Anda di halaman 1dari 42

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang bekumpul dan tinggal disuatu tempat
dalam satu atap dan dalam keadaan saling ketergntungan. Dalam hal ini
dkeluarga yaitu meningkatkan derajat kesehatan dari masing-masing anggota
keluarga dengan penyuluhn kesehatan untuk menumbuhkan kesadaran dalam
membudidayakan perilaku hidup sehat.
Salah satu penyakit yang kita jumpai dalam keluarga ataupun
masyarakat adalah Hipertensi. Frekuensi munculnya penyakit Hipertensi yang
masih termasuk tinggi ini patut menjadi perhatian
Oleh karena itu, perawat harus mampu memberikan asuhan
keperawatan secara langsung kepada individu dan keluarga tentang
Hipertensi agar mampu meningkatkan pengetahuan, kemampuan, serta
kemauan dalam melaksanakan tugas kesehatan keluarga.

B. Tujuan Pembinaan Keluarga


1. Untuk kepentingan kesehatan keluarga
a. Membantu mengatasi masalah kesehatan yang ada dalam keluarga
b. Meningkatkan kemandirian keluarga dalam merawat anggota keluarga
yang sakit
c. Meningkatkan derajat kesehatan keluarga
2. Untuk kepentingan masyarakat disekitarnya/RT
Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya kesehatan di lingkungan
masyarakat.
3. Untuk mahasiswa akper tingkat III khususnya
Untuk menambah pengalaman sebagai bagian dari praktek langsung dan
bahan acuan untuk pengembangan ilmu Keperawatan Keluarga.
C. Metode Pembinaan Keluarga
1. Umum
a. Lintas sektoral : kerja sama dari kampus, RT, dan kelurahan
b. Lintas Program : bekerja sama dengan puskesmas

2. Khusus
a. Observasi langsung
Pembinaan dilakukan atau melalui pendekatan langsung kepada
keluarga yang dibinas dalam kelompok masyarakat kecil.
b. Wawancara
Mengadakan tanya jawab dengan keluarga, tokoh masyarakat,
tetangga, dan yang lainnya tentang hubungan keluarga ini dengan
masyarakat sekitarnya.
c. Penyuluhan Kesehatan
Memberikan penyuluhan kesehatan intensif pada keluarga binaan
mengenai masalah kesehatan dalam keluarga.
d. Studi Pustaka
Dengan cara membaca buku-buku sumber atau literatur yang
berhubungan dengan kasus atau masalah yang ditemukan dalam
keluarga untuk memberikan penyuluhan tentang masalah yang
dihadapi oleh keluarga.

D. Batasan Masalah
Saat pelaksanaan praktik keperawatan keluarga ditemukan 2
masalah, maka saya memilih salah satu masalah untuk diatasi sesuai
dengan prioritas masalah dan masalah yang diatasi adalah : Kurang
pengetahuan tentang penyakit Hipertensi b/d Ketidakmampuan keluarga
mengenal penyakit yang diderita Ny. Y
BAB 2
LANDASAN TEORI
A. DEFINISI

Menurut JNC hipertensi terjadi apabila tekanan darah lebih dari

140/ 90 mmHg (Tagor, 2003). Hipertensi adalah suatu keadaan dimana

terjadi peningkatan tekanan darah secara normal dan terus menerus pada

beberapa kali pemeriksaan tekanan darah yang disebabkan satu atau

beberapa faktor risiko yang tidak berjalan sebagaimana mestinya dalam

mempertahankan tekanan darah secara normal.

Hipertensi berkaitan dengan kenaikan tekanan sistolik atau tekanan

diastol atau tekanan keduanya. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai

tekanan darah tinggi persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140/ 90

mmHg. Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan

sistolik 160 mmHg tekanan diastolik 90 mmHg (Brunner & Suddarth,

2005).

B. ANATOMI FISIOLOGI

1. Jantung

Berukuran sekitar satu kepalan tangan dan terletak didalam dada,

batas kanannya terdapat pada sternum kanan dan apeksnya pada ruang

intercostalis kelima kiri pada linea midclavicular. Hubungan jantung

adalah:

Atas : pembuluh darah besar

Bawah : diafragma

Setiap sisi : paruparu


Belakang : aorta desendens, oesophagus, columna vertebralis

2. Arteri

Adalah tabung yang dilalui darah yang dialirkan pada jaringan dan

organ. Arteri terdiri dari lapisan dalam: lapisan yang licin, lapisan

tengah jaringan elastin/otot: aorta dan cabang-cabangnya besar

memiliki laposan tengah yang terdiri dari jaringan elastin (untuk

menghantarkan darah untuk organ), arteri yang lebih kecil memiliki

lapisan tengah otot (mengatur jumlah darah yang disampaikan pada

suatu organ).

3. Arteriol

Adalah pembuluh darah dengan dinding otot polos yang relatif tebal.

Otot dinding arteriol dapat berkontraksi. Kontraksi menyebabkan

kontriksi diameter pembuluh darah. Bila kontriksi bersifat lokal,

suplai darah pada jaringan/organ berkurang. Bila terdapat kontriksi

umum, tekanan darah akan meningkat.

4. Pembuluh darah utama dan kapiler

Pembuluh darah utama adalah pembuluh berdinding tipis yang

berjalan langsung dari arteriol ke venul. Kapiler adalah jaringan

pembuluh darah kecil yang membuka pembuluh darah utama.

5. Sinusoid

Terdapat limpa, hepar, sumsum tulang dan kelenjar endokrin.

