Anda di halaman 1dari 17

27

BAB IV

KEGIATAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Kegiatan Lapangan


Kegiatan Kerja Praktik di PT Nusa Halmahera Mineral di Desa Gosowong,
Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara, dimulai dari tanggal 12 Februari
– 13 maret 2018 hingga selesai. Adapun kegiatan aktivitas penambagan bawah tanah
ini yaitu :
1. Drilling (Pemboran)
2. Blasting (Peledakan)
3. Loading (Pemuatan)
4. Haulling (Pengangkutan)

4.1 Pengeboran dan Peledakan


Pada tahapan ini merupakan awal dari penambangan, pengeboran dan
peledakan berdasarkan rencana kemajuan tambang baik itu development maupun
production, biasanya dilakukan 3 m untuk waste dan 2,5 m untuk ore setiap 1
cut/heading.
Pengeboran dilakukan untuk membuat lubang ledak yang akan diisi bahan
peledak. Alat bor yang digunakan adalah Jumbo Drill dengan tipe Axera, tipe DO7-
260, D7- 260, D7-260, dan Quasar Face-drill (1F).
28

Sumber : Dept. Production PT NHM, Toguraci 2017.


Gambar 4.1
Jumbo Drill Axera 7-260

Peledakan pada tunnel dilakukan dengan desain yang telah ditentukan oleh
departemen (drill and blast) PT NHM. Biasanya didesain desain yang sesuai dengan
spesifikasi alatyang beroperasi di dalam tambang. Geometri peledakan yang
digunakan baik tinggi maupun lebar berukuran 5 x 5,5 m. Sedangkan bahan
peledakan yang digunakan adalah ANFA (modifikasi dari ANFO) yang diproduksi PT
Orica Mining Service.
Selain pada tunnel, pengeboran dan peledakan dilakukan juga pada Open
Stope. Dimana badan bijih di ledakan dari level bawah (undercut) ke level atas
(overcut). Pengeboran dan peledakan didesain sesuai ketentuan panjang (span) yang
ditentukan untuk mengambil badan bijih dengan volume yang besar. (Gambar2.8)

Sumber : Dept. Production PT NHM, Kencana, 2018.


Gambar 4.2
Pengeboran dan Peledakan Long Hole Stope

4.3 Pemuatan dan Pengangkutan


29

Material hasil peledakan (ore dan waste) dimuat oleh Load Haul Dumptruck
(LHD) type Toro 1400 Loader yang kemudian diangkut menggunakan Articulated
Dump Truck (ADT) type HITACHI AH400 CAT B40D dengan kapasitas 25 ton.
Pengangkutan material dilakukan dari stockpile, dimana ore diangkut ke tempat
penyimpanan sementara (rompad), dan waste ke timbunan/disposal terdekat.

Sumber : Dept. Production PT NHM, Kencana 2018.


Gambar 4.3
Alat Angkut dan Muat di PT NHM

4.4 Waktu Kerja


PT Nusa Halmahera Mineral mempunyai waktu operasional yang dimulai
pada jam 07.00 – 17.00 (shift 1) dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 4.1
Jam Kerja PT Panghegar Mitra Abadi
Hari dan Waktu Kerja
No Kegiatan Senin – Minggu Jum’at
Jam Kerja Menit Jam Kerja Menit
1 Masuk Kerja 07.00 - 07.00 -
07.00- 07.00-
2 Kerja Produktif 1 300 270
12.00 11.30
12.00- 11.30-
3 Istirahat 60 90
13.00 13.00
13.00- 13.00-
4 Kerja Produktif 2 240 240
17.00 17.00
5 Pulang 17.00 - 17.00 -
30

Sumber : Kegiatan Lapangan PT NHM

Berdasarkan Tabel 4.1 jam kerja pada hari Jumat didapat waktu lebih singkat
dibandingkan hari kerja lainnya.
4.3.1 Efisiensi Kerja
Efisiensi kerja merupakan waktu kerja yang tersedia secara aktual yang
digunakan sebagai waktu kerja produktif. Untuk mengetahui besarnya efisiensi kerja
dapat diukur dengan menghitung selisih waktu produktif kerja terhadap waktu
hambatan.
Tabel 4.2
Waktu Kerja Produktif PT Panghegar Mitra Abadi
No Keterangan n Hari Jam

