Anda di halaman 1dari 14

21

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis , Lokasi Dan Waktu Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen factorial

lengkap seimbang (balanced complete factorial ecperiment) dan

rancangan eksperimen menggunakan rancangan eksperimen acak lengkap

(complete randomized experimental design). Menurut Toto Sugiharto

(2009) definisi dari eksperimen factorial lengkap seimbang adalah suatu

bentuk eksperimen di mana ukuran sampel yang diterapkan untuk semua

perlakuan adalah sama dan rancangan eksperimen acak lengkap adalah

suatu rancangan eksperimen yang menggunakan sampel secara acak bebas

dari unit eksperimen dikaitkan pada perlakuan.

3.1.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa universitas islam malang

(UNISMA) dan universitas Muhammaddiyah malang (UMM).

3.1.3 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2018 sampai dengan

bulan April 2018.


22

3.2 Populasi, Sampel, Dan Kreteria Responden

3.2.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generasi yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapksn oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya, populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau

subyek itu (Sugiono, 2015:117). Populasi yang dipilih dalam penelitian

ini adalah mahasiswa ekonomi akuntansi yang telah menempuh mata

kuliah SIA (Sistem Informasi Akuntansi) di Universitas Islam Malang dan

Universitas Muhammaddiyah Malang.

3.2.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiono, 2003:73). Sampel dalam penelitian ini

diambil secara purposive sampling yaitu sampel ditentukan berdasarkan

kriteria tertentu, yakni pengambilan sampel yang berdasarkan

pertimbangan subjektif penelitian yang disesuaikan dengan tujuan

penelitian. Sehingga sampel ini adalah mahasiswa fakultas Ekonomi Prodi

Akuntansi Universitas Islam Malang dan Universitas Muhammaddiyah

Malang angkatan 2015.


23

3.2.3 Kreteria Responden

Responden penelitian ini adalah mahasiswa yang telah menempuh

mata kuliah SIA (Sistem Informasi Akuntansi) yang aktif tahun ajaran

2015 Fakultas Ekonomi Prodi Akuntansi Universitas Islam Malang dan

Universitas Muhammaddiyah Malang.

3.3 Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah:

3.3.1 Variabel Independen

Variabel Independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau

mempengaruhi variabel lain (Indriantoro dan Supomo, 2009:63). Dalam

penelitian yang menjadi variabel independen adalah pengaruh informasi

akuntansi terhadap pengambilan keputusan eskalasi komitmen, yaitu

Tidak ambigu (X1), Kemajuan (X2), dan Keuntungan (X3).

3.3.2 Variabel Dependen

Variabel Dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau

dipengaruhi oleh variabel independen (Indriantoro dan Supomo,2009:63).

Dalam penelitian ini yang menjadi dependen adalah Eskalasi Komitmen

(Y1).

3.4 Definisi Dan Operasional Variabel

Operasional variabel berfungsi untuk menjelaskan variabel yang akan

diteliti, sesuai dengan masalah yang ada serta hubungan antar variabel.
24

3.4.1 Tidak Ambigu

Perilaku eskalasi lebih responsif dalam menghadapi dilema

dibandingkan perbuatan salah karena karena pembuatan komitmen

menjadikan adannya kesemapatan tambahan untuk strategi dalam bekerja

maupun menyimpan lebih banyak informasi (Bowen, 1987). Konsep dan

manipulasi feedback yang ambigu, mengindifikasikan suatu arah tindakan

gagal yang tidak didefinisikan dengan baik. Feedback mendorong suatu

pencairan strategi – strategi alternatif yang seharusnya tidak ambigu.

Dalam penelitian ini pengumpulan dan pengelolaan data dari

kuesioner dengan cara memberikan bobot penilaian dari setiap pertanyaan

mengacu dari kuesioner penelitian Ribut Yulianto (2013) dengan

menggunakan skala likert. Tidak ambigu perusahaan diukur dengan

menggunakan pertanyaan didasarkan pada tanggapan responden terhadap

skala likert lima poin dimulai dari:

1. = Sangat Tidak Setuju (STS)

2. = Tidak Setuju (TS)

3. = Kurang Setuju (KS)

4. = Setuju (S)

5. = Sangat Setuju (SS)

3.4.2 Kemajuan

Berkaitan dengan bounded rationality. Beberapa hasil penelitian

keperilakuan memberikan bukti yang memperhatikan bahwa individu

biasanya tidak mengevaluasi seluruh informasi yang tersedia sebelum


25

menjangkau suatu keputusan. Logika ini menyarankan bahwa prosedur

yang baik menjamin bahwa pengambilan keputusan dapat melakukan

evaluasi terhadap alasan – alasan mengapa terjadi penyimpangan dari

anggaran sebelumnya untuk membuat keputusan investasi tambahan.

