menangkap budaya, individu, lingkungan, timbre,

dan detail interpretasi bersamaan dengan intonasi, tempo,

tujuan, makna (kecuali jika bentuknya telah ditentukan)

dikarenakan hal tersebut lebih utama dibandingkan dengan

musik yang tertulis dan hanya disampaikan secara lisan. (Ricard

James Burgess, 2013 : 5)

4. Penata Suara

Menurut Diki Umbara dan Wahyu Wary Pintoko (2010 : 152)

penata suara adalah seorang yang bertanggung jawab atas

segala yang berhubungan dengan audio, konsep, serta kualitas

audio yang dihasilkan.

Penataan suara dapat diawali dengan melakukan intergrasi

peralatan audio baik itu perangkat keras maupun perangkat

lunak yang merupakan salah satu fitur terbesar dari DAW agar

dapat menyediakan kontrol terpusat untuk rekaman audio digital,

editing, pengolahan dan fungsi routing sinyal dalam sistem

produksi. Serta juga menyediakan komunikasi langsung dengan

perangkat keras terkait produksi dengan menggunakan sistem

perangkat lunak serta mengangkut dan melakukan kontrol

20
sinkronisasi ke atau dari luar perangkat media. (David Milles

Hubber, 2014 : 235). Berikut adalah tugas seorang penata suara

a. Pra Produksi

Pada proses pra produksi menjelaskan bagaimana

seorang penata suara harus melakukan persiapan untuk

menyiapkan seluruh kebutuhan produksi seperti daftar

peralatan, project plan, signal routing, instalasi, shooting

schedules, breakdown sheets kemudian membuat story board

dan script.

b. Produksi

Pada proses produksi penata suara atau pengampu

jobdesk harus menjalankan semua perencanaan yang sudah

dipersiapkan di pra produksi. Kemudian membuat project audio

pada software DAW dan membuat instrument track sesuai

dengan project plan yang telah dibuat untuk melakukan loading

virtual instrument pada routing input / output yang terdapat

pada instrument track. Setelah virtual instrument selesai di

load, maka penata suara melakukan proses aransemen musik

menggunakan MIDI yang terdapat pada software DAW dari tiap

instrument track yang dibuat sesuai dengan project plan.

Kemudian pada project audio yang telah selesai di

aransemen maka dibuatlah track audio baru untuk melakukan

21
proses rekaman vokal lewat microphone yang telah terhubung

dengan audio interface ke komputer menggunakan software

DAW. Aransemen yang telah dibuat digunakan untuk guide

musik pada talent vokal yang direkam dengan menggunakan

headphone sebagai monitor yang terhubung lewat audio

interface.

c. Pasca Produksi

Pada proses pasca produksi seorang penata suara

melakukan proses mixing dan mastering yang diproses pada

masing - masing project baru sesuai dengan keperluannya.

Paska produksi merupakan tahap terakhir dari pelaksanaan

proses produksi audio. Dalam tahap ini semua hasil aransemen

musik menggunakan MIDI dan hasil rekaman vokal diolah dan

diperhalus sehingga menjadi hasil audio yang layak

diperdengarkan kepada pendengar atau menjadi hasil yang

siap untuk didistribusikan. Bagian dari tahapan pasca produksi

ini meliputi editing, mixing dan mastering audio yang telah

diproduksi sebelumnya. Dibagian mixing penata suara

melakukan beberapa langkah untuk membuat hasil aransmen

dan rekaman vokal menjadi lebih baik. Langkah pertama

penata suara melakukan compression yang telah diedit

tersebut pada proses mixing. Bagian ini dilakukan untuk

mengurangi rentang dinamis dari suara yang dihasilkan yang

22
merupakan perbedaan antara suara yang paling keras dan

yang paling lembut pada saat melakukan proses aransemen

dan rekaman vokal. Sehingga terjadi balancing suara antara

keseluruhan hasil rekaman dan hasil aransemen yang sudah

diedit. Dalam proses mixing juga meliputi panning untuk

menata letak suara dan equalization untuk melemahkan sinyal

suara yang tidak perlu.

Setelah itu proses selanjutnya data yang sudah diolah

pada proses editing dan mixing di mixdown untuk dijadikan satu

track data audio yang selanjutnya dilakukan proses mastering

pada project baru di software DAW agar data audio agar dapat

didistribusikan dalam media lain seperti kaset, vinyl, CD,

maupun online.

5. Personal Computer Audio

Gambar 10. Personal Computer Audio


(Sumber: www.yamahamusiclondon.com/R24-24-Track-8-Input-
Hardware-Recorder-Audio-Interface-DAW-Controller-Drum-
Machine-Sampler/pidZOOM-R24)

23
Personal Computer Audio adalah gabungan kombinasi dari

perangkat keras dan perangkat lunak yang lebih kuat sehingga

lebih mahir untuk menciptakan sebuah musik. Secara khusus,

audio chip sets yang menjadi sebuah pokok dalam sebuah

Personal Computer (PC). Dalam PC tersebut terdapat Chip

sintesis beserta Analog to Digital (A/D) dan Digital to Analog

(D/A) Converter. Sistem ini digunakan untuk memutar file MIDI,

efek suara, dan untuk merekam atau memutar file audio dalam

bentuk .WAV (Ken C. Polhman, 2011 : 517)

6. Software DAW

Gambar 11. Kolase dari berbagai layar dalam Cubase Media


DAW
(Sumber: Steinberg Media Technologies GmbH
www.steinberg.net)
Software atau perangkat lunak digital audio workstation

adalah program perangkat lunak yang terintegrasi dengan

perangkat keras komputer dan aplikasi fungsional untuk

menciptakan lingkungan produksi yang kuat dan fleksibel

24
dengan data audio. Program ini umumnya menawarkan catatan

ekstensif, mengedit dan fasilitas mixdown melalui penggunaan

alat-alat produksi (David Miles Huber, 2014 : 256) seperti:

a. Melakukan perluasan file suara rekaman, mengedit, dan

melakukan penempatan

b. MIDI sequencing dan scoring

c. Melakukan pencampuran atau mixing secara real – time

pada layar

d. Menaruh efek secara real – time

e. Melakukan proses mixdown dan efek otomatisasi

f. Mengimpor atau mengekspor file suara dan mengekspor

hasil mixdown

g. Dukungan untuk melakukan sinkronisasi video atau gambar

h. Sinkronisasi sistem

i. File audio, MIDI dan sync dapat melakukan komunikasi

dengan program audio lainnya (misalnya Rewire).

25
7. Virtual Instrument

Gambar 12. Virtual Instrument Kontakt


(Sumber: www.poultrysounds.com)

Virtual instrument adalah bidang interdisipliner yang

menggabungkan penginderaan, perangkat keras dan teknologi

perangkat lunak untuk menciptakan sebuah instrumen yang

fleksibel dan canggih untuk mengontrol dan melakukan

pemantauan pada aplikasi tersebut. Ada beberapa definisi dari

instrumen virtual yang tersedia dalam literatur terbuka. Seperti

Santori mendefinisikan instrumen virtual sebagai "instrumen

yang umum yang fungsinya dan kemampuannya ditentukan

dalam perangkat lunak" [Santori91].

Goldberg menjelaskan bahwa "instrumen virtual terdiri dari

beberapa subunit khusus, beberapa tujuan umum yang

digunakan pada komputer, beberapa perangkat lunak, dan

sedikit pengetahuan "[Goldberg 00]. Dari beberapa landasan

teori tersebut berarti dapat disimpulkan bahwa, salah satu sifat

26
dasar dari instrument virtual adalah kemampuannya untuk

mengubah bentuk alat instrument melalui perangkat lunak, yang

memungkinkan pengguna untuk mengubah fungsinya yang

akan digunakan untuk memenuhi berbagai macam aplikasi.

8. DSP – Plugins

Gambar 13. Plugin Fabfilter Pro – Q2


(Sumber: www.fabfilter.com)

Menurut David Miles Hubber (2014 : 274) Digital Signal

Processing (DSP) adalah pemanfaatan pengolahan data secara

digital seperti dengan komputer, untuk melakukan berbagai

macam operasi pemrosesan sinyal. Sinyal yang diproses

dengan cara ini adalah berupa urutan angka yang mewakili

sebuah samples dari variabel kontinu dalam domain seperti

waktu, ruang, atau frekuensi.

Aplikasi DSP – Plugins dalam audio berbentuk satu paket

bundle dengan program tersebut. Dan efek dari plugins tersebut

dapat diprogram secara mulus untuk diintegrasikan ke dalam

27
aplikasi perangkat lunak DAW yang sesuai dengan aplikasi

plugins bawaan dari program tersebut sebagai :

a. DirectX: yaitu adalah sebuah platform DSP untuk PC yang

menawarkan plug-in untuk mendukung pemrosesan suara

pada musik, grafis (game) dan aplikasi jaringan berjalan di

bawah Microsoft Windows (dalam berbagai inkarnasi OS-nya)

b. Audio Unit (AU): yang dikembangkan oleh Apple untuk

teknologi audio dan MIDI di OS X; yang mana memungkinkan

untuk GUI yang lebih maju dan audio interface

c. Virtual Studio Technology (VST) : yang mana adalah plug-in

asli bawaan format yang dibuat oleh Steinberg untuk

digunakan di PC atau Mac, semua fungsi dari efek VST

prosesor atau instrumen secara langsung dikontrol dan

automatable dari program host

d. MOTU Audio System (MAS) : Format plug-in dalam bentuk

real - time asli untuk Mac yang diciptakan oleh Motu sebagai

format plug-in yang memiliki hak paten yang digunakan untuk

Performer digital; MAS plug-ini sepenuhnya automatable dan

tidak memerlukan DSP eksternal dalam rangka untuk bekerja

dengan program host.

e. AudioSuite : Sebuah file berbasis plug-in destruktif yang

berlaku untuk melakukan pemberian efek ke segmen yang

ditentukan atau seluruh file suara, yang berarti bahwa, versi

28
barunya terpengaruh dari file tersebut dan ditulis ulang untuk

menghemat pada prosesor DSP.

f. Real-Time Audio Suite (RTAS) : adalah sebuah bentuk plug-

in yang sepenuhnya automatable dalam format yang

dirancang untuk berbagai rasa dari produk perangkat lunak

DAW Pro Tools, Digidesign dan berjalan pada kekuatan CPU

host (pengolahan berbasis host) baik pada Mac atau PC

g. Time Domain Multiplex (TDM) : Sebuah format plug-in yang

hanya bisa digunakan dengan Digidesign sistem Pro Tools

(Mac atau PC) yang dilengkapi dengan kartu Digidesign

Farmcards; 24-bit ini dan memiliki 256-channel yang

mengintegrasikan pencampuran dan dapat melakukan secara

realtime pemrosesan sinyal digital ke dalam sistem dengan

nol latency dan di bawah otomatisasi penuh.

9. Audio Interface

Gambar 14. Audio Interface Apollo Firewire


(Sumber: www.uaudio.com)

29
Audio interface adalah perangkat yang menyediakan

kemampuan untuk melakukan input dan output audio dengan

komputer. Audio interface dapat mencakup fitur seperti clocking

internal / eksternal, analog atau digital i/o, efek, dan slot

tambahan untuk upgrade lebih lanjut. Tujuan utama dari fungsi

audio interface dalam produksi musik adalah bertindak sebagai

jembatan konektivitas antara perangkat keras dalam bentuk

audio analog dan perangkat lunak dalam komputer dari digital

audio. Audio interface datang dalam segala bentuk, ukuran dan

fungsi; misalnya, sebuah antarmuka audio interface (David Milles

Huber, 2014 : 250) bisa melakukan :

a. Membangun fungsi ke dalam komputer

b. Melakukan sebuah rekaman sederhana dengan dua I/O

perangkat audio

c. Melakukan multichannel jika audio interface tersebut memiliki

delapan I / Os analog dan memiliki banyak pilihan expansi I/O

d. Dilengkapi dengan satu atau lebih MIDI I/O port

e. Pada salah satu channel memiliki opsi digital I/O, worldclock,

dan pilihan sinkronisasi

f. Dilengkapi dengan controller (dengan atau tanpa) yang

menyediakan kendali untuk pengguna dalam

mengoperasikan DAW.

