Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


STUDY TOUR adalah kegiatan wisata yang dilakukan dengan tujuan untuk menambah
pengetahuan siswa serta menambah pengalaman. Setelah STUDY TOUR dilaksanakan, siswa
diwajibkan mampu membuat laporan. STUDY TOUR adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah
dilaksanakan.
Laporan STUDY TOUR ini merupakan tugas bagi siswa angkatan kelas IX.E SMP NEG. 1
LABAKKANG. Dalam penyusunan STUDY TOUR ini, siswa diharapkan dapat melaporkan
segala pengetahuan dan pengalamannya yang diperoleh selama menjalankan STUDY TOUR
selama 1 hari pada tanggal 16 Maret 2023.
Pengalaman dan pengetahuan selama mengikuti STUDY TOUR ke DAYA-UJUNG
PANDANG-MAKASSAR-PANAKUKKANG diharapkan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam laporan STUDY TOUR yang berada di DAYA-UJUNG PANDANG-
MAKASSAR-PANAKUKKANG dan sekitarnya.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
• Menyelesaikan tugas akhir Bahasa Indonesia.
• Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman siswa.
• Untuk memupuk rasa cinta terhadap tanah air.
• Mensyukuri kaindahan Alam.
• Dapat menerapkan ilmu dan pengetahuan yang telah didapat, sehingga dapat bermanfaat
dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
LAPORAN PERJALANAN

A. Persiapan
Pada hari Kamis Tanggal 16 Maret 2023, siswa SMP NEG. 1 LABAKKANG berkumpul di
sekolah untuk persiapan keberangkatan menuju DAYA dalam rangka STUDY TOUR. Sebelum
berangkat kami semua mengumpulkan berbagai makanan/cemilan yang sudah dipersiapkan oleh
pembina yang akan membimbing kami saat STUDY TOUR nanti. Setelah itu kami semua di
berikan pengarahan oleh Ibu Mahdaniar S.pd M.pd selalu pembina di kelas saya. Setelah itu kami
semua meninggalkan sekolah dan kota Pangkep untuk menuju ke DAYA-UJUNG PANDANG-
MAKASSAR-PANAKUKKANG.