Hari Kerja
 Jumlah Hari 30
1
 Jumlah Hari Libur 1

Total Hari Kerja 29

Jam Kerja Tersedia

2 a. Jumlah Shift / Hari 1 9

Total Jam Kerja Tersedia (A) 216

Jam Istirahat dan Sholat Jum'at

c. Sholat Jumat (0.5 Jam) 4 2


3
d. Istirahat (1 Jam/Hari) 24

Total Jam Istirahat dan Sholat


26
Jumat (B)

4 Total Waktu Produktif C = (A – B) 190


Sumber : Kegiatan Lapangan PT Panghegar Mitra Abadi

Dari tabel Tabel 4.2 diketahui hasil pengamatan total waktu kerja produktif di
PT Panghegar Mitra Abadi yaitu 140,5 jam per-18 hari
31

4.3.2 Efisiensi Kerja Alat Gali – Muat


Tabel 4.3 merupakan data pengamatan total waktu hambatan alat gali dan
muat yang terlihat, sebagai berikut :
Tabel 4.3
Waktu Hambatan Alat Gali – Muat
I. Waktu Hambatan Yang Total Total
Menit Jam n
Tidak Bisa Dihindari (Menit) (Jam)
a. Peralatan Rusak 5,916666667 0,098611111 24 142 2,366667
b. Pengisian Bahan Bakar,
11,64583333 0,194097222 24 279,5 4,658333
Oli
c. Hujan dan Slippery 0 0 24 0 0
d. Pemeriksaan Harian/
20 0,333333333 24
Pemanasan 480 8
e. Blasting Time 11,04166667 0,184027778 24 265 4,416667
II. Waktu Hambatan Yang
Menit Jam n Menit Jam
Bisa Dihindari
a. Terlambat Awal Kerja 9,75 0,1625 24 234 3,9
b. Waktu Istirahat Lebih
10,125 0,16875 24 243 4,05
Awal
c. Waktu Pulang Lebih
15,83333333 0,263888889 24 380 6,333333
Awal
d. Tidak Ada Operator 5,625 0,09375 24 135 2,25
Total Waktu Hambatan 2158,5 35,975
Sumber : Kegiatan Lapangan PT Panghegar Mitra Abadi

Dari tabel 4.3 diatas dapat diketahui hasil pengamatan total waktu hambatan
alat gali dan muat yang terlihat, maka dapat dihitung efisiensi kerja alat gali dan muat
di PT Panghegar Mitra Abadi sebagai berikut :
We
E = x 100%
Wp
Wp - Wh
= x 100%
Wp
190 -35,975
= x 100%
190
= 81,065 %
Berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa PT Panghegar
Mitra Abadi termasuk dalam efisiensi kurang baik untuk alat yang menggunakan
Crawler Tractor. Hal ini dapat dilihat pada Table 4.4:
32

Tabel 4.4
Factor Efisiensi Kerja dan Management
Tingkat Efisiensi Operator
Macam Alat
Eff. Baik sekali Eff. Sedang Eff. Kurang baik
Crawler Tractor 92 % = 55 min/jam 83 % = 50 min/jam 75% = 45 min/jam
Ber-ban Karet 83 % = 50 min/jam 75 % = 45 min/jam 67% = 30 min/jam
Sumber : Ir. Partanto, Prodjosumarto. Pemindahan Tanah Mekanis, 2005.

4.3.3 Efisiensi Kerja Alat Angkut


Tabel 4.5 merupakan data pengamatan total waktu hambatan alat angkut
yang terlihat, sebagai berikut :
Tabel 4.5
Waktu Hambatan Alat Angkut
I. Waktu Hambatan Yang Total Total
Menit Jam n
Tidak Bisa Dihindari (Menit) (Jam)
a. Peralatan Rusak 2,5 0,041666667 24 60 1
b. Pengisian Bahan Bakar,
5,083333333 0,084722222 24 122 2,033333
Oli
c. Hujan dan Slippery 0 0 24 0 0
d. Pemeriksaan Harian/
20 0,333333333 24
Pemanasan 480 8
e. Blasting Time 11,04166667 0,184027778 24 265 4,416667
II. Waktu Hambatan Yang
Menit Jam n Menit Jam
Bisa Dihindari
a. Terlambat Awal Kerja 3 0,05 24 72 1,2
b. Waktu Istirahat Lebih
11,04166667 0,184027778 24 265 4,416667
Awal
c. Waktu Pulang Lebih Awal 16,45833333 0,274305556 24 395 6,583333
d. Tidak Ada Operator 2,708333333 0,045138889 24 65 1,083333
Total Waktu Hambatan 1724 28,73333
Sumber : Kegiatan Lapangan PT Panghegar Mitra Abadi