Sinusoid tiga sampai empat kali lebih besar dari pada kapiler dan
sebagian dilapisi dengan sel sistem retikulo-endotelial. Pada tempat

adanya sinusoid, darah mengalami kontak langsung dengan sel-sel

dan pertukaran tidak terjadi melalui ruang jaringan.

6. Vena dan venul

Venul adalah vena kecil yang dibentuk gabungan kapiler. Vena

dibentuk oleh gabungan venul. Vena memiliki tiga dinding yang tidak

berbatasan secara sempurna satu sama lain.(Gibson, John. Edisi 2

tahun 2002, hal 110)

C. ETIOLOGI

1. Hipertensi Primer (esensial) Lebih dari 90% pasien hipertensi merupakan

hipertensi esensial, yang tidak diketahui penyebab aslinya yang dapat

mempengaruhi regulasi tekanan darah. Kemungkinan karena volume darah

yang dipompa jantung meningkat, yang mengakibatkan bertambahnya

volume darah di pembuluh arteri. Hipertensi esensial adalah istilah yang

menunjukkan bahwa hipertensi yang terjadi tidak diketahui penyebabnya.

Walaupun begitu, pada kebanyakan pasien dengan hipertensi esensial ini

terdapat kecenderungan herediter yang kuat. Riwayat keluarga hipertensi

meningkatkan kemungkinan bahwa seorang individu akan mengalami

hipertensi. Faktor keturunan bersifat poligenik yang terlihat dari adanya

riwayat penyakit kardiovaskular dalam keluarga. Jika salah satu atau kedua

orangtua mengidap hipertensi, maka kemungkinan anaknya juga terkena

hipertensi. Faktor predisposisi genetik dapat berupa sensitivitas terhadap

natrium, kepekaan terhadap stress, peningkatan reaktivitas vascular


(terhadap vasokonstriktor), dan resistensi insulin. Hipertensi esensial

menyerang empat kali lebih sering pada pria middle age daripada pada

wanita middle age. Faktor-faktor lingkungan yang menjadi faktor

predisposisi yang lebih dapat menyebabkan terjadinya hipertensi esensial

antara lain gaya hidup yang buruk (stres), banyak konsumsi garam,

obesitas, merokok.

2. Hipertensi Sekunder

a. Hipertensi goldblatt dibagi menjadi 2, yang pertama hipertensi

Goldblatt dengan satu ginjal yang memiliki 2 fase. Fase pertama

adalah tipe hipertensi vasokonstriktor yang disebabkan oleh

angiotensin namun bersifat sementara. Fase kedua adalah tipe

hipertensi beban-volume. Sebenarnya dalam hipertensi tipe ini tidak

terjadi kenaikan terhadap volume darah maupun curah jantung, tetapi

yang meningkat adalah tahanan perifer total. Kenaikan awal tekanan

arteri pada kasus hipertensi ini disebabkan oleh mekanisme

vasokonstriksi renin-angiotensin. Akibat sedikitnya aliran darah yang

melalui ginjal sesudah penurunan tekanan arteri renalis yang

berlangsung akut, ginjal tersebut akan menyekresi banyak renin.

Hal ini mengakibatkan terbentuknya angiotensin dalam darah.

Angiotensin ini kemudian akan meningkatkan tekanan arteri secara

akut. Sekresi renin akan mencapai puncaknya dalam 1 jam atau lebih,

tetapi dalam 5-7 hari akan kembali normal karena pada waktu itu arteri

renalis juga meningkat pada keadaan normal sehingga tidak terjadi


iskemik ginjal. Kenaikan kedua pada tekanan arteri disebabkan oleh

retensi cairan. Dalam waktu 5-7 hari cairan akan meningkat cukup

tinggi sehingga mengakibatkan kenaikan tekanan arteri menjadi nilai

baru yang dipertahankan. Nilai kuantitatif tekanan yang dipertahankan

ini dipengaruhi oleh derajat kontriksi yang terjadi pada arteri renalis.

Jadi, tekanan tekanan aorta harus meningkat cukup tinggi sehingga

tekanan arteri renalis yang di sebelah distal dari bagian yang

mengalami kontriksi akan cukup untuk menyebabkan keluaran urin

yang normal. Yang kedua adalah hipertensi Goldblatt dengan dua

ginjal. Mekanisme terjadinya hipertensi ini adalah sebagai berikut:

ginjal yang mengalami konstriksi menahan air dan garam akibat

menurunnya tekanan arteri renalis pada ginjal tersebut. Ginjal yang

normal juga menahan air dan garam akibat renin yang dihasilkan oleh

ginjal yang mengalami iskemik. Renin ini menyebabkan terbentuknya

angiotensin yang bersirkulasi ke ginjal yang berlawanan dan

menyebabkannya juga menahan air dan garam. Jadi dengan alasan

yang berbeda kedua ginjal menjadi penahan garam dan air yang

mengakibatkan hipertensi.

b. Hipertensi Neurogenik Merupakan hipertensi yang disebabkan oleh

rangsangan yang kuat pada sistem saraf simpatis. Contohnya apabila

seseorang menjadi begitu terangsang karena alasan apapun atau bila

saat sedang gelisah, maka sistem simpatis akan sangat terangsang yang

menimbulkan vasokonstriksi perifer di setiap tempat dalam tubuh dan


terjadilah hipertensi akut. Hipertensi neurogenik juga bisa disebabkan

oleh baroreseptor yang dipotong atau bila traktus solitarius yang

terdapat pada setiap sisi medula oblongata dirusak. Hilangnya sinyal

saraf normal dari baroreseptor secara mendadak memiliki pengaruh

yang sama pada mekanisme pengaturan tekanan oleh saraf seperti

pengurangan tekanan arteri pada aorta dan arteri karotis secara

mendadak. Akibatnya pusat vasomotor tiba-tiba menjadi sangat aktif

dan tekanan arteri rata-rata meningkat, namun dalam beberapa hari

tekanan akan kembali normal. Oleh sebab itu, hipertensi neurogenik

termasuk hipertensi akut.

