Anda di halaman 1dari 47

Flu Burung / H5N1

Penulis : Felix Chikita Fredy Tanggal : 2017-06-02


Daftar isi

 Definisi
 Penyebab
 Gejala
 Pengobatan

DEFINISI
Flu burung (Avian influenza) atau H5N1 merupakan penyakit infeksi virus yang pernah
menggemparkan dunia, termasuk Indonesia. Flu burung sejak tahun 2009 ditetapkan organisasi
dunia WHO berada pada fase pandemik atau penularan yang cukup luas. Kasus pertama flu
burung ditemukan di Hongkong tahun 1997.

Awalnya, flu burung merupakan penyakit pada hewan dan dengan penularan terbatas
antarhewan. Sejak ditemukannya kasus pada manusia, muncul dugaan dapat terjadi penularan flu
burung pada hewan ke manusia.

PENYEBAB
Flu burung diakibatkan oleh virus influenza tipe A dari famili Orthomyxoviridae. Subtipe dari
virus influenza tipe A tersebut ditunjukkan dengan huruf H (Hemaglutinin) dan N
(Neuramidase). Subtipe virus dengan kombinasi kode dari H1-H5 dan N1-N9 ditemukan pada
binatang, sedangkan pada manusia hanya ditemukan jenis H1N1, H1N2, H2N2, H3N3, H5N1,
H7N7, dan H9N2. Strain virus tersebut yang menyebabkan penyakit flu burung ialah subtipe
H5N1.

Secara umum mekanisme infeksi virus H5N1 sama dengan infeksi virus lainnya. Infeksi diawali
dengan penempelan virus di permukaan spesifik yang berada pada permukaan sel di dalam
tubuh. Selanjutnya, suatu materi virus masuk ke dalam sel dan ikut berkembang biak dan
bertambah banyak bersama sel.

GEJALA
Hampir semua kasus yang berakhir dengan kematian berhubungan dengan keterlambatan
diagnosis flu burung. Oleh karena itu, megetahui tanda dan gejala flu burung merupakan hal
penting yang harus diketahui. Gejala seseorang yang terinfeksi flu burung mirip dengan gejala
infeksi saluran napas atas, yakni:

1. demam tinggi (> 38o celcius);


2. sakit kepala;
3. sakit tenggorokan yang tiba-tiba;
4. batuk;
5. keluarnya ingus;
6. nyeri otot;
7. lemas;
8. timbulnya radang paru, pneumonia, yang jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat
dapat menimbulkan kematian.

PENGOBATAN
Pengobatan flu burung harus cepat tanpa menunggu konfirmasi laboratorium. Obat yang dapat
digunakan sebagai antivirus oseltamivir, zanavir. Dosis obat yang diberikan adalah:

1. orang dewasa >13 tahun 2 x 75mg/hari selama 5 hari;


2. anak berumur >1 tahun dengan berat <15kg diberikan 2 x 30mg/hari; 15-23kg diberikan
2 x 45 mg/hari; 23-40 kg diberikan 2 x 60 mg/hari; dan berat badan >40 kg diberikan 2 x
75 mg/hari selama 5 hari.

BACA JUGA
 Cari : virus h5n1
 Rabies
 Radang otak
 Aids
 Cacar air

engertian Flu burung, cara penularan, gejala, perawatan dan pencegahannya. Penyakit flu
burung yang dalam bahasa inggrisnya disebut avian influenza sempat menjadi salah satu
penyakit akibat virus yang sangat mematikan. Flu burung atau H5N1 merupakan penyakit
menular yang disebabkan oleh virus yang biasanya menjangkiti burung dan mamalia namun
akhirnya menular ke manusia.

Pada tanggal 8 Februari 2006, OIE mengumumkan bahwa Nigeria sebagai negara pertama yang
memiliki kasus positif flu burung di benua itu. Dua pekan kemudian, virus H5N1 ditemukan di
sebuah desa kecil di Niger, sekitar 72 km dari perbatasannya dengan Nigeria. Virus ini juga
menyebar ke Mesir dan Kamerun dan akhirnya menyebar ke beberapa negara-negara lain.
Penularan
Cara penularan virus flu burung dapat melalui kontak langsung dengan burung liar dan unggas
ternak yang terjangkit H5N1. Pada kasus yang terjadi di Asia Tenggara kebanyakan
penularannya terjadi melalui jalur transportasi atau peternakan unggas dan burung-burung liar
yang melakukan migrasi.

Selain itu penularan juga dapat melalui makanan dan minuman. Makanan dan minuman yang
dimasak dengan matang akan terhindar dari virus ini. Ini karena virus H5N1 akan mati dalam
suhu yang tinggi. Namun pada suhu rendah virus ini dapat bertahan. Makanan yang didinginkan
atau dibekukan dapat menyimpan virus H5N1.

Gejala
Gejala-gajala umum ketika terinfeksi adalah demam tinggi, keluhan pernapasan dan sakit perut.
Gejala lengkapnya dapat berupa :

1. Demam sekitar 39 derajat Celsius


2. Batuk
3. Lemas
4. Sakit tenggorokan
5. Sakit kepala
6. Tidak nafsu makan
7. Muntah
8. Nyeri perut
9. Nyeri sendi
10. Diare
11. Infeksi selaput mata (conjunctivitis)

Gejala tingkat lanjut dapat menyebabkan severe respiratory distress atau sesak napas hebat. Hal
ini karena infeksi flu burung menyebar ke paru-paru dan menyebabkan radang paru-paru.

Gejala di Hongkong tahun 1997 berupa : demam, batuk pilek, sakit tenggorokan, muntah, dan
keluhan pusing.

Sedangkan di Vietnam di tahun 2004 mempunyai gejala yang berbeda. Pasien yang terjangkit
virus H5N1 tidak mengeluh sakit tenggorokan atau pilek namun mereka malah menderita diare
dengan tinja yang cair.

Perawatan
Obat-obatan yang diberikan pada pasien berupa obat penurun panas dan antivirus. Obat antivirus
yang diberikan pada pasien adalah jenis yang menghambat replikasi dari neuramidase
(neuramidase inhibitor), antara lain Oseltamivir (Tamiflu) dan Zanamivir. Namun yang perlu
diperhatikan adalah setiap antivirus tersebut mempunyai efek samping dan perlu diberikan dalam
waktu tertentu dan dengan anjuran dokter.

Selain itu obat yang diberikan biasa sesuai dengan gejalanya bila batuk, pasien dapat diberi obat
batuk; kalau sesak dapat diberi obat jenid bronkodilator untuk melebarkan saluran napas yang
menyempit. Namun jika keadaan pasien terus memburuk, tidak mungkin perlu dipasang alat
ventilator untuk membantu pernapasannya.

Pencegahan
Pasien yang tertular virus tidak selamanya akan menimbulkan sakit. Namun, hal ini dapat
membahayakan di kemudian hari karena virus selalu bermutasi sehingga memiliki potensi
patogen pada suatu saat. Oleh karena itu, jika ditemukan hewan atau burung yang mati
mendadak pihak otoritas akan membuat dugaan adanya flu burung. Untuk mencegah penularan,
hewan lain di sekitar daerah yang berkasus flu burung perlu dimusnahkan dan dicegah
penyebarannya

Tangan harus dicuci sebelum dan setelah memasak atau menyentuh bahan makanan mentah.
Kebersihan diri perlu dijaga pula dengan mencuci tangan dengan antiseptik. Kebersihan tubuh
dan pakaian juga perlu dijaga
Unggas sebaiknya tidak dipelihara di dalam rumah atau ruangan tempat tinggal. Peternakan
harus dijauhkan dari perumahan untuk mengurangi risiko penularan.

Daging unggas harus dimasak sampai suhu 70 derajat C atau 80 derajat C selama sedikitnya satu
menit
Gunakan pola hidup sehat untuk membantu ketahanan tubuh, seperti makan makanan bergizi,
istirahat yang cukup dan olah raga teratur.

Pusatmedik.org - Pengertian Definisi Penyebab Dan Pengobatan Penyakit Flu Burung Menurut
Ilmu Kedokteran - Mungkin sebagian dari anda sudah banyak yang mengetahui atau sekedar
mendengar mengenai penyakit flu burung ini. Jika anda belum tahu atau pengin lebih tahu lagi
tentang penyakit ini, tidak ada salahnya untuk melanjutkan membaca tentang penyakit flu
burung yang sangat menular berikut ini.
Google Image: Pengertian Definisi Penyebab Dan Pengobatan Penyakit Flu Burung Menurut Ilmu
Kedokteran

Definisi Penyakit Flu Burung


Flu burung atau Avian influenza merupakan penyakit yang menular dan disebabkan oleh
sebuah virus yang umumnya menyerang pada unggas serta bisa menular dari unggas kepada
manusia.

Pengertian Definisi Penyebab Dan Pengobatan


Penyakit Flu Burung Menurut Ilmu Kedokteran
Penyebab Penyakit Flu Burung
Adapun virus influenza dengan tipe A dan sub-tipe H5N1 merupakan penyebab penyakit ini.

Cara Penularan Penyakit Flu Burung


Adapun penularannya kepada manusia bisa lewat:

1. Binatang yaitu kontak langsung dengan hewan unggas yang sakit ataupun produk
unggas sakit
2. Lingkungan yaitu udara ataupun peralatan yang tercemar oleh virus tersebut baik dari
tinja maupun sekret dari unggas yang menderita virus flu burung atau AI
3. Manusia yaitu sangat terbatas serta tidak efisien (ditemukan beberapa kasus yang ada
dalam kelompok)
4. Konsumsi produk hewan unggas yang kurang sempurna dalam memasaknya memiliki
potensi menularkan virus flu burung ini.

Gambaran klinis Penyakit Flu Burung


Adapun masa inkubasi rata-rata yaitu 3 hari (1–7 hari). Sedangkan masa penularan kepada
manusia yaitu sehari sebelum serta 3–5 hari sesudah gejala muncul, sedangkan untuk
penularan pada anak bisa mencapai 21 hari. Adapun gejala yang ditimbulkan hampir sama
dengan flu biasa, yaitu ditandai dengan adanya demam mendadak, muntah, nyeri otot, diare,
batuk, pilek, sakit kepala, sakit tenggorokan, sesak, dan juga malaise.

Diagnosis Penyakit Flu Burung


1.Bagi Tersangka flu burung
Jika demam (38oC) disertai baik satu ataupun lebih dari gejala batuk, pilek, sakit tenggorokan,
dan sesak nafas, dan dbisertai baik satu ataupun lebih dari pajanan yang ada di bawah ini
selama 7 hari sebelum munculnya gejala :

1. Kontak dekat sekitar 1 meter yaitu merawat, berbicara, ataupun bersentuhan dengan
suspek atau pasien tersangka, probabel ataupum kasus H5N1 yang telah dikonfirmasi.
2. Terpajan yaitu memegang, menyembelih, memotong, mencabuti bulu, ataupun
mempersiapkan untuk konsumsi hewan ternak seperti ayam, bangkai unggas, unggas
liar, ataupun terhadap lingkungan yang sudah tercemar oleh kotoran dari unggas
tersebut dalam wilayah infeksi dengan H5N1 yang ada pada hewan ataupun manusia
sudah dicurigai ataupun dikonfirmasi dalam sebulan terakhir.
3. Mengkonsumsi produk dari unggas mentah ataupun yang tidak dimasak secara
sempurna di daerah yang dicurigai ataupun dipastikan ada hewan ataupun manusia
yang sudah terinfeksi H5N1 dalam sebulan terakhir.
4. Kontak yang erat terhadap binatang lain seperti kucing ataupun babi yang sudah
dikonfirmasi terinfeksi H5N1.
5. Menangani sampel (baik hewan ataupun manusia) yang sudah dicurigai terkena virus
H5N1 dalam sebuah laboratorium ataupun tempat lain.
6. Didapatkan leukopenia yang di bawah nilai normal
7. Ditemukan titer antibodi dengan H5 lewat pemeriksaan uji HI memakai eritrosit kuda
ataupun uji ELISA bagi influenza A dengan tidak ada sub-tipe.
8. Foto toraks menunjukkan adanya pneumonia yang cepat dan memburuk di serial foto.

2.Penderita atau konfirmasi flu burung


Jika pada tersangka diikuti satu dari hasil yang positif berikut yang dilaksanakan di sebuah
laboratorium influenza baik nasional, regional ataupun internasional yang hasil dari
pemeriksaan H5N1nya telah diakui WHO sebagai konfirmasi:

1. Adanya isolasi virus influenza yaitu A/H5N1 positif


2. Diperoleh hasil PCR influenza yaitu A/H5N1 positif
3. Adanya peningkatan 4x lipat sebuah titer antibodi netralisasi bagi H5N1 dari adanya
spesimen konvalesen yang dibandingkan dengan sebuah spesimen akut.
4. Titer antibodi mikronetralisasi dari H5N1 yaitu 1/80 dalam spesimen serum yang telah
diambil di hari ke-14 sesudah onset penyakit disertai dengan hasil postif hasil dari uji
serologis lain.

Penatalaksanaan Penyakit Flu Burung


1. Untuk tersangka flu burung diberi oseltamivir 75 mg untuk 2xsehari dalam waktu 5 hari.
Dosis anak-anak sesuai dengan berat badannya, kemudian dirujuk menuju rumah sakit.
2. Pemberian tersebut haruslah mengikuti sistem dari skoring yang sudah disepakati.
3. Setiap pemberian oseltamivir haruslah berdasarkan resep dokter serta dicatat dan juga
dilaporkan sesuai format yang telah tersedia.
4. Oseltamivir tidaklah direkomendasikan untuk profilaksis serta pemberiannya oleh
seorang dokter.

Pencegahan Penyakit Flu Burung


Adapun upaya pencegahan penularan dapat dilakukan dengan menghindari bahan-bahan yang
terkontaminasi tinja serta sekret unggas, dengan melakukan tindakan berikut ini:

1. Setiap orang yang menyentuh atau berhubungan dengan bahan-bahan yang asalnya dari
saluran cerna unggas maka harus memakai pelindung (masker atau kacamata renang).
2. Bahan-bahan yang asalnya dari saluran cerna unggas contohnya tinja haruslah
ditatalaksana dengan baik (dibakar/dikubur).
3. Alat-alat yang dipakai dalam peternakan haruslah dicuci menggunakan desinfektan
4. Kandang serta tinja tidak boleh keluar dari lokasi peternakan
5. Sebaiknya mengkonsumsi daging unggas yang sudah dimasak minimal dalam suhu
80oC sekitar 1 menit, sedangkan untuk telur unggas harus dipanaskan dalam suhu 64oC
sekitar 5 menit
6. Menjaga kebersihan lingkungan dan juga kebersihan diri
7. Untuk yang tidak berkepentingan, sebaiknya dilarang masuk ke tempat peternakan
8. Jika sedang terkena influenza maka dilarang masuk tempat peternakan.
9. Apabila sedang bercocok tanam memakai pupuk kandang maka harus memakai sarung
tangan dan juga masker

Sebaiknya setiap pekerja peternakan dan pemotong unggas serta penjamah unggas yang
menderita influenza maka sebaiknya segera ke Puskesmas ataupun pelayanan kesehatan yang
lainnya. Demikianlah Pengertian Definisi Penyebab Dan Pengobatan Penyakit Flu Burung
Menurut Ilmu Kedokteran. Semoga bermanfaat.

