Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Panas dapat memberikan keuntungan dan juga dapat memberikan kerugian.
Akan tetapi, energi yang telah diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa ini akan
memberikan suatu keuntungan jika kita mengolahnya dengan baik. Kebutuhan akan
alat pemanas dan pendingin tidak pernah lepas dalam hidup manusia. Manusia
butuh alat pendingin untuk menyimpan berbagai benda, seperti: bahan baku
masakan (sayur, daging, bumbu masak, dll), makanan, dan minuman. Sedangkan,
alat pemanas diperlukan untuk: menghangatkan masakan, menghangatkan air untuk
menyeduh teh atau kopi, serta keperluan lainnya.
Alat pemanas yang populer digunakan saat ini adalah kompor. Kompor
merupakan kebutuhan manusia yang utama di zaman ini. Kompor hampir terdapat
di setiap rumah di Indonesia. Kompor yang sering terdapat di Indonesia, yaitu:
kompor gas LPG dan kompor minyak tanah. Pemakaian teknologi pemanas-
pendingin sekarang masih terdapat berbagai kelemahan. Alat pendingin kulkas
memiliki kelemahan, yaitu: memakan ruang (dengan ukuran yang besar), memiliki
ancaman terhadap lingkungan (dengan gas-gas CFC), serta masih banyak memakan
daya listrik. Alat pemanas kompor pun memiliki kelemahan, yaitu: memakan ruang
(dengan ukuran kompor yang masih besar + tabung gas (bagi kompor gas LPG))
dan kurang ramah lingkungan (bahan bakar fosil menghasilkan gas-gas rumah
kaca).
Dalam pemanfaatannya kompor akan selalu digunakan baik dirumah tangga,
pada restoran maupun warung makan. Energi panas akan dihasilkan dari
pembakaran bahan bakar yang akan gunakan untuk menyalakan api pada kompor
untuk kegiatan masak-memasak. Akan tetapi, lebih dari setengah energi yang
dihasilkan dari panas berbagai perangkat telah terbuang percuma ke atmosfer,
sehingga semakin menambah masalah pada suhu bumi. Pengolahan limbah panas
secara teknis dilakukan dengan memanfaatkannya dengan mengkonversikannya
kedalam bentuk energi lain dimana membantu mengurangi pencemaran pada
atmosfer bumi.

1
Dengan menggunakan termoelekrik, panas yang dihasilkan selama proses ini
akan diubah menjadi listrik, sehingga panas yang dihasilkan tidak terbuang secara
percuma dan energi yang dihasilkan oleh pembangkit menjadi lebih besar, serta
efisiensi energi menjadi lebih tinggi. Pemanfaatan energi alternatif terbaharukan
yang ramah lingkungan dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi saat ini mulai
ramai dikembangkan. Oleh karena itu melalui Program Kreatifitas Mahasiswa
Bidang Karsa Cipta ini, diciptakan sebuah alat yaitu “COKRO PELITA” Cooker
Hood Penghasil Energi Listrik Berbasis Thermoelectric Sebagai Alternatif
Penghematan Energi Dalam Mewujudkan Eco-Green Technology. Cooker
Hood Penghasil Energi Listrik Berbasis Thermoelectric ini adalah sebuah prototype
alat yang memanfaatkan suatu energi panas yang terbuang dari hasil pembakaran
dan mengolahnya menjadi energi listrik melalui mekanisme thermoeletric.
Thermoeletric ini bertujuan untuk mengolah 'limbah panas' melalui bahan yang
dirancang khusus untuk menghasilkan energi dan meningkatkan efisiensi perangkat
secara keseluruhan. Sehingga terciptanya alat ini dapat membantu sekaligus
menghemat energi listrik dan mengurangi kerusakan alam dalam mewujudkan Eco-
Green Technology. Diharapkan dengan adanya “COKRO PELITA” Cooker
Hood Penghasil Energi Listrik Berbasis Thermoelectric Sebagai Alternatif
Penghematan Energi Dalam Mewujudkan Eco-Green Technology ini dapat
membantu industri makanan dalam mengolah energi terbarukan yang nantinya
dapat dinikmati manfaatnya untuk kehidupan bersama.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, didapatkan rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana desain alat “COKRO PELITA” Cooker Hood Penghasil Energi
Listrik Berbasis Thermoelectric Sebagai Alternatif Penghematan Energi
Dalam Mewujudkan Eco-Green Technology ?
2. Bagaimana mekanisme “COKRO PELITA” Cooker Hood Penghasil Energi
Listrik Berbasis Thermoelectric Sebagai Alternatif Penghematan Energi
Dalam Mewujudkan Eco-Green Technology pada dapur sehingga dapat
menghasilkan energi listrik?

