Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Saat ini kemajuan teknologi musik khususnya pada bidang perekaman digital

telah berkembang pesat di kalangan para musisi dalam negeri, mulai dari

tingkat amatir sampai pada tingkat profesional. Jika diperhatikan

perkembangan dunia rekaman dari masa lalu hingga saat ini terlihat bahwa

perkembangannya sudah sangat jauh. Perekaman musik pada masa lalu sangat

sulit dan kompleks, karena kala itu perekaman audio masih menggunakan mesin

perekaman pita analog yang memerlukan kemampuan khusus dan pengalaman

yang cukup untuk menguasainya.

Sistem perekaman secara analog memiliki beberapa kelemahan, salah

satunya membutuhkan ukuran ruangan yang cukup besar, karena banyaknya alat-

alat yang dipakai menghabiskan tempat yang luas, seperti macam-macam

jenis Plugins dalam bentuk perangkat keras (Hardware), mixer dan tape recorder,

serta terbatasnya jumlah track audio menjadikan para Audio Engineer dengan

para musisi harus lebih ekstra bekerja keras dan teliti dalam memproduksi audio.

Karena kualitas pita analog pada dasarnya hanya bisa dipergunakan kurang lebih

tiga kali rekam ulang, serta pita analog tidak tahan lama, sangat bergantung pada

perawatan dan suhu udara ruang perawatan, yang pada akhirnya perkembangan

teknologi digital menjadi solusi dari banyaknya kekurangan perekaman audio

secara analog, yang menjadikan para musisi atau Audio Engineer sebagian besar

memutuskan untuk beralih ke sistem perekaman secara digital yang dikenal

1
2

dengan sebutan DAW (Digital Audio Workstation) yang befungsi sebagai tempat

pengerjaan seluruh aktivitas rekaman mulai dari tracking, mixing, dan mastering.

Agar suatu proses rekaman dapat berlangsung dengan baik maka dibutuhkan

seorang ahli yang dapat menggunakan software DAW dan orang itu disebut

recording engineer atau teknisi rekaman. Menurut Phillips (2013:64) tugas seorang

teknisi rekaman adalah menangani aspek-aspek teknis selama proses rekaman

berlangsung.

Perekaman musik di rumah (Home Recording) menjadi topik

perbincangan utama para musisi yang tertarik dan bergerak dibidang perekaman,

karena hanya dengan bermodalkan komputer/laptop, DAW, Soundcard, dan Midi

Controller atau instrumen musik, serta speaker flat yang saat ini sudah banyak

dipasaran dengan harga terjangkau, mereka sudah bisa menciptakan karya musik

yang berkualitas di rumah tanpa harus membutuhkan ruangan yang luas dan

tentunya tanpa harus datang ke studio perekaman profesional yang terhitung

mahal untuk biaya sewa jasanya. Pada akhirnya topik ini menjadi sangat penting

untuk diteliti lebih dalam lagi khususnya tentang dasar memproduksi musik pada

Home Recording. Home recording merupakan studio rekaman yang ruangannya

tidak dirancang secara khusus dan menggunakan peralatan yang sederhana. Akan

tetapi bukan berarti kualitasnya buruk, sudah banyak single dan album yang

direkam secara home recording tapi hasilnya hampir setara dengan kualitas studio

rekaman profesional.

Metode digital recording atau rekaman digital memberikan kemudahan

kepada setiap studio rekaman karena dalam metode ini tidak membutuhkan

ruangan yang besar untuk memuat semua peralatan rekaman karena sebagian
3

besar alat-alat tersebut sudah dikonversi kedalam bentuk virtual perangkat lunak

yang dikenal dengan istilah VST (Virtual Studio Technology). Huber dan Robert

(2010:277) mengatakan virtual studio technology baik itu virtual instruments

maupun virtual audio processor secara otomatis dapat langsung dikendalikan

melalui DAW.

VST bukan merupakan software yang berdiri sendiri melainkan suatu

modul program yang dijalankan software lain yang biasa disebut dengan Digital

Audio Workstation (DAW), sebagai contoh Cubase, Fruityloops, dan Studio

One. Ada berbagai macam VST, antara lain VST Instrument (VSTi) dan VST

Effect. VSTi merupakan modul program yang mensimulasikan tampilan fisik dan

suara instrumen musik. VSTi ini dapat menirukan suara yang menyerupai suara

suatu instrumen musik, seperti instrumen drum, gitar, dan lain sebagainya. Data

yang diperlukan untuk jenis VSTi ini adalah berupa MIDI. Sementara VST Effect

untuk mengolah dan memberi efek pada suatu data audio, seperti untuk reverb,

delay, distorsi, dan sebagainya.

Pada saat ini banyak penggiat seni pada bidang musik yang

menggunakan rekaman digital. Perekaman secara digital atau dengan

menggunakan VST juga memberi keuntungan para penggiat maupun pelaku seni.

Dengan kemudahan melakukan rekaman digital, dapat menghasilkan karya tanpa

memerlukan biaya yang mahal khususnya bagi para pemula sangat membantu

dalam mendokumentasikan hingga mempromosikan karya ciptaannya dengan

mudah. Namun perlu juga dilihat bahwa dengan kemudahan melakukan proses

rekaman digital dapat menghilangkan eksistensi dari alat musik, sehingga

seniman atau musisi kurang diperlukan dalam melakukan rekaman.


4

Penggiat seni musik tradisi telah banyak melakukan rekaman digital

dengan menggunakan VST. Ada beberapa alat musik tradisi yang telah

dikonversi ke dalam bentuk VSTi, salah satunya ialah alat musik Sapek. VSTi

Sapek ini telah banyak digunakan dalam proses rekaman oleh musisi Dayak.

Dalam proses rekaman tidak menggunakan alat musik Sapek lagi hanya perlu

dikendalikan dengan DAW. Hal ini menjadi bukti suatu kekhawatiran karena

musisi atau pemain sapek kurang diperlukan lagi dalam melakukan rekaman dan

ensambel musik sendiri juga sudah tidak dipergunakan.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti merasa tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul: “Penggunaan Plugin Virtual Studio

Technology Instrument Sapek Dan Dampaknya Terhadap Eksistensi

Penggiat Sapek Tradisional”.

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan bagian yang akan diungkap dan dibahas

pada suatu penelitian. Permasalahan yang dibahas pada penelitian ini

diidentifikasi beberapa diantaranya VSTi ini dapat menirukan suara yang

menyerupai suara suatu instrumen musik, seperti instrumen drum, gitar, dan juga

alat musik tradisional sapek. Kemudahan melakukan rekaman digital, dapat

menghasilkan karya tanpa memerlukan biaya yang mahal khususnya bagi para

pemula sangat membantu dalam mendokumentasikan hingga mempromosikan

karya ciptaannya dengan mudah. Namun perlu juga dilihat bahwa dengan

kemudahan melakukan proses rekaman digital dapat menghilangkan eksistensi

dari ensambel musik, sehingga seniman atau musisi kurang diperlukan dalam

melakukan rekaman. Bagi pembuat alat musik sapek, adanya VSTi ini tentunya
5

akan berpengaruh pada produksi alat musik yang telah digantikan oleh sapek

digital atau VSTi Sapek.

1.3 Cakupan Masalah

Cakupan masalah merupakan fokus masalah yang akan dikaji untuk

diungkap dengan batasan penelitian. Fokus penelitian ini dibataskan pada analisis

Kualitas suara dan efisiensi Virtual Studio Technology (VST) dalam melakukan

produksi musik dan menganalisis pengaruh VSTi Sapek terhadap penggiat seni.

Peneliti membatasi penggiat seni hanya kepada pemain Sapek, dan pengrajin alat

musik sapek.

1.4 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi pokok permasalahan dalam tulisan ini adalah

sebagai berikut:

1) Bagaimanakah penggunaan VST Sapek dalam menunjang produksi musik?

2) Bagaimanakah dampak VSTi Sapek terhadap kelestarian instrument sapek?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1) Untuk menganalisis Kualitas suara dan efisiensi Virtual Studio Technology

(VST) dalam melakukan produksi musik.

2) Untuk menganalisis pengaruh VSTi Sapek terhadap penggiat seni (pemain

Sapek, dan pengrajin alat musik sapek)

1.6 Manfaat Penelitian

Berkenaan dengan tujuan penelitian, penelitian ini mempunyai aspek yang

dapat berkontribusi bagi kepentingan dunia pengembangan ilmu dan kepentingan


6

praktis.

1.6.1 Manfaat Teoretis

Secara teoretis hasil penelitian ini dapat memperkaya khasanah ilmu

pengetahuan. Selain itu dapat memberikan sumbangan pikiran pada penelitian

yang lebih lanjut terhadap objek sejenis atau aspek lainnnya yang belum tercakup

dalam penelitian ini.

1.6.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi bagi peneliti,

masyarakat, dan pemerintah

1.6.2.1 Bagi Peneliti dapat mengetahui respon dan apresiasi penggiat seni

terhadap Virtual Studio Technology (VST).

1.6.2.2 Bagi Penggiat seni berguna untuk menambah wawasan tentang proses

digitalisasi musik tradisional.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR

2.1 Kajian Pustaka

Penulisan ini peneliti perlu mengambil informasi dari penelitian

sebelumnya sebagai bahan kajian baik mengenai kekurangan maupun kelebihan

yang telah ada. Selain itu peneliti juga menggali informasi dari jurnal, prosiding,

disertasi, tesis, dan buku teks dalam rangka mendapatkan suatu informasi yang

ada sebelumnya tentang teori yang berkaitan dengan judul yang digunakan untuk

memperoleh landasan teori ilmiah. Penelitian ini didukung dari berbagai

kajiankajian yang relevan baik dari jurnal nasional maupun jurnal internasional.

Rofaida, Surayana, Aryanti, Perdana (2019) dalam artikel jurnal yang

berjudul “Strategi Inovasi pada Industri Kreatif Digital: Upaya Memperoleh

Keunggulan Bersaing pada Era Revolusi Industri 4.0” Penelitian ini bertujuan

untuk mengembangkan strategi inovasi sebagai upaya meningkatkan kinerja

bisnis dan keunggulan bersaing industri kreatif digital di era revolusi industri 4.0.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa industri kreatif digital di Jawa Barat

memiliki permasalahan dalam menetapkan strategi inovasi yang tepat.

Rekomendasi yang diberikan adalah penetapan strategi inovasi pada tiga aspek

yaitu inovasi produk, inovasi proses, dan inovasi pemasaran. Kontribusi dan

relevansi terhadap penelitian Penggunaan Plugin Virtual Studio Technology

Instrument Sapek dan Dampaknya Terhadap Eksistensi Penggiat Sapek

Tradisional yaitu memberikan gambaran tentang srategi inovasi di era revolusi

4.0.

7
8

Miarso (2019) dalam artikel jurnal yang berjudul “Komersialisasi Budaya

Dalam Konteks Kesenian Kuda Lumping (Studi Pada Paguyuban Krido

Turonggo Mulyo) Di Desa Tarai Bangun Kecamatan Tambang Kabupaten

Kampar” tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui profil paguyuban pada

Kesenian Kuda Lumping Krido Turonggo Mulyo dan bentuk komersialisasi pada

paguyuban Kesenian Kuda Lumping Krido Turonggo Mulyo. Berdasarkan hasil

penelitian dalam kesenian kuda lumping Krido Turonggo Mulyo ditemukan

keunikan dan perubahan dari masa ke masa dan sudah dapat menjalin hubungan

yang baik dengan terlihat dapat bekerjasama dengan salah satu produk kendaraan

bermotor yaitu Yamaha. Kerjasama dengan Yamaha yang dimaksud ialah

melakukan hubungan kerjasama yang bertujuan mengasilkan ekonomi dan jasa.

Maka inilah bentuk Komersialisasi antara kesenian kuda lumping dengan

Yamaha, meski kontrak tersebut dalam bentuk (lisan). Kontribusi dan relevansi

terhadap penelitian Penggunaan Plugin Virtual Studio Technology Instrument

Sapek dan Dampaknya Terhadap Eksistensi Penggiat Sapek Tradisional yaitu

memberikan pemahaman tentang digitalisasi musik merupakan upaya

mengkomersialisasikan alat musik tradisional yang lebih luas jangkauannya.

Putra, Max, Vivian (2020) dalam artikel jurnal yang berjudul “Model

Pelestarian Musik Tradisi Untuk Kelompok Etnis Dayak Bahau”. Penelitian ini

bertujuan untuk melestarikan musik warisan leluhur semakin menguat pada

kelompok etnis yang telah mengalami kehidupan modern dan bermigrasi ke kota

besar. Kegiatan bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan generasi

muda Dayak Bahau dalam mengeksplorasi tantangan dan peluang keberlanjutan

musik tradisi di masa sekarang dan masa yang akan datang. Peserta termotivasi
9

untuk menerapkan pengetahuan yang mereka peroleh guna meneliti ancaman

kepunahan musik tradisi di kampung halaman mereka. Kontribusi dan relevansi

terhadap penelitian Penggunaan Plugin Virtual Studio Technology Instrument

Sapek dan Dampaknya Terhadap Eksistensi Penggiat Sapek Tradisional yaitu

memberikan pemahaman tentang model pelestarian musik tradisional agar bisa

terus eksis dan diminati baik oleh masyarakat sekitar dan masyarakat luas.

Fernandes (2013) Skripsi yang berjudul “Perubahan Fungsi Kesenian

Enggreng Di Desa Kaliurip Kabupaten Banjarnegara”. Penelitian ini bertujuan

untuk mendeskripsikan perubahan fungsi pada kesenian Enggreng yang ada di

desa Kaliurip Kabupaten Banjarnegara. Hasil penelitian sebagai berikut :

1) Kesenian Enggreng di desa Kaliurip merupakan salah satu kesenian yang

awalnya berfungsi sebagai sarana dakwah. Untuk sekarang kesenian ini

mengalami perubahan fungsi yaitu sebagai hiburan masyarakat desa.

Penyebab perubahan pada kesenian ini adalah karena pola pikir masyarakat

yang semakin maju.

2) Perubahan pertunjukan kesenian Enggreng terjadi pada gerak penari srimpen,

rias dan busana, pola penyajian, dan iringan. Gerak pada penari srimpen

ditambah dua ragam yaitu geolan seblak sampur dan ukelan kanan kiri.

Busana yang mengalami perubahan yaitu pada penari srimpen, dan Raja

Tamtanus. Pola pertunjukan penari srimpen, sebelumnya ditarikan oleh

penari laki-laki yang berdandan perempuan, sekarang diganti dengan penari

perempuan. Dari segi iringan yang awalnya menggunakan instrumen terbang

dan menggunakan syair sholawatan, sekarang diganti dengan gamelan Jawa

dan menggunakan syair gendhing Jawa.


10

3) Kesenian Enggreng sebagai hiburan masyarakat diharapkan dapat

mengarahkan sikap baik saat menonton sebuah pertunjukan. Bukan hanya

sekedar hiburan masyarakat saja, tetapi juga dapat diambil berbagai macam

manfaat di dalamnya.

Kontribusi dan relevansi terhadap penelitian Penggunaan Plugin Virtual Studio

Technology Instrument Sapek dan Dampaknya Terhadap Eksistensi Penggiat

Sapek Tradisional yaitu memberikan pemahaman tentang perubahan suatu

kesenian agar lebih memiliki nilai hiburan yang bermanfaat.

Sani & Ramadhani (2018) dalam artikel jurnal yang berjudul

“Pengembangan Alat Musik Panting Melalui Bentuk VSTi” Tujuan penelitian ini

adalah untuk mendeskripsikan proses dan hasil pengembangan alat musik

Panting melalui bentuk VSTi (Virtual Studio Technology Instrument). Hasil

penelitian yang didapat adalah berupa virtual instrument yang berekstensi “nki”

atau native kontakt instrument yang dapat diaplikasikan dalam software

computer Kontakt Player. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan dengan baik,

karena suara yang dihasilkan menyerupai suara alat musik aslinya, dan dapat

mempermudah dari segi cara memainkannya dan membantu dalam pengenalan

kesenian tradisi Kalimantan Selatan. Kontribusi dan relevansi terhadap penelitian

Penggunaan Plugin Virtual Studio Technology Instrument Sapek dan

Dampaknya Terhadap Eksistensi Penggiat Sapek Tradisional yaitu memberikan

gambaran tentang kualitas suara dalam pengembangan digitalisasi alat musik

tradisional.

Hutabarat (2014) dalam artikerl jurnal yang berjudul “Pembuatan VST

Plugin” untuk digunakan dalam Proses Mixin pada DAW (Digital Audio
11

Workstation), diuraikan tentang pembuatan plugin VST. Dalam penelitian ini

dijelaskan analisis kebutuhan sistem dalam pembuatan VST. Kebutuhan sistem

tersebut berupa perangkat keras dan perangkat lunak. Kontribusi dan relevansi

terhadap penelitian Penggunaan Plugin Virtual Studio Technology Instrument

Sapek dan Dampaknya Terhadap Eksistensi Penggiat Sapek Tradisional yaitu

memberikan pemahaman dalam pengolahan sample musik kedalam bentuk VST

Sastrabayu (2021) Thesis yang berjudul “Virtual Studio Technology

Instrument Sebagai Media Preservasi Alat Musik Panting”. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui idiom, organologi, dan teknik permainan alat musik

panting ditinjau dari permainan alat musik panting saat ini. Cara yang telah

dilakukan pada pengembangan VSTI ini pada saat penelitian ini dilakukan

menjadi cara yang dianggap dapat merepresentasikan alat musik panting.

