Abstrak
Salah satu kegiatan ekonomi berbasis sumberdaya hayati pada sektor perikanan adalah
kegiatan budidaya ikan. Tetapi dengan keterbatasan lahan yang dimiliki dan untuk
memanfaatkan lahan pekarangan supaya bernilai produktif maka masyarakat Banjarbaru
banyak mengusahakan budidaya ikan lele di kolam terpal. Penelitian ini bertujuan untuk (1)
menganalisis layak atau tidaknya usaha budidaya ikan lele di kolam terpal; (2) menganalisis
pengaruh perubahan harga input terhadap usaha budidaya ikan lele di kolam terpal; (3)
mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh pelaku usaha budidaya ikan lele di kolam
terpal di Kotamadya Banjarbaru. Penelitian ini menggunakan metode survei dan wawancara.
Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Lokasi sampel ditentukan
secara sengaja (purposive), yakni Kotamadya Banjarbaru. Wawancara dilakukan terhadap
petani ikan yang aktif mengelola kegiatan usaha budidaya ikan lele di kolam terpal, yakni
sebanyak 200 petani ikan. Penetapan jumlah sampel dilakukan secara random mengingat
populasi yang homogen. Analisis data untuk menjawab tujuan pertama, yakni menganalisis
kelayakan investasi usaha budidaya ikan lele di kolam terpal , digunakan perhitungan pada
kriteria investasi yang meliputi Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net BCR),
Internal Rate of Return (IRR) dan Payback Period. Untuk menjawab tujuan kedua dilakukan
pengujian terhadap hasil kelayakan usaha pada metode di atas dengan mempertimbangkan
adanya kenaikan harga pakan. Selanjutnya untuk menjawab tujuan ketiga, yakni mengetahui
permasalahan yang dihadapi pelaku usaha budidaya ikan lele di kolam terpal, digunakan
analisis deskriptif dengan cara mengkaji data-data primer/sekunder dan selanjutnya
memaparkannya secara tertulis. Hasil analisis kelayakan usaha diperoleh nilai NPV 12%
sebesar Rp 96.600,081 > 0, nilai B/C 12% = 2,089 > 1 dan nilai IRR = ~ (tidak terhingga) >
dari tingkat bunga berlaku. Dari hasil kelayakan usaha menunjukkan usaha budidaya ikan lele
dalam kolam terpal layak untuk diusahakan lebih lanjut. Hasil analisis sensitifitas terhadap
kenaikan harga input dalam hal ini pakan ikan meningkat 20%, diperoleh nilai NPV 12%
sebesar Rp 87.611,919 > 0, nilai B/C 12% = 1,86 > 1 dan nilai IRR = ~ (tidak terhingga) >
dari tingkat bunga berlaku. Dari hasil analisis sensitifitas menunjukkan walaupun ada
kenaikan pakan sebesar 20% usaha budidaya ikan dalam kolam terpal tetap layak untuk
diusahakan. Permasalahan yang ada pada petani ikan lele dalam kolam terpal adalah:
mahalnya harga pakan ikan, rendahnya harga jual ikan, terbatasnya modal usaha, sifat kanibal
dari ikan lele dan biaya pergantian terpal yang dilakukan setiap tahun. Struktur pasar ikan
lele adalah struktur pasar persaingan tidak sempurna (struktur pasar oligopoli).
bentuk pertanian primer (on-farm usaha budidaya ikan lele di kolam terpal
activities), dewasa ini terjadi industrialisasi pada Kotamadya Banjarbaru layak untuk
yang ditandai dengan perubahan orientasi dikembangkan.
kegiatan ekonomi dan peningkatan
produksi kepada orientasi pasar, yang Tujuan Penelitian
dinamakan dengan agribisnis,
Kalimantan Selatan merupakan salah Tujuan penelitian ini adalah untuk :
satu provinsi di Indonesia yang memiliki 1. Menganalisis kelayakan usaha budidaya
potensi sumberdaya perairan yang dapat ikan lele di kolam terpal.
dimanfaatkan untuk usaha perikanan, yakni 2. Menganalisis sensitivitas perubahan
seluas 20.000 km2 untuk perikanan laut dan harga input terhadap usaha budidaya
10.595,35 km2 untuk perikanan darat ikan lele di kolam terpal.
(Dinas Perikanan dan Kelautan Kalimantan 3. Mengidentifikasi permasalahan yang
Selatan, 2010). Salah satu daerah di dihadapi oleh pelaku usaha budidaya
Kalimantan Selatan yang saat ini ikan lele di kolam terpal di Kotamadya
berkembang usaha budidaya ikan lele di Banjarbaru.
kolam terpal adalah Kotamdaya Banjarbaru,
budidaya kolam terpal ini sangat cocok Manfaat Penelitian
dikembangkan di kota Banjarbaru
mengingat luas wilayah Banjarbaru yang Hasil penelitian ini diharapkan
relative kecil dibandingkan Kabupaten lain nantinya dapat memberikan informasi
di Kalimantan Selatan dan tidak adanya khususnya terkait dalam rangka
aliran sungai besar yang melintasi pengembangan usaha budidaya ikan lele
Kotamadya Banjarbaru sehingga sumber air pada kolam terpal di Kotamadya
untuk kolam cukup terbatas. Banjarbaru. Selain itu, sebagai bahan
Salah satu kegiatan ekonomi berbasis masukan kepada masyarakat/ swasta yang
sumberdaya hayati pada sektor perikanan bergerak dalam usaha budidaya ikan lele,
adalah kegiatan budidaya ikan, tetapi sehingga diharapkan dapat meningkatkan
dengan keterbatasan lahan yang dimiliki pendapatan dan kesejahteraan pelaku
dan untuk memanfaatkan lahan pekarangan budidaya ikan lele.
supaya bernilai produktif maka masyarakat
Banjarbaru banyak mengusahakan budidaya Hipotesis
ikan lele di kolam terpal.
Kolam Terpal kini kian populer untuk Mengacu pada tujuan penelitian dan
tempat budidaya ikan. Selain Lele, jenis uraian mengenai landasan teori maka
ikan air tawar lain seperti Gurami dan Patin dirumuskan hipotesis penelitian sebagai
juga dapat dibudidayakan secara optimal berikut:
pada kolam terpal. Banyak orang yang telah 1. Diduga usaha budidaya ikan lele di
sukses menerapkan budidaya ikan di kolam kolam terpal layak untuk
terpal ini. dikembangkan.
Selain lebih praktis, mudah 2. Diduga sensitivitas perubahan harga
diaplikasikan di lahan terbatas serta biaya input terhadap usaha budidaya ikan lele
pembuatan yang relatif lebih murah di kolam terpal sebesar 20%
dibanding kolam tembok, budidaya ikan di 3. Diduga permasàlahan pokok dalam
kolam terpal juga memiliki keunggulan usaha budidaya ikan lele di kolam terpal
dibanding budidaya ikan di kolam tembok adalah mahalnya harga pakan ikan,
atau kolam tanah. Mengingat usaha rendahnya harga jual ikan, terbatasnya
budidaya di kolam terpal relatif baru saja modal usaha, sifat kanibal dari ikan lele
perkembangannya maka perlu dilakukan dan biaya pergantian terpal yang
suatu analisis kelayakan usaha apakah dilakukan setiap tahun.
Idiannor M, et al/EnviroScienteae 10 (2014) 9-17 11
benih, pakan, obat-obatan, biaya tenaga memakainya hanya beberapa orang petani
kerja, biaya perawatan dan penyusutan. yang menggunakan. Upah tenaga kerja
Analisis penerimaan meliputi nilai diberikan harian untuk pekerja yang
produksi dari ikan lele dikalikan harga membersihkan kolam dan memberi makan
dipasaran yang berlaku. ikan. Biaya perawatan diambil rata-rata per
Biaya rata-rata biaya investasi dan bulan ini biasanya dilakukan setelah panen
biaya operasional serta analisis penerimaan untuk memperbaiki kolam dan saluran air
dapat dilihat pada tabel berikut: yang bocor.
Analisis penerimaan diperoleh dari
Tabel 2. Biaya Investasi budidaya ikan hasil produksi dikalikan harga ikan yang
lele dalam kolam terpal berlaku pada saat itu yaitu berkisar antara
Harga Rp 13000 – 15000 per kilogram.
No. Jenis Biaya Satuan rata-rata Berdasarkan data hasil penelitian
(Rp) diperoleh rata-rata biaya investasi, rata-rata
1. Terpal Buah 95000 biaya operasional dan rata-rata penerimaan
2. Kayu Galam Buah 12000 selama satu tahun dari petani ikan sebagai
3. Kayu Reng Buah 15000
berikut:
4. Bambu Buah 1500
5. Ember Buah 15000
6. Saluran Buah 18000 Tabel 4. Biaya Investasi rata-rata, biaya
7. Semen Zak 70000 operasional rata-rata dan
8. Pasir Rit 250000 penerimaan rata-rata dari petani
9. Upah tenaga Hari 35000 ikan lele selama satu tahun
kerja pembuatan No. Jenis Nilai (Rp)
Sumber: data diolah Biaya/Penerimaan
1. Biaya Investasi 2.570.520,00
Biaya investasi yang terbesar adalah 2. Biaya Operasional 15.560.952,00
terpal yang menjadi pokok pembuatan 3. Penerimaan 33.466.547,00
kolam dan pasir untuk pembuatan kolam, Sumber: data diolah
besarnya nilai ini karena petani tidak bisa
membeli pasir dalam jumlah sedikit. Berdasarkan data diatas dilakukan
Biaya operasional dari usaha analisis kelayakan usaha. Untuk
budidaya ikan dalam kolam terpal adalah menganalisis kelayakan usahatani ini
sebagai berikut: digunakan kriteria NPV, Net Benefit Cost
Ratio dan IRR. Hasil analisis dapat dilihat
Tabel 3. Biaya Operasional rata-rata pada tabel berikut ini:
budidaya ikan lele dalam kolam
terpal Tabel 5. Nilai Kriteria Kelayakan Usaha,
Harga rata- Analisis NPV, B/C dan IRR
No Jenis Biaya Satuan
rata (Rp) No. Kriteria Nilai
1. Benih ikan Ekor 150-200 1. Nilai NPV
2. Pakan Zak 280.000 – NPV 12% 96.600,081,00
300.000 NPV 20% 72.498.184,00
3. Prebiotik Kg 70.000 NPV 100 % 15.317.588
4. Upah tenaga kerja Hari 10.000 – 2. Nilai BCR
pemeliharaan 15.000 BCR 12% 2,089
5. Biaya perawatan Bulan 10.000 BCR 20% 2,069
Sumber: data diolah. BCR 100% 1,84
3. IRR ~
Dari data diatas untuk biaya yang Sumber: data diolah
paling besar dikeluarkan adalah biaya
pakan, untuk prebiotik tidak semua petani
14 Idiannor M, et al/EnviroScienteae 10 (2014) 9-17
Tabel 7. Hasil Analisis Sensitivitas dengan disebabkan investasi yang digunakan relatif
Kenaikan Harga Pakan sebesar rendah sehingga waktu mengembalikan
20% pada usaha tani budidaya modal dapat lebih cepat.
ikan lele dalam kolam terpal Selain itu produksi dari ikan lele
relatif cepat dengan waktu pemeliharaan
Sebelum Setelah satu setengah bulan sudah menghasilkan
No Kriteria kenaikan Kenaikan ikan lele ukuran konsumsi dengan panen
pakan Pakan 20% selektif, hal ini mengakibatkan investasi
1. Nilai NPV yang ditanamkan cepat kembali.
NPV 12% 96.600,081 87.611.919
NPV 20% 72.498.184 64.344.955 Permasalahan Petani Usaha Budidaya Ikan
NPV 100 % 15.317.588 13.374.757 Lele Dalam Kolam Terpal
2. Nilai BCR
BCR 12% 2,089 1,86
Permasalahan yang dihadapi oleh
BCR 20% 2,069 1,84
BCR 100% 1,84 1,67
pelaku usaha budidaya ikan lele di kolam
3. IRR ~ ~ terpal di Kotamadya Banjarbaru antara lain:
Sumber: Data primer yang diolah
1. Mahalnya harga pakan
Hasil analisis sensitivitas terhadap Kebutuhan pakan ikan lele mencapai
analisis finansial yang disajikan pada Tabel lebih 50% dari biaya operasional
7 diatas menunjukkan adanya penurunan sehingga apabila terjadi kenaikan harga
nilai dari kriteria kelayakan usaha akan pakan menyebabkan petani ikan
tetapi masih memenuhi seluruh kriteria kesulitan dalam biaya pembelian pakan
kelayakan investasi. Hal ini menunjukkan yang akan mengurangi keuntungan
apabila terjadi kenaikan harga pakan mereka, dari hasil analisis sensitifitas
sebesar 20% dimasa yang akan datang kenaikan harga input berupa pakan ikan
sedangkan kondisi faktor lain dianggap tidak mempengaruhi kelayakan usaha
tetap maka usaha budidaya ikan lele dalam tetapi mengurangi keuntungan usahanya
kolam terpal maasih bisa bertahan sehingga saja. Untuk mengatasi mahalnya harga
layak untuk dikembangkan lebih lanjut pakan biasanya petani ikan
dimasa yang akan datang. menambahnya dengan pakan lainnya
misalnya sisa nasi, tumbuh-tumbuhan,
Payback Periode (PP) roti sisa dll.
Hasil analisis payback periode yang 2. Harga jual ikan lele relatif rendah
merupakan perbandingan antara jumlah Harga jual ikan lele dibandingkan ikan
investasi dengan keuntungan seperti budidaya lainnya relatif lebih rendah
sehingga apabila terjadi kenaikan biaya
PP = Jumlah Investasi operasional akan mempengaruhi usaha
Keuntungan tersebut secara langsung karena
= 2570520.111 keuntungan yang berkurang. Rendahnya
17.909.594 harga ikan lele disebabkan selera
= 0.14 masyarakat banjar khususnya orang yang
= 2 bulan berasal dari hulu sungai belum banyak
yang menyukai ikan lele selain itu ikan
Dari hasil analisis menunjukkan nilai lele bukan ikan musiman sehingga suply
payback periode sebesar 2 bulan berarti ikan lele bersifat stabil dan harganya
investasi yang ditanamkan akan konstan.
mengembalikan investasi yang digunakan
selama 2 bulan. Nilai ini relatif kecil hal ini
16 Idiannor M, et al/EnviroScienteae 10 (2014) 9-17
3. Modal Usaha yang Kurang 96.600,081 >0, nilai B/C 12% = 2,089 >
Pada umumnya petani ikan lele memulai 1 dan nilai IRR = ~ (tidak terhingga) >
usaha dengan modal sendiri yang dari tingkat bunga berlaku. Dari hasil
terbatas sehingga untuk memperluas kelayakan usaha menunjukkan usaha
usahanya mengalami kendala, untuk budidaya ikan lele dalam kolam terpal
meminjam modal tambahan di Bank layak untuk diusahakan lebih lanjut.
mereka belum memperoleh informasi 2. Hasil analisis sensitifitas terhadap
yang baik. Disisi lain pihak perbankkan kenaikan harga input dalam hal ini
juga kesulitan menyalurkan kredit ke pakan ikan meningkat 10%, diperoleh
usaha perikanan karena terkendala nilai NPV 12% sebesar Rp 87.611,919
persyaratan yang tidak bisa dipenuhi > 0, nilai B/C 12% = 1,86 > 1 dan nilai
petani ikan. Kredit khusus untuk usaha IRR = ~ (tidak terhingga) > dari tingkat
perikanan sebenarnya sudah disediakan bunga berlaku. Dari hasil analisis
pemerintah seperti: Kredit Usaha Rakyat sensitifitas menunjukkan walaupun ada
(KUR) dan Kredit Ketahanan Pangan kenaikan pakan sebesar 20% usaha
dan Energi (KKPE) akan tetapi tidak budidaya ikan dalam kolam terpal tetap
semua petani ikan mengetahui dan layak untuk diusahakan.
mampu mengakses kredit ini. 3. Permasalahan yang ada pada petani ikan
lele dalam kolam terpal adalah:
4. Sifat kanibal ikan lele mahalnya harga pakan ikan, rendahnya
Ikan lele bersifat kanibal terhadap harga jual ikan, terbatasnya modal
sesamanya sehingga mengakibatkan usaha, sifat kanibal dari ikan lele dan
pemangsaan. Untuk mengatasi ini biaya pergantian terpal yang dilakukan
perlunya penyuluhan kepada petani ikan setiap tahun.
untuk melakukan panen bertahap
sehingga terseleksi ikan-ikan yang sudah
besar untuk dipanen terlebih dahulu dan Daftar Pustaka
tidak memangsa ikan lainnya.
Badan Pusat Statistik. 2012. Banjarbaru
5. Biaya pergantian terpal setiap tahun dalam Angka. Banjarbaru in Figures.
Kendala dari budidaya ikan lele dalam BPS Kota Banjarbaru.
kolam terpal adalah pergantian terpal Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten
yang digunakan sehingga petani ikan Kota Banjarbaru, 2012. Laporan
harus mengeluarkan biaya investasi Tahunan Statistik Perikanan 2011.
setiap tahunnya. Untuk mengatasi Pemerintah Kota Banjarbaru. Dinas
masalah ini perlunya penyuluhan dalam Pertanian, Kehutanan dan Perikanan.
manajemen usaha sehingga petani ikan Banjarbaru.
menyisihkan penerimaan untuk biaya Dinas Perikanan dan Kelautan Kalimantan
penyusutan terpal dan pada akhir tahun Selatan. 2009. Laporan Kegiatan
dana tersebut sudah tersedia untuk Pengembangan Budidaya Pen Sistem
membeli terpal baru. di Waduk Riam Kanan. Pemerintah
Provinsi Kalimantan Selatan. Dinas
Perikanan dan Kelautan. Banjarbaru.
Kesimpulan Dinas Perikanan dan Kelautan Kalimantan
Selatan, 2011. Laporan Dinas
Dari hasil analisa terhadap data Perikanan dan Kelautan Provinsi
penelitian maka dapat diambil kesimpulan Kalimantan Selatan Tahun 2011.
sebagai berikut: Pemerintah Provinsi Kalimantan
1. Hasil analisis kelayakan usaha Selatan. Dinas Perikanan dan
diperoleh nilai NPV 12% sebesar Rp Kelautan. Banjarbaru.
Idiannor M, et al/EnviroScienteae 10 (2014) 9-17 17