c. Hipertensi pada Toksemia Gravidarum Selama masa kehamilan,

banyak ibu yang mengalami hipertensi. Hal ini merupakan manifestasi

dari sindrom toksemia gravidarum. Prinsip patoligis yang

menyebabkan hipertensi ini diduga akibat penebalan membran

glomerulus (mungkin terjadi karena proses autoimun), yang

mengurangi kecepatan filtrasi aliran dari glomerulus kedalam tubulus

ginjal. Dengan alasan yang jelas, tekanan arteri yang diperlukan untuk

menyebabkan pembentukan urin normal akan ditingkatkan. Selain itu,

nilai tekanan arteri jangka panjang juga meningkat. Pasien-pasien ini

cenderung menderita hipertensi karena konsumsi garam berlebih.

d. Hipertensi Akibat Aldosteronisme Primer Merupakan tipe lain dari

hipertensi beban-volume yang disebabkan oleh aldosteron dalam tubuh

berlebih atau kelebihan jenis steroid yang lain. Sebuah tumor kecil
yang terdapat pada salah satu kelenjar adrenal yang terkadang

menyekresikan banyak sekali aldosteron disebut sebagai

“Aldosteronisme Primer”. Aldosteron memiliki efek dapat

meningkatkan kecepatan reabsorbsi garam dan air oleh tubulus ginjal

sehingga akan mengurangi hilangnya garam dan air dalam urin namun

menaikkan volume cairan ekstraseluler, akibatnya terjadi hipertensi.

Bila keadaan ini diteruskan, maka kelebihan aldosteron tersebut akan

menyebabkan perubahan patologis pada ginjal sehingga

mengakibatkan ginjal menahan garam dan air lebih banyak lagi

disamping yang disebabkan oleh aldosteron tersebut. Oleh karena itu,

akhirnya hipertensi sering menjadi parah.

D. KLASIFIKASI HIPERTENSI

Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa menurut JNC VII [1]

Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik

Normal < 120 mmHg (dan) < 80 mmHg

Pre-hipertensi 120-139 mmHg (atau) 80-89 mmHg

Stadium 1 140-159 mmHg (atau) 90-99 mmHg

Stadium 2 >= 160 mmHg (atau) >= 100 mmHg

Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg

atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan

diastolik masih dalam kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada
usia lanjut. Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang

mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat

sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-

60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun

drastis. Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis :

1. Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak /belum

diketahui penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh

hipertensi).

2. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai akibat

dari adanya penyakit lain.

Hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak penyebab; beberapa

perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama

menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Jika penyebabnya diketahui,

maka disebut hipertensi sekunder. Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi,

penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya

adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB).

Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu

tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin

(adrenalin) atau norepinefrin (noradrenalin). Kegemukan (obesitas), gaya

hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), stres, alkohol atau garam

dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang

memiliki kepekaan yang diturunkan. Stres cenderung menyebabkan

kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu, jika stres telah berlalu,
maka tekanan darah biasanya akan kembali normal. Beberapa penyebab

terjadinya hipertensi sekunder:

1. Penyakit Ginjal

a. Stenosis arteri renalis

b. Pielonefritis

c. Glomerulonefritis

d. Tumor-tumor ginjal

e. Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)

f. Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)

g. Terapi penyinaran yang mengenai ginjal

2. Kelainan Hormonal

a. Hiperaldosteronisme

b. Sindroma Cushing

c. Feokromositoma

3. Obat-obatan

a. Pil KB

b. Kortikosteroid

c. Siklosporin

d. Eritropoietin

e. Kokain

f. Penyalahgunaan alkohol

g. Kayu manis (dalam jumlah sangat besar)

4. Penyebab Lainnya
a. Koartasio aorta

b. pada kehamilan

c. Porfiria intermiten akut

d. Keracunan timbal akut.

E. PATOFISIOLOGI

Tekanan arteri sistemik adalah hasil dari perkalian cardic output (curah

jantung) dengan total tahanan perifer. Cardiac ouput (curah jantung) diperoleh

dari perkalian antara stroke volume dengan heart rate (denyut jantung).

Pengaturan tahanan perifer dipertahankan oleh sistem saraf otonom dan

sirkulasi hormon.

Empat sistem kontrol yang berperan dalam mempertahankan tekanan

darah antara lain sistem baroreseptor arteri, pengaturan volume cairan tubuh,

sistem renin angiotensin dan autoregulasi vaskuler. Baroreseptor arteri

terutama ditemukan di sinus carotid, tapi juga dalam aorta dan dinding

ventrikel kiri. Baroreseptor ini memonitor derajat tekanan arteri. sistem

baroreseptor meniadakan peningkatan tekanan arteri melalui mekanisme

perlambatan jantung oleh respons vagal (stimulasi parasimpatis) dan

vasodilatasi dengan penurunan tonus simpatis. Oleh karena itu, refleks kontrol

sirkulasi meningkatkan tekanan arteri sistemik bila tekanan baroreseptor

meningkat. Alasan pasti mengapa kontrol ini gagal pada hipertensi belum

diketahui. Hal ini ditujukan untuk menaikkan re-setting sensitivitas

baroreseptor sehingga tekanan meningkat secara tidak adekuat, sekalipun

penurunan tekanan tidak ada.


Perubahan volume cairan memengaruhi tekanan arteri sistemik. Bila tubuh

mengalami kelebihan garam dan air, tekanan darah meningkat melalui

mekanisme fisiologi kompleks yang mengubah aliran balik vena ke jantung

dan mengakibatkan peningkatan curah jantung. Bila ginjal berfungsi secara

adekuat, peningkatan tekanan arteri mengakibatkan diuresis dan penurunan

tekanan darah. Kondisi patologis yang mengubah ambang tekanan pada ginjal

dalam mengeksresikan garam dan air akan meningkatkan tekanan arteri

sistemik.

Renin dan angiotensin memegang peranan dalam pengaturan tekanan

darah. Ginjal memproduksi renin yaitu suatu enzim yang bertindak pada

substrat protein plasma untuk memisahkan angiotensin I, yang kemudian

diubah oleh converting anzym dalam paru menjadi bentuk angiotensin II

kemudian menjadi angiotensin III. Angiotensin II dan III mempunyai aksi

vasokonstriktor yang kuat pada pembuluh darah dan merupakan mekanisme

kontrol terhadap terhadap aldosteron. Aldosteron sangat bermakna dalam

hipertensi terutama pada aldosteronisme primer. Melalui peningkatan aktivitas

sistem saraf parasimpatis, angiotensin II dan III juga mempunyai efek

inhibiting atau penghambatan pada eksresi garam (natrium) dengan akibat

peningkatan tekanan darah.

Sekresi renin yang tidak tepat diduga sebagai penyebab meningkatnya

tahanan perifer vaskuler pada hipertensi esensial. Pada tekanan darah tinggi,

kadar renin harus diturunkan karena peningkatan tekanan arteriolar renal


mungkin menghambat sekresi renin. Namun demikian, sebagian besar orang

dengan hipertensi esensial mempunyai kadar renin normal.

Peningkatan tekanan darah terus-menerus pada klien hipertensi esensial

akan mengakibatkan kerusakan pembuluh darah pada organ vital. Hipertensi

esensial mengakibatkan hyperplasia medial (penebalan) arteriole-arteriole.

Karena pembuluh darah menebal, maka perfusi jaringan menurun dan

mengakibatkan kerusakan organ tubuh. Hal ini menyebabkan infark miokard,

stroke, gagal jantung, dan gagal ginjal

Autoregulasi vaskular merupakan mekanisme lain yang terlibat dalam

hipertensi. Autoregulasi vaskular adalah suatu proses yang mempertahankan

perfusi jaringan dalam tubuh relatif konstan. Jika aliran berubah proses

autoregulasi akan menurunkan tahanan vaskular dan mengakibatkan

pengurangan aliran, sebaliknya akan meningkatkan tahanan vaskular sebagai

akibat dari peningkatan aliran. Autoregulasi vaskular nampak menjadi

mekanisme penting dalam menimbulkan hipertensi berkaitan dengan overload

garam dan air.

Hipertensi maligma adalah tipe hipertensi berat yang berkembang secara

progresif. Seseorang dengan hipertensi maligma biasanya memiliki gejala-

gejala morning headaches, penglihatan kabur, dan sesak napas atau dispnea,

dan atau gejala uremia. Tekanan darah diastolik >115 mmHg, dengan rentang

tekanan diastolik antara 130-170 mmHg hipertensi maligma meningkatkan

risiko gagal ginjal, gagal jantung kiri, dan stroke.


F. Tanda dan gejala

Tanda dan gejala yang biasanya terjadi :

1. Pusing

2. Rasa berat di tengkuk

3. Mudah marah

4. Telinga berdenging

5. Sukar tidur

6. Sesak nafas

7. Mudah lelah

8. Mata berkunang-kunang

Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala

berikut:

1. sakit kepala

2. kelelahan

3. mual

4. muntah

5. sesak nafas

6. gelisah

7. pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada

otak, mata, jantung dan ginjal.

G. PENGOBATAN

Pengobatan hipertensi untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut:


1. Pengobatan farmakologis yaitu dengan menggunakan obat-obatan atas ijin

dokter

2. Pengobatan non farmakologis yaitu dengan:

a. Mengurangi asupan garam dan lemak

b. Mengurangi atau menghilangkan kebiasaan minum alkohol

c. Berhenti merokok bagi yang merokok

d. Menurunkan berta badan bagi yang kegemukan

e. Olah raga teratur seperti joging, jalan cepat, bersepeda, berenang

f. Menghindari ketegangan

g. Istirahat cukup

h. Hidup tenang

3. Pencegahan agar tidak terjadi komplikasi dari hipertensi

a. Kontrol teratur

b. Minum obat teratur

c. Diit rendah garam dan lemak


BAB III
PELAKSANAAN PEMBINAAN

1. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS UMUM
1. Identitas Kepala Keluarga
Tn. S adalah seorang kepala keluarga, pendidikaan terakhir SLTP, dan
berusia 57 Tahun beragama katholik bersuku bangsa Jawa/Indonesia
dan tinggal di Jl.Siti Aisyah No 56.Rt16 Kelurahan Teluk Lerong
Samarinda Ilir.