Meskipun begitu, pelbagai pertimbangan dan refleksi membawa pada

probabilitas sistem modeling dapat dikembangkan agar media preservasi dapat

lebih berdikari. Kontribusi dan relevansi terhadap penelitian Penggunaan Plugin

Virtual Studio Technology Instrument Sapek dan Dampaknya Terhadap

Eksistensi Penggiat Sapek Tradisional yaitu memberikan pemahaman tentang

pengembangan alat music tradisional panting kedalam bentuk VSTI bagaimana

proses sampling hingga kualits suaranya.

2.2 Kajian Teoritis

2.2.1 Digital Audio Workstation (DAW)

Digital Audio Workstation atau biasa disingkat DAW ialah sebuah

software yang dirancang untuk mengakomodasi penggunanya untuk proses


12

merekam, mixing, mastering dan/atau mengubah suara yang telah direkam

(editing). DAW dirancang untuk menggantikan studio rekaman analog yang

menggunakan pita ke dalam bentuk digital. Pada pertengahan era 1970-an DAW

ditemukan dan sejak awal telah banyak mengalami banyak sekali perkembangan.

DAW saat ini dapat dikatakan sebuah hasil perkembangan teknologi yang sangat

mengagumkan, karena produk-produk DAW saat ini tidak hanya mampu

menggantikan semua equipment yang ada dalam sebuah studio rekaman, tetapi

juga mampu membuat proses produksi sebuah musik menjadi semakin mudah

dari waktu ke waktu. Lingkungan perangkat lunak untuk produksi musik, atau

Stasiun Kerja Audio Digital (DAW), sejak awal tahun 2000-an menjadi inti dari

penciptaan musik yang dirilis secara komersial, sebagai hal yang sangat

diperlukan bagi insinyur rekaman profesional berbasis studio maupun yang

disebut produser "kamar tidur". Itu proliferasi DAW sampai batas tertentu

merupakan hasil dari perkembangan pesat kekuatan komputer, yang telah

merevolusi kemampuan untuk menangani digital audio (Marrington, 2017).

Perangkat ini terintegrasi dengan mixing console, control surface, audio

converter dan data storage dalam satu perangkat dan komputer berbasis DAW

yang memiliki 4 komponen dasar, yakni komputer itu sendiri, sound card atau

biasa disebut sebagai sound converter atau audio interface, digital audio

software dan satu perangkat input untuk menambah atau memodifikasi data note

musical. Komputer bertindak sebagai host untuk sound card dan software serta

menyediakan processing power atau tenaga pengolahan untuk proses pengeditan

audio (audio editing). Software mengontrol semua yang terhubung dengan

komponen hardware dan menyediakan user interface. Komputer berbasis DAW


13

memiliki MIDI yang berkapabilitas untuk rekaman, editing dan playback dan

beberapa bahkan memiliki video minor yang berhubungan dengan fitur.

Plug-ins merupakan bagian yang ada pada setiap software DAW dan

terdapat beragam jenis plug-in dan masing-masing memiliki kegunaan dan

keunikannya. Fungsi umumnya termasuk distorsi, resonator, equalizer,

synthesizer, compressor, dan lain-lain. Untuk menghasilkan suara yang berbeda,

berbagai jenis plug-in dapat digunakan dalam layer dan selebihnya juga dapat

memanipulasi sound orisinil dan menjadikannya karya yang sepenuhnya baru.

Menggunakan DAW bukanlah hal yang terlalu sulit, karena software ini

dipelajari oleh semua orang. Ada baiknya, dalam mempelajari software ini ialah

terlebih dahulu memilih salah satu dari software DAW yang ada dan

mempelajari software tersebut sampai mengerti konsep yang terdapat dalam

software tersebut, karena hampir semua DAW yang ada saat ini bekerja dengan

konsep yang hampir sama. Setelah memahami cara kerja sebuah DAW,

kemudian dapat memulai untuk mencoba berbagai macam hal yang dapat

dilakukan oleh software tersebut, mulai dari rekaman, editing, mixing, sampai

mastering.

GarageBand milik cabang program pembuatan musik yang secara

umum disebut sebagai audio digital workstation (DAW), kategorisasi perangkat

lunak yang telah berkembang sejak asalnya sebagai hanya aplikasi pengeditan

audio yang berjalan di komputer "workstation" khusus. Sebagian besar DAW

berbagi kemampuan untuk mengurutkan, merekam, dan mencampur musik,

tetapi semakin bisa “dimainkan” menggunakan soft synths (software synthesizer)

yang ditiru setiap instrumen dibayangkan (Bell, 2015).


14

DAW membutuhkan sebuah komputer/laptop yang layak agar DAW

yang digunakan dapat beroperasi dengan baik. Umumnya sebuah software DAW

bekerja cukup baik di PC atau laptop dengan spek minimum Quad core (CPU)

dan 8GB RAM Memory. Selain itu, alat tambahan yang dibutuhkan dalam

menggunakan DAW adalah sebuah audio interface.

2.2.2 Inovasi Seni

Pengertian Inovasi adalah proses pembaharuan/pemanfaatan/

pengembangan dengan menciptakan hal baru yang berbeda dengan sebelumnya.

Inovasi juga dapat diartikan penemuan baru dalam teknologi atau kemampuan

dalam memperkenalkan temuan baru yang berbeda dari yang telah ada

sebelumnya. Orang yang melakukan inovasi disebut dengan inovator. Inovasi

harus lah bermanfaat bagi sang inovator atau orang lain. Inovasi dibedakan

menjadi dua macam antara lain, Inovasi yang terjadi karena sengaja

(invention) : Inovasi invention adalah proses munculnya suatu hal baru dari

kombinasi hal-hal lama yang telah ada. Inovasi yang terjadi tanpa sengaja

(discovery) : Inovasi discovery adalah penemuan hal baru, baik berupa alat

ataupun gagasan. Discovery dapat menjadi invention, ketika masyarakat

mengakui dan dapat memanfaatkan hasil inovasi tersebut.

Peran penting inovasi dalam perubahan perilaku dan evolusi budaya

telah mendorong banyak penelitian minat dari berbagai disiplin ilmu, tetapi

dengan demikian sejauh ini telah bertemu dengan relatif sedikit perhatian dari

psikolog perkembangan. Kognitifnya dan konsekuensi budaya, dan relevansi

dengan berbagai konteks kontemporer, termasuk bisnis perusahaan, praktik


15

medis, reformasi pendidikan, dan perubahan iklim, menggarisbawahi kebutuhan

mendesakn untuk lebih memahami proses dan pengembangan inovasi (Carr,

Kendal & Flynn 2016).

Syarat-syarat inovasi dapat dikatakan inovatif ketika memenuhi

beberapa syarat yaitu; baru, berbeda dari sebelumnya atau yang telah ada,

memberikan manfaat bagi inovator dan orang lain.

Ciri-Ciri Inovasi – Terdapat 4 ciri-ciri inovasi antara lain; memiliki ciri

khusus, memiliki unsur pembaharuan, program inovasi melalui program yang

terencana, memiliki tujuan.

Pengertian Inovasi Menurut Definisi Para Ahli – Dalam pengertian

inovasi, terdapat beberapa ahli yang mendefinisikan pengertian inovasi antara

lain; Everet M. Rogers : Menurut Everet M. Rogers, pengertian inovasi adalah

gagasan, ide, rencana, praktek atau benda yang diterima dan disadari sebagai hal

yang baru dari seseorang atau kelompok untuk di implementasikan atau

diadopsi. Stephen Robbins : Menurut Stephen Robbins, pengertian inovasi

adalah gagasan atau ide baru yang diterapkan untuk memperbaiki suatu produk

atau jasa.

Dalam penelitian ini konsep inovasi dijadikan sebagai landasan karena

dalam penelitian ini inovasi dalam bidang kesenian adalah sebuah upaya dalam

bentuk proses mengangkat salah satu subfokus dari kebudayaan yaitu kesenian

(seni musik). Inovasi dalam sebuah kesenian salah satunya adalah membuat

digitalisasi musik. Pengolahan data adalah suatu proses menerima dan

mengeluarkan data menjadi bentuk lain berupa informasi. Sedangkan virtual


16

instrument adalah simulasi dari alat musik dalam program komputer, namun

dapat dibunyikan sebagaimana alat musik aslinya. Pengolahan data virtual

instrument adalah proses untuk menerima data dari alat musik asli kemudian

mengeluarkan hasil berupa simulasi dari alat musik tersebut (Hadi & Irfansyah,

2017).