Dari tabel 4.5 diatas dapat diketahui hasil pengamatan total waktu hambatan
alat angkut yang terlihat, maka dapat dihitung efisiensi kerja alat angkut di PT
Panghegar Mitra Abadi sebagai berikut :
We
E = x 100%
Wp
Wp - Wh
= x 100%
Wp
33

190-28,73
= x 100%
190
= 84,878 %
Berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa PT
Panghegar Mitra Abadi termasuk dalam efisiensi baik untuk alat yang
menggunakan Ban Karet. Hal ini dapat dilihat pada Table 4.4:
Tabel 4.6
Factor Efisiensi Kerja dan Management
Tingkat Efisiensi Operator
Macam Alat
Eff. Baik sekali Eff. Sedang Eff. Kurang baik
Crawler Tractor 92 % = 55 min/jam 83 % = 50 min/jam 75% = 45 min/jam
Ber-ban Karet 83 % = 50 min/jam 75 % = 45 min/jam 67% = 30 min/jam
Sumber : Ir. Partanto, Prodjosumarto. Pemindahan Tanah Mekanis, 2005.

4.4 Data Lapangan


Waktu edar alat gali – muat dan alat angkut merupakan waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan satu siklus pekerjaan. Hubungan kerja antara dua
alat atau lebih dikatakan serasi apabila produksi alat yang melayani sama dengan
produksi alat yang dilayani. Berikut adalah beberapa tahapan dalam satu siklus waktu
edar (cycle time) :
1. Waktu edar alat gali dan muat (CTm)
Waktu edar (cycle time) alat ini meliputi waktu digging (A), swing isi (B), dumping
(C) dan swing kosong (D).
2. Waktu edar alat angkut (CTa)
Waktu edar (cycle time) alat ini meliputi waktu tunggu pengisian (A), maneuver
loading (B), loading (C), angkut material (D), waktu tunggu dumping (E), maneuver
dumping (F), dumping (G) dan angkut kosong (H).
4.4.1 Waktu Edar Alat Gali – Muat
Waktu edar alat gali – muat dan alat angkut merupakan waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan satu siklus pekerjaan. Hubungan kerja antara dua alat atau lebih
dikatakan serasi apabila produksi alat yang melayani sama dengan produksi alat yang
dilayani. Berikut adalah beberapa tahapan dalam satu siklus waktu edar (cycle time)
:
34

1. Waktu edar alat gali dan muat (CTm)


Waktu edar (cycle time) alat ini meliputi waktu digging (A), swing isi (B), dumping
(C) dan swing kosong (D).
2. Waktu edar alat angkut (CTa)
Waktu edar (cycle time) alat ini meliputi waktu tunggu pengisian (A), manuver
loading (B), loading (C), angkut material (D), waktu tunggu dumping (E), maneuver
dumping (F), dumping (G) dan angkut kosong (H).
Waktu edar (cycle Time) alat muat dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
Cm = t1 + t2 + t3 + t4 (detik)

Dimana :
t1 = Waktu Menggali / Digging
t2 = Waktu Swing Isi
t3 = Waktu Menumpahkan muatan (Dumping)
t4 = Waktu Kembali Kosong
Waktu edar (cycle time) alat angkut dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :

Ca = ta + tb + tc + td + te + tf + tg (menit)

Dimana :
ta = Waktu Tunggu Pengisian, (detik)
tb = Waktu Mengatur Posisi Pengisian / Manuever Loading, (detik)
tc = Waktu Pengisian / Loading, (detik)
td = Waktu Angkut material, (detik)
te = Waktu Mengatur Posisi Dumping / Manuever Dumping, (detik)
tf = Waktu Dumping, (detik)
tg = Waktu Angkut Kosong, (detik)
35