2
3. Bagaimana pengujian dan penerapan serta tingkat keberhasilan “COKRO
PELITA” Cooker Hood Penghasil Energi Listrik Berbasis Thermoelectric
Sebagai Alternatif Penghematan Energi Dalam Mewujudkan
Eco-Green Technology dalam alternatif penghematan energi yang terbaharukan ?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari program ini adalah:
1. Mengetahui mekanisme kerja “COKRO PELITA” sebagai alat yang mampu
menghasilkan energi listrik
2. Mengetahui metode pembuatan kerja “COKRO PELITA” sehingga dapat
diaplikasikan pada masyarakat luas
3. Mengetahui tingkat keberhasilan kerja “COKRO PELITA” dalam mengolah
energi panas menjadi energi listrik sebagai energi yang terbaharukan

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat dari pelaksanaan program ini adalah dapat digunakan sebagai media
aktualisasi dan dan penerapan teknologi terbaharukan untuk menemukan solusi
alternatif bagi produsen dalam industri makanan dalam mengatasi masalah polusi
yang dihasilkan dari pembakaran. Bagi akademisi dan masyarakat terciptanya kerja
“COKRO PELITA” Cooker Hood Penghasil Energi Listrik Berbasis
Thermoelectric akan menambah wawasan baru tentang teknologi yang dapat
diaplikasikan sebagai alternatif penghasil energi listrik yang terbaharukan.
Instrumen hasil pelaksanaan program kegiatan ini bisa dijadikan salah satu upaya
mengurangi angka polusi yang terjadi di bumi akibat kurangnya kesadaran
masyarakat untuk mengolah limbah menajdi suatu energi yang bermanfaat serta
meningkatkan pendapatan masyarakat.
1.5 Luaran Yang Diharapkan
Penelitian ini memiliki potensi luaran yang akan dituju yaitu:
a. Publikasi artikel penelitian ilmiah di tingkat nasional dan internasional.
b. Desain sistem kompor listrik berbasis tenaga surya ini dapat diproduksi secara
masal .
.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Panas (Kalor)

Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu benda yang
menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya. Kalor berbeda
dengan suhu, karena suhu adalah ukuran dalam satuan derajat panas. Kalor
merupakan suatu kuantitas atau jumlah panas baik yang diserap maupun dilepaskan
oleh suatu benda.

Energi panas sendiri adalah sebuah energi yang menghasilkan panas dan jika
energi panas diberikan pada sebuah benda maka akan membuat perubahan suhu
pada benda tersebut.Sumber tenaga panas sendiri ada adalah sebuah benda yang
bisa menghasilkan panas. Sumber energi ini bisa berasal dari alami atau memang
sudah memiliki tenaga panas atau memang sengaja dibuat manusia.

Gambar 1 Energi Panas

2.2 Thermoelectric
Thermoelectric merupakan teknologi pembangkit listrik dengan
menggunakan Energi Panas (kalor). Generator termoelektrik (juga disebut Seebeck
generator) adalah perangkat generator listrik yang mengkonversi panas (perbedaan
suhu) langsung menjadi energi listrik, menggunakan fenomena yang disebut efek

4
Seebeck (bentuk efek termoelektrik). Selain itu, termoelektrik juga dapat
mengkonversikan energi listrik menjadi proses pompa kalor/refrigerasi. Teknologi
termoelektrik adalah teknologi yang bekerja dengan mengkonversi energi panas
menjadi listrik secara langsung (generator termoelektrik), atau sebaliknya, dari
listrik menghasilkan dingin (pendingin termoelektrik). Untuk menghasilkan listrik,
material termoelektrik cukup diletakkan sedemikian rupa dalam rangkaian yang
menghubungkan sumber panas dan dingin. Dari rangkaian itu akan dihasilkan
sejumlah listrik sesuai dengan jenis bahan yang dipakai.

