Analisis
Tiba
Masuk bangunan
Keluar bangunan
Pulang
27
3.1.2 Sirkulasi Tamu Menginap
Tamu yang menginap biasanya akan langsung menuju lobby dan front
desk untuk keperluan administrasi dan lain-lain, setelah itu tamu yang menginap
dapat mengakses lantai-lantai kamar tamu atau memanfaatkan fasilitas-fasilitas
hotel lainnya.
Sirkulasi Tamu Menginap dapat digambarkan melalui diagram berikut:
Tiba
Mengikuti acara di
Masuk bangunan
Function / Meeting
Room
Renang
fitness & massage
28
3.1.3 Sirkulasi Karyawan
Sirkulasi Karyawan dibedakan dari sirkulasi tamu, Akses masuknya pun
dibedakan dari entrance tamu. Setelah memasuki bangunan biasanya karyawan
akan melakukan absensi di timekeeper station dan kemudian mengambil dan
mengganti seragam, lalu melakukan pekerjaannya masing-masing. Akses vertikal
untuk kegiatan servis juga dibedakan dari akses vertikal tamu.
Sirkulasi karyawan dapat digambarkan melalui diagram berikut:
Tiba
memarkir kendaraan
Absensi
Melaksanakan Pekerjaan
Absensi
Ambil kendaraan
Pulang
29
Tabel 3.1 Perbandingan Kebutuhan Area Publik pada Beberapa Jenis Hotel
Jenis Hotel Lobby F&B RSG Rekreasi Retail Parkir
Bisnis (pusat Sedang Kecil Bervariasi Sedang Sedang Kecil
kota)
Butik Sedang Kecil Kecil Kecil Kecil Kecil
Suburban Sedang Sedang Sedang Sedang Kecil Besar
Airport Sedang Sedang Besar Kecil Kecil Sedang
Resort (Golf) Sedang Besar Sedang Besar Besar Besar
Resort Lain Kecil Sedang Kecil Besar Besar Sedang
Convention Besar Besar Besar Sedang Besar Sedang
Conference Sedang Sedang Besar Besar Kecil Besar
Keterangan:
‘Kecil’ berarti : lobby ‹ 6 sqft/kamar; F&B ‹ 0.7 kursi/kamar; RSG ‹ 2 kursi/kamar;
rekreasi = kolam renang kecil atau ruang olahraga ditambah fasilitas
lainnya; parkir ‹ 0.7 mobil/kamar.
‘Sedang’ berarti : lobby 6-10 sqft/kamar; F&B 0.7-1.2 kursi/kamar; RSG 2-4
kursi/kamar; rekreasi = kolam renang dan ruang olahraga ditambah
fasilitas lainnya; parkir 0.7-1.2 mobil/kamar.
‘Besar’ berarti : lobby › 10 sqft/kamar; F&B › 1.2 kursi/kamar; RSG › 4 kursi/kamar;
rekreasi = fasilitas-fasilitas yang lebih besar; parkir › 1.2 mobil/kamar.
sumber: Rutes, Walter A. & Penner, Richard H. & Adams, Lawrence, 2001.
Berdasarkan tabel tersebut, maka kriteria area publik untuk sebuah hotel
bisnis yang letaknya di pusat kota yang digunakan sebagai acuan dalam Tugas
Akhir ini sebagai berikut:
Lobby yang besarnya 6-10 sqft/kamar
Area F&B yang besarnya kurang dari 0.7 kursi/kamar
Ruang Serba Guna besarnya bisa bervariasi tergantung kebutuhan
Area rekreasi yaitu berupa kolam renang dan ruang olahraga ditambah fasilitas
lainnya
Area parkir yang besarnya kurang dari 0.7 mobil/kamar
30
Area publik sebaiknya diletakkan dalam kluster-kluster dekat dengan
lobby. Pengaturan seperti ini memungkinkan tamu mengakses berbagai fasilitas
dengan mudah.
a. Lobby
Perencanaan elemen-elemen utama pembangun lobby dan desain detail-
detailnya sangat penting untuk membuat kesan yang baik dan mendalam pada
tamu hotel. Desain yang baik dapat menyeimbangkan antara kesan visual
(estetika) dan fungsi.
