Anda di halaman 1dari 14

Skenario II: Keterampilan Belajar

Dokter gigi Fatimah

Fatimah, seorang dokter gigi lulusan FKG Yarsi, saat ini bekerja di poliklinik gigi RSUD
Kabupaten Cibinong. Tugas Drg Fatimah antara lain melakukan anamnesis pada pasien yang
sedang berobat jalan di RS tersebut, menunjukkan sikap empati pada saat mendengarkan keluhan
pasien, melakukan pemeriksaan tanda tanda vital, pemeriksaan stomatognati, bila perlu
melakukan pemeriksaan penunjang laboratorium dan radiologi, menegakkan diagnosis serta
merencanakan pengobatan yang akan diberikan kepada pasien pada hari itu dan memberikan
konsultasi bila diperlukan. Semua kegiatan yang dilakukan pada hari itu dicatat dalam
catatan/status medic sebagai laporan pertanggung jawaban atas pelayanan yang telah diberikan
kepada pasiennya, dan sebagai media komunikasi antar sesame dokter yang akan
menindaklanjuti kasus ini. Kemampuan drg Fatimah bekerjasama dengan orang lain
menunjukkan perannya sebagai tim pelayanan kesehatan yang professional.
Drg. Fatimah sangat memahami kemampuan dan keterbatasan dirinya berkaitan dengan
praktik kedokteran gigi, oleh karenanya Drg Fatimah harus meningkatkan profesionalitasnya
dengan belajar dari buku teks ataupun jurnal dan rajin mencari informasi terbaru tentang temuan
diagnosis ataupun pengobatan dari website kedokteran. Dalam perspektif Islam, hal tersebut
termasuk dalam kewajiban menuntut ilmu.

1
Identifikasi

 Poliklinik: balai pengobatan umum untuk perawatan, tidak untuk rawat inap, memberikan
pelayanan kesehatan dengan standar pelayanan kesehatan yang telah ditetapkan
 Anamnesis: data penderita tentang penyakit pasien yang didapat antara wawancara dokter
dengan pasien
 Stomatognati: suatu unit fungsional tertutup yang meliputi gigi dan jaringan pendukungnya,
rahang, sendi temporomadibular, lidah, otot otot, pembuluh darah, syaraf, serta struktur lain
dimana diantara semua struktur tersebut saling mempengaruhi
 Tanda tanda vital: pemeriksaan meliputi bagian bagian vital untuk mendeteksi adanya
perubahan system tubuh yang meliputi suhu tubuh, tekanan darah, denyut nadi dan frekuensi
 Radiologi: ilmu pengetahuan yang menggunakan sinar X, pengion dan non pengion, yang
hasilnya berupa gambar, namun ada batasan penggunaannya karena dapat memicu timbulnya
sel kanker
 Laboratorium: ruang atau bangunan yang digunakan dan dilengkapi dengan peralatan untuk
melakukan percobaan ilmiah, penelitian, praktek pembelajaran serta pemeriksaan untuk
menegakkan diagnosis
 Diagnosis: penentuan jenis penyakit dengan cara meneliti atau memeriksa gejala gejala atau
penentuan jenis penyakit berdasarkan tanda dan gejala dengan menggunakan cara dan alat
laboratorium, foto, klinik, dan dokter
 Konsultasi: rundingan antara pemberi dan penerima pelayanan kesehatan yang bertujuan
mencari penyebab timbulnya penyakit dan menentukan cara pengobatannya
 Perspektif: suatu pandangan atau sudut pandang seseorang terhadap sesuatu
 Kasus: keadaan yang sebenarnya dari suatu urusan atau perkara atau keadaan atau kondisi
khusus yang berhubungan dengan seseorang atau suatu hal tentang perkara
 Jurnal: majalah yang khusus memuat artikel dalam suatu bidang ilmu tertentu
 Status medik: berkas yang berisi catatan dan dokumen identitas pasien, hasil pemeriksaan,
pengobatan yang telah diberikan, tindakan dan pelayanan yang telah diberikan kepada pasien
 RSUD: rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis
penyakit yang dikelola oleh pemerintah daerah setempat