4.4.2 Produktivitas dan Produksi Alat Gali dan Muat


Untuk menghitung kemampuan produksi dan produktivitas alat-alat muat,
menggunakan persamaan sebagai berikut :
 Produktivitas pada alat muat dapat dirumuskan sebagai berikut :

𝐸𝑚 𝑥 𝐹𝑚 𝑥 𝑆𝐹 𝑥 𝐻𝑚 𝑥 3600 𝑥 𝜌𝑖
Produktivitas (Pm) =
𝐶

Keterangan :
Pm1 = Produktivitas alat muat (LCM/jam/unit)
Hm = Kapasitas bucket alat muat (LCM)
FFm = Fill Factor = Faktor pengisian alat muat (%)
Em = Effisiensi kerja alat muat (%)
SF = Swell factor
Cm = Waktu edar alat muat (detik)
3600 = konversi satuan waktu (detik ke jam)
 Produksi pada alat muat dirumuskan sebagai berikut :

Pm = Pm1 x nm
Keterangan :
Pm = Produksi alat muat (LCM/jam/unit)
Pm1 = Produktivitas alat muat (LCM/jam/unit)
nm = Banyaknya alat muat (unit)
Tabel 4.7
Kemampuan Produksi Alat Gali - Muat
KEMAMPUAN PRODUKSI ALAT MEKANIS
Jenis Alat Gali - Muat
Type Excavator
Spesifikasi Komatsu PC 300
No Parameter Simbol Nilai Satuan

1 Bucket Capacity Hm 1,2 LCM

2 Bucket Fill Factor FFm 0,71 %


36

Working
3 Em 0,81065 %
Efficiency

4 Swell Factor SF 0,65 %

5 Loading Time Cm 23,724 Detik


Sumber : Kegiatan Lapangan PT Panghegar Mitra Abadi

Tabel 4.8
Cycle Time Alat Gali - Muat
Time (s)
Cycle Cycle
No Swing Swing Time Time
Digging Loading
Loaded Empty (s) (mnt)

1 9,431 5,058 4,462667 3,815667 23,534 0,392233


2 15,22167 5,142333 4,486333 3,619667 28,47 0,4745
3 7,347333 4,899 3,205667 5,489333 20,66 0,344333
4 15,587 5,44 4,522333 3,909333 29,45867 0,490978
5 7,169 5,061667 4,149333 3,638667 20,01867 0,333644
6 9,684 4,982333 4,375 4,325 24,133 0,402217
7 9,564333 5,058 4,462667 3,815667 23,66733 0,394456
8 9,368667 5,187333 4,799667 4,315667 24,438 0,4073
9 9,191333 4,589333 4,809 4,124667 23,481 0,39135
10 9,481 5,058 4,462667 3,815667 23,584 0,393067
11 9,744333 4,796667 4,443667 4,084 23,83533 0,397256
12 10,312 5,169 4,558333 4,162333 24,96833 0,416139
13 7,309 4,380333 3,946667 3,498 19,90067 0,331678
14 9,770333 5,028 4,317333 3,829 23,71133 0,395189
15 9,661 5,051333 4,459 3,815667 23,75367 0,395894
16 9,714 5,173 4,385667 3,884 23,92333 0,398722
17 8,809333 4,389667 4,274667 4,186 22,42633 0,373772
18 9,431 5,058 4,462667 3,815667 23,534 0,392233
19 9,484 5,143667 4,407333 3,623333 23,425 0,390417
20 9,597333 4,713333 4,375 3,763667 23,216 0,386933
21 9,897333 5,088333 4,491333 3,803 24,04667 0,400778
22 9,417333 5,058 4,462667 3,896333 23,601 0,39335
23 9,677 5,173 4,385667 3,914667 23,917 0,398617
24 9,434333 5,118 4,462667 3,900333 23,682 0,3947
Average 9,762653 4,992347 4,382 3,960222 23,72439 0,395406
Σ (s) 569,3853 9,489756
Average (s) 23,72439 0,395406
Sumber : Kegiatan Lapangan PT Panghegar Mitra Abadi
37

(3600 x Em)x Hm x SF x FFm


Pm1 =
Cm
(3600 x 0,7694)x 1,2 x 0,71 x 0,65
Pm1 =
23,724 detik

= 64,658 LCM/Jam
= 64,658 LCM/Jam x 2,6 ton/m3
= 168,11 ton/jam

4.4.3 Produktivitas Angkut


Didalam menghitung kemampuan produktivitas alat angkut dapat digunakan
persamaan sebagai berikut :
(60 x Ea)x (Hm x FFm x np)x Sfx pi
Pa = Ca

Keterangan :
Pa = Kemampuan produksi alat angkut (LCM/jam/unit)
Hm = Kapasitas Bucket alat muat (LCM)
FFm = Fill Factor = Faktor pengisian alat muat (%)
np = Jumlah pengisian alat muat untuk penuhi bak alat angkut
Ea = Effisiensi kerja alat angkut (%)
Sf = Swell factor
60 = Konversi satuan waktu (menit ke jam)
Ca = Waktu edar alat angkut (menit)

Tabel 4.9
Kemampuan Produksi Alat Angkut
KEMAMPUAN PRODUKSI ALAT ANGKUT
Jenis Alat Gali
Type Dum Truck
Spesifikasi Hino Super Ranger FF 172 MA

No Parameter Simbol Nilai Satuan

Bucket
1 Hm 1,2 LCM
Capacity
38

Bucket Fill
2 FFm 0,71 %
Factor

Working
3 Em 0,84878 %
Efficiency
Swell
4 SF 0,65 %
Factor

5 Cycle Time Cm 18,2 menit

Jumlah
6 np 8
Pengisian
Sumber : Kegiatan Lapangan PT Panghegar Mitra Abadi

Tabel 4.10
Cycle Time Alat Gali - Muat
Time (s)

Cycle Cycle
No Hauling Manuver Hauling Manuver Time
Loading Dumping Time (s) Time (m)
Loaded Dumping Empty Empty Closure

1 192,294 309,5 39,604 35,457 260,1667 43,98767 219,39 1100,399 18,33999


2 184,1557 308,7433 43,451 38,85067 253,6623 41,043 212,8623 1082,768 18,04614
3 183,141 307,7667 39,63833 40,63467 251,6623 44,60133 220,5357 1087,98 18,133
4 178,4177 307,8333 39,87733 42,89333 254,3957 45,96333 228,898 1098,279 18,30464
5 181,3883 308,1 38,62867 41,68733 253,529 45,63367 225,9707 1094,938 18,24896
6 179,8413 309,3 38,812 40,469 253,6957 46,33033 211,864 1080,312 18,00521
7 187,3677 307,4333 37,626 40,85767 263,1333 41,77967 210,9023 1089,1 18,15167
8 183,379 311,7333 40,04667 39,999 253,229 42,39767 220,8407 1091,625 18,19376
9 186,464 308 40,056 40,015 252,7957 46,196 234,6527 1108,179 18,46966
10 183,714 306,6667 39,76933 40,50833 252,8957 43,32767 220,0467 1086,928 18,11547
11 178,884 308,1333 39,804 40,58233 252,4957 42,93033 216,0447 1078,874 17,98124
12 179,5807 310,2 39,236 38,96967 255,509 47,30067 225,8053 1096,601 18,27669
13 178,9667 313,1667 40,11467 42,59833 267,0167 45,78233 217,4497 1105,095 18,41825
14 178,199 307,6667 39,757 40,58233 261,0433 43,796 219,3853 1090,43 18,17383
15 185,416 308,7333 39,08367 48,71 252,8333 48,74833 210,9623 1094,487 18,24145
16 179,7003 307,8333 40,50567 42,60067 260,9667 45,185 219,879 1096,671 18,27784
17 182,9333 310,1133 41,01367 35,15367 264,03 41,77567 207,0883 1082,108 18,03513
18 179,8177 307,7667 39,604 40,56067 259,74 43,98767 223,0103 1094,487 18,24145
19 185,296 311,4667 38,84 48,05733 254,1333 48,55867 210,9623 1097,314 18,28857
20 185,496 308,7333 39,08367 48,71 252,8333 48,74833 210,9623 1094,567 18,24278
39

