Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Laju pertambahan penduduk di Indonesia dimasa ini kurang
menggembirakan. Menurut laju pertumbuhan di Indonesia berdasarkan
sensus tahun 2004 mencapai 1,5% sedangkan jumlah kelahiran pertahun 1000
penduduk mencapai 20,7% (Hasil survei SDKI 2012). Diperkirakan jumlah
penduduk Indonesia adalah 237 juta jiwa dengan tingkat kepadatan 112 jiwa
per km. Dan jumlah penduduk di provinsi Jawa Barat 43.053.732 jiwa
sedangkan di kota Tasikmalaya jumlah penduduk mencapai 635.464 (Badan
Pusat Statistik, 2010).
Salah satu usaha untuk menanggulangi masalah kependudukan
tersebut adalah dengan mengikuti program Keluargan Berencana (KB) yang
di maksudkan untuk membantu pasangan dan perseorangan dalam tujuan
reproduksi sehat, mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan mengurangi
insiden kehamilan yang berisiko tinggi, meningkatkan mutu nasehat
komunikasi, edukasi, konseling dan pelayanan meningkatkan pemberian Air
Susu Ibu (ASI) untuk menjarangkan kehamilan (ICPD,1994 dalam Lestari,
2008).
Adanya program KB diharapkan ada keikutsertaan dari seluruh pihak
dalam mewujudkan keberhasilan KB di Indonesia. Program KB yang ber
dasarkan pada Undang-undang Nomor 10 tahun 1992 tentang perkembangan
kependudukan dan perkembangan keluarga kecil sejahtera yang serasi dan
selaras dengan daya dukung dan daya tampug lingkungan. Kebijakan
oprasional dikembangkan berdasarkan empat misi gerakan KB Nasional yaitu
pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran. Pembinaan ketahanan
keluarga dan peningkatan kesejahteraan keluarga, yang selanjutnya secara
garis besar dapat diklasifikasikan menjadi pelayanan kesehatan keluarga
gerakan KB Nasional (Lestari, 2008).

1
Mempelajari pola gaya terbaru maka Paradigma Program KB
Nasionalyang lama yaitu Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS)
diubah menjadi “Keluarga Berkualitas 2015” yang bertujuan untuk
mewujudkan keluarga berkualitas yaitu keluarga sejahtera, sehat, maju,
mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan,
bertanggung jawab, dan harmonis (Handayani, 2010).
Hal ini menunjukan bahwa program KB telah diterima dan menjadi
budaya di masyarakat.Pencapaian peserta KB dari waktu kewaktu juga terus
meningkat. Pada tahun 2012 menunjukkan jumlah perserta KB baru di
Indonesia sebanyak 6.152.231 akseptor. Sebagian besar masyarakat Indonesia
yang menggunakan alat kontrasepsi memilih yang metode non kontrasepsi
jangka panjang atau dapat dikatakan mereka memilih alat kontrasepsi yang
memiliki reaksi jangka pendek. Hal tersebut dapat dilihat dari metode
kontrasepsi yang dipakai yaitu sebanyak 2.949.633 (47,94 %) akseptor
memilih suntik (BKKBN, 2012).
Akseptor KB suntik mencapai 21,1% dari total jumlah akseptor KB
yang popular dipakai adalah Depo Provera 150 mg, dan kombinasi 24,94%.
Sedangkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002-
2003, kontrsepsi suntik dengan prevalensi 27,8% yang kemudian disusul pil
13,22% (Hartanto, 2003)
Kontrasepsi hormonal seperti suntik memiliki daya kerja yang lama,
tidak membutuhkan pemakaian setiap hari tetapi tetap efektif dan tingkat
reversibilitasnya tinggi, artinya kembali kesuburan setelah pamakain
berlangsung cepat (FK UNPAD:1996 dalam lestari 2008) . Namun setiap
metode kontrasepsi tentu mempunyai efek samping tersendiri metode
hormonal seperti suntik ini umumnya menpunyai efek samping yang berupa
gangguan haid, perubahan berat badan, pusing atau sakit kepala dan kenaikan
tekanan darah (Hartanto, 2003).
Permasalahan yang paling sering dihadapi akseptor KB suntik adalah
peningkatan berat badan (Varney, 2007). Kenaikan berat badan merupakan
kelainan metabolisme yang paling sering dialami akseptor KB. Perubahan
kenaikan berat badan ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti faktor

2
hormonal yang terkandung dalam kontrasepsi suntik yaitu hormon estrogen
dan progesteron (Hartanto, 2004)
Kenaikan berat badan pada akseptor KB suntik karena pengaruh
hormoneestrogen dan progesteron akan mempermudah perubahan karbohidrat
dan menjadi lemak, sehingga lemak subkutan bertambah. Umumnya
pertambahan berat badan tidak terlalu besar, bervariasi antara kurang dari 1-3
kg dalam tahun pertama. Selain itu hormon estrogen dan progesteron juga
menyebabkan nafsu makan meningkat. Hipotesa para ahli, kontrasepsi suntik
dapat merangsang pusat pengendali nafsu makan hipotalamus yang
menyebabkan akseptor makan lebih banyak daripada biasanya
(Hartanto,2004) (Dayu Yunita Putri dkk, 2012).

1.2 Rumusan Masalah


2. Apa sejarah dari suntik kb?
3. Apakebijakan/ landasan hukum mengenai suntik kb?
4. Apa pengertian dari suntik kb?
5. Apa tujuan dari suntik kb?
6. Apa jenis dari suntik kb?
7. Apa syarat melakukan suntik kb?
8. Apa sasaran suntik kb?
9. Bagaimana cara kerja dari suntik kb?
10. Kapan waktu pemberian suntik kb?
11. Apa saja Faktor-faktor dalam pemilihan suntik kb?
12. Apa keuntungan/ kelebihan suntik kb?
13. Apa kerugian/ kelemahan suntik kb?
14. Apa kontraindikasi darisuntik kb?
15. Apa saja komplikasisuntik kb?

1.3 Tujuan Penulisan


2. Mengetahui Sejarah dari suntik kb.
3. Mengetahui Kebijakan/ landasan hukum mengenai suntik kb.
4. Mengetahui Pengertian dari suntik kb.

3
5. Mengetahui Tujuan dari suntik kb.
6. MengetahuiJenis dari suntik kb.
7. Mengetahui Syarat melakukan suntik kb.
8. Mengetahui Sasaran suntik kb.
9. Mengetahui Cara kerja dari suntik kb.
10. Mengetahui Waktu pemberian suntik kb.
11. Mengetahui Faktor-faktor dalam pemilihan suntik kb.
12. Mengetahui Keuntungan/ kelebihan suntik kb.
13. Mengetahui Kerugian/ kelemahan suntik kb.
14. Mengetahui Kontraindikasi darisuntik kb.
15. Mengetahui saja Komplikasisuntik kb.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah
PertumbuhanpendudukdiIndonesiaterusmeningkatsetiaptahunnya.
Jikalajupertumbuhanpenduduk(LPP)diIndonesiasaatinistagnanpada1,3%,m
akadiperkirakanjumlahpendudukIndonesiaakanmeningkatduakalilipat
setiap50tahun.
Kenaikanjumlahpendudukberdampakpadapersoalan
ketahananpangan,pemenuhankebutuhanenergi,pengendalianlingkungan
hidup,danrendahnyaIndeksPembangunanManusia(IPM)Indonesia.
Saat
iniIndonesiaberadapadaperingkat108dari162negara.Sedangkanpadabidang
kesehatan,kenaikanjumlahpendudukjugaberdampakpulapadatingginya
AngkaKematianIbu(AKI).SaatiniAKIdiIndonesiaadalah359per100.000
kelahiranhidup.
Salahsatucarayangdigunakanuntukmenekanlajupertumbuhan
pendudukadalahmelaluipengendalianangkakelahiran.PemerintahmelaluiBa
danKependudukandanKeluargaBerencanaNasional(BKKBN)telah
menerapkanprogramKeluargaBerencana(KB)yangdimulaisejaktahun1970.
DiIndonesiaterdapatberbagaimacamalatkontrasepsi,namunmayoritas
memilihkontrasepsisuntik (Dayu Yunita Putri dkk, 2012)
Suntikan progestin pertama ditemukan pada awal tahun1950-an,
yang pada mulanya digunakan untuk pengobatan endometriosis dan
kanker endometrium (Carcinoma Endometri). Baru pada awal tahun 1960,
uji klinis penggunaan suntikan progestin untuk keperluan kontrasepsi
dilakukan. Ada beberapa preparat progestin yang pernah dicoba sebagai
bahan kontrasepsi, tetap pada saat ini hanya dua jenis suntikan progestin
yang banyak dipakai, yakni Depo Medroksi Progesteron Asetat
(DPMA)dan Noretisteron Enantat (NET-EN). DMPA telah beredar lebih
dari 90 negara, meskipun FDA (Food and Drug Administration, semacam

5
POM nya Amerika Serikat) baru menerimanya pada awal tahun 1960an
dan NET-EN pada saat ini telah digunakan sekitar 40 negara.
Meskipun kontroversi tentang keamanan penggunaan DMPA
pernah merebak di awal tahun 1980-an, tetapi sampai sekarang tidak
terdapat bukti bahwa DMPA mempunyai risiko efek samping yang lebih
besar dibanding kontrasepsi hormonal lainnya. Yang jelas, dengan tidak
terdapatnya estrogen pada jenis kontrasepsi ini efek samping yang
biasanya muncul karena pengaruh estrogen tidak ada.

2.2 Kebijakan/ landasan hukum


Adanya program KB diharapkan ada keikutsertaan dari seluruh
pihak dalam mewujudkan keberhasilan KB di Indonesia. Program KB
yang berdasarkan pada Undang-undang Nomor 10 tahun 1992 tentang
perkembangan kependudukan dan perkembangan keluarga kecil sejahtera
yang serasi dan selaras dengan daya dukung dan daya tampung
lingkungan. Kebijakan oprasional dikembangkan berdasarkan empat misi
gerakan KB Nasional yaitu pendewasaan usia perkawinan, pengaturan
kelahiran. Pembinaan ketahanan keluarga dan peningkatan kesejahteraan
keluarga, yang selanjutnya secara garis besar dapat diklasifikasikan
menjadi pelayanan kesehatan keluarga gerakan KB Nasional (Lestari,
2008).
Mempelajari pola trend terbaru maka Paradigma Program KB
Nasionalyang lama yaitu Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera
(NKKBS) diubah menjadi “Keluarga Berkualitas 2015” yang bertujuan
untuk mewujudkan keluarga berkualitas yaitu keluarga sejahtera, sehat,
maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan,
bertanggung jawab, dan harmonis (Handayani, 2010).
Hal ini menunjukan bahwa program KB telah diterima dan
membudaya di masyarakat.Pencapaian peserta KB dari waktu kewaktu
juga terus meningkat. Pada tahun 2012 menunjukkan jumlah perserta KB
baru di Indonesia sebanyak 6.152.231 akseptor. Sebagian besar
masyarakat Indonesia yang menggunakan alat kontrasepsi memilih yang

6
metode non kontrasepsi jangka panjang atau dapat dikatakan mereka
memilih alat kontrasepsi yang memiliki reaksi jangka pendek. Hal tersebut
dapat dilihat dari metode kontrasepsi yang dipakai yaitu sebanyak
2.949.633 (47,94 %) akseptor memilih suntik (BKKBN, 2012). (Dayu
Yunita Putri dkk, 2012)

2.3 Pengertian
Kontrasepsi berasal dari katakontrayangberarti mencegah atau
melawan, sedangkankonsepsiberarti pertemuanantara sel teluryang matang
dengan sel sperma yangmengakibatkan kehamilan. Jadi
pengertiankontrasepsi adalah menghindari/mencegahterjadinya kehamilan
akibat perkawinan seltelur yang matang dengan sel
sperma(BKKBN,2005).
Kontrasepsi suntik adalah obat pencegah kehamilan yang
pemakaiannya dilakukan dengan jalan menyuntikan obat tersebut pada
wanita subur. (ida susila pdf)
Kontrasepsi suntik merupakan metode kontrasepsi dengan banyak
efek samping, KB suntik hormonalmempunyai cara kerja sistemik dalam
tubuh, sehingga menimbulkan efek samping yang sistemik pula pada
tubuh. (titin eka,2015)

2.4 Tujuan
Tujuan menggunakan kontraepsi suntik KB yaitu untuk mencegah
terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan hormonal.
1. Untuk menunda kehamilan
2. Untuk menjarangkan kehamilan
3. Untuk menghentikan kehamilan / mengakhiri kehamilan /kesuburan

2.5 Jenis
Jenis-jenis alat KB suntik yang sering digunakan di Indonesia antara lain:
1) Golongan progestin / Suntikan / 3 bulan
Tersedia 2 jenis kontrasepsi yang hanya mengandungprogestin, yaitu :

7
a) Depo provera (depo medroksi progesteron asetat)mengandung
150 mg Depo medroksi progesteron asetat.
Dipakai di lebih dari 90 negara, telah digunakan selama kurang
lebih dari 20 tahun dan sampai saat ini akseptornya berjumlah
kira-kira 5 juta wanita. Diberikan sekali setiap-3 bulan dengan
dosis 150 mg.
Suntikan KB ini mengandung hormon depo medroxy
progesterone acetate (hormon progestin) 150 mg. Sesuai dengan
namanya, suntikan ini diberikan setiap 3 bulan (12 Minggu).
Suntikan pertama biasanya diberikan 7 hari pertama periode
menstruasi Anda, atau 6 minggu setelah melahirkan. Suntikan KB
3 Bulanan ada yang dikemas dalam cairan 3ml atau 1ml.
Deponoristerat(deponoretisteronenantat)mengandung200 mg
noretindron enantat.
Dipakai di lebih dari 40 negara, dengan jumlah akseptor
kira-kira 1,5 juta wanita Diberikan dalam dosis 200 mg sekali
setiap 8 minggu atau sekali setiap 8 minggu untuk 6 bulan
pertama (= 3 x suntikan pertama ) kemudian selanjutnya sekali
setiap 12 minggu.

2) Golongan progestin dengan campuran esterogen propionatecyclo


provera/ Suntikan /1 bulan (nama dagang : cyclofem) mengandung 50
mgProgesteron dan 5 mg komponen esterogen.
Suntikan KB ini mengandung kombinasi hormon
medroxyprogesterone acetate (hormon progestin) dan estradiol
cypionate (hormon estrogen). Komposisi hormon dan cara kerja
Suntikan KB 1 Bulan mirip dengan Pil KB Kombinasi. Suntikan
pertama diberikan 7 hari pertama periode menstruasi Anda, atau 6
minggu setelah melahirkan bila Anda tidak menyusui.

2.6 Syarat
Syarat-syarat yang harus dipenuhi

8
1) Efek samping yang merugikan tidak ada
2) Lama kerja dapat diatur menurut keinginan
3) Tidak mengganggu hubungan persetubuhan
4) Sederhana, sedapat-dapatnya tidak perlu dikerjakan oleh
seorangdokter.
5) Harganya murah supaya dapat dijangkau masyarakat luas.
6) Dapat diterima pasangan suami istri
7) Tidak memerlukan bantuan medik atau kontrol yang terlambatselama
penatalaksanaan.
2.7Sasaran
1. Pasangan usia subur
SemuaPasanganUsiaSuburyanginginmenunda,menjarangkan
kehamilan dan mengatur jumlah anak.
2. Ibu yang mempunyai banyak anak
Dianjurkan memakai kontrasepsi untuk menurunkan angkakematian
ibu dan angka kematian bayi yang disebabkan karenafaktor
multiparitas (banyak melahirkan anak).
3. Ibu yang mempunyai risiko tinggi terhadap kehamilan
Ibu yang mempunyai penyakit yang bisa membahayakankeselamatan
jiwanya jika dia hamil, maka ibu tersebutdianjurkan memakai
kontrasepsi.
2.8Cara kerja
Secara umum kerja dari KB suntik adalah:
1. Mencegah ovulasi, kadar progestin tinggi sehingga menghambat
lonjakan Luteinizing Hormone (LH) secara efektif sehingga tidak
terjadi ovulasi. KadarFollicle-Stimulating Hormone (FSH) dan LH
menurun dan tidak terjadi lonjakan LH Surge. Menghambat
perkembangan folikel dan mencegah ovulasi. Progestogen
menurunkan frekuensi pelepasan (FSH) dan (LH).
2. Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, mengalami penebalan
mukus serviks yang mengganggu penetrasi sperma. Perubahan -
perubahan siklus yang normal pada lendir serviks. Sekret dari serviks

9
tetap dalam keadaan di bawah pengaruh progesteron hingga
menyulitkan penetrasi spermatozoa.
3. Membuat endometrium menjadi kurang baik untuk implantasi dari
ovum yang telah di buahi, yaitu mempengaruhi perubahan-perubahan
menjelang stadium sekresi, yang diperlukan sebagai persiapan
endometrium untuk memungkinkan nidasi dari ovum yang telah di
buahi.
4. Menghambat transportasi gamet dan tuba, mungkin mempengaruhi
kecepatan transport ovum di dalam tuba fallopi atau memberikan
perubahan terhadap kecepatan transportasi ovum (telur) melalui tuba.

a. Primer : Mencegah Ovulasi


Kadar FSH dan LH menurun dantidak terjadi sentakan LH surge. Respons
kelenjar hypophyseterhadap gonadotropinreleasing hormon eksogenous
tidak berubah, sehingga memberi kesan proses terjadi di hipotalamus
daripada di kelenjar hypophyse. Penggunaan kontrasepsi suntikan tidak
menyebabkan keadaaan hipoestrogenik. Pada pemakaian DMP,
endometrium menjadi dangkal dan atrofis dengan kelenjar-kelenjar yang
tidak aktif. Sering stroma menjad i edematous. Dengan pemakaian jangka
lama, endometrium dapat menjadi sedemikian sedikitnya, sehingga tidak
didapatkan atau hanya didapatkan sedikit sekali jaringan bila dilakukan
biopsi. Tetapi, perubahan-perubahan tersebut akan kembalimenjadi normal
dalam waktu 90 hari suntikan DMPA yang terakhir
b. Sekunder
1. Lendir serviks menjadi kental dansedikit,sehingga merupakan barier
terhadap spermatozoa.
2. Membuat endometrium menjadi kurang baik/layak untuk implantasi
dari ovarium yang telah dibuahi.Mungkin mempengaruhi kecepatan
transpor ovum di dalam tuba fallopi.

2.9 Waktu pemberian

10
a. Setelah melahirkan : 6 minggu pasca salin
b. Setelah keguguran : Segera setelah dilakukan kuretase atau 30
hari setelah keguguran (asal ibu belum hamil lagi)
c. Dalam masa haid : Hari pertama sampai hari ke-5 masa haid

1) Pasca persalinan
a. Dapat diberikan suntikan KB pada hari ke 3-5 post partum atau
sesudah Air Susu Ibu berproduksi
b. Sebelum ibu pulang dari rumah sakit
c. 6-8 minggu pasca bersalin, asal dipastikan bahwa ibutidak hamil
atau belum melakukan koitus
2) Pasca Keguguran
a. Dapat diberikan segera setelah selesai kuretase atau sewaktu ibu
hendak pulang dari rumah sakit
b. 30 hari pasca keguguran, asal ibu belum hamil lagi
3) Saat menstruasi, pada hari pertama sampai hari ke 5.

2.10Faktor-faktor dalam pemilihan


1) Faktor pasangan–motivasi
a) Umur
Wanita usia subur yang dapat menggunakan
kontrasepsiprogestin,sedangkan wanita yang sudah menopause
tidakdianjurkan menggunakan kontrasepsi progestin, sehinggadapat
mempengaruhi seseorang untuk memilih metodekontrasepsi.
b) Gaya hidup
Wanita yang gaya hidupnya suka merokok
(perokok),menderitaanemia(kekuranganzatbesi)bolehmenggunakan
kontrasepsi progestin karena tidak ada efeksamping bagi wanita
perokok dan penderita anemia.
c) Frekuensi sanggama

11
Kontrasepsi progesteron dapat digunakan pada wanitayang sering
ataupun yang jarang melakukan hubunganseksual dengan
suaminya, karena tidak mengganggu padahubungan seksual.
d) Jumlah keluarga yang diinginkan
Salah satu tujuan dari kontrasepsi ini adalah untukmenjarangkan
kehamilan, jadi wanita yang ingin mengaturjumlah anak ataupun
yang ingin menjarangkan kehamilansehingga jumlah anak dalam
keluarga sesuai keinginandapat menggunakan kontrasepsi.
e) Pengalaman dengan kontrasepsi yang lalu
Wanita yang dahulunya pernah menggunakan salah satujenis
kontrasepsi, dia merasa nyaman dan merasamendapat keuntungan
dari kontrasepsi itu. Maka dia pastiakan menggunakan kontrasepsi
itu lagi.
2)Faktor kesehatan-kontra indikasi absolut dan relatif
a) Status kesehatan
Wanita yang mempunyai penyakit jantung dapat menggunakan
kontrasepsi progesteron, karena mengandung esterogen sehingga
tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung.
b) Riwayat haid
Semua wanita yang siklus haidnya panjang atau pendek dapat
menggunakan kontrasepsi progesterone, sedangkan wanita yang
pernah mengalami perdarahan pervaginam yang belum jelas
penyebabnya tidak boleh menggunakankontrasepsi progesteron.
c) Riwayat keluarga
Wanita yang dalam keluarganya mempunyai riwayat kanker
payudara dan diabetes mellitus disertai komplikasi tidak dapat
menggunakan kontrasepai progestin.
d) Pemeriksaan fisik
Wanita yang pada pemeriksaan fisik terdapat varises tidak dapat
menggunakan kontrasepsi progestin.

Yang bisa menggunakansuntikan KB Depo Provera

12
1. Usia reproduksi
2. Nulipara dan yang telah memiliki anak
3. Menghendaki kontarsepsi jangka panjang dan yang memiliki
efektivitas tinggi
4. Wanita menyusui dan membutuhkan kon trasepsi yang sesuai
5. Setelah melahirkan dan tidak menyusui
6. Setelah abortus atau keguguran
7. Telah banyak anak tapi belum menghendaki tubektomi
8. Wanita yang tidak dapat menggunakan kontrasepsi estrogen
9. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
10. Wanita yang menggunakan obat untuk epilepsy (fenitoin dan
barbiturat) atau obat tuberculosis (rifampisin) (Saifuddin, 2006)

2.11 Keuntungan/ kelebihan


Keuntungan atau kelebihan dari metode kontrasepsi suntik ini antara lain
(Saifuddin,2006) :
a. Sangat efektif
b. Pencegahan kehamilan jangka panjang
c. Tidak memiliki pengaruh pada ASI
d. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
e. Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai
perimenopause
f. Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
g. Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara
h. Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell)
i. Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul.

2.12Kerugian/ kelemahan
Kerugian atau kelemahan dari metode kontrasepsi suntik ini antara lain
(Saifuddin,2006) :
a. Gangguan haid seperti siklus haid memendek atau memanjang,
perdarahan yang banyak atau sedikit, spotting, tidak haid sama sekali.

13
b. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu.
c. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
d. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
e. Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang
f. Pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan kepadatan tulang
(densitas)
g. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan
pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit
kepala, nervositas, dan jerawat.

2.13Kontraindikasi
1) Hamil atau dicurigai hamil (risiko cacat pada janin 7 per 10000
kelahiran).
2) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
3) Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara. Sampai
saat ini terjadinya kanker payudara diduga akibat interaksi yang rumit
dari banyak faktor genetika, lingkungan dan hormonal yaitu kadar
hormon estrogen yang berlebih dalah tubuh. Pertumbuhan jaringan
payudara sangat sensitive terhadap estrogen pada wanita yang terpapar
estrogen dalam jangka waktu yang lama akan memiliki risiko yang
besar terhadap kanker payudara.
4) Tidak dapat menerima terjadinya agnguan haid, terutama amenorea.
5) Diabetes mellitus disertai komplikasi, temuan sebuah studi terbaru
penggunaan kontrasepsi hormon tipe tertentu selama 5 tahun sebelum
hamil terkait denagan risiko berkembang menjadi diabetes mellitus.
Risiko ini bervariasi tergantung pada tipe progrestin dalam kontrasepsi
hormonal

2.14 Komplikasi

14
Wanita yang menggunakan kontrasepsi progesterone tidakditemukan
adanya komplikasi-komplikasiyang potensial.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kontrasepsi suntikan progestin adalah mencegah terjadinya kehamilan
dengan cara disuntik intra muskuler ( IM ) yang berdaya kerja 3 bulan dan
tidak membutuhkan pemakaian setiap hari.
Jenis – jenis KB suntik adalah Depo Medroksi Progesteron Asetat
(DMPA), Depo Noreterat Enantat (Depo Noristerat), kontrasepsi kombinasi.
Efektif bagi wanita yang tidak mempunyai masalah penyakit metabolik
seperti diabetes, hipertensi, trombosis atau gangguan pembekuan darah serta
riwayat stroke.

15
Cara kerja KB suntik untuk mencegah ovulasi, Lendir serviks menjadi
kental dan sedikit, Membuat endometrium menjadi kurang layak atau baik
untuk implantasi dari ovum yang telah di buahi, Menghambat transportasi
gamet dan tuba.
Kekurangan dalam menggunakan KB suntik adalah dapat mengalami
perdarahan bercak di luar siklus haid atau justru haid manjadi jarang. Setelah
Anda berhenti menyuntik, mungkin butuh waktu beberapa bulan untuk
kembali pada siklus biasa.
Kelebihan dalam menggunakan KB suntik adalah Sangat efektif,
Meningkatkan kuantitas air susu pada ibu yang menyusui, Efek samping
sangat kecil yaitu tidak mempunyai efek yang serius terhadap
kesehatan,Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri, dapat digunakan
oleh perempuan usia > 35 tahun sampai menopause, membantu mencegah
kehamilan ektopik dan kanker endometrium.
Efek samping dalam mengguankan KB suntik adalah Gangguan haid,
Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu, harus menunggu sampai masa
efektifnya habis (3 bulan), Berat badan bertambah, mual, muntah, sakit
kepala, panas dingin.
Indikasi kontrasepsi suntik adalah Usia reproduksi (20-30 tahun),
telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak, Ingin mendapatkan
kontrasepsi dengan efektifitas yang tinggi, menyusui ASI pasca persalinan
lebih dari 6 bulan.
Kontraindikasi kontrasepsi suntik adalah Menyusui dibawah 6 minggu
pasca persalinan, ibu yang menderita sakit kuning (liver), kelainan jantung,
varises (urat kaki keluar), Hipertensi (tekanan darah tinggi), kanker payudara
atau organ reproduksi.
Kontrasepsi suntik DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara
disuntik intromuskuler dalam di daerah pantat, Bersihkan kulit yang akan
disuntik dengan kapas alcohol, Kocok dengan baik dan hindarkan terjadinya
gelembung-gelembung udara.

3.2 Saran

16
Diharapkan pada seluruh tenaga kesehatan mampu melaksanakan asuhan
kebidanan yang kompeten khususnya pada kontrasepsi KB suntik, sehingga
dengan tenaga yang terlatih dapat menurunkan angka kelahiran sesuai dengan
tujuan umum dari ber-KB.

B. Saran
Diharapkan pada seluruh tenaga kesehatan mampu melaksanakan
asuhan keperawatan yang kompeten khususnya pada kontrasepsi KB suntik,
sehingga dengan tenaga yang terlatih dapat menurunkan angka kelahiran
sesuai dengan tujuan umum dari ber-KB.

17

Anda mungkin juga menyukai