BAB I
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
Pendekatan pembelajaran digunakan sebagai titik tolak atau sudut pandang
terhadap suatu proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Oleh karenanya,
strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau bergantung
pada pendekatan tertentu. Strategi pembelajaran merujuk pada sebuah perencanaan
untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk
melaksanaan strategi (Sanjaya, 2008).
Pendekatan memegang peranan penting dalam dua hal, yaitu penentuan jenis
pendekatan pembelajaran akan menentukan dan menjiwai isi program, materi
pembelajaran, strategi pembelajaran, sumber belajar, dan teknik/ bentuk penilaian.
Selain itu, pendekatan pembelajaran juga akan menentukan keseluruhan tahapan
pengelolaan pembelajaran (Muslich, 2007). Dengan demikian, maka pemilihan jenis
pendekatan tertentu harus benar-benar dibangun atas kebutuhan dan tujuan yang
hendak dicapai selama proses pembelajaran. Adapun pendekatan jenis pembelajaran
yang menonjolkan keaktifan siswa dalam melakukan sesuatu seperti yang
diungkapkan oleh Sa’ud (2009) dapat memberikan pengalaman belajar yang
berharga dan bernuansa lain kepada siswa karena mereka dapat belajar untuk tahu
serta belajar untuk berbuat.
Kurikulum 2013 untuk jenjang sekolah menuntut adanya implementasi
pembelajaran inovatif. Pembelajaran inovatif merupakan pembelajaran yang bersifat student
center learning yang berarti bahwa pembelajaran memberikan peluang yang lebih kepada
peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuannya secara mandiri dan dibantu oleh teman
sebayanya. Pembelajaran inovatif berlandaskan pada paradigma konstruktivistik yang
bertolak belakang dengan pembelajaran tradisional yang sering digunakan. Tuntutan dunia
yang semakin kompleks mengharuskan peserta didik memiliki kemampuan berpikir kritis,
logis, sistematis, dan kreatif. Oleh karena itu, baik sekolah maupun perguruan tinggi harus
mampu memilih model dan pendekatan yang tepat serta penciptaan suasana belajar yang
kondusif akan mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran. Pendekatan belajar dalam
IPA terdiri dari empat pilar pendidikan, yaitu inkuiri, sains teknologi dan masyarakat,
konstruktivisme,serta pemecahan masalah yang menghendaki adanya penerapan
pembelajaran inovatif.
2
Sejalan dengan itu, pemerintah yang sadar betul dengan perubahan zaman
yang begitu pesat dan cepat berusaha membuat kebijakan-kebijakan untuk
meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan di Indonesia. Selain itu, pihak
UNESCO juga telah mencangkan empat pilar pendidikan yang terdiri dari learning
to know, learning to do, learning to live together, dan learning to beuntuk menjawab
tantangan globalisasi sekaligus sebagai tolak ukur bagi pendidik untuk menentukan
berbagai pendekatan. Untuk itu, pendidik dituntut sebaik mungkin dalam memilih
pendekatan pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip belajar guna tercipta para
siswa yang berkompetensi
Berdasarkan paparan latar belakang tersebut, maka diperlukan suatu kajian
yang komprehensif terhadap pendekatan Saintifik dan esensi Inluiri dalam
pembelajaran Biologi. Oleh karena itu, disusunlah makalah yang berjudul
“Pendekatan Saintifik dan esensi Inkuiri dalam pembelajaran SAINS/Biologi”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pendekatan saintifik dalam pembelajaran biologi?
2. Bagaimana esensi Inkuiri dalam pembelajaran Biologi?
3. Bagaimana penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran
SAINS/Biologi?
4. Bagaimana penerapan Inkuiri dalam pembelajaran Biologi?
C. Tujuan
1. Mengetahui pendekatan pembelajaran saintifik dalam pembelajaran biologi
2. Mengetahui esensi Inkuiri dalam pembelajaran Biologi
3. Mengetahui penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran
SAINS/Biologi
4. Mengetahuipenerapan Inkuiri dalam pembelajaran Biologi
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendekatan Saintifik
substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”. Ranah pengetahuan
merupakan transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa.” .
c. Experimenting hasil belajar yang nyata akan diperoleh peserta didik dengan
mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang
5
sesuai. Misalnya, Pada mata pelajaran, peserta didik harus memahami konsep-
konsep Akidah Akhlak dan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.Aplikasi
metode eksperimen atau mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai
ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Aktivitas
pembelajaran yang nyata untuk ini adalah: (1) menentukan tema atau topik sesuai
dengan kompetensi dasar menurut tuntutan kurikulum; (2) mempelajari cara-cara
penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan harus disediakan; (3) mempelajari
dasar teoritis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen sebelumnya; (4) melakukan
dan mengamati percobaan; (5) mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis, dan
menyajikan data; (6) menarik simpulan atas hasil percobaan; dan (7) membuat
laporan dan mengkomunikasikan hasil percobaan.
saya ingat, apa yang saya dengar, lihat, dan diskusikan saya mulai paham, apa yang
saya dengar, lihat, diskusikan, dan lakukan, saya memperoleh pengetahuan dan
keterampilan, apa yang saya ajarkan kepada yang lain, saya pemiliknya (Nasution,
2013). Dengan mengkomunikasikan hasil percobaan dan asosiasi yang telah
dilakukan peserta didik dalam pembelajaran akan memperkuat penguasaan peserta
didik terhadap materi pelajaran yang telah disajikan dalam pembelajaran.
Keterampilan yang dilatihkan sering ini dikenal dengan keterampilan proses IPA .