30
10. Studio Monitor

Gambar 15. Studio Monitor A5X


(Sumber : www.storedj.com.au)

Studio monitor adalah sebuah alat pengeras suara khusus

yang dirancang untuk diaplikasi pada sebuah produksi audio,

seperti studio rekaman, pembuatan film, studio televisi, studio

radio dan proyek atau studio rumahan. Di mana reproduksi audio

yang akurat sangatlah penting, sedangkan referensi monitor

sebagai pengeras suara umumnya digunakan untuk mengukur

rekaman apa yang akan terdengar seperti pada speaker pada

sebagian besar konsumen.

Speaker studio monitor ini dirancang khusus untuk

menghasilkan suara yang relatif datar (linear) pada fase dan

frekuensi respon. Dengan kata lain, hal itu menunjukkan

penekanan minimal atau tidak pada frekuensi tertentu,

loudspeaker memberikan reproduksi yang akurat dari kualitas

nada dari sumber audio ("tidak berwarna" atau "transparan" ),

dan tidak akan ada pergeseran fase yang relatif dari frekuensi

31
tertentu yang berarti tidak ada distorsi dalam perspektif suara

panggung untuk rekaman stereo (David Miller Huber, 2014 :

429).

11. Headphone

Gambar 16. Headphone Audio Technica ath-m50


(Sumber : www.audio–technica.com)

Headphone merupakan alat pemantauan suara yang dapat

menghilangkan kira dari lingkungan suara akustik ruangan.

Headphone juga menawarkan suara yang sangat baik pada

posisi spasial yang dalam bahwa mereka membiarkan seorang

artis, penata suara atau produser untuk mengetahui tempat

suara sumber di posisi penting dalam bidang stereo tanpa

refleksi atau lainnya atau gangguan dari lingkungan ruangan.

Karena sifatnya yang portabel, kita bisa mengambil headphone

favorit dengan cepat dan mudah untuk memeriksa hasil

pencampuran atau mixing di lingkungan yang asing.

Melakukan pemantauan melalui headphone juga akan

sering menekankan suara pada tingkat rendah atau low

32
frequency terdengar seperti reverb dan efek lain yang lebih dari

pengeras suara di sebuah ruangan. Sebagai hasilnya,

mendengarkan sebuah hasil pencampuran lebih dari kedua jenis

monitor dan speaker monitor akan sering lebih menguntungkan

(David Miller Huber, 2014 : 530).

12. Microphone

Gambar 17. Microphone AT-4050


(Sumber : www.audio–technica.com)

Microphone adalah alat untuk mengubah energi akustik

(gelombang suara) menjadi signal listrik dan di ubah lagi menjadi

suara akustik dengan menggunakan perangkat speaker.

Kualitas suara yang baik bergantung pada variabel eksternal

(seperti penempatan, jarak, instrumen dan lingkungan akustik),

serta pada variabel desain (seperti sebagian jenis mikrofon ini

beroperasi, karakteristik desain dan kualitas).

Hal tersebut merupakan unsur yang saling terkait yang

cenderung mempengaruhi kualitas suara secara keseluruhan

33
(David Miles Hubber, 2014:109). ada tiga jenis microphone yang

perlu diketahui pada saat memproduksi sebuah musik atau audio

yaitu dynamics, condenser dan ribbon mikrofon.

13. Balanced Audio

Balanced Audio adalah merupakan metode interkoneksi

peralatan kabel audio dengan menggunakan jalur yang

seimbang. Jenis koneksi ini sangat penting dalam rekaman suara

dan produksi musik maupun audio karena dapat memungkinkan

untuk menggunakan kabel yang panjang sambil mengurangi

kerentanan terhadap gangguan eksternal.

Koneksi yang seimbang menggunakan konektor dengan

jumlah tiga konduktor, biasanya ditemukan pada kabel dengan

konektor XLR maupun konektor telepon TRS. konektor XLR,

misalnya, biasanya digunakan pada mikrofon karena jenis

konstruksinya yang lebih tahan lama. (Self, Douglas : 2010).

14. Universal Serial Bus (USB)

USB dirancang untuk menggantikan seri komputer yang

lebih tua (dan paralel) dari I / O bus, untuk menyediakan metode

interkoneksi yang lebih cepat, lebih user-friendly, dan untuk

mengatasi keterbatasan dari terlalu sedikitnya interupsi gratis

yang tersedia untuk periferal.

Komputer, keyboard, peralatan multimedia, perangkat MIDI,

dan pengeras suara semuanya telah menggunakan metode

34
koneksi ini. USB membutuhkan controller berbasis

mikroprosesor, dan karena itu digunakan terutama untuk periferal

PC. Beberapa port USB dapat menggantikan bentuk dari panel

belakang.

15. Proses Perekaman

Menurut David Miles Hubber dan Robert E. Ruinstein (2014

:29), proses untuk menangkap suara ke media perekaman pada

umumnya akan terjadi tujuh langkah yang berbeda antara lain :

a. Preparation : Hal – hal yang perlu dipertimbangkan antara lain

adalah peralatan apa saja yang akan digunakan, estimasi

waktu pengerjaan, biaya dan jumlah instrumen yang

digunakan.

b. Recording : Pada fase ini, satu atau lebih sumber suara

dijemput oleh mikrofon atau sinyal listrik secara langsung dan

direkam ke dalam sebuah track atau lagu.

c. Overdubbing : Setelah track dasar telah ditetapkan, instrumen

tambahan dan/atau bagian vokal dapat ditambahkan. Pada

fase ini, dengan memantau trek yang telah direkam

sebelumnya, sekaligus merekam sumber suara baru secara

dua kali lipat atau menambah instrumen dan / atau vokal ke

satu atau lebih trek yang tersedia dari DAW atau perekam.

d. Mixdown : Proses mixdown terjadi dengan merutekan

berbagai trek dari DAW atau perekam berbasis tape melalui

35
perangkat keras atau mixing console maya pada DAW untuk

mengatur level, spatial positioning, equalization, dynamics

processing, dan effects processing.

e. Mastering and song sequence editing : Setelah hasil final

mixdown selesai diedit, maka hasil file mixdown dikirim ke

proses mastering yang dapat dibuat secara keseluruhan

berkaitan dengan balancing level antara lagu dalam proyek,

dynamic level, equalization, overall level, dan pengeditan

urutan lagu.

f. Product manufacturing : saat produk lagu telah di render

dalam media penyimpanan CD atau digital download maka

proses selanjutnya adalah memproduksi kemasan produk, art

layout dan juga printing untuk digandakan dan diproduksi

secara massal.

g. Marketing and sales : proses selanjutnya adalah

mendistribusikan produk yang telah direkam, menentukan

harga, dan menentukan tampilan produk pada saat dijual.

16. Aransemen

Menurut Bobby Owsinski (2010:81), elemen pengaturan

khas yang membentuk sebagian besar aransemen sebuah musik

modern antara lain :

a. Foundation : Pondasi ini adalah merupakan bentuk dari rhytm

section dan biasanya terdiri dari bass dan drum. Tetapi juga

36
dapat mencakup sebuah gitar ritmis atau kunci yang jika

dimainkan bersama akan berirama sama seperti rhytm

section.

b. Pad : adalah sebuah notasi atau akor panjang yang

berkelanjutan. Instrumen yang digunakan untuk

menghasilkan suara ini antara lain synthesizer, strings, atau

sebuah akor gitar.

c. Rhythm : rhythm adalah sebuah instrumen yang memainkan

sebuah progresi akor untuk sebuah elemen dasar. Unsur

ritmis digunakan untuk menambah harmoni pada tiap track.

d. Lead : adalah suara yang paling menonjol pada semua track.

Contoh alat musik yang digunakan untuk lead antara lain

adalah vokal, gitar ataupun solo.

e. Fills : sesuai dengan namanya, ini adalah merupakan sebuah

isian yang digunakan untuk mengisi ruang atau celah pada

lead instrument atau menjadi sebuah isian dari track

instrument. (Bobby Owsinski, 2010 : 82).

17. Mixing

Dalam melakukan proses mixing harus memperhatikan six

element of mix (Bobby Owinski, 2014:68) :

a. Balance – hubungan level volume diantara tiap elemen

musik

37
b. Frequency Range – semua frekuensi dapat terwakili secara

benar

c. Panorama – menempatkan elemen musik pada bidang

suara

d. Dimension – menambahkan ambience kedalam elemen

musik

e. Dynamics – mengendalikan volume tiap track atau

instrumen

f. Interest – mencari sweets pots pada data yang akan di

mixing.

17 . Mastering

Mastering adalah merupakan langkah terakhir dari sebuah

finalisasi data rekaman audio ke dalam sebuah media akhir. Ada

tiga tahapan proses utama dalam mastering antara lain

ekualiasasi, compression, dan limiting (Gebre Waddel, 2013 : 32).

Tindakan lain yang dapat diambil selama proses mastering antara

lain :

a. Mengedit kesalahan kecil

b. menerapakan noise reduction untuk menghilangkan clicks,

dropouts, hum dan hiss.

c. Menyesuaikan lebar stereo

d. Menambahkan ambience

38
e. Ekualisasi untuk menyamakan audio track dengan tujuan

optimalisasi frekuensi sebelum didistribusikan ke sebuah

perangkat media

f. Mengatur volume

g. Dynamic range compression atau expansion

h. Limiting

i. Dithering (Nandi Carlo, 2014)

39
BAB III

PROSES PENCIPTAAN

A. Ide Penciptaan

Ide penciptaan dari Optimalisasi Digital Audio Workstation

(DAW) dan produksi musik berawal dari pengamatan terhadap

karya produksi musik yang sudah dibuat sebelumnya, serta

melakukan sebuah pengamatan konsep yang menggabungkan

antara pemanfaatan teknologi DAW dengan produksi musik

sehingga menjadi sebuah karya produksi musik. Dari karya yang

telah diproduksi ini dimasukkan unsur pemanfaatan teknologi DAW

sehingga penulis dapat memasukkan virtual instrument pada saat

memproduksi musik menggunakan software DAW pada fitur MIDI

yang dapat menghasilkan suara instrument musik asli dan dapat

melakukan sebuah proses aransemen musik sesuai dengan

konsep yang dibuat sebelumnya. Kemudian penggunaan Digital

Signal Processing – Plugins (DSP – Plungins) digunakan untuk

mengatur dinamika dari musik dan instrumen yang diproduksi.

Kemudian musik yang telah diproduksi menggunakan MIDI di

mixing menggunakan DSP – Plugins yang sepenuhnya diolah

melalui komputer, agar dapat memanfaatkan intergrasi perangkat

lunak antara software DAW dan DSP – Plugins sesuai dengan blok

diagram dan channel list.

40
Dalam pembuatan karya produksi musik ini, ingin

menampilkan sesuatu hal yang baru, sehingga dapat memberikan

alternatif berbeda terhadap sebuah produksi musik. Kemudian

mengkombinasikan produksi musik menggunakan teknologi digital

audio workstation (DAW) yang juga dapat pula menghasilkan karya

musik dan suara instrument secara real agar dapat

mengoptimalkan proses produksi musik yang dapat diproduksi

dalam sebuah komputer. Penata suara bertanggung jawab penuh

terhadap keseluruhan kegiatan produksi karya musik mulai dari

proses signal routing, aransemen, perekaman, mixing hingga

mastering. Pada proses signal routing penata suara bekerja sama

dengan produser dan director untuk menciptakan konsep produksi

musik yang telah dibuat sebelumnya dan bekerja sama dengan

kamerawan agar scene dari tiap tahapan musik yang

didokumentasikan dalam bentuk gambar dan video screen dari

project data audio dapat saling berkaitan.

Proses produksi menggunakan metode aransemen

menggunakan MIDI dengan memanfaatkan intergrasi dari tiap

instrument track menggunakan virtual instrument yang telah

ditentukan pada tiap track sebelumnya. Pada karya produksi musik

menggunakan optimalisasi digital audio workstation (DAW) ini ada

35 instrument track yang diproduksi menggunakan MIDI yang telah

terintergrasi dengan virtual instrument dengan menggunakan teknik

41
drawing pada tampilan midi editor yang terdapat pada software

DAW yang ada pada tiap track dalam project aransemen di dalam

software DAW, bertujuan untuk mempermudah proses produksi

dan aransemen musik sehingga dapat diolah sepenuhnya di dalam

komputer. Pada proses aransemen menggunakan teknik drawing

pada MIDI seluruh sourcenya dihasilkan lewat notasi MIDI yang

terintergrasi dengan virtual instrument kemudian ditambahkan track

vokal dengan cara melakukan proses teknik perekaman secara

overdubbing dengan guide musik untuk talent vokal menggunakan

hasil aransemen yang telah diproduksi sebelumnya.

