Anda di halaman 1dari 5

1.

5 Sifat-sifat kimia

1.5.1 Kelarutan

Bahan yang bermolekul besar relative rumit kelarutannya dibandingkan


bahan bermolekul kecil. Kalau bahan polimer dijenuhkan olehbahan pelarut
yang baik, maka pada umumnya polimer tersebut akan membengka,
didispersikan dan dilarutkan. Salah satu kriteria kelarutan adalah parameter
kelarutan

δ = (∆E / V )1 2

dimana ∆E adalah energi penguapan dari komponen, V kapasitas molar (cc)


dan (∆E / V ) kerapatan energi. Ada hubungannya;

B (δ1-δ2)2
dimana B adalah kerapatan energi mutual, δ1 dan δ2 masing-masing parameter
kelarutan dari pelarut polimer. Di samping itu ada hubungan termodinamika
dalam hal melarut berdasarkan teori Flory-Huggins yaitu ;
∅𝟐
∆F1 = RT {(𝝌 − 𝟏/𝟐)∅𝟐𝟐 − 𝑚
…}

dimana ∆F1 adalah energy bebas polimer amorf dan pelarut dalam campuran,
R konstanta gas, Ø2 fraksi volume polimer dalam larutan, m volume jenis
polimerdan pelarut, T temperature absolut dan χ adalah parameter mutual dari
Flory

Ada beberapa faktor yang menentukan kelarutan yaitu:


1) Temperatur larutan. Umumnya temperatur naik kelarutan meningkat
2) Berat molekul. Semakin berat molekul besar maka semakin kecil
kelarutannya dan sebaliknya
3) Kristalinitas. Bahan yang mempunyai kristalinitas tinggi maka
mempunyai kelarutan yang kurang
4) Kepolaran. Bahan polimer mudah sekali larut dalam pelarut polar
5) Pelarut campuran. Campuran antara pelarut satu dengan pelarut lain
kadang-kadang akan meningkatkan kelarutannya.
1.5.2 Tahanan Kimia
Ketahanan kimia berada di daerah luas mulai dari bahan yang sukar
diserang oleh setiap bahan kimia seperti politetrafluoroetilen sampai ke bahan
mudah larut dalam pelarut organik seperti dalam asetat dan alkohol,
umpamanya polivil asetat. Disini terutama dibahas mengenai ketahanan
terhadapasam dan alkali.
Sifat-sifat ini sampai sejauh tertentu dapat dianggap ditentukan oleh
struktur molekul bahan polimer
Polimer yang mempunyai kelompok eter, ester dan amida mudah
terhidrolisa oleh asam, selulosa, polyester, poliamid dan polimetil akrilat
mempunyai
kecenderungan tersebut. Apabila politelin bersentuhan dengan asam belerang
pekat atau asam nitrat, akan diserang dan terurai menerina akibat dari sulfonasi,
nitrasi, dan oksidasi pada cincin bensin. Resin urea melamin dan resin epoksi
menjadi lemah di dalam asam kuat. Terutama resin fenol, resin metil metakrilat
menerima akibat pengoksidasian asam sedangkan resin fenol, resin urea, resin
melamindan banyak resin kondensasi formalin lain sangat dipengaruhi oleh alkali
kuat.
Sifat kimia dari berbagai plastik dikemukakan pada Tabel 3.22.

1.6 Kemampuan nayala, tahanan nyala


Bahan polimer termasuk yang sangat mudah menyala seperti seluloid dan
yang dapat habis terbakar sendiri secara spontan walaupun api dipadamkan
setelah penyalaan, seperti pada polikarbonat. Penilaian sifat mampu nyala
bahan polimer :
1) Dengan membakar bahan yang diletakkan mendatar.
2) Oleh indeks oksigen
Kemampuan nyala dengan indeks oksigen (O.I) yaitu konsentrasi
oksigen minimum di dalam campuran oksigen dan nitrogen dalam persen
volume yang dibutuhkan untuk membakar bahan
(O2 )
O. I = X 100(%)
(O2 ) + (N2 )

Dimana O2 adalah laju aliran oksigen (I / menit ) yang diperlukan untuk


menjamin terbakarnya specimen selama menit atau lebih, atau jarak
bakarnya lebih dari 50mm setelah penyalaan, dan N2 adalah laju aliran
nitrogen (I / menit ) dalam keadaan sama.

3) Oleh kepekaan asap


Kepekaan asap adalah penting dalam hal terjadi kebakaran, dengan jalan
mempergunakan sumber cahaya dalam sebuah ruang yang mempunyai
volume tertentu yang intensitasn penyinarannya tereduksi oleh pembakaran.
4) Oleh standar UL (Underwriter’s Laboratories)

1.7 Ketahanan lama


Bahan polimer mempunyai banyak ketidakpastian kecuali bahan polimer
alam, karena bahan polimer baru dikembangkan akhir-akhir ini. Ketahanan
terhadap cuaca adalah utama yang akan dibahas. Ketahanan cuaca
menyatakan tahanan terhadap terjadinya degradasi pada berbagai sifat apabila
bahan dibiarkan diluar terkena sinar matahari, hujan, angin,dst.

Anda mungkin juga menyukai