2. Komposisi Keluarga

Hubungan Keluarga
No Nama L/P Umur Pendidikan Imunisasi Berencana
Keluarga

1 Supriyanto L KK 57 th SLTP - -

2 Yosepa V.M.N P Istri 59 th SLTP - Steril

3 Viktorius B.W L Anak 28 th SLTA Lengkap -

4 Yakobus J.W L Anak 25 th SLTA Lengkap -

5
SLTP

Selestinus T.W L Anak 20 th Lengkap -


Tn. Supriyanto adalah kepala keluarga dalam keluarganya
pendidikan terakhir SLTP dan memiliki Istri Ny.Yosepa dengan
pendidikan terakhir SLTP, Tn.Supriyanto dan Ny.Yosepa memiliki 3
anak ,pendidikan anak pertama SLTA, anak kedua SLTA dan anak
ketiga SLTA.

3. Genogram

X X X x

Ket : Laki-laki Perempuan

Meninggal dunia Tinggal satu rumah

Klien

Keterangan:

Di dalam keluarga Tn. Supriyanto memiliki orang tua


tunggal dan 8 saudara dan Ny.Yosepa memiliki orang tua tunggal
dan 4 saudara. Lalu Tn.Supriyanto dan Ny.Yosepa menikah dan
memiliki 3 anak yang berjenis kelamin laki-laki semua.

4. Tipe Keluarga
a. Jenis tipe keluarga
Keluarga ini tergolong dalam tipe Nuclear family, karena dalam
satu rumah terdiri dari ayah, ibu, dan anak
b.Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut
Jika ada penyakit menulara akan lebih cepat penularannya karna
tinggal serumah.
5. Suku Bangsa (etnis)
a. Latar Belakang etnis keluarga atau anggota keluarga
Keluarga Tn. Supriyanto berasal dari jawa sedangkan Ny.Yosepa
berasal dari Kalimantan

b. Tempat tinggal keluarga (bagian dari sebuah lingkungan yang


secara etnis bersifat homogen).
Keluarga Tn. Supriyanto tinggal disuatu lingkungan yang sebagian
besar masyarakat adalah etnis jawa, banjar, dan bugis.

c. Kegiatan-kegiatan keagamaan, social, budaya, rekreasi, pendidikan


(apakah kegiatan-kegiatan ini berada dalam kelompok
kultur/budaya keluarga)
Keluarga Tn. Supriyanto sering mengikuti ibadah bersama tetangga
digereja yang jaraknya tidak jauh dari rumah.

d. Kebiasaan diet dan berbusana (tradisional/modern)


Ny. Yosepa pernah mengkonsumsi obat penurun gula karna
sempat memiliki riwayat penyakit gula

e. Struktur kekuasaan keluarga tradisional atau “modern”


Pengambilan keputusan oleh Tn. Supriyanto diselesaikan secara
bermusyawarah bersama keluarga.

f. Bahasa (bahasa-bahasa) yang digunakan di rumah


Bahasa yang digunakan di keluarga Tn.Supriyanto adalah bahasa
indonesia.

g. Penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi


(Apakah keluarga mengunjungi pelayanan praktisi, terlibat dalam
praktik-praktik pelayanan kesehatan tradisional, atau memiliki
kepercayaan tradisiona asli dalam bidang kesehatan)

Keluarga Tn. Supriyanto mengatakan jika ada anggota keluarganya


yang sakit akan langsung di bawa ke rumah sakit atau dokter
praktik terdekat.
6. Agama dan kepercayaan
Semua anggota keluarga Tn.Supriyanto. Tidak ada nilai-nilai yang
bertentangan degan kesehatan.

7. Status sosial ekonomi keluarga


Menurut keluarga Tn.Supriyanto karna sudah pesiun keuangan cukup
sulit tapi cukup untuk makan sehari-hari

8. Aktivitas keluarga
Biasanya keluarga Tn.Supriyanto bekerja dirumah dan mengikuti
kegiatan-kegiatan yang ada di sekitar rumah seperti beribadah.

B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Tahap perkembangan keluarga ini
Tahap perkembangan keluarga Tn.Supriyanto sekarang Anaknya yang
ke 3 sedang sekolah di perguruan tinggi

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


Tahap pada keluarga Tn. Supriyanto masih belum lengkap karena
kedua anaknya yang beranjak dewasa belum ada yang berkeluarga.

C. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA INTI


1. Riwayat keluarga sebelumnya:
Tn.Supriyanto memiliki riwayat Ht, Ny.Yosepa Ht,
Kolestrol,Maag.Anak 1,2 dan 3 biasanya hanya demam ringan.
2. Riwayat masing-masing anggota keluarga:

Imunisasi
(BCG/ Masalah Tindakan
Keadaan yang telah
No Nama Umur BB Polio/ kesehata
Kesehatan dilakukan
DPT/ HB/ n
Campak)

1. Supriyanto 57 thn 60 kg Sehat Lengkap HT -

Minum
HT,Kole obat HT
2. Yosepa V.M.N 59 thn 68 kg Lengkap strol,maa dan
Sehat g Kolestrol

Sehat
3. Viktorius B.W 28 thn - Lengkap Tidak -
ada
Sehat
4. Yakobus J.W 25 thn - Lengkap Tidak -
ada
Sehat
5. Selestinus T.W 20 thn - Lengkap Tidak -
ada

Keterangan :

a.) Tn. Supriyanto memiliki riwayat HT


b.) Ny. Yosepa memiliki riwayat HT, Kolestrol, Maag
c.) An.1 tidak punya keluhan kesehatan
d.) An.2 tidak punya keluhan kesehatan
e.) An.3 tidak punya keluhan kesehatan

3. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan:

Jika sakit keluarga Tn.supriyanto akan segera ke pusat pelayanan


kesehatan terdekat atau rumah sakit
D. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah:
a. Gambaran dan tipe tempat tinggal

Status rumah yang ditempati oleh keluarga Tn.supriyanto adalah


rumah sendiri.

U
b. Denah rumah
Keterangan :

: kamar tidur

: kamar mandi

: ruang tamu

: dapur

Keterangan:

Rumah terdiri dari ruang tamu, 4 kamar tidur , 2 dapur 1 kamar


mandi, rumah yang ditempati bersifat semi permanent karna
material bangunan dari kayu.
c. Dapur
Dapur cukup bersih,tidak begitu besar berlantai keramik.

d. Kamar mandi
Kamar mandi berlantai keramik, wc duduk dan menggunakan
septic tank sendiri.

e. Mengkaji pengaturan tempat tidur di dalam rumah


Kamar memiliki pintu dan kunci di setiap pintunya. Terdapat satu
buah tempat tidur didekat jendela dan ventilasi udara.

f. Mengkaji keadaan umum kebersihan dan sanitasi rumah


Saat pengkajian ruangan tidak pengap, sirkulasi udara baik karena
memiliki jendela dan ventilasi, rumah tampak bersih dan rapi.

g. Mengkaji perasaan-perasaan subjektif keluarga terhadap rumah.


Tn.supriyanto mengatakan tempat yang ditinggalin sekarang cukup
nyaman untuk berkumpul dengan keluarga

h. Evaluasi adekuasi pembuangan sampah

Tn.supriyanto mengatakan pembuangan sampah dilakukan disore


hari atau malam oleh anaknya yang ke3
i. Pengaturan/penataan rumah

Pengaturan ataupun penataan rumah rapi dan tepat karena bisa


memanfaatkan setiap sudut rumah dan keluarga sangat nyaman
dengan kondisi tersebut.

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RT

Tn.supriyanto mengatakan warga sekitar sangat antusias ketika


keluarga Tn.supriyanto ada yang sakit dan datang menjenguk.

3. Mobilitas geografis keluarga


Keluarga adalah penduduk pendatang, dan tinggal diteluk lerong cukup
lama.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Tn.supriyanto mengatakan sering mengikuti aktivitas-aktivitas yang ad
disekitar rumahnya seperti beibadah

5. Sistem pendukung keluarga

Tn.supriyanto selalu mendiskusikan apa yang menjadi keinginan


mereka, jika itu sesuatu yang baik anggota keluarga akan selalu
mendukung.

E. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola komunikasi keluarga
Komunikasi yang digunakan adalah komunikasi sistem terbuka dengan
menggunakan bahasa indonesia.

2. Struktur kekuatan keluarga


Tn.supriyanto sebagai kepala keluarga yang bertanggung jawab
terhadap keluarganya keputusan diambil oleh kepala keluarga secara
musyawarah.

3. Struktur peran
Tn.supriyanto sebagai kepala keluarga tugasnya mencari nafkah.

4. Nilai atau norma keluarga


Nilai dan norma yang berlaku di keluarga menyesuaikan dengan nilai
agama yang dianut dan norma yang berlaku di lingkungannya. Bila ada
keluarga yang sakit periksa ke sarana kesehatan.

F. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi apektif
Tn.supriyanto mengatakan dalam keluarga selalu ada sikap saling
menghormati. Dan mampu menempatkan diri dimana pun berada.
2. Fungsi sosialisasi
Tn.supriyanto selalu mengajarkan dan menekankan bagaimana
berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut, Interaksi baik
dalam keluarga maupun dengan lingkungan luar.

3. Fungsi perawatan kesehatan


Tn.supriyanto selalu memperhatikan dan berupaya untuk membawa
anggota keluarganya yang sakit ke pelayanan kesehatan bila ada
anggota keluarganya yang sakit.

4. Fungsi reproduksi
Ny. Yosepa mengatakan sedang tidak memakai KB dikarenakan sudah
Steril setelah melahirkan anak Ke-3

5. Fungsi ekonomi
Menurut keluarga Tn.supriyanto ekonomi yang diberikan sudah cukup
untuk keperluan sehari-hari.dan untuk biaya anak ke 3 sekolah dibantu
oleh anak-anak yang sudah kerja.

G. STRESS DAN KOPING KELUARGA


1. Stresor jangka pendek dan jangka panjang

Keluarga mengatakan tidak ada masalah dalam keluarga. Hanya


kesehatan saja seperti Ht,kolestrol dan maag.

2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stresor

Bila ada anggota keluaraga yang memiliki masalah kesehatan


secepatnya dibawa ke puskesmas atau pelayanan kesehatan.

3. Strategi koping yang digunakan

Jika ada masalah selalu dibicarakan bersama keluarga untuk


dimusyawarahkan.
H. PEMERIKSAAN FISIK

1. Tn. Supriyanto
Kesadaran : compos mentis
BB : 60 kg
TD : 140/90 mmHg
RR : 22 x/menit
Nadi : 78 x/menit
Suhu : 36 x/menit
Keluhan saat ini :Tn.supriyanto mengatakan
tidak ada masalah dengannya
saat beraktivitas
Sistem kardiovaskuler : baik
Sistem gastrointestinal : baik
Sistem muskuloskeletal : baik

2. Ny. Yosepa V.M.N


Kesadaran : compos mentis
BB : 68 kg
TD : 130/90 mmHg
RR : 20 x/menit
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36 x/menit
Keluhan saat ini :-
Sistem kardiovaskuler : baik
Sistem gastrointestinal : riwayat maag
istem muskuloskeletal : baik