21 186,2253 308,9333 39,131 48,33267 254,1667 48,685 209,9353 1095,409 18,25682


22 185,5193 308,7333 39,08367 48,71 252,8333 48,74833 210,9623 1094,59 18,24317
23 182,9673 308,7333 41,01367 35,345 264,03 41,77567 207,0883 1080,953 18,01589
24 178,417 311,0333 39,44833 42,34 267,0167 45,78233 195,8103 1079,848 17,99747
Average 182,8159 309,0135 39,71785 41,77603 256,9922 45,12769 216,3045 1091,748 18,19579
Σ 26201,94 436,6991
Average 1091,748 18,19579
Sumber : Kegiatan Lapangan PT Panghegar Mitra Abadi

(60 x Ea)x (Hm x FFm x np)x Sf x 𝜌𝑖


Pa =
Ca
(60 x 0,84878)x (1,2 x 0,71 x 8)x 0,65 x 2,6
=
18,2

= 12,396 LCM/jam
= 12,399 LCM/jam x 2,6
= 32,232 Ton/jam
 Produktivitas Alat Angkut Per Jam (Pj)
= Pa x Ja
= 32,232 Ton/Jam x 3
= 96,969 Ton/Jam
 Produktivitas Alat Angkut Per Hari (Ph)
= Pj x Waktu Kerja Efeketif
= 96,969 Ton/jam x 7,8 Jam
= 756,358 Ton/hari
 Produktivitas Alat Angkut Per Bulan
= 756,3582 Ton x 26 Hari
=19.665,313 ton/bulan

4.5 Keserasian Alat Gali, Muat dan Angkut


Hubungan kerja antara dua alat atau lebih dikatakan serasi apabila produksi
alat yang melayani sama dengan produksi alat yang dilayani. Untuk mengetahui
keserasian alat angkut dan alat muat digunakan persamaan sebagai berikut :

MF = (Na x Ltm) / (Nm x Ca)


40

Dimana :
MF = faktor keserasian
Na = jumlah alat angkut yang dioperasikan
Nm = jumlah alat muat yang dioperasikan
Ltm = waktu pemuatan tiap alat angkut yang besarnya sama dengan
jumlah pemuatan dikalikan waktu edar (cycle time) alat muat,
(menit)
Ca = waktu edar (cycle time) alat angkut, (menit)
Dari persamaan diatas, ada tiga kemungkinan harga keserasian kerja yaitu :
a) MF  1, kemampuan produksi alat muat lebih besar dari pada kemampuan alat
angkut, sehingga ada waktu tunggu bagian alat muat.
b) MF  1, kemampuan produksi alat muat sama dengan kemampuan produksi
alat angkut jadi tidak ada waktu tunggu.
c) MF  1, kemampuan produksi alat angkut lebih besar dari pada kemampuan
produksi alat muat, sehingga ada waktu tunggu bagi alat angkut.

Tabel 4.11
Jumlah dan Waktu Edar Alat Gali – Muat dan Angkut Yang Digunakan
Waktu
Jumlah
Jenis Alat Edar
Alat
(Detik)
Alat Gali Muat Excavator tipe Komatsu PC 300 1 23,724
Alat Angkut Dumptruck tipe HINO SR FF 172 MA 3 1.091,796
Sumber : Kegiatan Lapangan PT Panghegar Mitra Abadi

Dari data tabel diatas maka dapat dihitung keserasian alat gali – muat dan
angkut sebagai berikut :
MF = ( Na x Ltm ) / ( Nm x Cta )
= ( 3 x (23,724 x 8) ) / (1 x 1.091,796 )
= 0,52
MF  1, kemampuan produksi alat muat lebih besar dari pada kemampuan alat angkut,
sehingga ada waktu tunggu bagian alat muat.
41

4.6 Upaya Peningkatan Produktifitas


Adapun upaya untuk perbaikan dan meningkatkan efektifitas produksi
batubara di PT Panghegar Mita Abadi dapat didasarkan atas dua faktor yaitu teknis
dan non teknis.
4.6.1 Faktor Teknis
Faktor teknis merupakan asas penilaian kesiapan suatu usaha dalam
menjalankan kegiatannya yang meliputi ketepatan lokasi, luas produksi, serta
kesiapan mesin dan teknologi. Berdasarkan faktor teknis upaya yang dapat dilakukan
guna memperbaiki serta meningkatkan efektifitas dan efisiensi produksi batuan split
di PT Panghegar Mitra Abadi antara lain :
1. Perbaikan jalan hauling
Perbaikan jalan hauling khususnya jalan kerjasama dilakukan dengan lebih
memperhatikan besar kemiringan (grade) jalan yang disesuaikan dengan
kemampuan alat, lebar jalan saat lurus maupun belokan disesuaikan dengan
jumlah jalur yang digunakan (dimensi jalan), dan penambahan lapisan diatas
tanah dasar (sepeti tanah laterit dan batu krikil). Dengan melakukan perbaikan
tersebut maka
akan mengurangi biaya perawatan (maintenance) alat angkut, nilai waktu edar
alat angkut, dan resiko kecelakaan kerja. Sehingga secara tidak langsung
dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi produksinya.
2. Optimalisasi Kapasitas
Optimalisasi dilakukan jika kapasitas alat muat belum dimanfaatkan
sepenuhnya. Faktor yang mempengaruhinya yaitu dari kemampuan operator
dalam pengoperasian alat khususnya melakukan digging dengan sempurna
hingga bucket terisi dengan kapasitas maksimal.Sehingga waktu edar menjadi
lebih singkat.
3. Pemanfaatan Alat Dengan Optimal
Hubungan kerja antara dua alat atau lebih dikatakan serasi apabila produksi
alat yang melayani sama dengan produksi alat yang dilayani. Jika cara
sebelumnya belum efektif maka perlu dilakukan pemanfaatan alat dengan
optimal guna memenuhi MF = 1. PT Panghegar Mitra Abadi saat ini hanya
42

mengoperasikan 3 unit alat angkut dan 1 unit alat muat. Maka perlu
dioptimalkan semua unit alat angkut yang tersedia agar keserasian alat dan
produktifitas optimum dapat tercapai sesuai dengan target perusahaan.

4.6.2 Faktor Non Teknis


Upaya perbaikan faktor non teknis dapat dilakukan dengan pemangkasan
hingga penghilangan waktu hambatan yang dapat dihindari seperti pengisian BBM
dan persiapan pulang. Dengan mengurangi atau bahkan menghilangkan faktor
hambatan tersebut maka akan meningkatkan waktu efektif yang berpengaruh pada
meningkatnya tingkat produksi.

4.7 Kegiatan Pengolahan Material Hasil Penambangan


Proses pengolahan batuan andesit yang dilakukan di lokasi penelitian yaitu
menggunakan proses kominusi dan sizing, dengan tujuan untuk memperoleh ukuran
batuan andesit yang sesuai dengan permintaan yang diinginkan oleh konsumen,
dimana proses pengolahanya adalah sebagai berikut :
1. Primary Crushing
Primary crushing merupakan proses peremukan tingkat pertama batuan
andesit. Umpan (feed) berukuran diameter 30 – 40 cm yang berasal dari ROM
(Run Of Mine), kemudian dicurahkan kedalam hopper (tempat penampungan
material). Di bawah hopper sudah terpasang jaw crusher, yaitu alat peremuk
yang dapat meremuk dan mengecilkan ukuran batu andesit hingga berukuran
12–15 cm.
2. Secondary Crushing
Secondary crushing merupakan proses peremukan tingkat kedua batuan
andesit, dimana produk dari jaw crusher yang berukuran 12-15 cm kemudian
diangkut oleh belt conveyor yang sudah terintegrasi dengan vibrating screen
dan cone crusher, yaitu alat peremuk yang dapat meremuk dan mengecilkan
ukuran batuan andesit hingga berukuran 0,5 mm. Produk akhir dari proses
peremukkan tingkat kedua adalah :
a. Ukuran 0 mm – 5 mm, disebut abu batu digunakan sebagai penghalus jalan.
43

b. Ukuran +5 mm – 20 mm, disebut split 1-2 digunakan untuk pembuatan beton


cetak dan tiang beton.
c. Ukuran +20 mm – 30 mm, disebut split 2-3 digunakan untuk fondasi tiang
beton, pengeras jalan dan jembatan.

Sumber : Kegiatan Lapangan PT Panghegar Mitra Abadi


Gambar 4.4
Foto Fasilitas Pengolahan Batuan Andesit

Anda mungkin juga menyukai