Analisa Masalah
1. Bagaimana cara menggali keterampilan belajar agar menjadi seorang dokter gigi yang
professional?
2. Bagaimana langkah langkah penulisan dalam melakukan anamnesis?
3. Apa saja jenis jenis anamnesis?
4. Apa tujuan dilakukannya anamnesis?
5. Apa saja kendala yang dialami seorang dokter saat melakukan anamnesis?
6. Bagaimana sikap seorang dokter saat melakukan anamnesis?
7. Bagaimana cara meningkatkan profesionalitas seorang dokter gigi dalam perspektif islam?

2
Hipotesa Sementara
1. Cara menggali keterampilan belajar agar menjadi seorang dokter gigi yang professional:
 Dapat me management waktu
 Selalu mencari informasi terbaru
 Mengikuti seminar kesehatan
 Bergabung dalam organisasi tim dan profesi kesehatan

2. Langkah langkah penulisan dalam melakukan anamnesis:


 Data umum pasien: nama, jenis kelamin, umur, alamat, pekerjaan, perkawinan, agama,
suku bangsa
 Keluhan utama
 Riwayat penyakit sekarang
 Riwayat penyakit dahulu
 Riwayat penyakit keluarga
 Riwayat kebiasaan
 Anamnesis system:dokter gigi menanyakan keluhan lain yang mungkin ada dan belum
disebutkan pasien

3. Jenis jenis anamnesis:


 Autoanamnesis: wawancara langsung antara dokter gigi dengan pasien
 Alloanamnesis: wawancara langsung antara dokter gigi dengan pendamping pasien

4. Tujuan dilakukannya anamnesis:


 Untuk memperoleh data dari pasien
 Untuk membentuk hubungan antara dokter gigi dengan pasien
 Untuk mempermudah menegakkan diagnosis

5. Kendala yang dihadapi saat melakukan anamnesis:


1. Pasien yang tertutup
2. Pasien tidak sadar atau pingsan
3. Pasien yang mempunyai banyak keluhan
4. Pasien yang cenderung emosional dan tempramen
5. Pasien yang mengalami gangguan mental
6. Pasien yang mempunyai keterbatasan panca indra

6. Sikap seorang dokter gigi saat melakukan anamnesis:


1. Melakukan sambung rasa dengan mengucapkan salam
2. Bersikap ramah dan sopan
3. Berbicara dengan jelas
4. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami pasien
5. Menjaga suasana yang santai tapi juga serius
6. Menggali informasi secara detail
7. Menjadi pendengar baik
8. Melakukan cross check
9. Bersikap netral terhadap pasien
10. Tidak bersikap seperti mengintrograsi

