Flushing : kemerahan sementara pada muka dan leher , akibat vasodilatasi kapiler
Komedo : sumbatan yang berupa sebum biasanya berwarna putih/hitam . putih : letaknya lebih
dalam , hitam : mengandung melanin . lesi non inflamasi
Adneksa kulit: turunan dari kulit berupa kuku , rambut , kelenjar kulit . struktur dari epidermis yang
berubah fungsi dan bentuknya .
Teleangiektasis: vasodilatasi pada kulit secara permanen . bisa di lihat dengan mata telanjang D=0,1-
1mm
STEP 2
Step 3
1. Apa DD pada skenario ?
Acne vulgaris= peradangan pada pilosebasea pada usia remaja terdapat papul, nodus,
pustul, terdapat komedo
Dermattis seboroik = skuama berminyak di wajah , letaknya pada nasolabial,
Dermatitis perioral = biasanya pada perempuan dan terdapat telengiektasis di sekitar mulut
biasanya ada papul , pustul eritem di sekitar mulut dan dagu disertai rasa gatal .
SLE = eritema pada sentral pipi
Rosasea = ada flushing pada bagian sentral wajah , biasanya ada telengiektasis , ada
peradangan yang menimbulkan pustul papul dan edema.
Akne Vulgaris
Akne Vulgaris terjadi pada umur remaja, kulit seborhoe, klinis komedo, papul,
pustul, nodus, krista. Tempat predileksi muka, leher, bahu, dada, dan punggung
bagian atas, tidak ada telangiektasis (peradangan menahun folikel pilosebasea yang
umumnya terjadi pada masa remaja dan dapat sembuh sendiri )kelainan kulit
fisiologis.umumnya terjadi pada usia 14-17 tahun pada wanita dan 16-19 tahun pada
pria. Dari penelitian bahwa mereka yang bergenotip XYY mendapat akne vulgaris
yang lebih berat.
Dermatitis Seboroika
Terdapat sebore, skuama berminyak dan agak gatal. Tempat predileksi
retroaurikular, alis mata, sulkus naso labial.
Dermatitis Perioral
Terjadi pada wanita muda, tempat predileksi sekitar mulut dan dagu, polimorfi
tanpa telangiktasia dan keluhan gatal.
Lupus Eritematosus
Meskipun SLE dapat menstimulasi terjadinya rosasea, namun klinis terlihat eritema
dan atrofi pada pipi dan hidung dengan batas tegas dan berbentuk kupu-kupu.
IPKK EDISI 6
Rosasea adalah penyakit kulit kronis pada daerah sentral wajah (yang menonjol/cembung)
yang ditandai dengan kemerahan pada kulit dan telangiektasi disertai episode peradangan
yang memunculkan erupsi papul, pustul, dan edema.
IPKK EDISI 6
Rosacea paling sering ditemukan pada orang dewasa antara usia 30 tahun hingga 65 tahun
tetapi rosacea juga dapat menimpa anak-anak. Rosacea adalah peradangan kronis terutama
di kulit wajah seperti pipi, dagu, dahi, dan hidung, tetapi dapat muncul pada telinga, leher,
dada dan kepala. Rosacea biasa ditandai dengan wajah yang bengkak dan merah, dengan
bintil-bintil merah menandakan adanya pembuluh darah yang pecah, kulit wajah mudah
memerah, kekeringan kulit wajah yang berlebihan dan iritasi di sekitar hidung dan pipi.
Hidung yang besar dan merah serta pipi yang bersemu merah yang sering terlihat pada pria
dewasa yang ketergantungan alkohol sering kali merupakan Acne Rosacea. Alkohol memang
salah satu dari sekian banyak penyebab Acne jenis ini. Seiring waktu,kulit pun menjadi lebih
kemerahan dan kondisi kulit menjadi kasar. Kegagalan untuk mencari pengobatan bagi
rosacea dapat menghasilkan gundukan jerawat dan bahkan dapat berkembang. Dalam kasus
yang parah hidung bengkak.
