Sap Asma
Sap Asma
Disusun Oleh:
NURID AYU PERMATA SARY
PARTESIA SUSANTI
THORIQ NUGROHO
( ) ( )
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Materi : Asma
Sub Pokok : Penyakit Asma
Bahasan
Tanggal : 10,12,13 maret 2018
Waktu pertemuan : 20 Menit
Tempat : Ruang cendana RSUD Sleman
Sasaran : Keluarga An. K
1. Latar Belakang
Asma adalah suatu kelainan berupa inflamasi (peradangan) kronik saluran
napas yang menyebabkan hipereaktivitas bronkus terhadap berbagai
rangsangan yang ditandai dengan gejala episodik berulang berupa mengi,
batuk, sesak napas dan rasa berat di dada terutama pada malam dan dini hari
yang umumnya bersifat reversibel baik dengan pengobatan atau tanpa
pengobatan. Asma adalah penyakit kronik yang sangatkompleks dan hingga
saat ini belum adaobat yang dapat dapat menyembuhkannya, namun penyakit
asma dapat terkontrol (Nataprawira, 2007).
Asma merupakan penyakit gangguan inflamasi kronis saluran pernapasan
yang dihubungkan dengan hiperresponsif, keterbatasan keterbatasan aliran
udara yang reversible dan gejala asma (Prasetyo, 2010 dalam Tumigolung,
dkk. 2016)
4. Materi
Terlampir
5. Metode
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
c. Diskusi
6. Media
Ceramah
7. Proses Penyuluhan
No Kegiatan Penyuluhan Waktu Kegiatan Peserta
1 Pendahuluan
Memberi salam 3 menit Menjawab salam
Melakukan apersepsi Mendengarkan
Menyampaikan pokok
bahasan
Menyampaikan tujuan
2 Kegiatan inti
Memberikan penjelasan 15 menit Menyimak
tentang penyakit asma Bertanya
Memberi kesempatan kepada Memperhatikan
peserta untuk bertanya
Menjawab pertanyaan
3 Penutup
Meyimpulkan materi 2 menit Memperhatikan
Evaluasi Menjawab
Memberikan salam penutup Menjawab salam
8. Evaluasi
a. Evaluasi persiapan
Media dan SAP dipersiapkan satu hari sebelum penyuluhan dilaksanakan
dengan topik Hipertensi, adapun media yang digunakan pada topik ini
adalah ceramah
b. Evaluasi proses
Penyuluhan kesehatan dilaksakan di ruang cendanan yaitu pada:
Hari/Tanggal : sabtu, senin, selasa pada tanggal 10,12,13 maret
2018
Jam : sesuai shift
Tempat : ruang cendana RSUD Sleman
c. Evaluasi Hasil
1) Evaluasi subyektif
Keluarga mengatakan saat ini sudah memahami penyakit asma pada
keluarga An. K dan mengatakan sudah mengetahui penyebab dari
asma.
2) Evaluasi objektif
Keluarga terlihat antusias mengikuti penyuluhan dari awal sampai
akhir, terlihat aktif bertanya dan menjawab seputar topik penyuluhan
diantaranya:
a) Penyebab asmma?
b) Bagaimana cara mencegah kambuhnya asma?
DAFTAR PUSTAKA
Marion Johnson, et. al. 2004. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second
Edition. Mosby.
B. ETIOLOGI
Menurut Somantri (2009) pencetus timbulnya asma disebabkan oleh
beberapa fakto pencetus diantaranya, yaitu:
1. Alergen utama, seperti debu, spora jamur, dan tepung serbuk sari.
2. Iritan seperti asap,bau-bauan, dan polutan
3. Infeksi daluran nafas yang disebabkan oleh virus
4. Perubahan cuaca yang ekstrem
5. Kegiatan jasmani yang berlebihan
6. Lingkungan Kerja dan obat-obatan
7. Emosi, psikologis.
C. TIPE ASMA
Menurut Somantri (2009) asma mempunyai beberapa tipe sesuai
penyebab atau pencetus dari timbulnya asma, yaitu:
1. Asma alergik/ ekstrisik
Asma ini merupakan suatu bentuk asma dengan alergen seperti
bulu binatang, debu, ketombe, tepung sari, makanan, dan lain-lain.
2. Asma idiopatik/ Intrinsik
3. Asma ini merupakan suatu kondisi asma yang tidak berhubungan
secara langsung dengan alergen spesifik, diantaranya yaitu,
common cold, infeksi saluran nafas atas, aktivitas yang berlebihan,
emosi/ stres, dan polusi lingkungan.
4. Mixed asma
Asma ini merupakan kondisi asma yang paling sering dan
mempunyai faktor penyebab dari faktor idiopatik dan alergik.
D. PATOFISIOLOGI
Tiga unsur yang ikut serta pada obstruksi jalan udara penderita asma
adalah spasme otot polos, edema dan inflamasi membran mukosa jalan udara,
dan eksudasi mucus intraliminal, sel-sel radang dan debris selular. Obstruksi
menyebabkan pertambahan resistensi jalan udara yang merendahkan volume
ekspresi paksa dan kecepatan aliran, penutupan prematur jalan udara,
hiperinflasi paru, bertambahnya kerja pernafasan, perubahan sifat elastik dan
frekuensi pernafasan. Walaupun jalan udara bersifat difus, obstruksi
menyebabkan perbedaaan satu bagian dengan bagian lain, ini berakibat
perfusi bagian paru tidak cukup mendapat ventilasi dan menyebabkan
kelainan gas-gas darah terutama penurunan pCO2 akibat hiperventilasi.
Pada respon alergi di saluran nafas, antibodi IgE berikatan dengan
alergen menyebabkan degranulasi sel mast. Akibat degranulasi tersebut,
histamin dilepaskan. Histamin menyebabkan konstriksi otot polos bronkiolus.
Apabila respon histamin berlebihan, maka dapat timbul spasme asmatik.
Karena histamin juga merangsang pembentukan mukus dan meningkatkan
permiabilitas kapiler, maka juga akan terjadi kongesti dan pembengkakan
ruang iterstisium paru. Individu yang mengalami asma mungkin memiliki
respon IgE yang sensitif berlebihan terhadap sesuatu alergen atau sel-sel
mast-nya terlalu mudah mengalami degranulasi. Dimanapun letak
hipersensitivitas respon peradangan tersebut, hasil akhirnya adalah
bronkospasme, pembentukan mukus, edema dan obstruksi aliran udara.
Faktor pencetus
(alergen, emosi/stres, obat-obatan, infeksi)
Defisiansi
Reaksi antigen atau antibody pengetahuan
Obstruksi
Gangguan pertukaran Bersihan jalan
gas nafas tidak efektif
Hipoventilasi
Intoleransi aktivitas
Hipoksemia, hiperkanea
E. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Brruner & Sudart (2002) tanda dan gejala yang dapat terlihat
pada penderita asma, yaitu:
1. Dipsnea
2. Suara Wheezing (mengi)
3. Retraksi dinding dada
4. Adanya cuping hidung
5. Nafas dangkal dan cepat
6. Sesak saat beraktivitas
7. Sianosis
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Menurut Somantri (2009) ada beberapa pemeriksaan pada seseorang
dengan diagnosa asma yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Analisa gas darah mungkin memperlihatkan penurunan
konsentrasi oksigen arteri, dan mula-mula alkalosis respiratorik
karena karbon dioksida dikeluarkan bersama pernapasan yang
cepat. Apabil;a keadaan menetap atau memburuk, maka dapat
terjadi asidosis respiratorik akibat status asmatikus.
2. Volume ekspirasi maksimum dan kecepatan maksimum ekspirasi
menurun.
3. Diantara serangan asma, individu biasanya asimtomatik. Namun,
sebagian perubahan samar pada uji fungsi paru dapat dideteksi
pada keadaan tanpa serangan.
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Prinsip-prinsip penatalaksanaan asma adalah sebagai berikut:
1. Pemberian obat bronkodilator
2. Pertimbangan pemberian obat kortikosteroid
3. Evaluasi perkembangan status perbaikan kondisi klien
4. Terapi O2
5. Section/ penegeluaran secret jika ada
6. Berikan posisi yang tepat