3
7. Cara meningkatkan professionalitas seorang dokter gigi dalam perspektif islam terdapat
pada tujuan fakultas kedokteran yarsi, yaitu:
 Menguasai pengetahuan dan keterampilan kedokteran/kesehatan dengan baik dan
mengamalkan pengetahuan dan keterampilannya tersebut sesuai dengan ISLAM.
 Mendiagnosis dan mengelola penyakit-penyakit yang banyak terdapat dalam masyarakat,
mengenal dan melakukan tindakan pertama pada penyakit-penyakit berat dan jarang,
termasuk aspek fisik, jiwa, sosial dan spiritual.
 Mendiagnosis dan melakukan tindakan pertama pada keadaan darurat yang sering terjadi,
baik untuk perorangan maupun untuk masyarakat.
 Mengenal masalah kesehatan secara keseluruhan dan memperagakan keterampilan,
mengolah dan menyajikan data yang menunjukkan problema kesehatan, untuk
selanjutnya memecahkan dan mengelolanya mulai dari lingkup individu, hingga lingkup
keluarga, masyarakat dan kependudukan secara menyeluruh.
 Memperagakan kemampuan untuk mengelola pusat-pusat kesehatan dalam berbagai
tingkat dan lingkungan serta berkerja secara efektif dan efisien dalam kelompok kerja
kesehatan, baik dalam pendidikan, penelitian maupun pelayanan sesuai dengan fasilitas
yang tersedia.
 Mengenal, merumuskan dan menyusun prioritas masalah-masalah kesehatan masyarakat
sekarang dan yang akan datang. Memahami dan mampu menerapkan prinsip-prinsip
dasar pendidikan kesehatan, dalam upaya membantu dan memimpin perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi program-program kesehatan dan taraf peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi, sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
 Memperagakan kesadaran dan kepekaan terhadap nilai-nilai sosial, keagamaan, adat
istiadat dan kebudayaan setempat yang dapat mempengaruhi keadaan sehat dan sakit.
 Memperagakan keterampilan dan kemampuan sebagai seorang yang menghayati
profesinya, mengenal kekurangannya serta mempunyai kemampuan dan minat untuk
menambah pengetahuan dan mengembangkan kepribadiannya demi kemajuan profesinya.
 Memperagakan penghayatan KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA dan KODE
ETIK KEDOKTERAN ISLAM, diantaranya dengan ciri-ciri mempunyai tanggung jawab
dan berfungsi sebagai anggota kelompok kerja yang efektif dan efisien dan merawat
penderita tanpa diskriminasi sesuai dengan Islam.
 Memanfaatkan sebaik-baiknya sumber dan tenaga lainnya dalam meningkatkan kesehatan
masyarakat.
 Berfungsi sebagai anggota masyarakat yang kreatif, produktif dan bersikap terbuka, dapat
menerima perubahan dan berorientasi ke masa depan serta mendidik dan mengajak
masyarakat ke arah sikap yang sama.

4
Bagan Hipotesa Sementara

Dokter gigi muslim

profesionalisme pasien

keterampilan belajar mawas diri anamnesis penunjang

kewajiban menuntut ilmu laboratorium radiologi

diagnosis

5
 Learning Objective 1= Memahami & Menjelaskan Kewajiban Menuntut Ilmu
LI 1.1 Keterampilan Belajar:
 definisi keterampilan belajar
 tujuan keterampilan belajar
 cara meningkatkan keterampilan belajar
LI 1.2 Mawas Diri:
 definisi mawas diri
 tujuan mawas diri
 cara meningkatkan mawas diri

 Learning Objective 2= Memahami & Menjelaskan Anamnesis


LI 2.1 Definisi Anamnesis
LI 2.2 Tujuan Anamnesis
LI 2.3 Langkah Langkah Melakukan Anamnesis
LI 2.4 Jenis Jenis Anamnesis
LI 2.5 Sarana Penunjang Anamnesis:
 Pemeriksaan laboratorium:
 Definisi laboratorium
 Alasan dokter memilih dan mengevaluasi uji laboratorium
 Fungsi dan manfaat pemeriksaan laboratorium
 Contoh contoh pemeriksaan laboratorium
 Pemeriksaan Radiologi:
 Definisi pemeriksaan radiologi
 Fungsi dan manfaat pemeriksaan radiologi
 Contoh contoh pemeriksaan radiologi
 Pemeriksaan Sigmoidoskopi
 Definisi pemeriksaan Sigmoidoskopi
LI 2.6 Hasil Anamnesis
 Definisi diagnosis
 Macam macam diagnosis

 Learning Objective 3= Memahami & Menjelaskan Komunikasi Antara Dokter Gigi


dengan Pasien
LI 3.1 Definisi Komunikasi
LI 3.2 Unsur Unsur Komunikasi Antara Dokter Gigi dengan Pasien
LI 3.3 Tujuan Komunikasi Antara Dokter dengan Pasien
LI 3.4 Sikap Seorang Dokter Saat Berkomunikasi dengan Pasien
LI 3.5 Kendala yang dihadapi Dokter Gigi Saat Berkomunikasi dengan Pasien
LI 3.6 Cara Penanganan Kendala yang dihadapi Dokter Gigi Saat Berkomunikasi dengan
Pasien

6
 Learning Objective 1= Memahami & Menjelaskan Kewajiban Menuntut Ilmu
LI 1.1 Keterampilan Belajar:
 definisi keterampilan belajar
Suatu usaha untuk mengembangkan potensi diri dengan tekhnis (afektif, kognitif
maupun psikomotorik) dan kemauan tinggi untuk mencapai suatu pembelajaran yang
lebih baik.
 tujuan keterampilan belajar
1. Meningkatkan efisiensi & efektivitas pembelajaran
2. Menumbuhkan minat dan motivasi belajar
3. Membantu peserta didik yang mandiri dalam belajar
4. Mengenali dan mengekspresikan potensi diri dan berguna untuk diri sendiri dan
orang lain
5. Mengendalikan perubahan
6. Melihat masalah secara luas dan dapat mengambil keputusan
 cara meningkatkan keterampilan belajar
1. Fokus dan memperhatikan saat dosen menjelaskan suatu hal
2. Jangan malu untuk menanyakan sesuatu
3. Belajar di saat waktu senggang
4. Tidak pantang menyerah
5. Melatih dan mempelajari keterampilan mendengar dan berbicara
6. Saling berbagi ilmu
7. Menguji hasil belajar
8. Membuat catatan-catatan ketika guru mengajar
9. Membuat ringkasan materi
10. Membuat rumusan pertanyaan sulit dan menjawabnya
11. Membaca efektif
12. Menandai setiap kalimat yang penting
13. Memotifasi diri sendiri
14. Meningkatkan konsentrasi
 Hadist dan ayat Al-Qur’an tentang menuntut ilmu
Barang siapa yang menginginkan kehidupan dunia maka ia harus memiliki ilmu dan
barang siapa yang menginginkan kehidupan akhirat, maka itupun harus dengan ilmu.
Dan barang siapa yang menginginkan keduanya maka itupun harus dengan ilmu (HR.
Thabrani)

LI 1.2 Mawas Diri:


 definisi mawas diri
 Melihat, memeriksa, mengoreksi diri sendiri secara jujur, dan instropeksi.
 Meninjau ke dalam hati nurani untuk mengetahui benar tidaknya suatu
tindakan.
 tujuan mawas diri
 Membuat pemikiran menjadi dewasa
 Berhati-hati dalam bertindak sesuatu
 Punya perspektif ke depan dalam menilai suatu masalah
 Akan membawa hidup lebih baik

7
 cara meningkatkan mawas diri
 Sabar dalam menghadapi masalah
 Memikirkan secara matang sebelum bertindak sesuatu
 Peduli terhadap orang lain
 Mecari jati diri dalam bergaul, berinteraksi, bekerja sama, dan bertanggung
jawab

“Melalui kegiatan i’tikaf, diharapkan masing-masing orang menyadari siapa


sesungguhnya dirinya dan akan kemana dalam sisa-sisa perjalanan hidupnya, serta apa
yang telah dipersiapkannya untuk hari esok, pulang ke negeri akhirat”
(Q.S Al-Hasyr(59):18)
 Jenis-jenis mawas diri
1. Mawas diri dari segala bentuk kemaksiatan agar terhindar dari adzab dan
murka Allah
2. Waspada dan berhati-hati terhadap musuh, baik yang nyata maupun yang tidak
nyata

 Learning Objective 2= Memahami & Menjelaskan Anamnesis


LI 2.1 Definisi Anamnesis
Anamnesis adalah data penderita tentang penyakit pasien yang didapat dari hasil
wawancara antara dokter dan pasien.
LI 2.2 Tujuan Anamnesis
1. Memperoleh data atau informasi tentang permasalahan yang sedang dialami atau
dirasakan oleh pasien
2. Untuk membangun hubungan yang baik antara seorang dokter dengan pasiennya
3. Mempermudah menegakkan diagnosis
4. Membantu menentukan penatalaksana selanjutnya
LI 2.3 Langkah Langkah Melakukan Anamnesis
1. Data umum pasien (nama, umur, alamat, dll)
2. Keluhan utama
3. Riwayat penyakit sekarang
4. Riwayat penyakit dahulu
5. Riwayat penyakit keluarga
6. Riwayat kebiasaan/sosial
7. Anamnesis sistem(riview seorang dokter secara singkat)
LI 2.4 Jenis Jenis Anamnesis
1. Autoanamnesis: dilakukan langsung terhadap pasien
2. Aloanamnesis: didapat dari informasi orang lain.

8
LI 2.6 Sarana Penunjang Anamnesis:
 Pemeriksaan laboratorium:
 Definisi laboratorium
laboratorium adalah ruang yang dilengkapi peralatan untuk melakukan percobaan
ilmiah, praktik, pembelajaran serta pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis.
 Alasan dokter memilih dan mengevaluasi uji laboratorium
1. untuk menunjang diagnosis klinik
2. mendeteksi suatu penyakit
3. menyingkirkan kemungkinan atau diagnosis suatu penyakit
4. pedoman terapi
5. panduan prognosis atau perjalanan penyakit
 Fungsi dan manfaat pemeriksaan laboratorium
1. Skrining atau uji saring adanya penyakit subklinis, dengan tujuan menentukan
resiko terhadap suatu penyakit dan mendeteksi dini penyakit terutama bagi
individu beresiko tinggi (walaupun tidak ada gejala atau keluhan).
2. Konfirmasi pasti diagnosis, yaitu untuk memastikan penyakit yang diderita
seseorang, berkaitan dengan penanganan yang akan diberikan dokter serta
berkaitan erat dengan komplikasi yang mungkin saja dapat terjadi
3. Menemukan kemungkinan diagnostik yang dapat menyamarkan gejala klinis
4. Membantu pemantauan pengobatan
5. Menyediakan informasi prognosis atau perjalanan penyakit, yaitu untuk
memprediksi perjalanan penyakit dan berkaitan dengan terapi dan pengelolaan
pasien selanjutnya
6. Memantau perkembangan penyakit, yaitu untuk memantau perkembangan
penyakit dan memantau efektivitas terapi yang dilakukan agar dapat
meminimalkan komplikasi yang dapat terjadi. Pemantauan ini sebaiknya
dilakukan secara berkala.
7. Mengetahui ada tidaknya kelainan atau penyakit yang banyak dijumpai dan
potensial membahayakan
8. Memberi ketenangan baik pada pasien maupun klinisi karena tidak didapati
penyakit
 Contoh contoh pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan Hematologi, dapat berupa:
1. Pemeriksaan demam, untuk mengetahui adanya penyakit infeksi yang dapat
menimbulkan demam. Beberapa penyakit yang dapat menimbulkan demam
adalah: bakteri/kumam penyebab infeksi saluran napas (TBC, Bronchitis),
saluran kemih, saluran pencernaan (demam tifoid), darah (demam berdarah,
malaria), dan lain-lain
2. Pemeriksaan fungsi hati dan pertanda hepatitis, untuk mengetahui adanya radang
hati dan adanya gangguan pada fungsi hati
3. Pemeriksaan metabolisme gula, untuk diagnosis dan follow up kadar gula darah
4. Pemeriksaan metabolisme lemak, untuk mengetahui kadar lemak darah untuk
mendeteksi resiko terhadap kejadian penyakit.
5. Pemeriksaan elektrolit darah
6. Pemeriksaan Imunoserologi
7. Pemeriksaan urine
8. Pemeriksaan laboratorium pada kehamilan,