Sekalipun tidak di pengaruhi hormon, tapi wanita yang memasuki masa menopause bisa tiba-tiba
men- derita Acne Rosacea akibat pelebaran pembuluh vena di wajah yang lazim muncul pada masa
menopause.Pada kondisi ini, sebaiknya penderita menghindari kopi, alkohol, makanan pedas dan
minuman panas.
Dr. Kristijanto Adimoelja lahir di Surabaya menyelesaikan Pendidikan Spesialisasi Ilmu Kesehatan
Kulit Dan Kelamin di Universitas Justus-Liebig Giessen, Jerman tahun 2004.
eritema sentral pada pipi , kadang” di temukan komedo yang merupakan pertanda adnya
komplikasi dengan penyakit lain ( acne vulgaris )
biasanya bisa sampai ke leher bahkan ke lengan juga punggung bagian atas .
Gejala utama rosasea adalah eritema, telangiektasia, papul, edema, dan pustul. Komedo tak
diketemukan dan apabila ada mungkin kombinasi dengan akne (komedo solaris, akne
kosmetika). Adanya eritema dan telangiektasis adalah persisten pada setiap episode dan
merupakan gejala khas rosasea. Papul kemerahan pada rosasea tidak nyeri, berbeda dengan
akne vulgaris, dan hemisverikel. Pustul hanya ditemukan pada 20% penderita, sedang edema
dapat menghilang atau menetap antara episode rosasea.
IPKK EDISI 6
4. Bagaimana Epidemologinya ?
Biasanya nerang keusia 30-40 th , wanita lebih dominan dari pada laki”,ras kulit putih lebih
besar dari pada ras kulit hitam , biasa menyerang yang banyak hormon adrogen = karena
mengacu pada kelenjar sebasea .
Rosasea sering diderita pada umur 30-40 tahun, namun dapat pula pada remaja maupun
orang tua. Umumnya wanita lebih sering terkena dari pria. Ras kulit putih (kaukasia ) lebih
banya terkena dari kulit hitam (negro) atau berwarna (polinesia), dan di negara barat lebih
sering pada mereka yang bertaraf sosial ekonomi rendah.
IPKK edisi 6
Orang-orang yang paling rentan untuk memperoleh rosacea adalah orang dewasa,
terutama perempuan. Rosacea adalah peradangan kronis terutama di (pipi, dagu, dahi,
hidung), tetapi dapat muncul pada telinga, leher, dada dan kepala. Namun laki-laki juga
cenderung memiliki gejala lebih parah, dikarenakan mereka menunda mencari pengobatan
sampai kondisi mencapai tahap lanjutan.
Dr. Kristijanto Adimoelja lahir di Surabaya menyelesaikan Pendidikan Spesialisasi Ilmu Kesehatan
Kulit Dan Kelamin di Universitas Justus-Liebig Giessen, Jerman tahun 2004.
5. Bagaimana Etiopatogenesisnya ?
Patogenesi :
Etiologi dari rosasea tidak diketahui. Ada berbagai hipotesis faktor penyebab :
a. Makanan : alkohol merupakan penyebab rosasea yang diutarakan sejak zaman
shakespeare dan pernah ditulis dalam satu bukunya. Konstipasi, diare penyakit
gastrointestinal dan bahkan penyakit kelenjar empedu telah pula dianggap sebagai
faktor penyebab.
b. Psikis
c. Obat : adana peningkatan bradiinin yang dilepas oleh adrenalin pada saat kemerahan
kulit flushing menimbulkan degaan adanya peran berbagai obat, baik sebagai penyebab
maupun yang dapat digunakan sebagai terapi rosasea.
d. Infeksi : demodex folliculorum dahulu dianggap berperan pada etiologi rosasea, namun
akhir-akhir ini mulai ditinggalkan.
e. Musim : peran musim panas atau musim dingin, termasuk di dalamnya peran sinar
ultraviolet matahari yang dapat menimbulkan kerusakan pembuluh darah kulit
penyebab eritema persisten masih terus diselidiki karena belum jelas dan bertentangan
hasilnya.
f. Imunologis : dari lapisan dermo-epidermal penderita rosasea ditemukan adanya deposit
imunoglobulin oleh beberapa peneliti, sedang di kolagen papiler ditemukan antibodi
antikolagen dan antinuklear antibodi sehingga ada dugaan faktor imunologi pada
rosasea.
g. Lainnya : def vitamin, hormonal dan sebore pernah disangka berperan pada etiologi
rosasea namun tidak dapat dibuktikan.
Pada tahap awal (stadium I) rosasea dimulai dengan timbulnya eritema tanpa sebab atau akibat
sengatan matahari. Eritema ini menetap lalu diikuti timbulnya beberapa telangiektasia.
Pada tahap kedua (stadium II) dengan diselingi epidosde akut dan menyebabkan timbulnya papul,
pustul dan edema, terjadilah eritema persisten dan banyak telangiektasia, papul dan pustul.
Pada tahap ketiga (stadium III) terlihat eritema persisten yang dalam, banyak telangiektasia. Papul,
pustul, nodus dan edema. Komplikasi rinofima atau peradangan okuler merupakan hal yang terjadi
kemudian.
IPKK edisi 6
Bedah kulit
Bedah scalpel (meratakan sisi jaringan parut yang menonjol
atau eksisi elips pada jaringan parut hipotrofik yang dalam)
Bedah listrik (untuk komedo tertutup tujuannya
mempermudah pegeluaran sebum atau pada nodulo-kistik
untuk drainase cairan yang dapat mempercepat
penyembuhan)
Bedah kimia (dengan asam triklor asetat atau fenol untuk
meratakan jaringan parut yang berbenjol)
Bedah beku (dengan bubur CO2 beku atau N2 cair untuk
mempercepat penyembuhan radang)
Dermabrasi (untuk meratakan jaringan parut hipo atau
hipertrofi pasca akne yang luas)
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI edisi 5
8. Bagaimana pencegahannya ?
Jangan terlalu terpapar matahari gunakan sunblok
Tidak minum alkohol
Sering membersihkan wajah
Jangan terlalu banyak makanan yg menimbulkan vasodilaktasi ( con: soda yg ada kafeinnya
)dan makanan pedas
Jangan terlalu stress
Pencegahan rosacea dapat dilakukan dengan melakukan beberapa perawatan kulit yang benar dan
gaya hidup yang sehat, seperti:
* Menjaga kebersihan kulit. Bersihkan dengan lembut beberapa kali sehari. Gunakan pembersih
yang lembut dan menghindari pembersih muka yang kasar sehingga dapat menyebabkan iritasi kulit
Anda.
* Pakailah tabir surya yang lembut, jika ragu dengan suatu produk, gunakan tabir surya yang
diformulasikan untuk bayi, saat Anda pergi. Matahari dapat memperburuk kondisi.
* Cobalah selalu menjaga kelembaban kulit . Tinggal di lingkungan yang ber-AC pada yang panas,
maka semprotkan wajah dengan air dingin. Minum air putih minimal satu hari 8 gelas. Gunakan
pelembab yang alami sesuai dengan jenis kulit .
* Jangan mengkonsumsi makanan atau minuman yang terlalu panas, untuk menghindari uap panas
dapat membuat iritasi pada wajah.
* Hindari sauna, mandi uap dan kolam air panas serta facial steam.
* Evaluasi program diet . Makanan tertentu dapat memperparah kondisi. Mulai membuat buku
harian makanan, menuliskan apa yang makan dan bagaimana wajah bereaksi terhadap makanan
tersebut. Mengurangi makanan pemicu dapat membantu menyembukan rosacea
Dr. Kristijanto Adimoelja lahir di Surabaya menyelesaikan Pendidikan Spesialisasi Ilmu Kesehatan
Kulit Dan Kelamin di Universitas Justus-Liebig Giessen, Jerman tahun 2004.