Metode perekaman vokal dilakukan sesuai dengan blok

diagram dari optimalisasi Digital Audio Workstation (DAW) dimana

Audio interface yang tersambung dengan komputer menggunakan

kabel USB dan audio interface software yang terintergrasi dengan

software DAW Cubase pada pengaturan devices.

Dengan audio interface yang berfungsi sebagai penghubung

antara perangkat keras dan perangkat lunak, microphone AT –

4050 sebagai perangkat keras digunakan untuk merekam vokal

yang telah dihubungkan dengan mic preamp yang pada audio

interface. Setelah itu perangkat keras lainya yang telah

diintergrasikan yaitu headphones yang terhubung dengan

headphones amplifier pada audio interface digunakan sebagai

monitor dan guide untuk talent untuk mendengarkan hasil playback

42
aransemen musik yang telah dibuat sebelumnya. Speaker monitor

yang juga merupakan perangkat keras yang telah diintergrasikan

melalui konektor line out pada audio interface yang dilengkapi

dengan Analog/Digital dan Digital/ Analog (AD/DA) converter,

digunakan sebagai monitor oleh penata suara untuk mendengarkan

hasil rekaman dan hasil aransemen musik secara keseluruhan

yang telah dibuat sebelumnya.

Penggabungan data dari hasil aransmen musik dan beberapa

sumber suara vokal yang telah direkam selanjutnya masuk ke

tahapan proses pasca produksi untuk proses mixing ke dalam

media software DAW Cubase Studio 5, di mana di dalam software

tersebut sudah terintergrasi dengan aplikasi DSP – Plugins yang

dapat menampilkan hasil sumber suara dalam bentuk visual,

dengan melalui 6 (enam) element mixing yaitu balancing,

equalization, panning, dynamics processing, penambahan efek dan

interest. Setiap sumber suara dari aransemen musik dan vokal yang

di mixing dilakukan proses audio mixdown untuk mendapatkan satu

track data audio yang telah di final mix.

Data audio final mix yang telah di mixdown selanjutnya

dilakukan proses audio mastering untuk mengurangi noise,

menyesuaikan lebar stereo, menambahkan ambience, optimalisasi

frekuensi, mengatur volume, dynamic range compression, limiting

dan dithering.

43
a. Sinopsis (Terlampir)

b. Treatment (Terlampir)

B. Media, Peralatan, dan Teknik Produksi

1. Media

Media yang digunakan adalah media televisi dengan aspect

ratio 16 : 9 dan resolusi 1280 x 70 25 fps dengan kualitas .AVI

dan juga dapat diplikasikan ke dalam media internet berbasis

video streaming. Penulis berkeinginan dapat membuat sistem

produksi musik yang optimal dan efisien beserta kualitas hasil

audio dapat diterima oleh pendengar secara maksimal.

2. Peralatan

Tabel 1. Daftar Peralatan

No Alat Merk Jumlah

1 Komputer Imac 1 buah

2 Software DAW Cubase Studio 5.3.3 1 buah

Nexus 1 Buah

Stylus RMX 1 buah

Superior Drummer 1 buah

Kontakt 5 1 buah

Kontakt Factory 1 set


3 Virtual Instrument Library
Session Guitarist 1 buah
Strummed Acoustic
Session Strings 1 Buah

Rise and Hit 1 Buah

Etno World 5 1 Buah

44
Addictive Keys 1 Buah

Scaarbe Jay-Bass 1 Buah

Fabfilter Total 1 Buah


Bundle
Waves All Plugins 1 Buah
Bundle
4 DSP - Plugins Plugins Alliance 1 Buah

Valhalla DSP 1 Buah

Izotope Ozone 6 1 Buah

5 Audio Interface Steinberg CI2+ 1 Buah

6 Studio Monitor Adam A5X 1 Buah

Audio Technica 1 Buah


7 Microphone 4050
Electro Voice RE 20 1 Buah

Male to Female 5 Buah

8 Kabel XLR to TRS 2 Buah

USB 2 Buah

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Alasan pemakaian peralatan :

a. Komputer Imac

Gambar 18. Komputer Imac


(Sumber : http://www.steinberg.net/)

45
Komputer yang digunakan pada saat proses instalasi

sistem DAW menggunakan Imac, dimana komputer jenis

dekstop ini mempunyai tampilan retina display, kinerja

processor yang tinggi serta fasilitas fushion drive yang dapat

dikonfigurasikan dengan media penyimpanan hingga 3 TB dan

terangkum dalam satu layar 27 inchi yang sangat tipis,

sehingga mencukupi untuk meload program virtual instrument,

software Digital Audio Workstation (DAW), dan DSP – Plugins

secara bersamaan pada saat memproduksi musik

menggunakan sistem DAW.

b. Software DAW Cubase

Gambar 19. Software DAW Cubase


(Sumber : http://www.steinberg.net/)

Software DAW ini khusus digunakan untuk produksi musik

dan memiliki beberapa fitur yang disediakan antara lain adalah

Multi Core Performance, real-time audio processing,

Reverence, VST Bridge, Automation, VST Connections, dan

Track Quick Controls sehingga penata suara dapat mengolah

46
data audio dari hasil rekaman, instrument, MIDI channels, dan

effect (FX). Pada software DAW ini, maka penata suara

sebelumnya membuat tiga project DAW yang terdiri dari

aransemen, mixing, dan mastering sesuai dengan konsep yang

telah dibuat sebelumnya.

c. Virtual Instrument

1) Nexus

Gambar 20. Virtual Instrument Nexus


(Sumber : www.refx.com)

Nexus adalah virtual Instrument yang memiliki daftar

pustaka tentang semua jenis suara alat musik dan sound

effect berbasis loop dalam bentuk satu paket sistem

antarmuka dan dapat melakukan pengaturan tipe suara

dalam bentuk librarian, arpeggiator, trancegate, mixer/fx, dan

modulation. Dengan data suara audio berbasis loop dan

fungsi suara arpeggio yang dihasilkan oleh virtual instrument

ini, maka penulis membuat instrument track beat, hit dan

perkusi menggunakan virtual instrument ini.

47
2) Stylus RMX

Gambar 21. Virtual Instrument Stylus RMX


(Sumber : www.refx.com)

Virtual instrument Stylus RMX memiliki program Chaos

Designer yang bekerja untuk melakukan variasi musik

Groove Loop Controller. Tempo dan pitch dapat dimanipulasi

dengan kemampuan memberikan efek secara individual.

Aplikasi Stylus RMX sangat fleksibel dan dapat digunakan

dalam berbagai jenis aplikasi. Stylus RMX sebagai modul

multitimbral yang dapat memungkinkan mendapat ratusan

lekukan suara pada beberapa channels, beberapa efek

simultan, akses multi patch, kit mode khusus.

3) Superior Drummer

Gambar 22. Virtual Instrument Superior Drummer


(Sumber : www.refx.com)

48
Virtual Instrument ini mempunyai kontrol total dalam

setiap aspek instrument untuk memproduksi sebuah suara

drum. Berisikan sebuah konstruksi drum yang menerapkan

sebuah preset, envelope, pitch, dan mengatur volume

dalam artikulasi tunggal. Dilengkapi mixer virtual yang dapat

menambahkan sebuah efek. Dengan fitur tersebut, virtual

instrument ini penulis gunakan untuk memproduksi suara

aransemen instrument drum dengan membuat sebuah

preset suara drum sendiri sesuai dengan musik yang

diproduksi.

4) Kontakt 5

Gambar 23. Virtual Instrument Kontakt 5


(Sumber :
https://macprovid.vo.llnwd.net/o43/hub/media/1087/8136/
Kontakt.png)

KONTAKT adalah sebuah produk sampler dari standart

virtual instrument berbasis sampel yang dibangun

menggunakan mesin audio dengan arsitektur modular.

49
KONTAKT dapat melakukan manipulasi sampel, arsitektur

modular, dan scripting untuk membangun sebuah suara

instrument professional. Kontakt 5 digunakan penulis untuk

menampung semua sampel virtual instrument yang

dibutuhkan untuk memproduksi instrument track bass,

banjo, ukelele, dan guitar.

5) KONTAKT Factory Library

Gambar 24. Virtual Instrument Kontakt Factory Library


(Sumber:
http://i57.fastpic.ru/big/2013/1030/37/6c83c13ba1bae0744
d853949e66ce637.png)

KONTAKT Factory Library merupakan virtual instrument

yang berisi 650 MB dari suara premium dan instrumen untuk

digunakan dengan di player KONTAKT 5. Terdapat 13

instrumen dari koleksi yang berisi semua instrument standart

band meliputi e-gitar, bass, akustik drum kit, drawbar dari

organ dan e-piano. Virtual instrument ini digunakan penulis

untuk melakukan fill pada saat melakukan proses

aransemen dengan menambah part – part yang kurang pada

aransemen yang telah diproduksi.

50
6) Session Guitarist Strummed Acoustic

Gambar 25. Virtual Instrument Session Guitarist


Strummed Accoustic
(Sumber : www.native-
instruments.com/en/products/komplete/guitar/session-
guitarist-strummed-acoustic)

Penggunaan Strummed Acoustic memiliki kelebihan

menghasilkan suara yang on – call, petikan suara yang

sempurna, kemampuan mencatat notasi pola dengan

nada dasar dan kontrol kinerja secara real – time. Aplikasi

ini menangkap suara akustik dengan tolok ukur, dan

menghasilkan suara sama seperti memproduksi suara

pada studio profesional. Strummed Accoustic digunakan

untuk membuat ritmis suara gitar sebagai pelengkap

instrument ritmis yang lain dan mengolah comping suara

gitar yang dihasilkan pada karya produksi musik ini.

51
7) Session Strings

Gambar 26. Vritual Instrument Session Strings


(Sumber : www.native-
instruments.com/en/products/komplete/orchestral-
cinematic/session-strings/)

Adalah virtual instrument yang memproduksi suara

string modern, Session Strings menghasilkan suara

lansung tanpa adanya proses tuning dan tweaking dan

memiliki fitur yang dapat diakses dari sistem antarmuka

dengan pendekatan intuitif. Suara yang dihasilkan dari

program ini sepenuhnya memproduksi suara yang terdiri

dari empat biola, tiga biola alto, dua cello, dan dua bass –

ganda yang dapat bermain sebagai salah satu ensembel.

52
8) Rise and Hit

Gambar 27. Virtual Instrument Rise and Hit


(Sumber : www.native-
instruments.com/en/products/komplete/cinematic/rise-hit/)

Rise and Hit digunakan untuk komposisi cinematic

yang dapat menciptakan sebuah suara dengan kesan

dramatis dan sebuah ketegangan. Berisi lebih dari 8 GB

sampel eksklusif dari berbagai sumber yang dapat

disesuaikan, melakukan proses layering, mengedit dan

menambah efek untuk fine-tuning. Jenis musik orkestra,

organik, hybrid, atau suara sintesis dapat memilih lebih

dari 700 single-layer dan 250 multi-layer suara yang siap

digunakan.

53
9) Ethno World 5

Gambar 28. Virtual Instrument Ethno World 5


(Sumber : www.native-
instruments.com/en/products/komplete/cinematic/rise-hit/)

EW5 PRO & VOICES berisi lebih dari 240 instrumen

etnis profesional yang direkam dan lebih dari 18.000 sampel

berkualitas tinggi dalam kategori seperti Bowed

Instrumen,Instrumen Gesek, Woodwind & Brass, Instrumen

Key, Jenis Instrumen Bell, Jenis Instrumen Metal,

Drums,Perkusi , Gong & Bowls dan Voices & Choirs. Virtual

instrument ini digunakan untuk memproduksi suara alat

musik etnik seperti gamelan jawa dan gong bali.

54
10) Addictive Keys

Gambar 29. Virtual Instrument Addictive Keys


(Sumber : www.xlnaudio.com/addictivekeys

Addictive Keys digunakan untuk memproduksi

seluruh suara instrumen keyboard dengan kemampuan

sonic, kecepatan loading, dan kualitas suara yang

jernih dirancang untuk membantu menulis sebuah

notasi musik.

11) Scarbee Jay - Bass

Gambar 30. Virtual Instrument Scarbee Jay – Bass


(Sumber : scarbee.com/wp-content/uploads/2013/01/4.jpg)

55
Scarbee Jay - Bass adalah merupakan virtual

instrumen yang menyediakan sumber suara berupa slap

dan finger bass. Aplikasi yang dibuat oleh Thomas Skarbye

ini memiliki tiga posisi pick - up dandapat bermain dengan

banyak teknik, sehingga Scarbee Jay – Bass memiliki

semua suara dari teknik permainan bass seperti suara

slapped dan fingered.