Pada tabel berikut ini disajikan jenis-jenis indikator keterampilan proses beserta sub
indikatornya.
Tabel 2. Jenis-jenis Indikator Keterampilan Proses beserta Sub indikatornya.
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar aktif dan kreatif dalam
mencari pengetahuan.
Langkah inquiry terdiri dari beberapa tahapan, antara lain: (1) mengidentifikasi
masalah; (2) merumuskan hipotesis; (3) mengumpulkan data; (4) menganalisis dan
menginterpretasikan data untuk menguji hipotesis; (5) menarik kesimpulan.
Sedangkan tahapan atau langkah yang dilakukan oleh guru dalam model
pembelajaran inquiry yaitu (Mulyatiningsih, 2010):
IPA, kebenaran deduktif yang kita peroleh dapat dikonfirmasi melalui metode
ilmiah, dan tahapan metode ilmiah tersebut dapat dijumpai pada strategi
pembelajaran inkuiri. Semua topik dalam mata pelajaran biologi dapat diajarkan
dengan strategi pembelajaran inkuiri, seperti struktur sel, keragaman makhluk hidup,
ekosistem, sistem tubuh manusia, dll, selama dalam penerapanya sesuai dengan
prinsip-prinsip pembelajaran inkuiri dan dilakukan dengan benar. Berikut satu
contoh tahapan pembelajaran inkuiri pada topik ekosistem.
Tabel 2. Gambaran umum langkah-langkah pembelajaran inkuiri
pada topik ekosistem.
Tahapan Contoh Pada Topik Ekosistem
Perumusan masalah apakah ekosistem yang berdekatan secara geografis
memiliki perbedaan dalam variabel fisik dan
biologinya (misalnya ekosistem kolam dan padang
rumput di sekitar sekolah)
Perumusan hipotesis eksositem yang berdekatan secara geografis
memiliki perbedaan variabel fisik dan biologi.
Pengumpulan data variabel fisik ( suhu udara dan tanah, kelembaban
udara, pH tanah), variabel biologi (keragaman
tumbuhan, keragaman artrophoda)
Pengujian hipotesis apakah data-data yang terkumpul menunjukkan
bahwa kedua ekositem yang diamati memiliki
perbedaan variabel fisik dan biologinya dan
bagaimana penjelasan teori-teori yang mendukung
dari berbagai literatur, jika jawabanya ya berarti
hipotesis yang diajukan dapat diterima.
Penarikan kesimpulan kesimpulan berdasarakan pada hipotesis yang
diajukan, apakah hipotesis tersebut diterima atau
ditolak
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pendekatan saintifik merupakan pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau
berpusat pada peserta didik (student centered approach). Di dalam pembelajaran
dengan pendekatan saintifik, peserta didik mengkonstruksi pengetahuan bagi
dirinya. Bagi peserta didik, pengetahuan yang dimilikinya bersifat dinamis,
berkembang dari sederhana menuju kompleks, dari ruang lingkup dirinya dan di
sekitarnya menuju ruang lingkup yang lebih luas, dan dari yang bersifat konkrit
menuju abstrak. Sebagai manusia yang sedang berkembang, peserta didik telah,
sedang, dan/atau akan mengalami empat tahap perkembangan intelektual, yakni
sensori motor, pra-operasional, operasional konkrit, dan operasional formal
2. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik Pendekatan ilmiah
dalam pembelajaran: Observing(mengemati), Questioning(Menanya),
Experimenting(mengumpulkan informasi), Associating(menghubungkan).
Communicating(mengkomunikasikan)
3. Esensi pendekatan saintifik terdiri dari lima pengalaman belajar yaitu kegiatan
mengamati; menanya; mengumpulkan informasi; mengasosiasi; dan
mengkomunikasikan dengan lima pengalaman belajar tersebut penerapan
pendekatan ilmiah dalam pembelajaran Biologi bisa tercapai sesuai harapan
peserta didik
4. Model pembelajaran inquiry merupakan model yang melibatkan peserta didik
dalam proses pengumpulan data dan pengujian hipotesis.
5. Langkah inquiry terdiri dari beberapa tahapan, antara lain: (1) mengidentifikasi
masalah; (2) merumuskan hipotesis; (3) mengumpulkan data; (4) menganalisis
dan menginterpretasikan data untuk menguji hipotesis; (5) menarik kesimpulan.
6. Pembelajaran Biologi lebih menekankan pada penerapan keterampilan proses.
Aspek aspek pada pendekatan saintifik dan metode Inkuiri terintegrasi pada
pendekatan keterampilan proses dan metode ilmiah.
B. Saran
Pendekatan Saintifik dan Metode Belajar Inkuiri adalah sangat relevan
diterapkan pada kurikulum 2013 yang menekankan pada pencapaian kompetensi
17
sekaligus keterampilan. Oleh karena itu, guru harus menguasai secara utuh
pendekatan dan metode ini agar mampu menerapkan pada pembelajaran biologi.
DAFTAR PUSTAKA
Bruce, W.C. & J.K. Bruce. (1991). Teaching with Inquiry. Maryland: Alpha
Publishing Company, Inc.
Mulyaningtyas, Endang. 2010. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Inovatif, Efektif, dan
Menyenangkan (PAIKEM): Diktat Peningkatan Kompetensi Pengawas
dalamRangka Penjaminan Mutu Pendidikan. Jawa Barat: P4TK Bisnis dan
Pariwisata.
Mulyasa, E., 2007. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung:Remaja Rodaskarya
Muslich, Masnur. 2007. Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.