9. Bagaimana penatalaksanaanya ?
Bisa dikasi tetrasiklin dan eritomisin dan kortikosteroid .
1. Topikal
a.Tetrasiklin, klindamisin, eritromisin dalam salap 0.5 – 2.0 %. Eritmosin lebih baik hasilnya dibandingkan
lainnya.
b.Metronidasol 0.75 % gel atau krim 2 % efektif untuk lesi papul atau pustul.
c.Imidasol sendiri atau dengan ketokonasol atau sulfur 2-5% dapat dicoba
.d.Isotretinoin krim 0.2 % juga bermanfaat.
e.Antiparasit untuk membunuh D.follikulorum ; misalnya lindane, krotamiton, ataubensoil bensoat.
f. Kortikosteroid kekuatan rendah (krim hidrokortison 1 %) hanya dianjurkan padastadium berat.2.
2. Sistemik
a.Tetrasiklin, eritromisin, doksisiklin, minosiklin dengan dosis sama dengan dosis aknevulgaris beradang
memberikan hasil yang baik karena efek antimikroba dan anti inflamasi.
b. isotretinoin (13 cis retinoit) 0.5-1.0/kgBB sehari dapat digunakan kecuali bila adarosasea pada mata.
Penggunaannya harus diamati secara ketat
c. Metronidasol 2x500 mg/hari efektif stadium awal maupun lanjut
.3 Lainnya
a. Sunblock dengan SpF 15 atau lebih dianjurkan dipakai penderita untuk menahanUVA dan UVB.
b. Masase fasial dahulu dianjurkan dilakukan, namun hasilnya tidak jelas
c. Diet rokok, alcohol, kopi, pedas dapat dilakukan untuk mengurangi ransangan eritem
d. Bedah kulit; scalpel atau dermabrasi untuk rinofoma dan bedah listrik untuk telangiektasi.
IPKK edisi 6
Vitamin C topikal baru-baru ini diteliti dan dipersiapkan untuk mengurangi eritema pada penderita
rosacea. Obat kosmetik sehari-hari yang mengandung 5% vitamin C (L-ascorbic acid) digunakan
dalam penelitian observer-blinded (peninjauan kebutaan) dan placebo-controlled (pengendalian
placebo). Sembilan dari 12 peserta mengalami kemajuan objektif dan subjektif pada eritema
mereka. Disimpulkan bahwa produksi radikal bebas memegang peranan penting dalam reaksi
inflamasi dari rosacea, dan antioksidan dari L-ascorbic acid diperkirakan dapat mengatasi dampak
ini. Hal ini dapat dijadikan langkah awal yang masih membutuhkan penelitian lebih lanjut yang lebih
besar.
Perlakuan Rosacea bisa bervariasi tergantung pada kehebatan gejala dan jenis penyakit ini.
pendekatan Subtipe-diarahkan dianjurkan oleh beberapa ahli kulit untuk melawan gejala penyakit ini
secara efektif. Satu harus menggunakan rejimen cleansing kulit ringan untuk mengurangi keparahan
gejala penyakit ini. Selain itu, orang harus menghindari sinar matahari langsung. Penerapan
beberapa lotion tabir surya dapat membantu pasien untuk mendapatkan lega dari rasa iritasi.
Titanium dioksida dan seng oksida adalah dua bahan yang paling penting dari sebuah lotion tabir
surya yang sempurna. Jika seseorang ingin mendapatkan meringankan dari peradangan, kemerahan
atau papula, beberapa antibiotik topikal dan tetrasiklin oral dapat diterapkan. Minocycline,
doxycycline dan tetrasiklin adalah beberapa antibiotik tetrasiklin oral umum yang dapat diterapkan
untuk melawan penyakit ini. Skinoren dan Finacea adalah beberapa asam dikenal azelat topikal yang
dapat secara efektif menurunkan radang papules dan benjolan.
Dr. Kristijanto Adimoelja lahir di Surabaya menyelesaikan Pendidikan Spesialisasi Ilmu Kesehatan
Kulit Dan Kelamin di Universitas Justus-Liebig Giessen, Jerman tahun 2004.