Dengan direkam menggunakan DI aplikasi virtual

instrumen ini mudah beradaptasi untuk masuk kedalam

sebuah proses mixing tanpa melakukan pengolahan

tambahan untuk memproduksi instrument track bass pada

project aransemen.

d. DSP – Plugins

1) Fabfilter Total Bundle

Gambar 31. DSP - Plugins Fabfilter Total Bundle


(Sumber : www.fabfilter.com)

56
Fabfilter Total Bundle adalah merupakan himpunan dari

semua Fabfilter – Plugins. Pada bundel ini terdapat fitur EQ

profesional, multiband dynamics, kompresor, limiter, de-

esser, gate/expander, multiband distortion, stereo delay, filter,

dan plug – in synthesizer. Pengaplikasian DSP – Plugins ini

digunakan penata suara pada saat melakukan proses mixing

dengan pilihan Pro -Q untuk menggunakan fungsi equalizer

pada track vocal, back vocal, dan fill vocal untuk mencari

suara fundamental dari vokal yang telah direkam dan

melakukan atenuasi pada frekuensi yang tidak perlu.

2) Waves All Plugins Bundle

Gambar 32. DSP - Plugins Waves All Plugins Bundle


(Sumber : www.waves.com)

DSP – Plugin Waves digunakan untuk melacak, mixing,

mastering, mendesain suara dan melakukan restorasi audio.

Waves bundle telah mencakup semua plugin yang ditemukan

seperti multimaximizer, dinamika, ekualisasi, reverb, koreksi

pitch, pencitraan spasial, peningkatan harmonik. Penggunaan

57
aplikasi ini dimasukkan kedalam instrument track horn untuk

melakukan proses kompresi, pada track alat musik bass dan

gitar digunakan untuk melakukan stereo imaging, dan pada

track vokal diaplikasikan untuk melakukan proses deeser

untuk mengurangi frekuensi sibilance.

3) Alliance Bundle

Gambar 33. DSP - Plugins Alliance Bundle


(Sumber : www.plugins-alliance.com)

Plugin Alliance Bundle menyediakan koleksi prosesor dari

setiap studio rekaman di dunia. Emulasi prosesor studio yang

digunakan adalah Elysia, Vertigo, Maag dan SPL. Semua

plugin dengan harga ratusan ribu dollar dapat diakses dalam

satu instalasi dengan harga yang rendah. Penggunaan DSP –

Plugins SPL – Twin Tube, dan Maag EQ4 pada plugins alliace

digunakan penulis untuk mengolah harmonisasi dari empat

frekuensi fundamental pada secara keseluruhan pada

instrument track beat dan perkusi.

58
4) Valhalla DSP

Gambar 34. DSP - Plugins Valhalla DSP


(Sumber : www.plugins-alliance.com)

Valhalla DSP memiliki empat jenis reverb termasuk plate,

room, shimmer, vintage. Pengaturan reverb ditampilkan

dalam screenshot dan program tersebut didasarkan

kombinasi analisis teknik analog dan digital reverb. DSP –

Plugins Valhalla digunakan pada FX channel track room dan

chamber agar dapat mensimulasikan efek reverb dan room

yang sama pada instrument track yang diproduksi sehingga

instrument musik yang diputar memiliki kesan dimainkan di

dalam satu ruangan yang sama.

5) Izotope Ozone 6

Gambar 35. DSP – Plugins Izotope Ozone 6


(Sumber : www.izotope.com)

59
Izotope Ozone 6 adalah merupakan plugin untuk proses

audio mastering yang dapat mengatur rentang dinamis

dengan menambahkan karakter suara. Dilengkapi dengan

fitur EQ, Vintage Compressor, dan menyediakan fitur simulasi

bagaimana data audio pada saat dimainkan pada media

tertentu. Pada saat proses mastering penata suara dapat

mencakup semua proses menggunakan satu DSP – Plugins

ini dengan cara menghidupkan fungsi dari plugins yang telah

tertera dalam satu set.

e. Audio Interface Steinberg CI2+

Gambar 36. Audio Interface Steinberg CI2+


(Sumber : www.steinberg.com)

Audio Interface yang di gunakan untuk mengintergrasikan

sistem perangkat keras dan perangkat lunak pada DAW

menggunakan steinberg CI2+, dimana audio interface ini dapat

terintergrasi dengan software DAW Cubase. Selain itu audio

interface ini memiliki dua line outputs balanced dan satu phones

60
output yang dapat digunakan untuk melakukan monitoring lewat

headphones atau speaker monitor pada sistem DAW.

f. Studio Monitor A5X

Gambar 37. Studio Monitor Adam A5X


(Sumber : www.adam-audio.com/en/pro-
audio/products/a5x/description)

Studio monitor Adam A5X 4/4 inch memiliki frekuensi

response 50 Hz - 50 kHz, dapat menghasilkan suara yang detail

baik dari frekuensi rendah maupun tinggi. Studio monitor ini

merupakan speaker standar penyiaran dan dapat digunakan

untuk kebutuhan multimedia. Dilengkapi dengan fitur stereolink

yang dapat mengatur volume kedua monitor hanya menggunakan

satu pengeras suara pada sistem DAW. Dari awal tahapan

produksi mulai dari proses aransemen hingga mastering, penulis

menggunakan perangkat ini untuk melakukan proses monitoring

untuk melihat detail tiap frekuensi dari suara musik yang

dihasilkan agar dapat mengolah data audio sesuai dengan konsep

musik yang telah dibuat sebelumnya.

61
g. Microphone

1) Condensor Audio Technica - 4050

Gambar 38. Microphone AT – 4050


(www.audio-technica.com)

Microphone Audio Technica tipe 4050 adalah microphone

jenis condensor yang memiliki fitur tiga pola kutub yang dapat

dialihkan dan memiliki frekuensi response antara 20 sampai

18.000 Hz. Microphone ini penulis gunakan untuk melakukan

proses perekaman vokal dengan mengkoneksikan microphone

ini ke dalam mic preamp pada audio interface di sistem DAW.

2) Dynamics Electro Voice RE 20

Gambar 39. Microphone EV – RE 20


(www.audio-technica.com)

RE 20 adalah merupakan jenis microphone cardioid yang

sesuai dengan standart industri, penyiar, dan penata suara.

Memiliki frekuensi response 45Hz-18 KHz sangat cocok

62
digunakan untuk merekam vokal karena microphone jenis ini

hanya menangkap fundamental frekuensi dari suara vokal

saja

h. Kabel Audio

1) XLR Male to Female

Gambar 40. Kabel XLR Male to Female


(Sumber :
www.videopro.com.au/images/Product/medium/5046.jpg

Kabel ini memiliki koneksi balance karena terdiri dari 3 pin (1 =

+ , 2 = -, 3 = gnd) . Kabel ini digunakan pada mic condensor

untuk mengalirkan listrik dari phantom power.

2) Kabel XLR to TRS

Gambar 41. Kabel XLR to TRS


(Sumber : http://www.pssl.com/images/Default
-Image/1500/HSX- 050.jpg)

63
Kabel yang terdiri dari Tip-Ring-Sleve (Tip=Left ,

Ring=Right ,Sleve=Ground), yaitu merupakan konektor

balanced (stereo). Kabel ini biasa digunakan pada headphone

dan juga speaker monitor yang memerlukan koneksi I/O kabel

TRS.

3) Kabel Universal Serial Bus (USB)

Gambar 42. Kabel USB


(Sumber : www.ionaudio.com
images/products/usb_cable_Lg.jpg)

Kabel ini digunakan pada Audio Interface dengan tipe USB

2.0 tipe B untuk mentransmisikan data dari audio interface ke

dalam komputer dan diproses lebih lanjut melalui sofware

DAW.

3. Teknik Produksi

Proses pembuatan Optimalisasi Digital Audio Workstation

(DAW) untuk produksi musik ini terdapat tujuh tahapan proses

untuk menangkap suara ke media perekaman sesuai dengan

teori dasar proses perekaman menggunakan sistem DAW yaitu:

64
a. Persiapan dalam proses produksi musik merupakan suatu

yang amat penting di mana perlu mempertimbangkan

peralatan apa saja yang digunakan, estimasi waktu

pengerjaan, biaya dan jumlah instrument yang digunakan.

Dalam persiapan yang perlu diperhatikan yaitu konfigurasi

peralatan antara perangkat keras dan perangkat lunak pada

sistem DAW, serta jumlah virtual instrument dan DSP –

Plugins yang digunakan pada masing – masing tiap track

audio.

b. Aransemen dalam proses ini merupakan membuat sebuah

pondasi lagu dari alat musik ritmis yang dimulai dari alat

musik bass dan drum yang dapat dimainkan secara berirama

sama dengan rythm section. Alat musik jenis pad digunakan

untuk menghasilkan suara dari sebuah notasi atau akor

panjang yang berkelanjutan. Instrument rythm digunakan

untuk memainkan sebuah progresi akor untuk menambah

harmoni pada tiap track. Vokal dalam produksi ini berfungsi

sebagai lead yang merupakan instrument yang paling

menonjol dari lagu dan suara backing vokal digunakan

sebagai isian untuk mengisi ruang atau celah pada setiap

track instrument. Dengan menggunakan sistem DAW maka

semua alat musik diproduksi melalui virtual instrument

melalui program MIDI pada software DAW.

65
c. Sistem Recording dimana input dari microphone ke pre amp

melalui audio interface masuk ke komputer dan suara vokal

dari talent direkam secara overdubbing dengan talent

mengikuti guide aransemen musik yang telah diproduksi

.menggunakan software DAW Cubase Studio 5. Setiap

instrument vokal direkam menjadi 1 track dan melakukan

proses perekaman vokal sejumlah 26 track yang terdiri dari

3 track suara vocal, 3 track suara backing vocal, 16 suara

vokal isian dan 4 vokal opsi.

d. Mixing

Setelah mendapatkan hasil aransemen dan recording

kemudian seluruh track yang telah dihasilkan kemudian di

mixing pada software DAW. Dengan menerapkan six

element of mixing penulis selaku penata suara

menggunakan Digital Signal Processing - Plugins (DSP –

Plugins) untuk mengolah data audio dalam bentuk visual

dengan bantuan graphical interface pada DSP - Plugins.

Setelah data selesai dimixing maka dilakukan proses audio

mixdown agar data menjadi dalam bentuk satu file audio final

mix dan kemudian dilakukan proses audio mastering.

e. Mastering

Mastering dalam proses ini merupakan proses finalisasi data

audio sebelum didistrisbusikan ke dalam sebuah media

66
penyimpan. Data file musik yang telah dimixdown disamakan

levelnya, dinamika dari lagu dikompresi agar semua

instrument yang dimainkan dalam lagu tersebut terdengar

dan dikurangi noisenya.

C. Tahapan Penciptaan

a. Pra Produksi

Tahap pra produksi Optimalisasi Digital Audio

Workstation (DAW) untuk produksi musik di antaranya :

1) Instalasi Peralatan

Peralatan teknis yang di butuhkan untuk membuat

karya produksi ini sesuai dengan perencanaan di mana

penata suara mempersiapkan daftar peralatan apa saja

yang digunakan, sesuai dengan blok diagram untuk

membuat sebuah sistem Digital Audio Workstation

(DAW).

Gambar 43. Blok Diagram DAW


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

67
ii. Memahami Konsep Musik

Tahap ini penata suara harus tahu, gambaran konsep

musik yang diproduksi dengan memahami lantunan lagu dan

notasi dasar sesuai dengan pesan yang disampaikan pada

lirik lagu tersebut, sehingga aransemen yang diproduksi

sesuai dengan tema pada lirik pada lagu tersebut.

iii. Susunan Kerabat Kerja

Produser : Mahesa Ahening RarasKaesti,S.Kom.

Director : Fahmy Arsyad Said, S.H.

Penata Suara : Rizky Kurniansyah

Kamerawan : Elmo Adin Forseta S.S.T

Hilmy Rayzan Raihan

Editor Audio : Gracia Soba

Editor Video : Fahfan Hamid

Talent : Elangsari Primavista Putri

iv. Jadwal Perencanaan Produksi

(Terlampir)

Penjadwalan dari pra produksi, produksi sampai

dengan pasca produksi di susun bersama dengan tim

produksi, sehingga terbentuk rangkaian kerja yang tertata

dengan baik sesuai dengan jadwal yang sudah di bentuk.

v. Rincian Anggaran

(Terlampir)

68
Biaya yang di gunakan akan di susun berdasarkan

kebutuhan apa saja yang digunakan dalam produksi, sesuai

untuk di anggarkan dalam rincian anggaran.

b. Produksi

1) Aransemen

Gambar 44. Aransemen Musik


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Tahap produksi, sesuai dengan blok diagram (Gambar

43) sistem dan alat yang di gunakan untuk melakukan

aransemen musik menggunakan virtual instrument yang

terhubung dengan komputer menggunakan software DAW

Cubase Studio 5, untuk membuat aransemen musik dari

produk virtual instrument Nexus, Superior Drummer, Stylus

RMX, dan Scarbee Jay – Bass. Virtual instrument Scarbee

Jay – Bass digunakan untuk membuat sebuah ketukan

bersama alat musik dari virtual instrument ritmis dan

69
menentukan nada dasar apa saja yang digunakan pada

musik.

Pola aransemen musik melodis dilakukan dengan

melakukan sinkronisasi virtual instrument Kontak Factory

Library, Rise and Hit, dan Ethno World 5 dengan format

VST 2 ke dalam Kontakt 5.

Gambar 45. Aransemen Melodis


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Rise and Hit digunakan untuk memproduksi suara

cinematic dan Ethno World 5 digunakan memproduksi

suara musik etnik seperti seruling dan gamelan Bali. Untuk

virtual instrument Addictive Keys digunakan untuk

memproduksi suara piano dikarenakan virtual instrument

ini menghasilkan suara piano sama persis seperti layaknya

menangkap suara dengan teknik miking yang benar pada

sebuah piano. Stylus RMX digunakan sebagai variasi

70
tambahan dengan pola progresi akord dikarenakan virtual

instrument Stylus RMX dan Nexus memproduksi suara

groove yang sebagian besar adalah berupa alat musik

elektronik dengan pola arpeggio secara

berkesinambungan.

2) Recording Vokal
Rekaman vokal menggunakan sistem overdubbing

dengan membuat audio track pada software DAW,

rekaman vokal menggunakan audio track dalam bentuk

mono. Untuk pengaturan input routing dan output routing

pada proses perekaman vokal dilakukan konfigurasi pada

tampilan inspector dari track tersebut.

Saat proses perekaman vokal berjalan talent

mengikuti track instrumen dari aransemen yang sudah

dibuat melalui headphones sebagai monitor yang

dihubungkan lewat jack phones pada audio interface.

Suara untuk monitor vokal dilakukan dengan menekan

tombol monitor pada track vokal tersebut.

c. Paska Produksi

1) Mixing

Hasil rekaman vokal dan aransemen musik dari

software DAW Cubase diolah kembali dan dibuat menjadi

sebuah project baru bernama mixing.cpr. pada project

71
tersebut terdapat jumlah total 96 track yang terdiri dari 43

audio track, 35 instrument track, 13 Group Channel Track,

dan 5 FX Channel Track

Dari setiap track yang telah diproduksi ini selanjutnya

diolah ke tahapan proses mixing dengan menggunakan

DSP – Plugin yang telah diupdate pada software DAW

bersamaan dengan virtual instrument sebelumnya. DSP –

Plugins dimasukkan ke dalam sebuah track dengan cara

dilakukan klik kanan pada tabel insert di bagian inspector.

Proses mixing meliputi teknik balancing, panning,

ekualisasi, dynamic processing, reverb, delay dan modulasi

menggunakan bantuan graphical interface yang

ditampilkan pada DSP – Plugins.

Gambar 46. Mixing


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

72
2) Mastering

Setelah proses mixing dilakukan, diolah, tahap

terakhir adalah proses mastering. Langkah awal yang

dilakukan dalam proses audio mastering adalah membuat

project Mastering.cpr dan mengimport file audio yang

telah di mixdown sebelumnya. Pengimputan DSP –

Plugins digunakan untuk melakukan proese noise

reduction, mengedit kesalahan kecil, menyesuaikan lebar

stereo, mengatur volume, optimalisasi frekuensi, limiting

dan dithering.

Gambar 47. Mastering


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

D. Konsep Penayangan

Karya Audio Visual ini akan penata suara rilis dengan

format audio .WAV, karena format ini mengexport audio tanpa

adanya compresi, sehingga tidak mengalami penurunan

kualitas audio dan menggunakan bit depth 32bit dengan

73
sample rate 48KHz, dengan resolusi Video 1280 x 70 25 fps

dengan kualitas .AVI

74
BAB IV

PEMBAHASAN KARYA

A. Deskripsi Karya

Karya produksi Optimaliasasi Digital Audio Workstation (DAW)

untuk produksi musik ini merupakan sebuah proram acara yang

mengangkat tentang edukasi dan informasi bagaimana

memproduksi sebuah musik menggunakan sistem DAW dengan

melakukan proses konfigurasi antara perangkat keras dan

perangkat lunak untuk membangun sebuah sistem DAW

antarmuka berbasis komputer.

Penulis berfokus dalam tahapan teknis untuk membangun

sebuah sistem DAW dimana dengan menghubungkan audio

interface kedalam sebuah komputer menggunakan kabel USB

untuk mengintergrasikan alat tersebut kedalam sebuah komputer

melalui audio interface software dan software DAW. Audio interface

berfungsi sebagai jembatan penghubung antara perangkat keras

meliputi microphone, headphone dan speaker monitor. sedangkan

Software DAW digunakan untuk menjembatani perangkat lunak

yang digunakan untuk membangun sebuah sistem DAW meliputi

virtual instrument dan DSP – Plugins.

Proses yang pertama yaitu melakukan instalasi sistem DAW

sesuai dengan blok diagram. Proses produksi musik mengacu pada

75
pola dasar memproduksi musik menggunakan sistem DAW dimulai

dari aransemen, recording, mixing dan mastering. proses

aransemen musik berbasis MIDI menggunakan virtual instrument

yang terdiri dari 3 folder track dan 37 Instrument track. Setelah

aransemen musik selesai diproduksi dilakukan proses rekaman

vokal dengan cara menghubungkan microphone untuk menangkap

suara dan headphone pada audio interface sebagai monitor untuk

talent menggunakan guide musik yang telah dibuat pada proses

aransemen sebelumya.

Proses yang kedua adalah audio mixing dimana dari semua

sumber suara vokal dan musik yang telah selesai di aransemen

menggunakan virtual instrument di susun dan di mixing ke dalam

project baru pada software DAW. Pada saat melakukan proses

mixing menerapkan six elements of mixing mulai dari balancing,

panning, ekualisasi, dynamic processing, penambahan efek reverb,

delay, dan modulasi menggunakan bantuan Digital Signal

Processing - Plugins (DSP – Plugins) yang diiputkan pada masing

– masing track melalui tabel inspector, Group Channel Track dan

FX Channel Track. Beberapa efek automation juga ditambahkan

untuk membuat dimension pada dinamika suara. Setelah semua

data selesai diolah maka dilakukan proses audio mixdown agar

data audio menjadi sebuah satu kesatuan data hasil dari final mix

76
dan dipindahkan ke project baru untuk dilakukan proses audio

mastering.

Pada proses mastering, dilakukan noise reduction, mengedit

kesalahan kecil, menyesuaikan lebar stereo, optimalisasi frekuensi,

pengaturan volume, limiting dan dithering. Dalam project ini, track

audio dimasukkan DSP – Plugins agar data audio dapat dianalisis

melalui graphical interface.

Di dalam video ini terdapat beberapa statment yang

disampaikan oleh penulis yang juga selaku narasumber. Pada

bagian akhir video juga diperlihatkan perbedaan hasil aransemen

dan rekaman vokal yang masih original dengan data yang telah di

mixing dan di mastering.

Tabel 2. Konsep konten karya produksi Optimalisasi

Digital Audio Workstation (DAW) untuk produksi musik

Scene Jenis Konten Deskripsi

Penulis sebagai penata suara


memperkenalkan diri secara
1 Profil Singkat singkat tentang profil dan
membahas tentang tugas
akhir yang sedang diangkat

Memperkenalkan dan
Instalasi peralatan menerangkan tentang
2
DAW peralatan apa saja yang
dipakai sebelum memproduksi

77
sebuah musik serta
melakukan proses instalasi.

Penulis mengambil video via


layar pada tampilan komputer
disertai dokumentasi pribadi
Editing dan serta menerangkan tentang
3 proses apa saja yang harus
Aransemen Musik
dilakukan dalam melakukan
sebuah proses editing dan
aransemen musik .

Talent dan penulis


didokumentasikan pada saat
4 Rekaman Vokal melakukan proses rekaman
vocal dan diambil suaranya.

Penulis menjelaskan tentang


track apa saja yang telah
diambil dan dibuat serta
5 Proses Mixing menjelaskan teknik mixing dan
DSP – Plugin apa saja yang
dipakai dalam software DAW

Setelah melakukan hasil


mixdown dari data olahan
Proses Audio yang telah di mixing, penulis
6
Mastering menjelaskan tentang tahapan
proses audio mastering.

B. Analisis dan Sintesis Karya

Proses pembuatan karya produksi ini ada 5 (lima) tahapan

proses yang dilakukan diantaranya :

1. Instalasi Peralatan DAW

Proses yang pertama adalah instalasi dari semua peralatan

yang berkaitan dengan sistem DAW mulai dari perangkat keras

78
meliputi komputer Imac, audio interface, microphone,

headphone, speaker monitor dan perangkat lunak audio

interface software, software DAW Cubase Studio 5, DSP –

Plugins, dan Virtual Instrument.

Sistem konfigurasi audio interface berfungsi sebagai

jembatan antara peralatan perangkat keras dan perangkat lunak

menggunakna AD/DA Converter yang tersambung dengan kabel

USB untuk melakukan konektivitas pada perangkat komputer.

Audio interface yang dipakai menggunakan Steinberg CI2+ yang

dilengkapi dengan mic preamp, headphone amplifier, dan line

output untuk menghubungkan microphone dengan kabel XLR

Male to Female, headphone dan speaker monitor dengan kabel

XLR to TRS.

Audio interface, Virtual Instrument dan DSP – Plugins

dihubungkan dengan software DAW Cubase Studio 5 melalui

Plug – In Information dan VST Instrument, serta konfigurasi

audio interface melalui devices setup dan VST Connections.

Untuk settingan project mulai dari aransemen hingga mastering

menggunakan sample rate 48.000 Khz dengan bit depth 24 Bit

sesuai dengan standar audio untuk produksi musik.

79
2. Aransemen

Setelah semua sistem DAW terintergrasi, penyesuaian

aransemen komposisi musik dengan instrumen lainnya didasarkan

pada sebuah komposisi yang telah ada sehingga esensi musiknya

tidak berubah. Sebelum produksi dimulai, penulis juga telah

mencatat dan mendaftar peralatan apa saja yang digunakan pada

saat melakukan proses produksi melalui software DAW dengan

membuat project aransemen dengan format cubase project (.cpr)

yang ditulis pada notepad masing – masing track.

