Anda di halaman 1dari 3

KEBUDAYAAN ? ?

?
Bahasa sangsekerta “buddhayan” yang
merupakan bentuk jarak dari kata “buddhi”
yang berarti budi atau akal. Kabudayaan
diartikan sebagai hal-hal yang
bersangkutan dengan budi dan akal.
Dari perspektif sosiologi kebudayaan membawa pengertian segala hasil dan ide yang dipelajari oleh ahli-
ahli dalam sebuah masyarakat, termasuk kepercayaan, nilai-nilai politik, adat istiadat, undang-undang,
moral, institusi sosial, seni lukis, bahasa dan bahan-bahan material.

Menurut J.P.H Duyvendak, kebudayaan adalah kumpulan dari cetusan jiwa manusia sebagai yang
beraneka ragam, berlaku dalam suatu masyarakat tertentu.

Kata kebudayaan berasal dari bahasa sangsekerta “buddhayan” yang merupakan bentuk jarak dari kata
“buddhi” yang berarti budi atau akal. Kabudayaan diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan
budi dan akal.

Dengan kata lain kebudayaan mencakup semuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia
sebagai anggota masyarakat. kebudayaan terdiri dari segala suatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku
yang normative, artinya mencakup segala cara-cara atau pola-pola berpikir.

Kaidah-kaidah kebudayaan berarti peraturan tentang tingkah laku atau tindakan yang harus dilakukan
dalam suatu keadaan tertentu. Dengan demikian, maka kaidah sebagai bagian kebudayaan mencakup
tujuan kebudayaan, maupun cara-cara yang dianggap baik untuk mencapai tujuan tersebut.

Sebagai contoh kaidah dalam kebudayaan seperti, budaya siri’ yang terkenal dalam masyarakat Bugis
Makassar

Budaya siri’ merupakan nilai yang pertama yaitu malu dalam sistem budaya siri’ mengandung ungkapan
psikis yang dilandasi perasaan malu yang dalam guna berbuat sesuatu hal yang tercela dilarang oleh
kaidah adat. Nilai malu dalam siri berfungsi terutama sebagai upaya pengekangan bagi seseorang untuk
melakukan perbuatan yang tercela serta dilarang oleh kaidah adat. Nilai malu bukan hanya sekedar
mencakupi upaya pengekangan seseorang terhadap perbuatan yang dipandang melanggar kaidah
(hukum) adat, juga terhadap perbuatan melanggar kaidah kesopanan, dapat menimbulkan kompleks
rasa malu bagi pelakunya. Kompleks malu yang terlalu mencekam ternyata dapat merenggut nyawa
individu (pribadi) yang bersangkutan, apalagi jika trauma batiniah dimaksud menyentuh esensi nilai
budaya siri’.
Nilai kedua yang terkandung dalam konsepsi siri’ yaitu nilai harga diri yang berarti kehormatan atau
disebut pula martabat. Nilai harga diri (martabat) merupakan pranata pertahanan psikis terhadap
perbuatan tercela serta dilarang oleh kaidah adat (‘ade’). Nilai harga diri (martabat) menjadikan
individu (pribadi) tidak mau melakukan perbuatan yang dipandang tercela serta dilarang oleh kaidah
hukum (‘ade’) karena hal tersebut berkaitan dengan harkat kehormatan dirinya sebagai individu
(pribadi) dan sebagai anggota masyarakat.

Manakala ia melakukan perbuatan tercela serta dilarang oleh kaidah adat (‘ade’) maka individu (pribadi)
dimaksud dipandang tidak memiliki harga din (martabat). Seseorang yang tidak memiliki harga diri
(martabat) dipandang pula sebagai orang yang kehilangan rasa malu. Ketiadaan nilai malu serta nilai
harga diri (martabat) dalam diri sesesorang menjadikan individu (pribadi) yang bersangkutan sebagai
orang yang tidak memiliki harkat siri’. Dalam masyarkaat Bugis-Makassar, seseorang yang tidak memiliki
harkat siri’ tidak lagi dipandang sebagai tau (manusia) tetapi olo’kolo marrupa tau (binatang berwujud
manusia). Ia kehilangan harta kehormatan sebagai manusia individu (pribadi) dan sebagai anggota
masyarakat

Penerapan siri‟ melalui pendidikan Pangadereng. Pangadereng adalah tata kehidupan orang Bugis-
Makassar yang dibangun oleh unsur-unsur ade‟ sebagai kaidah-kaidah hukum, bicara sebagai lembaga
peradilan, rapang sebagai putusan-putusan raja/hakim adat (jurisprudensi), wari‟ sebagai kaidah-kaidah
pengaturan silsilah keturunan (perkawinan). Siri‟ juga merupakan bagian dari kepribadian manusia, yang
terdiri dari Kejujuran disertai taqwa (lempu‟e nasibawangi ta‟), Kebenaran kata-kata disertai dengan
kewaspadaan (ada tongeng nasibawangi tike‟), Siri‟ disertai keteguhan pada prinsip (siri‟ nasibawangi
getteng), Keberanian disertai dengan kasih sayang (awariningeng nasibawangi nyamekkininnawa).

Anda mungkin juga menyukai