1. Klasifikasi
- Kelenjar kulit
a. Sudorifera : kelenjar keringat
Ekrin
1. Ciri- ciri
kelenjar keringat ini mensekresi cairan jernih, yaitu keringat yang
mengandung 95 – 97 persen air dan mengandung beberapa mineral, seperti
garam, sodium klorida,granula minyak, glusida dan sampingan dari
metabolisma seluler.
Kelenjar keringat ini terdapat di seluruh kulit, mulai dari telapak tangan dan
telapak kaki sampai ke kulit kepala.
Jumlahnya di seluruh badan sekitar dua juta dan menghasilkan 14 liter
keringat dalam waktu 24 jam pada orang dewasa.
Bentuk kelenjar keringat ekrin langsing, bergulung-gulung dan salurannya
bermuara langsung pada permukaan kulit yang tidak ada rambutnya.
2. Fungsi
mengatur suhu, menyebabkan panas dilepaskan dengan cara
penguapan.
3. Kelainan
a. Hiperhidrosis
Hiperhidrosis adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan sekresi keringat ekrin,
dibagi dua jenis neural dan non neural berdasarkan mekanisme kerja dan respon yang
ditimbulkan.
b. Anhidrosis
Suatu keadaan hilangnya sebagian aktifitas kelenjar keringat. Jarang terjadi secara
menyeluruh sehingga lebih tepat disebut sebagai hipohidrosis. Biasanya kondisi
anhidrosis pada satu tempat diikuti terjadinya hiperhidrosis kompensatoris pada
kelenjar keringat lain yang berfungsi sempurna.
c. Miliaria
Miliaria atau dapat disebut biang keringat adalah suatu keadaan dimana pori-pori
keringat tertutup sehingga timbul retensi keringat di kulit. Terbentuknya sumbat
parakeratotik di duktus diduga akibat lesi pada sel epidermis pembentuk duktus.
Lesi terjadi akibat maserasi yang ditimbulkan air yang berasal dari keringat yang
berlebihan (lingkungan tropis dengan suhu dan kelembaban udara yang tinggi).
Tingkat obstruksi dalam duktus ekrin menentukan tipe miliaria yang ditimbulkan,
ada 3 macam:
a. Klasifikasi
i. Miliaria kristalina
Sumbatan superfisial pada stratum korneum. Vesikel yang terbentuk
menyerupai kristal jernih. Asimtomatik dan vesikel sifatnya mudah pecah.te
miliaria profunda
apokrin
1. Ciri- cirri
yang hanya terdapat di daerah ketiak,puting susu, pusar, daerah kelamin dan daerah sekitar
dubur (anogenital)
menghasilkan cairan yang agak kental,
berwarna keputih-putihan serta berbau khas pada setiap orang.
Sel kelenjar ini mudah rusak dan sifatnya alkali sehingga dapat menimbulkan bau.
Muaranya berdekatan dengan muara kelenjar sebasea pada saluran folikel rambut.
Kelenjar keringat apokrin jumlahnya tidak terlalu banyak dan hanya sedikit cairan yang
disekresikan dari kelenjar ini.
Kelenjar apokrin mulai aktif setelah usia akil baligh dan aktivitas kelenjar ini dipengaruhi oleh
hormon.
2. Fungsi
Melembabkan kulit
3. Kelainan
a. Bromhidrosis
Adalah suatu keadaan dimana bau yang hebat menusuk hidung keluar dari kulit.
