MATERI
DASAR PENGENALAN
PEMINDAHAN TANAH MEKANIS
DASAR-DASAR PEMINDAHAN MEKANIS
Sifat-sifat dan Jenis Tanah
Tanah adalah material yang terdiri dari butiran (agregat), mineral-mineral padat yang
mengikat secara alami satu sama lainnya dari bahan-bahan organik yang telah lapuk,
disertai dgn zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong diantara butiran-
butiran tanah tersebut.
Menurut Ukuran perbutiran tanah dapat dibagi menjadi:
1. Kerikil (gravel) adalah kepingan-kepingan dari batuan yg terkadang mengandung
partikel-partikel mineral, ukuran antara 5 mm s/d 25 mm
2. Pasir (sand) : kepingan-kepingan batuan yg hancur, ukuran 0,05 – 5 mm
3. Lanau (lumpur = silt) : pasir yang sangat halus, ukuran 0,005 – 0,05 mm Lumpur
adalah bahan yg kohesif, kekuatannya kecil dan sangat sukar memadat.
4. Lempung (Clay) adalah bahan yg kohesif, dengan partikel mikroskopis, ukuran 0,005
mm. Kohesi antara butir-butir memberikan kekuatan yang besar pada lempung
ketika kering. Jika mengalami suatu perubahan kelembaban volumenya juga
berubah-ubah. Apabila lempung digabung dengan tanah berbutir kasar, maka
kekuatannya akan menjadi besar.
5. Gambut : bahan organik yg berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan yg sebagian telah
hancur. Gambut ini disingkirkan jika tanah digunakan untuk konstruksi.
Sifat-sifat Fisik Tanah
• Kadar Air, adalah kandungan air dari butiran tanah
• Batas-batas Consistensi (Atterberg limit) : penentuan batas-
batas plastis, cair dan susut tanah
• Kepadatan (Density): berat butiran tanah per isi
• Gradasi :ukuran butir penyusutan
• Permeabilitas: daya rembes air pada tanah
• Porositas: perbandingan antara isi pori dengan isi butir tanah
• Konsolidasi: sifat pemanfaatan tanah arah vertikal
• Kohesi: kemampuan untuk saling mengikat antara butir tanah
• Kekerasan: Volume dan lain-lain
Karakteristik Tanah dalam Pemindahan
• Keadaan Asli : kondisi material sebelum ada pengerjaan atau pengusikan, atau ganguan di
alam. Keadaan ini disebut dengan material asli atau Bank Material (BM). Satuan : bank cubic
maters (bcm)
• Material Lepas/Loose material (LM): kondisi dimana satu bagian dari material akan
dipindahkan maka volume material yang dipindahkan tersebut akan berubah menjadi lebih
besar dari pada volume material di tempat aslinya. Satuan; Loose cubic meters (lcm).
LM = BM + % Sweel x BM
Bertambahnya volume tanah asli akibat lepas, ini merupakan faktor pengembangan (Sweel).
% Sweel = sw = (B – L) . 100 %
L
= ( B - 1) . 100 % = 1 -1 x 100 %
L LF
Load Factor = LF = Faktor Pengembangan
= BJ Tanah Gembur = Volume Loose
BJ Tanah Asli Volume Bank
Shrinkage = Sh = Penyusutan ------ C - B
C
Karakteristik Tanah dalam Pemindahan
• Keadaan Asli : kondisi material sebelum ada pengerjaan atau
pengusikan, atau ganguan di alam. Keadaan ini disebut
dengan material asli atau Bank Material (BM). Satuan : bank
cubic maters (bcm)
• Material Lepas/Loose material (LM): kondisi dimana satu
bagian dari material akan dipindahkan maka volume material
yang dipindahkan tersebut akan berubah menjadi lebih besar
dari pada volume material di tempat aslinya. Satuan; Loose
cubic meters (lcm)
• Material Padat/Compacted material (CM) : Kondisi ini adalah
jika material yang telah dipindahkan kemudian dipadatkan
maka volume material akan menyusut. Satuan: Compacted
cubic meters (ccm)
Pengenalan Visual Tanah
Tanah Sifat Ciri-ciri Uji Lapangan
Kerikil Pasir Lepas Padat, coklat Dapat digali dgn sekop, pasak kayu 5
kemerahan, cm mudah ditancapkan
persegi,
gradasi baik Dapat digali dgn cangkol. pasak kayu 5
Padat
cm sulit ditancapkan
Lanau Lepas Padat Lunak Mudah diremas jari
Keras Dpt diremas dengan tekanan kuat pd
jari
Lempung Sangat lunak Plastisitas Meleleh diantara jari tangan ketika
Lunak keras rendah diperas
Kaku Plastisitas Mudah diremas, Dapat diremas dgn
tinggi tekanan jari yang kuat
Tidak dapat diremas, dapat digencet
dengan ibu jari
Gambut Keras Berserat Serat-serat telah tertekan,sangat
kompresibel
Berongga Struktur terbuka
PERSIAPAN PEKERJAAN
1. INVENTARISASI PEKERJAAN
Pertama kali daerah pekerjaan dipelajari dan dikenali situasi dan kondisinya, kemudian
dipilih, sementara itu pengadaan peralatan ditentukan kemudian agar tidak
terjadi keselahan ataupun ketidakcocokan antara peralatan dan kondisi medan
kerja. Untuk ini dibentuk suatu tim kerja yang membuat daftar pekerjaan secara
keseluruhan, baik pekerjaan pada bidang teknik sipil ataupun diluarnya dan yang
menyangkut pekerjaan yang dikerjakan dengan peralatan atau tidak dengan
peralatan, anatara lain adalah:
a. Lokasi daerah pekerjaan, berapa jauh dengan desa terdekat, kota terdekat, kota
kecamatan terdekat, kabupaten maupun propinsi terdekat.
b. Hasil pekerjaan pemetaan atau peta tofografi, yang menunjukkan ketinggian dari
tempat-tempat tertentu di daerah pekerjaan tersebut
c. Hasil pengukuran luas daerah, bila hal ini belum ada, maka pekerjaan
pengukuran harus dilakukan untuk menempatkan patok-patok terutama patok-
patok batas, sekaligus mengghitung keliling dan luas daerah pekerjaan.
d. Keadaan medan, apakah datar, berbukit-bukit, pengunungan, lembah, rawa dan
lain-lain
e. Jenis pekerjaan meliputi : Pengerukan atau galian basah; Timbunan; Galian
biasa; Perataan; Pemadatan; dan lain-lain
f. Jenis material yang akan dikerjakan antara lain tanah biasa, tanah liat, cadas,
batuan, pasir dan sebagainya
g. Volume pekerjaan yang akan dilaksanakan; Besar atau kecil; Terpencar atau
menyatu; Volume tambahan atau susulan; dan lain-lain
h. Keadaan prasarana yang ada, antara lain; Jalan masuk ke lokasi pekerjaan; Jalan
kabupaten; Jalan negara; Jembatan; Gorong-gorong; Drainase, dan lain-lain
i. Schadule pelaksanaan yaitu jangka waktu yang ditentukan untuk penyelesaian
pekerjaan yang tentunya akan diikuti dengan penyesuaian peralatan atau armada
peralatan yang dipakai
j. Rencana biaya pelaksanaan, apakah telah tersedia sebagaimana dengan yang
direncanakan.
Semua hal tersebut di atas biasanya dimasukkan dalam satu bundel laporan yang
lazim disebut FEASHIBILITY STUDY
2. ALOKASI PEKERJAAN
Dengan alokasi dimaksudkan adalah sebagian dari pekerjaan teknik sipil yang
khusus dikerjakan dengan menggunakan bantuan peralatan atau alat-alat
berat. Adapun faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk menetapkan
bagian-bagian pekerjaan yang akan dikerjakan dengan bantuan peralatan
adalah sebagai berikut;
a. Macam atau jenis pekerjaan yang sesuai dan memenuhi syarat. Misalnya:
pemindahan tanah jarak dekat maupun jauh, pemadatan, galian, dan lain-lain
b. Volume pekerjaan; apakah relatif besar, sedang, atau kecil, yang dapat dijadikan
patokan bahwa investasi peralatan dapat dianggap cukup ekonomis dengan
volume pekerjaan yang ada, atau terjamin adanya pekerjaan tambahan atau
susulan, ataupun adanya pekerjaan lain pada masa yang akan datang
c. Tempat-tempat kerja, apakah terpusat atau terpencar. Pada umumnya pekerjaan
yang terpusat lebih menguntungkan, dan apabila pekerjaan berpencar-pencar
maka harus diperhatikan pemindahan peralatan dari satu tempat kerja ke tempat
kerja yang lainnya.
d. Tenaga manusia, terutama disekitar tempat kerja apakah tersedia dalam jumlah
yang cukup atau tidak.
e. Prasarana jalan dari gudang peralatan sampai ke tempat kerja sangat penting di
survey sebelum alokasi ditempatkan, hal ini akan menyangkut biaya mobilisasi
dan demobilisasi peralatan.
f. Fasilitas penunjang antara lain: penentuan letak base camp, termasuk gudang
karja dan perawatan; Gudang persediaan suku cadang (spare-parts), bahan
makanan, penyimpanan bahan bakar, pelumas dan lain-lain; Kru alat-alat berat
seperti operator, mekanik, dan foreman.
g. Kemampuan pelaksanaan dalam menyediakan peralatan yaitu: Kepunyaan
sendiri; Bersifat sewa beli; Bersifat sewa atau pinjaman.
h. Schedule, perlu terlebih dahulu diterapkan, agar dapat ditentukan jumlah
peralatan atau armada yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek tersebut
tepat pada waktunya
i. Hal-hal lain;
• Apakah tempat kerja daerah banjir atau tidak
• Peralatan yang dipakai apakah mengganggu rakyat atau penduduk setempat
• Tempat kerja tersebut apakah bebas dari penyakit menular atau tidak
• Hubungan kerja dengan PEMDA setempat.