Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

POKOK BAHASAN : Hallusinasi


SUB POKOK BAHASAN : Cara keluarga merawat klien dirumah
WAKTU : 30 Menit
HARI / TANGGAL : Sabtu, Maret 2018
SASARAN : Keluarga
TEMPAT : Rumah Tn.R

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mendapatkan pembelajaran tentang hallusinasi, selama 1 x 30 menit
diharapkan keluarga mengetahui tentang cara perawatan anggota keluarga yang
mengalami hallusinasi dirumah.

B. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah diberikan pembelajaran selama 1 x 30 menit tentang pentingnya
pemberian ASI Eksklusif diharapkan ibu mampu :
1. Menjelaskan definisi hallusinasi.
2. Menjelaskan Jenis-jenishallusinasi.
3. Menyebutkan Tanda dan Gejala hallusinasi.
4. Menjelaskan tentang cara keluarga merawat klien dirumah.

C. Garis Mata Ajar


1. Pengeritian hallusinasi.
2. Jenis-Jenis hallusinasi.
3. Tandadan Gejala hallusinasi.
4. Cara keluarga merawat klien hallusinasi dirumah.
D. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

E. Media pembelajaran
1. Lembar balik
2. Leaflet

F. Rincian Kegiatan Pembelajaran

Waktu Mahasiswa Klien


5 menit Pembukaan :
 Mengucapkan salam  Menjawab salam
 Memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Menjelaskan topik yang akan  Mendengarkan dan
diajarkan menyimak
 Menjelaskan kontrak waktu  Mendengarkan

20 menit Penyampaian materi:


 Menjelaskan definisi hallusinasi  Mendengarkan
 Menjelaskan Jenis-jenis
hallusinasi  Mendengarkan
 Menjelaskan Tanda dan Gejala
hallusinasi  Mendengarkan
 Menjelaskan Cara keluarga
merawat klien hallusinasi  Mendengarkan
dirumah
5 menit Kesimpulan:
 Menyimpulkan materi bersama  Mendengarkan
keluarga
 Memberikan kesempatan pada  Mengajukan
keluarga untuk bertanya pertanyaan
 Memberikan jawaban pertanyaan  Mendengarkan
 Memberikan reinforcement  Mendengarkan
positif kepada keluarga
 Menutup didkusi  Memperhatikan
 Salam penutup  Memberi salam
G. Evaluasi
1. Standar persiapan
a. Pengaturan tempat.
b. Kesiapan materi.
c. Mempersiapkan leaflet dan lembar balik.
2. Standar proses
a. Membaca buku referensi tentang Hallusinasi.
b. Memberi penyuluhan tentang Cara
keluargamerawatklienhallusinasidirumah.
3. Standar hasil
a. Mampu menjelaskan tentang definisi Hallusinasi.
b. Mampu Menyebutkan Jenis-jenis Hallusinasi.
c. Mampu menyebutkan Tanda dan Gejala Hallusinasi.
d. Mampu menjelaskan tentang Cara keluarga merawat klien hallusinasi
dirumah.

H. MATERI PENGAJARAN
1. Pengertian halusinasi

a) Halusinasi adalah persepsi sensori yang keliru yang melibatkan panca

indera (Isaacs, 2005).

b) Halusinasi adalah satu persepsi yang salah oleh panca indera tanpa

adanya rangsang (stimulus) eksternal (Cook & Fontain, 1987, dalam

Mahnum 2008).

Jadi dapat diambil kesimpulan halusinasi merupakan gangguan atau perubahan

persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi.


2. Jenis-jenis halusinasi dan karakteristiknya

a) Halusinasi pendengaran/ audiotori

Karakteristik:

1) Pasien mendengar suara terutama suara orang

2) Pasien mendengar suara orang yang sedang membicarakan apa yang

sedang dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu

Perilaku pasien:

1) Melirik mata ke kiri dan ke kanan seperti mencari siapa atau apa yang

sedang berbicara

2) Mendengarkan dengan penuh perhatian pada orang lain yang sedang

tidak berbicara atau pada benda mati

3) Terlibat percakapan dengan benda mati atau seseorang yang tidak

tampak

4) Menggerak-gerakkan mulut seperti sedang berbicara atau menjawab

suara

b) Halusinasi penglihatan/ visual

Karakteristik:

1) Adanya stimulus penglihatan dalam bentuk cahaya, gambar geometrik,

gambar kartun, panorama yang luas.

2) Penglihatan dapat berupa yang menyenangkan atau yang menakutkan

seperti monster.
Perilaku pasien:

1) Tiba-tiba tampak tergagap, ketakutan, atau ditakuti oleh orang lain,

benda mati, atau stimulus yang tidak terlihat.

2) Tiba-tiba berlari ke ruangan lain.

c) Halusinasi penghidu/ olfaktori

Karakteristik:

1) Adanya bau busuk, amis, bau yang menjijikan seperti darah, urin, feses.

2) Kadang-kadang mencium bau harum

Perilaku pasien:

1) Hidung yang dikerutkan seperti menghidu bau tidak sedap

2) Menutup hidung

3) Menghidu bau tubuh

4) Menghidu bau udara ketika sedang berjalan ke arah orang lain

5) Berespon terhadap bau dengan panik, seperti bau api atau bau darah

d) Halusinasi pengecap/ gustatori

Karakteristik:

Merasakan sesuatu yang busuk, amis, menjijikkan seperti rasa darah,

urin, feses

Perilaku pasien:

1) Meludahkan makanan/ minuman


2) Menolak untuk makan, minum, atau minum obat

e) Halusinasi peraba/ taktil

Karakteristik:

1) Mengalami rasa sakit atau tidak enak tanpa adanya stimulus yang

terlihat.

2) Merasakan sensasi listrik datang dari tanah, benda mati, atau orang lain.

3) Merasakan adanya serangga di permukaan kulitnya.

Perilaku pasien:

1) Menampar diri sendiri seakan sedang merasakan tubuhnya terbakar api.

2) Melompat-lompat di lantai seperti sedang menghindari nyeri atau

stimulus lain.

3) Menggaruk-garuk permukaan kulit.

f) Halusinasi senestetik

Karakteristik:

Merasakan fungsi tubuh seperti darah mengalir melalui pembuluh darah,

makanan yang dicerna

Perilaku pasien:

1) Memverbalisasi terhadap proses tubuh.

2) Menolak untuk menyelesaikan tugas yang memerlukan bagian tubuh

pasien yang diyakini pasien tidak berfungsi

(Stuart & Sundeen, 1998).


3. Faktor penyebab halusinasi

a) Faktor predisposisi

1) Biologis : gangguan perkembangan dan fungsi otak, susunan saraf

pusat yang menimbulkan gangguan realita.

2) Psikologis : adanya penolakan atau tindakan kekerasan dalam

rentang hidup pasien

3) Sosial budaya : kemiskinan, konflik sosial budaya (perang,

kerusuhan, bencana alam), kehidupan yang terisolasi disertai stres.

b) Faktor presipitasi

Secara umum, pasien dengan halusinasi dapat timbul setelah

terjadinya permusuhan, perasaan tertekan, isolasi, perasaan tidak

berguna, tidak berdaya, dan putus asa.

4. Cara mengontrol halusinasi

a) Menghardik halusinasi

Menghardik halusinasi merupakan upaya mengendalikan diri dari

halusinasi dengan cara menolak halusinasi yang muncul. Klien dilatih

untuk mengatakan ”TIDAK” jika halusinasi muncul atau tidak

mempedulikannya dengan menutup telinga atau mata dan dilakukan

berulang-ulang.
b) Bercakap-cakap dengan orang lain

Bercakap-cakap merupakan suatu cara yang efetif karena pasien

dengan halusinasi akan mengalami distraksi atau teralih fokus

perhatiannya dari halusinasi ke percakapan yang dilakukan dengan

orang lain tersebut.

c) Melakukan aktivitas yang terjadwal

Melakukan aktivitas yang terjadwal akan membuat pasien tidak akan

mempunyai waktu luang sendiri yang sering kali mencetuskan

terjadinya halusinasi. Oleh karena itu, pasien dengan halusinasi

sebaiknya mempunyai aktivitas yang tersusun mulai dari bangun pagi

sampai tidur malam selama tujuh hari dalam seminggu.

d) Menggunakan obat secara teratur

Penggunaan obat sesuai program/ secara teratur merupakan salah

satu cara mengontrol halusinasi. Jika tidak teratur atau putus obat akan

menyebabkan kekambuhan yang mana penyembuhannya untuk

mencapai kondisi seperti semula akan menjadi lebih sulit kembali.


I. Daftar Pustaka
Isaacs, A. (2005). Panduan belajar:keperawatan kesehatan jiwa &

psikiatrik edisi 3. Jakarta: EGC.

Mahnum, L. N. (2008). Gangguan sendori persepsi:halusinasi

pendengaran. Diperoleh tanggal 18 Agustus 2009 dari

http://docs.google.com/gview?a=v&qchache:d3CPE2RO-

79J:library.usu.ac.id/download/fk/keperawatan-

mahnum2.pdf+ht=id&gl=id.

Stuart, G. W & Sundeen, S. J. (1998). Buku saku keperawatan jiwa edisi 3.

Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai