DOSEN :
Ibu Ns. Maria Diah CT, M.Kep, Sp.MB
Oleh :
1. Firda Ayu Magfiro (1601470006)
2. Niken Ayu Septiafani (1601470011)
3. Maharani Dwi Lestari (1601470016)
4. Ardyah Dwi Pramest (1601470023)
5. Rohimah (1601470029)
6. I Putu Ary (1601470034)
7. Dwi Siska (1601470039)
2.3 Etiologi
Menurut Ganong ( 2010: 635) terdapat dua faktor yang berkaitan dengan
penyebab terjadinya goiter yaitu:
1. goiter yang berkaitan dengan hipotiroidisme atau eutiroidisme
a. defisiensi iodin
b. kelebihan iodin
c. goitrogen dalam makanan atau minuman seperti kol, lobak cina,
singkong
d. obat goitrogenik seperti:
o tioamida: propiltiourasil
o tiosianat: nitroprusid
o turunan anilin: sulfonilurea, sulfonamide, asam aminosalisilat,
fenilbutazon, aminoglutetimid
e. litium
f. penyakit kongenital seperti:
o gangguan transport iodida
o gangguan organisasi iodide akibat ketiadaan atau berkurangnya
peroksidase atau produksi peroksidase abnormal
o pembentukan tiroglobulin abnormal
o gangguanhubungan timbal-balikiodotirosin
o gangguan proteolysis tiroglobulin
o gangguan deiodinasi iodotirosin
g. resistensi hipofisis dan jarinagn perifer terhadap hormone tiroid
2. goiter yang berkaitan dengan hipertiroidisme
a. penyakit graves
b. goiter multinodular toksik
c. tumor sel benih
d. adenoma hipofisis
e. tiroiditis
2.5 Patofisiologi
Penyakit gondok dapat terjadi pada keadaan hipotiroidisme, hipertiroidisme
atau keadaan dimana hormone tiroid normal. Pada keadaan terdapat penyakit
berat yang melatari, respon kompensasi dapat menyebabkan pembesaran
kedua belah kelenjar tiroid (goiter) dan hipotiroidisme. Penyakit gondok biasa
atau simple goiter terjadi ketika kelenjar tiroid tidak dapat menyekresi cukup
hormon tiroid untuk memenuhi kebutuhan metabolik. Sebagai akibatnya,
kelenkar tiraoid membesar untuk mengimbangi sintesis hormone yang tidak
memadai itu dan kompensasi ini biasanya dapat mengatasi kerusakan
hormonal yang eingan hingga sedang. Penyakit gondok endemic biasanya
terjadi karena sekresi hormon tiroid yang tidak memadai akibat asuhan
yodium dari makanan yang tidak mencukupi, yang dikaitkan dengan faktor-
faktor seperti tanah yang kekurangan yodium atau malnutrisi (Kowalak,
2011).
Kelenjar hipofisis Tirotropsin/ TSH Defisiensi iodium
kelenjar tiroid
Produksinya
Pembesaran kelenjar
tiroid
Obstruksi trakea
2.7 Komplikasi
Karena penyakit gondok biasa atau simple goiter tidak mengubah keadaan
metabolism pasien, komplikasi hanya disebabkan oleh pembesaran kelenjar
tiroid yang menekan jaringan disekitar, menurut Kowalak ( 2011) komplikasi
tersebut meliputi:
Ditress pernapasan
Disfagia
Penggelembungan vena, pembentukan sirkulasi vena koleteral dalam dada
Kongesti pada wajah, sianosis, dan akhirnya distress ( tanda pemberton)
ketika pasien mengangkat kedua lengannya hingga menyentuh sisi kepala.
2.8 Konsep Askep
.A Pengkajian
1. Pengumpulan data
Anamnese
a. Identifikasi pasien.
b. Keluhan utama pasien.
Pada pasien post operasi thyroidectomy keluhan yang dirasakan pada
umumnya adalah nyeri akibat luka operasi.
c. Riwayat penyakit sekarang
Biasanya didahului oleh adanya pembesaran nodul pada leher yang
semakin membesar sehingga mengakibatkan terganggunya pernafasan
karena penekanan trakhea eusofagus sehingga perlu dilakukan operasi.
d. Riwayat penyakit dahulu
Perlu ditanyakan riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan
penyakit gondok, misalnya pernah menderita gondok lebih dari satu
kali, tetangga atau penduduk sekitar berpenyakit gondok.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Dimaksudkan barangkali ada anggota keluarga yang menderita sama
dengan pasien saat ini.
f. Riwayat psikososial
Akibat dari bekas luka operasi akan meninggalkan bekas atau sikatrik
sehingga ada kemungkinan pasien merasa malu dengan orang lain.
B. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Pada umumnya keadaan penderita lemah dan kesadarannya
composmentis dengan tanda-tanda vital yang meliputi tensi, nadi,
pernafasan dan suhu yang berubah.
b. Kepala dan leher
Pada pasien dengan post operasi thyroidectomy biasanya didapatkan
adanya luka operasi yang sudah ditutup dengan kasa steril yang
direkatkan dengan hypafik serta terpasang drain. Drain perlu
diobservasi dalam dua sampai tiga hari.
c. Sistem pernafasan
Biasanya pernafasan lebih sesak akibat dari penumpukan sekret efek
dari anestesi, atau karena adanya darah dalam jalan nafas.
d. Sistem Neurologi
Pada pemeriksaan reflek hasilnya positif tetapi dari nyeri akan
didapatkan ekspresi wajah yang tegang dan gelisah karena menahan
sakit.
e. Sistem gastrointestinal
Komplikasi yang paling sering adalah mual akibat peningkatan asam
lambung akibat anestesi umum, dan pada akhirnya akan hilang sejalan
dengan efek anestesi yang hilang.
g. Aktivitas/istirahat
Insomnia, otot lemah, gangguan koordinasi, kelelahan berat, atrofi
otot.
h. Eliminasi
Urine dalam jumlah banyak, perubahan dalam faeces, diare.
i. Integritas ego
Mengalami stres yang berat baik emosional maupun fisik, emosi labil,
depresi
i. Makanan/cairan
Kehilangan berat badan yang mendadak, nafsu makan meningkat,
makan banyak, makannya sering, kehausan, mual dan muntah,
pembesaran tyroid.
j. Rasa nyeri/kenyamanan
Nyeri orbital, fotofobia.
k. Keamanan
Tidak toleransi terhadap panas, keringat yang berlebihan, alergi
terhadap iodium (mungkin digunakan pada pemeriksaan), suhu
meningkat di atas 37,40C, diaforesis, kulit halus, hangat dan
kemerahan, rambut tipis, mengkilat dan lurus, eksoptamus : retraksi,
iritasi pada konjungtiva dan berair, pruritus, lesi eritema (sering terjadi
pada pretibial) yang menjadi sangat parah.
l. Seksualitas
Libido menurun, perdarahan sedikit atau tidak sama sekali, impotensi.
C. Pemeriksaan diagnostik
1. Termografi
Termografi adalah suatu metode pemeriksaan berdasarkan pengukuran
suhu kulit pada suatu tempat. Alatnya adalah Dynamic Tele-
Thermography. Hasilnya disebut n panas apabila perbedaan panas
dengan sekitarnya > 0,9°C dan dingin apabila <0,9°C. Pada penelitian
Alves didapatkan bahwa yang ganas semua hasilnya panas.
Dibandingkan dengan cara pemeriksaan yang lain ternyata termografi
ini adalah paling sensitif dan spesifik.
2. Pemeriksaan sidik tiroid.
Hasil pemeriksaan dengan radioisotope adalah teraan ukuran, bentuk
lokasi, dan yang utama ialah fungsi bagian-bagian tiroid. Pada
pemeriksaan ini pasien diberi Na peroral dan setelah 24 jam secara foto
grafik ditentukan konsentrasi yadium radioaktif yang ditangkap oleh
tiroid.
3. Biopsy dan Sitologi Tiroid
Biopsy ini dilakukan khusus pada keadaan yang mencurigakan suatu
keganasan. Biopsy aspirasi jarum halus tidak nyeri, hampir tidak
menyebabkan bahaya penyebaran sel-sel ganas. Kerugian pemeriksaan
dengan cara ini adalah dapat memberikan hasil negative palsu karena
lokasi biopsy kurang tepat, teknik biopsy kurang benar, pembuatan
preparat yang kurang baik atau positif palsu karena salah interpretasi
aleh ahli sitologi
D. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan jalan napas yang berhubungan dengan obstruksi trakea
sekunder terhadap perdarahan, spasme laring yang ditandai dengan
sessak napas, pernapasan cuping hidung sampai dengan sianosis
2. Gangguan komunikasi verbal sehubungan dengan nyeri, serta kerusakan
nervus laryngeal yang ditandai dengan klien sulit berbicara dan hilang
suara
3. Gangguan rasa nyaman (nyeri) sehubungan dengan dampak
pembedahan , edema otot, dan terputusnya jaringan saraf, yang ditandai
ekspresi wajah tampak tegang
3.1 Kesimpulan
Penyakit struma atau goiter dan masyarakat umum biasa menyebutnya
dengan gondok adalah suatu penyakit pembesaran kelenjar tiroid yang
disebabkan oleh berbagai faktor seperti defisiensi iodin, sekresi hormone
tiroid yang berlebih dan ingesti goitrogen. Kebanyakan dari penderita goiter
adalah dikarenakan defisiensi iodin
3.2 Saran
1. Diharapkan pembaca dapat mengerti tentang struma dan mencegahnya
dan deteksi dini pada penyakit ini.
2. Perawat dan tenaga kesehatan lainnya diharapkan dapat memberikan
penanganan yang tepat untuk mengatasi penyakit Struma.
DAFTAR PUSTAKA