Terdapat dua jenis, bromhidrosis apokrin (akibat penguraian keringat apokrin oleh
bakteri Gram negatif) dan bromhidrosis ekrin (akibat degradasi mikrobiologik pada
stratum korneum yang melunak karena produksi keringat ekrin yang berlebihan
b. Kromhidrosis
Adalah kelainan yang ditandai adanya sekresi keringat apokrin yang berwarna, ada dua
bentuk klinis : fasial dan aksiler. Terjadinya diduga disebabkan oleh meningkatnya
jumlah ekskresi keringat apokrin diikuti oleh oksidasi yang meningkat pada lipofuchsin
(pigmen bentuk granuler yang normal terdapat pada kelenjar apokrin)
c. Hidradenitis supurativa
Hidradenitis supurativa
Definisi : merupakan penyakit kronis supuratif dan sikatrikal pada kulit lokasi
kelenjar apokrin, terutama di aksila dan anogenital.
b. Etiologi
i. Penyumbatan dengan infeksi bakteri sekunder pada kelenjar apokrin
ii. Penyebab awalnya belum diketahui tetapi dicurigai penyebabnya
mekanisme hormone
Andrew’s Diseases of the Skin
c. Patogenesis
i. Pada permulaannya terjadi keratinisasi folikular yang menyebabkan
penyumbatan kelenjar apokrin diikuti oleh dilatasi dan respon inflamasi
berat pada kelenjar apokrin
ii. Jika inflamasi kelenjar berlanjut, terjadi rupture dan menghasilkan
pembentukan jalur sinus dan fibrosis
iii. Pada penyakit yang kronis, berkembang ulserasi, pembesaran kelenjar
sinus, pengembangan fistula, dan pembentukan jaringan parut dan
fibrosis semakin jelas terlihat
iv. Prosesnya terus berlanjut dan episodic erupsi timbul tak menentu
Andrew’s Diseases of the Skin
d. Gejala Klinis
i. Nodul merah, mulanya nyeri berlanjut dengan sakit sekali
ii. Lesi yang rupture, bernanah, dan memiliki saluran kelenjar yang khas
iii. Abses
iv. Penyembuhan fibrosis dan rekuren mengarah pada pembentukan
jaringan parut
v. Bentuk sarang lebah pada muara kelenjar apokrin mungkin disebabkan
infeksi kronik
vi. Lesi yang soliter terlihat tebal, lekat, mucoid, bernanah
vii. Pemeriksaan pada nodul suppurative terlihat perluasan lesi beberapa
sentimeter secara horizontal di bawah permukaan kulit
Andrew’s Diseases of the Skin
hidradenitis suppurativa
b. Sebasea
1. Ciri-ciri
Terdapat di semua permukaan kulit ( kecuali telapak tangan, kaki )
Di pengaruhi oleh hormone androgenic
Tidak berlumen
Termasuk dalam komponen kulit tipis
2. Fungsi
Sekresi minyak
Melembabkan kulit
3. Kelainan
Akne
Definisi : peradangan menahun pada pilosebasea yg ditandai dengan adanya
komedo( sumbatan sebum yang berwarna hitan atau putih yang timbul akibat
proses keratoniasasi), pustule( vesikel yg berisi nanah), papul ( penonjolan diatas
permukaan kulit, sirkumskrip, berukukuran lbh kecil dr 0,5cm,dan isi nya zat padat),
nodul( masa pdt terletak di kutan atau sub kuta), kista pada tempat predileksi
seperti:
Muka
Bahu
Dada bagian atas
Punggung bagian atas
Leher
Lengan atas
Glutea (pantat)
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI edisi 5
Etiologi :
Perubahan pola keratinasi dalam folikel menjadi lebih padat sehingga sukar
lepas dari saluran folikel tersebut
Produksi sebum yang meningkat
Terbentuknya fraksi asam lemak bebas
Peningkatan jumlah flora folikel (Propionibacterium acne) yang berperan dalam
proses kemotaktik inflamasi erta pembentukan enzim lipolitik pengubah fraksi
lipid sebum
Respons hospes berupa pembentukan circulating antibodies yang memperberat
akne
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI edisi
Akne papulopustular
Black comedones
Nodular dan akne cytic
Akne konglobata
Akne konglobata
Akne infantum
Rosasea
Definisi : penyakit kulit kronis pada daerah sentral wajah (yang menonjol/cembung)
yang dtandai dengan kemerahan pada kulit dan telangiektasi disertai episode
peradangan yang memunculkan erupsi papul, pustul, dan edema.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI edisi 5
Etiologi
Makanan
Psikis
Obat
Infeksi
Musim (sinar matahari)
Imunologis (ditemukan deposit Ig pada lapisan dermo-epidermal
dan antibody antikolagen dan antinuklear di kolagen papiler)
Defisiensi vitamin, hormonal dan sebore
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI edisi 5
DD :
1. Dermatitis perioral
2. Acne vulgaris
3. Dermatitis seboroik
4. Lupus
Gejala klinis
Gambaran makroskopis
Eritema (khas)
Telangieksia (khas)
Papul
Edema
pustul
papul kemerahan tak nyeri
stadium
eritema berlanjut dengan telangieksia
papul, pustule, edema, eritema persisten dan banyak
telangieksia
eritema persisten dalam, banyak telangieksia, papul,
pustule, nodus, dan edema.
