Anda di halaman 1dari 9

1.

DASAR HUKUM PEMBENTUKAN KOPERASI


Dalam pelaksanaan koperasi, perlu adanya dasar hukum untuk mengaturnya.
Adapun dasar hukum pembentukan koperasi di Indonesia yaitu:
a. Peraturan Pemerintah Nomber 4 Tahun 1994 tentang Persyaratan dan Tata Cara
Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar.
b. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik
Indonesia Nomor : 01/Per/M.KUKM/I/2006 tanggal 9 Januari 2006 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Pembentukan, Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan
Anggaran Dasar Koperasi.
c. Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik
Indonesia Nomor : 98/Kep/KEP/KUKM/X/2004 tanggal 24 September 2004
tentang Notaris Sebagai Pembuat Akta Pendirian Koperasi.
d. UU No. 25/1992 tentang Perkoprasian Koperasi : badan usaha yang beranggotakan
orang-seorangan atau badan hukum koperasi dengan melaksanakan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasar atas asas kekeluargaan. (pasal 1, ayat [1] ) (UU ini disahkan di Jakarta
pada tanggal 21 Oktober 1992, ditandatangani oleh Presiden RI Soeharto, dan
diumumkan pada Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 116. Dengan terbitnya
UU 25 Tahun 1992 maka dinyatakan tidak berlaku UU Nomor 12 Tahun 1967
tentang Pokok-pokok Perkoperasian, Lembaran Negara RI Tahun 1967 Nomor 23,
dan Tambahan Lembaran Negara RI Tahun 1967 Nomor 2832).
e. UU No. 9 Tahun 1995 ttg Pelaksanaan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi.
Kegiatan usaha simpan pinjam : kegiatan yang dilakukan untuk menghimpun dana
dan menyalurkan melalui usaha simpan pinjam dari dan untuk anggota koperasi
ybs, calon anggota koperasi ybs, koperasi lain dan atau anggotanya, (pasa 1, ayat
[1] ). Calon anggota koperasi sebagaimana dimaksud dalam waktu paling lama 3
bulan setelah simpanan pokok harus menjadi (pasal 18 ayat [2] )

2. SYARAT DAN TATA CARA PEMBENTUKAN


Ada beberapa hal yang harus disiapkan dalam mendirikan koperasi, diantara adalah;
A. Persyaratan Pembentukan Koperasi
Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, yaitu dalam Pasal 6
sampai dengan 8 disebutkan bahwa persyaratan untuk pembentukan koperasi
adalah sebagai berikut:
1) Persyaratan pembentukan koperasi didasarkan atas bentuk koperasi yang
akan dibentuk, yaitu apakah koperasi primer atau koperasi sekunder.
2) Untuk persyaratan pembentukan koperasi primer memerlukan minimal 20
orang anggota. Untuk persyaratan pembentukan koperasi sekunder
memerlukan minimal 3 koperasi yang telah berbadan hukum.
3) Koperasi yang dibentuk harus berkedudukan di wilayah negara Republik
Indonesia.
4) Untuk pembentukan koperasi dilakukan dengan akta pendirian yang
memuat anggaran dasar.
5) Memiliki Anggaran dasar koperasi

B. Dasar Pembentukan Koperasi


Orang atau masyarakat yang mendirikan koperasi mengerti maksud dan tujuan
koperasi serta kegiatan usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi untuk
meningkatkan pendapatan dan manfaat yang sebesar-besarnya bagi mereka.

C. Persiapan Pembentukan Koperasi


Adapun persiapan-persiapan yang perlu dilakukan dalam upaya mendirikan
koperasi adalah sebagai berikut:
1) Pembentukan koperasi harus dipersiapkan dengan matang oleh para pendiri.
Persiapan tersebut antara lain meliputi kegiatan penyuluhan, penerangan
maupun pelatihan bagi para pendiri dan calon anggota untuk memperoleh
pengertian dan kejelasan mengenai perkoperasian.
2) Yang dimaksud pendiri adalah mereka yang hadir dalam rapat pembentukan
koperasi dan yang telah memenuhi persyaratan keanggotaan serta
menyatakan diri menjadi anggota.
3) Para pendiri mempersiapkan rapat pembentukan dengan cara antara lain
penyusunan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.