Pemrograman sebuah lobby harus didasarkan pada tipe hotel dan besarnya
sirkulasi pada area ini. Untuk hotel bisnis kelas menengah, besar lobbynya
biasanya antara 6-10sqft (0.6-0.9 m2) per kamar tamu. Salah satu cara untuk
memberikan kesan lobby yang luas adalah dengan menempatkan bar, restoran dan
kios-kios retail di area lobby. Fungsi-fungsi tambahan ini tidak hanya
memberikan variasi pada besaran lobby, tapi juga pada level aktivitas, sehingga
area lobby menjadi area yang hidup dengan banyaknya pengguna fungsi-fungsi
tambahan tersebut.
Fungsi lobby, selain membangun citra hotel, adalah sebagai area sirkulasi
utama, mengarahkan tamu ke front desk, lift, restoran, ruang pertemuan, klub
kebugaran, dan area-area publik lainnya. Selain itu, lobby juga berfungsi sebagai
ruang berkumpul informal dan pusat kontrol keamanan dimana para staf hotel
dapat mengawasi akses masuk ke bangunan hotel. Kriteria perancangannya
meliputi:
1. Lokasi front desk: front desk ditempatkan sehingga dapat langsung terlihat
oleh tamu yang masuk, juga agar staf front desk dapat mengawasi akses
tamu menuju lift.
2. Akses kantor: terdapat entrance ke front office, safe deposit area, kantor
eksekutif dan kantor sales dan katering.
3. Lift tamu: lift diletakkan dekat dengan front desk dan entrance utama dan
besar lift disesuaikan agar cukup untuk barang-barang bawaan tamu.
4. Area duduk: area duduk diletakkan dekat dengan front desk dan entrance,
dan tersedia area duduk untuk grup yang lebih privat.
31
5. Sirkulasi: area sirkulasi dibuat jelas menuju front desk, lift, restoran, dan
ruang pertemuan dan area banquet.
6. Area retail: Tersedia ruang retail dekat dengan area sirkulasi tamu.
7. Stasiun bellman: stasiun bellman diletakkan dekat dengan front desk, lift
dan entrance utama. Dekat dengan stasiun ini, sediakan ruang
penyimpanan barang.
8. Fungsi penunjang: fungsi penunjang seperti toilet, telepon umum, meja
asisten manajer dan lain-lain diletakkan sehingga mudah dijangkau dari
area-area lainnya.
Ruang Serbaguna
Administrasi
Restoran Lounge
Kamar-kamar
Front Desk tamu
32
Kriteria perancangan restoran dan outlet F&B lainnya diantaranya yaitu:
1. Tersedia akses langsung ke dapur.
2. Restoran atau outlet F&B lainnya ditempatkan sehingga dapat diakses dari
area sirkulasi publik; buat agar café terlihat dari lobby.
3. Restoran ditempatkan sedemikian sehingga dapat memiliki entrance
eksterior.
c. Ruang Serbaguna
Ruang-ruang serbaguna sebuah hotel biasanya terdiri atas sebuah ballroom
yang besar, ruangan banquet berukuran sedang dan beberapa ruang pertemuan
yang lebih kecil.
Kriteria perancangannya meliputi:
1. Kriteria umum
- Ballroom, banquet dan ruang-ruang pertemuan dikelompokkan dalam satu
area.
- Area ini dibuat agar dekat dan mudah diakses dari lobby hotel.
- Tersedia area penunjang seperti toilet, ruang penyimpanan, telepon umum
dan kantor penerima.
- Ada akses masuk langsung untuk makanan ke ballroom dan banquet.
- Ada ruang penyimpanan untuk meja kursi ruang pertemuan dan banquet.