Tabel 3. Konsep aransemen musik karya produksi Optimalisasi


Digital Audio Workstation (DAW) pada project aransemen .cpr

No. Folder Nama Track Virtual Jenis


Track Instrument Instrument

1 Beat & Bell 1 Nexus 1) Plucked


Perkusi 2) PL Hands Up
Bells 4
2 Beat 1 StylusRMX 1) Urban
2) 72 Slow
Jammies
3) 72 Slow
Jammies C
3 Snap Nexus 1) XP Drum
Singles

4 Cowbells StylusRMX 1) Groove


Elements
2) Cowbells
3) 78-Cowbells
5 Bongo 4 StylusRMX 1) Groove
Elements
2) Congas
3) 65 Congas 1

80
6 Clap 1 StylusRMX 1) Groove
Elements
2) Claps
3) 115 Calmistry
4) Handclap
Groove
7 Crash Hit 2 Nexus 1) XP Drum
Singles
2) DR Crash 1
8 Drum Superior 1) NY Avatar
Drummer 2) Preset Sound
Jingle Cleo
9 Bass Kontakt 5 1) Scaarbee –
Jay Bass

10 Nexus Plucked 1) PL – Hands


Up Bells 4

11 Conga 2 Stylus RMX 1) Groove


Elements
2) Congas
3) 115 Congas
12 Keys Addictive Keys 1) Modern
Upright –
Producer
2) Preset Sound
Jingle Cleo
13 Banjo Framus Kontakt 5 1) Stringed
Etno World 5 Instrument
2) Banjo
Framus.nki
14 Ukelele Kontakt 5 1) Ukelele
Strum

15 Hit 1 Rise and Hit

16 Horn 2 Nexus 1) XP Dance


Orchestra
2) BR Brass
Staccato
17 Clap 2 Nexus 1) XP Drums
Single
2) DR Claps 4
18 Kick Hit Nexus 1) XP Drums
Single
2) DR Hands Up
Kicks 6

81
19 Snare Hit Nexus 1) XP Drums
Singles
2) DR Snares 2
20 Crash Hit Nexus 1) XP Drums
Singles
2) DR Crash 2
21 Clap Hit Nexus 1) XP Drum
Singles
2) Dr Claps 2
22 India Perkusi StylusRMX 1) Groove
Elements
2) Misc Etnic
Perc
3) 94 Basmati
India
23 Shaker Stylus RMX 1) Groove
Elements
2) Shaker
3) 99 Shaker
24 HH 2 Nexus 1) XP Drums
Singles
2) DR Hihat
Combos 13
25 Diva Staccato Nexus 1) XP Dance
Orchestra
2) AR Diva
Staccato Solo
26 Bongo 1 Nexus 1) XP Drums
Loops
2) DL Bongo
Loops 6
27 Tambourine StylusRMX 1) Example
Grovee Menu
3
2) 120
Tambourine
28 Perkusi Nexus 1) XP Drums
Electro Loops
2) DL
Percussions
6
29 Arp Arp 1 Nexus 1) XP Dance
Vol. 2
2) AR Future
Trance
30 Arp 2 Nexus 1) Arpeggios
2) AR After
Midnight 1

82
31 Gitar GTR ACC 1 Kontakt 1) Session
String
Strummed
32 GTR ACC 2 Kontakt 1) Session
String
Strummed
33 GTR ACC 3 Kontakt 1) Session
String
Strummed
Setelah selesai membuat daftar virtual instrument apa saja

yang digunakan, maka penulis membuat instrument track pada

software DAW Cubase sesuai dengan perencanaan yang

ditentukan sebelumnya. Notasi yang dihasilkan untuk memproduksi

musik nantinya dikodekan menjadi pesan digital, dan mengirimkan

kode tersebut sebagai pesan ke dalam sebuah virtual Instrument

dan suara yang akan dihasilkan diwakili dari soundbank yang

digunakan.

Gambar 48. Mengirim Kode MIDI ke dalam sebuah


Sounbank
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

83
a) Pola Aransemen Ritmis

Untuk mempermudah proses produksi musik, teknik

aransemen musik dibagi dan ditata ulang tiap track yang telah

diproduksi dengan MIDI dengan memilih instrumen apa saja

yang termasuk dalam kategori alat musik ritmis. Pengaturan

pola aransemen ritmis digunakan sebagai pengiring irama dan

pengatur tempo.

Gambar 49. Pola ritmis dasar track drum pada MIDI


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gambar 50. Ritmis dasar track drum secara keseluruhan


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Untuk membangun sebuah ritmis dengan dinamika lagu

yang cocok, maka ritmis dasar dari sebuah track drum

84
ditambahkan variasi instrumen perkusi lainya seperti bell,

sweep, conga, clap, banjo, perkusi electro, dan suara hits

untuk membuat arasemen musik sesuai tempo dengan

sampel drum. Instrumen perkusi lainnya juga digunakan

sebagai variasi dari semua irama pada musik.

Gambar 51. Pengembangan Aransemen Ritmis


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gambar 52. Jumlah Aransemen Ritmis yang digunakan


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

85
b) Pola Aransemen Melodis

Secara dasar tampilan sequencer pada midi editor

DAW mempunyai dua garis dasar vertikal dan horizontal. sisi

kiri adalah sebuah keyboard dalam piano roll mewakili dimensi

vertikal sebagai nada, dan garis horizontal sebagai poros

waktu untuk membangun sebuah garis melodi.

Gambar 53. Tampilan sequencer pada DAW Cubase


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Fungsi dasar dari sequencer pada DAW menentukan

nada dasar yang akan digunakan pada musik. Untuk

mengetahui nada dasar pada lagu yang diproduksi maka

tahapan yang dilakukan membuat track bass sebagai root

nada dasar dari semua instrumen melodis yang diproduksi.

86
Gambar 54. Menentukan nada dasar dari track bass
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Untuk memainkan nada dasar secara fungsinya, maka

dilakukan proses analisa motif irama yang mendasari dari lagu

yang diproduksi. Nada yang dijadikan sebagai ritme dalam

music dari software DAW berbentuk struktur blok MIDI yang

lebih besar. Dengan menggunakan virtual instrument berbasis

loop maka suara yang dihasilkan dapat menciptakan suasana

gerak maju, daya dorong, dan drive seperti yang ditunjukkan

pada gambar 61 dengan motif single – notes atau korda.

87
Gambar 55. Virtual Instrument Berbasis loop
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Setelah membuat satu pola nada dari virtual instrument

melodis, maka tahapan selanjutnyam membuat track harmoni

lagi dari virtual instrument alat musik melodis dengan software

DAW untuk digunakan sebagai harmoni agar dapat

memainkan tiga nada atau lebih secara bersamaan.

Gambar 56. Membuat harmoni dari virtual instrumen melodis


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

88
c) Pola aransemen progresi akord

Progresi akord diproduksi untuk variasi tambahan dari

aransemen musik. Progresi akord adalah merupakan nada

tambahan dari aransemen dasar musik yang di produksi

dengan mengambil setiap notasi dari akord dasar yang ada

pada track sebelumnya. Langkah yang dilakukan dengan cara

menggeser tujuh notasi dasar yang relevan dari akord dasar

musik yang di produksi. Ketika selesai menentukan akord

dasar dari kunci tertentu, maka tahap selanjutnya merangkai

akord ini secara bersama – sama sesuai dengan urutan pola

nada dasar yang digunakan.

Gambar 57. Notasi statis E Major


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

89
Gambar 58. Progresi Akord E Major
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

3. Recording Vokal

Untuk menghasilkan suara vokal direkam dari sumber suara

asli dari talent dan direkam dengan menggunakan guide musik

yang tadi telah di aransemen menggunakan teknik perekaman

overdubbing. Sebelum melakukan proses rekaman vokal,

penulis telah menentukan jumlak track audio dan rekaman apa

saja yang harus diambil untuk menyempurnakan proses

aransemen musik .

Tabel 4. Konsep rekaman vokal karya produksi Optimalisasi


Digital Audio Workstation (DAW) pada project aransemen .cpr

No Folder Track Nama Track Pengambilan Talent


sumber suara Vokal

Vokal Vocal 1 Recording 1) Talent


1 Tita Febta

90
Vocal 2 Recording 1) Talent
Tita Febta

Vocal 3 Recording 1) Talent


Primavista

Back Vocal Suara 1 Recording 1) Talent


Tita Febta

Suara 2 Recording 1) Talent


Tita Febta

Suara 3 Recording 1) Talent


Tita Febta

Fill Fox 1 s/d 16 Recording 1) Talent


Mahesa
2) Talent
Ami
3) Talent
Tita Febta

Gambar 59. Rekaman Vokal


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

91
Dengan menggunakan audio interface, kabel, microphone, dan

headphone sebagai perangkat keras maka penulis melakukan

proses konfigurasi signal routing untuk melakukan rekaman

menggunakan software DAW dengan konfigurasi : Klik Devices

-> Devices Setup -> klik panah bawah yang berada pada box

opsi -> pilih driver (Steinberg CI2+).

Gambar 60. Signal Routing DAW


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Langkah selanjutnya melakukan signal routing pada

software DAW untuk mengatur input dan output pada DAW

Cubase dengan menekan tombol F4 atau dari menu Devices ->

VST Connections.

92
Gambar 61. Signal Routing input dan output pada DAW
(Sumber : Dokumentasi Pribadi).

Dalam menu tersebut muncul tampilan bahwa input dan

output yang digunakan pada DAW Cubase menggunakan

Steinberg CI2+, maka langkah selanjutnya adalah membuat

audio track baru yang akan digunakan untuk merekam vokal

dengan menklik menu Project -> Add Track -> Audio atau klik

kanan pada tampilan kotak track list area -> Klik Add Audio

Track.

93
Gambar 62. Membuat track baru pada DAW
(Sumber : Dokumentasi Pribadi).

Gambar 63. Membuat track baru pada DAW


(Sumber : Dokumentasi Pribadi).

Pada Audio Track muncul tampilan konfigurasi untuk

memilih jenis track yang digunakan pada DAW. Dalam project

ini, track vocal menggunakan audio mono.

94
Gambar 64. Track mono pada Vokal
(Sumber : Dokumentasi Pribadi).
Dalam tampilan menu Add Audio Track kita dapat

menentukan berapa track yang akan diproduksi serta memilih

konfigurasinya menggunakan mono atau stereo. Jika track vocal

telah dibuat, maka proses selanjutnya adalah menentukan

routing input dan output pada track tersebut sesuai dengan

seting VST Connections yang dilakukan sebelumnya.

Gambar 65. Routing Input dan Output pada track Vocal


(Sumber : Dokumentasi Pribadi).

95
Dibawah panel track audio terdapat kotak in dan out yang

digunakan untuk mengetahui inputan apa yang direkam dan

stereo out yang keluar. Pada Audio Interface steinberg CI2+

terdapat dua input gain dan phantom power yang terdapat pada

mic line. Microphone dimaskkan ke dalam input satu yang

ditancapkan dengan kabel XLR menggunakan microphone AT –

4050 dimana audio interface telah disambungkan dengan

komputer Imac menggunakan kabel USB port 2.0 to 3.0.

Gambar 66. Routing Input dan Output pada audio interface


dan microphone
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

96
Gambar 67. Line Input pada audio interface
(Sumber : Dokumentasi Pribadi).

Setelah sinyal microphone terhubung dengan software

DAW maka langkah selanjutnya adalah merekam suara pada

DAW Cubase dengan menekan tombol record yang ada pada

track vocal dan DAW dengan menyalakan semua guide

aransemen secara bersamaan.

Gambar 68. Proses rekaman menggunakan DAW


(Sumber : Dokumentasi Pribadi).

97
Langkah tersebut dilakukan secara berulang dengan teknik

yang sama untuk merekam track vocal lainnya yaitu backing

vocal dan fill vocal. Jika data yang diperoleh dinyatakan telah

lengkap, maka beralih ke tahapan proses mixing dari setiap track

instrumen dan vocal pada software DAW Cubase.

4. Mixing

Setelah semua suara vokal direkam dan aransemen musik

selesai diproduksi semua track audio dan track instrument di

playback sesuai dengan susunan jumlah orkestrasi untuk

mendapatkan skema visual bagaimana semua instrument

tersebut dimainkan. Pada tahapan mixing ini penulis

menggunakan dua macam monitor untuk proses mixing, yaitu

headphone Samson SR850 dan studio monitor Adam A5X. Hal

tersebut dimaksudkan untuk melakukan proses double checking

data audio dengan speaker monitor sebagai primary monitor dan

headphone sebagai secondary monitor.

98
Gambar 69. Headphone dan Studio Monitor
(Sumber : Dokumentasi Pribadi).

Berdasarkan teknik dasar produksi musik menggunakan

sistem DAW maka tahap selanjutnya file aransemen dan data

rekaman vocal sebagai hasil akhir dari tahapan aransemen

musik dilakukan proses mixing berdasarkan six element of

mixing mulai dari balancing, equalizing, panning, dynamic

processing, penambahan efek untuk membuat dimension dan

interest. Selanjutnya penulis membuat project baru pada

software DAW dengan nama mixing.cpr agar dapat menentukan

DSP – Plungins apa saja yang digunakan pada setiap instrument

track yang telah dibuat.