B. Isi
Di perjalanan, kami melakukan aktivitas menyenangkan. Seperti bernyanyi, joget dalam bus,
dan gosip tidak jelas. Ada juga yang menghabiskan waktunya dengan memakan cemilan.dan saat
di tengah perjalanan ada satu siswa dan merasa mual mungkin masuk angin atau lainnya.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan, kami pun sampai di objek pertama
yaitu Makam Pahlawan Sultan Hasanuddin. Kami diarahkan untuk bergantian/tertib masuk ke
makam tersebut karena kami terlalu banyak. Kemudian kami di berikan waktu untuk melihat-lihat
lingkungan sekitar Makam Pahlawan Sultan Hasanuddin, kami pun sempat berfoto bersama
teman-teman. Dan setelah itu kami di panggil oleh pembina untuk mendengarkan cerita tentang
sejarah Sultan Hasanuddin. Setelah mendengar sejarahnya tersebut kami pun jadi mengerti
bagaimana pengorbanan atau perjuangan Sultan Hasanuddin membela bangsa kita.
Objek kedua yaitu Balla Lompoa yang artinya Rumah besar. Saat sampai di sana kami
langsung diarahkan menuju ke tempat rumah besar itu berada dan kami langsung di suruh masuk
ke rumah tersebut untuk melihat sekitar 140 koleksi benda-benda kerajaan yang bernilai tinggi,
seperti mahkota, gelang, kancing, kalung, keris, dan benda-benda lain yang umumnya terbuat dari
emas murni dan dihiasi berlian, batu rubi, dan permata.
Kemudian setelah mengamati atau melihat benda-benda bersejarah tersebut kami di arahkan
ke ruang tengah rumah untuk mendengarkan cerita tentang sejarah Balla Lompoa atau rumah
besar. Sambil mendengarkan kami juga menulis apa yang mereka bilang tentang sejarah rumah
besar tersebut. Setelah berbincang-bincang selama beberapa menit kami langsung menuju ke bus.
Sesampainya di bus kami di beri kotak makan oleh guru untuk mengisi energi supaya tidak
kelaparan saat diperjalanan. Setelah makan kita langsung menuju ke objek selanjutnya.
Objek ketiga yaitu Benteng Fort Rotterdam yang terletak di Ujung Pandang No.1, kota
Makassar. Di Fort Rotterdam kami dapat melihat peninggalan-peninggalan pada zaman kerajaan.
Penyaji pun tak lupa pula untuk menjelaskan di setiap inci bangunan yang ada di Fort Rotterdam.
Di sana kami dapat melihat benteng-benteng yang di robohkan oleh Belanda dahulu, penjara
pangeran Diponegoro, dll. Kami juga diizinkan untuk melihat-lihat peninggalan yang berada di
Museum Lagalingo. Di Musium Lagalingo kami dapat melihat foto-foto raja pada zaman dulu,
silsilah kerajaan, dll.
Ketika kami sudah selesai melihat peninggalan-peninggalan di erah kerajaan, kami
mempersiapkan diri untuk pergi ke Objek keempat yaitu Masjid 99 Kubah. Saat diperjalanan
menuju ke tempat tersebut kami melihat pemandangan gedung-gedung yang tinggi dan lingkungan
yang sangat indah. Sesampainya kami di masjid kami langsung melaksanakan kewajiban kami
sebagai umat muslim yaitu sholat. Setelah sholat kami di persilahkan untuk berfoto-foto dan
menikmati keindahan alam yang ada di sekitar Masjid 99 Kubah
Objek terakhir atau Objek kelima yaitu Mall Panakkukang. Di sana kami dapat melihat
bagaimana penjual dan pembeli melakukan tawar-menawar. Kami juga tidak menyiapkan waktu
hanya untuk melihat-lihat saja di dalam Mall. Tentu kami juga melakukan kesenangan, seperti
guru-guru kami yang juga ikut kegirangan dalam berbelanja. Kami dan teman-teman yang lainnya
naik turun eskalator, memiliki-milih baju padahal tak di beli, hanya membeli cemilan atau oleh-
oleh untuk keluarga di rumah. Setelah kami mengelilingi mall selama beberapa jam, guru-guru
menyuruh kami untuk kembali ke bus.
Setelah semuanya sudah berkumpul kami langsung bersiap-siap untuk pulang ke kota Pangkep
atau ke sekolah. Di perjalanan pulang kami terjebak macet yang sangat panjang sampai-sampai
bus kami ketinggalan jauh dari bus lainnya.setelah mecet sudah selesai, perjalanan pun lancar dan
sudah tidak ada halangan lagi. Singkat cerita kami pun sampai di sekolah pada jam 22.00 WITA.