D. Rapat Pembentukan Koperasi


Setelah semua upaya persiapan pembentukan koperasi dilakukan, maka
langkah selanjutnya adalah melakukan rapat pembentukan dengan memerhatikan
ketentuanketentuan sebagai berikut:
1) Rapat anggota koperasi dihadiri oleh sekurang-kurangnya 20 (dua puluh)
orang untuk koperasi primer dan sekurang-kurangnya 3 (tiga) koperasi
untuk koperasi sekunder.
2) Rapat pembentukan dipimpin oleh seseorang atau beberapa pendiri atau
kuasa pendiri.
3) Yang disebut kuasa pendiri adalah beberapa orang dari pendiri yang diberi
kuasa dan sekaligus ditunjuk oleh untuk pertama kalinya sebagai pengurus
koperasi untuk memproses pengajuan permintaan pengesahan akta
pendirian koperasi dan menandatangani anggaran dasar koperasi.
4) Apabila diperlukan dan atas permohonan para pendiri, penjabat dinas
koperasi dapat hadir dalam rapat pembentukan untuk membantu kelancaran
jalannya rapat dan memberikan petunjuk-petunjuk seperlunya.
5) Dalam rapat pembentukan tersebut perlu dibahas, antara lain mengenai
keanggotaan, usaha yang akan dijalankan, modal sendiri, kepengurusan dan
pengelolaan usaha pengurusan anggaran dasar atau anggaran rumah tangga.
6) Anggaran dasar harus memuat sekurang-kurangnya daftar nama hadir,
nama dan tempat kedudukan, maksud dan tujuan, bidang usahanya,
ketentuan mengenai keanggotaan, rapat anggota, pengelolaan, jangka waktu
berdiri, pembagian sisa hasil usaha (SHU), dan ketentuan mengenai sanksi.
7) Rapat harus mengambil kesepakatan dan keputusan terhadap hal-hal
sebagaimana dimaksud pada butir c) dan e) dan wajib membuat berita acara
rapat pembentukan koperasi.

E. Pengesahan Akta Pendirian Koperasi atau Badan Hukum Koperasi


Para pendiri atau kuasanya mengajukan permintaan pengesahan secara tertulis
kepada pemerintah dengan bantuan notaris.

F. Pertanggungjawaban Kuasa Pendiri Koperasi


Selama permintaan pengesahan akta pendiri koperasi masih dalam
penyelesaian, kuasa pendiri dapat melakukan kegiatan usaha atau tindakan hukum
untuk kepentingan calon anggota atau calon koperasi.
Setelah akta pendirian koperasi disahkan maka pendiri harus segera
mengadakan rapat anggota, baik rapat anggota biasa maupun rapat anggota tahunan
(RAT) untuk memutuskan menerima atau menolak tanggung jawab kuasa pendiri
atas kegiatan usaha atau tindakan hukum yang telah dilaksanakan.

3. TINGKATAN KOPERASI DAN DAERAH KERJA KOPERASI


Tingkatan koperasi dilihat dari jumlah anggota yang dimiliki oleh koperasi itu sendiri.
Berdasarkan tingkatan koperasi, koperasi terdiri atas :
a. Koperasi Primer
Koperasi primer adalah badan usaha koperasi yang didirikan oleh dan
beranggotakan orang-seorang. Orang-orang ini berkumpul untuk memikirkan
bagaimana memecahkan masalah yang mereka hadapi secara bersama-sama. Mereka
ini tentunya terdiri dari orang-orang yang memiliki kepentingan sama dan pendangan
hidup yang serupa. Koperasi primer ini dapat terbentuk sekurang-kurangnya oleh 20
orang yang masing-masing memenuhi syarat sebagai berikut :
1) Mampu melakukan tindakan hukum, artinya sudah dewasa dan berakal
sehat
2) Menerima landasan idiil, asas dan sendi dasar koperasi
3) Sanggup dan bersedia memenuhi kewajiban-kewajiban dan hak anggota,
sebagaimana diatur dalam UU No 25 Tahun 1992, Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga, serta peraturan koperasi lainnya.\

