Oleh:
Mohammad Rafli (21040117410037)
Aksesibilitas adalah konsep yang menggabungkan sistem pengaturan tata guna lahan
secara geografis dengan sistem jaringan transportasi yang menghubungkannya (Black, 1981).
Sementara itu, Dennis (1998) merinci tiga hal yang akan diperoleh bila ada peningkatan
aksesibilitas, yaitu: (1) penghematan waktu, (2) pengurangan usaha pengangkutan; ukuran
usaha pengangkutan dinyatakan dalam ton-km, kapasitas pengangkutan barang lebih besar
dengan jarak yang lebih jauh, dan (3) efisiensi pergerakan dan penghematan biaya
transportasi.
Bandar Udara adalah infrastruktur dengan skala yang besar dan dikelola oleh PT.
Angkasa Pura dan merupakan Badan Usaha Milik Negara. Bandara menjadi pintu gerbang
suatu daerah yang mampu melayani kegiatan penerbangan domestik maupun Internasional.
Saat ini kegiatan pengembangan bandara salah satunya adalah mengenai pembangunan
Bandara Internasional Kualanamu yang terletak di Kabupaten Deli Serdang, Provinsi
Sumatera Utara. Bandara ini memiliki aksesbilitas yang cukup tinggi dan adanya proses
pembangunan jaringan utilitas (seperti jaringan jalan, sistem transportasi, drainase, listrik, dan
lain-lain) yang mendukung aktivitas transportasi penerbangan Bandara Kualanamu.
Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi
Sumatera Utara dan secara administrasi berbatasan langsung dengan Kota Medan. Kabupaten
ini adalah wilayah hinterland dari Kota Medan, sehingga perkembangan wilayahnya pun
sebagian besar dikarenakan adanya pengaruh yang ditimbulkan dari perkembangan Kota
Medan. Namun, pada saat ini yang menjadi salah satu faktor penyebab berkembangannya
kabupaten ini dikarenakan adanya pembangunan Bandara Internasional Kualanamu yang
merupakan rencana Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dengan tujuan untuk menggantikan
fungsi Bandara Internasional Polonia Medan. Alasan adanya rencana pemindahan fungsi
bandara tersebut dikarenakan Bandara Polonia Medan memiliki lokasi yang kurang layak
yaitu berada di pusat perkotaan Kota Medan. Maka dari itu, pemerintah pun membuat
kebijakan dengan pemindahan bandara tersebut.
Bandara Kualanamu memiliki peranan sebagai salah satu sarana transportasi udara dan
menjadi transportasi utama yang dapat menghubungkan lokasi antar daerah, antar provinsi,
maupun antar negara. Pembangunan Bandara Internasional Kualanamu di Deli Serdang ini
Perkembangan suatu wilayah dapat terwujud, jika didukung oleh tersedianya sarana
dan prasarana seperti jalan raya, terminal, listrik, telepon, pelabuhan laut dan juga bandar
udara. Keberadaan infrastruktur memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan
interaksi sosial dan kelangsungan sistem perekonomian. Semakin baik keadaan infrastruktur,
semakin baik pula pengaruhnya terhadap interaksi sosial dan keadaan ekonomi suatu wilayah
serta akan memacu kemajuan dan perkembangan suatu wilayah. Hal tersebut dimungkinkan,
karena sarana dan prasarana transportasi berfungsi sebagai pembentuk, pengarah, dan pemacu
pertumbuhan suatu wilayah. Adanya fungsi demikian dapat terlihat dari sejauhmana
kepesatan yang terjadi pada penggunaan lahan suatu wilayah, serta intensitas dan frekuensi
pergerakan sosial ekonomi masyarakat. Aktivitas ini akan lebih meningkat bilamana suatu
wilayah juga didukung oleh ketersediaan sistem transportasi yang lengkap dan membentuk
integrasi antar moda, baik moda jalan, moda rel, moda laut, dan moda udara. Simpul yang
menghubungkan antara moda transportasi tersebut seperti halnya bandar udara akan menjadi
pusat pertumbuhan baru dan membangkitkan tumbuhnya kegiatan-kegiatan lain disekitarnya.
