Anda di halaman 1dari 1

Republik Kelima : UUD 1945 Orde Baru (1996-1998)

Pergeseran kekuasaan dari Soekarno ke Suharto menimbulkan perubahan orde dari orde lama
ke orde baru. Implementasikan Undang-Undang Dasar 1945 mengalami beberapa koreksi. Orde baru
mempunyai tekad untuk melakukan koreksi atas berbagai penyimpanan terhadap Undang-Undang
Dasar 1945 pada masa orde lama. Pada mulanya orde baru berupaya untuk memperbaiki nasib bangsa
dalam berbagai bidang kehidupan. Rakyat pun dapat dapat merasakan adanya penigkatan kondisi di
berbagai bidang kehidupan melalui serangkaian program yang di tuangkan dalam GBHN dan repalita.
Namun dalam perjalanannya. Orde baru berubah wajah menjadi kekuasan otoriter. Penafsiran pasal
UUD1945 dimanipulasi untuk kepentingan mempertahankan kekuasaan undang-undang dasar 1945
yang singkat dan fleksibel mudah disalahtafsirkan dan menguntungkan penguasa, disakralkan untuk
tidak diamandemen bukan demi kebaikan rakyat, tetapi demi kekuasaan itu sendiri. Pengalaman pada
masa orde lama, dengan undang-undang 1945 posisi Presiden yang sangat kuat, terulang lagi pada
masa orde baru. Posisi legislatif berada dibawah presiden. Hak asasi rakyat juga dibatasi. Kekuasaan
tanpa kontrol akibatnya pemerintah orde baru cenderung melakukan penyimpangan di berbagai aspek
kehidupan. Korupsi kolusi, dan nepotisme (KKN) merajalela Akibatnya terjadi ketidakmerataan hasil
pembangunan, melebarnya kesenjangan antara kaya dan miskin, utang semakin membengkak, dan
akhirnya menumpuk menjadi krisis multidimensi. Dengan dipelopori oleh mahasiswa, rakyat menuntut
reformasi di segala bidang. Akhirnya rezim orde baru tumbang dengan mundurnya Soeharto pada
tanggal 21 Mei 1998.

Republik Keenam : UUD 1945 Diamandemen (1998-sekarang)

Pengalaman sejarah pada masa lalu, baik masa orde lama maupun masa orde baru, menunjukan
bahwa penerapan pasal-pasal Undang-undang dasar 1945 yang memiliki sifat multiinterpretable atau
dengan kata lain ber-wayuh arti mengakibatkan terjadinya sentralisasi kekuasaan di tangan presiden.
Hal ini yang melatarbelakangi perlunya dilakukan amandemen terhadap Undang-Undang Dasar 1945.
Amandemen merupakan keharusan karena hal itu akan mengantar bangsa indonesia kearah tahapan
baru penataan terhadap ketatanegaraan (kaelan, 2004: 177), Amandemen terhadap Undang-Undang
Dasar1945 dilakukan oleh bangsa indonesia sejak tahun1999, dimana amandemen yang pertama
dilakukan dengan memberikan tambahan dan perubahan terhadal 9 pasal Undang_undang 1945.
Selanjutnya, amandemen kedua dilakukan pasa tahun 200, amandemen ketiga dilakukan 2001, dan
amandemen terakhir dilakukan tahun 2002 dan disahkan pada tanggal 10 Agustus 2002. Oleh karena
itu, naskah resmi undang undang dasar negara Republik Indonesia tahun 1945 menurul Jimly
Assiddiqie (2007: 98) terdiri atas lima naskah, yaitu (i) naskah Undang-Undang Dasar 1945 seperti
dilakukan oleh dekrit Preside 5juli 1959, (ii) naskah perubahan pertama UUD 1945 yang disahkan pada
tahun 1999, (iii) naskah perubahan kedua UUD1945 yang disahkan pada tahun 2000, (iv) naskah
perubahan Ketiga UUD1945 yang disahkkan pada tahun 2001, dan (v) naskah perubahan Keempat
UUD1945 yang disahkan pada tahun 2002.

Anda mungkin juga menyukai