Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KERJA PRAKTEK

“ JUDUL “

PT. CHANDRA ASRI PETROCHEMICAL, Tbk


BANTEN

Disusun oleh:
Dessy Alfu Layla H1D115205
Hairunnisa H1D115207

Dosen Pembimbing:
Yuli Ristianingsih, S.T., M.Eng

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan yang berjudul
“_____________”. Laporan kerja praktek ini dibuat untuk memenuhi tugas mata
kuliah Kerja Praktek dan persyaratan untuk menempuh gelar sarjana di Program
Studi S-1 Teknik Kimia Universitas Lambung Mangkurat. Laporan ini dibuat
berdasarkan pengamatan data yang dikumpulkan selama periode kerja praktek 1
November s.d. 30 November 2018.
Tidak lupa penulis menyampaikan terimakasih kepada berbagai pihak yang
telah memberikan petunjuk, bimbingan dan bantuan sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan kerja praktek ini tepat pada waktunya. Untuk itu, penulis
sampaikan terimakasih kepada:
1. Orang tua kami tercinta yang selalu mendukung, memotivasi dan mendoakan
kami.
2. Bapak Meilana Dharma Putra, ST., M.Sc., Ph.D. selaku Ketua Program Studi
S-1 Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas.
3. Ibu Yuli Ristiningsih, ST., M.Eng selaku dosen pembimbing kerja praktek
Program Studi S-1 Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Lambung
Mangkurat yang selalu membimbing dan menyemangati kami.
4. Ibu Desi Nurandini, ST., M.Eng selaku coordinator kerja praktek Program
Studi S-1 Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat.
5. Mba Ferastuti selaku HR (Human Resource) yang telah membantu kami
dalam pelaksanaan kerja praktek.
6. Mas Noor Hanifah AP selaku pemimbing lapangan yang selalu sabar dan
semangat dalam membimbing, membantu dan memotivasi kami dalam
pelaksanaan kerja praktek.
7. Seluruh engineer of ethylene plant yang telah membimbing dan memberikan
banyak ilmu kepada kami mengenai proses produksi di ethylene plant.
8. Rekan-rekan Teknik Kimia ULM: Ayu, Maya, Lia, Maria, Husnul, Atush dan
seluruh rekan Tekkim 2015 yang selalu berbagi ilmu dan menyemangati
setiap harinya.
9. Rekan-rekan OJT ethylene plant PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk: Igan,
Mustavia, Aisyah dan Bagja yang selalu berbagi ilmu dan semangat selama
kerja praktek serta menghibur disaat sibuk mengerjakan tugas dan laporan.
10. Seluruh pihak yang telah membantu kami dalam pelaksanaan kerja praktek
yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari akan keterbatasan kami dalam menyelesaikan
laporan akhir kerja praktek ini, sehingga mungkin masih ada kekurangan dan
ketidaksempurnaan. Oleh karena itu, kepada pembaca, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan laporan akhir kerja praktek ini. Akhir kata, penulis berharap
laporan kerja praktek ini dapat bermanfaat dan digunakan sebagaimana
mestinya.

Cilegon, 30 November 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Kerja Praktek
Tujuan yang ingin dicapai melalui pelaksanaan kerja praktek ini sebagai
berikut :
1.1.1 Tujuan Umum
2.1.Memperoleh gambaran nyata tentang peneapan ilmu atau teori yang
selama ini diperoleh melalui bangku kuliah dan membandingkan dengan
kondisi nyata yang ada di lapangan.
1.1.2 Tujuan Khusus
1. Dapat mengetahui dan menjelaskan latar belakang, lokasi pabrik, struktur
organisasi dan ketenagakerjaan dari pabrik yan bersangkutan.
2. Dapat menggambarkan diagram alir proses kuantitatif fari pabrik yang
bersangkutan.
3. Dapat menjelaskan proses utama dan proses utilitas dar pabrik yang
bersangkutan.
4. Dapat menjelaskan spesifikasi alat, bahan baku dan produk dari pabrik
yang bersangkutan.
5. Dapat menyelesaikan tugas khusus yang diberikan oleh dosen
pembimbingkerja praktek atau instruktur kerja praktek lapangan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sejarah PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk
PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk merupakan industri petrokimia terbesar
di Indonesia, yang bergerak di dalam bidang petrokimia olefin. Mengolah lebih lanjut
dari hasil proses kilang minyak berupa naphta, Liquified Petroleum Gas (LPG), dan
Heavy gas Liquified (H-NGL) menjadi produk utama seperti ethylene dan propylene.
Kapasitas produksi PT. Chandra Asri untuk produk ethylene adalah 860.000
ton/tahun, propylene 470.000 ton/tahun, py-gas 400.000 ton/tahun, dan mixed C4
sebesar 315.000 ton/tahun. Keberadaan PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk sangat
penting dalam keberlangsungan peningkatan kesejahteraan sosial di Indonesia.
Keuntungan yang diperoleh dengan adanya pembangunan pabrik ini diantaranya:
1. Penghematan devisa dengan adanya Penanaman Modal Asing (PMA)
2. Menempatkan Indonesia pada skala industri petrokimia internasional
3. Menyediakan bahan baku pada Intermediate Petrochemical Industries
dan Downstream Plastics Industries
4. Menciptakan lapangan pekerjaan bagi penduduk Indonesia
5. Mengendalikan dan menstabilkan harga bahan baku
6. Sebagai sumber devisa negara dan alih teknologi
Sejarah perkembangan dari PT. Chandra Asri dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Sejarah Perkembangan PT Chandra Asri, Tbk Petrochemical Tbk


Tanggal Perkembangan

Maret 1989 PT. Chandra Asri sebagai Petrochemical Center didirikan


oleh pudji Budi Santoso dan Suryanto, sekaligus sebagai
pemegang saham pertama
1990 Pudji Budi Santoso dengan Suryanto menarik diri,
kemudian digantikan oleh Prajogo pangestu dan Henry
Pribadi
11 Maret 1991 Pembangunan PT Chandra Asri, Tbk dimulai dengan
pemancangan tiang pertama oleh Menteri Perindustrian
Republik Indonesia diatas lahan seluas 120 hektar di
kawasan Industri Panca Puri Desa Gunung Sugih,
Kecamatan Ciwandan, Anyer. Pembangunan proyek
dilakukan oleh perusahaan konstruksi Jepang, Toyo
Engineering Co. yang menggunakan sistem engineering
procurement construction.

12 Oktober 1991 Pembangunan pabrik terhenti karena adanya peraturan


pemerintah tentang pinjaman luar negeri, dimana proyek
pembangunan terkena penjadwalan ulang Tim
Koordinasi Pengelolaan PKLN (Pinjaman Komersial
Luar Negeri)

Kuartal I, 1992 Proyek pembangunan pabrik dilanjutkan kembali dan


memperoleh perhatian dari beberapa perusahaan asing,
seperti Marubeni Co., Showa Denko Co., Toyo
Engineering Co. dan Asahimas Chemical Co. Ltd. yang
berasal dari Jepang serta Nestle dan Finfund dari
Finlandia. Tetapi Toyo Engineering Co. dan Asahimas
Chemical Co. Ltd. serta dua perusahaan dari Finlandia
menarik diri, sedangkan yang lainnya membentuk Japan
Indonesian Petrochemical Investment Co.(JIPIC) yang
dipimpin oleh Marubeni Co.

Kuartal II, 1992 Bambang Trihatmojo (PT Bimantara Citra) ikut


bergabung tetapi tidak bertahan lama. Pada tahun yang
sama digantikan oleh Siemens International Ltd. Dan
Stallion Company Ltd. Yang berkedudukan di British
Island yang bekerja sama dengan Japan Indonesian
Petrochemical Investment Corporation yang terdiri dari
Marubeni Corporation, Showa Denko Corporation dan
Toyo Engineering Corporation.
14 Agustus 1992 Pembangunan pabrik dilanjutkan kembali dengan
perubahan status menjadi Penanaman Modal Asing
(PMA). Akibat perubahan status tersebut menyebabkan
komposisi pemegang saham berubah yaitu Siemens
International Ltd. (65%), Stallion Company Ltd. (10%)
dan Japan Indonesian Pertrochemical Investment
Co.(25%).
28 Januari 1995 Pembangunan Ethylene Plant selesai.
18 April 1995 Pembangunan Linear Low Density Polyethylene (LLDPE)
Plant selesai.
4 Mei 1995 Start-up pertama Ethylene Plant.
5 Mei 1995 Produksi olefin pertama dari PT Chandra Asri, Tbk, Tbk.
18 Juni 1995 Start-up pertama LLDPE Plant.
31 Juli 1995 Pembangunan High Density Polyethylene (HDPE)
Plant selesai.
31 Agustus 1995 Start-up pertama HDPE Plant.
16 September 1995 PT Chandra Asri, Tbk, Tbk diresmikan oleh Presiden
Soeharto sebagai industri petrokimia hulu pertama di
Indonesia.
2006 Kepemilikan saham PT Chandra Asri, Tbk, Tbk
didominasi oleh Inter Petrindo Inti Citra atau Barito
Group (49,55%), Gletzer dan Putnam (25,86%) dan
Termasek Holding (24,59%).
November 2010 PT Chandra Asri, Tbk, Tbk Petrochemical Tbk
melakukan merger dengan PT Tripolyta Indonesia

Januari 2011 Peresmian merger serta penggunaan nama baru PT


Chandra Asri Petrochemical, Tbk.
Agustus 2011 Dimulainya pembangunan Butadiene Plant.
September 2011 SCG Chemicals Co., Ltd. menguasai 30 % saham di PT
Chandra Asri, Tbk, Tbk Petrochemical, Tbk.

18 Januari 2012 PT Chandra Asri, Tbk, Tbk Petrochemical, Tbk memulai


konstruksi pertama Butadiene Plant berkapasitas 100
KTPA.
18 Juli 2013 Start-up Butadiene Plant
Kuartal ke-3 2013 Ethylene cracker complex expansion (ECCx) project,
menaikkan kapasitas dari 550.000 T ethylene/tahun
menjadi 860.000 T ethylene/tahun
JAnuari 2016 Start up ethylene plant setelah ECCx project.
April 2016 Produksi ethylene plant setelah 100 T/h (kapasitas 860.000
T/tahun)
(Sumber : PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk.)

2.2. Lokasi dan Tata Letak Pabrik


PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk terletak di Kawasan Industri Barat
Cilegon tepatnya di Jalan Raya Anyer km. 123 Desa Gunung Sugih, Kecamatan
Ciwandan, Kota Cilegon, Provinsi Banten dengan kantor pusat berada di Wisma
Barito Pacific Tower A, Jalan Letjen S. Parman, Jakarta Barat. Pabrik ini berada di
kawasan industri Pancapuri di Kawasan Industri Barat Cilegon milik PT. Krakatau
Industrial Estate Cilegon. PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk terletak pada 0,6°1,7’
LS dan 105°56,1’ BT. Dikompleks industri seluas 136 hektar ini terdapat dua plant
bagian timur yaitu ethylene plant dan polyethylene plant sementara dibagian barat
terdapat satu buat plant yaitu polypropylene plant. Polypropylene plant berbatasan
langsung dengan laut dan terdapat fasilitas jetty. Pada kompleks industri utama ini
terdapat kantor, masjid, klinik, gudang, dan area perluasan pabrik. Selain itu, terdapat
dua anak perusahaan yakni PT. Styrindo Mono Indonesia (SMI) yang berada di
Bojonegara, Serang, Banten berjarak sekitar 40km dari kompleks industri utama di
Cilegon dan PT. Petrokimia Butadiene Indonesia (PBI) yang berada didalam
kompleks industri.

Gambar 1. Lokasi PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk.

Sebagaimana layaknya penentuan lokasi pabrik yang didasarkan atas


tinjauan berbagai aspek, penentuan lokasi pabri PT. Chandra Asri Petrochemical,
Tbk juga didasarkan atas berbagai pertimbangan – pertimbangan, yaitu :
1. Ketersediaan bahan baku
Bahan baku utama PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk adalah naphta
yang sebagian besar kebutuhannya dari timur tengah. Pendirian pabrik dilakukan
di dekat pelabuhan guna memudahkan transportasi bahan baku dari produsen ke
pabrik.
2. Ketersediaan Utilitas
Ketersediaan utilitas seperti air dan energi listrik yang cenderung mudah juga
mendukung pemilihan lokasi pendirian pabrik tersebut. Keberadaan pabrik yang
berbatasan langsung dengan pantai dan sungai memudahkan pemenuhan kebutuhan
air untuk keperluan industri. Air proses diperoleh dari PT. Peteka Karya Tirta dan
PT. Krakatau Tirta Industri (KTI). Kebutuhan air pendingin menggunakan air laut,
dengan penggunaan beberapa treatment tertentu. Pemenuhan kebutuhan listrik
dipasok dari PLTU Suralaya, yang jalur pemasokan listrik dari PLTU ini melewati
kota Cilegon yang juga merupakan lokasi pendirian pabrik.
PT. Chandra Asri didirikan diatas tanah seluas 120 Ha. Luas tersebut
termasuk kantor, gudang, masjid, klinik dan area untuk perluasan pabrik. Tata letak
pabrik dan lay-out PT. Chandra Asri dapat dilihat di Gambar 2.

Gambar 2. Layout PT. Chandra asri

2.3. Fasilitas di PT Chandra Asri Petrochemical, Tbk


PT.Chandra Asri memberikan berbagai fasilitas untuk kesejahteraan
karyawannya, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Perumahan, bagi karyawan PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk disediakan
kredit kepemilikan rumah dari Bank Mandiri yang sebagian uang mukanya
dibantu oleh perusahaan. Perusahaan tersebut terletak di Bukit Palm Hills,
Kota Cilegon.
2. Sarana Olah Raga, sarana olah raga yang disediakan olaeh PT. Chandra Asri
antara lain lapangan sepak bola, volley dan basket.
3. Sarana Ibadah, untuk sarana ibadah bagi karyawan muslim, PT. Chandra Asri
membangun mesjid Al Asri di tengah komplek pabrik.
4. Sarana Transportasi, PT. Chandra Asri menyediakan sarana transportasi bagi
karyawan yang akan berangkat maupun pulang kerja. Sarasna transportasi ini
beropersai di daerah Bukit Palm, Cilegon, Merak dan Serang. Adapun untuk
keperluan transportasi dalam pabrik, perusahaan menyediakan sepeda untuk
membantu para karyawan melaksanakan aktivitasnya.
5. Makan, PT. Chandra Asri memberikan fasilitas makan, baik karyawan shift
atau daily. Setiao karyawan mendapat fasilitas makan dengan menukarkan
kupon yang hanya berlaku untuk satu hari saja.
6. Koperasi, PT. Chandra Asri mempunyai koperasi yang menyediakan barang-
barang kebutuhan sehari-hari dengan harga relatif murah. Koperasi ini
terletak di area perumahan karyawan dan di pabrik.
7. Seragam, Pemberian seragam dilakukan rata-rata sekali dalam setahun
sebanyak 3 pasang. Khusus karyawan shift diberikan fasilitas jaket.
8. Perlengkapan Safety, Perlengkapan safety ini berupa sepatu, helmet, kaca
mata, ear plug, tali pengaman dan lain-lain.

2.4. Uraian Proses


2.5. Bahan Baku dan Produk Ethylene Plant
2.4.1. Bahan Baku
Bahan baku merupakan faktor utama dalam menghasilkan suatu proses
produk dalam sebuah industri. Proses produksi yang ada di PT. Chandra Asri
Petrochemical, Tbk bersumber pada Ethylene Plant. Bahan baku yang saat ini
digunakan dalam produksi di Ethylene Plant adalah light-naphta, heavy-naphta, C3-
LPG, C2/C3 recycle, dan C4/C5 recycle. HNGL (Heavy Natural Gas Liquified)
dahulu pernah digunakan sebagai bahan baku, seiring perubahan harga fuel oil maka
bahan ini sudah tidak dipakai lagi. Naphta merupakan bahan baku utama, sedangkan
yang lainnya merupakan produk samping dari Plant Ethylene. Berikut ini merupakan
penjelasan mengenai bahan baku yang digunakan untuk produksi ethylene:
1. Naptha
Naphta merupakan salah satu dari produk intermediate dalam proses
perekahan minyak bumi yang dapat diolah lebih lanjut menjadi produk petrokimia.
Umumnya, naphta adalah hidrokarbon C5 hingga C12. Kebutuhan naphta pada PT.
Chandra Asri Petrochemical, Tbk didapatkan dengan impor dari timur tengan dan
sebagian dibeli dari pertamina kilang Cilacap dan kilang Balongan. Ada dua jenis
naphta yang digunakan sebagai bahan baku proses produksi yaitu light naphta
dengan specific gravity < 0,7 dan heavy naphta dengan specific grafity > 0,7.
Rangkaian hidrokarbon pada naphta bervariasi antara parafin, olefin, naphtane, dan
aromatis. Mayoritas kandungannya adalah paraffin (saturated) dan olefin
(unsaturated). Sedangkan, kandungan dari naphtane kurang dari 8% serta kandungan
dari aromatis kurang dari 3%. Kandungan naphtane dan aromatis dapat
menghasilkan coke dalam furnace. Berdasarkan Raw material PT. Chandra Asri
Petrochemical, Tbk spesifikasi dari naphta dapat dijelaskan dalam Tabel 2.1 dan
Tabel 2.2 Sedangkan, berdasarkan ABB Lummus Global Confidential sifat dari
bahan baku naphta dapat dilihat dalam Tabel 2.1

Tabel 1.1 Spesifikasi bahan baku naphta PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk
(1993)
Item CAP Lab
Density @150C 0,6567 g/cm3
Initial boiling point 35,5 0C
50% boiling point 47,5 0C
End boiling point 135,5 0C
Total Sulphur 16,3 wt.ppm
Parafin 93,1 %vol
Olefin -
Naphtenes 5,1 %vol
Aromatik 1,8 %vol
n-parafin 0,49 %vol

2. C3-LPG
C3-LPG adalah by-product dari produksi ethylene yang merupakan hasil
bawah propylene fractionator. Pengumpanan C3-LPG dilakukan pada furnace BA-
103 hingga BA-105. PT Chandra Asri Petrochemical, Tbk jarang menggunakan
bahan baku C3-LPG, biasa digunakan ketika harga C3-LPG sedang murah.
Tabel 1.2 Spesifikasi bahan baku C3-LPG PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk
(1993)
Komponen Nilai
Methane 95-96 %v
Ethane 0,04-0,05 %v
Propylene 2-3 %v
Propane 0,2-0,3 %v
1-Buthane 1-1,25 %v
n-Buthane 0,2-0,3 %v
Sulfur 10-20 wt.ppm
Water Saturated

3. C2/C3 Recycle
C2 recycle produk bawah dari ethylene fractionator dan propylene
fractionator. C2/C3 ini direcycle kembali untuk memperoleh nilai yield yang tinggi.
C2/C3 recycle dialirkan menuju furnace BA-101.

4. C4/C5 Recycle
C4/C5 Recycle dihasilkan dari hydrogenation reactor yang diumpankan
kembali ke furnace BA-102 hingga BA-108.

Selain bahan utama tersebut, proses produksi ethylene juga memerlukan bahan-bahan
pendukung sebagai berikut :
1. Dillution Steam
Dillution Steam ditambahkan pada convection section didalam furnace.
Tujuan dari penambahan dillution steam adalah untuk mencegah pembentukan coke
dengan cara menurunkan tekanan parsial naphta sehingga waktu tinggal umpan
berkurang. Selain itu, penambahan dillution steam juga bertujuan untuk mencegah
terjadinya overheating pada tube coil dan memaksimalkan perolehan produk.
2. Quench Oil
Quench Oil diijneksikan dalam quench fitting untuk mengontrol suhu charge
gas setelah mengalami pendinginan di dalam transfer line exchanger.
3. Dimethyl Disulfide (DMDS)
Dimethyl Disulfide (DMDS) ditambahkan pada aliran umpan sebelum masuk
ke dalam furnace. DMDS hanya ditambahkan apabila kandungan sulfur didalam
aliran umpan kurang dari 100 ppm. Penambahan DMDS ini bertujuan untuk
mencegah terbentuknya coke di pipa-pipa dengan cara menghambat reaksi katalitik
Ni di pipa-pipa.
4. Amine (NH2)
Amine ditambahkan pada boiler feed water (BFW) yang akan dibangkitkan
menjadi steam di furnace. Penambahan ini bertujuan untuk mencegah terjadinya
korosi dipermukaan kondensor dengan menaikkan nilai pH.pH air yang sebelumnya
bersifat asam akibat pembentukan H2CO3 dinaikkan hingga berada pada rentang pH
9-10,5 karena rentang tersebut merupakan daerah optimum yang menyebabkan laju
pembentukan korosinya lambat.
5. Phospat
Phospat ditambahkan pada boiler feed water (BFW) yang akan dibangkitkan
menjadi steam di furnace. Penambahan ini berfungsi untuk mengurangi nilai
alkalinitas air yang akan diumpankan ke steam drum dengan menginjeksikannya ke
boiler feed water (BFW).
6. Oxygen Scavanger (Hydrazid)
Hydrazid (N2H2) ditambahkan ke deaerator dan berfungsi untuk
menghilangkan oksigen. Reaksi antara hydrazin dengan oksigen akan menghasilkan
N2 dan H2O.
7. Caustic Soda (NaOH)
NaOH ditambahkan pada cracked gas saat berada pada caustic wash tower
untuk dihilangkan kandungan asamnya seperti H2S, CO, dan CO2.
8. Desiccant
Desiccant digunakan untuk menghilangkan kandungan air pada aliran gas.
Adanya air tidak dikehendaki karena pada temperatur operasi pada cold section
sangat rendah yakni dibawah titik beku air, sehingga keberadaan air dikhawatirkan
akan menyumbat pipa.
9. Metanol
Metanol berfungsi untuk menghindari pembentukan hidrat yang dapat
menyumbat sistem pemipaan.
10. Ethylene and Propylene Refrigerant
Ethylene and Propylene Refrigerant berfungsi untuk mendinginkan aliran
pada cold section.

Dari bahan baku utama dan bahan baku penunjang tersebut diproses sehingga
menghasilkan produk-produk pada ethylene plant. Produk-produk utama tersebut
diantaranya :
1. Ethylene
Ethylene merupakan produk utama ethylene plant yang diproduksi dengan
kapasitas 820.000 ton/tahun dengan kemurnian diatas 99%. Produk monomer
ethylene digunakan sebagai bahan baku pembuatan polimer LLDPE dan HDPE serta
dijual ke PT. PENI dan PT. Asahimas.
2. Polypropylene
Propylene merupakan produk utama ethylene plant selain ethylene.
Propylene diproduksi dngan kapasitas 450.000 ton/tahun dengan kemurnian diatas
98%. Produk ini seluruhnya diproses lebih lanjut menjadi polypropylene oleh PT.
Chandra Asri Petrochemical, Tbk.
3. Pyrolisis Gasoline (Pygas)
Pygas diproduksi di ethylene plant dengan kapasitas 200.000 ton/tahun.
Produk ini merupakan campuran dari hidrokarbon yang digunakan sebagai fuel pada
furnace serta diekspor keluar negeri.
4. Crude C4
Crude C4 juga dikenal dengan raw butadiene merupakan salah satu produk
ethylene plant kemudian didistilasi menjadi 1,3-butadiena yang merupakan bahan
baku pembuatan karet sintesis. Kapasitas produksi crude C4 adalah sebesar 310.000
ton/tahun.

2.4.2. Produk

Anda mungkin juga menyukai