PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Efesiensi dan efektifitas suatu perusahaan biasanya dapat diduga dari jenis
atau macam masalah yang sering dihadapi. Sebuah perusahan yang terlalu sering
menghadapi masalah korektif ,menggambarkan cara kerja yang kurang efisien dan
kurang efektif. Di lain pihak, perusahaan yang sering progresif dan kreati
menggambarkan perusahaan yang relatif sukses dan inovatif.1
1
Tata Sutabri, Sistem Informasi Manajemen (yogyakarta: Andi, 2005), hlm. 133.
2
Yulia Djahir, Bahan Ajar Sistem Informasi Manajemen (yogyakarta: Deepublish, 2015), hlm.
112.
4
B. Tipe Pengambilan Keputusan
5
masalah yang terpisah tersebut bisa menghasilkan serangkain keputusan rutin yang
diprogram. Keputusan yang tidak (non-programmed decisions) dilain pihak adalah
dengan masalah yang berkenaan dengan masalah khusus,khas atau tidak biasa. Bila
suatu masalah timbul tidak cukup diliput oleh kebijaksaan atau sangat penting
sehingga perlu penanganan khusus, harus diselesaikan dengan suatu keputusan yang
tidak diprogram. Berapa contoh masalah yang memerlukan keputusan yang tidak di
program antara lain cara pengalokasian sumber daya organisasi,penanganan ini
produk yang jatuh di pasara,atau cara perbaikan hubungan masyarakat. Semakin
tinggi kedudukan dalam hirarki organisasi, dibutuhkan kemampuan membuat
keputusan yang tidak diprogram lebih tinggi. Atas dasar alasan ini, berbagai program
latihan manjemen mencoba mengembangkan kemampuan manajer dalam membuat
keputusan yang tidak diprogram.
Herbert A Simon mengemukakan teknik tradisional dan modern dalam
pembuatan keputusan yang diprogram dan tidak diprogram. Kemajuan dalam
pengembangan dan penggunaan peralatan riset operasi telah terjadi sangat cepat
selama dekade terakhir ini,terutama di bidang simulasi komputer dan pengolahan data
elektronik (electronic data processing). Sejalan dengan perkembangan teknik
pembuatan keputusan, efisiensi pemecahan masalah yang di program dan kualitas
pemecahannya juga telah meningkat. Banyak masalah yang tidak diprogram
sebelumnya menjadi diprogram. Dilain pihak, teknik pemecahan masalah empirik
(heuristic) bagi pembuatan keputusan yang tidak diprogram tidak berkembang dengan
pesat dan penggunaannya semakin menyempit.
6
penanganannya. 3. Struktur organisasi 2. Pengolahan data
Pengharapan umum Elektronik
Sistem tujuan sasaran
Informasi yang
disusun dengan baik.
7
lebih tepat dengan menggunakan metode kuantitatif untuk mengantisipasi dan
memperkirakannya.3
Ada masalah yang mudah saja dipecahkan, ada yang sukar, ada juga yang
sangat sulit, tergantung besarnya masalah dan luasnya sangku paut dengan berbagai
faktor. Atas dasar itulah, maka keputusan yang di hasilkan ada yang tidak
mengandung resiko apa-apa, ada yang resikonya kecil, ada pula yang resikonya besar.
Bagaimana cara pengambilan keputusannya? Jawaban atas pertanyaan ini akan
mempengaruhi perancangan sistem informasi berdasarkan komputer yang
3
Tata Sutabri, op.cit. hlm. 133.
8
dimaksudkan untuk medukung proses pengambilan keputusan yang penting dan
kemudian juga mengenai hubungan antara teori tersebut untuk merancang sistem
informasi. Model yang bermanfaat yang terkenal sebagai kerangka dasar
prosespengambilan keputusan yang ditemukan oleh Herbert A. Simon akan
digunakan sebagai dasar untuk menjelaskan proses pengambilan keputusan. Model
ini terdiri atas tiga tahap:
9
Tahap proses
pengambilan Hubungan dengan SIM
keputusan
Pemahaman Proses penyidikan mengandung pemeriksaan data baik dengan
cara yang telah ditentukan maupun dengan cara khusus. SIM
harus memberikan kedua cara tersebut. Sistem informasi harus
meneliti semua data dan mengajukan permintaan untuk diuji
mengenai situasi yang jelas menuntut perhatian. Baik SIM
maupun organisasi harus menyedikan saluran komukasi untuk
masalah yang diketahui dengan jelas agardisampaikan kepada
organisasi tingkat atas sehingga masalah tersebut dapat ditangani
Perancangan SIM harus mengandung model keputusan model untuk
mengelolah data dan memprakasai pemecahan alternatif. Model
harus membantu menganalisis alternatif.
Pemlihan SIM menjadi paling efektif apabila hasil perancangan disajikan
dalam suatu bentuk yang mendorong pengambilan keputusan.
Apabila telah dilakukan pemilihan, peranan SIM berubah
menjadi pengumpulan data untuk umpan balik dan penilaian
kemudian.
Tabel : Tiga tahap pengambilan keputusan dalam hubungannya dengan SIM
10
masukanyang tidak diketahui oleh lingkungannya. Dalam sistem ini, pengambil
keputusan di anggap:
11
3. Mengambil keputusan yang memuaskan tingkat keinginan.
Model terbuka adalah dinamis atas urutan pilihan karena tingkat keinginan
berubah menanggapi perbedaan antara hasil dan tingkat keinginan.4
Model ada beberapa jenis, yaitu model fisik, model naratif, model grafis,
dan model matematis.