b. Koperasi Sekunder
Koperasi Sekunder adalah koperasi yang terdiri dari gabungan badan-badan
koperasi serta memiliki cakupan daerah kerja yang luas dibandingkan dengan
koperasi primer. Koperasi sekunder dapat dibagi menjadi Koperasi Pusat, Gabungan
Koperasi dan Induk Koperasi.
a) Koperasi Pusat
Pusat koperasi adalah kumpulan dari sedikitnya 5 koperasi primer
yang memiliki sifat atau bidang usaha sama atau sejenisnya.
Penggabungan ini dilakukan secara horizontal, artinya semua koperasi
primer yang sama bergabung menjadi satu. Penggabungan koperasi primer
yang sama seperti ini dimaksudkan untuk menggalang persatuan dan
menghindari persaingan di antara koperasi yang melakukan sejenis.
b) Gabungan Koperasi
Gabungan koperasi gabungan terdiri atas paling sedikit 3 pusat
koperasi yang telah berbadan hukum. Tugas utama gabungan koperasi
adalah menyediakan informasi bagi koperasi-koperasi anggotanya.
Informasi-informasi tersebut dapat berupa majalah atau bulletin lainnya.
Selain itu, gabungan koperasi bertugas menyelenggarakan lembaga-
lembaga pendidikan bagi anggota, pengurus dan pegawai-pegawai yang
bertugas di koperasi. Anggota dari gabungan koperasi adalah pusat
koperasi yang sejenis. Wilayah kerja gabungan koperasi adalah sama
dengan wilayah provinsi. Dengan demikian, pusat koperasi yang sejenis
dari seluruh kabupaten dalam satu provinsi dapat bergabung dalam
gabungan koperasi. Jumlah anggota minimal dari gabunngan koperasi
adalah tiga pusat koperasi.
c) Induk Koperasi
Induk koperasi terdiri atas paling sedikit 3 gabungan koperasi yang
merupakan koperasi tingkat nasional. Mengingat tingkatnya sudah
nasional sifat dari anggota induk koperasi tidak harus sama. Induk
Koperasi seperti ini biasa dinamakan Induk Koperasi Nasional atau Pusat
Koperasi Nasional. Tugas utama induk koperasi adalah :
1) Mengeluarkan majalah yang memuat pengumuman-pengumuman,
peristiwa-peristiwa serta hal-hal ini yang menyangkut koperasi dan
perkembangan koperasi pada umumnya.
2) Menyelenggarakan penyuluhan, bimbingan dan bahkan pendidikan
koperasi bagi anggota dan pengurus koperasi.
3) Menyebarkan cita-cita dan semangat koperasi, terutama kepada
anggota koperasi dan masyarakat pada umumnya.
4) Mempertahankan kelangsungan hidup koperasi serta mengusahakan
kemajuan dan perkembangan koperasi.
5) Memelihara dan memajukan kerjasama di kalangan anggota
koperasi.

Daerah kerja koperasi adalah luas-sempitnya wilayah yang dijangkau oleh suatu badan usaha
koperasi dalam melayani kepentingan anggotanya atau dalam melayani masyarakat. Daerah
kerja bisa diartikan sebagai wilayah menurut administrasi pemerintahan atau bisa juga dalam
arti daerah kerja koperasi. Berdasarkan daerah kerja, koperasi bisa juga digolonkan menjadi :