Flu Burung; Gejala, Cara penularan, Pencegahan


dan Pengobatannya
Virus H5N1
Virus jenis H5N1 dikenal sebagai virus flu burung yang
paling membahayakan yang telah menginfeksi baik manusia ataupun hewan. Virus yang juga
dikenal dengan A (H5N1) ini merupakan virus epizootic (penyebab epidemik di mahluk non
manusia) dan juga panzootic (yang dapat menginfeksi binatang dari berbagai spesies dari area
yang sangat luas.

Virus HPAI A (H5N1) pertama kali diketahui membunuh sekawanan ayam di Skotlandia pada
tahun 1959, namun virus yang muncul pada saat itu sangat berbeda dengan virus H5N1 pada saat
ini. Jenis dominan dari virus H5N1 yang muncul pada tahun 2004 berevolusi dari virus yang
muncul pada tahun 2002 yang menciptakan gen tipe Z.

Virus H5N1 dibagi menjadi 2 jenis turunan, turunan yang pertama adalah virus yang
menginfeksi manusia dan burung yang ada di Vietnam, Thailand, Kamboja dan burung yang ada
di Laos dan Malaysia. Jenis turunan pertama ini tidak menyebar ke daerah lain.

Sedangkan yang turunan jenis 2 dikenali dari burung yang ada di China, Indonesia, Jepang,
dan Korea Utara yang kemudian menyebar ke Timur Tengah, Eropa dan Afrika. Virus jenis
turunan ke 2 ini adalah virus yang menjadi penyebab infeksi ke manusia yang terjadi dalam
kurun waktu 2005-2006 di berbagai Negara. Analisa genetik yang telah dilakukan membuktikan
bahwa ada 6 jenis subklas dari turunan jenis ke 2, yang 3 diantaranya tersebar dan menginfeksi
manusia di Negara-negara berikut ini :

Subklas 1 : Indonesia

Subklas 2 : Eropa, Timur Tengah dan Afrika

Subklas 3 : China

H5N1 sebenarnya adalah jenis virus yang menyerang reseptor galactose yang ada pada hidung
hingga ke paru-paru pada unggas yang tidak ditemukan pada manusia, dan serangan hanya
terjadi disekitar alveoli yaitu daerah daerah di paru-paru dimana oksigen disebarkan melalui
darah. Oleh karena itu virus ini tidak gampang disebarkan melalui udara saat batuk atau bersin
seperti layaknya virus flu biasa.

Sejak pertama kali ditemukan pada tahun 1997, peneliti menemukan bahwa virus H5N1 terus
berevolusi dengan melakukan perubahan di zat antigen dan struktur gen internal yang kemudian
dapat menginfeksi beberapa spesies yang berbeda.
Virus yang pertama kali ditemukan di Hongkong pada tahun 1997 dan 2001 tidak mudah
ditularkan dari burung satu ke lainnya dan tidak menimbulkan penyakit yang mematikan pada
beberapa binatang. Namun pada tahun 2002, jenis baru virus H5N1 muncul, dikenal dengan
virus H5N1 tipe gen Z yang menjadi tipe gen dominan, yang menyebabkan penyakit akut pada
populasi burung di Hongkong, termasuk disfungsi neurologi dan kematian pada bebek dan jenis
unggas lainnya.

Virus dengan tipe gen inilah yang menjadi epidemic di Asia Tenggara yang menyebabkan
kematian jutaan ekor ayam dan dari 2 sub klas yang tercipta akibat mutasi virus yang selalu
berubah telah menimbulkan korban ratusan manusia yang meninggal dunia. Mutasi yang terjadi
dari jenis virus ini meningkatkan patogen virus yang dapat memperparah serangan virus ke
berbagai spesies dan ditakutkan nantinya mampu menularkan virus dari manusia ke manusia
lainnya. Mutasi tersebut terjadi di dalam tubuh burung yang menyimpan virus dalam jangka
waktu lama di dalam tubuhnya sebelum akhirnya meninggal akibat infeksi.

Mutasi yang terjadi pada virus H5N1 merupakan karakteristik jenis virus influenza, dimana virus
tersebut mampu mengkombinasikan jenis 2 jenis virus influenza yang berbeda yang berada
dalam 1 jenis reseptor pada saat yang bersamaan.

Kemampuan virus untuk bermutasi menghasilkan jenis yang mampu menginfeksi berbagai jenis
spesies adalah karena adanya variasi yang ada di dalam gen hemagglutinin. Mutasi genetik
dalam gen hemaglutinin menyebabkan perpindahan asam amino yang pada akhrinya dapat
mengubah kemampuan protein dalam hemagglutinin untuk mengikat reseptor dalam permukaan
sel.

Mutasi inilah yang dapat mengubah virus flu burung H5N1 yang tadinya tidak dapat menginfeksi
manusia menjadi dapat dengan mudah menular dari unggas ke manusia. Oleh karena itu peneliti
sekarang sedang giat-giatnya mencoba memahami sifat virus ini dan berusaha melakukan
rekayasa genetika dengan memasukkan 2 asam amino virus flu spanyol H1N1 ke dalam
hemaglutinin H5N1 sehingga nantinya virus H5N1 tidak menjadi pandemik yang
membahayakan manusia seperti yang terjadi pada wabah tahun 1918.

Penelitian itu membuahkan hasil yang menggembirakan dimana objek penelitian dapat tetap
sehat meskipun ditempatkan dalam 1 ruangan bersama objek yang sakit.

Gejala pada Manusia

Virus Flu Burung yang pada awalnya diketahui hanya bisa menular antar sesama unggas,
menciptakan mutasi baru yang dapat juga menyerang manusia. Mutasi virus ini dapat
menginfeksi manusia yang berkontak langsung dengan sekresi unggas yang terinfeksi. Manusia
yang memiliki resiko tinggi tertular adalah anak-anak, karena memiliki daya tahan tubuh yang
lebih lemah, pekerja peternakan unggas, penjual dan penjamah unggas, serta pemilik unggas
peliharaan rumahan.

Masa inkubasi virus adalah 1-7 hari dimana setelah itu muncul gejala-gejala seseorang terkena
flu burung adalah dengan menunjukkan ciri-ciri berikut :
1. Menderita ISPA
2. Timbulnya demam tinggi (> 38 derajat Celcius)
3. Sakit tenggorokan yang tiba-tiba
4. Batuk, mengeluarkan ingus, nyeri otot
5. Sakit kepala
6. Lemas mendadak
7. Timbulnya radang paru-paru (pneumonia) yang bila tidak mendapatkan penanganan tepat
dapat menyebabkan kematian

Mengingat gejala Flu burung mirip dengan flu biasa, maka tidak ada yang bisa membedakan flu
burung dan flu biasa. Jika ada penderita yang batuk, pilek dan demam yang tidak kunjung turun,
maka disarankan untuk segera mengunjungi dokter atau rumah sakit terdekat.

Penderita yang diduga mengidap virus Flu burung disebut penderita suspect flu burung dimana
penderita pernah mengunjungi peternakan yang berada di daerah yang terjangkit flu burung, atau
bekerja dalam laboratorium yang sedang meneliti kasus flu burung, atau berkontak dengan
unggas dalam waktu beberapa hari terakhir.

Kasus probable adalah kasus dimana pasien suspek mendapatkan hasil tes laboratorium yang
terbatas hanya mengarah pada hasil penelitian bahwa virus yang diderita adalah virus jenis A,
atau pasien meninggal karena pneumonia gagal.

Sedangkan kasus kompermasi adalah kasus suspek atau probable dimana telah didukung dengan
hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan bahwa virus flu yang diderita adalah positif
jenis H5N1, PCR influenza H5 positif dan peningkatan antibody H5 membesar 4 kalinya.

Namun, gejala yang dimunculkan oleh virus H5N1 ini berbeda-beda dimana ada kasus seorang
anak laki-laki yang terinfeksi virus H5N1 yang mengalami diare parah dan diikuti dengan koma
panjang tanpa mengalami gejala-gejala seperti influenza, oleh karena itu pemeriksaan secara
medis penting dilakukan terutama bila mendapati timbulnya gejala penyakit yang tidak wajar.

Gejala Unggas Terinfeksi Flu Burung

Penularan flu burung yang dibawa oleh unggas liar kepada unggas ternak menjadi momok
tersendiri oleh para peternak. Belum juga hilang bayangan ketakutan akan tertularnya diri sendiri
dan keluarga oleh keganasan virus flu burung, peternak juga dibayangi kerugian akan matinya
unggas-unggas peliharaan mereka. Sebelum flu burung menggemparkan dunia sejak ditemukan
pada tahun 1997 di Hong Kong, telah banyak penyakit muncul pada unggas yang di Indonesia
sempat dikenal dengan penyakit New Castle dan Tetelo. Namun karena tidak menular kepada
manusia, kedua penyakit tersebut tidak menjadi pandemik yang ditakutkan.

Penyakit flu burung ditularkan baik ke sesama unggas ataupun spesies lainnya dan manusia
melalui kotoran burung. Satu tetesan sekresi dari burung yang terinfeksi mengandung virus yang
dapat membunuh 1 juta burung. Virus ini kemudian menempel pada berbagai media seperti
sarana transprotasi ternak, peralatan kandang yang tercemar, pakan dan minuman unggas yang
tercemar, pekerja di peternakan dan burung-burung liar.

Untuk mengenali unggas yang terinfeksi flu burung, anda dapat mengenali dari gejala klinis yang
ditemukan pada unggas tersebut yaitu :

1. Jengger dan pial yang bengkak dan berwarna kebiruan


2. Pendarahan yang rata pada kaki unggas berupa bintik-bintik merah (ptekhi) biasa disebut
dengan kaki kerokan
3. Adanya cairan di mata dan hidung serta timbul gangguan pernafasan
4. Keluarnya cairan jernih hingga kental dari rongga mulut
5. Timbulnya diare berlebih
6. Cangkang telur lembek
7. Tingkat Kematian yang tinggi mendekati 100% dalam 2 hari hingga 1 minggu

Cara-Cara Penularan Flu Burung

Flu burung terdengar sangat mengerikan, mengingat banyak korban jiwa yang sudah jatuh
karenanya. Mengetahui tentang mekanisme penularan sebuah penyakit akan membuat kita jauh
lebih waspada akan penyakit tersebut. Dengan mengetahui secara detail tentang penularan
penyakit flu burung, kita akan bisa mengetahui cara-cara untuk menghindarinya dengan tepat,
tanpa membuat aksi yang berlebihan. Berikut ini cara-cara penularan flu yang disebabkan oleh
virus H5N1 ini.

1. Secara garis besar, kita pasti mengetahui bahwa kontak langsung dengan sumber penyakit
akan membuat kita terjangkit. Hal yang sama juga berlaku pada penyakit flu burung.
Berdasarkan pendapat para ahli, disimpulkan bahwa vektor utama penyakit ini adalah
unggas. Bersentuhan langsung dengan unggas yang sakit, atau produk dari unggas sakit
tersebut akan membuat Anda tertular. Pencegahan yang dilakukan hanya bisa dilakukan
dengan membakar bangkai hewan tersebut. Akan tetapi, metode pembakaran yang
digunakan harus tepat guna mencegah asap dan material lain tersebar ke tempat lain.
Material-material tersebut masih memiliki potensi menularkan virus H5N1. Cara yang
dianggap lebih efektif adalah dengan mengubur bangkai ternak tersebut dalam-dalam.
2. Media lain untuk menularkan penyakit flu burung ini adalah lingkungan sekitar. Jika
Anda tinggal di sekitar kandang ternak unggas, atau memiliki burung peliharaan yang
tiba-tiba mati, waspadalah. Udara sekitar kandang sangat mengandung berbagai material
yang ada dalam kotoran ternak. Jika unggas terjangkit virus H5N1, bisa dipastikan bahwa
udara sekitar sudah mengandung virus flu burung tersebut. Udara dan peralatan yang
tercemar kotoran ternak unggas akan menjadi media perantara penularan virus H5N1
yang sangat baik.
3. Penularan flu burung juga dapat terjadi dengan perantara manusia. Akan tetapi, disinyalir
penularan lewat manusia merupakan media yang sangat tidak efektif. Kasus penularan
lewat manusia sangat jarang terjadi. Virus H5N1 berbeda karakter dengan virus H1N1
penyebab flu babi yang sangat efektif ditularkan lewat manusia. Meski begitu, tetaplah
waspada jika Anda berada didekat pasien flu burung.
4. Cara lain penularan flu burung adalah melewati produk dari ternak unggas. Sebagian
orang memilih mengkonsumsi produk unggas mentah atau tidak dimasak sempurna.
Fillet ayam, telur mentah dan beragam produk mentah unggas dapat menjadi media
menularkan virus H5N1 pada pengkonsumsinya. Virus flu burung ini akan mati apabila
produk unggas tersebut dimasak secara sempurna (benar-benar matang).Mengkonsumsi
daging setengah matang dan telur setengah matang masih berpeluang terjangkit virus flu
burung ini jika unggas yang dipotong sudah terjangkiti oleh virus ini. Untuk itu, jika
Anda akan mengkonsumsi unggas yang berasal dari daerah yang dicurigai terjangkiti
virus H5N1, pastikan daging atau telur unggas tersebut dimasak hingga benar-benar
matang hingga aman untuk dikonsumsi

Pengobatan Flu Burung

Penanganan flu burung dapat dilakukan dengan pengobatan atau pemberian obat flu seperti
Tamiflu atau jenis lainnya, tapi harus tetap dalam pengawasan dokter atau pihak rumah sakit
yang ditunjuk oleh Dinas Kesehatan RI.

Jenis obat penanggulangan infeksi flu burung ada 2, pertama adalah obat seperti amantadine
dan rimantadine yaitu ion channel (M2) blocker, yang menghalagi aktivitas ion channel dari
virus flu jenis A dan bukan jenis B sehingga aliran ion hydrogen dapat diblok dan virus tidak
dapat berkembang biak.

Sayang sekali bahwa jenis obat yang pertama ini dapat memicu tingkat resistensi virus terhadap
zat obat, sehingga di hari ke 5 hingga ke 7 setelah konsumsi obat, 16-35% dari virus akan
resisten karena adanya mutasi pada protein M2 pada virus. Oleh karena itu, obat jenis ini tidak
dijual bebas di sembarang apotik, meskipun dengan pemberian resep dokter, karena
dikhawatirkan kesalahan pemberian obat dapat menimbulkan munculnya jenis virus baru yang
lebih ganas dan kebal terhadap obat ini.

Jenis obat yang kedua adalah Neurimidase (NA) inhibitor, jenis seperti Zanamivir dan
Oseltamivir, dengan protein NA-nya yang berfungsi melepaskan virus yang bereplikasi di dalam
sel, sehingga virus tidak dapat keluar dari dalam sel. Virus ini nantinya akan menempel di
permukaan sel saja dan tidak akan pindah ke sel yang lain. Jenis obat yang kedua ini tidak
menimbulkan resisten pada tubuh virus seperti jenis pada ion channel blocker.

Hingga sekarang peneliti telah berusaha keras untuk menciptakan jenis vaksin yang dapat
mengantisipasi pandemik virus H5N1, namun karena virus ini selalu bermutasi maka dirasa
penciptaan vaksin yang efektif tidak dapat cukup kuat melawan jenis virus H5N1 yang sekarang
walaupun dirasa dapat efektif untuk mengantisipasi jenis baru yang akan muncul.
Walaupun penelitian vaksin jenis baru sedang digalakkan, WHO mengatakan bahwa percobaan
klinis virus jenis pertama haruslah tetap dilakukan sebagai langkah yang esensial untuk
mengatasi pandemik yang mungkin akan terjadi.

Walaupun begitu, alangkah lebih baik jika masyarakat melakukan pencegahan dan melakukan
beberapa tindakan yang benar untuk mengantisipasi serangan flu burung. Tak perlu panik dan
berlebih, hanya perlu untuk memperhatikan beberapa hal berikut :

1. Gunakan pelindung (Masker, kacamata renang, sarung tangan) setiap berhubungan


dnegan bahan yang berasal dari saluran cerna unggas
2. Setiap hal yang berasal dari saluran cerna unggas seperti sekresi harus ditanam/dibakar
supaya tidak menular kepada lingkungan sekitar
3. Cuci alat yang digunakan dalam peternakan dengan desinfektan
4. Kandang dan Sekresi unggas tidak boleh dikeluarkan dari lokasi peternakan
5. Memasak daging ayam dengan benar pada suhu 80 derajat dalam 1 menit dan
membersihkan telur ayam serta dipanaskan pada suhu 64 derajat selama 5 menit.
6. Menjaga kebersihan lingkungan dan diri sendiri.

Yang paling penting adalah :

1. Menjauhkan unggas dari pemukiman manusia untuk mengurangi kontak penyebaran


virus
2. Segera memusnahkan unggas yang mati mendadak dan unggas yang jatuh sakit utnuk
memutus rantai penularan flu burung, dan jangan lupa untuk mencuci tangan setelahnya.
3. Laporkan kejadian flu burung ke Pos Komando Pengendalian Flu Burung di nomor 021-
4257125 atau dinas peternakan-perikanan dan dinas kesehatan daerah tempat tinggal
anda.

Sumber : http://fluburung.org

Pencegahan

PENTING YANG HARUS ANDA KETAHUI DARI FLU BURUNG DARI WHO

Petunjuk bagi penduduk yang tinggal di daerah yang tertular flu burung

Penyebaran flu burung di daerah yang tertular bisa dicegah

– orang sebaiknya menghindari kontak dengan ayam, bebek dan unggas lainnya kecuali sangat
perlu. Ini adalah cara terbaik untuk mencegah infeksi oleh flu burung.

– Anak anak memiliki resiko yang lebih tinggi karena mungkin mereka bermain di tempat di
mana unggas berada.

Ajarilah anak anak untuk mengikuti petunjuk berikut:


– Hindari kontak dengan unggas jenis apapun, dengan bulu bulunya, kotoran maupun
limbahnya.

– Jangan memelihara unggas sebagai hewan kesayangan.

– Cucilah tangan dengan air dan sabun setiap sesudah bersentuhan dengan unggas.

– Jangan tidur di dekat tempat pemeliharaan unggas.

– Jangan memindahkan unggas baik yang hidup maupun yang mati dari satu tempat ke tempat
lain, bahkan sekalipun anda kira unggas tersebut sehat.

– Menangani unggas di daerah tertular harus dilakukan ditempat, tanpa memindahkannya ke


luar dari area tersebut.

– Jangan memasak unggas berasal dari daerah tertular untuk makanan keluarga maupun
hewan peliharaan anda. Penyembelihan dan penanganan unggas tersebut untuk makanan adalah
berbahaya.

Apabila anda secara tidak sengaja kontak dengan unggas di daerah tertular, seperti misalnya
menyentuh badan unggas, feses atau kotoran unggas yang lain, atau berjalan di atas tanah di
mana ada kotoran unggasnya:

– Cucilah tangan sampai bersih memakai air dan sabun sesudah setiap kontak.

– Lepaskan sepatu di luar rumah dan dibersihkan.

– Periksa suhu tubuh anda sekali setiap hari selama 7 hari. Apabila anda demam ( di atas 37.5
oC), periksakan diri anda ke dokter atau ke rumah sakit terdekat dengan segera. Penanganan
yang benar terhadap unggas yang sakit, diduga karena flu burung atau unggas yang mati
merupakan kontrol yang penting untuk mencegah penyebaran penyakit.

– Anak anak di jaga agar tidak mendekati unggas yang sakit atau mati.

– Apabila anda harus menangani unggas yang mati atau sakit, pakailah alat pelindung, seperti
masker, goggle (pelindung mata), sepatu boot, sarung tangan.. Apabila peralatan tersebut tidak
tersedia, gunakan kain/sapu tangan untuk menutup mulut dan hidung, pakailah kaca mata,
gunakan tas plastik sebagai sarung tangan dan pembungkus sepatu dan mengikatnya pada
pergelangan tangan dan kaki dengan karet. Pakailah baju overall yang bisa dicuci.

– Apabila anda baru pertama kali mendapati unggas yang sakit atau mati dan tidak yakin
situasinya, segera beritahu petugas yang berwenang dan serahkan penangan unggas tersebut
kepada ahlinya. Dekontaminasi kebun atau kandang ayam akan membantu menghambat
penyebaran penyakit.
– Apabila mungkin, mintalah jasa petugas yang ahli untuk membantu dekontaminasi kebun
atau kandang ayam.

– Apabila hal itu tidak mungkin, dan anda harus mengejakannya sendiri, pakailah
perlengkapan untuk melindungi mata, kepala, tangan, kaki dan bagian bagian lain yg tidak
tertutup pakaian.

– Unggas yang mati harus dikubur dengan aman (lihat bab berikutnya)

– Pembersihan yang efektif akan menghilangkan bulu bulu atau feses yang tertinggal di
kandang.

– Virus flu bisa bertahan untuk sementara waktu di bahan bahan organic, jadi melalui
pembersihan total dengan deterjen merupakan langkah yang amat penting. Semua bahan organic
harus disingkirkan dari kandang ayam sedapat mungkin.

– Oleh karena area terbuka (pekarangan) yang digunakan untuk memelihara unggas sulit
untuk di bersihkan ataupun didesinfeksi, unggas sebaiknya ditiadakan dari area tersebut selama
paling sedikit 42 hari untuk membiarkan radiasi ultraviolet menghacurkan sisa sisa virus. Periode
pengosongan ini perlu diperpanjang pada musim dingin (hujan).

– Penyemprotan desinfektan pada tumbuh tumbuhan di pekarangan/kebun maupun pada tanah


hampir tidak ada gunanya, karena bahan kimia tersebut akan diinaktifkan oleh bahan organic.
Pengupasan lapisan tanah biasanya tidak dianjurkan kecuali bila kontaminasi feses pada tanah
tersebut sangat berat. Unggas yang mati dan feses/kotorannya harus dikubur.

– Sedapat mungkin, mintalah bantuan dari petugas peternakan setempat bagaimana cara
mengubur bangkai unggas dengan aman.

– Pada waktu mengubur bangkai unggas dan fesesnya, usahakan untuk tidak menimbulkan
debu. Semprotlah terlebih dahulu area penguburan dengan air untuk melembabkan. Kuburlah
bangkai unggas dan fesesnya dengan kedalaman paling sedikit 1 meter.

– Setelah bangkai unggas telah dikubur dengan benar, bersihkan seluruh area dengan seksama
menggunakan deterjen dan air. Virus flu relatif bisa dimatikan oleh berbagai jenis deterjen dan
desinfektan. Pakaian pelindung yang terkontaminasi harus ditangani dengan benar atau
dimusnahkan.

– Setelah area dibersihkan, lepaskan semua perlengkapan pelindung dan cucilah tangan
dengan air dan sabun.

– Cucilah pakaian menggunakan air panas atau air sabun yang hangat. Jemurlah dibawah
sinar matahari.

– Letakkan sarung tangan bekas pakai dan benda benda lain yg akan dimusnahkan ke dalam
kantung plastik untuk dimusnahkan dengan aman.
– Bersihkan semua perlengkapan yang bisa dipakai kembali seperti misalnya sepatu boot dan
kaca mata pelindung menggunakan air dan deterjen, tapi jangan lupa untuk mencuci tangan
setelah memegang benda benda tersebut.

– Benda benda yang tidak dapat dibersihkan dengan baik harus dimusnahkan.

– Bersihkan badan/ mandi dengan air dan sabun. Cucilah rambut juga.

– Hati hati untuk tidak menyentuh lagi pakaian atau benda yang terkontaminasi, atau
mengotori lagi area yang telah dibersihkan.

– Yang paling penting, cucilah tangan setiap selesai menangani benda benda yang
terkontaminasi. Alas kaki/sepatu juga harus didekontaminasi.

– Setelah berjalan di area yang mungkin terkontaminasi ( misalnya: peternakan, pasar, kebun
tempat memelihara ayam), bersihkan sepatu sebaik mungkin menggunakan air dan sabun.

– Pada saat membersihkan sepatu, berhati hati agar tidak ada kotoran yang terpercik ke wajah
atau ke baju. Pakailah kantong plastik untuk melindungi tangan, lindungi mata dengan kaca mata
atau goggles, tutuplah hidung dan mulut dengan kain/ saputangan.

– Tinggalkan sepatu dan sepatu boot di luar rumah sampai kita merasa yakin sepatu tersebut
sudah benar benar bersih. Orang orang yang menderita gejala flu/pilek sebaiknya lebih berhati
hati.

– WHO percaya bahwa sangatlah penting untuk mencegah penyebaran flu manusia pada area
yang terkena flu burung. Apabila flu manusia dan flu burung saling kontak, ada resiko
terjadinya pertukaran materi genetis yang bisa menimbulkan terbentuknya jenis virus baru.

– Setiap orang yang sedang menderita flu/pilek haruslah berhati hati dengan kotoran dari
hidung(ingus) dan mulutnya pada saat berada di sekitar orang lain, terutama anak anak, untuk
mencegah penularan flu manusia.

– Tutuplah hidung dan mulut pada waktu batuk atau bersin. Gunakan tissue dan dibuang
setelah sekali pakai. Ajarkan anak anak untuk melakukan hal ini juga.

– Selalu mencuci tangan dengan air dan sabun setiap sehabis menyentuh kotoran hidung atau
mulut karena kotoran tersebut bisa mengandung virus.

– Anak anak cenderung untuk menyentuh wajah, mata dan mulut dengan tangan yang masih
kotor. Ajarkan pada anak anak untuk mencuci tangan setelah batuk, bersih dan menyentuh benda
benda yang kotor.

– Laporkan ke petugas kesehatan segera dan konsultasikan ke ahli kesehatan apabila anda
menderita demam dan atau gejala seperti flu.
Tindakan pencegahan yang bisa dilakukan apabila mengunjungi teman/saudara yang
dirawat di rumah sakit

– Apabila anda mengunjungi pasien yang menderita flu burung, ikuti petunjuk dari petugas
rumah sakit untuk mengenakan pakaian pelindung, termasuk masker, jas laboratorium, sarung
tangan dan goggles (pelindung mata).

– Pakaian pelindung seperti itu dibutuhkan apabila anda akan kontak secara langsung dengan
pasien atau lingkungan di mana pasien berada.

– Pastikan bahwa masker yang anda kenakan unkurannya pas buat anda. Apabila tidak,
bicarakan dengan petugas rumah sakit.

– Pada waktu anda meninggalkan ruangan pasien, anda harus melepaskan semua pakaian
pelindung tersebut dan mencuci tangan dengan air dan sabun.

– Di daerah tertular, di mana adanya flu burung telah dipastikan, jangan mengkonsumsi
daging ayam yang berasal dari ayam yang sakit atau mati.

– Di daerah tertular, disarankan untuk tidak memanfaatkan ayam sakit atau mati untuk
makanan orang maupun hewan. Walaupun nampak sehat, ayam yang berasal dari daerah tertular
jangan dimanfaatkan untuk makanan.

Di daerah sekitarnya (yang berdekatan dengan daerah tertular) beberapa tindakan


pencegahan perlu dilakukan.

– Secara umum, hanya unggas yang sehat yang boleh dimanfaatkan sebagai bahan makanan.

– Untuk memotong/mematikan unggas, gunakan cara cara agar anda maupun lingkungan di
rumah anda tidak dicemari oleh darah, debu, feses maupun kotoran lain yang berasal dari unggas
tersebut. Tanyakan ke petugas peternakan setempat mengenai prosedur pemotongan unggas yang
benar.

– Untuk pencabutan bulu, gunakan cara yang benar agar tidak mengotori anda maupun
lingkungan tempat tinggal anda. Cara terbaik adalah dengan merendam unggas tersebut di dalam
air panas sebelum mencabuti bulunya.

– Untuk membersihkan isi perut dan usus unggas gunakan cara yang benar agar tidak
mengotori lingkungan tempat tinggal anda.

– Jangan menyentuh benda benda lain maupun wajah anda (misalnya: mengusap mata) pada
saat anda melakukan prosedur prosedur tersebut di atas, kecuali setelah anda mencuci tangan
dengan air dan sabun.

– Lakukan semua tindakan pencegahan untuk memastikan bahwa unggas atau produk asal
unggas diproses dengan benar dan aman untuk di konsumsi.
– Ayam diproses secara higienis dan di masak sampai matang, contohnya: sudah tidak ada
lagi cairan berwarna kemerahan, ayam dianggap aman untuk di makan. Tetapi perlu diingat
bahwa apabila ayam tersebut mengandung penyakit menular spt misalnya flu burung, orang yang
memasak ayam tersebut mempunyai resiko tertular demikian juga lingkungan tempat ayam itu
dipersiapkan untuk dimasak bisa tercemar oleh virus.

– Telur juga bisa membawa bibit penyakit, seperti misalnya virus flu burung di bagian dalam
telur maupun di kulit luarnya. Telur mentah dan kulit telur harus ditangani dengan hati hati.
Cucilah kulit telur dengan air sabun dan cucilah tangan setelahnya. Telur yang dimasak sampai
matang (direbus selama 5 menit pada temperature 70oC) tidak akan menularkan virus flu burung
apabila dimakan.

– Secara umum, semua makanan harus dimasak sampai matang, mencapai temperatur paling
sedikit 70oC atau lebih di bagian dalam.

Diterjemahkan dari : “Advice for people living in areas affected by bird flu or avian influenza”. 8
November 2004. World Health Organization – Western Pacific Region.

Cara penularan flu burung dapat terjadi karena faktor lingkungan dan lokasi dimana unggas
tinggal dalam kondisi tidak diurus dengan baik. Virus flu burung adalah virus influenza A
subtipe jenis H5 N1 yang telah berada didalam kotoran hewan unggas dan menginfeksi beberapa
bagian tubuh hewan itu sendiri yang dapat bermigrasi ditubuh manusia.

ads

Gejala
Cara penularan flu burung sangat berkaitan dengan gejala awal yang mengiringinya, diantaranya
:

• Mengalami demam tinggi yang dapat mencapai diatas 39 derajat celsius


• Tenggorokan terasa nyeri dan sulit untuk menelan makanan
• Muncul batuk batuk
• Seluruh atau sebagian otot tubuh menderita nyeri dan kaku
• Menderita sakit kepala
• Nafsu makan berkurang
• Muntah muntah dan menderita diare
• Menderita sakit perut yang timbul tenggelam
• Menderita iritasi dan infeksi selaput mata
• Tubuh terasa lemas seperti tak ada tenaga
• Mengalami infeksi saluran pernafasan bagian atas atau ISPA
• Mengalami kelainan paru paru yaitu munculnya pneumonia (radang paru)

Cara penularan flu burung yang perlu diwaspadai

1. Melalui Lingkungan yang kotor


Jangan membiasakan membiarkan kandang atau peternakan unggas dalam kondisi kotor berhari
hari, Karena dapat mempermudah berkembang biaknya penyakit yang disebabkan oleh
virus yang sering muncul adalah virus H5N1 melalui kotoran hewan yang jatuh dan melekat
pada tanah atau permukaan lantai kandang.

2. Melalui Peralatan unggas


Peralatan pakan, Minum atau ember untuk membersihkan lokasi kandang sebaiknya dijaga
kebersihannbya agar mencegah munculnya virus flu burung. Peralatan yang dipakai dapat mudah
terkontiminasi dengan virus H5N1 dari manusia yang sebelumnya telah terinfeksi unggas dari
kandang lain melalui cipratan bersin jika memang sipenderita mengalami bersin bersin atau
karena ludah yang dia buang disekitar kandang.

3. Mengkonsumsi unggas dan telurnya


Pilihlah daging unggas yang dinyatakan benar brnar terbebas dari Virus H5 N1 yaitu ketika
masih hidup unggasnya yang tidak mengalami diare, Jenggernya membengkak dan membiru atau
ada pendarahan yang menyeluruh pada sekitar kakinya. Agar lebih aman walaupun unggas
dalam keadaan sehat tetaplah untuk merebus dagingnya disuhu seratus derajat dan merebus telur
diatas 70 derajat celsius selama kurang lebih 5 menit.

4. Tidak langsung membakar ungags


Jika anda menemukan ungags banyak yang mati mendadak dan berlangsung selama berhari
hari,maka itu adalah tanda tanda unggas telah terserang virus H5N1. Segeralah membakarnya
agar pergerakann virus H5N1 dapat diblokir dengan cepat dan tidak menginfeksi lingkungan
lain.

Sponsors Link

5. Unggas yang bermigrasi


Penularan virus flu burung dapat disebabkan penyebaran virus H5N1 dari burubng burunng yang
mengalami migrasi dari satu tempat ketempat yang lain, Sedangkan didalam tubuhnya telah
terjangkit virus H5N1 .Kotoran dari hewan hewan yang bermigrasi cenderung berada dilokasi
baru tempat mereka bermigrasi secara berkelompokj, Inilah yang rentan terjadi penyebaran virus
jika manusia tanpa sengaja menyentuhnya atau tertinggal pada permukaan telapak kaki tanpa
alas.

6. Transportasi
Kendaraan dalam bentuk apapun yang membawa hewan ternak dapat menjadi faktor ampuh
munculnya penularan virus flu burung yaitu virus H5N1 dengan cara menempelnya atau
tercecernya darah, Cairan liur dan kotoran unggas yang tidak terlihat langsung oleh mata. Jika
tersentuh pada sepatuy, Sandal, Tangan atau baju manusia maka rentan akan masuk pada rongga
muklut dah hidung jika tanpa sengaja anda makan sesuatu tanpa mencuci tangan terlebih dahulu
atau belum mengganti pakaian dan melepaskan apapun yang melekat pada tubuh sebelum
makan.

Pencegahan
Penularan virus H5 N1 dapat dicegah dengan beberapa cara mudah, Diantaranya:
1. Mencuci tangan
Membiasakan diri untuk didsiplin mencuci tangan sesudah berinteraksi dengan hewan peliharaan
terutama ungags seperti ayam, Bebek, Burung dan lain lain. Cucilah dengan sabun atau cara
desinfektan walaupun pada kenyataannya anda telah menggunakan sarung tangan ketika berada
dalam kandang kecil , Berukuran sedang atau peternakan yang luas.

2. Menggunakan masker
Memakai masker ketika melintas atau berada didalam kandang unggas sangat berguna untuk
memperkecil mudahnya virus H5N1 masuk melalui udara yang tanpa sengaja terhirup.

3. perhatikan jarak antara kandang dan rumah


Jika ingin memiliki kandang unggas sebaiknya jauh dari lokasi tempat tinggal atau pemukiman
padat penduduk agar jika terjadi adanya virus H5 N1 pada hewan ternak tidak mudah menyebar
pada manusia. Dirikan kandang setidaknya berjarak 50 meter dari rumah atau penduduk.

ads

4. Vaksin pada unggas


Jangan malu atau malas untuk berkomunikasi dan berkonsultasi tentang vaksin unggas untuk
pencegahan munculnya virus flu burung. Vaksin akan diberikan pada unggas dengan peraturan
yang telah ditetapkan dinas kesehatan setempat. Cara ini terbukti dapat menekan angka
munculnya penularan virus flu burung dikalangan masyarakat.

Pencegahan
Penularan virus flu burung yaitu H5N1 dapat dicegah dengan beberapa cara mudah, Diantaranya:

1.Mencuci tangan
Membiasakan diri untuk didsiplin mencuci tangan sesudah berinteraksi dengan hewan peliharaan
terutama ungags seperti ayam, Bebek, Burung dan lain lain. Cucilah dengan sabun atau cara
desinfektan walaupun pada kenyataannya anda telah menggunakan sarung tangan ketika berada
dalam kandang kecil , Berukuran sedang atau peternakan yang luas.

2.Menggunakan masker
Memakai masker ketika melintas atau berada didalam kandang unggas sangat berguna untuk
memperkecil mudahnya virus H5N1 masuk melalui udara yang tanpa sengaja terhirup .

3. perhatikan jarak antara kandang dan rumah


Jika ingin memiliki kandang unggas sebaiknya jauh dari lokasi tempat tinggal atau pemukiman
padat penduduk agar jika terjadi adanya virus H5 N1 pada hewan ternak tidak mudah menyebar
pada manusia. Dirikan kandang setidaknya berjarak 50 meter dari rumah atau penduduk.

4. Vaksin pada unggas dan manusia


Jangan malu atau malas untuk berkomunikasi dan berkonsultasi tentang vaksin unggas dan untuk
manusia yang tujuannya untuk pencegahan munculnya virus flu burung. Vaksin yang diberikan
berupa vaksinasi influenza yang akan diberikan pada unggas dengan peraturan yang telah
ditetapkan dinas kesehatan setempat. Cara ini terbukti dapat menekan angka munculnya
penularan virus flu burung dikalangan masyarakat.
Rekomendasi obat yang dianjurkan
Jika seseorang telah terlanjur terinfeksi virus H5N1 maka ada 2 obat yang direkomendasikan
untuk boleh dikonsumsi menurut dokter yang terkait.

1. Jenis Amantadine dan Rimantadine


jenis obat anti virus ini memiliki ion channel blocker yang mampu menghambat pergerakan virus
flu burung agar tidak berkembang biak dan mencegah organ tubuh terinfeksi lebih parah lagi.

2.Neurimadase (NA) inhibitor


Jenis obat anti virus ini yaitu golongan dari zanamivir dan oseltamivir yang mempunyai
kemampuan menghentikan penularan virus flu burung dan memblokir cepat perkembangbiakan
virus secara bertahap namun pasti yang ada didalam sel manusia sehingga virus hanya bisa
berada pada permukaan sel saja tanpa mampu masuk dalam jaringan tubuh lain, Kondisi ini
dapat menekan pergerakan dan mematikan virus .

SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome)


Penulis : Andre Tjie Wijaya Tanggal : 2017-06-02
Daftar isi

 Definisi
 Gejala
 Penyebab
 Pengobatan

DEFINISI
SARS adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus corona SARS (SARS-CoV). Penderita
yang terkena SARS mengalami gangguan pernafasan yang akut (terjadi dalam waktu cepat) dan
dapat menyebabkan kematian. SARS merupakan penyakit menular dan dapat mengenai siapa
saja, terutama orang tua.

Penyakit SARS pertama kali muncul di Provinsi Guangdong, Cina Selatan pada tanggal 16
November 2002. Dalam waktu kurang lebih 3 bulan, SARS sudah menginfeksi 305 jiwa dengan
kasus kematian mencapai 5 kasus. Pada saat itu, kasus tersebut dianggap sebagai radang paru-
paru yang tidak khas (pneumonia atipikal). Kemudian pada Februari 2003 SARS berhasil
diidentifikasi untuk pertama kalinya. Seorang dokter, bernama dr. Carlo Urbani, menemukan
penyakit tersebut pada seseorang yang bepergian dari China ke Vietnam melalui Hong Kong.
Pasien tersebut dan dr. Carlo akhirnya meninggal karena penyakit SARS. SARS menyebar dan
menginfeksi ribuan orang di Asia, Australia, Eropa, Afrika, dan benua Amerika. Saat puncak
penyebaran, kasus SARS yang baru, dapat mencapai 200 kasus per harinya.

Respon yang cepat dari seluruh dunia membantu mencegah penyebaran lebih lanjut. Setelah 7
Juni 2003, tidak ada lagi kejadian SARS yang dilaporkan terjadi. Sampai dengan tahun 2003
diperkirakan terjadi 8000 kasus SARS dengan kematian mencapai 750 jiwa. Kematian lebih
banyak terjadi pada orang tua (usia diatas 65 tahun), di mana kematian dapat mencapai lebih dari
50% jumlah kasus SARS.

GEJALA
Masa inkubasi (selang waktu antara virus masuk ke tubuh sampai menimbulkan gejala) SARS
berkisar antara 2-10 hari dengan rata-rata 6 hari. Gejala yang khas pada SARS adalah batuk,
sesak nafas atau sulit bernafas, nafas pendek, dan demam lebih dari 38⁰C. Penyakit SARS
memiliki 3 fase perkembangan gejala. Pada fase pertama (terjadi dalam minggu pertama setelah
infeksi), pasien akan merasakan gejala seperti influenza, antara lain demam, badan terasa lemah,
nyeri otot, kaku pada seluruh tubuh atau menggigil, dan sakit kepala.

Penyakit SARS akan semakin berkembang sehingga pada minggu kedua pasien mulai merasakan
gejala yang lebih hebat dan masuk ke dalam fase kedua. Gejala yang dirasakan adalah batuk
(umumnya kering tanpa dahak), sesak nafas, dan diare. Diare yang diderita pasien adalah diare
dengan jumlah yang banyak dan cair tanpa lendir dan darah. Pada minggu kedua tingkat oksigen
yang terlarut dalam darah (saturasi oksigen) mulai menurun.

Pada fase ketiga, terjadi gangguan pernafasan yang berat sehingga pasien memerlukan bantuan
pernafasan melalui alat ventilator. Pada fase ini, umumnya terjadi komplikasi berupa sepsis
(infeksi dimana kuman penyebab beredar dalam aliran darah), kerusakan organ tubuh, dan
kematian.

Pada orang tua yang terkena SARS, akan muncul gejala-gejala yang tidak khas seperti demam
dan penyakit sekunder (disebabkan infeksi dari kuman lain) seperti radang jaringan paru-paru
(pneumonia). Gejala tidak khas juga muncul pada pasien dengan penyakit lain, seperti diabetes
mellitus (kencing manis), tekanan darah tinggi (hipertensi), penyakit jantung iskemik (penyakit
jantung akibat jantung kekurangan oksigen), dan penyakit penyerta lainnya.

Pasien anak-anak yang terkena penyakit SARS, umumnya lebih jarang dibandingkan dewasa.
Gejala SARS yang timbul pada anak-anak juga lebih ringan dibanding pasien dewasa. Selain itu,
anak-anak lebih cepat sembuh dibandingkan orang dewasa. Namun, saat ini belum diketahui
alasan SARS lebih ringan pada anak-anak dibandingkan dewasa.

Penyakit SARS yang mengenai wanita hamil meningkatkan risiko kehilangan atau kematian
janin pada awal kehamilan. Bila infeksi SARS terjadi pada akhir kehamilan, maka risiko
kematian ibu lebih tinggi dibandingkan tanpa infeksi SARS. Untuk mengetahui penyakit SARS,
seseorang dengan gejala di atas akan menjalani beberapa pemeriksaan, seperti pemeriksaan foto
rontgen thorax (rontgen dada), pemeriksaan darah, dan pemeriksaan virus. Tidak ada satu tes
pun yang dapat langsung mendeteksi SARS dengan ketepatan yang tinggi. Komplikasi yang
terjadi akibat SARS adalah sepsis, gagal nafas, gagal jantung, gagal hati, dan kematian.

PENYEBAB
Penyakit SARS disebabkan oleh kelompok virus corona, yang merupakan penyebab influenza.
Diperkirakan virus ini bermula dari penyebaran melalui hewan mamalia ke manusia di China.
Penularan virus terjadi secara airborne (melalui perantara udara), kontak yang erat dan kontak
langsung dengan alat yang terkontaminasi.

Yang dimaksud dengan kontak erat adalah tinggal bersama dengan pasien, atau mempunyai
kemungkinan melakukan kontak dengan cairan tubuh pasien. Contoh seperti berciuman,
menggunakan alat makan bersama, berbicara dalam jarak dekat (dalam jarak 1 meter).

Saat ada pasien SARS batuk atau bersin, partikel virus ikut berterbangan. Apabila partikel virus
ini dihirup oleh orang yang sehat, maka tertularlah orang tersebut dengan SARS. Kontak
langsung dengan barang yang telah terkontaminasi juga dapat menularkan SARS, karena virus
SARS dapat bertahan sampai kurang lebih 6 jam. Virus SARS ditemukan juga pada kotoran
manusia, dan dapat bertahan hingga puncaknya pada hari ke-13 sampai 14. SARS dapat
ditularkan melalui kotoran namun lebih jarang terjadi.

Pada orang yang dicurigai terkena SARS, ditanyakan mengenai riwayat bepergian ke tempat
dengan kasus SARS, riwayat kontak dengan pasien SARS, riwayat pekerjaan, dan riwayat
perawatan di rumah sakit sebelumnya. Walaupun tidak ditemukan riwayat yang positif, penyakit
SARS tidak dapat disingkirkan begitu saja.

Masih ada beberapa pertanyaan seputar penularan SARS sampai saat ini. Selama wabah SARS
pada tahun 2002-2003, ternyata tidak semua orang yang kontak dengan pasien SARS ikut
menderita SARS. Selain itu, pada beberapa kasus penderita SARS ternyata tidak ditemukan
riwayat kontak sebelumnya. Dengan demikian, bila dibandingkan dengan penyakit lain yang
ditularkan melalui udara (seperti influenza), penyakit SARS merupakan penyakit dengan tingkat
penularan menengah.

Virus SARS bukan virus yang mudah menular. Penularan SARS membutuhkan pasien yang
infeksius (pasien yang dapat menularkan) dan suatu komunitas yang dekat (seperti pekerja
fasilitas kesehatan, kelompok travel, kelompok keagamaan, atau interaksi dekat seperti
berpelukan dan berciuman). Beberapa faktor risiko yang menyebabkan seseorang lebih mudah
terinfeksi SARS, yaitu usia tua, infeksi hepatitis B sebelumnya, penyakit diabetes mellitus
(kencing manis).

PENGOBATAN
Seseorang yang sudah positif terkena SARS, maka penderita harus diisolasi di rumah sakit.
Pengobatan yang diberikan berupa antibiotik, antivirus, anti peradangan golongan steroid,
oksigen, dan bantuan pernafasan. Walaupun antibiotik digunakan untuk mengatasi infeksi yang
disebabkan oleh bakteri, namun aintibiotik yang memiliki spektrum luas (menyerang beberapa
jenis bakteri) umum digunakan dalam pengobatan SARS. Pengunaan antibiotik untuk mengatasi
terjadinya radang jaringan paru-paru (pneumonia). Antivirus yang digunakan dalam pengobatan
SARS adalah Ribavirin. Namun kegunaan dan efek samping dari Ribavirin masih diperdebatkan.

Pasien dengan SARS umumnya mengalami gejala depresi dan cemas. Begitu pula dengan
keluarga pasien. Faktor psikologi seperti ini juga penting diperhatikan, sehingga dibutuhkan
dukungan dan konseling bagi pasien dan keluarga. SARS adalah penyakit infeksi yang menular,
walaupun tingkat penularannya sedang, dan perlu dilakukan pencegahan untuk menghindari
terjadinya wabah kembali. Sampai saat ini belum ada vaksin untuk pencegahan infeksi virus
SARS. Cara pencegahan paling efektif adalah memutus rantai penularan. Pada sebagian besar
kasus, SARS menular dengan kontak yang sangat dekat, sehingga pencegahan yang tepat adalah
dengan melakukan isolasi pada pasien yang terinfeksi.

Mneghindari dan mengurangi kontak dengan pasien SARS menurunkan risiko tertular. Tindakan
pencegahan lain yang dapat dilakukan adalah menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan
dengan sabun, menutup mulut saat batuk dan bersin atau menggunakan masker, tidak berbagi
alat makan dan alat lain dengan orang lain, dan menggunakan sarung tangan bila akan
melakukan kontak dengan cairan tubuh seseorang.

Nasihat penting bagi para wisatawan (travelers) dalam mewaspadai SARS adalah berhati-hati
bila merasa gejala utama SARS (demam lebih dari 38⁰C, batuk kering, dan susah bernafas) dan
ada riwayat bepergian ke tempat dengan kasus SARS dalam kurun waktu 10 hari terakhir.
Tempat-tempat tersebut antara lain China, Kanada, Hong Kong, Taiwan, Vietnam, Singapura,
dan Amerika Serikat. Konsultasikan dengan dokter apabila gejala-gejala di atas terjadi.

Daftar pustaka
Anderson LJ. Coronaviruses. In: Goldman L, Ausiello D, eds. Cecil Medicine.
23rd ed. Philadelphia, Pa: Saunders Elsevier; 2007:chap 389.
McIntosh K, Perlman S. Coronaviruses including severe acute respiratory
distress syndrome (SARS)-associated coronavirus. In: Mandell GL, Bennett JE,
Dolin R, eds. Mandell, Douglas, and Bennett's Principles and Practice of
Infectious Disease. 7th ed. Philadelphia, Pa: Saunders Elsevier; 2009:chap
155.
Longo DL, Fauci AS, Kasper DL, et al. Harrison’s principles of internal
medicine. 18th edition. New York: McGraw- Hill; 2012.
Department of Communicable Disease Surveillance and Response. WHO guidelines
for the global surveillance of severe acute respiratory syndrome (SARS).
Geneva: WHO; 2004.
Kamps BS, Hoffmann C, Drosten C, Lau ACW, Preiser W, So LKY, et al. SARS
reference. Flying Publisher; 2003.
Centers for Disease Control and Prevention. Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS). [Online]. 2013 April [cite

Pengertian Penyakit SARS Gejala Pencegahan dan Pengobatan. Sindrom Pernapasan Akut
Berat atau dalam bahasa Inggrisnya Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) adalah sebuah
jenis penyakit pneumonia. Penyakit ini pertama kali muncul pada November 2002 di Provinsi
Guangdong, Tiongkok. SARS disebabkan oleh virus SARS.
Saat munculnya virus SARS, Tiongkok membungkam berita wabah SARS baik internal maupun
internasional, sehingga penyakit ini menyebar sangat cepat, mencapai negeri tetangga Hong
Kong dan Vietnam pada akhir Februari 2003, kemudian ke negara lain dengan perantaraan
wisatawan internasional. Kasus terakhir dari epidemi ini terjadi pada Juni 2003. Dalam wabah
itu, 8.069 kasus muncul yang menewaskan 775 orang.

Baca Juga : Pengertian Penyakit MERS Gejala Penyebab dan Pencegahan

Penyebab SARS
Penyebab Penyakit SARS adalah virus corona dan paramoxviridae. Kedua virus ini sudah lama
ada tapi gejalanya tidak seganas dan separah seperti saat ini. Coronavirus selama ini dikenal
sebagai virus penyebab demam flu, radang paru-paru dan diare, sedang virus paramoxyviridae
adalah penyebab parainfluenza. Kesimpulan sementara virus penyebab SARS saat ini adalah
virus baru hasil mutasi dari coronavirus.

Virus corona menyebar lewat udara, masuk melalui saluran pernapasan lalu bersarang di paru-
paru. Dalam tempo sekitarnya dua hingga sepuluh hari, paru-paru akan meradang, bernapas kian
sulit. Penularannya juga dapat terjadi melalaui melalui kontak langsung dengan pasien atau
terkena cairan pasien. Misalnya terkena ludah saat pasien bersin atau batuk.

Gejala
Awal gejalanya mirip seperti flu, demam, myalgia, lethargy, gejala gastrointestinal, batuk,
radang tenggorokan dan gejala non-spesifik lainnya. Satu-satunya gejala yang sering dialami
seluruh pasien adalah demam di atas 38 °C (100.4 °F). Dan selanjutnya napas menjadi sesak.

Gejalanya biasa muncul 2–10 hari setelah terekspos, tetapi sampai 13 hari juga pernah
dilaporkan terjadi. Pada kebanyakan kasus gejala biasanya muncul antara 2–3 hari. Sekitar 10–
20% kasus membutuhkan ventilasi mekanis.

Penderita penyakit ini, paru-parunya mengalami radang, limfositnya menurun, trombositnya juga
mungkin menurun. Kalau sudah berat, oksigen dalam darah menurun dan enzim hati akan
meningkat. Ini semua gejala yang bisa dilihat dengan alat medis.

Investigasi
Kemunculan SARS pada Sinar X di dada (CXR) bermacam-macam bentuknya. Kemunculan
patognomonic SARS tidak kelihatan tetapi biasanya dapat dirasakan dengan munculnya lubang
di beberapa bagian di paru-paru. Hasil CXR awalnya mungkin lebih kelihatan.

Jumlah Sel darah putih dan platelet cenderung rendah. Laporan awal mengindikasikan jumlah
neutrophilia dan lymphopenia yang cenderung relative disebut demikian karena angka total sel
darah putih cenderung rendah. Hasil laboaratorium lainnya seperti naiknya kadar lactate
dehydrogenase, creatinine kinase dan C-Reactive protein.

Diagnosis
Sebuah kasus SARS dapat di identifikasi ketika seorang pasien yang mengalami:
salah satu dari gejala-gejala termasuk demam dengan suhu 38 °C atau lebih dan pernah
mengalami
Kontak dengan seseorang yang didiagnosis mengidap SARS pada kurun waktu 10 hari terakhir
ATAU
mengunjungi salah satu dari daerah yang teridentifikasi oleh WHO sebagai area dengan transmisi
lokal SARS (daerah itu pada 10 Mei 2003 adalah sebagian kawasan Tiongkok, Hong Kong,
Singapura dan provinsi Ontario, Kanada).

Sebuah kasus kemungkinan SARS mempunyai gejala-gejala di atas berikut hasil sinar-X pada
dada yang positif menderita atypical pneumonia atau sindrom pernapasan panik.

Dengan kemajuan tes diagnosis coronavirus yang menyebabkan SARS, WHO telah menambah
kategori "SARS menurut hasil laboratorium" untuk pasien yang sebenarnya masuk kategori
"kemungkinan" namun belum/tidak mengalami perubahan pada sinar x di dada tetapi hasil
diagnosis laboratorium positif menderita SARS menurut salah satu dari tes yang diperbolehkan
(ELISA, immunofluorescence atau PCR).

Baca Juga : Cara Alami Mencegah dan Mengobati Demam

Pencegahan SARS
Pencegahan paling utama adalah dengan tidak mengunjungi ke wilayah yang sudah terjangkit
SARS, karena sebagian besar infeksi terjadi di sini. Apabila tidak memungkinkan, sebisa
mungkin hindari berdekatan dengan penderita atau penderita bergejala sama, dan gunakan selalu
masker penutup hidung dan mulut serta sarung tangan. Pemakaian masker dan sarung tangan
ditujukan untuk menghindari penularan melalui cairan dan udara (debu).

Jika Anda baru pulang dari luar negara yang terkena wabah SARS, setidaknya dalam 10 hari
pertama harus waspada terhadap gejala SARS dan segera berobat jika gejala-gejalanya muncul.
Selain itu perkuat daya tahan tubuh dengan makan makanan bergizi, istirahat cukup, dan
berolahraga teratur. Dan tentu saja, jaga kebersihan tubuh, misalnya segera mencuci tangan
setelah berada ditempat umum.

Pengobatan
Pengobatan SARS hingga kini masih bergantung pada anti-pyretic, supplemen oksigen dan
bantuan ventilasi. Kasus SARS yang mencurigakan harus diisolasi, lebih baiknya di ruangan
tekanan negatif, dengan kostum pengaman lengkap untuk segala kontak apapun dengan pasien.
Awalnya ada dukungan anekdotal untuk penggunaan steroid dan antiviral drug ribavirin, namun
tidak ada bukti yang mendukung terapi ini. Sekarang banyak juru klinik yang mencurigai
ribavirin tidak baik bagi kesehatan.

Ilmuwan kini sedang mencoba segala obat antiviral untuk penyakit lain seperti AIDS, hepatitis,
influenza dan lainnya pada coronavirus.

Ada keuntungan dari penggunaan steroid dan immune system modulating agent lainnya pada
pengobatan pasien SARS yang parah karena beberapa bukti menunjukkan sebagian dari
kerusakan serius yang disebabkan SARS disebabkan oleh reaksi yang berlebihan oleh sistem
kekebalan tubuh terhadap virus. Penelitian masih berlanjut pada area ini.

Desember 2004, laporan menyebutkan para peneliti Tiongkok telah menemukan sebuah vaksin
SARS yang telah diujicoba pada 36 sukarelawan, 24 diantaranya menghasilkan antibodi virus
SARS.

engertian Penyakit SARS dan Penyebabnya


disertai Gejalanya
Moh Nurrofiq Sabtu, 21 Juli 2012 00:10 WIB Sains Comments Off on Pengertian Penyakit
SARS dan Penyebabnya disertai Gejalanya

(Pengertian Penyakit SARS dan Penyebabnya disertai Gejalanya) – SARS (Severe Acute
Respiratoty Syndrome) adalah suatu jenis penyakit pernapasan akibat virus yang pertama kali
terjadi di beberapa negara Asia. Penyakit ini kemudian menyebar ke Amerika dan Eropa.
Virusnya bernama SARS-CoV (SARS Coronavirus) yang menyerang saluran pernapasan bagian
atas. Para ahli percaya, SARS pertama kali berkembang di dalam tubuh binatang. Hal ini
berdasarkan temuan mereka akan virus yang sama di dalam tubuh musang. Musang ini di Cina
dikonsumsi sebagai makanan saat keadaan terdesak.

Penyebab Penyakit SARS


Para ilmuwan kian meyakini bahwa virus dari keluarga corona adalah penyebab SARS.
Ilmuwan dari Hong Kong mengaku bahwa mereka telah berhasil menunjukkan dengan tepat
virus corona itu setelah mengidentifikasi bagian kecil dari sampel DNA pasien yang terinfeksi
SARS. Hasil riset ilmuwan Hong Kong ini didukung hasil riset Institut Pasteur di Perancis dan
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Atlanta, AS.

Dr Mark Salter dari WHO menyatakan, virus itu biasanya menyerang binatang, umumnya babi (
Virus ini pertama kali ditemukan oleh Twnell dari USA pada tahun 1965 dan berhasil melakukan
kultur yang ditemukan pada manusia dengan gejala Commond Cold dan penyakit Infeksi saluran
pernapasan bagian atas, biasanya virus ini muncul pada musim dingin dan awal musim semi, jika
virus ini berasal dari Babi, maka pada manusia akan menyebabkan kelainan Gastro Enteritis, jika
berasal dari ayam , pada manusia akan menyebabkan bronchitis dan jika berasal dari tikus, pada
manusia akan menyebabkan Hepatitis, virus ini juga dapat ditemukan pada penderita HIV/AIDS
yang menderita Diare), yang dengan berbagai cara akhirnya menyebar ke manusia.

Saat ini ilmuwan telah melampaui tahapan penemuan virus itu sehingga mereka dapat
konsentrasi untuk menemukan cara mendiagnosa, mengobati dan mencegah wabah itu sehingga
dokter bisa mengkonfirmasikan pada pasien yang yang terinfeksi virus mematikan itu. Hingga
kini belum ada obat antivirus yang berhasil mengobati SARS atau vaksin untuk mencegahnya.

Bagaimana cara pencegahan,pengobatan,penyebaran,gejala dan penyebab penyakit SARS?

dr. Debby Phanggestu


Dokter

Oct 27, 2015 at 05:21 PM

Selamat Sore, Severe Acute Respiratory Syndrome atau yang dikenal dengan SARS disebabkan
oleh virus (coronavirus). Penyebarannya pertama kali adalah di Asia (thn 2003) meluas ke
negara lainnya di dunia. Diduga secara air borne (melalui udara) dari cairan (droplet) penderita
yang batuk/bersin atau melalui kontak langsung dengan penderita SARS. Gejala yang dapat
muncul pada SARS antara lain :

 demam (> 38 derajat celcius)


 batuk kering
 sakit kepala
 tidak enak badan
 sesak napas
 dan lain-lain

Pengobatan terhadap pasien SARS dilakukan pada rumah sakit khusus (misalnya Rumah Sakit
Penyakit Infeksi Prof.Dr Sulianti Saroso di Indonesia) dan pasien SARS dikarantina/isolasi
hingga dinyatakan sembuh/tidak infeksius. Obat yang diberikan tergantung dari kondisi medis
pasien tersebut. Pencegahannya adalah dengan menghindari kontak dengan penderita SARS, cuci
tangan dengan sabun antiseptik, dan memakai masker jika berpergian. Semoga bermanfaat,
dr.Debby Phanggestu

1. Beberapa cara penyebaran Penyakit Menular

a. Penyakit Influenza :

Flu atau influenza adalah infeksi virus menular yang mempengaruhi sistem pernapasan. Flu
sering dapat diobati di rumah, meskipun rumah sakit mungkin diperlukan jika ada komplikasi.
Penyebaran dapat melalui beberapa cara yaitu :
 melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi
 melalui kontak dengan benda yang terkontaminasi (disebut fomites, seperti mainan,
pegangan pintu)
 jika menghirup virus.

b. Penyakit Cholera :

Bakteri Vibrio Cholerae akan mengeluarkan enterotoksin atau racunnya di saluran usus sehingga
terjadinya diare yang disertai muntah akut. Gejala ini menyebabkan penderita hanya dalam
beberapa hari dapat kehilangan banyak cairan tubuh atau dehidrasi. Penyakit kolera dapat
menyebar baik sebagai penyakit yang endemik, epidemik atau pandemik. Bakteri Vibrio
cholerae berkembang biak dan menyebar melalui feses (kotoran) manusia. Jika kotoran yang
mengandung bakteri membuat kontaminasi air sungai dan lainnya, maka orang yang melakukan
kontak dengan air tersebut beresiko terkena kolera, bahkan mengonsumsi ikan dalam air yang
sudah terkontaminasi pun bisa menyebabkan Anda terkena kolera. Cara pencegahan dan
memutuskan tali penularan penyakit kolera adalah dengan prinsip sanitasi lingkungan, terutama
kebersihan air dan pembuangan kotoran (feaces) pada tempatnya yang memenuhi standar
lingkungan. Lainnya ialah meminum air yang sudah dimasak terlebih dahulu, cuci tangan dengan
bersih sebelum makan memakai sabun/antiseptik, cuci sayuran dangan air bersih terutama
sayuran yang dimakan mentah (lalapan), hindari memakan ikan dan kerang yang dimasak
setengah matang. Bila dalam anggota keluarga ada yang terkena kolera, sebaiknya diisolasi dan
secepatnya mendapatkan pengobatan. Benda yang tercemar muntahan atau tinja penderita harus
di sterilisasi, searangga lalat (vektor) penular lainnya segera diberantas. Pemberian vaksinasi
kolera dapat melindungi orang yang kontak langsung dengan penderita.

c. Flu Burung (H5N1) :

Penularan dari unggas ke manusia terjadi lewat kontak air liur dan kotoran unggas. Kontak itu
terjadi lewat sentuhan langsung atau juga melalui kendaraan yang mengangkut hewan-hewan itu.
Juga termasuk kandang, alat-alat peternakan,pakan ternak, pakaian, sepatu para peternak.
Unggas yang sudah dimasak tidak akan menularkan flu burung ke manusia sebab virus itu akan
mati dengan pemanasan 80 derajat lebih dari satu menit. Selama ini kita selalu menggoreng
ayam dengan suhu di atas 80 derajat dan lebih dari satu menit. Jadi pasti aman.

d. Penyakit SARS :

adalah kepanjangan dari Severe Acute Respiratory Syndrome, yakni suatu infeksi saluran
pernafasan yang mengancam jiwa pemicunya sendiri adalah coronavirus yang berhubungan
dengan SARS. Penyakit ini pertama kali ditemukan di China pada tahun 2002 silam yang
kemudian penyebarannya merambat begitu cepat hingga ke Hongkong dan mulai menyebar
keberbagai belahan dunia yang menjangkit masyarakat dilebih dari 20 negara. SARS ini amat
menular dan menyebar dari orang ke orang dengan cepat, karena penyebarannya bisa melalui
droplet saluran pernapasan atau melalui kontak langsung dengan pasien yang terinfeksi.
Penularan melalui udara, seperti misalkan penyebaran udara, ventilasi, berada dalam satu
kendaraan atau gedung yang sama. Hingga saat ini waktu penularan dari individu ke individu
lainnya belum diketahui dengan jelas. Cara yang terbaik untuk mencegah suatu penyakit adalah
menghindari kemungkinan dan sumber penyakit itu sendiri. Begitupun dengan tindakan
pencegahan untuk penyakit SARS. Hindari tempat atau area terjadinya kasus SARS seperti
daerah pembawa wabah penyakit SARS atau tempat ditemukannya korban yang terinfeksi
SARS. Selain itu, hindari kontak intensif dengan orang-orang yang menderita dan terinfeksi
SARS dengan alasan apapun karena kontak langsung adalah salah satu penyebaran paling umum
yang ditemukan dari para penderita penyakit ini.

e. Flu Singapore :

sebenarnya adalah penyakit yang di dunia kedokteran dikenal sebagai Hand, Foot, and Mouth
Disease (HFMD) atau dalam bahasa Indonesia Penyakit Tangan, Kaki, dan Mulut (PTKM).
Penyakit ini sangat menular dan sering terjadi dalam musim panas. PTKM adalah penyakit yang
kerap terjadi pada kelompok masyarakat yang padat dan menyerang anak-anak usia 2 minggu
sampai 5 tahun ( kadang sampai 10 tahun ). Orang dewasa umumnya lebih kebal terhadap
enterovirus, walau bisa juga terkena.

Penularannya melalui jalur fekal-oral (pencernaan) dan saluran pernapasan, yaitu dari droplet
(butiran ludah), pilek, air liur, tinja, cairan vesikel (kelainan kulit berupa gelembung kecil berisi
cairan) atau ekskreta. Penularan kontak tidak langsung melalui barang, handuk, baju, peralatan
makanan, dan mainan yang terkontaminasi oleh sekresi itu. Tidak ada vektor tetapi ada pembawa
seperti lalat dan kecoa.

Penyakit ini sering terjadi pada masyarakat dengan sanitasi yang kurang baik. Pencegahan
penyakit adalah dengan menghilangkan kekumuhan dan kepadatan lingkungan; kebersihan
(Higiene dan Sanitasi) lingkungan maupun perorangan. Cara yang paling gampang dilakukan
adalah misalnya membiasakan selalu cuci tangan, khususnya sehabis berdekatan dengan
penderita, desinfeksi peralatan makanan, mainan, handuk yang memungkinkan terkontaminasi.
Bila perlu anak tidak bersekolah selama satu minggu setelah timbul rash sampai panas hilang.
Pasien sebenarnya tak perlu diasingkan karena ekskresi virus tetap berlangsung beberapa minggu
setelah gejala hilang, yang penting menjaga kebersihan perorangan.

Upaya pemerintah dalam hal ini :

 Meningkatkan survailans epidemiologi (perlu definisi klinik)


 Memberikan penyuluhan tentang cara-cara penularan dan pencegahan PTKM untuk
memotong rantai penularan.
 Memberikan penyuluhan tentang tanda-tanda dan gejala PTKM
 Menjaga kebersihan perorangan.

Bila anak tidak dirawat, harus istirahat di rumah karena :


- Daya tahan tubuh menurun.
- Tidak menularkan kebalita lainnya.

Menyiapkan sarana kesehatan tentang tatalaksana PTKM termasuk pelaksanaannya.

2. Cara-cara Pencegahan Penyakit Menular secara Umum


a. Mempertinggi nilai kesehatan.

Ditempuh dengan cara usaha kesehatan (hygiene) perorangan dan usaha kesehatan lingkungan
(sanitasi). Cara terbaik untuk menghindari patogen adalah dengan sering mencuci tangan Anda.
Anda harus mencuci tangan setelah menggunakan kamar mandi atau memegang daging mentah
atau ikan.. Anda juga harus mencuci makanan yang Anda makan, dan peralatan dan meja di
mana makanan dipersiapkan. Selain itu, Anda harus mencuci tangan Anda setelah berada di
sekitar orang-orang sakit. Jika sabun dan air tidak tersedia, gunakan beberapa pembersih tangan.

b. Memberi vaksinasi/imunisasi

Merupakan usaha untuk pengebalan tubuh. Ada dua macam, yaitu :


Pengebalan aktif, yaitu dengan cara memasukkan vaksin ( bibit penyakit yang telah dilemahkan),
sehingga tubuh akan dipaksa membuat antibodi. Contohnya pemberian vaksin BCG, DPT,
campak, dan hepatitis.
Pengebalan pasif, yaitu memasukkan serum yang mengandung antibodi. Contohnya pemberian
ATS (Anti Tetanus Serum).

c. Pemeriksaan kesehatan berkala

Merupakan upaya mencegah munculnya atau menyebarnya suatu penyakit, sehingga munculnya
wabah dapat dideteksi sedini mungkin. Dengan cara ini juga, masyarakat bisa mendapatkan
pengarahan rutin tentang perawatan kesehatan, penanganan suatu penyakit, usaha mempertinggi
nilai kesehatan, dan mendapat vaksinasi.

Selain cara di atas, gaya hidup sehat merupakan cara yang terpenting untuk mencegah penyakit.
Untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik agar terhindar dari penyakit ada beberapa
cara, antara lain :

 Udara bersih, paru-paru pun sehat: Untuk terhindar dari gangguan pernapasan, hiruplah
udara yang bersih dan sehat. Caranya Tidak perlu repot mencari udara pegungungan,
udara pagi pun sangat baik bagi paru-paru Anda. Selain itu hindari pula udara tercemar,
seperti asap rokok, asap kendaraan atau debu. Bersihkan rumah dan ruangan kerja secara
teratur, termasuk perabot, kipas angin dan AC.
 Banyak minum air putih : Air putih adalah yang terbaik dari minuman apapun.
Biasakanlah minum air putih 8-10 gelas per hari. Kebiasaan ini akan membantu menjaga
kelancaran fungsi ginjal dan saluran kemih. Upayakan untuk minum air hangat di malam
hari dan air sejuk (bukan air es) di siang hari. Tambahkan juga sedikit perasan jeruk
lemon atau jeruk nipis. Selain baik untuk menyegarkan diri, minuman ini sekaligus
membantu mengeluarkan toksin dari dalam tubuh.
 Konsumsi menu bergizi dan seimbang: Pilihlah menu dengan gizi yang cukup, seimbang,
dan bervariasi. Perbanyak konsumsi sayuran hijau dan buah yang mengandung banyak
serat dan zat gizi yang diperlukan tubuh serat. Sebisa mungkin hindari junk food dan
makanan olahan, serta kurangi konsumsi garam dan gula. Satu lagi, jangan lupa sarapan
pagi! Karena sarapan pagi dapat menunjang aktifitas kita sepanjang hari.
 Seimbangkan antara kerja, olahraga dan istirahat:Kerja keras tanpa istirahat sama sekali
tidak ada untungnya bagi Anda. Biasakan istirahat teratur 7-8 jam pada malam hari, dan
jangan sering begadang atau tidur terlalu malam. Cobalah menggunakan waktu senggang
untuk berolahraga ringan atau sekedar melemaskan otot-otot persendian. Dengan
berolahraga 2 – 3 kali per minggu, selama 30 – 45 menit, cukup membuat tubuh bugar
dan stamina prima.
 Kontrol kerja otak:Otak, seperti halnya tubuh kita, dia juga butuh istirahat. Jangan terlalu
memberi beban terlalu banyak, karena otak pun memiliki memori yang terbatas. Lakukan
kegiatan di waktu senggang yang membuat otak bekerja lebih santai, misalkan
melakukan hobi yang menyenangkan, seperti melukis, membaca novel terbaru atau hanya
sekedar mendengarkan musik.
 Jalani hidup secara harmonis:Manusia merupakan mikrokosmos yang harus mematuhi
alam sebagai makrokosmos jika ia ingin tetap sehat. Gunakan akal sehat, itu kuncinya,
jangan mengorbankan hidup dengan menuruti kesenangan diri lewat kebiasaan hidup
yang buruk dan beresiko. Misalkan, minum-minuman keras, merokok atau menggunakan
obat-obatan terlarang. Cobalah untuk menjalani hidup secara harmonis, sebisa mungkin
perkecil resiko terjadinya stres emosional atau psikis.
 Gunakan suplemen gizi:Hanya jika perlu, tubuh kita memerlukan antioksidan (beta-
karoten), vitamin C, vitamin E, dan selenium. Semua zat ini dibutuhkan oleh tubuh untuk
meningkatkan vitalitas dan memperpanjang usia harapan hidup. Untuk memperolehnya
banyak cara yang bisa dilakukan.
 Selain mengkonsumsi makanan segar, bisa juga dengan cara mengkonsumsi suplemen
kesehatan yang banyak dijual di pasaran. Sebaiknya, penggunaan suplemen makanan
lebih dianjurkan sebagai terapi alternatif saja dengan mengutamakan jenis suplemen
makanan yang sudah diteliti dan bermanfaat.

Pengertian Virus MERS Gejala, Penyebab dan Pencegahan. MERS – CoV merupakan
singkatan dari Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus. Penyakit ini adalah penyakit
sindrom pernapasan yang disebabkan oleh virus Corona yang menyerang saluran pernapasan
mulai dari yg ringan hingga berat. Gejalanya adalah demam, batuk dan sesak nafas, bersifat akut,
biasanya pasien memiliki penyakit ko-morbid.

Virus ini merupakan jenis baru dari kelompok Corona virus (Novel Corona Virus). Virus ini
pertama kali dilaporkan pada bulan September 2012 di Arab Saudi. Virus SARS tahun 2003 juga
merupakan kelompok virus Corona dan dapat menimbulkan pneumonia berat akan tetapi berbeda
dari virus MERS CoV. Virus ini termasuk baru dan hingga kini belum ditemukan vaksin untuk
mencegahnya. Namun, virus ini cepat menghilang di udara. Virus Corona sangat mudah
menyebar melalui udara.

Baca Juga : Pengertian Penyakit Influenza Jenis dan Penyebabnya

Cara penularan
Berikut adalah cara penularan dari virus MERS. Virus ini dapat menular antar manusia secara
terbatas, dan tidak terdapat transmisi penularan antar manusia yang berkelanjutan. Kemungkinan
penularannya dapat melalui :
1. Langsung : melalui percikan dahak (droplet) pada saat pasien batu atau bersin.
2. Tidak Langsung : melalui kontak dengan benda yang terkontaminasi virus.

Gejala
Gejala dari infeksi MERS sangat mirip dengan influenza sehingga diistilahkan "flu like
syndrome". Penderita MERS akan mengalami batuk dan keluar lendir yang berlebihan dari
hidungnya. Bedanya, pada yang terinfeksi MERS juga akan timbul demam tinggi minimal 38
derajat celsius dan sesak napas.

Gejalanya juga memiliki kemiripan dengan sindrom pernapasan akut berat (SARS). Keduanya
sama-sama pneumonia yang disebabkan oleh virus. Gejalanya bisa berupa flu biasa hingga
infeksi saluran pernapasan bawah atau radang paru.

Masa inkubasi dari virus hingga menyebabkan penyakit adalah dua hingga 14 hari. Sehingga
mungkin saja seseorang terinfeksi virus corona MERS di Timur Tengah dan kemudian gejala
baru timbul begitu sudah kembali ke negara asal.

Baca Juga : Bukti Virus MERS di Tularkan Unta Ke Manusia

Negara yang pertama terserang Virus Mers


Negara yang pertama kali melaporkan adanya virus MERS adalah Arab Saudi. Dan 9 negara
yang telah melaporkan kasus MERS CoV (Perancis, Italia, Jordania, Qatar, Arab Saudi, Tunisia,
Jerman, Inggris dan Uni EmiratArab). Semua kasus berhubungan di negara di TimurTengah
(Jazirah Arab),baik secara langsung maupun tidak langsung.

Pencegahan dan Pengobatannya


Belum ditemukan vaksin yang tersedia untuk mengobati penyakit ini. Pengobatan anti viral yang
bersifat spesifik belum ada, dan pengobatan yang dilakukan tergantung dari kondisi pasien.

Pencegahan dapat dilakukan pola hidup bersih dan sehat, menghindari kontak langsung dan erat
dengan penderita, menggunakan masker,menjaga kebersihan tangan dengan sering mencuci
tangan dengan sabun dan menerapkan etika batuk ketika sakit.

irus Corona Middle East Respiratory Syndrome (MERS) adalah merupakan salah satu jenis virus
yang menyerang organ pernafasan orang yang mengidapnya yang merupakan jenis penyakit
saluran pernafasan yang bisa mengakibatkan kematian. MERS – Cov adalah merupakan
singkatan dari Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus. Virus ini merupakan jenis baru
dari kelompok Corona virus (Novel Corona Virus).

Virus ini pertama kali dilaporkan pada bulan September 2012 di Arab Saudi. Virus SARS tahun
2003 juga merupakan kelompok virus Corona dan dapat menimbulkan pneumonia berat akan
tetapi berbeda dari virus MERS Cov. Informasi yang diperoleh dari website Kementrian
Kesehatan RI www.depkes.go.id memberitakan bahwasannya virus ini berbeda dengan
coronavirus lain yang telah ditemukan sebelumnya.

Sehingga kelompok studi corona virus dari Komite Internasional untuk Taksonomi Virus
memutuskan bahwa novel corona virus tersebut dinamakan sebagai MERS-Cov. Virus ini tidak
sama dengan corona virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), namun mirip
dengan corona virus yang terdapat pada kelelawar.

Gejala Dan Cara Penularan MERS

Ada beberapa hal yang bisa kita ketahui dalam rangka mengenali apa saja yang menjadi tanda-
tanda orang terkena virus yang satu ini. Karena menyerang saluran pernafasan maka berikut
tanda-tanda penyakit MERS antara lain adalah sebagai berikut :

 Demam.
 Batuk.
 Sesak Nafas (nafas pendek).
 Bersifat akut.

Sekitar separuh dari jumlah penderita meninggal. Sebagian dari penderita dilaporkan menderita
penyakit saluran pernapasan tingkat sedang.

Sampai saat ini, masih terus dilakukan investigasi mengenai pola penularan MERS-Cov, karena
telah ditemukan adanya penularan dari manusia ke manusia yang saling kontak dekat dengan
penderita. Penularan dari pasien yang terinfeksi kepada petugas kesehatan yang merawat juga
diamati. Selain itu, cluster dari kasus infeksi MERS-Cov di Arab Saudi, Jordania, the United
Kingdom, Prancis, Tunisia, dan Italia juga diinvestigasi.

Virus ini dapat menular antar manusia secara terbatas, dan tidak terdapat transmisi penularan
antar manusia yang berkelanjutan. Kemungkinan penularannya dapat melalui media sebagai
berikut yaitu :
 Langsung : Melalui percikan dahak (droplet) pada saat pasien batu atau bersin.
 Tidak Langsung : Melalui kontak dengan benda yang terkontaminasi virus.

Untuk itu juga para pejabat di badan kesehatan dunia (WHO) seperti informasi yang dilansir dari
www.voaindonesia.com juga menyatakan serta prihatin prihatin bahwa virus MERS mungkin
akan menular ke para peziarah kaum muslimin yang diperkirakan akan mengunjungi tempat-
tempat suci di Arab Saudi bulan depan dalam bulan Ramadan, atau jutaan lagi diperkirakan akan
datang bulan Oktober untuk menunaikan ibadah Haji di Mekah.

Untuk itulah para jamaah haji Indonesia serta juga para tenaga kesehatan yang ikut serta dalam
TKHI dan PPIH Tahun 2014 ini untuk selalu menjaga kesehatan dan melakukan tindakan
pencegahan akan penularan penyakit yang disebabkan oleh karena corona virus yang disebut
Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-Cov) ini.

Karena memang ada beberapa hal yang terkait dengan Tips Dan Cara Menjaga Kesehatan
Ketika Menunaikan Berangkat Haji agar bisa menjalankan wajib dan rukun haji itu sendiri.

Pengobatan Dan Vaksin Mers-Cov

Sampai dengan saat ini memang belum ada vaksin yang spesifik dapat mencegah infeksi MERS-
Cov. Selain itu, belum ditemukan juga metode pengobatan yang secara spesifik dapat
menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh MERS-Cov.

Perawatan medis hanya bersifat supportive untuk meringankan gejala. Tes laboratorium
Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk MERS-Cov tersedia di Kementerian Kesehatan dan
beberapa laboratorium internasional, namun tes tersebut bukan tes rutin.

Belum ada vaksin yang tersedia. Pengobatan anti viral yang bersifat spesifik belum ada, dan
pengobatan yang dilakukan tergantung dari kondisi pasien. Pencegahan dengan menjalankan pol
hidup yang sehat dengan melakukan PHBS (pola hidup bersih dan sehat), dan juga menghindari
kontak erat dengan penderita, serta menggunakan masker, menjaga kebersihan tangan dengan
sering mencuci tangan dengan sabun dan menerapkan etika batuk ketika sakit perlu untuk
diterapkan dengan baik pula.

Penyakit MERS-CoV atau Flu Arab, Kenali


Gejala dan Pencegahannya
FacebookTwitterGoogle+WhatsAppLinePrint
DokterSehat.Com – Virus Corona Middle East Respiratory Syndrome (MERS) adalah
merupakan salah satu jenis virus yang menyerang organ pernafasan orang yang mengidapnya
yang merupakan jenis penyakit saluran pernafasan yang bisa mengakibatkan kematian. MERS –
Cov adalah merupakan singkatan dari Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus. Virus
ini merupakan jenis baru dari kelompok Corona virus (Novel Corona Virus).

Virus ini pertama kali dilaporkan pada bulan September 2012 di Arab Saudi, virus SARS tahun
2003 juga merupakan kelompok virus Corona dan dapat menimbulkan pneumonia berat akan
tetapi berbeda dari virus MERS Cov. Informasi yang diperoleh dari website Kementrian
Kesehatan RI www.depkes.go.id memberitakan bahwasannya virus ini berbeda dengan
coronavirus lain yang telah ditemukan sebelumnya.

Sehingga kelompok studi corona virus dari Komite Internasional untuk Taksonomi Virus
memutuskan bahwa novel corona virus tersebut dinamakan sebagai MERS-Cov, virus ini tidak
sama dengan corona virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), namun mirip
dengan corona virus yang terdapat pada kelelawar.

Manifestasi klinis
 Beberapa gejala yang diakibatkan oleh koronavirus MERS adalah demam, batuk, napas
yang pendek-pendek, serta munculnya pneumonia dalam beberapa kasus. MERS
merupakan salah satu bentuk koronavirus yang masih misterius. Hingga saat ini peneliti
masih mencari tahu bagaimana koronavirus baru ini bisa menginfeksi manusia.

 Sebagian besar orang yang terinfeksi MERS-Cov berkembang menjadi penyakit saluran
pernapasan berat dengan gejala gejala demam, batuk, dan napas pendek. Sekitar separuh
dari jumlah penderita meninggal. Sebagian dari penderita dilaporkan menderita penyakit
saluran pernapasan tingkat sedang.

 Mula-mula gejalanya mirip seperti flu dan bisa mencakup: demam, myalgia, lethargy,
gejala gastrointestinal, batuk, radang tenggorokan dan gejala non-spesifik lainnya. Satu-
satunya gejala yang sering dialami seluruh pasien adalah demam di atas 38°C (100.4°F).
Sesak napas bisa terjadi kemudian.Gejala tersebut biasanya muncul 2–10 hari setelah
terekspos, tetapi sampai 13 hari juga pernah dilaporkan terjadi. Pada kebanyakan kasus
gejala biasanya muncul antara 2–3 hari. Sekitar 10–20% kasus membutuhkan ventilasi
mekanis.

 Awalnya tanda fisik tidak begitu kelihatan dan mungkin tidak ada. Beberapa pasien akan
mengalami tachypnea dan crackle pada auscultation. Kemudian, tachypnea dan lethargy
kelihatan jelas.

Penyebaran Virus Corona

 Sampai saat ini, masih terus dilakukan investigasi mengenai pola penularan MERS-Cov,
karena telah ditemukan adanya penularan dari manusia ke manusia yang saling kontak
dekat dengan penderita. Penularan dari pasien yang terinfeksi kepada petugas kesehatan
yang merawat juga diamati. Selain itu, cluster dari kasus infeksi MERS-Cov di Arab
Saudi, Jordania, the United Kingdom, Prancis, Tunisia, dan Italia juga diinvestigas

 Data terbaru dari CDC menunjukkan bahwa MERS terbukti bisa ditularkan antar
manusia. Meski begitu, tampaknya penyakit ini tak bisa menyebar sangat cepat seperti
SARS pada tahun 2003. Virus MERS terus mendapatkan pengawasan ketat dari para ahli
untuk berjaga-jaga jika virus ini berkembang menjadi ancaman yang semakin berbahaya.

 Karena penyebarannya yang semakin meluas sejak April 2012 hingga awal tahun 2013,
Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan peringatan sejak Mei lalu untuk
mewaspadai ancaman penyebarannya.

 Peneliti belum mengetahui secara pasti cara virus MERS ditularkan ke manusia, namun
virus ini sudah ditemukan pada kelelawar dan unta. Para pakar mengatakan unta
kemungkinan besar menjadi binatang pembawa, yang kemudian menularkannya pada
manusia.
 Belum diketahui dengan jelas asal mula virus ini menyebar, namun, beberapa peneliti
menduga bahwa penyebaran virus berasal dari salah satu jenis Kelelawar yang banyak
ditemukan di kawasan Timur Tengah.

 Unta hampir dipastikan menjadi sumber virus korona MERS di Timur Tengah. Hasil
penelitian di negara tersebut menunjukkan kebanyakan unta, meski tidak semua,
terinfeksi jenis virus yang secara genetik hampir identik dengan virus yang menginfeksi
manusia. Penelitian ini dilakukan oleh tim dari Universitas Columbia, Universitas King
Saud, dan EcoHealth Alliance.

 Penyakit itu awalnya diyakini telah berpindah dari unta ke manusia, pertama kali
tampaknya menular lewat kontak yang dekat dengan hewan-hewan itu. Akan tetapi akhir-
akhir ini, para petugas kesehatan yang merawat penderita MERS juga jatuh sakit akibat
virus itu.

 Kesimpulan dicapai setelah para peneliti menemukan adanya kecocokan genetik 100
persen pada virus yang menginfeksi kelelawar jenis tersebut dengan manusia pertama
yang terinfeksi.

 Spekulasi lain yang terdapat di kalangan para peneliti menyebutkan bahwa selain
Kelelawar, Unta juga diduga kuat berkaitan dengan asal mula dan penyebaran virus
Corona, dimana ditemukan antibodi terhadap virus ini dalam tubuh hewan khas Timur
Tengah itu.

 Mekanisme penyebaran virus Corona dari hewan ke manusia masih diteliti sampai saat
ini, meskipun ada dugaan bahwa manusia pertama yang terinfeksi mungkin pernah secara
tidak sengaja menghirup debu kotoran kering Kelelawar yang terinfeksi.

 Saat ini, para peneliti masih menyelidiki kemungkinan hewan lain yang menjadi mediator
penularan virus Corona guna menangani meluasnya penyebaran penyakit ini, mengingat
bahwa jenis virus ini dikatakan lebih mudah menular antar-manusia dengan dampak yang
lebih mematikan dibandingkan SARS.

Penanganan

 Hingga saat ini belum ada vaksin yang spesifik dapat mencegah infeksi MERS-Cov.
Selain itu, belum ditemukan juga metode pengobatan yang secara spesifik dapat
menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh MERS-Cov. Perawatan medis hanya
bersifat supportive untuk meringankan gejala.

 Pengobatan para penderita SARS biasanya dilakukan dengan perawatan intensif di rumah
sakit, terutama jika terjadi sesak napas. Penderita akan ditempatkan di ruang isolasi agar
tidak menyebarkan virus ke mana-mana.

 Penderita yang dicurigai harus diisolasi, lebih baiknya di ruangan tekanan negatif, dengan
kostum pengaman lengkap untuk segala kontak apapun dengan pasien.
 Antibiotik masih belum efektif. Pengobatan hingga kini masih bergantung pada anti-
pyretic, supplemen oksigen dan bantuan ventilasi.

 Penggunaan steroid dan antiviral drug ribavirin, namun tidak ada bukti yang mendukung
terapi ini. Sekarang banyak juru klinik yang mencurigai ribavirin tidak baik bagi
kesehatan.

 Ilmuwan kini sedang mencoba segala obat antiviral untuk penyakit lain seperti AIDS,
hepatitis, influenza dan lainnya pada coronavirus.

 Ada keuntungan dari penggunaan steroid dan immune systemmodulating agent lainnya
pada pengobatan pasien yang parah karena beberapa bukti menunjukkan sebagian dari
kerusakan serius yang disebabkan oleh reaksi yang berlebihan oleh sistem kekebalan
tubuh terhadap virus. Penelitian masih berlanjut pada area ini.

Baca Juga: Penyakit Maag yang Luka Pada Lambung dan Usus

Pencegahan

 Masyarakat tetap bisa melakukan perjalanan atau berkunjung ke negara-negara Arabia


Peninsula dan sekitarnya, karena World Health Organization (WHO) dan Center for
Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat tidak akan mengeluarkan surat
travel warning tentang kesehatan kepada negara-negara yang terkait dengan MERS-Cov.
Namun, hal yang perlu diantisipasi oleh masyarakat yang akan berpergian ke negara-
negara tersebut, yaitu jika terdapat demam dan gejala sakit pada saluran pernapasan
bagian bawah, seperti halnya: batuk, atau sesak napas dalam kurun waktu 14 hari sesudah
perjalanan, segera periksakan ke dokter.

 Belum ada vaksin khusus yang dapat mencegah terjadinya penyakit ini.

 Pencegahan tetap dapat dilakukan dengan memperkuat imunitas tubuh.

 Tutuplah hidung dan mulut dengan tisu ketika batuk ataupun bersin dan segera buang tisu
tersebut ke tempat sampah.

 Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang belum dicuci.

 Menghindari kontak erat dengan penderita, menggunakan masker, menjaga kebersihan


tangan dengan sering mencuci tangan dengan sabun dan menerapkan etika batuk ketika
sakit.

 Gunakan masker dan jaga sanitasi tubuh dan lingkungan. Bila diperlukan bagi penderita
penyakit kronik, di kerumunan orang, badan tidak fit dan lain lain gunakan masker.
 Tindakan isolasi dan karantina mungkin dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit
MERS-CoV.

 Hindari bepergian atau naik kendaraan umum namun jika terpaksa maka jangan menutup
jendela atau pintu.

 Hindarilah tempat-tempat umum dan ramai khususnya di daerah dekat rumah sakit,
internet cafe, tempat-tempat nongkrong, bioskop, dan perpustakaan, jika kamu
melakukannya maka pakailah masker dan cucilah tangan anda secara bersih dan teratur.

 Hindarilah mengunjungi pasien dan periksa ke dokter di rumah sakit khususnya yang ada
pasien MERS. Hindari kontak secara dekat dengan orang yang sedang menderita sakit,
misalnya ciuman atau penggunaan alat makan atau minum bersama.

 Cuci tangan dengan sabun dan jangan menyentuh mulut, hidung, dan mata dengan tangan
telanjang.

 Jagalah keseimbangan gizi diet dan hendalah berolahraga secara teratur untuk
meningkatkan sistem kekebalan tubuh kita.

 Anak-anak yang sistem kekebalan tubuhnya melemah harus memakai masker sepanjang
waktu untuk menhindari menyebarnya cairan tubuh seperti ludah/air liur.

 Periksalah suhu badan Anda secara teratur dan tetaplah hati-hati dengan kondisi
kesehatan Anda.

 Menjaga sirkulasi udara di kamar.

 Rajin rajin Cuci Tangan Pakai Sabun. Bila tangan tidak tampak kelihatan kotor gunakan
antiseptik.