2.2.3 Virtual Studio Technology

Virtual Studio Technology (VST) adalah software development kit yang

berbasis pada sampling alat musik dalam bentuk digital untuk mengembangkan

plug in audio sehingga dapat disimulasikan dan digunakan dalam rekaman

maupun live performance berbasis digital. VST pertama kali diluncurkan oleh

perusahaan Steinberg untuk menggantikan peran instrumen musik saat

melakukan rekaman pada tahun 1996. Hal ini memudahkan para pelaku dapur

rekaman dalam meminimalisir biaya pembelian alat atau instrumen musik, serta

waktu yang efisiensi dalam pengerjaan rekaman. Steinberg sendiri sampai saat

ini terkenal dengan produk Digital Audio Workstation (DAW) seperti Cubase

dan Nuendo yang banyak digunakan oleh musisi, film komposer dan arranger

diseluruh dunia.

Virtual Studio Technology instrument (VST) sudah menjadi sesuatu

yang umum dalam dunia rekaman. Agus Hardiman mengatakan VST sebagai

satu bentuk dari sampling. Sampling merupakan kegiatan merekam bunyi apapun

kemudian dirubah menjadi file digital yang bisa dimainkan dengan alat musik

digital, seperti midi controller atau keyboard. Beliau mengibaratkan sampling

sebagai air mineral dan VST sebagai merk dari air mineral, contohnya AQUA.

VST merk yang sudah menjadi populer sehingga masyarakat lebih sering
17

menggunakan kata VST untuk menyebutkan bagian dari sampling. Selain VST

ada juga beberapa sampling merk lain, yakni Audio Unit buatan Apple, AAX

buatan Avid Pro Tools, dan lain sebagainya.

VST merupakan modul program yang dijalankan oleh Digital Audio

Workstation (DAW), sebagai contoh FL Studio, Cubase dan Studio One. Akan

tetapi, VST tidak harus dijalankan melalui sebuah aplikasi atau DAW dalam

proses rekaman. VST juga bisa digunakan langsung tanpa software pendukung,

ini disebut dengan standalone.

Pada tahun 1996, plug in format VST2 pertama kali dirilis dan sampai

saat ini masih ada. Dan pada tahun 2008, Steinberg mengeluarkan VST3.

Sehingga plug in memiliki format VST2 dan VST3. VST3 memiliki beberapa

perubahan dari VST sebelumnya, perubahan termasuk pada input audio untuk

instrumen VST, input/output MIDI, dan integrasi opsional SKI (Steiberg Kernel

Interface). Berikut kelebihan dari VST3 (https://www.youtube.com/watch?

v=aQXSNDnR4aI) yang dapat menjadi perbedaan dengan VST2, antara lain:

1) Tampilan VST3 diciptakan lebih baik daripada VST2.

2) VST2 memiliki input dan output terbatas. Sedangkan VST3 lebih banyak dan

dapat diubah-ubah, maksudnya jika ingin menggunakan banyak output dan

input dari plug in lebih fleksibel. Plug in VST3 dapat memiliki kemampuan

surround dengan pemrosesan multi-saluran yang sebenarnya.

3) Activating/deactivating bass, bass yang diciptakan VST3 dapat di non-

aktifkan, sehingga menghemat komputer. Sedangkan pada VST2 jika sudah

mengaktifkan plug in dan bass akan tetap aktif walaupun sudah tidak

digunakan.
18

4) Resizable edit windows, artinya plug in VST3 dapat diubah atau dimodifikasi

ukuran tampilannya.

5) Sample automation accurate, jika automation dibuat menjadi per titik

sample. Misalnya, digunakan 48KHz maka dalam 1 detik akan ada 48.000

titik automation accurate. Dengan kata lain VST3 memiliki sample

automation yang lebih akurat dibandingkan dengan VST2.

6) Logical Parameter Organization, pada VST3 plugin ditampilkan lebih

terstruktur dan dikelompokkan ke dalam beberapa bagian

7) Plug in VST3 dapat menerima data lebih dari satu midi chanel.

Dari hasil wawancara dengan beberapa narasumber, VST memiliki

beberapa kelebihan, antara lain:

1) Mempermudah proses rekaman.

2) Tidak memakan tempat saat rekaman.

3) Menghemat biaya (harga lebih terjangkau dari instrumen asli).

4) Dapat dibawa kemana saja.

5) Digunakan sebagai alat pada saat live perfomance (pertunjukan langsung).

6) Suara yang dikeluarkan hampir sama dengan suara asli.

7) Dapat digunakan semua orang, artinya dalam membuat musik tidak harus

mampu memainkan instrumen asli sehingga siapa saja yang tidak mampu

memainkan beberapa alat musik, tetap bisa membuat suatu musik dengan

bantuan VST.

8) Suara yang dihasilkan dapat di edit.

Dibalik kelebihan pasti ada kekurangan. Begitu juga dengan VST,

selain memiliki kelebihan juga memiliki beberapa kekurangan, antara lain:


19

1) Suara yang dihasilkan tidak senatural atau sesempurna instrumen asli.

2) Tidak bisa digunakan tanpa komputer dan controller (apabila dimainkan

secara live perfomance).

3) Belum semua alat musik yang sudah dijadikan VST.

Ada 2 jenis plug in pada Virtual Studio Technology, yakni:

1) VSTfx atau VST effect, digunakan untuk memvirtualisasikan alat hardware

seperti delay, reverb, compresor, dan lain sebaginya. Sifatnya merubah atau

memanipulasi suara atau data.

2) VSTi atau VST instrument (virtual alat musik), modul program yang

mensimulasikan tampilan fisik dan suara instrumen musik. Sifatnya membuat

data atau suara dari software dan dapat bekerja melalui perintah midi.

2.2.4 Pelestarian Kebudayaan

Pelestarian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI,

Kemendikbud.go.id) berasal dari kata lestari, yang artinya tetap seperti

keadaannya semula, tidak berubah, bertahan, dan kekal. Kata lestari jika di

tambahkan awalan pe- dan ahiran –an dalam Bahasa Indonesia maka menjadi

kata kerja, Kata tersebut akan menjadi kata pelestarian, yang dimaksud dari

pelestarian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses, cara,

perbuatan melestarikan, perlindungan dari kemusnahan atau kerusakan,

pengawetan, konservasi. Pelestarian adalah upaya perlindungan, pengembangan,

dan pemanfaatan kebudayaan yang dinamis (Peraturan Bersama Menteri Dalam

Negeri Dan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata tentang pedoman pelestarian

kebudayaan tahun 2009).


20

Widjaja dalam buku Jacobus (2006: 115) mengartikan pelestarian

sebagai kegiatan atau yang dilakukan secara terus menerus, terarah dan terpadu

guna mewujudkan tujuan tertentu yang mencerminkan, adanya sesuatu yang

tetap dan abadi, berisifat dinamis, luwes dan selektif. Pengertian mengenai

“pelestarian budaya” yang dirumuskan dalam draft RUU tentang kebudayaan

(1999) dijelaskan bahwa pengertian pelestarian budaya berarti pelestarian

terhadap eksistensi suatu kebudayaan dan bukan berarti membekukan

kebudayaan di dalam bentuk-bentuknya yang sudah pernah dikenal saja.

(Sedyawati, 2008:152).

Tentang pelestarian budaya lokal, Ranjabar (2006: 114) mengemukakan

bahwa pelestarian norma lama bangsa (budaya lokal) adalah mempertahankan

nilai-nilai seni budaya, nilai tradisional dengan mengembangkan perwujudan

yang bersifat dinamis, serta menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang selalu

berubah dan berkembang. Salah satu tujuan diadakannya pelestarian budaya

adalah juga untuk melakukan revitalisasi budaya (penguatan). Mengenai

revitalisasi budaya Alwasilah mengatakan adanya tiga langkah, yaitu :

1) Pemahaman untuk menimbulkan kesadaran;

2) Perencanaan secara kolektif, dan;

3) Pembangkitan kreatifitas kebudyaaan.

Pelestarian adalah sebuah upaya yang berdasar, dan dasar ini disebut

juga faktor-faktor yang mendukungnya baik itu dari dalam maupun dari luar dari

hal yang dilestarikan. Maka dari itu, sebuah proses atau tindakan pelestarian

mengenal strategi atapun teknik yang didasarkan pada kebutuhan dan kondisinya

masing-masing (Alwasilah, 2006: 18)


21

Pelestarian budaya memang seharusnya ada wujud budaya. Budaya

yang berkembang di suatu daerah sangat baik untuk menjadikan daerah tersebut

agar tidak hanya berjalan ditempat. Perkembangan tersebut harus didasari oleh

budaya yang kuat agar menjadikan budaya daerah tersebut akhirnya tidak

terkikis. Jika akhirnya terkikis maka upaya pelestarian lah yang harus dilakukan.

