PENDAHULUAN
1
barat dengan Laut Ionia. Yunani beriklim laut tengah yang nyaman. Tanah
Yunani yang bergunung-gunung pada umumnya tidak subur. Mereka yang
pindah adalah para petani (colonus), kemudian mereka mendirikan
Kolonia di negara lain. (Anonim. Peradaban Yunani Kuno/Letak
Geografis.
https://id.wikibooks.org/wiki/Peradaban_Yunani_Kuno/Letak_Geografis.
Diakses 5 November 2016)
Yunani kuno berlangsung dari periode Arkhaik, pada abad 8-6 SM,
hingga tahun 146 SM ketika Romawi menaklukan Yunani setelah
Pertempuran Korinthos. Pusat dari periode ini disebut Yunani Klasik, yang
berlangsung dari abad 5-4 SM, dan diawali oleh keberhasilan Yunani,
dengan dipimpin oleh kota Athena, dalam memukul mundur serangan dari
Persia. Zaman Emas Athena berakhir setelah Sparta mampu mengalahkan
Athena dalam Perang Peloloponnesos. Perang Peloponnesos (431-404
SM) antara Sparta dan Athena, beserta sekutu masing-masing, amat sangat
melemahkan kekuatan kolektif Yunani, dan pada 336 SM, hampir semua
negara-kota di Yunani berada di bawah kekuasaan Makedonia. Itu adalah
untuk pertama kalinya Yunani menjadi satu unit politik. Aleksander III
(kelak dikenal sebagai Aleksander Agung), raja Makedonia berikutnya,
mewarisi Yunani dari ayahnya, Phillip. Dengan pasukan dari Yunani,
Aleksander berhasil menaklukan sebagian besar wilayah yang sudah
dikenal oleh orang Yunani. Bersama penaklukannya, dia juga
menyebarluaskan budaya Yunani (Hellenisme, atau ελληνισμος) ke Mesir,
Persia, dan bahkan India. Setelah kematian Aleksander Agung,
kekaisarannya terpecah menjadi empat, dan salah satunya adalah Yunani,
yang bertahan sampai 168 SM, ketika akhirnya Makedonia ditaklukan oleh
Romawi. Keseluruhan Yunani sendiri benar-benar dikuasai oleh Romawi
pada 146 SM. (Anonim. Yunani Kuno.
https://id.wikibooks.org/wiki/Yunani_Kuno. Diakses 5 November 2016)
2
menceritakan bahwa budaya Yunani berkembang pesat dan tersebar ke
penjuru Laut Mediterania melalui Kekaisaran Athena, para pedagang, dan
imigran. Yunani Klasik sangat berpengaruh terhadap Kekaisaran Romawi,
yang pada saat itu ikut tersebar ke seluruh penjuru Mediterania dan Eropa di
bawah kekuasaan Romawi. Karena hal tersebut, Yunani dianggap sebagai
pondasi bagi peradaban Barat.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan ini antara lain :
1. Mengetahui mengenai Arsitektur Yunani.
2. Mengetahui sejarah perkembangan Arsitektur Yunani.
3. Mengetahui karakteristik Arsitektur Yunani.
4. Mengetahui salah satu contoh penerapan Yunani pada masa
kini.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
2.1 Arsitektur Yunani
Arsitektur Yunani Kuno merupakan pondasi dari berbagai gaya
berikutnya yang berkembang di berbagai belahan dunia dan juga
menyumbangkan pemikiran yang paling pintar dan penampilan yang
sempurna di dalam tradisi Eropa Barat. Oleh karena itu, monumen
utamanya begitu penting sebagai bentuk pemahaman tentang Arsitektur
Eropa itu sendiri. Yunani tidak menjadi suatu bangsa yang berdiri sendiri
hingga era modern dimana pulau utama yang bergunung- gunung dan
pulau-pulau lainnya yang terpencar berkembang menjadi city states yang
merupakan kebiasaan yang terjadi dalam persaingan. (Istiqamah, Gita Nur,
dkk. Arsitektur Yunani Kuno.
https://www.scribd.com/doc/37544048/Arsitektur-Yunani-Kuno. Diakses 4
November 2016)
5
matematika dan drama. Budaya ini berkembang dan direfleksikan ke
dalam prestasi-prestasi arsitektur termasuk di dalamnya Parthenon.
a. Kuil-Kuil
6
Dari Mycenaem megaron (dinding utama dengan serambi)
mengembangkan bentuk kuil menjadi persegi panjang yang dikelilingi
kolom-kolom untuk memberikan kesan yang mendalam. Konsep yang
simpel ini kemudian diperinci dengan suatu pendalaman pemikiran baik
yang datangnya dari luar maupun dalam sehingga membentuk suatu
desain.