9
9. pemeriksaan laboratorium pra-nikah
10. Pemeriksaan faeces
11. Pemeriksaan analisa cairan otak
12. Pemeriksaan analisa getah lambung, duodenum, dan cairan empedu
13. Pemeriksaan laboratorium lainnya seperti analisa sperma, batu empedu, cairan
pleura, batu ginjal, sputum.
 Pemeriksaan Radiologi:
 Definisi radiologi
radiologi adalah ilmu pengobatan yang menggunakan sinar X atau sinar radoaktif,
untuk mengetahui penyakit.
 Fungsi dan manfaat pemeriksaan radiologi
1. untuk melihat berbagai potongan melintang tubuh atau organ tubuh melalui
gambar
2. mengetahui kelainan atau penyakit pada seseorang melalui gambar
3. mendapatkan hasil diagnosis
4. mendapatkan informasi suatu kelainan atau penyakit melalui gambar
 Contoh contoh pemeriksaan radiologi
1. Barium Enema : sama dengan Colon In Loop
2. Barium Follow Through : pemeriksaan radiografi usus halus dengan media
kontras
3. Barium Meal : sama dengan OMD
4. Barium Swallow : sama dengan Oesophagography
5. BNO : Blass Nier Oversich atau foto Abdomen
6. BNO IVP (Intravenous Pyelogram) : foto abdomen yang
memperlihatkan Tractus Urinaria (ginjal, ureter, blass) dengan media kontras
yang disuntikkan melalui vena.
7. Bronchography : pemeriksaan radiografi untuk melihat
kerusakanBronkus dengan menggunakan media kontras yang disuntikkan
pada trakea.
8. Cardio Thorax Ratio : pengukuran pembesaran jantung berdasarkan hasil foto
thorax.
9. CAT : Computed Axial Tomography
10. Caudography : pemeriksaan radiografi dari Caudo Equine dan serabut saraf
Lumbal dan Sacral dengan memasukkan bahan kontras.
11. Chepalometri : pemeriksaan radiologi untuk mengukur atau melihat bentuk
wajah (biasa dilakukan pada pasien yang hendak pasang kawat gigi)
12. Colecystography : pemeriksaan radiografi untuk melihat kandung
empedu dengan menggunakan kontras.
13. Colon In Loop : pemeriksaan radiografi pada usus besar dengan media
kontrasbarium sulfat yang dimasukkan intraanal
14. Cor Analisa : pemeriksaan radiografi untuk melihat
kelainanjantung (menggunakan media kontras +)
15. DDR : Direct Digital Radiography, menggantikan Image Reseptor, terdiri dari
detektor yang langsung mengambil gambar dan mengirimkannya ke komputer.
16. Discography : pemeriksaan radiografi discus invertebralis (menggunakan
media kontras +)

10
17. ECG : Electro Cardiogram atau pemeriksaan Jantung
18. ERCP (Endoscopic Retrogade Cholangio Pancreatography) : pemeriksaan
radiografi dari pancreas dan system biliari dengan menggunakan fyber optic
endoscopy.
19. Fetography : pemeriksaan radiografi untuk melihat kondisi janin.
20. Fistulography : pemeriksaan radiografi untuk menampakkan luka bekas
operasidengan memasukkan media kontras pada hollow organ (GI, bladder)
21. Histerosalfingografi (HSG) : gambar dari rahim dan saluran telur yang
diperoleh dari foto rontgen.
22. Lopography : pemeriksaan radiografi untuk melihat Kolon bagian distal.
23. Mamography : pemeriksaan radiografi pada kelenjar mamae.
24. Macroradiography : teknik memperbesar bayangan radiograph.
25. MCU : Micturating Cisto Uretrografi atau pemeriksaan radiografi untuk
menilailower urinary tract.
26. MRI : Magnetic Resonance Imaging atau pemeriksaan berbagai organ tubuh
dengan pemanfaatan kekuatan magnet untuk pencitraan.
27. MSCT : Multi Slice Computed Tomography
28. Myelography : pemeriksaan radiografi untuk melihat susunan saraf pusat
(CNS) pada canalis vertebralis dengan menggunakan media kontras.
29. Oesophagography : pemeriksaan radiografi untuk pharinx sampai
Oesophagus(dengan media kontras).
30. Oesophagus Maag Duodenum (OMD) : pemeriksaan radiografi
pada lambung(dengan menggunakan media kontras)
31. Panoramic Photo : pemeriksaan radiografi dental untuk melihat
seluruh gigitanpa overlapping.
32. Pediatric Radiography : teknik radiografi pada anak.
33. Pelvimetri : teknik radiografi untuk mengukur rongga pelvis.
34. Percutaneous Transhepatic Cholangiography (PTC) : pemeriksaan radiologi
invasive (pembedahan) untuk melihat duktus biliaris dengan media kontras.
35. Placentography : pemeriksaan radiografi untuk melihat placenta pada ibu
hamildengan menggunakan bahan kontras, dilakukan pada minggu ke 28
(strimeter III) kehamilan.
36. Post Operative Choledocography : pemeriksaan radiografi pada system
biliarisaat 10 hari setelah operasi sebelum kateter dicabut.
37. Renography : pemeriksaan radiografi untuk melihat fungsi ginjal.
38. Retrograde Cystography : pemeriksaan radiografi pada system urinaria (khusus
memeriksa kandung kemih dan uretra) dengan menggunakan media kontras
yang dimasukkan melalui uretra.
39. Retrograde Phyelography : pemeriksaan radiografi system urinaria dengan
memasukkan media kontras dengan kateter berlawanan dengan system urinaria.
40. Retrogade Uretrography : pemeriksaan radiografi uretra (biasa dilakukan pada
laki-laki) dengan menggunakan media kontras yang dimasukkan melalui uretra
distal.
41. Sialography : pemeriksaan radiografi untuk melihat kelenjar ludah dan
salurannya (menggunakan media kontras).
42. SPN foto : Foto Sinus Para Nasal

11
43. Stereoradiography : pemeriksaan radiografi untuk menghasilkan bayangan 3D
yang menggunakan alat stereoskop untuk melihatnya.
44. USG (Ultrasonography) : pemeriksaan dalam bidang penunjang
radiodiagnostik yang memanfaatkan gelombang ultrasonik dengan frekuensi
yang tinggi dalam menghasilkan imaging tanpa menggunakan radiassi, tidak
menimbukan rasa sakit (non traumatic), tidak menimbulkan efek samping,
relatif murah, pemeriksaannya cepat dan persiapan serta peralatannya lebih
mudah.
45. Vaginography : pemeriksaan radiografi pada vagina (menggunakan media
kontras +)
46. Voiding Cysto Uretrography (VCU) : pemeriksaan radiografi pada kandung
kemih dengan media kontras setelah pemeriksaan cystografi

 Pemeriksaan Sigmoidoskopi
 Definisi pemeriksaan Sigmoidoskopi
Pemeriksaan sigmoidoski adalah inspeksi melalui kamera serat optik terhadap
bagian dalam kolon, sigmoid, yang merupakan bagian dari usus besar yang
bermuara kedalam rektum. Tes ini biasanya digunakan untuk mendiagnosis
penyebab diare, sembelit atau sakit perut dan mengidentifikasikan jaringan kanker.
LI 2.7 Hasil Anamnesis
 Definisi diagnosis
Diagnosis adalah penentuan jenis penyakit dengan cara meneliti atau memeriksa gejala
gejalanya.
 Macam- macam diagnosis
1. Tentative diagnosa yaitu diagnosa pemulihan yang sifatnya kira kira data diagnosa
terpenuhi
2. Definitive a\diagnosa yaitu diagnosa akhir yang didasarkan atas dasar data
diagnosis yang telah ada atau telah diperiksa
3. Diferential diagnosa yaitu keadaan yang terdapat pada dua penyakit yang berbeda
yang mana gejala penyakit ini sama.