3. Anak 1
Kesadaran :-
BB :-
TD :-
RR :-
Nadi :-
Suhu :-
Keluhan saat ini :-
Sistem kardiovaskuler :-
Sistem gastrointestinal :-
Sistem muskuloskeletal :-

4. Anak 2
Kesadaran :-
BB :-
TD :-
RR :-
Nadi :-
Suhu :-
Keluhan saat ini :-
Sistem kardiovaskuler :-
Sistem gastrointestinal :-
Sistem muskuloskeletal :-
5. Anak 3
Kesadaran :-
BB :-
TD :-
RR :-
Nadi :-
Suhu :-
Keluhan saat ini :-
Sistem kardiovaskuler :-
Sistem gastrointestinal :-
Sistem muskuloskeletal :-

I. HARAPAN KELUARGA
1. Terhadap masalah kesehatannya:
Harapan keluarga agar mereka selalu sehat dan terhindar dari segala
macam penyakit.

2. Terhadap petugas kesehatan yang ada:


Harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada agar petugas
dapat membantu masalah, khususnya dalam masalah kesehatan yang
ada.
ANALISA DATA

No. Data Penyebab Masalah


1. Data Subjektif : Ketidakmampuan Ketidaktahuan
-Ny.Yosepa mengatakan memiuliki keluarga dalam keluarga merawat
riwayat hipertensi sudah lama. mengenali masalah anggota keluarga
-Ny.yosepa menagtakan sering sakit penyakit hipertensi yang sakit.
kepala saat selesai beraktivitas dan k pada Ny.Yosepa
ram-kram pada bagiuan jari tangan
dan kaki.

Data Objektif :
-TD : 130/90 mmHg
-RR : 20 x/menit
-klien tampak memijat daerah kaki.
Data Subjektif : Intoleren aktivitas ketidaksanggupan
-Ny. Yosepa mengatakan sering kram pada Ny.yosepa Ny.Yosepa
pada bagian kaki dipagi hari. karena mengambil
-Ny.Yosepa mengatakan bahwa meningkatnya keputusan dalam
kolestrolnya tinggi. kolestrol yang melakukan
-Ny.Yosepa mengatakan sering sakit kurang terkontrol tindakan yang
kepala dan pusing. tepat
-Ny.Yosepa mengatakan pernah
konsumsi Obat kolestrol jika kram
dirasakan sangat berat.

Data Objektif :
-Ny.Yosepa tampak meluruskan
kakinya dan memijat bagian kaki.
-TD :130/90 mmHg
-RR : 20 x/menit.

Prioritas Masalah :

Diagnosa 1: ketidaksanggupan Ny.Yosepa mengambil

keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat disebabkan

karena Ny.Yosepa tidak sanggup memecahkan masalah

masalah karena kurang pengetahuan dan kurangnya sumber

daya keluarga
No. Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran

1. Sifat masalah: 3 1 3/3x1 = Penyakit Hipertensi yang


a. Tidak/ kurang 1 diderita oleh Ny.Yosepa
sehat mengeluh sakit kepala,
b. Ancaman dan terasa kaku dibagian
kesehatan leher.
c. Keadaan
serta membuatnya sulit
sejahtera
dalam beraktivitas
sehingga merupakan
keadaan tidak sehat bagi
Ny.Yosepa.

2. Kemungkinan 1 2 1/2x 2 = Tanda & gejala yang


masalah dapat 1 dirasakan oleh
diubah: Ny.Yosepa tidak segera
a. Mudah ditangani karena
b. Sebagian awalnya beliau tidak tahu
c. Tidak dapat pusing dan sakit karena
apa, namun Ny.Yosepa
langsung mengolesnya
dengan balsem, dan
Ny.Yosepa cukup belum
melaksanakan
penjelasan yang
diberikan oleh
mahasiswa

3. Potensi masalah 2 1 2/3 x1 = Keadaan ekonomi


untuk dicegah: 2/3 keluarga Ny.Yosepa
a. Tinggi cukup memadai dan
b. Cukup keterbatasan kendaraan,
c. Rendah sehingga Ny.Yosepa
cukup kesulitan untuk
pergi berobat kepusat
layanan terdekat

4. Menonjolnya 2 1 2/2 x 1 Ny.Yosepa menyadari


masalah: =1 sakit yang mereka derita
a. Masalah berat memang tidak dapat
harus segera menular namun mereka
ditangani sering mengeluh sakit
b. Ada masalah dan sehingga
tetapi tidak mengganggu aktivitas,
perlu segera sehingga beliau selalu
ditangani berusaha mencari
c. Masalah tidak pengobatan
dirasakan
JUMLAH 3 2/3
Diagnosa 2: ketidaksanggupan mengenal masalah kesehatan keluarga

disebabkan karena kurang pengetahuan/ ketidaktahuan fakta

No. Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran

1. Sifat masalah: 3 1 3/3 x1 Ny.Yosepa terkadang


a. Tidak/ kurang =1 mengeluh nyeri uluh hati
sehat terasa nyeri yang sering
b. Ancaman dirasakan saat terlambat
kesehatan makan, sehingga
c. Keadaan merupakan keadaan
sejahtera kurang sehat

2. Kemungkinan 2 2 2/2x Tanda yang Ny.Yosepa


masalah dapat 2=2 rasakan segera beliau
diubah: tangani dengan
a. Mudah mengompres air hangat
b. Sebagian dan mengolesnya
c. Tidak dapat dengan balsem saja, dan
mampu melaksanakan
penjelasan yang
disampaikan oleh
mahasiswa

3. Potensi masalah 1 1 1/3 x1 = Keadaan ekonomi


untuk dicegah: 1/3 Ny.Yosepa dan
a. Tinggi keterbatasan kendaraan
b. Cukup tidak cukup memadai
c. Rendah sehingga Ny.Yosepa
kesulitan untuk pergi
kepusat kesehatan
terdekat dan mereka
mengatakan sakitnya
walau hanya
menggunakan balsem

4. Menonjolnya 0 0/2x1 0 Keluarga Ny.Yosepa


masalah: mengatakan bahwa
a. Masalah berat keluhan ini tidak terlalu
harus segera mengganggu kesehatan
ditangani mereka, Ny.Yosepa
b. Ada masalah mengatakan bahwa bila
tetapi tidak tidak terlambat makan
perlu segera nyeri maaghnya tidak
ditangani akan kumat, namun bila
c. Masalah tidak kumat Ny.Yosepa
dirasakan mengolesnya kembali
dengan balsem

JUMLAH 3 1/3

A. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan ketidak mampuan


keluarga merawat dan mengetahui informasi dalam keluarga
dengan hipertensi
B. RENCANA KEPERAWATAN

No. Diagnosa Tujuan Tujuan kriteria Standar Intervensi

umum Khusus

1. Gangguan Setelah Setelah Respon verbal a. Pengertian 1. lakukan kunjungan

rasa nyaman dilakukan dilakukan Hipertensi adalah rumah


a. Keluarga
berhubungan penkes pertemuan suatu keadaan ucapkan salam
mampu
dengan keluarga 1x 20 menit, apabila seorang terapeutik
menyebutkan
ketidak mampu keluarga memiliki tekanan 2. Kaji tingkat
tentang
mampuan mengenal Ny.Yosepa darah diatas atau pengetahuan
pengertian
keluarga hipertensi mampu sama dengan 140/ Keluarga tentang
hipertensi
merawat dan serta menjelaskan 100 mmHg hipertensi
b. Keluarga
mengetahui mengenal dan b. Tanda dan gejala 3. Diskusikan dengan
bertanya
informasi hipertensi mengetahui Sakit kepala, nyeri keluarga tentang
tentang faktor
dalam serta dapat tentang: penyebab tengkuk dan terasa a. Apa itu hipertensi?

keluarga mencegah hipertensi dan kaku, jantung b. Tanda dan gejala


a. Pengertian
dengan dan cara berdebar-debar, c. Faktor penyebab
hipertensi
hipertensi meningkatkan pencegahan serta badan lemas d. Pencegahan
b. Tanda dan
kesehatan serta c. Faktor yang hipertensi
gejala
yang optimal pengobatannya menyebabkan
c. Faktor
Respon non- Konsumsi makanan
penyebab
verbal yang berlebihan
hipertensi
garam, stress,
dan cara Keluarga mampu
keturunan, makan
pencegah mendengar
makanan yang
an memperhatikan
mengandung
materi penyuluhan
kolesterol (santan,
yang disampaikan
gorangan), emosi,
merokok, dan

kencing manis

d. Komplikasi dan diit

penderita

hipertensi

1. Mengurangi /

menghindari

konsumsi lemak

seperti daging

kambing, sapi,

ayam, mentega,

sayur bersantan,

makanan yang

digoreng.
2. Kurangi

konsumsi garam,

makanan kaleng,

makanan siap

saji (indomi dll)

ikan asin kecap

asin.

e. Perawatan

hipertensi dirumah

1. Rebusan air

daun luntas dan

kumis kucing,

belimbing wuluh,

mentimun,bawan
g putih

2. Buah-buahan

yang

mengandung

potassium

seperti

semangka,

melon, alpukat,

mentimun, labu

siam, lobak,

wortel, seledri

dan bawang

putih

3. Turunkan berat
badan pada

penderita yang

kegemukan

4. Kurangi
makanan
berlemak dan
bersantan serta
berlemak
5. Hindari Stress
6. Olah raga secara
teratur
7. Hindari merokok
8. Hindari miniman
keras
9. Kontrol tekanan

darah secara

teratur
C. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No Diagnosa Tgl & Jam Implementasi TT


perawat
Gangguan rasa nyaman berhubungan Kamis, 14 Desember 1. Melaksanakan kunjungan

dengan ketidak mampuan keluarga 2017 rumah, memvalidasi keadaan

merawat dan mengetahui informasi keluarga, meningatkan


Jam 14.00 wita
dalam keluarga dengan hipertensi kontrak, menjelaskan tujuan

2. Berdiskusi dengan keluarga:

a. Penyebab timbulnya
hipertensi
b. Tanda dan gejala
c. Usaha pencegahan
d. Komplikasi dan diit
e. Perawatan hipertensi
dirumah
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, ME., Moorhouse, MF., Geissler AC.,(1999),RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN EDISI 3,Ahli Bahasa: I Made
Kariasa, S.Kp.; Ni Made Sumarwati, S.Kp., Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran;

Mansjoer, A., Triyanti, K., Savitri, R. Wardhani, WI., Setiowulan, W.,(1999),KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN EDISI TIGA
JILID SATU, Jakarta:FKUI;

Prof.dr. Tjokronegoro,A., Ph.D., dr.Utama,H.,(1996),BUKU AJAR ILMU PENYAKIT DALAM JILID I EDISI 3, Jakarta: FKUI

Anda mungkin juga menyukai