Pelestarian itu hanya bisa dilakukan secara efektif manakala benda yang

dilestarikan itu tetap digunakan dan tetap ada dijalankan. Kapan budaya itu tak

lagi digunakan maka budaya itu akan hilang. Kapan alat-alat itu tak lagi

digunakan oleh masyarakat, alat-alat itu dengan sendirinya akan hilang (Pitana,

Bali Post, 2003). Pengertian pelestarian diatas dapat disimpulkan bahwa

pelestarian adalah suatu upaya melalui proses dan mempunyai cara untuk

menjaga, melindungi, dan juga dapat mengembangkan sesuatu yang berbenda

atau tak benda agar tidak punah dan terus bertahan. Merujuk pada Kamus Besar

Bahasa Indonesia, maka dapat di definisikan bahwa yang dimaksud dalam

pelestarian budaya (ataupun budaya lokal) adalah upaya untuk mempertahankan

agar/supaya budaya tetap sebagaimana adanya.

Dalam penelitian ini konsep pelestarian dijadikan sebagai landasan

utama karena dalam penelitian ini pelestarian adalah sebuah upaya dalam bentuk

proses yang dilakukan oleh beberapa kalangan dengan mengangkat salah satu

subfokus dari kebudayaan yaitu kesenian (seni musik). Seni musik yang diteliti

adalah Sapek yang bisa dikatakan kurang diperlukan dalam produksi musik.

2.2.5 Musik Tradisional

Musik tradisional berupa dua suku kata, yakni musik dan tradisional.

Musik dapat didefinisikan sebagai sebuah cetusan ekspresi atau pikiran yang
22

dikeluarkan secara teratur dalam bentuk bunyi. Asal kata musik berasal dari

bahasa Yunani yakni mousike yang diambil dari nama dewa dalam mitologi

Yunani kuno yaitu Mousa yakni yang memimpin seni dan ilmu (Ensiklopedi

National Indonesia, 1990 : 413). Sedangkan kata tradisional berasal dari kata

bahasa latin yakni traditio artinya kebiasaan yang sifatnya turun temurun. Kata

tradisional itu sendiri adalah sifat yang berarti berpegang teguh terhadap

kebiasaan yang turun temurun (Salim dan Salim, 1991 : 1636). Dengan kata lain,

tradisi adalah kebiasaan yang diwariskan dari satu generasi ke generasi

berikutnya secara turun temurun.

Musik tradisional sering diartikan sebagai seni budaya yang sejak lama

turun temurun telah hidup dan berkembang di daerah tertentu dengan memiliki

ciri khas masing-masih pada setiap daerah. Menurut Sedyawati (1992 : 23)

musik tradisional adalah musik yang digunakan sebagai perwujudan dan nilai

budaya yang sesuai dengan tradisi. Musik tradisional menurut Tumbijo

(1977 : 13) adalah seni budaya yang sejak lama turun temurun telah hidup dan

berkembang pada daerah tertentu. Maka dapat dijelaskan bahwa musik

tradisional adalah musik masyarakat yang diwariskan secara turun–temurun dan

berkelanjutan pada masyarakat suatu daerah. Kesenian tradisional pada

umumnya juga tidak dapat diketahui secara pasti kapan dan siapa penciptanya.

Hal ini dikarenakan kesenian tradisional atau kesenian rakyat bukan merupakan

hasil kreatifitas individu, tetapi tercipta secara anonim bersama kreatifitas

masyarakat yang mendukungnya (Kayam:60).

2.2.5.1 Ciri-ciri Musik Tradisional


23

Ciri-ciri musik tradisional sudah pasti memiliki perbedaan antara seni

musik tradisional dengan jenis seni musik lainnya. Berikut ciri khas dari seni

musik tradisional menurut Rulita (2017).

1) Dipelajari Secara Lisan

Musik tradisional merupakan musik yang diwariskan secara turun

temurun, oleh sebab itu dalam proses pembelajarannya terbatas secara lisan.

Ketika generasi sebelumnya hendak mewariskan sebuah seni musik tradisional

kepada generasi penerusnya, maka yang dilakukan ialah dengan mengajari secara

langsung dari mulut ke mulut para generasi muda. Sebaliknya juga demikian,

ketika generasi muda harus mewariskannya kembali kepada generasi mendatang,

maka hal sebelumnya dilakukan kembali yakni dengan pembelajaran secara

lisan. Demikian seterusnya hingga pada akhirnya kekayaan atau warisan turun-

temurun berupa seni musik dikenal sebagai ciri khas masyarakat tersebut. Proses

yang dilakukan memang tidak sebentar karena setiap daerah memiliki budaya

masing-masing dan proses pembelajaran dilakukan secara berkesinambungan.

2) Tidak Memiliki Notasi

Ciri yang satu ini sangat relevan dengan ciri musik tradisional yang

dipelajari secara lisan, dimana pembelajaran secara lisan membuat para

pelakunya tidak memiliki catatan apapun sehingga tidak memiliki notasi yang

tertuang di dalam kertas, partitur dan lain sebagainya. Kehebatan orang-orang

jaman dahulu yang tetap bisa mempertahankan kesenian tradisional tanpa catatan

harus diakui hebat, namun akan ada sisi buruk yang terjadi apabila suatu saat

nanti suatu generasi tidak mempau mengajarkan atau mempertahankan kesenian

tradisional, maka sudah bisa dipastikan hal yang telah dipertahankan dari masa
24

ke masa dapat punah dengan seketika. Oleh karena itu untuk mengatasi hal buruk

tersebut mulai membenahi semua informasi mengenai sejarah atau seni musik

tradisional sehingga siapapun nantinya akan ikut melestarikannya juga terlepas

dari daerah asalnya.

3) Bersifat Informal

Musik tradisional yang ada hingga saat ini kebanyakan memiliki fungsi

yang tidak begitu serius atau formal, meski ada beberapa musik tradisional yang

digunakan untuk kegiatan beribadat sebuah suku. Namun kebanyakan bersifat

informal karena biasanya disebuah daerah yang menciptakan sebuah musik khas

diinisialisasi untuk hiburan atau seni karya yang dapat menghibur

masyarakatnya.

4) Permainan tidak Terspesialisasi

Pemain atau orang yang memainkan musik tradisional biasanya ialah

orang yang berasal dari daerah asal musik tradisional tersebut, meski tidak

menutup kemungkinan orang lain pun dapat memainkannya. Dan biasanya juga

orang tersebut tidak hanya mempelajari satu jenis instrumen atau satu jenis

musik. Banyak dari mereka yang mampu memainkan bermacam-macam alat

musik. Contohnya pada seorang sinden, biasanya memiliki keterampilan lain

selain bernyanyi yaitu memainkan degung.

5) Syair Lagu Berbahasa Daerah

Selain menggunakan bahasa daerahnya masing-masing, seni musik

tradisional biasanya turut menghadirkan melodi atau alunan musik yang sesuai

dengan karakter daerahnya masing-masing. Seperti syair lagu Jawa memiliki


25

alunan musik yang mendayu-dayu dan halus seperti karakter kebanyakan orang

jawa. Dengan kata lain benar-benar memberikan nuansa kedaerahan.

6) Lebih Melibatkan Alat Musik daerah

Pada umumnya, lagu-lagu daerah yang merupakan seni musik

tradisional dibawakan atau dimainkan dengan alat-alat musik tradisional daerah

tersebut. Seperti pagelaran Opera Batak dimana penyanyinya membawakan lagu

Supir Motor maka akan diiringi oleh alat musik khas Batak seperti taganing,

sulim, hasapi, hesek, dan garantung.

7) Bagian dari Budaya Masyarakat

Musik tradisional merupakan gambaran dari kebudayaan atau karakter

suatu daerah. Hal itu membuat siapa saja yang mendengarkan musik tradisional

dapat menebak dari mana asal daerah musik tradisional tersebut.

2.2.5.2 Fungsi Musik Tradisional

Selain memiliki ciri, musik tradisional juga memiliki fungsi. Berikut

fungsi dari musik tradisional menurut Rulita (2017).

1) Sebagai Alat Komunikasi

Musik sejatinya merupakan salah satu media komunikasi antara

pencipta dengan pendengarnya. Pencipta atau penulis lagu selalu berusaha

menyampaikan suatu keadaan kepada pendengarnya. Namun lebih sederhana

dari itu, ternyata di beberapa negara terdapat musik atau beberapa nada yang

digabungkan secara unik sebagai sebuah pertanda. Contoh yang sering kita temui

adalah suara atau bunyi dari lonceng. Pada masyarakat Batak, dulunya lonceng

dibunyikan dari Gereja untuk memberi tahu waktu menunjukkan pukul berapa

kepada warga disekitarnya.