1. Model fisik
Gambaran berbentuk tiga dimensi yang menyamai objek aslinya, hanya saja
ukurannya lebih kecil dari objek aslinya. Model ini banyak digunakan dalam
perancangan objek yang bersifat berwujud, misalnya bangunan, mobil, pesawat,
dan perangkat lainnya.
2. Model naratif
Gambaran suatu objek yang dirancang dalam bentuk uraian kata-kata. Model ini
dapat dituangkan dalam tulisan ataupun ucapan.
3. Model grafis
Gambaran suatu objek yang berbentuk gambar, lambing, atau grafik.
4. Model matematis
4
Ibid., hlm. 129.
12
Gambaran suatu objek yang berbentuk matematis. Model ini menggunakan
berbagai bentuk rumus atau fungsi. Model ini banyak digunakan dalam
perancangan Sistem Pemandu Keputusan
.
Model memiliki manfaat bagi pemecahan masalah. Beberapa manfaat
tersebut adalah sebagai berikut.
1. Mempermudah pemahaman.
Apabila sebuah model yang sederhana telah dipahami, para pembuat keputusan
dapat segera memahami masalah yang lebih kompleks.
2. Mempermudah komunikasi.
Semua empat jenis model dapat mengkomunikasikan informasi secara cepat dan
akurat kepada orang-orang yang memahami arti dari bentuk, kata-kata, grafis, dan
matematika. Dengan memanfaatkan model, dua pihak dapat berkomunikasi
dengan lebih cepat dan lebih baik, dengan tingkat kesalahan yang rendah.
3. Memprediksi masa depan.
Model matematika dapat memprediksi apa yang akan terjadi di masa depan, tetapi
tidak 100 persen akurat. Tidak ada model yang baik. karena asumsi biasanya
harus dibuat mengenai banyak data yang dimasukkan ke dalam model, manajer
harus menggunakan penilaian dan intuisi dalam mengevaluasi output.5
5
Raymond Mcleod, Management Information Systems (prentice hall, 2007), hlm. 256.
13
atau manajer atasanya. manajer dapat menggunakan pemikiran yang disebut priori,
yaitu manajer membuat anggapan bahwa penyelesaian masalah yang paling logis dan
jelas adalah yang paling benar. Metode ini berguna dalam berbagai kasus,tetapi dalam
kasus lainya akan mengarahkan manajer untuk membuat keputusan yang salah. Tidak
ada pendekatan pembuatan keputusan yang dapat menjamin bahwa manajer akan
selalu membuat keputusan yang benar. akan tetapi, bagaimana pun para manajer yang
menggunakan suatu pendekatan yang rasional,intektual dan sistematis akan lebih
berhasil dibandingkan para manajer yang menggunakan pendekatan informal.proses
dasar pembuatan keputusan rasional hampir sama dengan proses prencanaan strategis
formal. Ini mencakup identifikasi dan diagnosa masalah, pengumpulan dan analisa
data yang relevan, pengembangan alternatif, penilaian berbagai alternatif terbaik,
implementasi keputusan, dan evaluasi terhadap hasil seperti ditunjukkan dalam
gambar di bawah ini.
Umpan
Balik
Tahap 1 :
14
menguji hubungan sebab-akibat. Kedua, manajer mencari penyimpangan atau
perubahan dari yang “normal”
Tahap 2 :
Pengumpulan dan Analisis Data yang Relevan. Setelah manajer menemukan dan
merumuskan masalah, langkah selanjutnya adalah Manajer harus menentukan data-
data apa yang dibutuhkan untuk membuat keputusan yang tepat dan kemudian
mengolah data tersebut hingga menjadi informasi yang relevan.
Tahap 3 :
Tahap 4:
Tahap 5 :
Tahap 6 :
15
mungkin dijumpai dalam penerapan keputusan. Dalam hal ini, manajer perlu
memperhatikan berbagai resiko dan ketidakpastian sebagai konsekuensi dibuatnya
suatu keputusan.. Disamping itu, pada tahap implementasi keputusan manajer juga
perlu menetapkan prosedur laporan kemajuan periodik dan mempersiapkan tindakan
korektif bila masalah baru muncul dalam pembuatan keputusan, serta merancang
peringatan dini untuk menghadapi berbagai kemungkinan.
Tahap 7 :
6
Tata Sutabri, op.cit. hlm. 136.
16
memaksimalkan nilai yang di harapkan. Ada bukti yang memberi kesan pembatasan
atas kriteria ini. Misalnya, orang yang naik pesawat terbang membeli asuransi
penerbangan, tetapi nilai asusransi yang di harapkan jauh dari bawah biayanya.
Selisih tersebut diperhitungkan melalui metode penjualan yang biayanya tinggi dan
keuntungan bagi perusahaan asuransi. Gejala ini menimbulkan kesan bahwa individu
lebih suka memilih memaksimalkan kegunaan yang di harapkan dari pada nilai yang
di harapkan. Dengan kata lain, kegunaan suatu pembayaran yang besar (kepada ahli
waris) pada kematian yang mendadak jauh lebih besar dari pada jumlah yang sama
tanpa kondisi tersebut. Contoh ini memberi kesan bahwa kegunaan jumlah yang besar
bagi individu mempunyai kegunaan yang lebih besar dari pada jumlah yang sangat
kecil.
7
Ibid., hlm. 139.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
18
DAFTAR PUSTAKA
19