Jurnal Terjemah Dina
Jurnal Terjemah Dina
Populasi Penelitian
Delapan puluh Sembilan orang pasien SMK dirujuk ke RS
Mata dan THT (Universitas Fudan, Shanghai, RRC) diikutsertakan
apabila pasien tersebut berusia setidaknya 18 tahun dan telah
memiliki gejala SMK paling tidak selama 3 bulan. Kriteria
diagnosis SMK antara lain: (1) sering mengalami atau secara terus
menerus merasakan salah satu dari tujuh gejala berikut: rasa
terbakar, gargalesthesia, sensasi adanya benda asing, sensasi
seperti nyeri ditusuk-tusuk, sensasi mata kering, fotofobia, atau
asthenopia; (2) nilai S1T kurang dari 10 mm/5 menit dan BUT
kurang dari 10 detik; atau (3) FL (+) dan/atau didapatkan
pewarnaan rose-bengal. Jika dua dari tiga kondisi tersebut terdapat
pada seorang pasien, maka pasien tersebut didiagnosa SMK. Dari
89 pasien SMK, 13 orang diantaranya didiagnosa dengan SS. Tak
satu pun responden yang ikut serta dalam penelitian menggunakan
suplemen air mata pada hari penelitian dilaksanakan.
Tujuh puluh orang terdiri atas sukarelawan yang mendaftar
ke Departemen Oftalmologi dengan keluhan terkait refraksi
anomali dan sesuai dengan kriteria inklusi. Kriteria inklusi
termasuk tidak memiliki gejala SMK, nilai S1T lebih besar dari
10 mm/5 menit, dan BUTlebih besar dari 10 detik. Responden
dengan penyakit mata lainnya (selain katarak senilis) diekslusi dari
kelompok kontrol. Tidak ada satupun anggota kelompok kontrol
menggunakan suplemen air mata.
Seluruh responden harus menguasai bahasa Cina, bersedia
dan mampu menyelesaikan serangkaian kuesioner tanpa
pendampingan yang signifikan dan bersedia melalui pemeriksaan
klinik untuk SMK sebagai bagian dari penelitian.
Responden dengan kondisi berikut tidak diijinkan ikut serta
dalam penelitian ini: (1) sedang dalam proses pengobatan
gangguan jiwa apapun atau gangguan sikap yang bisa
mempengaruhi penilaian status kejiwaan; (2) responden memiliki
penyakit sistemik yang tidak terkontrol atau kecacatan yang dapat
mempengaruhi aktifitas kesehariannya (termasuk alergi mata,
infeksi, atau iritasi yang tidak terkait SMK); (3) responden
memiliki penyakit mata luar atau pernah menjalani operasi mata
dalam jangka waktu 6 bulan terakhir; (4) responden diketahui
memiliki alergi terhadap salah satu komponen yang digunakan
dalam penelitian (misalnya fluorescein); atau (5) responden pernah
menjalani/mengalami oklusi punctum lakrima sementara maupun
permanen.
Penilaian Tambahan
Ocular Surface Disease Index Questionnaire (OSDI)
OSDI, dikembangkan oleh Allergan, Inc., adalah 12-butir
kuesioner patient-reported outcome questionnaire yag dirancang
untuk menilai kuantitas kecacatan mata terkait SMK. Responden
diberi pertanyaan dengan tiga subskala yang berbeda: gejala okuler
(misalnya “Apakah mata anda terasa tidak nyaman?”), fungsi dan
keterbatasan terkait penglihatan (misalnya “apakah Anda memiliki
masalah dengan mata Anda yang menghalangi anda untuk
membaca?”), dan pemicu dari lingkungan (misalnya “Apakah
mata Anda merasa tidak nyaman pada keadaan berangin?”) selama
1 minggu sebelumnya. Tiap jawaban diberi skor berdasarkan
frekuensi dari gejala menggunakan skala 5 poin mulai dari 0
(menandakan tidak ada masalah) sampai 5 (menandakan masalah
yang signifikan). Jawaban pada seluruh pertanyaan dijumlahkan
untuk memperoleh nilai OSDI yang berkisar antara 0 sampai 100
dengan nilai tertinggi menunjukkan lebih parahnya gejala.