1. Makam Pahlawan Sultan Hasanuddin

Makam Sultan Hasanuddin merupakan kompleks pemakaman yang berada di Kelurahan


Katangka, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa. Situs ini berada di puncak Bukit Tamalate
dengan luas 2.352 m². Di kompleks ini terdapat 24 situs pemakaman raja-raja dari Kerajaan Gowa
yang sudah ada sebelum masa islamisasi di Sulawesi Selatan. Hal ini ditandai dengan arah kubur
yang berorientasi dari arah timur ke barat pada makam raja Gowa ke-11, yaitu I Tajibarani Daeng
Marompa Karaeng Data Tunibatta yang diangkat menjadi raja Gowa pada tahun 1565.
Pada tahun 1952, kedua makam tertua tersebut dipugar dengan mengubah posisi orientasi
makam, yang semula memiliki orientasi timur -barat menjadi utara - selatan dan menambah
cungkup berbentuk kubah pada makam Raja Gowa ke-11. Memasuki makam yang terletak di
Katangka Somba Opu Gowa Sulawesi Selatan ini pengunjung akan disambut dengan patung sosok
Hasanuddin setengah badan sedang memegang senjata keris. Di sebelah kiri depan komplek
pemakaman terdapat sebuah batu Tomanurung atau disebut juga Batu Pallantikan sebagai tempat
pelantikan raja-raja Gowa.
Makam Sultan Hasanuddin sendiri berbentuk tingkat dengan dua kayu nisan di bagian atas
makam. Pada makam Sultan Hasanuddin terdapat tulisan yang berisi antara lain tahun kelahiran
serta tanggal wafat Hasanuddin yakni 12 Juni 1670.
Selain makam Hasanuddin, di komplek makam ini juga terdapat makam-makam Raja Gowa
lainnya, salah satunya makam Sultan Alauddin, Raja yang mengembangkan agama Islam pertama
di Kerajaan Gowa. Di sekitar makam ini juga terdapat sebuah mesjid kuno yang dibangun pada
tahun 1630.
Berikut merupakan daftar tokoh yang dimakamkan di Kompleks Pemakaman Sultan
Hasanuddin.
o I Tajiibang Daeng Marompa Karaeng Data Tunibatta. Ia adalah raja Gowa ke-11 yang wafat
pada tahun 1565
o Arung Lamoncong, seorang bangsawan dari Kerajaan Bone. Lokasi makam terletak di
depan makam raja Gowa ke-11.
o Karaeng I Mallingkari Daeng Manjori Karaeng Katangka Sultan Abdullah Awalul Islam
Tumenanga Riagamana Raja Tallo. Ia wafat pada hari Rabu, 1 Oktober 1636
o I Mangngarangi Daeng Manrabbia, Karaeng Lakiung Sultan Alauddin tumenangna ri
Gaukanna. Ia adalah raja Gowa ke-14 yang wafat pada 15 Juni 1639
o I Mannungtungi Daeng Mattola Karaeng Ujung Karaeng Lakiung Sultan Malikussaid
Tumenanga Ri Papanbatuna, Ia adalah raja Gowa ke-15 yang wafat pada hari Rabu, tanggal
5 November 1653
o I Mallombasi Daeng Mattawang Muhammad Baqir karaeng Bontomangape sultang
Hasanudding tumenanga ri Balla Pangkana. Ia adalah raja Gowa ke-16 yang wafat pada
tanggal 12 Juni 1670
o I MappasombaDaeng Nguraga Karaeng Lakiung Sultan Amir Hamzah Tumammalianga ri
Allu. Ia adalah raja Gowa ke-17 yang wafat pada hari Senin, tanggal 7 Mei 1674.
o I Mappaosang Daeng Mangngewai Karaeng Bisei Sultan Muhammad Ali Tumenanga ri
Jakattara . Ia adalah raja Gowa ke-18 yang wafat pada tanggal15 maret 1681.
o Sombangta Imappadulung Daeng Mattimung Karaeng sanrobone sultan Abdul Djalil
Tumenanga Rilakiung. Ia adalah raja Gowa ke-19 yang wafat pada 18 September 1711
o I Mallingkai Daeng Manjonri Karaeng Katangka Sultan Abdullah Awallul Islam
Tumenanga ri Kalabbiranna. Ia adalah raja Gowa ke-33 dan Raja Tallo ke-6 yang wafat
pada tanggal 13 Mei 1895. Selain itu, ia juga Arung Lamonjong, seorang bangsawan
Kerajaan Bone yang berjasa membawa jenazah Sombangta I Tajibarani dari Bone ke Gowa.
Dalam kompleks makam Sultan Hasanuddin terdapat 24 buah makam dan semuanya masih
dalam keadaan utuh. Di kompleks ini terdapat beberapa tipe jirat makam yaitu:
o Jirat makam tipe cungkup kubah sebanyak satu buah bentuk dasar kubah persegi panjang
dengan ukuran. Panjang jirak mencapai 626 cm dengan lebar 600 cm dan tinggi 450 cm
serta ketebalan 60 cm.
o Jirat makam tipe cungkup punde berundak, yaitu makam dengan bentuk cungkup bersusun
seperti punde berundak
o Jirat makam tipe teras berundak, yaitu makam yang menyerupai teras berundak-undak,
terdiri dari satu hingga dua teras dengan ukuran yang semakin ke atas semakin kecil.
o Jirat makam tipe peti batu, yaitu makam yang hanya terdiri dari subasemen dari balok batu
andesit, di atasnya ditancapkan tipe nisan pipih, silindrik, dan balok.
o Jirat makam yang hanya terdiri dari tumpukan batu alam atau gundukan tanah berbentuk
gunung.

2. Museum Balla Lompoa

Museum Balla Lompoa merupakan sebuah bangunan berbentuk Rumah Panggung di Jalan
Sultan Hasanuddin No. 44 Sungguminasa, Kec.Samba Opu, Kabupaten Gowa. Arti dari Balla
Lompoa adalah rumah besar. Museum ini didirikan pada tanggal 11 Desember 1973.
Terdapat 2 rumah Balla Lompoa : bangunan yang ada di sebelah kiri memiliki fungsi sebagai
tempat acara-acara adat dan bangunan yang ada di sebelah kanan (yang ada pada gambar di atas)
memiliki fungsi sebagai tempat menyimpan koleksi benda-benda Kerajaan Gowa. Menurut
pemandu, museum ini didirikan pada masa pemerintahan Raja Gowa ke-31, I Mangngi-mangngi
Daeng Matutu, pada tahun 1936.
Ketika kita berkunjung ke Museum Balla lompoa di mana merupakan tempat penyimpanan
benda-benda pusaka kerajaan Gowa. Kita diperlihatkan di depan ruang utama bangunan yang
terdapat sebuah peta indonesia yang terpajang di sisi kanan dinding, dan di ruang utama juga
dipajang silsilah keluarga kerajaan gowa, mulai dari raja gowa ke-1 Tomanurunga pada ke-13, dan
raja gowa terakhir Sultan Muhammad Abdul Kadir Aiduddin A. Idjo Karaeng Lalongan (1947-
1957). Terdapat pula sebuah pelaminan yang diletakkan pada area khusus di tengah-tengah
ruangan, dan adapun juga beberapa alat perang, seperti tombak dan meriam kuno, serta sebuah
payung (payung yang dipakai raja ketika pelantikan) juga terpajang di ruangan utama.
Bangunan Museum Balla Lompoa ini terdiri dari beberapa ruangan, ruangan depan disebut
Paddaserang ri dallekang, ruangan tengah atau Paddaserang ri tangngah, serta bagian belakang
yang disebut Paddaserang ri boko. Juga terdapat 3 kamar di bagian belakang, 3 kamar ini yang
memiliki fungsi berbeda-beda yaitu, (kamar pertama) memiliki fungsi penyimpanan kris raja
Gowa dan setiap tahun harus dicuci/dibersihkan, (kamar kedua) memiliki fungsi/tempat mahkota,
gelang, kalora/rantai manila dan ponto janga-jangga, dan juga singgasana raja di dalam kamar
tersebut, (kamar ketiga) memiliki fungsi untuk berdoa di setiap malam jumat / hari jumat.
Di ruang tengah kita diperlihatkan benda-benda keramik asing, alat-alat kerajaan seperti
Salokoa (mahkota), Panto Janga-jangaya, Lotara, Naskah beraksara Lontara, Baju adat, Mata uang
kuno, Baju Pemuka Agama Kerajaan Gowa, dan lain sebagainya.
3. Benteng Fort Rotterdam

Laporan memiliki sejarah, Benteng Fort Rotterdam di bangun pada tahun 1545 oleh raja Gowa
yang ke-9 yang bernama I Maringu Daeng Bonto Karaeng Likuang Tumpa 'Risi' Kallonna.
Kemudian dilanjutkan dengan raja Gowa yang ke-10 yang bernama I Mariwagu Daeng Bonto
Karaeng Lakiyung Tunipallangga Ulaweng yang beralamat di Jl. Ujung pandang No. 1 kota
Makassar.
Awalnya bentuk bangunan yang ada di kompleks ini adalah rumah khas Bugis-Makassar yaitu
rumah panggung. Namun bangunan tersebut berubah Ketika raja Gowa kalah perang pada tahun
1660 dan diumumkan dengan perjanjian Bungaya, yang menyatakan di sini ialah raja Gowa yang
ke-9 (Sultan Hasanuddin) & jenderal Belanda VOC Comelis Speelman. Setelah ditandatangani,
seluruh kawasan kerajaan Gowa dialihkan kepada Belanda. Lalu Belanda menghancurkan semua
benteng-benteng milik kerajaan Gowa yang berjumlah 14.
Hanya benteng di atas yang tidak hancur karena letaknya yang strategis. Luas benteng ini
hampir 3 hektar tepatnya 2,8 hektar nama benteng ini adalah 4:
a. benteng kotayya
Mengapa disebut benteng kotayya? Karena kerajaan Gowa menjadikan Makassar
gen/pintu gerbang untuk memasuki kawasan Indonesia timur dan dijadikan juga sebagai kota
pelabuhan.
b. Benteng ujung pandang
Nama benteng ini sangat bersejarah. Kenapa dikatakan benteng ujung pandang. Karena
jika dilihat dari atas bentuknya seperti Tanjung. arti dan kata Tanjung ialah daratan yang
menurun ke lautan. Awalnya menjadi ujung pandang yang dipenuhi daun pandan muara yang
ditumbuhi di sekitar pantai, dan menjadi nama kota di provinsi Sulawesi Selatan. namun pada
tahun 1970 nama ibukota ini diubah oleh mantan wakil kota kita yang sangat fenomenal yang
bernama Muhammad daeng pattomppo. Beliau sangat berusaha keras untuk mengembalikan
kota mati ini sebagai kota kebesaran. Namun kota Makassar diubah lagi menjadi kota ujung
pandang oleh inspektur. Pada saat itulah kota ujung pandang kembali sebagai kota yang
bersinar, ramai, dan kota yang hidup. Lalu pada tahun 2000 kota ini dikembalikan lagi sebagai
kota Makassar yang memiliki arti yang sangat penting.
c. Benteng panyyua
Mengapa dikatakan benteng panyyua/ Kura - kura ? Karena kalau dilihat dari atas benteng
ini seperti penyu/kura-kura yang sedang merangkap ke laut yang menandakan bahwa kerajaan
Gowa adalah kerajaan maritim tidak hanya berjaya di lautan tapi juga berjaya di darat
d. Benteng Fort Rotterdam
Mengapa dikatakan Benteng fort Rotterdam? Karena panglima VOC Cornelis speelman
itu lahir di kota Rotterdam.
Pada tahun 1686 Belanda menghancurkan semua rumah panggung itu lalu mengubahnya
menjadi seperti ini.

Belanda membangun 15 gedung yang telah dimasukkan sebagai situs cagar budaya yang
dilindungi. Pada saat Belanda menguasai benteng ini, benteng ini dijadikan pusat kolonial Hindia
Belanda. Setelah Belanda menguasai benteng ini Jepang juga datang untuk menguasai benteng ini
pada era perang dunia ke-2 pada tahun 1942 -1945, lalu Jepang merubah fungsi benteng ini
menjadi pusat penelitian dalam dua bidang; yang pertama bahasa dan pertanian lalu Jepang juga
membangun satu buah gedung. Jadi total gedung yang ada di kompleks benteng ini ada 16.

Penamaan La Galigo untuk musium ini di sarankan oleh seorang seniman yang diambil dari
nama salah satu putra Sawerigading Opunna Were yang merupakan tokoh masyhur dalam mitologi
Bugis. Ia juga dinobatkan menjadi pajung Lolo atau raja muda di kerajaan Luwu, pada abad ke-4.
Nama La Galigo juga merupakan nama sebuah karya sastra klasik dalam bentuk naskah tertulis
bahasa Bugis yang dikenal sebagai Sutek La Galigo yang terdiri dari 9.000 halaman yang
berhubungan dengan peninggalan kerajaan Sriwijaya.
Pohon ini sangat bersejarah, karena daunnya digunakan sebagai kertas untuk menulis huruf
lontar. Jadi, sejarah Bugis-Makassar itu tertulis. Tidak semua suku memiliki sejarah tertulis,
artinya suku Bugis-Makassar merupakan suku beradab yang tinggi.
Akan tetapi tidak semua orang memiliki buku huruf lontar, hanya keluarga bangsawan saja
yang memiliki buku tersebut. Karena dalam buku tersebut memiliki 3 hal yang penting yaitu :
o Silsilah keluarga
o Harta kekayaan keluarga
o Siapa-siapa saja yang boleh dinikahi

4. Mesjid 99 Kubah

Masjid 99 Kubah Makassar menjadi salah satu ikon di Sulawesi Selatan. Lokasi masjid ini
berada di area Centre Poin of Indonesia (CPI) Makassar, tepatnya di Jalan Penghibur No.289,
Losari, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar. Masjid dengan arsitektur 99 kubah ini, diambil
dari Asmaul Husna atau nama-nama Allah. Masjid ini masuk ke dalam deretan 10 masjid unik di
Indonesia dan terbesar se-Sulawesi.
Pembangunan Masjid Kubah 99 Makassar ini menggunakan dana mencapai Rp 185 miliar,
dan dengan pengerjaan yang cukup memakan waktu yang lama. Masjid ini di desain oleh Ridwan
Kamil, saat ini Gubernur Jawa Barat yang berkolaborasi dengan arsitektur lokal bernama Musrif.
Berikut keunikan dari Masjid 99 Kubah Makassar.
o Masjid 99 Kubah Makassar memang memiliki 99 kubah yang diambil dari Asmaul Husna.
Masjid ini di dominasi warna-warna terang, berupa kuning, jingga, coklat, putih dan merah.
o Masjid 99 Kubah Makassar tidak memiliki pendingin ruangan, dengan sirkulasi udara yang
baik.
o Masjid ini menjadi ikon baru Sulawesi Selatan. Saat sunrise, Masjid 99 Kubah Makassar ini
terlihat sangat indah, berdiri di lahan reklamasi Pantai Losari. Lokasinya juga starategis,
karena berdiri di kawasan Center Point of Indonesia Makassar, yang juga kawasan pantai.
o Masjid ini dapat menampung jamaah dalam jumlah yang banyak. Masjid 99 Kubah Makassar
memiliki daya tampung 5.000 jemaah di dalam ruangan. Sedangkan di pelataran akan didesain
serupa Masjidil Haram yang diperkirakan dapat menampung 10 ribu jamaah. Kemudian
bagian luar pelataran dapat digunakan sebagai tempat menikmati sunset dan melihat-lihat
pemandangan.
o Memiliki atraksi air mancur. Pada 2018 lalu Gubernur Sulawesi Selatan meresmikan air
mancur menari Masjid 99 Kubah Makassar. Air mancur ini akan muncul selama 30 menit usai
salat Magrib dan menjelang Isya. Ada tujuh macam warna dan bisa berubah-ubah sesuai musik
yang diputar. Air mancul ini bisa mengucur setinggi 17 meter, sehingga membuat air mancur
masjid ini jadi air mancur terpanjang kedua setelah air mancur Sri Baduga Purwakarta, dan
jadi air mancur terbesar di luar pulau Jawa.

5. Mall Panakkukang

Mall Panakkukang merupakan mall terbesar di Makassar. Mall ini didirikan pada tahun 2003
dan selesai pada tahun 2006, dengan lokasi yang strategis di kawasan Panakukkang. Mall di sekitar
kawasan padat penduduk penakkukang. Mall ini terdiri 4 lantai, dan 4 Koridor A,B,C dan D,
dengan penyewa-penyewa yang sudah terkenal sebagai perusahaan besar baik skala nasional
maupun internasional. Mall ini terhubung dengan lokasi yang strategis di dekat MYKO Hotel,
Swiss bellinn & Panakukkang Square yang kurang lebih 50 meter, Mall ini dalam tahap renovasi
dan perombakan besar-besaran, yakini banyaknya retail yang berkelas masuk, penataan dan
perluasan. Karena mall ini sangat luas, penjual-penjual pun harus pintar menarik pembeli untuk
datang di dagangannya untuk membeli.
Gambar di atas merupakan salah satu contoh distribusi tawar menawar antara pembeli dan
penjual yang terjadi didalam Mall Panakkukang.
BAB III
PENUTUP

A. Kesan
Kesan yang kami dapatkan selama kami mengikuti STUDY TOUR banyak sekali. Kami
merasa senang karena bisa mengikuti STUDY TOUR bersama teman-teman dan guru. Selain itu
kami juga mendapatkan banyak sekali ilmu baru. Kami juga mendapatkan pengalaman baru yang
tidak pernah kami lupakan.

B. Pesan
STUDY TOUR sebagai sarana pembelajaran siswa di luar sekolah dan untuk menyegarkan
pikiran saat kebingungan ketika kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung. Selain itu kegiatan
study tour kemarin juga berguna untuk menambah wawasan peserta didik. Di sana kami lebih tahu,
betapa indahnya alam ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Dari situlah kami ingin meninggalkan
beberapa pesan yaitu :
o Untuk yang bertugas sebagai akomodasi harus menjaga kita agar terhindar dari pencurian.
o Seharusnya untuk siswa yang tidak pernah pergi ke tempat jauh/siswa yang selalu mabuk
perjalanan diharapkan untuk meminum obat penangkal mabung agar tidak muntah saat
perjalanan study tour.
o Untuk pihak Mall Panakkukang agar menurunkan harga semua barang yang dijual, karena
harga itu tidak cocok untuk belajar seperti kita.
o Guru pendamping mengawasi siswa-siswanya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai