Anda di halaman 1dari 42

Hidrologi Dasar

“INFILTRASI”

Hidrologi Dasar_Achmad Rafi’ud Darajat Yogyakarta, 03 Maret 2016


OUTLINE
Pendahuluan

Infiltrasi

Pengukuran Infiltrasi

Menghitung Curah Hujan Rerata

Latihan

Hidrologi Dasar_Achmad Rafi’ud Darajat Yogyakarta, 03 Maret 2016


PENDAHULUAN

Hidrologi Dasar_Achmad Rafi’ud Darajat Yogyakarta, 03 Maret 2016


1 Pengertian Infiltrasi X Perkolasi

Masuknya air melalui permukaan tanah secara vertikal akibat adanya


gaya grafitasi, sedangkan perkolasi merupakan pergerakan air melalui
profil tanah. Dinyatakan pula sebagai air infiltrasi yang telah
meninggalkan zone perakaran, sehingga secara langsung tidak
bermanfaat bagi tanaman, tapi bermanfaat untuk pencucuian garam
berlebih dan pengisian air tanah dalam (aquifer)

Hidrologi Dasar_Achmad Rafi’ud Darajat Yogyakarta, 03 Maret 2016


2 Pengertian Laju Infiltrasi dan kapasitas infiltrasi

Laju infilltrasi adalah kecepatan aktual infiltrasi yang besarnya


dipengaruhi oleh ketersediaan atau banyaknya Air yang akan
meresap/infiltrasi dan kelembaban tanahnya. Seringkali diartikan
sebagai kecepatan infiltrasi yang telah mencapai konstan yang
besarnya sama dengan perkolasi. Sedangkan Kapasitas infiltrasi
adalah laju infiltrasi maksimum untuk suatu jenis tanah tertentu.

KETINGGIAN/VOLUME AIR YANG


AKAN MERESAP/INFILTRASI

KANDUNGAN AIR/KELEMBABAN TANAH


Hidrologi Dasar_Achmad Rafi’ud Darajat Yogyakarta, 03 Maret 2016
Hidrologi Dasar_Achmad Rafi’ud Darajat Yogyakarta, 03 Maret 2016
Hidrologi Dasar_Achmad Rafi’ud Darajat Yogyakarta, 03 Maret 2016
Hidrologi Dasar_Achmad Rafi’ud Darajat Yogyakarta, 03 Maret 2016
3 Penyebab Infiltrasi

Gerak air di dalam tanah melalui pori-pori tanah dipengaruhi oleh:


1. gaya gravitasi
2. gaya kapiler
Gaya gravitasi menyebabkan aliran selalu menuju ke tempat yang lebih
rendah, sementara gaya kapiler menyebabkan air bergerak ke segala
arah. Gaya kapiler pada tanah kering lebih besar daripada tanah basah.
Selain itu gaya kapiler bekerja lebih kuat pada tanah dengan lapisan
lebih halus seperti lempung daripada tanah berbutir kasar seperti pasir.

Hidrologi Dasar_Achmad Rafi’ud Darajat Yogyakarta, 03 Maret 2016


3 Faktor yg mempengaruhi Infiltrasi

1. Kedalaman genanagan dan tebal lapis jenuh


2. Kelembababan tanah
3. Pemampatan oleh hujan
4. Penyumbatan oleh butir halus
5. Tanaman penututp
6. Topografi
7. Intensitas hujan

Hidrologi Dasar_Achmad Rafi’ud Darajat Yogyakarta, 03 Maret 2016


PENGUKURAN
INFILTRASI

Hidrologi Dasar_Achmad Rafi’ud Darajat Yogyakarta, 03 Maret 2016


3 Pengukuran Infiltrasi

Dalam kaitannya dengan analisis hidrologi, informasi yang diperlukan


adalah laju infiltrasi yang berubah dengan waktu. Untuk mendapatkan
data tersebut pengukuran laju infiltrasi pada suatu tempat tertentu
dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
a) Pengukuran langsung di lapangan
b) Dengan pendekatan menggunakan analisis hidrograf (akan
dibahas pada bab selanjutnya)

Hidrologi Dasar_Achmad Rafi’ud Darajat Yogyakarta, 03 Maret 2016


4 Pengukuran di lapangan

1. Single ring infiltrometer


2. Double ring infiltrometer
3. Rainfall simulator

Hidrologi Dasar_Achmad Rafi’ud Darajat Yogyakarta, 03 Maret 2016


Single Ring infiltrometer berupa silinder baja yang dimasukkan ke
dalam tanah dan dilengkapi dengan skala dalam milimeter dan hook
gauge untuk mengukur penurunan muka air yang diisikan ke dalam
silinder baja yang diamati dalam rentang waktu tertentu. Prinsip
pengukuran infiltrasi dengan double ring infiltrometer sama dengan
single ring infiltrometer, hanya saja digunakan 2 buah silinder baja
untuk menahan rembesan air ke arah horisontal dengan cara mengisi
air pada ruang di antara dua silinder baja.

Hidrologi Dasar_Achmad Rafi’ud Darajat Yogyakarta, 03 Maret 2016


Single ring
infiltrometer

Hidrologi Dasar_Achmad Rafi’ud Darajat Yogyakarta, 03 Maret 2016


DOUBLE RING INFILTROMETER

Ring luar φ50 cm

f=Δh/Δt Ring dalam


φ25 cm

Δh 10 cm

50 cm

Hidrologi Dasar_Achmad Rafi’ud Darajat Yogyakarta, 03 Maret 2016


Double ring infiltrometer

Hidrologi Dasar_Achmad Rafi’ud Darajat Yogyakarta, 03 Maret 2016


Double ring
Hidrologi Dasar_Achmad Rafi’ud Darajat infiltrometer
Yogyakarta, 03 Maret 2016
SIMULATOR HUJAN
Untuk menghindari kelemahan dari penggunaan alat infiltrometer,
dibuat simulator hujan yang terdiri dari seperangkat alat pembuatan
hujan buatan dari pompa dan sederet pipa dengan ‘nozzle’. Intensitas
hujan yang diinginkan dapat diatur. Bidang tanah yang digunakan
untuk percobaan diisolasikan dari bidang tanah lain disekitarnya, dan
dilengkapi dengan alat pengukur debit. Luas bidang yang disiram
adalah antara 0,1 sampai 40 m2.

Hidrologi Dasar_Achmad Rafi’ud Darajat Yogyakarta, 03 Maret 2016


Simulator hujan
Hidrologi Dasar_Achmad Rafi’ud Darajat Yogyakarta, 03 Maret 2016
Simulator hujan

Hidrologi Dasar_Achmad Rafi’ud Darajat Yogyakarta, 03 Maret 2016


DOKUMEN PRIBADI

Hidrologi Dasar_Achmad Rafi’ud Darajat Yogyakarta, 03 Maret 2016


Hidrologi Dasar_Achmad Rafi’ud Darajat Yogyakarta, 03 Maret 2016
Hidrologi Dasar_Achmad Rafi’ud Darajat Yogyakarta, 03 Maret 2016
Hidrologi Dasar_Achmad Rafi’ud Darajat Yogyakarta, 03 Maret 2016
Hidrologi Dasar_Achmad Rafi’ud Darajat Yogyakarta, 03 Maret 2016
Hidrologi Dasar_Achmad Rafi’ud Darajat Yogyakarta, 03 Maret 2016
Hidrologi Dasar_Achmad Rafi’ud Darajat Yogyakarta, 03 Maret 2016
Hidrologi Dasar_Achmad Rafi’ud Darajat Yogyakarta, 03 Maret 2016
Hidrologi Dasar_Achmad Rafi’ud Darajat Yogyakarta, 03 Maret 2016
Hidrologi Dasar_Achmad Rafi’ud Darajat Yogyakarta, 03 Maret 2016
RUMUS INFILTRASI (PERSAMAAN HORTON)

Hidrologi Dasar_Achmad Rafi’ud Darajat Yogyakarta, 03 Maret 2016


GRAFIK INFILTRASI

Hidrologi Dasar_Achmad Rafi’ud Darajat Yogyakarta, 03 Maret 2016


Hidrologi Dasar_Achmad Rafi’ud Darajat Yogyakarta, 03 Maret 2016
Jika Luas Penampang Basah = 962 cm2
Waktu total Beda waktu Volume total Volume total Δ Infiltrasi Infiltrasi
(menit) (jam) (cm^3) (cm) (cm) (cm/jam)
1 2 3 4 5 6
0 0 0 0,000
2 0,033 282,5 0,294 0,294 8,810
5 0,050 667,3 0,694 0,400 8,000
10 0,083 1186,3 1,233 0,540 6,474
20 0,167 1941,4 2,018 0,785 4,710
30 0,167 2519,8 2,619 0,601 3,607
60 0,500 3385,6 3,519 0,900 1,800
90 0,500 3962,8 4,119 0,600 1,200
150 1,000 4780,5 4,969 0,850 0,850
210 1,000 5569,3 5,789 0,820 0,820
270 1,000 6338,9 6,589 0,800 0,800

Hidrologi Dasar_Achmad Rafi’ud Darajat Yogyakarta, 03 Maret 2016


Grafik Infiltrasi Tersebut
Infiltration Curve dengan Ring Infiltrometer
12

10

y = 19.575x-0.579
2

0
0 50 100 150 200 250 300

Infiltrasi (cm/jam) 6 = 5/2 Power (Infiltrasi (cm/jam) 6 = 5/2)

Hidrologi Dasar_Achmad Rafi’ud Darajat Yogyakarta, 03 Maret 2016


TUGAS
Diameter 30 cm

Waktu total Beda waktu Volume total Volume total Δ Infiltrasi Infiltrasi
(menit) (jam) (cm^3) (cm) (cm) (cm/jam)
1 2 3 4 5 5
0 .................... 0 .............
2 .................... 211,00 ............. ........................ .........................
5 .................... 500,00 ............. ........................ .........................
10 .................... 895,00 ............. ........................ .........................
20 .................... 1425,80 ............. ........................ .........................
30 .................... 1815,00 ............. ........................ .........................
60 .................... 2550,00 ............. ........................ .........................
90 .................... 3001,00 ............. ........................ .........................
150 .................... 3659,00 ............. ........................ .........................
210 .................... 4200,00 ............. ........................ .........................
270 .................... 4843,57 ............. ........................ .........................

Kirim email ke : raffyarsitektur@gmail.com maksimal jam 11.00

Hidrologi Dasar_Achmad Rafi’ud Darajat Yogyakarta, 03 Maret 2016


Hidrologi Dasar_Achmad Rafi’ud Darajat Yogyakarta, 03 Maret 2016
Hidrologi Dasar_Achmad Rafi’ud Darajat Yogyakarta, 03 Maret 2016
PENYELESAIAN
Dari distribusi hujan, hujan total adalah P = 5 cm. sehingga kehilangan
yang disebabkan oleh infiltrasi adalah:
F = P – Q = 5 – 2 = 3 cm
Dengan menggunakan gambar di bawah, indeks Ф dihitung dengan
cara coba banding (Misal dicoba nilai Ф < 0,3; atau 0,3 < Ф < 0,5; atau
0,5 < Ф < 1,0 dst. Sesuai data intensitas hujan)
Dianggap nilai Ф berada antara 0,5 dan 1,0 cm/jam.
Dengan menyamakan luas histogram di atas garis putus-putus dan
kedalaman limpasan, dapat diperoleh nilai Ф:
(1,5 – Ф)x1+(1,2 – Ф)+(1,0 – Ф)x1 = 2 cm
Ф = 0,567 cm/jam
Nilai 0,5 < Ф < 1,0 sehingga perkiraan tersebut adalah benar.

Hidrologi Dasar_Achmad Rafi’ud Darajat Yogyakarta, 03 Maret 2016


2,0

1,8
Intensitas Hujan (cm/jam)

1,6 1,5

1,4
1,2
1,2
1
1,0

0,8

0,6 0,5 0,5

0,4 0,3

0,2

0,0
1 2 3 4 5 6
Waktu (jam)

Hidrologi Dasar_Achmad Rafi’ud Darajat Yogyakarta, 03 Maret 2016


Hidrologi Dasar_Achmad Rafi’ud Darajat Yogyakarta, 03 Maret 2016

Anda mungkin juga menyukai