Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

INFEKSI NASOKOMIAL

Pokok Bahasan : Kegawatdaruratan


Sub Pokok Bahasan : Infeksi Nasokomial
Waktu : 09.00- 10.00 WIB
Hari / Tanggal : Rabu, 13-september-2017
Tempat : Balai Desa Kec Nanggalo
Sasaran : Seluruh Keluarga Pasien

A. LATAR BELAKANG
Kesehatan bagi manusia merupakan hal yang penting, karena jika seseorang
tersebut dalam keadaan sehat orang tersebut akan mampu melakukan aktifitasnya
leluasa tanpa ada hambatan.
Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang berhubungan dengan pelayanan
kesehatan. Infeksi nosokomial atau saat ini sering disebut Healthcare-associated
Infections (HAIs) merupakan masalah penting di seluruh dunia dan menjadi isu yang
menarik untuk diteliti, terutama tentang upaya pencegahan infeksi tersebut. Menurut
definisi World Health Organization (WHO) (2010), HAIs adalah infeksi yang terjadi
pada pasien dan tenaga medis di rumah sakit yang terjadi selama proses perawatan
ataupun selama bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan.
Prevalensi HAIs di negara-negara berpendapatan rendah lebih tinggi dari negara-
negara berpendapatan tinggi. Beberapa penelitian pada tahun 1995-2010, prevalensi
HAIs di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah berkisar antara 5,7-
19,1%, sementara prevalensi di negara-negara berpendapatan tinggi berkisar antara
3,5-12%. Prevalensi HAIs di Indonesia yang merupakan bagian dari negara-negara
berpendapatan menengah mencapai 7,1%. Negara berpendapatan rendah dan
menengah tidak memiliki sistem surveilans infeksi nosokomial yang baik dan belum
melaporkan data atau tidak memiliki data yang representatif, oleh karena itu
prevalensi HAIs di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah kemungkinan
besar tidak mencerminkan data yang sebenarnya (WHO, 2010).
Healthcare-associatedInfections tidak hanya terjadi pada pasien, namun terjadi
juga pada tenaga kesehatan ataupun tenaga medis. Dokter gigi merupakan salah satu
profesi yang rentan terkena HAIs. Penularan HAIs yang terjadi pada dokter gigi dapat
disebabkan oleh tindakan kedokteran gigi yang dilakukan sering berkontak dengan
darah, jaringan dan sekresi cairan yang berpotensi menularkan infeksi. Infeksi tidak
terlepas dari peran mikroorganisme patogen berupa virus dan bakteri (The Centers for
Disease Control and Prevention/Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC),
2003).
Penyakit yang ditularkan oleh virus seperti Hepatitis, Influenza, Stomatitis
Aphtosa Recrurrent (SAR), Pneumonia, Human Immunodeficiency Virus (HIV),
Cytomegalovirus, Epstein-Barr virus dan Measles. Penelitian yang dilakukan pada
salah satu fakultas kedokteran gigi di Glasgow melaporkan tingginya mahasiswa
klinik yang terinfeksi Epstein-Barr virus dibandingkan dengan mahasiswa preklinik
(Herbet dkk, 1995). Berdasarkan perkiraan WHO pada tahun 2002 terjadi 16000
kasus Hepatitis C, 66000 kasus Hepatitis B dan 1000 kasus HIV akibat tertusuk jarum
yang terjadi pada tenaga kesehatan diseluruh dunia (Pruss dkk, 2005).
Di Indonesia menurut pemberitaan surat kabar Tempo (2013) terdapat tiga dokter
gigi di Surabaya yang tertular Human Immunodeficiency Virus Infection/Acquired
Immunodeficiency Syndrome (HIV/AIDS), dua orang di antaranya bekerja di rumah
sakit. Infeksi bakteri seperti Gonorrhea, Staphylococcus, Streptococcus, Syphilis, dan
Tuberculosis juga mengancam petugas kesehatan. Staphylococcus aureus merupakan
bakteri patogen yang paling banyak menyebabkan infeksi nosokomial yang
penyebarannya dapat melalui saluran oropharyngeal menuju organ pernafasan
(Zuanazzi dkk, 2012).
Data International Nosocomial Infection Control Consortium (INICC)
berdasarkan hasil penelitian di 36 negara di dunia menunjukkan 84,4% infeksi
nosokomial di ICU disebabkan oleh Staphylococcus aureus (Rosenthal dkk, 2012).
B. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Setelah dilakukan penyuluhan tentang Infeksi Nosokomial peserta dapat
mengerti dan memahami tentang apa itu Infeksi Nosokomial dan cara mengatasi
serta pencegahannya.

2. TUJUAN KHUSUS
a. Mampu melaksanakan pengkajian secara menyeluruh pada klien infeksi
Nasokomial.
b. Mampu menganalisa dan menentukan diagnosa keperawatan pada klien
Infeksi Nasokomial.
c. Mampu melakukan intervensi keperawatan yang timbul pada klien infeksi
Nasokomial
d. Mampu menerapkan implementasi keperawatan pada klien dengan infeksi
Nasokomial
e. Mampu mengevaluasi tindakan keperawatan pada klien dengan infeksi
Nasokomial
f. Mampu mendokumentasikan setiap tindakan yang diberikan kepada klien
dengan infeksi Nasokomial
1. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. SASARAN
Seluruh keluarga dengan Infeksi Nasokomial
2. METODE
a. Ceramah
b. Diskusi dan tanya jawab
3. MEDIA
a. Laptop
b. LCD
c. Leaflet
d. mikrofon
4. Waktu Dan Tempat
Hari/Tanggal : Rabu, 13-september-2017
Jam : 09:00-10:00 Wib
Tempat: Balai Desa Rt.01 Rw.02 Kec. Nanggalo, Siteba Padang
5. PENGORGANISASIAN
a. Moderator : Tiara Asparina Sari
b. Presenter : Yuni Elisa
c. Observer : Meli Anggraini
d. Fasilitator : Rizka Azilla Azhari
Chintya Maretha ELlzen
6. SETTING TEMPAT

: Moderator : peserta : observer

: presenter : fasilitator

2. URAIAN TUGAS

1. MODERATOR

 Membuka acara

 memperkenalkan anggota

 menjelaskan tujuan dan topik

 menjelaskan tata tertib penyuluhan

 menjelaskan kontrak waktu

 menetapkan bahasa

 meminta peserta untuk memberikan pertanyaan atas penjelasan yang


tidak di pahami
 memberikan kesempatan kepada anggota kelompok untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh peserta

 menyimpulkan dan melakukan evaluasi penyuluhan mengatur jalannya


acara

 menutup acara

2. PRESENTER

 menggali pengetahuan peserta tentang materi yang akan disajikan

 Menyampaikan materi penyuluhan yang telah disiapkan


 Memberikan reinforcement positif terhadap peserta tentang
pendapatnya

 menjawab pertanyaan dari peserta

3. FASILITATOR

 Memotivasi peserta agar berperan aktif


 Membuat absensi penyuluhan
 Membagikan leaflet pada setiap peserta
 Mengantisipasi suasana yang dapat mengganggu kegiatan penyuluhan

4. OBSERVER

 Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir


 Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanakan

3. KEGIATAN PENYULUHAN

NO Tahap Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


Kegiatan
 Moderator memberikan  Menjawab salam
1. Pembukaan
salam

(5 menit)  Moderator memperkenalkan  Mendengarkan dan


pembimbing memperhatikan
 Moderator menjelaskan  Mendengarkan dan
tentang topik penyuluhan memperhatikan
 Moderator membuat kontrak  Mendengarkan dan
waktu dan bahasa memperhatikan
 Moderator menjelaskan  Mendengarkan dan
tujuan penyuluhan memperhatikan
 Mengkajipenegetahuan  Mengemukakan
peserta tentanganemia pendapat
 Memberi reinforcement  Mendengarkan dan
positif memperhatikan
 Menjelaskan pengertian  Mendengarkan dan
2. Tahap
infeksi Nasokomial memperhatikan
Pelaksanaan
 Memotivasi peserta untuk  Mengulang kembali

(20 menit) mengulang kembali


 Memberikan reinforcment  Mendengarkan
Positif
 Menggali pengetahuan  Mengemukakan
tentang penyebab Infeksi pendapat
Nasokomial
 Memberikan reinforcement  Mendengarkan
positif
 Menjelaskan penyebab  Mendengarkan dan
infeksi Nasokomial memperhatikan
 Menggali pengetahuan  Mengemukakan
tentang tanda dan gejala pendapat
Infeksi Nasokomial
 Memberikan reinforcement  Mendengarkan
positif
 Menjelaskan tentang tanda  Mendengarkan dan
dan gejala infeksi memperhatikan
nasokomial
 Menggali pengetahuan  Mengemukakan
tentang pencegahan infeksi pendapat
nasokomial
 Memberikan reinforcement  Mendengarkan
positif
 Menjelaskan tentang  Mendengarkan dan
pencegahan infeksi memperhatikan
nasokomial
 Menggali pengetahuan  Mengemukakan
tentang faktor-faktor yang pendapat
mempengaruhi infeksi
nasokomial
 Memberikan reinforcement  Mendengarkan
positif
 Menjelaskan faktor-faktor  Mendengarkan dan
yang mempengaruhi infeksi memperhatikan
nasokomial
 Menggali pengetahuan  Mengemukakan
tentang cara penularan pendapat
infeksi nasokomial
 Memberikan reinforcement  Mendengarkan
positif
 Menjelaskan tentang cara  Mendengarkan dan
penularan infeksi nasokomial memperhatikan
 Menggali pengetahuan  Mengemukakan
tentang apa Yang Harus pendapat
Diperhatikan Keluarga dan
Pengunjung dalam
Pengendalian Infeksi
Nosokomial
 Memberikan reinforcement  Mendengarkan
positif
 Menjelaskan tentang apa  Mendengarkan dan
Yang Harus Diperhatikan memperhatikan
Keluarga dan Pengunjung
dalam Pengendalian Infeksi
Nosokomial
 Memberikesempatanaudiens  Bertanya (jika ada)
untukbertanya
 Menjawabpertanyaan  Mendengarkan
audiens (jikaada) danmemperhatikan
 Bersama peserta  Ikut menyimpulkan
3. Penutup
menyimpulkan materi yang materi

(5 menit) telah disampaikan


 Mengevaluasi materi yang  Menjawab
telah diberikan pertanyaan
 Menutup dan memberi salam  Menjawab salam

4. EVALUASI

Kriteria Hasil

a. Evaluasi Struktur
 Diharapkan penyuluh dan peserta dapat hadir sesuai dengan waktu yang direncanakan
 Diharapkan setting tempat teratur, media serta alat – alat untuk penyuluhan tersedia
sesuai rencana
b. Evaluasi Proses
 peran dan tugas anggota sesuai dengan perencanaan
 pelaksanaan kegiata sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
 peserta tidak meninggalkan kegiatan
 peserta dapat memenuhi aturan
c. Evaluasi Hasil
 Peserta dapat menyebutkan sebagian dari materi yang disampaikan
 peserta dapat memahami isi penyuluhan

LAMPIRAN MATERI

INFEKSI NASOKOMIAL

A. Konsep Dasar Infeksi Nasokomial

1. Pengertian Infeksi Nasokomial

Infeksi nosokomial atau infeksi yang diperoleh dari rumah sakit adalah infeksi
yang tidak diderita pasien saat masuk ke rumah sakit melainkan setelah ± 72 jam
berada di tempat tersebut (Karen Adams & Janet M. Corrigan, 2009). Infeksi ini
terjadi bila toksin atau agen penginfeksi menyebabkan infeksi lokal atau sistemik.
Infeksi nosokomial adalah apabila dokter atau suster merawat seorang pasien
yang menderita infeksi karena mikroorganisme patogen tertentu kemudian
mikroorganisme dapat ditularkan ketika terjadi kontak (Steven Jonas, Raymond L.
Goldsteen, Karen Goldsteen, 2007).
Infeksi adalah adanya suatu organisme pada jaringan atau cairan tubuh yang
disertai suatu gejala klinis baik lokal maupun sistemik. Infeksi yang muncul selama
seseorang tersebut dirawat di rumah sakit dan mulai menunjukkan suatu gejala
selama seseorang itu dirawat atau setelah selesai dirawat disebut infeksi nosokomial
(Harrison, 2009).

2. Penyebab Infeksi Nasokomial

Terjadinya infeksi nosokomial dapat disebabkan beberapa elemen yang


dikemukakan oleh (Patricia, 2005) yaitu :
a. Agen infeksius
Infeksi nosokomial dapat disebabkan oleh beberapa macam agen penyakit dapat
berupa bakteri, virus, jamur, protozoa, dan macam – macam agen penyakit ini
ditentukan pula oleh patogenesis, daya invasi, dan dosis infeksinya.

b. Reservoir

Reservoir adalah tempat patogen mampu bertahan hidup tetapi dapat atau
tidak berkembang biak. Reservoir yang paling umum adalah tubuh manusia. Agen
menular tergantung pada reservoir untuk kelangsungan hidupnya.
c. Penularan

Ada banyak cara penularan mikroorganisme dari reservoir ke penjamu (host).


Meskipun cara utama penularannya mikroorganisme adalah tangan dari pemberi
layanan kesehatan, hampir semua objek dalam lingkungan dapat menjadi alat
penularan patogen. Semua personel rumah sakit yang memberi pelayanan diagnostik
dan pendukung.
d. Portal masuk

Organisme dapat masuk kedalam tubuh melalui rute yang sama dengan yang
digunakan untuk keluar. Faktor – faktor yang menurunkan daya tahan tubuh
merupakan yang memperbesar kesenpatan suatu patogen maupun organisme masuk
kedalam tubuh.

3. Tanda dan Gejala Infeksi Nasokomial


a. Demam
b. Bernapas cepat,
c. Kebingungan mental,
d. Tekanan darah rendah,
e. Urine output menurun,
f. Pasien dengan urinary tract infection mungkin ada rasa sakit ketika kencing dan
darah dalam air seni
g. Sel darah putih tinggi
h. Radang paru-paru mungkin termasuk kesulitan bernapas dan ketidakmampuan
untuk batuk.
i. Infeksi : pembengkakan, kemerahan, dan kesakitan pada kulit atau luka di sekitar
bedah atau luka

4. Pencegahan Infeksi Nasokomial


 Pencegahan Infeksi Nasokomial berkaitan dengan ruang ICU

a. Infeksi saluran kemih

Infeksi nosokomial pada saluran kemih merupakan infeksi yang paling


sering terjadi hampir sekitar 35% dari total kejadian infeksi nosokomial. Infeksi
saluran kemih biasanya disebabkan oleh patogen yang menyebar secara langsung
ke area periuretral dari perineum pasien atau saluran cerna, cara penyebaran ini
merupakan cara yang paling sering terjadi pada wanita dan juga dikarenakan oleh
kontaminasi kateter urin.

Untuk mencegahnya yaitu dengan cara melakukan pemasangan kateter


urien harus sesuai dengan indikasi pasti seperti inkontinensia urien dan segera
dilepas setelah memungkinkan dan sambungan ke urien bag harus rapat dan kuat
agar tidak terjadinya perembesan urien ke lantai.

b. Infeksi lukan operasi

Infeksi luka operasi mencakup kurang lebih 20% dari angka kejadian
infeksi nososkomial, dan menyebabkan kerugian materi yang cukup tinggi yaitu
57%. Resiko terjadinya infeksi luka operasi dipengaruhi oleh keterampilan dokter
bedah, penyakit yang diderita pasien atau usia tua, serta waktu pemberian
antibiotik.

Untuk pencegahannya yaitu dengan penggunaan antibiotik profilaksis


diberikan dengan indikasi yang tepat, baik single dose maupun kontinyu dan juga
harus mengikuti peraturan dan tata tertib yang berlaku.
c. Pneumonia

Pneu’monia akibat infeksi nosokomial biasanya terjadi setelah perawatan


lebih dari 48 jam di rumah sakit dan pasien memperhatikan tanda – tanda klinis
pneumonia yang tidak didapatkan saat awal perawatan.selain Hospital Acquidret
Pneumonia (HAP), terdapat bentuk lainnya yang lebih spesifik dan sering ditemui
di ICU, yaitu Ventilator-associated Pneumonia (VAP). Hampir semua kasus
disebabkan oleh aspirasi dari mikroorganisme di orofaring yang endogenus atau
didapat dari rumah sakit. Faktor resiko mencakup hal-hal yang memicu terjadinya
kolonalisasi babkteri dimana dikarenakan oleh penggunaan antibiotik sebelumya,
kontaminasi dari ventilator. Pneumonia merupakan infeksi nosokomial yang
menyebabkan kematian di rumah sakit senbanyak 15%.

