Anda di halaman 1dari 3

BAB II

IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan pemaparan pada bab pendahuluan, maka dapat di identifikasikan

masalah sebagai berikut :

1. Evaluasi setiap pertimbangan yang dikemukakan oleh manajemen tingkat atas.

Jika perlu, buatlah rekomendasi yang tepat atas kondisi yang digambarkan

dalam kasus Abrams Company’s ?

2. Apa hasil evaluasi anda secara keseluruhan mengenai sistem pengedalian yang

dimiliki oleh Abrams, Gambarkan kekuatan dan kelemahan yang anda temukan

tetapi belum termasuk dalam jawaban pertanyaan sebelumnya. Jika ada,

perubahan apakah yang akan Anda rekomendasikan kepada manajemen tingkat

atas?

3. Bagaimana sistem pengendalian yang diterapkan manajemen dalam perusahaan

Abrams ?
BAB III

ANALISIS DAN ALTERNATIF REKOMENDASI

3.1 Evaluasi Pertimbangan yang dikemukakan oleh manajemen


Adapun hal-hal yang menjadi bahan pertimbangan manajemen yang diungkapkan terhadap
kebijakan perusahaan Abrams

3.1.1 Perilaku Return on Investment (ROI)


Abrams dinilai sulit untuk menemukan basis modal yang relevan untuk menghitung
ROI, dimana dalam kasus ini Abrams menggunakan book value untuk menghitung aset tetapnya dan
mengembangkan ROI sebagai tambahan umur ekonomis aset perusahaan Abrams. Aset perusahaan
Abrams meliputi tanah, gedung, dan peralatan.

Kebijakan perusahaan Abrams tentu memiliki kekurangan, dalam hal ini pengendalian atas
divisi kurang akibatnya mudah bagi setiap divisi untuk memanipulasi modal dasar pada akhir tahun.
Disisi lain, perusahaan berpartisipasi dalam sebuah rencana bonus insentif (incentive bonus plan),
dimana jumlah uang yang ada dalam bonus tersebut dihitung dengan rumus tetap dengan (Earnings
per Share) dimana dapat mempengaruhi kemungkinan pendapatan dimasa yang akan datang untuk
pihak yang ingin berinvestasi dalam aset. Karena investasi atau aset hanya diukur pada saat awal
tahun, sehingga terdapat kelebihan persediaan yang menjadi masalah yang dihadapi oleh Abrams,
dimana kelebihan disebabkan oleh keputusan produksi atau pemasaran yang buruk, hal ini diperburuk
dengan pernyataan wakil presiden perencanaan bahwa persediaan barang juga akan berkurang
hingga tingkat yang wajar karena adanya kebijakan liburan

Rekomendasi :

Terkait dengan permasalahan perusahaan Abrams, penulis merekomendasikan perusahaan


ini menggunakan Economic Value Added (EVA) dan mengendalikan investasi secara terpisah
menggunakan Net Present Value dan capital turnover measuremens. Rekomendasi ini dapat
memudahkan dalam melakukan negosiasi tingkat persediaan yang relevan dalam merencanakan
anggaran, akibatnya, tingkat persediaan yang tinggi juga dapat dikelola dengan biaya modal yang
berbeda.

Jika perusahaan tetap menggunakan ROI dengan penggunaan nilai investasi awal tahun yang
digunakan, maka untuk mengatasi kelebihan persediaan penulis merekomendasikan dengan
menambah kriteria evaluasi kinerja seperti inventory turnover, economic order quantity dan lainnya

3.1.2 Permasalahan Transfer Pricing antara Original equipment manufacturers (OEM),


wholesaler, retailer dan after market (AM)

Permasalahan transfer pricing di perusahaan Abrams, karena terdapat penjualan secara


ekslusif meliputi suku cadang kepada divisi AM, hal ini merupakan suatu kelemahan dari kebijakan
perusahaan dalam pengaturan unit bisnis sebagai pusat pertanggungjawaban laba (profit center).
Dalam hal ini dapat mempengaruhi kinerja dan keefisienan perusahaan. dimana dalam mengukur
keefisienan perusahaan mempertimbangkan input dan output, untuk output penjualan internal
ditargetkan memiliki porsi 20% dari total penjualan yaitu $100 juta dan divisi AM memiliki target
penjualan sebesar 50% dari seluruh penjualan Abrams. Selain itu ketiga divisi produk OEM tidak
dikonsolidasikan dalam satu organisasi penjualan karena para agen penjualan OEM dari setiap divisi
bekerja sama oleh orang yang berbeda, karena adanya divisi yang independen satu sama lain
sebelum diakusisi oleh Abrams.

Rekomendasi :

Perusahaan Abrams dalam mengatasi persaingan dan perdebatan yang ada dapat
menggunakan mekanisme dimana setiap perwakilan divisi bertemu membicarakan (negotiated
transfer price). Dimana, dengan adanya pertemuan tersebut dapat menghasilkan kebijakan terkait
penyesuaian harga terhadap tingkat inflasi meskipun diberlakukannya kebijakan transfer pricing.
Selain itu, perusahaan menetapkan harga transfer untuk produk tersebut dannpenyesuaiannya
terkait inflasi harus dilakukan di setiap periodenya.

3.1.3 Problem operasional (product division behaviour)


Unit bisnis dalam perusahaan Abrams berupa profit centers dimana otoritas keputusan
bergeser dari manajemen atas ketingkat yang lebih rendah. Adanya perbedaan tradisi
mengakibatkan adanya respon atas perbedaan tujuan perusahaan secara keseluruhan. Dalam hal ini
divisi bisa saja dalam perusahaan Abrams cenderung dapat meningkatkan profit divisinya tanpa
menghiraukan profit secara keseluruhan hal ini dapat mengganggu keseimbangan perusahaan.
terlebih program (incentive bonus plan) dapat dibilang kurang berpengaruh dalam mendorong
penjualan internal.

Rekomendasi :

Anda mungkin juga menyukai