Anda di halaman 1dari 8

BAB III

BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu


Praktikum ini dilaksanakan di di Laboraturium Fisiologi Hewan Air Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran, Senin tanggal 2 April 2018.

3.2 Alat dan Bahan


Pelaksanaan praktikum ini digunakan alat- alat dan bahan sebagai berikut :

3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Alat yang digunakan
No Nama Alat Fungsi
1 Gelas beaker Untuk wadah pengamatan
2 2 wadah plastik Untuk menempatkan ikan sebelum dan
sesudah diawasi
3 Hand phone Sebagai ganti stopwact
4 Hand counter Untuk menghitung bukaan operculum
5 Pipet Tetes Untuk memindahkan larutan ke tempat sampel
6 Mikroskop Untuk melihat objek yang akan diamati
7 Cawan Petri Untuk tempat sampel yang akan diamati

3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Alat yang digunakan
No Nama Alat Fungsi
1 Benih ikan 3 ekor Untuk wadah pengamatan
2 Aquades Untuk pengujian sampel
3 Nikotin Untuk pengujian sampel
4 Alkohol Untuk pengujian sampel
5 Kapas Sebagai penutup operculum ikan yang akan
diamati
3.3 Prosedur Praktikum
Prosedur kerja dalam pengamatan kali ini, langkah-langkah yang harus dilakukan
antara lain:
1. Mikroskop disiapkan dalam posisi yang fokus
2. Seekor ikan nilem diambil dari wadah, lalu diletakkan dalam cawan petri, insangnya ditutupi
dengan kapas basah
3. Sirip ekor dibasahi dengan aquades, lalu diamati di mikroskop.
4. Setelah itu jumlah aliran darah permenit yang melalui satu tempat tertentu dihitung, sebanyak
tiga kali diulangi
5. Setelah selesai point 4, Larutan nikotin diteteskan secukupnya pada sirip ikan nilem lalu
diamati dan jumlah aliran darah permenit dihitung melalui satu tempat tertentu, sebanyak tiga
kali diulangi
6. Setelah point 5 selesai,sirip ekor ikan dibilas dengan aquades agar terbebas dari pengaruh
nikotin.
7. Selanjutnya alcohol diteteskan secukupnya pada sirip ekor ikan nilem tersebut lalu diamati
dan dihitung jumlah aliran darah permenit yang melalui satu tempat terentu, sebayak tiga kali
diulangi
8. Point 2 s/d 7 diulangi pada ikan nilem lain sebanyak 3 ekor

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data dan Pembahasan Kelompok


Adapun hasil pengamatan laju alir darah kelompok 13 dengan perlakuan akuades,
nikotin, dan alkohol pada benih ikan nilem adalah sebagai berikut.
Laju Alir Darah Ikan Nilem
250
Laju Alir Darah (kali/menit)

202
200 182
163

150

100

50

0
Aquades Nikotin Alkohol

Gambar . Grafik data kelompok 13

Praktikum kali ini mengamati laju aliran darah pada benih ikan nilem dengan
penambahan aquades sebagai kontrol, dan penambahan alkohol serta penambahan nikotin
sebagai uji pada pembuluh arteri atau vena bagian ekor. Data yang diproleh dari praktikum
kali ini yaitu:

a. Laju aliran darah dengan penambahan aquades: 182 kali/menit

b. Laju aliran darah dengan penambahan nikotin: 202 kali/menit

c. Laju aliran darah dengan penambahan alkohol: 163 kali/menit

Dari data tersebut setelah penambahan aquades nilainya berada di tengah-tengah


antara penambahan nikotin dan alkohol sehingga dapat dikatakan laju aliran darah saat
penambahan aquades menjadi stabil. Pada saat penambahan nikotin, laju aliran darah menjadi
semakin cepat hal ini dikarenakan nikotin bersifat racun. Apabila nikotin ditambahkan pada
pembuluh, maka nikotin tersebut akan dibawa oleh aliran darah menuju otak dan bereaksi
dengan otak, maka otak akan memberikan sinyal kepada kelenjar adrenalin untuk
mengeluarkan hormon-hormon adrenalin, sehingga mengakibatkan pembuluh darah menjadi
kecil atau menyempit, hal inilah yang memicu jantung memompa darah lebih cepat dan pada
akhirnya aliran darah menjadi cepat. Suatu makhluk hidup apabila dala tubuhnya
mengandung banyak nikotin akan menyebabkan cepat mati. Sedangkan ketika penambahan
larutan alkohol 70% pada pembuluh yang berada di bgian ekor, aliran darah menjadi sangat
lambat, hal ini dikarenakan alkohol memiliki sifat yang keras dan mematikan sistem saraf,
sehingga laju aliran darah terhambat dan laju aliran darahpun menjadi lambat. Kecepatan
aliran darah pun sangat ditentukan oleh perlakuan si praktikan itu sendiri, dimana
penambahan alkohol sebagai uji pertama dan penambahan nikotin sebagai uji kedua
didapatkan hasil yang berbeda pula. Laju aliran darah dengan penambahan nikotin setelah
alkohol sangat lambat bila dibandingkan dengan penambahan aquades, seharusnya
penambahan nikotin dapat mempercepat laju aliran darah bila dibandingkan dengan
penambahan alkohol. Hal ini dikarenakan pemberian larutan alkohol sebelum pemberian
nikotin menyebabkan matinya kerja saraf atau dapat memperlambat kerja saraf, sehingga
pembuluh menjadi melebar dan aliran darah menjadi lambat, sehingga penambahan nikotin
sebagai uji kedua tidak ada pengaruhnya sama sekali terhadap laju alira darah pada ikan
nilem.

Sebaliknya penambahan nikotin sebagai uji pertama sebelum penambahan alkohol


sebagai uji kedua, laju aliran darah pada ikan nilem sangat cepat bila dibandingkan dengan
penambahan aquades sebagai kontrol. Hal ini dikarenakan nikotin yang bersifat toksik yang
dapat menyebabkan pembuluh menjadi kecil atau menyempit sehingga kontraksi pada
jantung menjadi lebih cepat dan aliran darahnya pun menjadi lebih cepat. Penambahan
alkohol sebagai uji kedua setelah penambahan nikotin, aliran darah menjadi lebih lambat.
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, alkohol yang bersifat keras dapat mematikan kerja
saraf dan memperlambat kerja jantung menyebab aliran darah menjadi lambat. Pembuluh
yang sebelumnya mengecil akibat dari penambahan nikotin lalu ditambahkan larutan alkohol
kini menjadi lebih besar, selain bersifat keras, alkohol juga bersifat relaksasi dalam tubuh,
sehingga penambahan alkohol dapat membuat ketenangan dan pembuluh menjadi lebih besar
yang mengakibatkan laju aliran darah pun menjadi lambat. Namun penambahan alkohol
dengan skala yang sangat besar dapat menyebabkan sistem kerja saraf berhenti secara total,
dan membuat kematian pada ikan tersebut.

4.2 Data dan Pembahasan Kelas

Adapun hasil pengamatan laju aliran darah kelas Perikanan B dengan perlakuan
akuades, nikotin, dan alkohol pada benih ikan nilem adalah sebagai berikut.
Kelompok Aquades Nikotin Alkohol
1 200 251 63
2 282 226 164
3 168 217 164
4 186 180 167
5 329 334 308
6 233 371 153
7 207 229 104
8 247 254 145
9 302 233 65
10 176 257 154
11 157 255 83
12 142 185 0
13 182 202 163
14 126 180 120
15 160 173 144
16 108 135 63
17 223 245 164
18 186 109 150
19 192 250 178
Rata-rata 200 255 134

300
255
250
Laju Alir Darah (kali/menit)

200
200

150 134

100

50

0
Aquades Nikotin Alkohol

Gambar . Grafik data kelompok 13

Sebagaimana hasil pengamatan kelas yang membuktikan bagaimana perbedaan dari


tiap tetesan yang diberikan tidak jauh beda dengan kelompok yang kami amati, yaitu
menunjukan bahwa dengan tetesan alcohol peredaran darah ikan semakin lambat
dibandingkan dengan nikotin dan aquades, hal ini disebabkan karena alcohol dapat
memperlambat fungsi sistem saraf pusat yang menjadikan system peredaran darah ikan juga
ikut terhambat.
Selain dari tetesan yang diberikan baik dengan alcohol maupun dengan nikotin,
kecepatan peredaran darah ikan mas itu diakibatkan oleh berat tubuh ikannya itu sendiri, hal
ini terbukti sebagaimana data diatas yang menunjukan bahwa semakin berat/ besar ikan
maka kecepatan peredaran darah ikan tersebut akan semakin cepat pula. Begitu juga dengan
aktivitas ikan itu sendiri, semakin aktif ikan itu bergerak maka semakin cepat juga peredaran
darah ikan tersebut.

BAB V

PENUTUP

1.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari praktikum kali ini :
 Sistem peredaran darah merupakan proses fisiologis yang penting untuk mensuplai
bahan-bahan ( nutrisi dan oksigen ) ke organ-organ yang membutuhkan.
 Pemberian Larutan Nikotin pada ekor Ikan Nilem membuat laju aliran darah Ikan
Nilem menjadi lebih cepat karena merupakan larutan yang dapat memacu kerja
jantung sehingga aliran darah yang mengalir ke jantung menjadi lebih cepat.
 Pemberian Larutan Alkohol pada ekor Ikan Nilem membuat laju aliran darah Ikan
Nilem menjadi lebih lambat karena merupakan zat penekan susunan syaraf pusat.
 Penambahan zat-zat kimia tersebut (larutan nikotin dan alkohol) sangat berpengaruh
terhadap laju aliran darah.

1.2. Saran
Adapun saran yang ingin disimpulkan oleh praktikan kepada pembaca, pada
praktikum pengaruh nikotin dan alkohol terhadap lajur aliran darah pada benih nilem
mas dilakukan dengan pengamatan tanpa menggunakan media air yang hanya di lapisi
dengan kapas yang sudah di celupkan air dimana ikan dapat berusaha berontak dan disitu
praktikan harus bisa meminimalisir terjadinya kesalahan seperti halnya ikan yang loncat,
dan praktikan harus lebih fokus dalam mengamati aliran darah pada ekor ikan mas
dengan mikroskop dan difokuskan pada satu aliran darah sehingga dapat diperoleh data
yang sesuai.

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, Ridwan dan Usman M. Tang. 2002. Fisiologi Hewan air. Riau: Unri Pres
Adelbert Mones, Ronaldo. 2008. Gambaran Darah Pada Ikan Mas (Cyprinus Carpio Linn)
Strain Majalaya Yang Berasal Dari Daerah Ciampea Bogor. Fakultas Kedokteran Hewan,
Institut Pertanian Bogor.
Rochmah, Siti Nur. 2006. Biologi. Yogyakarta : Pustaka Insan Madani
Ridwan Affandi.2002.Fisiologi Hewan Air. Pekanbaru Riau;
LAMPIRAN

1.Alat

2 wadah plastik Gelas beaker Hand counter

2.Bahan

Nikotin Alkohol Aquades

Anda mungkin juga menyukai