Inti dari kuil adalah naos, suatu ruang tempat meletakkan patung
dewa dengan pintu utamanya menghadap Timur. Patung itu diletakkan di
sebuah podium/panggung yang rendah (crepidoma) sekitar tiga anak
tangga. Bagian depan naos adalah portico atau pronaos (serambi yang
bertiang-tiang). Hal ini merupakan bentuk prostyle dengan kolom-kolom
yang berjajar terbuka di depan pintu masuk-keluar ataupun bisa juga
merupakan antis dengan kolom-kolom (biasanya dua) antara antae
(pilaster-pilaster yang mengakhiri perluasan bagian dinding naos) sehingga
portico agak mundur ke dalam bangunan sebagai pengganti rancangannya.
Di belakang naos kadang-kadang terdapat rear sanctuary (adyton).
Keinginan akan simetri sering ditemukan pada bagian opisthodomus yang
merupakan bagian belakang portico yang biasanya dibuat tanpa akses
langsung dengan kuil utama. Atap kadang-kadang didukung oleh kolom-
kolom yang ada di dalamnya.
b. Orde Klasik
7
balok. Kolom adalah sebuah modul untuk keseluruhan bangunan dimana
bagian capital dan basenya dapat diklasifikasikan pada salah satu dari tiga
bentuk yang mendasar yang dikenal sebagai orde klasik.
Orde Ionic merupakan orde yang scroll capitalnya berasal dari Asia
Minor pada abad ke-6 SM. Kolom-kolom yang telah mature memiliki 24
galur yang dipisahkan menjadi lembaran-lembaran kecil. Galur persegi
yang dibuat dari tanah liat (plinth) muncul pada akhir masa Hellenic.
Tinggi kolom (termasuk capital dan base) adalah sekitar 9 x diameter
terendah.
8
berangsur-angsur berkembang pada rencana kolom klasik yakni 6 x 13
pada outer colonnade (pteron). Hal ini menjadi populer pada abad ke-5
SM. Kuil-kuil di Asia Minor, Itali, dan Sicily mengikuti bentuk yang tidak
beraturan dalam artian tidak memiliki suatu aturan yang pasti. (Istiqamah,
Gita Nur, dkk. Arsitektur Yunani Kuno.
https://www.scribd.com/doc/37544048/Arsitektur-Yunani-Kuno. Diakses 4
November 2016)
d. Dekorasi Kuil
9
a. Triglif dan Metope
b. Doria/Doric
10
November 2016)
Gambar 3-Doric
www.wibuku.org
c. Ionia/Ionic
11
d. Korinthos
Salah satu hal yang membedakan arsitektur Yunani yang dahulu dengan
yang sekarang terletak pada bahan atau material yang digunakan. Dahulu yang
digunakan masih berupa bahan yang memang menjadi kekayaan alam dari daerah
12
tersebut seperti batu marmer, saat ini dengan semakin pesatnya perkembangan
zaman, bahan yang digunakan semakin beraneka ragam tergantung dengan
keinginan pengguna. Namun, hal tersebut tetap disesuaikan dengan fungsi dan
tujuan dari bangunan tersebut, tanpa mengesampingkan aspek estetikanya.
Objek yang dianalisa adalah bangunan salon dan sekolah model yang
berada di Jalan Dipenogoro No. 135 Kav. 15-16, Denpasar, Bali.
13
Gambar Objek
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
14
Gambar Pilar Objek Gambar Pilar Ionic
(Sumber: Dokumentasi Penerbit) (Sumber:
http://rollaranger.blogspot.co.id/
2014_01_01archive.html)
15
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan mengenai arsitektur Yunani di atas, dapat
disimpulkan bahwa langgam arsitektur Yunani muncul bersamaan dengan
dimulainya peradaban tulisan secara formal. Belum ditemukan secara spesifik
kapan era ini dimulai maupun berakhir. Namun, jenis langgam ini banyak
dijumpai di benua Eropa. Dalam beberapa alasan, jenis arsitektur ini
dibangun dengan tiga tujuan: sebagai tempat berlindung (fungsi rumah
tinggal), sebagai wadah penyembahan Tuhan (fungsi rumah peribadatan) dan
tempat berkumpul (balai kota, dan sebagainya). Untuk alasan kedua dan
ketiga inilah bangunan ini dibuat sedetail mungkin dan seindah mungkin
dengan memberi ornamen-ornamen hiasan yang lebih rumit dibandingkan
dengan untuk bangunan rumah tinggal.
16
asalnya, namun juga telah berkembang di negara lain, contohnya adalah
Indonesia. Namun memang tidak seluruh aspek atau unsur arsitektur Yunani
diambil atau disadurkan dengan arsitektur khas suatu daerah, namun hanya
unsur-unsur yang dianggap cocok dan selaras dengan arsitektur daerah
tersebut. Contohnya, hanya diambil bagian pilarnya saja.
3.2 Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
18
Anonim. Yunani Kuno/Arsitektur/Korinthos.
https://id.m.wikibooks.or/wiki/Yunani_Kuno/Arsitektur/Korinthos. Diakses 6
November 2016
Umar, J. Fathul Yasir D.. 2015. makalah arsitektur klasik dan arsitektur modern.
http://fatthulyasirftarsitektur.blogspot.co.id/2015/05/makalah-arsitektur-klasik-
dan-asr.html. Diakses 5 November 2016
19