 Bersihkan menggunakan desinfektan untuk membersihkan barang-barang yang sering


disentuh. Gunakan pemutih ( bleach ) yang tersedia di pasar (dengan kandungan kimia 8-
12%). Ini adalah cara paling murah dan efektif mematikan kuman. Persiapan: Pakailah
sarung tangan anti air, Campurlah pemutih dengan air dengan ukuran 1:100
(pemutih/bleach:air/water). Bersihkanlah tempat-tempat yang sering dilewati orang
secara teratur dan selama masa penyebaran virus, lebih baik bersihkanlah/basmilah
kuman rumah Anda setiap hari.

 Sejauh kita menjaga diri, memakai masker dan mencuci tangan secara teratur, dilanjutkan
dengan instruksi karantina maka kita semua dapat menghindari infeksi. Tidak perlu
terlalu panik atau mendiskriminasi tersangka atau penderita. Tidak semua orang adalah
pembawa virus, dengan lebih mengaja diri berarti kamu sudah memberikan dukungan
yang luar biasa kepada para pasien untuk sembuh lebih cepat dan menambah sistem
kekebalan tubuh.
 Mematuhi praktek–praktek pengamanan makanan seperti menghindari daging yang tidak
dimasak atau penyediaan makanan dengan kondisi sanitasi yang baik, Mencuci buah dan
sayuran dengan benar.

 Menghindari kontak yang tidak perlu dengan hewan–hewan yang diternakkan, hewan
peliharaan dan hewan liar.

 Jemaah yang kembali harus diberi saran bahwa jika mereka mengalami sakit saluran
pernapasan akut disertai demam dan batuk (cukup mengganggu kegiatan sehari-hari)
pada periode 2 minggu (14 hari) setelah kembali untuk segera mencari pengobatan dan
memberitahu otoritas Kesehatan setempat.

 Orang–orang yang kontak erat dengan jemaah atau pelancong yang mengidap gejala–
tanda sakit saluran pernapasan akut yang disertai demam dan batuk (sehingga cukup
mengganggu kegiatan sehari–hari), disarankan untuk melapor ke otoritas Kesehatan
setempat guna mendapat pemantauan MersCoV dengan membawa kartu health alert
yang dibagikan ketika berada diatas alat angkut atau ketika tiba di bandara kedatangan.

 Jika ada keluhan atau gejala seperti tersebut diatas segera hubungi petugas kesehatan,
baik selama di Arab Saudi maupun sampai 2 minggu sesudah sampai Indonesia.

 Meski vaksn belum ditemukan teapi ada harapan baru ketika Dalam sebuah penelitian
yang dimuat dalam jurnal Science Translational Medicine menemukan dua antibodi,
yaitu MERS-4 dan MERS-27, yang mampu memblokir sel-sel dalam piring laboratorium
yang terinfeksi virus MERS. Hal ini adalah awalnya. Hasil mengisyaratkan bahwa
antibodi ini, terutama yang dikombinasikan, dapat menjadi kandidat menjanjikan untuk
intervensi terhadap MERS. Peneliti telah menemukan telah menemukan beberapa
antibodi penetral yang mampu mencegah bagian kunci dari virus untuk menempel pada
pembawa dan menginfeksi sel-sel tubuh manusia. Antibodi merupakan protein yang
dibuat oleh sistem kekebalan tubuh yang mengenali virus dan bakteri asing. Antibodi
penetral merupakan salah satu yang tidak hanya mengenali virus tertentu namun juga
mencegahnya menginfeksi sel inang, yang berarti tidak ada infeksi dari orang atau
binatang itu.

Read more: http://doktersehat.com/penyakit-mers-cov-atau-flu-arab-kenali-gejala-dan-


pencegahannya/#ixzz4rt32lpH1

CARA penularan infeksi MERS CoV tidak semudah penularan infeksi saluran pernapasan
lainnya. Pasalnya, dari banyak kasus yang telah terjadi, virus penyakit tersebut, tidak mudah
menular di komunitas masyarakat yang lebih luas dan berkelanjutan.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenederal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan,
dr H Mohammad Subuh, MPPM, dalam konferensi pers di Kantor Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan RI, kemarin.
“Cara penularan virus ini sangat terbatas. Kebanyakan kasus terjadi di fasilitas kesehatan di
tempat orang yang terinfeksi berada, dan tidak meluas di komunitas. Di Saudi kasusnya seperti
dari orang A menular ke B, dan tidak lanjut ke orang C dan D. Inilah keuntungan bagi kita,”
tuturnya.

Meski demikian, virus MERS dapat menular dengan dua cara, langsung dan tidak langsung.
Penularan secara langsung melalui percikan batuk atau bersin dari pasien yang tertular.
Sementara itu, penularan tidak langsung terjadi melalui kontak dengan benda yang
terkontaminasi virus.

“Penularan secara tidak langsung bisa terjadi bila kita percikan batuk atau bersin
mengontaminasi benda di sekitar. Ini bisa tangan kita, yang terkontaminasi virus setelah
menahan batuk atau bersin, dan bisa menularkan ke orang lain yang tersentuh,” jelasnya.

Untuk itu, Subuh mengingatkan agar masyarakat memahami cara penularan tersebut karena akan
sangat berhubungan dengan cara pencegahan. Subuh pun mengingatkan agar masyarakat
menjalankan empat langkah pencegahan yang mengutamakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS).

“Pertama, menggunakan masker di tempat yang berisiko, seperti rumah sakit di daerah
terjangkit. Kedua, rajin mencuci tangan dengan sabun atau handsanitizer setelah kontak dengan
orang lain. Ketiga, hindari kontak dengan hewan peliharaan yang dicurigai menjadi vektor virus,
seperti unta. Keempat, praktikkan gaya hidup sehat dengan tidak merokok, cukup istirahat, jaga
pola makan,” sampainya.

Apa itu MERS-CoV


MERS-CoV adalah singkatan dari Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus. Virus ini merupakan
jenis baru dari kelompok Corona virus (Novel Corona Virus). Virus ini pertama kali dilaporkan pada bulan
Maret 2012 di Arab Saudi. MERS-CoV adalah penyakit sindrom pernapasan yang disebabkan oleh virus
corona yang menyerang saluran pernapasan mulai dari yang ringan sampai berat (Kemenkes RI, 2013).

Virus MERS-CoV

Penularan MERS-CoV
Corona virus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Secara
genetik kerabat paling dekat dari MERS-CoV yang telah ditemukan sampai saat ini merupakan corona
virus yang berasal dari kelelawar, sehingga menimbulkan kecurigaan bahwa MERS-CoV juga berasal dari
kelelawar. Ada juga bukti-bukti yang mengarahkan bahwa virus MERS-CoV ditransmisikan melalui
kontak dengan unta atau kambing. Hasil penelitian menunjukkan kebanyakan unta, meski tidak semua,
terinfeksi jenis virus yang secara genetik hampir identik dengan virus yang menginfeksi manusia.

Penularan Virus MERS-CoV

Mekanisme penyebaran virus Corona dari hewan ke manusia masih diteliti sampai saat ini, meskipun
ada dugaan bahwa manusia pertama yang terinfeksi mungkin pernah secara tidak sengaja menghirup
debu kotoran kering Kelelawar yang terinfeksi.

Virus korona ini dapat menular antar manusia secara terbatas, dan tidak terdapat transmisi penularan
antar manusia secara luas dan berkelanjutan. Mekanisme penularan belum diketahui, namun menurut
Kemenkes RI (2013), kemungkinan penularannya dapat melalui penularan langsung, yakni melalui
percikan dahak (droplet) pada saat pasien batuk atau bersin. Penularan tidak langsung dapat melalui
kontak dengan benda yang terkontaminasi virus.

Terdapat hubungan epidemiologis langsung apabila dalam waktu 14 hari sebelum timbul sakit:

1. Melakukan kontak fisik erat, yaitu seseorang yang kontak fisik atau berada dalam ruangan atau
berkunjung (bercakap-cakap dengan radius 1 meter) dengan kasus probable atau konfirmasi
ketika kasus sedang sakit. Termasuk kontak erat yang dimaksud antara lain: 1) Petugas
kesehatan yang memeriksa, merawat, mengantar dan membersihkan ruangan di tempat
perawatan kasus. 2) Orang yang merawat atau menunggu kasus di ruangan/ orang yang tinggal
serumah dengan kasus. 3) Tamu yang berada dalam satu ruangan dengan kasus.
2. Bekerja bersama dalam jarak dekat atau di dalam satu ruangan.
3. Bepergian bersama dengan segala jenis alat angkut/ kendaraan.
Negara dan Kasus yang ditemukan
Terdapat 9 negara yang telah melaporkan kasus MERS-CoV (Perancis, Italia, Jordania, Qatar, Arab Saudi,
Tunisia, Jerman, Inggris dan Uni Emirat Arab). Semua kasus berhubungan dengan negara di Timur
Tengah (Jazirah Arab), baik secara langsung maupun tidak langsung.

Daerah Penyebaran Virus MERS-CoV

Sejak September 2012 s/d 01 Agustus 2013 jumlah kasus MERS-CoV yang terkonfirmasi secara global
sebanyak 94 kasus dan meninggal 47 orang (CFR 50 %). Hingga saat ini belum ada laporan kasus di
Indonesia.

Tanda, Gejala dan Tata Laksana


Kebanyakan orang yang terinfeksi dengan MERS-COV mengalami penyakit pernapasan akut parah
dengan gejala demam, batuk, sesak napas. Beberapa orang juga memiliki gejala gastriintestinal seperti
diare, mual, atau muntah. Bagi banyak orang dengan MERS, komplikasi yang lebih parah diikuti seperti
pneumonia dan gagal ginjal. Sekitar 30% dari orang dengan MERS meninggal.
Pemeriksaan Virus MERS-CoV

Virus corona diketahui dapat menimbulkan kesakitan pada manusia mulai dari yang ringan sampai berat,
sehingga perlu mengenali manifestasi Infeksi Saluran Pernapasan Akut Berat (ISPA)/ SARI. Terdapat
beberapa penilaian yang harus dilakukan sebelum menentukan pasien suspek MERS-CoV, yakni
(Kemenkes RI, 2013):

1. Anamnesis: demam suhu > 380 C, batuk dan sesak, ditanyakan pula riwayat bepergian dari
negara timur tengah 14 hari sebelum onset.
2. Pemeriksaan fisis: sesuai dengan gambaran pneumonia.
3. Radiologi: Foto toraks dapat ditemukan infiltrat, konsolidasi sampai gambaran ARDS.
4. Laboratorium: ditentukan dari pemeriksaan PCR dari swab tenggorok dan sputum.

Pencegahan dan Pengobatan

a. Pencegahan
Pencegahan terhadap infeksi MERS-CoV dilakukan melalui penerapan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat), menghindari kontak erat dengan penderita, menggunakan masker, menjaga kebersihan tangan
dengan sering mencuci tangan memakai sabun dan menerapkan etika batuk ketika sakit. Kebersihan
tangan mencakup mencuci tangan dengan sabun dan air atau menggunakan antiseptik berbasis alkohol.
Penggunaan APD tidak menghilangkan kebutuhan untuk kebersihan tangan. Kebersihan tangan juga
diperlukan ketika menggunakan dan terutama ketika melepas APD (Kemenkes RI, 2013).

b. Pengobatan
Pengetahuan tentang penyakit MERS-CoV dan transmisinya saat ini sangat terbatas sehingga diperlukan
ruang isolasi untuk merawat di RS kasus-kasus probabel dan konfirmasi infeksi MERS-CoV. Hal ini akan
menjamin kualitas dan keamanan perawatan maupun perlindungan kesehatan masyarakat. Pengobatan
MERS-CoV yang bersifat spesifik hingga saat ini masih belum ada, begitu juga dengan vaksinnya.
Pengobatan hanya bersifat suportif tergantung kondisi pasien. WHO tidak merekomendasikan
pemberian steroid dosis tinggi.
Cara Pencegahan Penyakit MERS CoV

Untuk menambah wawasan agan sekalian kali ini ane ingin share tentang Novel corona
virus (CoV) atau disebut MERS (Middle East Respiratory Syndrome) CoV adalah strain
baru dari corona virus yang sebelumnya tidak pernah ditemukan pada manusia. Corona
virus adalah keluarga besar dari virus yang menyebabkan kesakitan pada manusia dan
hewan. Pada manusia, corona virus dapat menyebabkan sakit ringan sampai berat
mulai dari common cold sampai sindroma pernapasan akut berat (SARS).

Beberapa negara di Timur Tengah telah melaporkan kasus infeksi MERS CoV pada
manusia, seperti Jordania, Qatar, Saudi Arabia, dan Uni Emirat Arab, jelas Dirjen
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Prof Tjandra Yoga
Aditama. Beberapa kasus juga dilaporkan dari negara- negara di Eropa seperti
Perancis, Jeman dan United Kingdom serta dari Tunisia. Semua kasus dari Eropa dan
Tunisia mempunyai kesamaan hubungan (baik langsung maupun tidak langsung)
dengan Timur Tengah.

Penularan dari manusia ke manusia dari MERS CoV kini telah tercatat pada beberapa
kluster kasus, termasuk di antara anggota keluarga dan di fasilitas perawatan
kesehatan. Dua petugas kesehatan terinfeksi setelah kontak dengan kasus konfirmasi
di rumah sakit. Sejauh ini, belum ada bukti penularan berkelanjutan di luar kluster
kasus. Cara penularan belum dapat disimpulkan baik untuk kasus-kasus sporadis,
penularan dari manusia ke manusia, termasuk identiikasi sumber virus.

Tindakan pencegahan dan penyebaran penyakit MERS CoV dilaksanakan sesuai hasil
penyelidikan epidemiologi, antara lain:-Pengobatan penderita sedini mungkin agar tidak
menjadi sumber penularan penyakit, termasuk tindakan isolasi dan karantina.-
Peningkatan daya tahan tubuh dengan perbaikan gizi.- Perlindungan diri dari penularan
penyakit, termasuk menghindari kontak dengan penderita, sarana dan lingkungan
tercemar, penggunaan alat proteksi diri, dan perilaku hidup bersih dan sehat.-
Pengendalian sarana, lingkungan dan hewan pembawa penyakit untuk menghilangkan
sumber penularan dan memutus mata rantai penularan.- Apabila diperlukan untuk
mencegah penyebaran penyakit dapat dilakukan tindakan isolasi, evakuasi dan
karantina.- Isolasi penderita atau tersangka penderita dengan cara memisahkan
seorang penderita agar tidak menjadi sumber penyebaran penyakit selama penderita
atau tersangka penderita tersebut dapat menyebarkan penyakit kepada orang lain.
Isolasi dilaksanakan di rumah sakit, puskesmas, rumah atau tempat lain sesuai dengan
kebutuhan.- Evakuasi dengan memindahkan seseorang atau sekelompok orang dari
suatu wilayah agar terhindar dari penularan penyakit. Evakuasi ditetapkan oleh
bupati/walikota atas usulan tim penanggulangan wabah berdasarkan indikasi medis dan
epidemiologi.- Tindakan karantina dengan melarang keluar atau masuk orang dari dan
ke daerah rawan untuk menghindari terjadinya penyebaran penyakit.Karantina
ditetapkan oleh bupati/walikota atas usulan tim penanggulangan wabah berdasarkan
indikasi medis dan epidemiologi.

Anda mungkin juga menyukai