Infrastruktur didefinisikan sebagai dasar fisik dan struktur organisasi yang
menyediakan dukungan bagi ekonomi dan masyarakat (Haynes dan Nijkamp, 2006).
Infrastruktur berkontribusi pada pembangunan daerah dengan memfasilitasi mobilitas dan
komunikasi dan memberikan dasar-dasar fisik dan sosial yang meningkatkan kualitas hidup.
Infrastruktur memainkan peran penting dalam mempromosikan pembangunan ekonomi
daerah. Semua tingkat pemerintah dan organisasi internasional berinvestasi besar untuk
memperbaiki infrastruktur memfasilitasi kegiatan ekonomi (Haynes dan Chen, 2017).
Bandara Kualanamu sebagai salah satu infrastruktur dalam transportasi wilayah
merupakan suatu unsur yang memiliki peranan penting dalam pertumbuhan, pendorong
maupun penggerak serta pemerataan pembangunan nasional khususnya Provinsi Sumatera
Utara. Dari perspektif meso-ekonomi, investasi atau ekspansi terhadap bandar udara termasuk
fasilitasnya, baik untuk penumpang maupun kargo, dapat memunculkan sejumlah implikasi
potensial bagi perkembangan perekonomian di wilayah sekitar bandar udara. Implikasi dari
investasi dalam pengembangan infrastruktur bandar udara kemudian dapat dibagi kedalam 4
(empat) tipe dengan efek yang berbeda dari waktu ke waktu (Button, 2010). Implikasi
Pembangunan wilayah dan kota yang berkelanjutan baik dari sudut pandang
lingkungan, sosial dan ekonomi membutuhkan perencanaan tata ruang dan transportasi yang
terintegrasi agar sistem transportasi yang ada tidak merusak lingkungan dan mampu melayani
pembangunan sosial dan ekonomi secara efektif. Integrasi spasial dan pembangunan
transportasi secara terpadu berpotensi menciptakan penyelesaian yang besar di daerah dan
pengaktifannya akan membawa investasi ekonomi berkelanjutan (Drewello, 2015). Ruang
wilayah dan pembangunan transportasi dibangun secara terintegrasi dalam menyelesaikan
berbagai permasalahan yakni intensitas pertumbuhan penduduk yang tinggi tidak diikuti
kapasitas ruang yang memadai. Sehingga timbul permasalahan kemacetan transportasi dengan
pembebanan arus lalu lintas yang tinggi. Maka, proses perencanaan harus dibawa secara
integrasi sebagai solusi dalam pembangunan spasial dan transportasi (Drewello, 2015).
Dalam hubungan transportasi dan perencanaan tata ruang, (tata guna lahan) yang harus
diperhatikan adalah sistem kegiatan, sistem jaringan, dan sistem pergerakan. Sistem kegiatan
meliputi pengaturan/perencanaan tata guna lahan, sistem jaringan meliputi kapasitas dan
lokasi dari sarana dan prasarana transportasi. Pembangunan bandar udara tentunya akan
memiliki keterkaitan tentang perkiraan terhadap perubahan yang terjadi di kawasan sekitar
bandara. Pembangunan bandara akan memicu terjadi tumbuhnya aktivitas baru lainnya
disekitar kawasan bandara karena juga dipengaruhi oleh adanya pola permintaan yang akan
terjadi dimasa yang akan datang. Adanya pengembangan bandara memiliki pengaruh atau
dampak terhadap berbagai aspek salah satunya penggunaan lahan. Adisasmita (2012),
berpendapat bahwa semakin besar dan semakin banyak penumpang yang melakukan
perjalanan pada suatu bandara maka akan lebih besar pula akibat yang ditimbulkan terhadap
perubahan penggunaan lahan di sekitarnya. Hal ini dapat dilihat dari munculnya atau
tumbuhnya aktivitas-aktivitas pendukung yang akan melengkapi aktivitas utama yang ada di
bandara.
Pengaruh keberadaan Bandara Kualanamu terhadap perubahan aktivitas penggunaan
lahan di kawasan ini ternyata sangat mempengaruhi perubahan pola penggunaan lahan
kawasan sekitarnya. Perubahan ini sebagian besar terjadi di jalan-jalan utama yang
menghubungkan ke jalur Bandara Kualanamu dan jalur ke arah Kota Medan. Melihat