Gambaran mikroskopis
Ektasia vascular
Edema dermis
Disorganisasi jaringan konektif dermis
Solar elastosis
Terlihat sel radang limfosit, histiosit, sel plasma, sel mast
Demodex folliculorum dalam folikel infundubilum dan
duktus sebasea
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI edisi 5
Predileksi
Sentral wajah
Hidung
Pipi
Dagu
Kening
Alis
Leher
Pergelangan tangan dan kaki (jarang)
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI edisi 5
Dermatitis perioral
Definisi: kelainan kulit yang ditandai erosi popular, eksemateus dan skuama
predileksinya di lipatan dan di bibir bagian atas. Perjalanan penyakitnya fluktuasi.
Etiologi :
Factor hormonal
Penggunaan Steroid topical yang berlebihan
Pathogenesis :
Ruam akut berupa eritem dan papul ruam mereda, meninggalkan bekas bercak
eritem dan skuama siklus bervariasi beberapa hari, sampai beberapa bulan.
- Kuku
1. Bagian kuku ( gambar )
a. Akar kuku
b. Matriks
c. Badan kuku
d. Ujung kuku
2. Kelainan
Koilonikia ( defisiensi zat Fe )
Onikaosis
Paronikia
- Rambut
1. Bagian
Kutikula, korteks, medula
2. Tipe ( gambar )
a. Terminal ( lebih kasar, berpigmen )
b. Lanugo ( halus, pigmen )
3. kelainan
a. Klasifikasi
viii. Kelompok kelainan warna rambut
ix. Kelompok alopesia dengan berkurangnya rambut terminal
x. Kelompok hipertrikosis dan Hirsutisme peningkatan rambut terminal di
tempat normalnya rambut velus
Ilmu Penyakit Kulit. Editor : Prof. Dr. Marwali Harahap
11. Bagaimana relasi penyakit yang terdiagnosis dengan kelainan adneksa kulit ?
Maksudnya : rosasea itu termasuk dalam adneksa kulit ? iya , maksunya dalam kelenjar ekrin
karena apokrin itu alkali ( mengeluarkan bau yang menyengat )
ekrin tiap hari mensekresi 14 l/ 24 jam keringat, bentuknya kelenjarnya langsing , ekrin itu
bersifat asam
bagaimana?
Rosacea adalah penyakit kulit akibat kelainan kelenjar sebasea. Gejala utama adalah adanya
pelebaran
pembuluh darah di dagu, dahi dan bagian bawah hidung menjadi membesar.
Hal ini juga dikenal sebagai rosacea jerawat. Rosacea tidak seperti jerawat, tidak ada
whiteheads dan komedo di rosacea.
Mata kering, tekstur dan nyert kulit, wajah memerah setelah kepanasan, makanan pedas
dan alkohol adalah gejala lain dari rosacea.
Dr. Kristijanto Adimoelja lahir di Surabaya menyelesaikan Pendidikan Spesialisasi Ilmu Kesehatan
Kulit Dan Kelamin di Universitas Justus-Liebig Giessen, Jerman tahun 2004.
STEP 4
kulit
Adeksa kulit
sidorifera