Untuk mencegahnya yaitu dengan pemberian antibiotik sesuai dengan hasil


kultur, kedaan dan prosedur yang dapat meningkatkan resiko aspirasi harus
diperhatikan, misalnya pasien tidak sadar, dan juga sirkut ventilator diganti setiap
24-48 jam

 Pencegahan Infeksi Nasokomial secara Umum


a. Membatasi transmisi organisme dari atau antar pasien dengan cara
mencucitangan dan penggunaan sarung tangan, tindakan septik dan aseptik,
sterilisasi dan disinfektan.
b. Mengontrol resiko penularan dari lingkungan.
c. Melindungi pasien dengan penggunaan antibiotika yang adekuat, nutrisi yang
cukup, dan vaksinasi.
d. Membatasi resiko infeksi endogen dengan meminimalkan prosedur invasi
e. Pengawasan infeksi, identifikasi penyakit dan mengontrol penyebarannya.

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Infeksi Nosokomial.

Sesara umum factor yang mempengaruhi terjadinya nosokomial terdiri atas 2


bagian besar, yaitu : (Roeshadi, D, 1991)
a. Faktor endogen (umur, seks, penyakit penyerta, daya tahan tubuh dan
kondisikondisi lokal)
b. Faktor eksogen (lama penderita dirawat,kelompok yang merawat, alat medis,
serta lingkungan)

6. Proses Penularan Infeksi Nosokomial

a. Langsung

antara pasien dan personel yang merawat atau menjaga pasien

b. Tidak langsung

1) obyek tidak bersemangat atau kondisi lemah

2) lingkungan menjadi kontaminasi dan tidak didesinfeksi atau sterilkan (Sebagai


contoh perawatan luka pasca operasi)

3) penularan cara droplet infection di mana kuman dapat mencapai ke udara (air
borne)

4) Penularan melalui vektor, yaitu penularan melalui hewan atau serangga yang
membawa kuman

7. Yang Harus Diperhatikan Keluarga dan Pengunjung dalam Pengendalian Infeksi


Nosokomial
a. Mengerti dan memahami peraturan dari Ruang ICU
1) Taatilah waktu berkunjung ruang ICU jam 11.00-13.00 WIB
2) Jangan terlalu lama menjenguk cukup 15-20 menit saja, cukup 2 orang
bergantian.
3) Jangan berkunjung jika anda sedang sakit
4) Jangan membawa anak dibawah usia 12 tahun
b. Menjaga kebersihan diri
1) Lakukan cuci tangan sebelum dan setelah bertemu pasien
2) Jangan menyentuh luka, perban, area tusukan infuse, atau alat-alat lain yang
digunakan untuk merawata pasien
3) Bantulah pasien untuk menjaga kebersihan dirinya

c. Menjaga kebersihan lingkungan


1) Jangan menyimpan barang terlalu banyak di ruangan pasien
2) Jangan tidur di bed pasien
3) Jangan merokok diarea RS

KRITIK DAN SARAN

A. Kritik dan Saran


Demikian SAP yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila
ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada kami.
Kepada pembaca diharapkan dengan adanya SAP ini dapat memahami dan
mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari bagaimana tindakan yang dapat dilakukan
jika menderita Infeksi Nasokomial dan tindakan yang dilakukan untuk mencegah jika
terjadinya Infeksi Nasokomial dengan Mengontrol resiko penularan dari lingkungan,
Melindungi pasien dengan penggunaan antibiotika yang adekuat, nutrisi yang cukup,
dan vaksinasi, Membatasi resiko infeksi endogen dengan meminimalkan prosedur invasi
dan Pengawasan infeksi, identifikasi penyakit dan mengontrol penyebarannya.

DAFTAR PUSTAKA

Ducel, G. et al. Prevention of hospital-acquired infections, A practical guide. 2nd edition. World
Health Organization. Department of Communicable disease, Surveillance and Response;
2009
Soeparman, dkk. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit FKUI, Jakarta; 2009
Badan Litbang Kesehatan Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial, Yogyakarta; 2007
Wenzel. Infection control in the hospital,in International society for infectious diseases, second
ed, Boston; 2006

Anda mungkin juga menyukai