Gambar 2 Thermoelectric

2.2.1 Bahan Thermoelectric


Termoeletrik terdiri dari dua buah bahan berbeda yang disambubngkan.
Material yang dipilih memiliki koefisien seebeck cukup tinggi. Saat ini kebanyakan
termolektrik menggunakan Bismuth Telluride sebagai bahan pembuatnya.
Perangkat modul termoelektrik yang dijual biasanya berbentuk plat tipis. Salah satu
termoeletrik yang dapat dengan mudah kita dapatkan berukuran 40 mm x 40 mm
dengan ketebalan 3 mm dan terdapat dua buah kabel (biasanya merah dan hitam).
Jika di antara kedua permukaan termoelektrik terapat perbedaan temperatur maka
tegangan listrik dihasilkan dan tegangan tersebut dapat kita ukur melalui dua kabel
termoeletrik dengan menggunakan voltmeter. Jika perbedaan temperatur cukup
besar, maka termoelektrik dapat menghidupkan sebuah lampu LED kecil. Listrik
yang dihasilkan pada thermoelectric generator adalah listrik searah (DC).
Sebaliknya jika modul termoelektrik ini diberi tegangan maka akan terjadi
perbedaan temperatur antar permukaan yang satu dengan yang lain. Tegangan ini

5
akan meyebabkan adanya aliran arus yang melalui bahan termoelektrik sehingga
terjadi efek peltier. Fenomena inilah yang disebut dengan pompa kalor. Jika
dibandingkan dengan teknologi refrigerasi kompresi uap, termoelektrik memiliki
berbagai macam kelebihan antara lain: Pemanas atau pendingin dapat dengan
mudah diatur dengan menyesuaikan arah arusnya, sangat ringkas, tidak berisik,
tidak butuh perawatan khusus, tidak butuh refrigeran (Freon), tidak ada getaran.
Walau bagaimanapun juga, termolektrik masih memiliki kekurangan yaitu
performanya masih rendah.

Gambar 3 Modul Thermoelectric

2.2.2 Prinsip Kerja Termoelektrik


Sistem pembangkit tenaga termoelektrik mengambil panas dari sumber
seperti knalpot panas, dan mengeluarkan listrik menggunakan modul
thermoelectric. Modul thermoelectric membutuhkan gradien suhu yang besar untuk
menghasilkan listrik: sesuatu yang secara teknis menantang untuk diterapkan di
aplikasi dunia nyata. Dalam sistem pembangkit tenaga, panas untuk sisi panas
gradien suhu ini harus dipasok secara efisien dari sumber panas seperti knalpot
buang. Sisi dingin harus didinginkan oleh udara, air, atau media lain yang
sesuai. Untuk memasok pemanasan dan pendinginan ini, teknologi yang dikenal
sebagai penukar panas digunakan pada sisi panas dan dingin. Sistem pembangkit
tenaga termoelektrik dapat dianggap sebagai dua penukar panas, yang masing-
masing harus memindahkan panas ke (atau dari) sisi modul termoelektrik panas
(atau dingin). Memaksimalkan efisiensi (atau, sebaliknya, output daya total) dari
sistem pembangkit tenaga termoelektrik memerlukan desain teknik yang
ekstensif. Perdagangan-off antara total aliran panas melalui modul termoelektrik
dan memaksimalkan gradien suhu di atasnya harus seimbang. Desain teknologi

6
penukar panas untuk mencapai hal ini adalah salah satu aspek teknik rekayasa
generator termoelektrik yang paling penting. Dalam operasi, keseluruhan generator
tenaga termoelektrik benar-benar berada pada gradien bersuhu besar. Ini juga berisi
antarmuka antara bahan di beberapa tempat yang membutuhkan kerugian termal
rendah. Tantangan merancang sistem yang handal yang beroperasi pada suhu
sangat tinggi adalah banyak. Selain itu, sistem tidak boleh menyebabkan tetesan
tekanan besar pada sumber pemanasan dan pendinginan, kendala teknik lain yang
sulit. Generator termoelektrik menghasilkan daya AC hanya setelah daya DC asli
dari modul termoelektrik melewati inverter. Sistem elektronika daya terintegrasi
diperlukan untuk memberikan tenaga AC kepada pelanggan. Hasilnya, listrik dari
panas yang terbuang sia-sia.