26

2) Sebagai Sarana Hiburan

Terlihat jelas bahwa pada umumnya musik diciptakan untuk menghibur.

Biasanya musik dapat dimanfaatkan untuk mengalihkan pikiran dari rutinitas

sehari-hari. Namun hal ini berbanding sekali terjadi di daerah-daerah. Dimana

masyarakat sekitar biasanya rutin menyelenggarakan pertunjukan musik daerah

mereka untuk lepas dari rutinitas dalam waktu beberapa saat.

3) Sebagai Pengiring Tarian

Setiap tarian pada umumnya memiliki musik tertentu dan gerakannya

didasarkan pada ketukan-ketukan musik yang menggambarkan sebuah makna

atau arti tertentu.

4) Sebagai Ritual atau Sarana Adat Budaya

Di seluruh dunia tidak sedikit menggunakan seni musik tradisional

untuk sebuah ritual adat. Upacara-upacara adat nusantara biasanya berkaitan erat

dengan perayaan tonggak-tonggak pokok kehidupan manusia, seperti, kelahiran,

perkawinan, dan kematian beserta rinciannya. Upacara-upacara adat yang lain

terkait perayaan keagamaan, kenegaraan dan perawatan lingkungan hidup alam

maupun sosial beserta keterpaduannya.

5) Sebagai Sarana Ekonomi

Di dunia banyak orang atau pemain musik tradisional yang menjadikan

permainan musik mereka sebagai usaha untuk menyambung hidup atau sebagai

mata pencaharian. Ada yang mengelolanya secara besar sehingga banyak

menampung atau membutuhkan banyak tenaga kerja, ada juga yang

melakukannya sendiri atau terbatas dengan sebuah kelompok kecil. Para pemain

tersebut akan mendapatkan bayaran dari pihak yang meminta mereka


27

membawakan pertunjukan musik tradisional. Hal ini biasanya terjadi dalam

acara-cara kedaerahan, pernikahan, dan lain sebagainya.

6) Sarana Pengembangan Diri

Semua orang yang terlibat dalam proses kreatif pembuatan atau

pertunjukan musik tradisional pasti akan mengalami suatu pengembangan dalam

diri. Selain menambah keterampilan, biasanya memiliki karakter yang kental

akan budaya daerahnya sehingga karakter-karakter atau ciri khas orang di daerah

tersebut tidak akan hilang atau tergerus arus globalisasi.

Selain pendapat sebelumnya, menurut Meriam dalam (Sarapang,

2013:22) terdapat beberapa fungsi musik tradisional dalam kehidupan

masyarakat, antara lain sebagai berikut ini:

1) Sebagai sarana hiburan, terutama untuk pendengarnya tanpa terkecuali para

pemainnya.

2) Sebagai sarana komunikasi, komunikasi disini maksudnya tidak hanya

sekedar komunikasi antar pemain dan penonton, namun dapat berupa

komunikasi yang bersifat religi dan kepercayaan, seperti komunikasi antara

masyarakat dengan roh nenek moyang atau leluhur.

3) Sebagai persembahan simbolis, artinya musik berfungsi sebagai simbol dari

keadaan kebudayaan suatu masyarakat dan dapat menjadi salah satu tolak

ukur untuk melihat sejauh mana tingkat kebudayaan suatu masyarakat.

4) Sebagai respons fisik, artinya musik berfungsi sebagai pengiring aktivitas

ritmik seperti tari-tarian, senam, dansa dan lain sebagainya.

5) Sebagai keserasian norma-norma masyarakat, musik ikut andil dalam norma

sosial dalam suatu budaya.


28

6) Sebagai institusi sosial dan ritual keagamaan, maksudnya disini musik

memberikan kontribusi dalam kegiatan sosial maupun keagamaan,

contohnya sebagai pengiring dalam peribadatan atau upacara adat tertentu.

7) Sebagai sarana kelangsungan dan statistik kebudayaan, artinya musik juga

berperan dalam pelestarian guna kelanjutan dan stabilitas suatu bangsa.

8) Sebagai wujud integrasi dan identitas masyarakat, musik memberi pengaruh

dalam proses pembentukan kelompok sosial, maksudnya musik berbeda

akan membentuk kelompok yang berbeda pula.

Dunia ini memiliki warna dengan segala keanekaragaman bahkan pada

musik sekalipun, eksistensi musik tradisional yang mulai tergerus oleh musik

modern tidak membuat para pelakunya atau pewarisnya gentar, malah semakin

menunjukkan bahwa seni musik tradisional tidak hanya dapat unjuk gigi di

daerah masing-masing namun dapat mendunia juga. (Rulita, 2017).

2.2.6 Alat Musik Sapek

Alat musik sapek merupakan salah satu jenis alat musik petik yang
sangat terkenal pada masyarakat Dayak Kenyah, Kayan, dan Iban, baik di
Kalimantan Timur maupun Kalimantan Barat. Pada awalnya sapek memiliki dua
dawai seperti sapek habae yang pernah ada di daerah hulu sungai Mahakam atau
sambe dalam tradisi suku Kenyah di Apokayan.
29

Gambar 2.1 Sapek Milik Reformanda (narasumber)


(Sumber: Dokumentasi Peneliti 2022)

Kemudian berkembang menjadi tiga dawai, bahkan belakangan ini

justru ada yang menggunakan empat sampai lima dawai.

Gambar 2.2 Sapek Milik Ayuan (narasumber)


(Sumber: Dokumentasi Peneliti 2022)
Sapek biasanya dimainkan oleh seorang pria, sehingga jarang kita

temukan pemain sapek wanita sampai saat ini. Bahkan menurut sebagian

masyarakat beranggapan bahwa wanita yang memainkan sapek akan dikutuk

dewa sehingga payudaranya akan memanjang atau akan menjadi lelaki. Hal

tersebut juga terjadi pada beberapa suku Dayak di daerah Serawak Malaysia,

seperti dalam The Serawak Musium Jurnal dalam Haryanto (2015:134)

“Nevertheless, many Kayan say that if woman plays the sapek, her breasts will

grow long.,… The Kenyah, however, generally consider the idea of a woman

playing the sapek to be ridiculous…a man has two possessions, his sapek and

penis”. Kalimat tersebut menyatakan bahwa seorang lelaki memiliki dua harta

yang sangat berharga, yaitu sapek dan penis. Hal ini kiranya akan memberikan
30

gambaran yang jelas bahwa alat musik sapek hanya dimiliki oleh kamu lelaki.

Para kaum wanita hanya boleh memainkan alat musik sapek leto.

Daerah lain seperti daerah Mentarang dan Apokayan menyebut sapek

leto dengan nama lutung atau betung (tube zither). Alat music sapek leto

merupakan jenis alat music petik tiga dawai yang terbuat dari tabung bamboo.

Alat musik tersebut juga dikenal di daerah lain, seperti Jawa dinamakan

gumbeng. Sedangkan di Filipina disebut kuliubit. Namun demikian, sekarang ini

jenis alat musik tersebut sudah jarang dijumpai lagi, baik di daerah Kalimantan

maupun Jawa. Sepertinya hanya Dusun Beji, Gunung Kidul Yogyakarta, satu –

satunya yang tersisa dari pembuat alat musik tersebut. Mereka menamakan alatm

usik gumbeng yang biasa dipadukan dengan alat musik rinding sehingga dikenal

dengan nama rinding gumbeng.

Secara organologi bahwa instrumen sapek termasuk jenis instrumen

chordophone yang berbentuk sapek termasuk jenis instumen chordhophone yang

berbentuk seperti dayung. Bahan untuk membuat sapek adalah: kayu aro atau

adau (Cephalomappa), kayu Marong dan kayu Pelantan yang banyak ditemukan

di daerah-daerah hutan di Kalimantan. Namun belakangan ini banyak jenis kayu

lain yang dipakai untuk membuat sapek, seperti kayu nangka, sana keeling, pule

dan lain sebagainya. Bahan kayu tersebut dipergunakan karena telah teruji

kualitas keawetan, lebih ringan, tidak mudak patah, dan memiliki kualitas

akustik yang baik. Ukuran sapek sangat bervariatif, dari ukuran panjang 120 cm

– 150 cm, lebar ujung bawah 20 cm sampai 28 cm, dan ketelabal 10 cm – 15 cm.

Dalam penyebutannya, saya menemukan perbedeaan sebutan di antara daerah


31

yang satu dengan daerah yang lainnya, seperti: sapek, saviek, sampek, sambe,

dan kemungkinan masih ada istilah lain yang belum pernah ditemukan.

2.2.7 Musik Modern

Musik Modern dikenal dengan sebutan musik kreasi baru. Musik ini

bersumber dari musik tradisional dan musik klasik, yang dikemas dari hasil

sebuah proses kreasi dari bentuk aslinya, biasanya kreasi musik ini

mencerminkan sikap dinamis yang menjadi tuntunan masyarakat. Musik modern

secara prinsip mampu memberi nuansa baru meskipun materinya lama.