Dalam penelitian ini pengumpulan dan pengelolaan data dari

kuesioner dengan cara memberikan bobot penilaian dari setiap pertanyaan

mengacu dari kuesioner penelitian Khanifan Setya (2015) dengan

menggunakan skala likert. Kemajuan perusahaan diukur dengan

menggunakan pertanyaan didasarkan pada tanggapan responden terhadap

skala likert lima poin dimulai dari:

1. = Sangat Tidak Setuju (STS)

2. = Tidak Setuju (TS)

3. = Kurang Setuju (KS)

4. = Setuju (S)

5. = Sangat Setuju (SS)

3.4.3 Keuntungan

Reaksi peningkatan komitmen terhadap historical cost

mengindikasikan tidak adanya informasi mengenai keuntungan –

keuntungan yang akan datang dari tambahan aliran kas keluar. Staw

Effriyanti (2005) memperlihatkan bahwa pengambilan keputusan yang

tidak diinformasikan mengenai keuntungan potensial atas tambahan

investasi dimasa mendatang, cenderung mengadopsi suatu pola yang salah

dari kelanjutan investasi. Dengan kata lain, future benefit merupakan


26

strategi yang tepat untuk mereduksi eskalasi komitmen (Simonson dan

Staw, 1992).

Dalam penelitian ini pengumpulan dan pengelolaan data dari

kuesioner dengan cara memberikan bobot penilaian dari setiap pertanyaan

mengacu dari kuesioner penelitian Khanifan Setya (2015) dengan

menggunakan skala likert. Keuntungan perusahaan diukur dengan

menggunakan pertanyaan didasarkan pada tanggapan responden terhadap

skala likert lima poin dimulai dari:

1. = Sangat Tidak Setuju (STS)

2. = Tidak Setuju (TS)

3. = Kurang Setuju (KS)

4. = Setuju (S)

5. = Sangat Setuju (SS)

3.4.4 Eskalasi Komitmen

Eskalasi komitmen adalah kecenderungan menjadi over

commitment terhadap serangkaian tindakan yang gagal sehingga tetap

bertahan dengan tindakan tersebut dalam upaya memenuhi tujuan dimasa

depan (Khavul et al., 2009). Secara umum pembuat keputusan merasa

kesulitan untuk menghentikan proyek yang mengindikasikan kegagalan

karena tindakan tersebut berarti menerima kenyataan bahwa rencana awal

yang telah menguras komitmen terhadap emosional, motivasi dan juga

keuangan ternyata gagal.


27

Menurut Tapifrios (2009) eskalasi komitmen adalah peningkatan

terhadap keputusan sebelumnya walaupun ada bukti bahwa keputusan itu

mungkin keliru. Dalam eskalasi komitmen, manajer seringkali menaruh

komitmen yang terlalu besar pada keputusan yang telah dibuat. Keputusan

yang telah dibuat akan sangat sulit untuk ditarik kembali. Eskalasi

komitmen dalam penelitian ini diproksikan dengan keputusan manajer

untuk tetap melanjutkan proyek yang mengindikasikan kegagalan.

Dalam penelitian ini pengumpulan dan pengelolaan data dari

kuesioner dengan cara memberikan bobot penilaian dari setiap pertanyaan

mengacu dari kuesioner penelitian Ilham Masrurun (2015) dengan

menggunakan skala likert. Keputusan Investasi perusahaan diukur dengan

menggunakan pertanyaan didasarkan pada tanggapan responden terhadap

skala likert lima poin dimulai dari:

1. = Sangat Tidak Setuju (STS)

2. = Tidak Setuju (TS)

3. = Kurang Setuju (KS)

4. = Setuju (S)

5. = Sangat Setuju (SS)

3.5 Sumber Dan Metode Pengumpulan Data

3.5.1 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

primer. Sumber data primer yaitu sumber data yang diperoleh secara

langsung dari sumber asli atau pihak pertama. Data primer secara
28

langsung dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan riset atau

penelitian. Sedangkan jenis data yang digunakan adalah penelitian

kuantitatif, kelebihan dari kuantitatif adalah sebagai alat ukur untuk

menguji dugaan atau hipotesis dari kualitatif, serta memberikan justifikasi

signifikan terhadap temuan penelitian berdasarkan uji statistik (Chambali,

2010). Data yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu dari kuesioner

kepada mahasiswa yang menempuh mata kuliah SIA (Sistem Informasi

Akuntansi) angkatan 2015 fakultas Ekonomi Prodi Akuntansi di

Universitas Islam Malang dan Universitas Muhammaddiyah Malang.

3.5.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan Keusioner. Kuesioner (angket) merupakan

teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden (Sugiyono,2006:135).

3.6 Metode Analisi Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis dan statistik berupa analisis

regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk

meramalkan bagaiamana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua

atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik

turunkan nilainya) (sugioyono, 2012:227). Analisis regresi linier berganda

menganalisis hubungan secara linier antara dua atau lebih variabel independen

(X1, X2,….XN) dengan variabel dependen (Y). Dalam penelitian ini akan
29

menganalisis hubungan antara Tidak Ambigu (X1), Kemajuan (X2),

Keuntungan (X3),terhadap Eskalasi komitmen (Y).

Formulasi persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Y = a + 𝑏1 𝑥1 + 𝑏2 𝑥2 + 𝑏3 𝑥3

Keterangan:

𝑌1 = Eskalasi Komitmen (Variabel dependen)


𝑥1 = Tidak Ambigu (Variabel independen)
𝑥2 = Kemajuan (Variabel independen)
𝑥3 = Keuntungan (Variabel independen)
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
3.7 Uji Kualitas Data

3.7.1 Uji Kualitas Data

Menurut Sanusi (2011: 76-77) suatu instrumen dikatakan valid jika

instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. Jadi suatu

penelitian dianggap valid apabila terdapat kesamaan antara data yang

terkumpul dengan data yang sesungguhnya yang terjadi pada objek yang

diteliti. Sedangkan uji validitas adalah tes atau pengujian yang dilakukan

oleh peneliti untuk mendapatkan hasil data yang valid. Maka validitas

dapat diartikan sebagai suatu karakteristik dari ukuran terkait dari tingkat

pengukuran sebuah alat test kuesioner dalam mengukur secara benar apa

yang diinginkan peneliti untuk diukur.


30

Rumus yang digunakan untuk mencari nilai korelasi adalah

korelasi Person Product Moment yang dirumuskan sebagai berikut:

N(∑ XY) − (∑ X ∑ Y)
𝑟=
√[N ∑ X2 − (∑ X)2 ][N ∑ Y2 − (∑ Y)2 ]

Keterangan:

r =nilai korelasi person


∑x =Jumlah hasil pengamatan variabel X
∑y =Jumlah hasil pengamatan variabel Y
∑xy =Jumlah dari hasil pengamatan variabel X dan variabel Y
∑𝑥 2 =jumlah dari hasil pengamatan variabel X yang telah
dikuadratkan.
∑𝑦 2 =jumlah dari hasil pengamatan variabel Y yang telah
dikuadratkan.
N =Jumlah responden dalam uji coba instrument

1. Jika r-hitung atau signifikan < 0,05 maka item pernyataan tersebut

valid.

2. Jika r-hitung atau signifikan > 0,05 maka item pernyataan tersebut

tidak valid.

3.7.2 Uji Reliabilitas

Sanusi (2011: 80) Reliabilitas adalah suatu alat pengukur yang

menunjukkan kosistensi hasil pengukuran secara implisit. Reliabilitas

mengandung objektivitas karena hasil pengukuran tidak berpengaruh

oleh siapa pengukurnya. Suatu pengukuran dapat diakatkan reliabel

(dapat diandalkan), jika dapat dipercaya. Supaya dapat dipercaya, maka

hasil dari pengukuran harus akurat dan konsisten. Dikatakan konsisten


31

jika beberapa pengukuran terhadap subyek yang sama diperoleh hasil

yang tidak berbeda (Jogiyanto, 2009: 164). Tujuan pengujian ini untuk

menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya atau

dihandalkan dan konsisten atau tidak.

Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan untuk menguji

reliabilitas (keandalan) adalah nilai Cronbach Alpha. Variabel dikatakan

reliabel apabila memiliki Cronbach Alpha lebih dari 0,6.

3.7.3 Uji Normalitas

Sanusi (2011: 183) Tujuan dari uji normalitas adalah untuk

mengetahui apakah dari validitas dan reliabilitas data mempunyai

distribusi normal atau tidak. Model normalitas yang baik adalah

berdistribusi normal atau mendekati normal.

Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan metode

Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui signifikansi data yang

terdistribusi normal. Untuk mendeteksi normalitas Kolmogorov-Smirnov

Test maka menggunakan dasar pengambilan keputusan yaitu:

1. Jika signifikansi atau nilai probabilitas < 5%, maka data berdistribusi

tidak normal.

2. Jika signifikansi atau nilai probabilitas > 5%, maka data berdistribusi

normal.
32

3.8 Uji Asumsi Klasik

3.8.1 Uji Multikonearitas

Uji multikolinearitas merupakan suatu kondisi adanya hubungan

linier atau korelasi yang tinggi di antara masing-masing variabel

independen dalam sebuah model regresi. Pendeteksian terhadap

multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat Variance Inflation

Factor (VIF) dari hasil analisis regresi. Jika nilai VIF > 5% maka antara

variabel bebas tidak terjadi multikolinearitas.

3.8.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui

apakah dalam suatu model regresi terjadi varians residual yang sama atau

tidak. Jika varians dari residual menunjukkan bervariasi dari observasi ke

observasi maka disebut homokesdastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas.

3.9 Uji Hipotesis

Uji hipotesis adalah untuk menguji kebenaran suatu pernyataan secara

statistik dan menarik kesimpulan apakah menerima atau menolak pernyqtaan

tersebut.

3.9.1 Uji F (Uji Simultan)

Menurut Ghozali (2012:98), uji statistik F pada dasarnya

menunjukkan apakah semua variabel independen dan variabel bebas yang

dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama – sama

terhadap variabel dependen atau variabel terikat.


33

H0 : 𝜌 = 0, Pengetahuan informasi akuntansi (Tidak ambigu,

kemajuan, serta keuntungan) secara simultan tidak

berpengaruh terhadap pengambilan keputusan eskalasi

komitmen.

H1 : 𝜌 ≠ 0, Pengetahuan informasi akuntansi (Tidak ambigu,

kemajuan serta keuntungan) secara simultan

berpengaruh terhadap pengambilan keputusan eskalasi

komitmen.

Jika signifikasi F < 5%, maka Ho ditolak dan Ha diterima, maka ada

pengaruh yang signifikan antara variabel independen (X) secara

bersama-sama terhadap variabel dependen (Y).

Jika signifikasi F > 5%, maka Ho diterima dan Ha ditolak, maka tidak

ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen (X) secara

bersama-sama terhadap variabel dependen (Y).

3.9.2 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi menjelaskan proporsi variasi dalam variabel

terikat (Y) yang dijelaskan oleh variabel bebas (lebih dari satu variabel)

secara bersama-sama. R adalah koefisien korelasi majemuk yang

mengukur tingkat hubungan antara variabel dependen (Y) dengan semua

variabel independen (Y) yang menjelaskan secara bersama-sama dan

nilainya selalu positif. Persamaan regresi nilai berganda semakin baik

apabla nilai koefisien determinasi (𝑅 2 ) semakin besar (mendekati 1) dan


34

cenderung meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah variabel

independen.

3.9.2 Uji t (Parsial)

Menurut Ghozali (2012:98), uji beda t-test digunakan untuk

menguji seberapa jauh pengaruh variabel independen yang digunakan

dalam penelitian ini secara individual dalam menerangkan variabel

dependen secara parsial.

H0 : βi = 0 , Pengetahuan informasi akuntansi (Tidak ambigu,

kemajuan, serta keuntungan) tidak berpengaruh

secara parsial terhadap pengambilan keputusan

eskalasi komitmen.

H1 : βi = 0 , Pengetahuan informasi akuntansi (Tidak ambigu,

kemajuan, serta keuntungan) berpengaruh secara

parsial terhadap pengambilan keputusan eskalasi

komitmen.

Jika signifikansi t < 5%, maka Ho ditolak dan Ha diterima, maka ada

pengaruh yang siginifikan antara masing-masing variabel

independen dan variabel dependen.

Jika signifikansi t > 5%, maka Ho diterima dan Ha ditolak, maka

tidak ada pengaruh yang signifikan antara masing-masing variabel

independen dan variabel dependen.

Anda mungkin juga menyukai