 Learning Objective 3= Memahami & Menjelaskan Komunikasi Antara Dokter Gigi


dengan Pasien
LI 3.1 Definisi Komunikasi
Komunikasi adalah oeroindahan informasi atau gagasan atau emosi atau
keterampilan dengan simbol simbol, kata kata, gambar dan grafik
LI 3.2 Unsur Unsur Komunikasi Antara Dokter Gigi dengan Pasien
1. Sumber atau resource
2. Pesan atau message
3. Saluran atau channel, media
4. Penerima atau receiver

12
LI 3.3 Tujuan Komunikasi Antara Dokter dengan Pasien
1. Meningkatkan kesehatan pasien
2. Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan suatu interaksi kerja
dimana setiap dokter mau memberikan kontribusi yang maksimal kepada pasien
3. Memilih , mengembangkan, menilai kenyamanan dan kebutuhan pasien
4. Menetapkan dan menyebarkan maksud dari sesuatu
5. Mengembangkan rencana untuk mencapai tujuan pengobatan
6. Mengorganisasikan sumber sumber daya manusia dan sumber daya lainnya
LI 3.4 Sikap Seorang Dokter Saat Berkomunikasi dengan Pasien
1. Melakukan sambung rasa dengan mengucapkan salam
2. Bersikap ramah dan sopan
3. Berbicara dengan jelas
4. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami pasien
5. Menjaga suasana yang santai tapi juga serius
6. Menggali informasi secara detail
7. Menjadi pendengar baik
8. Melakukan cross check
9. Bersikap netral terhadap pasien
10. Tidak bersikap seperti mengintrograsi
LI 3.5 Kendala yang dihadapi Dokter Gigi Saat Berkomunikasi dengan Pasien
1. Pasien yang tertutup
2. Pasien yang mempunyai banyak keluhan
3. Pasien yang cenderung emosional dan tempramen
4. Pasien yang mengalami gangguan mental
5. Pasien tidak sadar atau pingsan
6. Pasien yang mempunyai keterbatasan panca indra
LI 3.6 Cara Penanganan Kendala yang dihadapi Dokter Gigi Saat Berkomunikasi dengan
Pasien
1. Bekerja sama atau merujuk dengan profesi pelayanan kesehatan yang lain
2. Gunakan umpan balik
3. Pahami perbedaan individu atau kompleksitas individu dengan baik
4. Gunakan komunikasi langsung
5. Gunakan bahasa yang sederhana

13
Daftar Pustaka

Bustan, M.N. 2006. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta

Carl E Speicher, M.D. Pemilihan Uji Laboratorium yang Efektif. Jakarta: EGC

Spacher, Ronald A. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Jakarta: EGC


Martoatmojo, Karmidi. 1991. Majalah Suara Guru.
Ganda, Yahya. 1992. Petunjuk Praktis Cara Mahasiswa Belajar di Perguruan Tinggi.
Jakarta: CV Adhiguna
Soetjiningsih. 2008. Modul Komunikasi Pasien Dokter : Suatu Pendekatan Holistik.
Jakarta: EGC
http://www.edukasiana.net/2013/03/pengertian-dan-cara-diagnosis-
penyakit.html#sthash.B5nIkPDw.dpuf
http://www.kamuskesehatan.com
http://www.geonable.wordpress.com/2012/01/05keterampilan-keterampilan-belajar/
http://www.yogifajarpebrian.wordpress.com/2011/12/22/sikap-motivasi-dan-mawas-diri/
http://www.yarsi.ac.id

14

Anda mungkin juga menyukai