33
3. Kriteria perancangan interior
- Untuk lantai, ditutupi dengan karpet yang berpola untuk membantu dalam
peletakan furnitur.
- Finishing untuk dinding bisa bermacam-macam (cat, vinyl, panel yang
dilapisi kain)
- Jendela dirancang agar dapat ditutup sehingga tidak ada cahaya yang
masuk (untuk keperluan penggunaan proyektor)
- Untuk pencahayaan, digunakan kombinasi pencahayaan fungsional,
dekoratif, display dan aksen.
- Untuk furnitur, disediakan meja-meja pertemuan dan meja-meja makan
bundar, kursi yang bisa ditumpuk, peralatan audiovisual, dan kursi-kursi
untuk foyer.
34
d. Fasilitas Parkir
Kriteria perancangan area parkir pada sebuah hotel meliputi:
1. Entrance area parkir diletakkan sehingga dapat mudah diakses dari area drop-
off tamu (apabila terdapat parkir basement)
2. Tersedia akses yang aman dan nyaman dari area parkir ke dalam bangunan
hotel, biasanya menggunakan lift ke lobby.
3. Desain area parkir terbuka dan tersedia kamera sekuriti untuk mengawasi
seluruh area parkir.
4. Ada sistem tanda yang jelas bagi pengemudi maupun pejalan kaki.
35
Tabel 3.3 Karakter Tamu Hotel Bisnis
Jenis Karakteristik Tamu Tujuan Perjalanan Faktor Perancangan
Kamar Tamu
Hotel Bisnis
• Group Single / double; Konvensi,konferensi, King, twin, double-
Menginap 2-4 hari; asosiasi profesional, double, kamar mandi
Pria:wanita = 3:1, pertemuan dagang dengan dressing area,
Harga murah dan training area duduk dan area
kerja
• Individual Single, menginap 1-2 Bisnis korporasi, King; standar bath
hari, 85% pria, 15% dagang, konvensi, menggunakan shower,
wanita, harga relatif konferensi area duduk dan area
murah kerja
sumber: Rutes, Walter A. & Penner, Richard H. & Adams, Lawrence, 2001.
36
Tabel 3.4 Dimensi Kamar Tamu Berdasarkan Harga Jual Kamar
Jenis Living Area Kamar Mandi Total
Dimensi Luas Dimensi Luas Dimensi (m) Luas (m2)
(m) (m2) (m) (m2)
Budget 3,5 x 4,5 16 1,5 x 1,5 2,3 3,5 x 6,2 21,9
Mid-Price 3,6 x 5,5 20,1 1,5 x 2,3 3,4 3,6 x 6,6 29
Upscale 4,1 x 5,8 23,8 1,7 x 2,6 4,4 4,1 x 8,6 35,2
Luxury 4,5 x 6,1 27,9 2,3 x 2,7 6,6 4,5 x 9,1 41,8
Keterangan: Living area belum termasuk kamar mandi, lemari dan foyer. Kamar
mandi untuk budget hotel termasuk tub/shower dan toilet namun tidak termasuk
wastafel (masuk ke area dressing).
sumber: Rutes, Walter A. & Penner, Richard H. & Adams, Lawrence, 2001.
Untuk hotel bisnis, bisa terdapat beberapa tipe besaran kamar, yaitu:
kamar dengan dua buah double bed, kamar dengan satu buah king bed, kamar
studio dengan satu buah king bed, dan suite. Prosentasinya yaitu 30% kamar
double bed, 60% kamar king bed, 3% kamar studio dan 7% suite. Maka, hotel ini
akan memiliki 26 kamar double bed, 51 kamar king bed, 3 kamar studio, dan 6
suite.
Layout kamar tamu sangat dipengaruhi oleh tipe tempat tidur yang
digunakan. Karena tempat tidur adalah furnitur yang paling besar di kamar tamu,
maka pertimbangan mengenai dimensi dan peletakannya menjadi penting.
37
Berikut ini adalah beberapa contoh layout kamar dengan jenis dan
peletakan tempat tidur yang berbeda-beda.
B
C D
Gambar 3.1 Contoh Layout Kamar
A: Kamar ekonomi dengan queen bed, 20,5 m2. Menghemat ruang dengan satu tempat
tidur dan bak cuci (sink) yang diletakkan di luar kamar mandi
B: Kamar menengah dengan king bed, 30m2. Tempat tidur yang diletakkan di dinding
kamar mandi dapat menambah luasan ruang yang dapat dipakai (tidak membuang
ruang hanya untuk sirkulasi)
C: Kamar kelas satu dengan dua double bed, 34m2, dengan furnitur tipikal di setiap
kamar.
D: Conference Suite dengan tiga ruangan, 108m2. Dua ruangan area publik yang
berfungsi sebagai ruang duduk, ruang makan dan ruang kerja dibuat fleksibel dengan
menempatkan sebuah wall-bed. Sebuah pintu menghubungkan ruang publik dengan
kamar tamu tipikal.
sumber: Rutes, Walter A. & Penner, Richard H. & Adams, Lawrence, 2001.
2. Kamar Suite
Definisi suite adalah sebuah ruang tamu atau ruang kerja (living room)
yang terhubung pada satu atau lebih kamar tidur. Biasanya hotel-hotel besar
menyediakan beberapa tipe suite yang terbagi dalam hierarki tersendiri (misalnya
junior dan VIP suite). Biasanya suite terletak di lantai-lantai teratas menara
dengan alasan pemandangan yang lebih bagus. Namun, suite bisa juga diletakkan
di lantai yang sama dengan kamar tamu apabila, misalnya, terdapat ruang sisa
38
pada lantai-lantai tipikal yang dapat dipergunakan sebagai ruang tambahan bagi
suite.
39
Gambar 3.2 Persyaratan Ruang untuk Furnitur Kamar
4. Pencahayaan Kamar
Secara umum, pencahayaan dibutuhkan di tempat-tempat sebagai berikut:
- Bedhead, biasanya diatas headboard
- Tengah ruangan, berfungsi sebagai pencahayaan keseluruhan ruangan
dengan switch lampu dekat pintu masuk. Bisa juga hanya berupa lampu
meja atau lampu standar.
- Meja rias, diatas cermin atau sebagai lampu meja.
- Entrance, mencahayai lemari dan jalan masuk.
- Kamar mandi, kontrol terpisah dari kontrol lampu kamar. Biasanya cukup
1 switch untuk seluruh lampu dalam kamar mandi.
40
4. Area pegawai
5. Area laundry dan housekeeping
6. Area engineering dan mekanikal
Area servis biasanya dibagi dalam kluster-kluster dan diorganisasikan
sepanjang koridor servis, dengan akses ke area penerimaan dan ke lift servis dan
barang.
Engineering Housekeeping
Mekanikal/Elektrikal Laundry
1. Kantor Administrasi
Kantor-kantor administrasi biasanya terbagi atas empat kluster:
- Front desk dan front Office
Front office berfungsi mendukung layanan registrasi tamu dan kasir
yang ada di front desk. Area ini terdiri dari:
♦ Front desk: berfungsi ganda yaitu melakukan registrasi tamu
masuk dan keluar, dan juga sebagai kasir.
♦ Area kerja front office (termasuk didalamnya yaitu kegiatan surat-
menyurat, membuat salinan dokumen, faksimili, dll.), area kerja ini
terhubung langsung dengan front desk.
41
♦ Manajer front ofice: tersedia ruang kantor privat bagi manajer,
diletakkan dekat dengan area kerja.
♦ Reservasi dan telepon: tersedia ruang dengan area kerja dan partisi
akustik untuk operator telepon dan staf reservasi, area ini
diletakkan dekat dengan front desk.
♦ Manajer reservasi: tersedia ruang kantor semi-privat bagi manajer,
terhubung dengan area reservasi.
♦ Safe deposit: area yang aman dengan kotak-kotak penyimpanan,
terhubung dengan ruang kecil dengan counter dan bangku.
♦ Ruang kontrol kebakaran: tersedia ruang di sebelah entrance utama
dengan panel-panel alarm.
♦ Fungsi penunjang: ada area fungsi penunjang seperti toilet,
penyimpanan, dan dapur kecil.
Manajer Front
Office
Asisten
Operator Telepon Area Kerja Resepsionis Manajer
Front Office
Peralatan Telepon
Front Desk
- Kantor eksekutif
Kluster ini merupakan yang terkecil dari empat kluster yang ada. Pada
hotel-hotel kecil, kluster ini biasanya digabung dengan kantor sales dan
katering. Kantor eksekutif terdiri dari:
42
♦ Kantor general manager: tersedia ruang kerja privat yang besar
untuk GM, disesuaikan dengan besar hotel.
♦ Kantor-kantor asisten manajer: tersedia ruang kerja privat.
♦ Sekretaris: ruang untuk satu atau lebih asisten administrasi dengan
alat-alat penunjangnya (mesin fotokopi, dsb.)
♦ Ruang rapat: untuk 8-12 orang, tersedia juga pantry.
Toilet Humas
Ruang Rapat
43
- Kantor Bagian Keuangan
Kluster ini meliputi:
♦ Bagian kontrol keuangan: tersedia ruang kerja privat bagi petugas
keuangan.
♦ Asisten Auditor: ruang kerja semi-privat.
♦ Kasir: tersedia ruangan dengan loket (seperti teller di bank)
♦ Kantor staf keuangan: area kerja bagi staf keuangan.
♦ Lainnya: Toilet, penyimpanan, pantry; ada area penunjang,
terutama bila area keuangan terpisah dari area kantor lainnya.
Komputer
44
♦ Area layanan kamar ke lift servis
♦ Pantry untuk banquet ke ballroom
- Hubungan antar ruang yang sifatnya kurang esensial, namun operasional
akan lebih baik jika hubungan ini ada:
♦ Penerimaan ke penyimpanan makanan
♦ Dapur umum ke pantry untuk banquet
♦ Pantry untuk cafe ke area layanan kamar
♦ Dapur ke lounge (apabila lounge menyediakan layanan F&B)
♦ Dapur ke area pembuangan sampah
♦ Dapur ke ruang makan pegawai
Ballroom
Sampah Penerimaan
45
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan dapur umum
yaitu:
- Program besaran ruang: besar dapur umum disesuaikan dengan kapasitas
restoran, kapasitas ballroom dan banquet, kapasitas lounge dan jumlah
kamar. Standarnya adalah sebagai berikut:
Restauran: 0.6 m2/kursi
Ballroom dan Banquet: 0.2 m2/kursi
Lounge: 0.1 m2/kursi
Kamar Tamu: 0.1 m2/kamar
- Program besaran ruang penyimpanan makanan dan minuman: 30-50% dari
luas dapur umum.
- Flow makanan langsung dari penyimpanan ke persiapan, dihindari
membuat flow memutar demi efisiensi kerja.
- Meminimalkan jarak antara area penyajian makanan di dapur dan area
makan di restoran.
- Area kerja dibuat seefisien mungkin.
- Fasilitas yang digunakan bersama-sama ditempatkan sebagai pusat.
- Sistem utilitas direncanakan agar efisien.
- lebar koridor minimal 1.05 m.
46
♦ Tersedia area penerimaan untuk keperluan inspeksi barang dan
penyimpanan sementara.
♦ Jendela disediakan pada kantor penerimaan sehingga staf dapat
mengawasi area penerimaan dan loading dock.
♦ Akses ke area penerimaan diatur sehingga menghindari cross-
traffic antara barang masuk dan barang keluar.
- Area Sampah dan Penyimpanan
♦ Area penyimpanan sampah dipisahkan dari area penerimaan dan
disediakan tempat untuk 1 kendaraan.
♦ Tersedia area penghancur sampah yang dapat diakses oleh staf.
♦ Tersedia tempat yang cukup untuk penyimpanan dan daur ulang.
Penyimpanan
Umum
Kantor Penerimaan
47
4. Area Pegawai
Kriteria Perancangan area pegawai yaitu sebagai berikut:
- Kantor HRD
♦ Tersedia ruang kantor untuk direktur HRD, asisten direktur, dan
penunjang administrasi dan juga ruang yang cukup untuk pelamar
pekerjaan.
♦ Ruang kantor privat tambahan untuk wawancara dan konseling
pegawai.
♦ Tersedia juga ruang pelatihan yang dapat digunakan sebagai ruang
rapat staf dan pendidikan.
- Entrance Pegawai, Timekeeper dan Keamanan
♦ Kantor timekeeper dan keamanan ditempatkan pada entrance
pegawai, agar staf keamanan dapat mengawasi koridor servis.
- Loker Pegawai dan Toilet
♦ Besar fasilitas ini tergantung dari jumlah staf dan jadwal kerja;
biasanya komposisi staf yaitu 60% laki-laki dan 40% perempuan.
- Ruang Makan Pegawai
♦ Diletakkan dekat dengan dapur; atau apabila berlainan lantai,
diletakkan dekat ruang loker pegawai.
- Lainnya
♦ Tersedia fasilitas ruang ibadah.
Program hubungan antar ruang pada area ini ditunjukkan oleh diagram
berikut:
48
Area Servis Lain
Pelatihan
49
♦ Tempat pengeluaran dan pengembalian seragam pegawai
diletakkan dekat dengan ruang loker pegawai, terpisah dari koridor
servis utama.
♦ penyimpanan linen dibuat terpisah untuk beberapa departemen
seperti F&B atau klub kebugaran.
♦ Tersedia ruang penyimpanan untuk perlengkapan kamar-kamar
tamu.
Program hubungan antar ruang pada area ini ditunjukkan oleh diagram berikut:
Penyimpanan Linen
Peralatan
50
Kriteria perancangan untuk area ini yaitu:
- Kantor-kantor engineering
♦ Area sekretaris ditempatkan sedemikian sehingga dapat
mengontrol seluruh akses ke ruang-ruang perawatan dan area
mekanikal.
♦ Kantor-kantor engineer, asistennya dan penyimpanan dokumen dan
gambar dikelompokkan mengelilingi area kerja terpusat.
♦ Tersedia ruang komputer untuk keperluan manajemen energi.
- Ruang-ruang perawatan dan perbaikan
♦ Ruang-ruang perawatan diletakkan berdekatan satu sama lain.
♦ Sistem antena TV disambungkan ke ruang perbaikan TV.
- Area peralatan mekanikal, elektrikal dan pemipaan
♦ Tersedia ruang-ruang yang dilengkapi dengan sistem keamanan
untuk sistem telepon dan antena TV dan fungsi audio/film lainnya.
♦ Ruang-ruang diletakkan sedemikian sehingga dapat
mengakomodasi peletakkan peralatan-peralatan besar dengan
mudah.
Ruang Elektrikal
Ruang
Perbaikan
51
3.3 Program Ruang
Program ruang untuk Hotel Bintang Tiga di Bandung ini dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 3.7 Program Ruang
1. FRONT OF THE HOUSE
A. PRIVATE
52
Fasilitas Kebugaran:
- R. Fitness 1 - - 48 48
- R. Aerobik 1 - - 72 72
- Loker & Shower 2 - - 48 96
- R. Instruktur 1 - - 24 24
- Administrasi 1 - - 24 24
- Gudang Alat 1 - - 12 12
Administrasi :
Kantor Pengelola, R. 15 - - 12 180
Humas, R. GM, R.
engineer,personalia,
divisi keuangan,dsb.
Food and Beverages
- Main Restaurant 1 160 1,5 m2/ 250 250
2
KPH:1,5 m /tmpt duduk tempat
2
TSS:1,5 m /tmpt duduk duduk
2
BPDS:1,35 m /orang
HPD:1-1,5 tempat
duduk/kamar 1 10 - 30 30
- Bar
Retail & rented space 1 - 0,19 24 24
- Drugstore 1 - 0,19 24 24
- Travel agent
Telepon Umum
Luas Efektif 1956
15 % Luas Efektif 293
Jumlah 2249
II. BACK OF THE HOUSE
A. Receiving and storage
Loading dock 1 - - 24 24
Receiving area + 1 - - 32 32
office
Trash holding area 1 - - 10 10
General strorage 1 - - 12 12
53
B. Main Kitchen (m2/kmr)
Main cooking area 1 - 1,11 48 48
F & B Storage 1 - 0,93 16 16
Wine strorage 1 - - 8 8
Freezer 1 - - 8 8
Vegetable Preparation 1 - - 8 8
Meat Preparation 1 - - 8 8
Dishwashing area 1 - 0,93 24 24
C. Employee Facilities
Loker Pria 1 - - 36 36
Loker Wanita 1 - - 36 36
R. Makan Karyawan 1 - - 24 24
DAN:menampung 1/3
karyawan.
TSS:1,6m2/tmpt duduk.
Mushola 1 - - 24 24
D. House keeping & Laundry
Solid linen room 1 - 0,03 12 12
DAN : 0,4 m2/kmr m2/kmr
KPH : min. 50 m2
TSS : 0,2-0,43 m2/kmr
Laundry 1 - 50 50
DAN : 140 m2 0,6 m2/kmr
KPH : min 100 m2
TSS : min 0,6 m2/kmr
House Keeping 1 - - 24 24
Ruang-ruang Servis 4 - - 12 48
E. M & E Area
Genset 1 - - 32 32
Boiler Room 1 - - 12 12
R. ME 1 - - 12 12
R. Pompa 1 - - 12 12
Reservoir Bawah 1 - - 12 12
STP 1 - - 7 7
54
Luas Efektif 539
15 % Luas Efektif 81
Jumlah 620
F. PARKIR
Mobil 35 - - 12,5 437.5
Motor 10 - - 2 20
Jumlah 457.5
Total Luasan = 5385.5 m2
Keterangan:
BPDS : Building Planning and Design Standard
DAN : Data Arsitek Neufert
HPD : Hotel Planning and Design
KPH : Kriteria Penggolongan Hotel
TSS : Time Saver Standard
55
3.4.2 Analisis Pencapaian dan Kebisingan pada Tapak
Jalan Dr. Djoendjoenan berperan sebagai jalan arteri primer, memiliki dua
arah, masing-masing tiga jalur. Sedangkan Jalan PDAM berperan sebagai jalan
arteri sekunder, memiliki dua arah dengan masing-masing satu jalur.
a. Analisis Pencapaian
Akses masuk utama yaitu pada Jl. Dr. djoendjoenan karena merupakan
jalur arteri primer yang dilalui banyak kendaraan.
Akses servis dipisahkan dari akses umum, untuk itu digunakan Jl. PDAM
sehingga dapat mencegah terjadinya sirkulasi silang dan menghindari
penumpukan kendaraan pada satu titik saja yaitu di Jl. Dr. djoendjoenan.
b. Analisis Kebisingan
Arus kendaraan pada Jl. Dr. Djoendjoenan cukup padat, sehingga jalan ini
menjadi sumber kebisingan utama yang berpengaruh paling besar terhadap tapak.
Jl. PDAM jarang dilalui oleh kendaraan bermotor karena kondisi jalan yang
kurang baik. Tingkat kebisingan di jalan ini rendah.
Kebisingan pada dua titik ini dapat diatasi dengan membentuk buffer baik
dengan menggunakan bahan bangunan yang mampu meredam suara maupun
dengan memanfaatkan pepohonan sebagai buffer alami.
56