2.3 Tudung Kompor (cooker hood)


Cooker hood adalah salah satu perangkat dapur yang mampu menghisap asap,
panas dan bau tak sedap. Asap yang dihasilkan dari proses memasak akan dihisap
melalui cerobong asap dan dikeluarkan ke ruang luar, sehingga udara di dalam
ruangan tetap bersih dan segar.

Gambar 3 Cooker Hood

2.4 Akumulator (Accu Atau Aki)


Akumulator (accu atau aki) adalah sebuah alat yang dapat menyimpan energi
(umumnya energi listrik) dalam bentuk energi kimia. Contoh dari akumulator
adalah baterai dan kapasitor. Di dalam standar internasional setiap satu cell

7
akumulator memiliki tegangan sebesar 2 volt, sehingga akumulator 12 volt
memiliki 6 cell sedangkan akumulator 24 volt memiliki 12 cell. Baterai atau aki,
atau bisa juga accu adalah sebuah sel listrik dimana di dalamnya berlangsung proses
elektrokimia yang reversibel (dapat berbalikan) dengan efisiensinya yang tinggi.
Yang dimaksud dengan proses elektrokimia reversibel, adalah di dalam baterai
dapat berlangsung proses pengubahan kimia menjadi tenaga listrik (proses
pengosongan), dan sebaliknya dari tenaga listrik menjadi tenaga kimia, pengisian
kembali dengan cara regenerasi dari elektroda-elektroda yang dipakai, yaitu dengan
melewatkan arus listrik dalam arah (polaritas) yang berlawanan di dalam sel
(Hidayat, 2013).

Gambar 4 ACCU

2.5 Solar Charge Controller


Solar charger controller adalah sebuah alat untuk mengatur tegangan yang
masuk ke battery Fungsi dari solar charge controller memiliki fungsi yaitu untuk
mengatur agar tidak terjadi over charger atau kelebihan pengisian yang dilakukan
peltier ke baterai.

Gambar 5 Solar Charger Controller

8
2.6 Power Inverter
Power inverter adalah suatu alat elektronik yang bisa merubah arus/tenaga aki
menjadi arus listrik PLN, sehingga fungsi power inverter adalah sebagai listrik
cadangan karena apabila arus aki/tenaga dari aki sudah habis/kosong maka aki yang
sudah kosong perlu diisi ulang kembali dengan alat yang bernama charger aki atau
bisa juga mengecas aki dengan solar panels Power inverter juga ada 2 macam: 1.
Power inverter dengan charger aki 2. Power inverter tanpa charger aki Power
inverter yang dilengkapi charger aki ini sudah satu paket dengan charger aki
sehingga selain bisa merubah arus aki menjadi PLN maka juga bisa untuk mengecas
aki. Namun perlu diingat power inverter yang dilengkapi charger aki ini tetap
membutuhkan listrik PLN untuk mengecas aki karena memang power inverter yang
dilengkapi charger aki ini bukanlah pembangkit listrik. Bagi orang awam biasanya
output inverter dimasukkan input charger aki dengan tujuan agar bisa mengecas
tanpa listrik PLN dan tanpa panel surya, namun yang terjadi adalah power inverter
akhirnya meletus/meledak karena kesalahan berpikir orang awam tersebut. Perlu
dicatat bahwa power inverter bukanlah pembangkit listrik. Fungsi power inverter
hanyalah merubah arus aki menjadi PLN dan untuk mengecas aki tetap
membutuhkan charger aki yang dialiri dari arus PLN.

Gambar 6 Power Inverter

9
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Tempat dan Waktu


Program ini dilaksanakan di Universitas Udayana selama 5 bulan, yaitu dari
bulan Februari 2017 sampai dengan bulan Mei 2017.

3.2 Alat dan Bahan


Alat
1. Gunting
Bahan
2. Bor
1. Sumber Panas
3. Solder
2. Thermal Pasta
4. Obeng
3. Generator Thermoelectric
5. Tang
4. Heatsink Besar (heatsink
6. Palu
dingin)
7. Cutter
5. Heatsink Kecil (heatsink panas)
8. Avo Meter
9. Laptop

3.3 Proses Perancangan dan Pembuatan


3.3.1 Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan berbagai persiapan dalam menjalani program ini.
Tahap ini dibagi lagi menjadi 3 tahapan lagi, yaitu :
1. Studi Literatur
Pada kegiatan ini mencari informasi dan mengumpulkan data penunjang
program kreativitas ini. Mulai dari mencari buku penunjang, bimbingan
dosen pengempu, artikel internet, jurnal dan sumber informasi lainnya.
2. Perancangan dan Desain Alat
Pada tahap ini dilakukan kegiatan mendesain cover cooker hood untuk
peletakan modul thermoelectric.
3. Persiapan dan Pengumpulan Alat dan Bahan

10
Persiapan bahan dan pengumpulan alat dilakukan pada tahap ini, dimana
kegiatan mulai dari mendata barang dan membeli komponen-komponen
serta alat penunjang yang dibutuhkan.

3.3.2 Tahap Pelaksanaan Kegiatan


Pada tahap ini pembuatan alat mulai dilakukan, selanjutnya uji coba dan
revisi.
1. Pembuatan Alat
Alat ini nantinya akan dibuat sederhana mungkin mengikuti bentuk
rancangan yang telah di buat.
2. Uji Coba
Uji coba alat berfungsi untuk menentukan masalah dan kekurangan pada
alat yang telah dirancang. Pada tahap ini dilakukan uji coba terhadap
konversi energi panas pada generator thermoelectric dalam menghasilkan
tegangan listrik.
3. Revisi
Revisi dilakukan agar dapat memperbaiki kekurangan dari alat tersebut
yang diketahui pada sat pengujian. Pada tahap revisi kekurangan atau
kendala akan diteliti lagi dan dibenahi agar alat dapat berfungsi
sebagaimana yang telah dirancang.

3.3 Tahap Pasca Kegiatan


Setelah pembuatan alat dilakuan evaluasi, dimana mendata proses
pembuatan alat, kekurangan dan kelebihan dari alat yang telah dibuat, serta
kesimpulan. Serta menganalisa hasil pengujian dan selanjutnya menyusun tentang
laporan alat yang telah dibuat.

11
BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


Penggunaan anggaran yang dibutuhkan untuk penelitian ini sebesar
Rp12,250,000,-
Tabel 4.1 .Ringkasan Anggaran Biaya Kegiatan
No. Jenis Pengeluaran Biaya
1. Peralatan Penunjang Rp 4,000,000
2. Bahan Habis Pakai Rp 4,900,000
3. Perjalanan Rp 1,500,000
4. Laporan, meterai, dokumentasi, komunikasi, Rp 1,850,000
publikasi
Jumlah Rp 12,250,000

4.2 Jadwal Kegiatan


Adapun jadwal dari kegiatan dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan Penelitian
Bulan ke-
No. Kegiatan
I II III IV V
Studi observasi dan
1.
literatur
Analisis dan perancangan
2.
sistem
Pembuatan sistem
3.
informasi berbasis web
Implementasi dan
7. pengujian aplikasi secara
black box
Evaluasi hasil ringkasan
8. menggunakan metode
intrinsik
Pembuatan
9.
laporan/makalah/ jurnal

12
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. Cara Membuat Listrik Sendiri.


http://id.wikihow.com/MembuatListrikSendiri. Diakses pada tanggal 24
Mei 2017

Anonim. 2015. Discover Themo Electric TEG Power. http://thermoelectric-


generator.com/ . Diakses pada tanggal 16 Mei 2017

Anonim. 2016. Termoelektrik, Cara Mengubah Energi Panas Menjadi Listrik.


http://www.isains.com/2016/12/termoelektrik-cara-mengubah-energi.html.
Diaskes pada tanggal 15 Mei 2017

Goldsmid, J.H. (2009) “Introduction toThermoelectricity”. Springer. New York.

Hidayat, Rahmat. 2013. Pengertian dan Fungsi Baterai Aki.


http://www.kitapunya.net/2013/12/pengertian-dan-fungsi-baterai-aki.html.
Diakses pada tanggal 16 Mei 2017

Shiyamanto, Adi Nur.2015. Cara Membuat Pembangkit Listrik dari Energi Panas
"Thermoelectric Generator". http://knowlage-is-power.co.id/2015/08/cara-
membuat-pembangkit-listrik-dari.html. Diaskes pada tanggal 31 Mei 2017

ZBJ. 2013. Pengubah panas knalpot menjadi listrik.


http://www.alpensteel.com/article/126-113-energi-lain-lain/3118--
pengubahan-panas-knalpot-jadi-listrik . Diakses pada tanggal 15 Mei 2017

13

Anda mungkin juga menyukai