99
Tabel 5.1 Konsep Mixing karya produksi Optimalisasi Digital Audio
Workstation (DAW) pada project mixing.cpr
No Nama Track DSP - Plugins Jenis Plugins

1 Horn 2 Plugins – Alliance Maag EQ2


Waves SSLComp Stereo
DDMF DirectnlEQv1.0.1x86

2 Band SIDE TAL Bitcrusher


Chain
3 Banjo Framus Plugins – Alliance SPL – TwinTube
Maag EQ2

Nicky Romero Kickstart

4 Ukelele Plugins – Alliance Maag EQ2


SPL Twin Tube

Joy Sturgis Gain – Reduction


Side - Widener

5 Snare TR 2 Plugins - Alliance SPL Transient


Designer

6 Hihat TAL Bitcrusher

7 OH TAL Bitcrusher

8 Amb Close DAW Cubase Compressor

9 GTR ACC 1 Waves S1 Stereo Imager


Plugins - Alliance Maag EQ4

10 GTR ACC 2 Plugins - Alliance Maag EQ2

Tabel 5.2 Konsep Mixing karya produksi Optimalisasi Digital Audio


Workstation (DAW) pada project mixing.cpr

No. Nama DSP - Plugins Jenis Plugins


Instrument
Track
1 Bell 1 TAL Bitchrusher

Plugins - Alliance Maag EQ2


SPL Twin Tube

100
2 Beat 1 Plugins - Alliance Elysia Compressor

3 Snap Izotope Ozone 6Rvrb

Plugins - Alliance SPL Twin Tube


Maag EQ4

Cowbell Plugins – Alliance Maag EQ4

Izotope Ozone 6Rvrb

Joy - Sturgis SideWidener

Bongo 4 Plugins - Alliance Maag EQ4


SPL TwinTube

Conga Plugins - Alliance Maag EQ4


Elysia Compressor

Clap 1 Plugins – Alliance SPL Attacker

DAW Cubase Stereo Delay

Bell 2 TAL Bitcrusher

Plugins - Alliance Maag EQ4

Conga 2 Plugins - Alliance Maag EQ4

Elysia Compressor

Hit 1 DAW Cubase EnvelopeShaper

Wave Machine Drumagog 5

Impact Kick Plugins - Alliance Maag EQ4

India Perkusi Plugins – Alliance SPL TwinTube

Izotope Ozone6Eqlzr

Nicky Romero Kickstart

101
Shaker Plugins - Alliance SPL - TwinTube

Bongo 1 Plugins - Alliance Maag EQ2

Tambourine Joy - Sturgis SideWidener

Perkusi Electro DAW Cubase Flanger

Illformed DBlue Glitch

TAL Bitcrusher

Joy – Sturgis SideWidener

DAW Cubase Mono Delay

Arp 2 DAW Cubase AutoPan

Diva Staccato Plugins – Alliance SPL TwinTube

Soundtoys PanMan

Izotope Ozone6Eqlzr

Sweet Guitar Plugins – Alliance SPL TwinTube


Maag EQ4
DAW Cubase Stereo Delay

Tabel 5.3 Konsep Mixing Karya Produksi Optimalisasi Digital


Audio Workstation (DAW) pada project mixing.cpr
No Nama Group DSP - Plugins Jenis Plugins
Channel Track

1 DRUMS Plugins - Alliance Elysia museq mix

Bass Toontrack Ezmix

Plugins – Alliance SPL Bass Ranger

Waves S1 Imager Stereo

102
Beat & Perkusi Plugins - Alliance elysia museq mix

Arp Plugins – Alliance SPL TwinTube


elysia museq mix
Joy - Sturgis SideWidener

Vocal Fabfilter Pro-Q

Joy – Sturgis
Gain Reduction
Waves
DeEsser Stereo
C6 Stereo
NLS Channel Stereo

Back Vocal Fabfilter Pro-Q

Joy – Sturgis Gain Reduction

Waves DeEsser Stereo


S1 Imager Stereo
NLS Channel Stereo
C6 Stereo
Plugins - Alliance Maag EQ4

Fill Voc Fabfilter Pro-Q

Joy – Sturgis Gain Reduction

Waves DeEsser Stereo


DeEsser Stereo
Plugins – Alliance Maag EQ4

Waves C6 Stereo

Joy – Sturgis Side Widener

Waves NLS Channel Stereo

Vocal MAHE Joy – Sturgis Gain Reduction


dan
VOC AMI Waves DeEsser Stereo
DeEsser Stereo
NLS Channel Stereo

103
Tabel 5.4 Konsep Mixing dalam Karya Produksi Optimalisasi
Digital Audio Workstation (DAW) pada project mixing.cpr
No Nama FX DSP - Plugins Jenis Plugins
Channel Track

1 P COMP Waves SSLComp Stereo

2 R ROOM Valhalla Valhalla Room

3 R CHAMBER Valhalla ValhallaVintageVerb

Waves S1 Imager Stereo

4 DOUBLER Waves Doubler2 Stereo

Izotope Ozone6Exitr

5 REV VOC Valhalla ValhallaVintageVerb

6 ALL VOX Waves NLS Channel Stereo

7 ALL MUSIC DDMF DirectEQv1.0.1x86

Waves NLS Channel Stereo

DAW Cubase Automation

a. Balancing dan Panning

Balancing dan panning bertujuan untuk menerapkan

teknik make – up gain untuk mengatur setiap level dari tiap

inputan pada track dan membuat gambaran dimensi dari

setiap alat musik tersebut saat dihasilkan. Panning membuat

104
gambaran dimensi tata letak dari kiri ke kanan agar musik

yang dihasilkan terdengar di dalam bentuk stereo.

Gambar 70. Proses Balancing


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Level dalam bentuk tiga dimensi digunakan sebagai

perwakilan dimana jika level yang digunakan semakin tinggi,

maka suara suara alat musik yang dihasilkan semakin

kedepan, untuk pengaturan kebelakang level diatur semakin

rendah. Panning mengatur dimensi kiri dan kanan dari sumber

suara yang dihasilkan sehingga semua level suara tidak

hanya memusat di tengah.

Gambar 71. Proses Panning


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

105
b. Equalization

Equalizer (EQ) pada mixing produksi musik sebagai

effect untuk filtering dengan cara membersihkan frekuensi-

frekuensi yang tidak perlu dan noise yang menempel pada

track tertentu. EQ yang digunakan pada mixing produksi

musik ini, digunakan sebagai proses penggambaran dimensi

atas bawah dimana setiap alat musik dari tiap track memiliki

fundamental frekuensi masing - masing. Dimana frekensi dari

sumber suara data audio yang tidak perlu dipotong atau

dilemahkan.

Gambar 72. Proses Equalization


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

c. Dynamic Processing

Dynamic processing adalah fase penggunaan effect

yang berkaitan dengan dinamika pada sebuah track.

Beberapa track instrumen diterapkan effect dynamic

106
processing, terutama compressor dan gate. Effect yang

digunakan berfungsi untuk memanipulasi dinamika suara

dengan menaikkan suara yang ber-gain kecil dan

mengurangi yang gain besar dan diatur dengan menentukan

besaran threshold (sebagai batas pada berapa desibel effect

compresor aktif) dan ratio (besaran kompresi pada sebuah

effect). pengerjaan detail pada penyesuaian attack dan

release dari sebuah effect di fase dynamic processing.

Seperti suara vokal dan track-track instrumen yang

memerlukan aksen pada penyesuaian dinamika suara.

Gambar 73. Dynamics Processing menggunakan


compresssor
(Sumber : Dokumentasi Pribadi).

d. Reverb dan Delay

Fungsi reverb digunakan untuk mensimulasikan refleksi

batas dan membuat dimensi ruang sesuai dengan konsep

ruang yang digunakan dalam produksi musik. Dikarenakan

konsep produksi musik dimainkan dalam satu tempat dan

satu waktu, maka setiap track instrumen dikirim ke sebuah

107
group channel atau FX channel pada software DAW agar

fungsi reverb yang dihasilkan memilliki dimensi ruang dan

efek pantulan suara yang sama.

Gambar 74. Group channel dan FX channel pada DAW


(Sumber : Dokumentasi Pribadi).

Setelah selesai melakukan proses mixing pada project

mixing.cpr, maka langkah selanjutnya adalah melakukan

proses mixdown dari data sudah diolah pada project

mixing.cpr dan di import kembali ke project mastering.cpr.

5. Mastering

Setelah proses mixing aransemen musik di lakukan, tahap

terakhir adalah proses mastering dimana data audio dari hasil

mixing terakhir di mixdown dan diolah ke perangkat

penyimpanan data (Master) pada project mastering.cpr.

108
Tabel 6. Konsep Mastering karya Produksi Optimalisasi Digital
Audio Workstation (DAW) pada project mastering.cpr

No Track Mixdown DSP - plugins Jenis Plugins

1 Cleo Mix 1 Fabfilter Pro – Q

Plugins Alliance SPL Passeq

Waves Vitamin Stereo

Izotope Ozone6Dynamcs

Plugins Alliance SPL Vitalizer


MK2 – T

Izotope Ozone6Exciter

C1 comp-sc
Waves
Stereo

Izotope Ozone6Maximizr

Untuk pengerjaan lebih detail maka proses yang dilakukan

dari tahapan audio mastering adalah mengedit kesalahan kecil,

menghilangkan noise, klik, dropouts, hum, dan hiss akibat

bertabraknya sebuah data – data track instrumen yang terjadi

pada saat proses mixdown.

109
Gambar 75. Noise reduction pada DAW
(Sumber : Dokumentasi Pribadi).

Setelah data dinyatakan jernih, maka langkah selanjutnya

adalah mengatur dan membangkitkan dinamika lagu yang hilang

dengan cara menganalisis dan menaikkan compressor dan

threshold pada setiap masing – masing bandwithnya.

Gambar 76. Membangkitkan dinamika lagu pada DAW


(Sumber : Dokumentasi Pribadi).

110
Setelah mendapatkan dinamika lagu yang diperoleh dari

proses sebelumnya, setelah itu mengatur volume dan

mensimulasikan data suara yang diolah ke dalam media

pengeras suara agar data yang akan dirender mendapatkan

frekuensi yang optimal.

Gambar 77. Mengatur volume pada DAW


(Sumber : Dokumentasi Pribadi).

Data yang dinyatakan jernih dan telah selesai diproses

selanjutnya diatur lebar stereonya atau menggunakan teknik

stereo imaging pada sistem DAW. Setelah proses imaging

dinyatakan telah usai maka hal yang perlu diperhatikan adalah

melakukan proses limiter dari data file audio yang diproses dan

menjaga level agar sesuai dengan Root Mean Square (RMS)

111
yang merupakan satuan batas aman seseorang mendengarkan

dan menjaga data tersebut agar tidak terjadi clipping atau pecah.

Gambar 78. Stereo Imaging pada DAW


(Sumber : Dokumentasi Pribadi).

Gambar 73. Limiting pada DAW


(Sumber : Dokumentasi Pribadi).

112
Setelah proses audio mastering telah selesai, maka langkah

terakhir yang harus dilakukan dalam memproses data file audio

adalah dengan cara melakukan audio mixdown sesuai dengan

sample rate 48.000 Khz dan bit depth 24 bit sama seperti proses

rekaman, editing, mixing, dan mastering.

Gambar 80. Proses audio mixdown pada DAW


(Sumber : Dokumentasi Pribadi).

C. Kelebihan, Kekurangan dan Kendala

1. Kelebihan

Kelebihan karya produksi Optimalisasi Digital Audio

Workstation (DAW) untuk produksi musik ini memberikan

kontribusi terhadap pendidikan tentang teknologi memproduksi

sebuah musik dengan cara yang lebih simpel dan efisien. Selain

itu program audio visual ini di dukung dengan penerapan virtual

instrument yang dapat menghasilkan kualitas suara sama persis

dengan proses rekaman alat musik secara analog serta DSP –

113
Plungins yang dapat mewakili sistem kinerja perangkat keras

pada proses produksi musik.

2. Kekurangan

Karya ini belum sepenuhnya sempurna dan masih banyak

keurangan dikarenakan sistem audio digital memilki data yang

presisi akibat konversi sinyal analog menjadi sebuah data binary

sehingga kurang dapat menghasilkan sound yang diinginkan

oleh pendengar.

3. Kendala

Dalam proses produksi terdapat kendala yang sedikit

menghambat proses produksi musik di mana konfigurasi sistem

DAW sepenuhnya mengandalkan komputer sehingga sering

terjadi dumping atau crash yang sedikit mengganggu proses

kinerja komputer saat memproduksi musik.

114
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Setelah melakukan tahapan produksi mulai dari instalasi,

aransemen, recording, mixing dan mastering, yang pertama adalah

melakukan konfigurasi peralatan sesuai blok diagram yang telah dibuat

dan di lanjutkan ketahapan proses aransemen musik menggunakan

virtual instrument dengan program MIDI pada DAW Cubase Studio 5

dengan mengacu pada pola dasar produksi musik, mulai dari

aransemen, recording, mixing dengan menerapkan six elements of

mixing dan mastering menggunakan DSP – Plugins untuk mengolah data

audio dalam bentuk visual seperti melakukan balancing, panning,

equalization, dynamic processing, penambahan efek reverb, delay dan

modulation yang sepenuhnya diolah dalam sistem Digital Audio

Workstation (DAW) berbasis komputer.

Dengan konsep peralatan dan proses produksi musik menggunakan

sistem DAW sesuai dengan teori yang ada, secara garis besar dapat di

simpulkan bahwa penciptaan karya produksi Optimalisasi Digital Audio

Workstation (DAW) untuk produksi ini telah tercapai dan sesuai dengan

apa yang di rencanakan oleh penulis.

115
B. Saran

Proses produksi ada beberapa kendala dan dari situ penulis dapat

memetik pelajaran untuk membuat karya produksi selanjutnya.

Beberapa saran yang dapat di sampaikan oleh penulis dalam

melakukan proses produksi musik menggunakan sistem digital audio

workstation (DAW) adalah sebagai berikut :

1. Sebagai penata suara, di tuntut untuk mempunyai ilmu, yang dapat

mendukung pembuatan produksi musik berbasis sistem DAW ini

mulai dari persiapan dan instalasi peralatan, penguasaan komputer,

menggubah musik, pengoprasian software DAW dan mempunyai

konsep tahapan memproduksi musik.

2. Tahap pra produksi, penata suara harus menentukan virtual

instrument yang akan digunakan untuk proses aransemen musik

sesuai dengan konsep musik, sehingga alat musik yan di gunakan

sesuai dengan perencanaan yang ada sebelumnya.

3. Proses Produksi pada saat melakukan aransemen penata suara

dituntut untuk memiliki kecepatan dalam melakukan teknik drawing

menggunakan MIDI dikarenakan suara alat musik yang dihasilkan

sepenuhnya melalui program komputer. Pada proses rekaman vokal,

seorang talent setidaknya harus terbiasa dalam melakukan proses

perekaman agar dapat mengetahui tempo dan notasi suaranya

ketika telah direkam.

116
4. Pasca produksi proses mixing dan mastering pada produksi

musik ini menggunakan teknik in the box, maka diperlukan

spesifikasi komputer yang memadai dikarenakan project berada

dalam satu on – screen pada layar komputer

5. Pada saat melakukan proses mixing dan mastering di haruskan

menghindari melakukan over processing dalam mengolah data

seperti memasukkan DSP – Plugins terlalu banyak dikarenakan

dapat merusak data audio dan memperlambat kinerja komputer.

117
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1990. Kamus Besar Bahasa


Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Hubber, Milles David dan Ruinstein E Robert. 2014. Modern Recording


Technique 8th Edition. Oxford : Focal Press

Pohlman, C. Ken. 2010. Principles of Digital Audio Six Edition. United


States : McGraw-Hill Companies

Savage, Steve. 2011. The Art of Digital Audio Recording : A Practical


Guide For Home and Studio. New York : Oxford University

Owsinski, Bobby. 2014. The Mixing Engineer Handbook Third Edition.


USA : Course Technology PTR

Fahrudin, Andi. 2012. Dasar – dasar Produksi Televisi. Jakarta :


Kencana.

https://www.instagram.com/p/BRKsVt9jN5C/?taken
by=artsound_studio_jkt

https://soundcloud.com/joe-mellow-mood

https://www.youtube.com/watch?v=ajN2XZFlg60&t=900s

https://audioz.download/tutorials/video/102224-download_udemy-
music-production-101-make-music-on-your-computer-tutorial.html

https://audioz.download/tutorials/video/121375-download_lynda-music-
production-techniques-and-concepts-tutorial.html

118
LAMPIRAN

119
Tabel 7. Jadwal Pelaksanaan Skripsi

No Keterangan Agustus September Oktober

Minggu Ke 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Pra Produksi

1 Ide

Pembentukan
2
Tim

3 Observasi

Pembuatan
4
Naskah

Rapat Pra
5
Produksi

Produksi

Aransemen
6
Musik

Editing
7
aransemen

8 Take Video

Rekaman
9
Vokal

120
Pasca Produksi

File

Management
11
dan Audio

Editing

12 Mixing

13 Mastering

Dubbing
14
Narasi

Post Pro
15
Video

16 Editing Video

17 Evaluasi

Tabel 8. Rincian Anggaran

No Kebutuhan Biaya Jumlah Total

1 Konsumsi Crew Rp. 150.000 1 Rp. 150.000

Total Rp. 150.000

121
Sinopsis

“Optimalisasi Digital Audio Workstation (DAW) untuk Produksi

Musik”

Program produksi musik audio visual ini mengambil sebuah

simulasi produksi musik menggunakan sistem Digital Audio

Workstation (DAW) dibagi menjadi enam segmen. Produksi audio

visual ini didukung dengan perkembangan teknologi audio, yang

memanfaatkan teknologi DAW. Untuk topik yang diambil pada

kesempatan produksi kali ini adalah tentang produksi musik jingle

untuk PT. CLEO PURE WATER.

Setelah penulis selesai melakukan ujian proposal pada 31

Agustus 2016, maka sesuai dengan keputusan dari dosen penguji

proposal bahwa proposal telah diterima dengan revisi selama satu

minggu. Untuk masukan dari dosen penguji maka penulis diberikan

dua opsi untuk mengambil judul yang ditawarkan dengan mengambil

dari segi musik atau dari segi teknisnya. Oleh karena itu penulis dan

tim melakukan rapat produksi tentang materi apa saja yang diangkat

berkaitan dengan sistem digital audio workstation untuk memproduksi

sebuah musik. Dengan mempertimbangkan estimasi waktu

pengerjaan maka penulis berfokus untuk mengambil skripsi dari segi

teknis guna untuk menerapkan ilmu yang juga di dapatkan selama

mengikuti studi di Sekolah Tinggi Multi Media “MMTC” Yogyakarta.

122
Akhirnya penulis mengambil contoh produksi musik guna untuk

mensimulasikan produksi musik pada saat memperoleh sebuah

proyek dari clien yang mana juga menerapkan efektivitas pengerjaan

berbasis target dengan menekankan kekuatan waktu pada produksi

musik menggunakan sistem DAW. Video tutorial ini merangkup dari

segi teknis dan tahapan pengerjaan mulai dari proses instalasi dengan

menggunakan audio interface sebagai jembatan konektivitas antaran

perangkat keras dan perangkat lunak, setelah itu menggunakan media

software DAW untuk melakukan proses aransemen, recording,

mixing, hingga proses mastering dengan bantuan Virtual Instrument

dan DSP - Plugins.

Untuk contoh clien yang digunakan adalah PT. Cleo Pure Water

yang menghendaki sebuah musik jingle yang digunakan untuk

memasarkan produk air mineral yang di produksi oleh perusahaan

tersebut dengan durasi satu menit. Konsep musik yang dibuat

menggunakan musik yang ceria dan mengandung sebuah lirik ajakan

untuk hidup sehat dengan menkonsumsi air minum mineral dengan

merk cleo.

Maka dari itu, pada saat melakukan proses produksi musik penulis

selaku penata suara di dokumentasikan untuk mendapat gambaran

visual dari proses produksi musik dengan menerapkan sistem Digital

Audio Workstation yang dapat menghasilkan musik jingle yang

menarik dan tidak hanya menghibur tetapi juga mengandung sebuah

123
nilai edukasi dari video tutorial tersebut. Penulis mempunyai harapan

besar dengan adanya skripsi ini dapat menambah pustaka karya

audio pada Sekolah Tinggi Multi Media “MMTC” Yogyakarta program

video tutorial ini dapat diminati oleh banyak kalangan dan digunakan

juga sebagai bentuk lifestyle memproduksi karya musik menggunakan

sistem digital audio workstation.

Tabel 9. Treatment

Format Video Tutorial

Judul Audiovlog

Durasi 26 menit

TREATMENT Mahesa Ahening


Produser
Raras Kaesthi, S.Kom.

Fahmy Arsyad Said,


Sutradara
S.H.

Penulis Naskah Elmo Adin Forseta

No Deskripsi Video Audio Dur

1. Opening Colourbar Tune 1 KHz 5”

Claper Silent 5”

Countdown Silent 5”

Blank Silent 5”

Id’ Program Music 27”


Background

2. Narasumber 1. Angel 1 (MS) Backsound 1’


memperkenalkan 2. Angel 2 (Close Atmosfer 21”
profil singkat Up)
Rizky melakukan
pengenalan dan

124
menjelaskan judul
skripsi yang
diambil beserta
penjelasan
singkat tentang
DAW

3. Narasumber 1. Komputer Imac Backsound 15’


memperkenalkan (CU) Atmosfer
peralatan yang 2. Speaker
Monitor (CU) Rizky
digunakan
3.Narasumber menjelaskan
(MS) peralatan yang
4. Microphone
digunakan untuk
(CU)
5. Narasumber membuat sistem
(CU) DAW
6. Audio Interface
(ECU)
7. Narasumber
(CU)
8. Kabel Audio
(CU)
9. Kabel USB
(CU)
10. Narasumber
(CU) to (MCU)
11. Harddisk
External (CU)
12. Narasumber
(CU) to (MS)
13. Narasumber
(MS)

4. Grafis Instalasi 5”
Peralatan DAW

5. Instalasi 1. Timelapse Music 3’


Peralatan instalasi peralatan Background
(MCU)
Backsound
atmosfer

125
Rizky melakukan
proses instalasi
sistem digital
audio workstation

6. Narasumber 1. Angel 1 (MCU) Backsound 3’


melakukan 2. Angel 2 (MCU) atmosfer
check sound 3. Angel 3 (CU)
4. Angel 4 (CU) Backsound drum
pada sistem
DAW hasil aransemen
musik

7. Grafis Backsound drum 5”


Aransemen hasil aransemen
Musik musik

8. Narasumber 1. Angel 1 (MS) Backsound 2’


melakukan 2. Angel 2 (CU) Atmosfer
penjelasan Rizky melakukan
singkat tentang penjelasan proses
proses aransemen musik
aransemen
musik

9. Video screen Video Screen Backsound 7’


tentang proses (MCU) atmosfer
aransemen pada 1. Open Project
Aransemen (MCU) Narasi
software DAW
2. Tampilan
Cubase Suara virtual
project aransemen
instrument drum
pada DAW (MCU)
3. Tampilan MIDI Suara virtual
Editor (MCU) instrumen Bass
4. Virtual
Instument (MCU) Suara blok MIDI
5. Mixer pada pada saat proses
sofware DAW drawing
(MCU)
6. Mixer pada Hasil musik yang
DAW (CU) telah selesai di
7. Tangan aransemen
narasumber pada
mouse (CU)

126
10. Grafis Backsound 5”
atmosfer

Background
musik hasil
aransemen

11. Narasumber 1. Angel 1 (CU) Backsound 10’


menjelaskan 2. Angel 2 (MS) atmosfer
tahapan proses 3. Mixer DAW
(CU) Narasi
perekaman
4. Talent,
Background
Narasumber dan
musik hasil
crew (CA)
aransemen dan
5.rendering hasil
perekaman
perekaman audio
pada DAW
Cubase (CU)
6.Talent (XCU)

12. Grafis 5”

13. Narasumber Video screen Backsound 5’


menjelaskan (MCU) atmosfer
tahapan proses 1. Tampilan
project mixing Narasi
mixing
pada DAW
Suara musik pada
Cubase (MCU)
project mixing
2. Tampilan
automation pada Suara beat drum
project mixing dan perkusi
3. mixer DAW
4. Insertan DSP –
Plugins
5. Penambahan
DSP – Plugins
6. Compressor
7. Track vokal
8. Track backing
vokal
9. Automation
10.
14. Grafis 5”

127
15. Narasumber Video Screen Backsound 10’
menjelaskan 1. Membuka Atmosfer
tahapan proses project mastering
2. DSP – Plugins Narasi
mastering
Fabfilter Pro –
Suara musik yang
Q
telah dieliminasi
3. DSP – Plugins
noisenya
Izotope Ozone 6
4. Dynamic Suara musik yang
compression dikompresi
5. Exicter
6. Audio mixdown
Suara musik yang
telah dimastering
Suara musik yang

16. Closing dan 1.Memperdengark 2.5’


Credit title an hasil musik
yang telah di
produksi
2. Credit title

128

Anda mungkin juga menyukai