a. Koperasi Primer
Koperasi ini beranggotakan orang-orang, yang biasanya didirikan pada lingkup
kesatuan wilayah terkecil tertentu. Koperasi primer yang bergerak dalam bidang
konsumsi, anggotanya terutama berasal dari masyarakat yang tinggal dalam
jangkauan pelayanan koperasi yang bersangkutan. Dengan demikian, dapat diartikan
daerah kerjanya terbatas dalam lingkungan wilayah tempat tinggal anggotanya.
Demikian pula koperasi lainnya yang daerah kerjanya hanya mencakup anggota
yang berbeda dalam lingkungan koperasi tersebut.
b. Koperasi Sekunder
Koperasi sekunder atau pusat koperasi adalah koperasi yang beranggotakan
koperasi-koperasi primer, yang biasanya didirikan sebagai pemusatan dari beberapa
koperasi primer dalam suatu lingkup wilayah tertentu. Koperasi sekunder dapat
memperkuat kedudukan ekonomi Koperasi primer yang bergabung di dalamnya.
Koperasi sekunder biasanya berkedudukan di Ibu Kota Provinsi.
c. Koperasi Tersier
Koperasi tersier juga dapat disebut sebagai Induk koperasi yang beranggotakan
koperasi-koperasi sekunder. Koperasi tersier berkedudukan di ibukota Negara.
Koperasi ini berfungsi sebagai ujung tombak koperasi-koperasi primer yang menjadi
anggotanya, dalam berhubungan dengan lembaga-lembaga nasional yang terkait
dengan pembinaan dan gerakan koperasi, koperasi sejenis di Negara lain atau
nasional.

4. STRUKTUR INTERN DAN EKSTERN ORGANISASI KOPERASI


a) Struktur Internal Organisasi Koperasi
Struktur internal organisasi koperasi melibatkan perangkat organisasi di dalam
organisasi itu sendiri. Perangkat organisasi koperasi adalah rapat anggota, pengurus,
pengawas dan pengelola. Di antara rapat anggota, pengurus, dan pengelola terjalin
hubungan perintah dan tanggung jawab. Sedangkan pengawas hanya memiliki
hubungan satu arah, yaitu bertanggung jawab terhadap rapat anggota, tanpa
memberikan perintah pada perangkat organisasi lainnya. Untuk lebih jelasnya
perhatikan gambar dibawah ini :
 Anggota : setiap orang yang terdaftar sebagai peserta pemilik koperasi sesuai
dengan persyaratan dalam anggaran dasar.
 Rapat anggota : pemegang kekuasaan tertinggi dalam organisasi koperasi.
 Pengurus : melaksankan keputusan keputusan yang ditetapkan oleh rapat
anggota untuk menggerakkan roda organisasi dalam merealisasikan tujuan
yang ditetapkan.
 Pengawas : bertugas melaksanakan pengawasan atas pekerjaan
pengawasannya.
 Pengelola : pelaksana harian kegiatan koperasi yang diangkat oleh pengurus
koperasi atas persetujuan rapat anggota.
b) Struktur Eksternal Organisai Koperasi
Struktur eksternal organisasi koperasi berhubungan dengan adanya koperasi
sejenis pada suatu wilayah tertentu. Penggabungan itu dibutuhkan untuk pembinaan,
pelatihan, kemudian mendapat modal, dan kebutuhan kemudahan lainnya. Berkaitan
dengan itu, adanya koperasi induk, koperasi gabungan, koperasi pusat dan koperasi
primer. Bagan struktur eksternal organisasi koperasi dapat dilihat pada bagan
berikut:
 Koperasi induk : gabungan dari paling sedikit 3 koperasi gabungan yang
berkedudukan di ibukota Negara.
 Koperasi gabungan : gabungan dari paling sedikit 3 koperasi pusat dan
berkedudukan di ibukota provinsi.
 Koperasi pusat : gabungan dari paling sedikit 4 koperasi primer dan
berkedudukan di ibukota kabupaten
 Koperasi primer : koperasi yang merupakan perkumpulan dari paling sedikit
20 orang yang bergabung dengan tujuan yang sama.
DAFTAR PUSTAKA

Hendrojogi.2004. Koperasi, Asas-asas, Teori, dan Praktikum. Jakarta : RajaGrafindo


Persada

https://bobby2pm.wordpress.com/2012/11/22/struktur-organisasi-koperasi/

Anda mungkin juga menyukai