Perkembangan teknologi juga turut mempengaruhi dunia musik,

pembentukan suara-suara buatan yang dilakukan oleh alat elektronik maupun

komputer dengan program musiknya yakni teknologi komputerisasi juga menjadi

bagian dari musik modern. Musik modern selalu berkembang dan ada

pembaharuan seiring berkembangnya zaman, musik modern bersifat

universal serta menyeluruh sehingga semua orang bisa saja mengerti,

memahami, dan menikmati musik modern tersebut.

Sejauh ini musik modern sulit dibatasi oleh defenisi tertentu. Musik

modern dapat dikatakan sebagai suatu bentuk musik yang terus megikuti

perkembangan zaman dan akan selalu disesuaikan dengan selera penggemarnya.

Dengan demikian musik modern yang telah ada selalu mampu bertahan hingga

saat ini.

2.2.8 Jenis Rekaman


32

Kemajuan teknologi pada era digital membuat industri musik dalam

bidang audio recording semakin berkembang. Metode yang digunakan dalam

proses rekaman (recording) juga semakin bervariasi. Menurut Bruce Bartlett dan

Jenny Bartlett (2009:6) terdapat enam metode dalam proses perekaman musik

yaitu Live stereo recording, Live mix recording, Multitrack recorder and mixer,

Stand-alone Digital Audio Workstation (DAW; recorder–mixer), Computer

DAW, dan MIDI sequencing.

2.2.8.1 Live Stereo Recording

Live stereo recording merupakan salah satu teknik merekam dengan

menggunakan stereo atau dua mikrofon yang dihubungkan ke portable recorder.

Teknik ini menghasilkan sebuah track stereo dan biasanya digunakan untuk

merekam pertunjukan orkestra, small ensemble dan quartet. Teknik ini dapat

digunakan dengan cara menghubungkan stereo mic atau dua mikrofon yang

diletakan dengan jarak beberapa meter dari tempat pertunjukan ke portable

recorder. Sementara itu mikrofon berfungsi menangkap suara instrumen dan

akustik ruang konser dan portable recorder akan menyimpan data suara yang

direkam. Untuk mendengarkan suara yang sedang direkam dapat menggunakan

headphone atau penguat daya stereo dan pengeras suara yang dihubungkan ke

portable recorder. Cara ini sangat tepat digunakan untuk merekam pertunjukan

musik dengan akustik ruang yang cukup baik.

2.2.8.2 Live Mix Recording

Metode ini jarang digunakan kecuali untuk siaran langsung. Cara

menggunakan live mix recording sangat mudah, yakni dengan menghubungkan


33

output pada mixer ke input portable recorder. Kemudian portable recorder akan

merekam sinyal suara yang diterima dari mixer. Rekaman yang dihasilkan

berupa track stereo atau 2 track mono dan hasil rekaman dipengaruhi hasil

mixing yang dilakukan pada mixer yang direkam.

2.2.8.3 Multitrack Recorder And Mixer

Berbeda dengan stereo recording yang hanya dapat menghasilkan

sebuah track stereo, multitrack recording dapat merekam lebih dari 2 track dalam

waktu yang bersamaan. Track yang direkam dapat terpisah antar instrumen,

sehingga data audionya dapat diolah kembali setelah proses tracking. Salah satu

cara menggunakanya adalah dengan menempatkan mikrofon di dekat instrumen

dan menghubungkan mixer dengan multitrack recorder melalui direct out pada

mixer ke input multitrack recorder. Sinyal audio yang telah terhubung pada

multitrack recorder dapat direkam dalam waktu bersamaan.

2.2.8.4 Stand-alone Digital Audio Workstation (DAW; recorder–mixer)

Recorder mixer relatif mudah digunakan dalam melakukan tracking,

mixing, dan mixdown pada satu perangkat saja, sehingga disebut stand alone

digital audio workstation (proses rekaman audio digital yang dapat bekerja

sendiri). Cara penggunaanya dengan menghubungkan mikrofon dan instrument

ke input yang ada pada recorder mixer. Setelah terhubung dapat langsung

melakukan proses rekam dengan menekan tombol record atau rekam, data suara

yang sudah direkam dapat langsung melakukan proses mixing dan mixdown pada

perangkat tersebut. Audio yang sudah selesai dapat disimpan dalam bentuk CD

atau kartu memori.


34

2.2.8.5 Computer DAW

Computer DAW menjadi pilihan yang paling popular dalam era digital

recording saat ini dengan biaya yang cukup minimalis. Tidak hanya studio

rekaman professional tetapi juga home recording menggunakan teknik ini untuk

melakukan rekaman. Penggunaan computer DAW membutuhkan tambahan

audio interface sebagai converter yang akan merubah sinyal audio analog ke

dalam komputer dalam bentuk data digital dan software Digital Audio

Workstation (DAW) seperti Cubase dan Pro Tools untuk merekam dan mengolah

hasil rekaman. Teknik ini dapat merekam secara multitrack, baik merekam

secara bersamaan maupun tracking per layer. Cara menggunakanya adalah

dengan menghubungkan mikrofon atau instrumen ke input audio interface yang

sudah terpasang pada computer. Selanjutnya untuk merekam, editing, mixing,

dan mixdown dapat dilakukan pada software DAW yang sudah di install pada

komputer.

2.2.8.7 MIDI sequencing

MIDI sequencing tidak digunakan untuk merekam sinyal audio, namun

untuk membuat komposisi menggunakan audio sampling yang sudah ada.

Dengan metode ini, seorang musisi dapat melakukan pertunjukan dengan

menggunakan pengontrol MIDI atau biasa disebut dengan MIDI Controller,

seperti keyboard, drumpad, sound module, dan sequencer (midi recorder).

Controller dihubungkan dengan sound module untuk mendapatkan sinyal audio,

dan menghubungkan controller dengan sequencer untuk merekam data midi. Saat

ini sound module sudah terdapat pada VSTi (Virtual Studio Technologi

instrument) di computer, sedangkan squencer saat ini banyak disematkan pada


35

DAW di computer. Sehingga midi sequencing dapat dilakukan hanya dengan

menghubungkan controller ke computer ataupun dengan keyboard arranger yang

memiliki fasilitas midi sequencing.

2. 3 Kerangka Berfikir

Kerangka berpikir atau kerangka konsep adalah gambaran tentang suatu

penelitian, dan merupakan perpaduan dari berbagai aspek, mulai dari

permasalahan, aspek-aspek terkait yang hendak diteliti, hingga kemungkinan

kemungkinan lain yang ingin dihasilkan dari keseluruhan proses penelitian

(Ibrahim, 2015). Berdasarkan teori yang telah diuraikan, guna mempermudah

pemahaman mengenai proses penelitian dan analisis mengenai penelitian ini,

maka kerangka berpikir penelitian tentang Pengembangan Virtual Studio

Technology (VST) Sapek Dan Dampaknya Terhadap Penggiat Seni Sapek

Tradisional dilihat pada bagan 2.1.

(Virtual Studio Technology Instrument) SAPEK

Produksi Musik Kelestarian Intsrument


Sapek

kualitas suara dan Efisiensi Dampak terhadap Pemain


waktu dalam proses produksi Sapek baik dan Pengrajin
musik. alat musik sapek

Penggunaan VST Sapek dan Dampaknya Terhadap Penggiat


Seni (Audio Engineer, Pemain Musik Sapek serta Pengrajin
Alat Musik Sapek).
36

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian


(Sumber: Diolah dari berbagai sumber, 2022)

Keterangan: Berdasarkan bagan 2.2 pokok bahasan utama dalam

penelitian ini pada rumusan masalah pertama yaitu proses penggunaan VSTi

sapek dengan alat musik aslinya akan diteliti apakah ada perbedaan dalam

memproduksi musik yang dilakukan oleh audio enginner akan dilihat bagaimana

kualitas suara yang dihasilkan oleh VSTi sapek serta efisiensi waktu yang

diperlukan dalam proses pengkaryaan, kemudian pada rumusan masalah yang

kedua VSTi sapek merupakan sebuah inovasi digitalisasi alat musik tradisional

yang akan berdampak positif dan juga berdampak negatif terhadap pemain sapek

dan pengrajin alat musik sapek apakah akan mempengaruhi aktifitas dan jumlah

produksi alat musik sapek.


37
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Metode ilmiah dari suatu pengetahuan merupakan segala cara yang digunakan

dalam ilmu tersebut, untuk mencapai suatu kesatuan (koentjaraningrat 2009:35).

Sedangkan penelitian diartikan sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahuan

yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar,

hati-hati dan sistematis untuk mewujudkan kebenaran (Mardalis, 2006:24).

Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode

penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong (1989:3),

metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

diamati. Alasan peneliti menggunakan bentuk penelitian ini, karena berupa

penyajian data, langkah analisis data, dan kesimpulan. Penelitian ini disajikan

dalam bentuk kalimat, uraian atau berupa pernyataan-pernyataan yang berkaitan

dengan objek penelitian.

Pendekatan penelitian adalah rencana konsep dan prosedur untuk

penelitian yang mencakup langkah-langkah mulai dari asumsi hingga metode

terperinci dalam pengumpulan data, analisis, dan interpretasi. Keputusan

keseluruhan melibatkan pendekatan mana yang harus digunakan untuk

mempelajari suatu topik penelitian. Adapun pendekatan yang digunakan dalam

penelitian ini yakni pendekatan interdisiplin ilmu, dimana dalam menganalisis

38
39

permasalahan yang tertera dalam rumusan masalah, peneliti menggunakan

gabungan dari berbagai ilmu diantaranya: Pendekatan etnomusikologi,

komunikasi seni.

2.2 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Menurut sugiono

penelitian kualitatif adalah penelitian dimana penelitian di tempatkan sebagai

instrument kunci, Teknik pengumpulan data dilakukan secara penggabungan dan

analisis data bersifat induktif (Sugiono. 2010:9). Menurut poerwandari penelitian

kualitatif (2015), penelitian kualitatif menghasilkan dan mengolah data yng

sifatnya deskriptif, seperti transkripsi wawancara dan observasi. Kirk dan Miller

(dalam Moloeng) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai cara untuk

melakukan pengamatan langsung pada individu dan berhubungan dengan orang-

orang tersebut untuk mendapatkan data yang digalinya (Moleong, J.L. 2002:3).

Dasar pemikiran digunakan metode ini adalah karena penelitian ini ingin

mengetahui dampak VST sapek terhadap penggiat seni sehingga jenis penelitian

kualitatif deskriptif kiranya lebih tepat untuk digunakan. Sesuai dengan

permasalahan yang menjadi fokus dalam peneltian ini yaitu gambaran deskriptif

mengenai efisiensi dan kualitas suara serta kelestarian alat musik sapek dengan

menggunakan pendekatan etmosikologi, dan komunikasi seni, maka peneliti

menggunakan pendekatan kualitatif dengan mendeskripsikan data yang peneliti

peroleh sebagai hasil suatu penelitian. Dengan menggunaan metode ini, maka

peneliti akan mendapatkan data secarah utuh dan dapat dideskripsikan dengan
40

jelas sehingga hasil penelitian ini benar-benar sesuai dengan kondisi lapangan

yang ada.

2.3 Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini difokuskan pada pengaruh VSTi Sapek dalam

memproduksi musik kontemporer yang menggunakan unsur alat musik sapek

dalam proses produksi. Kemudian masalah kedua difokuskan pada respon

penggiat seni terhadap digitalisasi musik VSTi Sapek.

2.4 Data dan Sumber Data Penelitian

Data-data dari penelitian ini berupa data kualitatif yang diambil dari hasil

observasi langsung, wawancara dengan pembuat VSTi Sapek, Audio Engineer

dan Penggiat Seni. Data yang lain diperoleh dari literatur-literatur dari penelitian

sebelumnya, dokumen, foto, dan video. Sumber data pendukung lainnya juga

diambil dari beberapa data dari internet.

2.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data ialah cara peneliti untuk mendapatkan data dengan

berbagai setting, berbagi sumber dan berbagai cara (Sugiyono, 2016: 308).

3.5.1 Observasi

Observasi merupakan salah satu pengumpulan data metode yang

mengamati dan mencatat objek penelitian, maka pencatatan dilakukan diperlukan

untuk mendapatkan data yang sesuai dengan penelitian. Menurut Sutrisno Hadi
41

dalam (Sugiyono, 2016), menyatakan bahwa observasi adalah proses yang

kompleks, suatu proses yang terdiri dari berbagai dan proses psikologis.

Observasi adalah dasar fundamental dari semua metode penelitian. Tidak peduli

metode mana yang Anda gunakan, dalam situasi apa pun Anda akan selalu

mencari tentang Anda untuk mengumpulkan lebih banyak bukti untuk membantu

Anda memahami konteks penelitian (Daymon & Holloway, 2002). Observasi

yang akan peneliti lakukan terkait dengan rumusan masalah yang pertama yaitu

tentang penggunaan VSTi Sapek dalam menunjang produksi musik, peneliti

melihat langsung perbandingan percobaan produksi musik oleh audio engineer

menggunakan VSTi sapek dan menggunakan alat musik aslinya. Data yang

diharapkan berupa sample suara yang dihasilkan oleh VSTi dan alat musik sapek

asli yang telah memalui proses rekaman.

3.5.2 Wawancara

Wawancara merupakan proses interaksi, dialog, tanya jawab secara lisan

yang dilakukan oleh dua orang atau lebih orang secara langsung untuk

memperoleh informasi yang dibutuhkan. Dalam wawancara, wawancara hanya

mengambil pedoman yang menguraikan hal-hal yang diminta (Arikunto, 1991).

Wawancara digunakan untuk memberikan data terstruktur dengan lebih mendalam

(Masyhudianti et al., 2018) Wawancara yang akan peneliti lakukan terkait dengan

rumusan masalah yang kedua yaitu pengaruh VSTi sapek tehadap penggiat seni,

peneliti melakukan wawancara dengan pemain sapek atau musisi yang bermajor

alat musik sapek serta pembuat alat musik sapek. Data yang diharapkan berupa
42

hasil wawancara terkait pengaruh adanya VSTi sapek dan dampaknya bagi

penggiat seni.

3.5.3 Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan

dan menganalisis dokumen, baik bahan tertulis, gambar maupun elektronik

(Syauhid Sukma Dinata, 2004). Dokumentasi yang peneliti lakukan berupa

kegiatan selama penelitian baik observasi maupun wawancara. Data yang

diharapkan berupa foto, sample suara sapek, dan sample suara hasil wawancara.

3.6 Teknik Keabsahan Data

Triangulasi merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang

telah ada (Sugiyono, 2014). Selanjutnya dijelaskan juga bahwa triangulasi

merupakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data

dari sumber yang sama.

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini juga mengacu

pada analisis Miles dan Hubermen yang diterjemahkan oleh (Rohidi, 2011).

Proses analisis dilakukan dengan model alir mulai dari pengumpulan data,

mereduksi, menyimpulkan, dan menginterprestasikan semua informasi secara

selektif.

Analisis data dilakukan mulai dari reduksi data, penyajian data, penarikan

kesimpulan/verifikasi. Penarikan kesimpulan dilakukan sesuai dengan Catatan


43

catatan data lapangan yang terkumpul. Dalam reduksi data ini peneliti melakukan

proses pemulihan, pemusatan perhatian, pada penyederhanaan, pengabstrakan,

dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan di lapangan.

Reduksi data ini dilakukan secara terus menerus selama proses penelitian.

3.7.1 Reduksi Data

Reduksi data menjadi langkah awal yang harus dilakukan dalam

menganalisis data dalam penelitian ini. Menurut (Miles & Huberman, 1994: 10),

data reduksi mengacu pada proses memilih, memfokuskan, menyederhanakan,

mengabstraksi, dan mentransformasikan data ke dalam bentuk tertulis catatan

lapangan atau transkrip.

3.7.2 Penyajian Data

Langkah kedua menampilkan data. Menurut (Miles & Huberman, 1994:

11), umumnya tampilan adalah terorganisir, terkompresi kumpulan informasi

yang memungkinkan penarikan kesimpulan dan tindakan.

3.7.3 Kesimpulan

Setelah selesai melakukan reduksi data dan tampilan data, Langkah

terakhir untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah menggambar

kesimpulan. Menurut (Miles & Huberman, 1994: 11), kesimpulan akhir mungkin

tidak muncul sampai pengumpulan data selesai, tergantung pada ukuran korpus

catatan lapangan; coding penyimpanan dan metode pengambilan dari lembaga

pendanaan, tetapi mereka sering kali telah ditentukan sebelumnya dari awal

bahkan Ketika seorang peneliti mengklaim telah berjalan secara induktif.


44

Daftar Rujukan

Marrington, M. (2017). Composing with the digital audio workstation. The

singer-songwriter handbook, 77-89.

Bell, A. P. (2015). Can we afford these affordances? GarageBand and the

doubleedged sword of the Digital Audio Workstation. Action, Criticism &

Theory for Music Education, 14(1), 43-65.

Carr, K., Kendal, R. L., & Flynn, E. G. (2016). Eureka!: What is

innovation, how does it develop, and who does it?. Child

development, 87(5), 1505-1519.

Anda mungkin juga menyukai